PENJERNIHAN AIR DENGAN METODE FILTRASI, DESINFEKSI, DAN SOLAR DISINFECTION (SODIS)

dokumen-dokumen yang mirip
PENYARINGAN (FILTRASI) AIR DENGAN METODE SARINGAN PASIR CEPAT

PENJERNIHAN AIR DENGAN MEDIA TUMBUHAN

PEMBUATAN TOILET KERING

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah dengan cara Solar Desinfection (SODIS). SODIS adalah

ANALISIS POTENSI KESEHATAN LINGKUNGAN

PEMBUATAN JAMBAN KELUARGA

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

MODUL STBM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

PEMBUATAN SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH (SPAL) SEDERHANA

Peningkatan Kualitas Air Bersih Desa Makamhaji Dengan Alat Penjernih Air

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lebih cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di

PENJERNIHAN AIR DENGAN METODE SEDIMENTASI

BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS LITER)

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di

PENJERNIHAN AIR DENGAN CARA PENYARINGAN I

BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS LITER)

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

Metodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat

Mengapa Air Sangat Penting?

Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Tulip sipon

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

PRAKARYA. by F. Denie Wahana

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

GENTONG PENAMPUNGAN CARA CETAKAN (KAPASITAS 250 LITER)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan

BAB III METODE PENELITIAN

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia

UJI & ANALISIS AIR SEDERHANA

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal PENGARUH JUMLAH KARBON AKTIF PADA FILTER AIR TERHADAP TEKANAN KELUARAN HASIL FILTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DRUM AIR CARA KERANGKA KAWAT (KAPASITAS 300 LITER)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

LOKAKARYA KESLING DESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAK PENAMPUNGAN SUMBER AIR/ MATA AIR

DETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho

PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

Saringan Rumah Tangga ( SARUT )

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

PENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BAKU DI PDAM NANGA PINOH KABUPATEN MELAWI

bahan baku es balok yang aman digunakan dalam pengawetan atau sebagai

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Es batu merupakan air yang dibekukan dan biasanya dijadikan komponen

Seru sekali lomba lari itu! Siapa yang lebih dulu tiba di lapangan, dialah yang menjadi pemenang...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

AIR BERSIH GEDUNG BERTINGKAT

PENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

Rekayasa. Edited by F. Denie Wahana, S.Kom SMP Negeri 1 Salatiga. Prakarya

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT IPALS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Adapun alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai

PENGOLAHAN AIR BERSIH

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

III. METODOLOGI. menguji kadar air nilam dengan metode Bindwell-Sterling

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen esensial bagi makhluk hidup akan tetapi, air juga merupakan

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN SALURAN AIR BEKAS MANDI DAN CUCI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

kegiatan sehari-hari air digunakan untuk memasak, mencuci, mandi dan kegiatan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Standard prosedur operasional untuk menyebarkan PUR Purifier of Water yang diproduksi oleh Procter & Gamble untuk Bantuan pada situasi emergensi

UCAPAN TERIMA KASIH. Penulis

ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PADA PROSES PRODUKSI AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) YASMIN DI PT. JAYA LESTARI SEJAHTERA. Hilmy Pandu Oktapriana

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manusia maupun binatang dan tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu air adalah

Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan:

Transkripsi:

MODUL: PENJERNIHAN AIR DENGAN METODE FILTRASI, DESINFEKSI, DAN SOLAR DISINFECTION (SODIS) I. DESKRIPSI SINGKAT Air dan sanitasi merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu jika kebutuhan tersebut belum tercukupi maka dapat memberikan dampak yang besar terhadap kerawanan kesehatan maupun social.permasalahan yang timbul dan sering dijumpai bahwa kualitas air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air minum yang sehat bahkan di beberapa tempat bisa dikatakan tidak layak untuk diminum. Air yang layak diminum, mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisik, kimia, bakteriologis dan radiologist. Sehingga dalam proses penyediaan air bersih ini perlu dilakukan suatu upaya mengurangi resiko negatif yang berdampak bagi kesehatan masyarakat. Air merupakan kebutuhan pokok dan penting dalam kehidupan, tanpa air manusia dan kehidupan di alam semesta ini tak mungkin bisa berjalan. Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita 1 / MI-7A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

rasakan betapa pentingnya air itu bagi kita, mulai dari untuk minum, makan, mandi, cuci dan sampai ke urusan buang air besar kita tetap memerlukan air. Namun perlu diingat air yang bisa dipakai untuk kebutuhan segala urusan diatas, tentunya bukan sembarang air, tapi harus air yang memenuhi syarat kesehatan baik secara kuantitas dan kualitas. Fenomena saat ini yang terjadi, dari aspek kualitas mulai dikesampingkan oleh sebagian masyarakat, ini karena kebutuhan sarana dan sumber air yang tersedia, serta tidak didukung dengan adanya suatu pengetahuan yang komplek memahami air bersih itu sendiri dan cara memperlakukan air tersebut. Untuk itu menangani persoalan-persoalan diatas, setidaknya untuk mengurangi dampak negatif bagi kesehatan manusia, dibidang penyediaan air bersih, sarana jamban keluarga dan pengelolaan sampah, Bapelkes Lemahabang sebagai Sentra Diklat Kesling berupaya memberikan solusi dengan menerapkan Teknologi Tepat Guna. II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu mempraktikkan penjernihan air dengan metode filtrasi, desinfeksi, dan solar disinfection (sodis) B. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu 1. Menjelaskan metode Tabung Filtrasi, Desinfeksi, dan Solar Disinfection Water. 2. Mempraktikkan pembuatan alat Tabung Filtrasi, Desinfeksi, dan Solar Disinfection Water. 2 / MI-7A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

3. Mempraktikkan penggunaan Tabung Filtrasi, Desinfeksi, dan Solar Disinfection Water sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. 4. Melakukan Pemeliharaan Tabung Filtrasi, Desinfeksi, dan Solar Disinfection Water III. POKOK BAHASAN Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan, dengan uraian sebagai berikut : 1. Metode Tabung Filtrasi Desinfeksi Air a. Tabung Filtrasi 1) Tujuan pembuatan tabung filtrasi 2) Manfaat tabung filtrasi 3) Cara Pembuatan tabung filtrasi 4) Cara Pemakaian tabung filtrasi 5) Cara Perawatan tabung filtrasi. b. Tabung Desinfeksi 1) Tujuan pembuatan tabung desinfeksi 2) Manfaat tabung desinfeksi 3) Cara Pembuatan tabung desinfeksi 4) Cara Pemakaian tabung desinfeksi 5) Cara Perawatan tabung desinfeksi. 2. Water Solar Disinfection : a. Tujuan pembuatan tabung desinfeksi b. Manfaat tabung desinfeksi c. Cara Pembuatan tabung desinfeksi d. Cara Pemakaian tabung desinfeksi e. Cara Perawatan tabung desinfeksi. 3 / MI-7A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

IV. BAHAN BELAJAR 1. Kepmenkes Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syaratsyarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum 2. Powerpoint materi penjernihan air dengan metode filtrasi, desinfeksi, dan solar disinfection (sodis) 3. Alat peraga penjernihan air dengan metode filtrasi, desinfeksi, dan solar disinfection (sodis) 4. Modul penjernihan air dengan metode filtrasi, desinfeksi, dan solar disinfection (sodis) 5. Alat dan bahan praktik V. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran materi ini. Langkah 1 Pengkondisian 1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hanga. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas ini, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, dan materi yang akan disampaikan. 2. Sampaikan tujuan pembelajaran materi ini dan pokok bahasan yang akan disampaikan, sebaiknya menggunakan bahan tayang. Langkah 2 Diskusi Singkat tentang Topik (brain storming) Fasilitator berusaha menggali pendapat/pemahaman peserta dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta terkait dengan materi yang akan disampaikan, sehingga dapat diketahui sejauh mana pengetahuan peserta terhadap materi yang akan disampaikan. Sebaiknya tuliskan kata kunci pendapat mereka pada kertas flipchart atau metaplan. 4 / MI-7A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

Langkah 3 Penyampaian Materi 1. Fasilitator menyampaikan paparan materi sesuai urutan pokok bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang. Kaitkan juga dengan pendapat atau pemahaman yang dikemukakan oleh peserta agar mereka merasa dihargai. 2. Sebelum melanjutkan pokok bahasan berikutnya, fasilitator akan menanyakan apakah peserta memahami pokok bahasan yang baru saja disampaikan dan memberi kesempatan untuk tanya jawab. 3. Memberi demonstrasi peralatan dan bahan yang akan digunakan. Langkah 4 Praktek 1. Fasilitator mengajak seluruh peserta untuk melakukan praktek pembuatan alat penyaringan air secara sederhana di ruang workshop yang telah disediakan oleh Bapelkes Lemahabang. 2. Peserta akan dibimbing dalam melakukan praktek sesuai dengan materi yang di praktekkan di workshop. Langkah 5 Implementasi 1. Fasilitator atau Tim Pembimbing akan mengajak seluruh peserta ke Lapangan untuk mengimplementasikan alat yang sudah dibuat dan dipraktekkan dalam materi pelatihan. 2. Peserta akan dipandu oleh Tim dalam melakukan implementasi di lapangan sesuai dengan pengaturan jadwal dan lokasi oleh Tim Korlap. 5 / MI-7A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

Langkah 6 Refleksi dan Rangkuman 1. Fasilitator mengajak seluruh peserta untuk melakukan refleksi bersama tentang pembahasan materi ini. Apakah tujuan pembelajaran yang ditetapkan sudah tercapai? 2. Dilanjutkan dengan menutup sesi ini dengan memberikan apresiasi keterlibatan aktif seluruh peserta. 6 / MI-7A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

VI. URAIAN MATERI Pokok Bahasan 1. Metode Tabung Filtrasi dan Tabung Desinfeksi Air a. Tabung Filtrasi. 1. Tujuan Untuk menyaring atau memfilter air baku agar air menjadi lebih bersih dan layak untuk dikonsumsi. 2. Manfaat Dengan sistem filtrasi akan mengurangi kandungan zat-zat pencemar secara fisik dan kimia dan bakteriologis di dalam air bersih. 3. Alat dan Bahan a. Alat : - Gergaji besi - Gunting - Pisau/ Cutter - Meteran/penggaris - Kertas Pasir/Ampelas b. Bahan : - Pipa PVC Ф 4 ( 0,5 0,75) M - Elbow/ Knee Ф 4 ( 2 bh) - Dop PVC Ф 4 ( 2bh) - Pipa PVC Ф ¾ ( secukupnya ) - Water Mur Luar Ф ¾ ( 2 bh) - Water mur Dalam Ф ¾ (3 bh) - Stop Kran Ф ¾ ( 1 bh ) - Lem PVC ( 3 bh tube) - Batu zeolit ( 5 bungkus) - Pasir dengan Ф ( 0,5 1,5) mm 1 kg. - Water fill atau busa saringan air ( 5 bungkus) - Carbon aktif ( 3 bungkus bungjus ) atau 0,5 kg - Scren /saringan dari kasa plstik. 7 / MI-7A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

c. Cara pembuatan : - Ambil Dop Ф 4, lalu buat lubang dengan pisau atau cutter, lalu ratakan dengan gergaji besi pada ditengahnya sampai sesuai dengan besar diameter water mur, buat untuk 2 buah. - Sambungkan water mur luar dan dalam yang Ф ¾, pada tengah dop yang telah dilubangi tersebut, sebelum disambungkan harus di olesi lem pipa dahulu agar bisa terkancing dengan kuat. - Ambil Elbow atau knee Ф 4, bersihkan dahulu dan diampelas bibirnya, lalu sambungkan dengan dop yang telah ada water murnya tadi, dengan lem pipa hingga kuat, buatlah satu lagi untuk elbow dan dop yang belum tersambungkan tadi hingga 2 bh. - Ambil pipa Ф 4, ukur 0,5 M dan gergaji lalu ratakan dan bersihkan dengan ampelas. - Siapkan zeolit ( 5 bngks) yang sudah dibilas air. - Siapkan carbon aktif ( 0,5 kg) yang sudah bersih - Siapkan Water fill yang sudah dipotong melingkar sesuai ukuran pipa sebesar Ф 4, sesuai kebutuhan. - Buat juga saringan dari kasa plastik digunting melimgkar sebesar ukuran pipa. d. Cara penyusunan bahan : - Ambil salah satu dop dan elbow yang sudah tersambung, masukkan kasa plastik saringan, lalu isi busa water filter sebanyak 3 lapisan, lalu lanjutkan isi kasa plastik saringan lagi lalu isi carbon aktif sebanyak 2 bungkus. - Lalu diatas carbon beri kasa saringan lagi lalu isi dengan water fill 2 lapisan, lalu isi dengan batu zeolit sebanyak (2 bungkus) hingga batas sambungan elbow ke pipa. 8 / MI-7A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

- Berhenti isi lapisan bahan, bibir elbow di lap, lalu sambung dengan pipa Ф 4 dengan lem, tunggu kering lalu lanjutkan pengisian bahan. - Dilanjutkan isi lapisan diatas zeolit dengan water fill sebanyak 3 lapisan, lalu diisi lagi dengan zeolit sebangak 1 bungkus. - Selanjutnya isi lagi dengan water fill sebanyak 6 lapisan, lalu diatasnya beri lagi saringan kasa plastik. - Diatas kasa saringan isi dengan carbon aktif sebanyak 0,2 kg, lalu isi lagi dengan kasa plastik saringan diatasnya. - Lalu isi lagi dengan water fill sebanyak 6 lapisan, lalu isi kasa saringan plastik, lalu isi pasir sebanyak 1 kg dengan Ф (0,5 1,5) mm. - Diatas pasir isi dengan water fill sebanyak 3 lapis atau sampai ke batas sambungan pipa ke elbow, lalu beri lapisan kasa saringan plastik sebagai lapisan terahir. - Bersihkan bibir elbow dan pipa lau sambungkan dengan kuat dan lejat memakai lem pipa. - Pada elbow yang ada lapisan bahan disambung deng stop kran Ф ¾. - Tabung Filtrasi siap dicoba dan digunakan. 4. Pemakaian - Gunakan pada air yang tidak terlalu kotor. - Sambungkan pipa elbow bagian atas dengan air baku yang akan disaring. - Debit dan kapasitas air sesuaikan dengan alat yang ada - Bersihkan atau bilas dulu tabung saringan dengan air bersih yang ada - Biarkan kran terbuka dahulu, hingga air yang mengalir relatif bersih. - Lalu tutup kran, dan gunakan kran dengan baik agar tak mudah patah. 9 / MI-7A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

- Bila air baku yang masuk saringan terlalu kotor, sebaiknya air baku dikoagulasi dengan tawas agar saringan tak mudah mampat. 5. Perawatan : - Bila terjadi saringan macet atau mampat, berarti saringan sudah jenuh - Sebaiknya dicek dulu, bila mampat pada alat maka alat harus dibongkar dan dibersihkan. - Alat-alat saringan dikeringkan dan dipasang kembali seperti semula. b. Tabung Desinfeksi 1. Tujuan Untuk membunuh kuman-kuman patogen didalam air. 2. Manfaat Untuk meningkatkan kualitas bakteriologis air bersih yang akan dimanfaatkan sehingga relatif aman dan sehat. Alat ini dapat dipakai untuk: - Sarana Air Bersih (SAB) pada sumber air baku seperti Sumur Gali (SGL), Perlindungan Mata Air (PMA). - Hidran Umum, Bak air atau Tandon air. - Menentukan kadar dan jumlah kaporit yang dibutuhkan, harus diketahui besar kapasitas dan debit air serta direncanakan untuk berapa bulan ( max. aktif kurang lebih 3 bulan ) 3. Alat dan bahan a. Alat : - Bor listrik - Mistar/meteran - Pensil utawa spidol - Kertas pasir/ampelas - Pisau / cutter - Gunting 10 / MI-7A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

b. Bahan : - Pipa PVC Ф 3 ( 0,5 m) - Pipa PVC Ф 2 (0,45 m) - Pipa PVC Ф 1 ( 0,4 m) - Dop Pipa PVC Ф 3 ( 2 bh) - Dop Pipa PVC Ф 2 (2 bh) - Dop Pipa PVC Ф 1 ( 2 bh) - Water Fill ( 1 lmbar) - Pasir halus Ф ( 0,5 1) mm - Tali rafia atau nilon - Lidi dari bambu - Ember plastik 4. Pembuatan: a. Pembuatan saringan - Buat tanda dan bagilah titik-titik pada Pipa PVC Ф 3 untuk rencana lubang sebesar 3,5 mm, dengan jarak horizon 3 cm dan vertikal 2 cm. - Buat tanda dan bagilah titik-titik pada Pipa PVC Ф 2 untuk rencana lubang sebesar 2 mm, dengan jarak horizon 3 cm dan vertikal 5 cm. - Buat tanda dan bagilah titik-titik pada Pipa PVC Ф 1 untuk rencana lubang sebesar 1 mm, sebanyak 4 lubang bersilangan. - Lakukan pengeboran dengan bor listrik sesuai ukuran yang ditentukan. - Untuk Pipa PVC Ф 3, kurang lebih sebanyak 180 lubang - Untuk Pipa PVC Ф 2, kurang lebih sebanyak 50 lubang. - Dan Pipa PVC Ф 1, sebanyak 4 lubang saja. 11 / MI-7A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

b. Penyusunan tabung saringan: - Ambil Pipa PVC Ф 3 tadi lalu tutup dengan dop PVC Ф 3, dengan lem pipa hingga rapat betul ( bag. Bawah saja) - Lalu ambil pula Pipa PVC Ф 2 tadi lalu tutup dengan dop Pipa PVC Ф 2, dengan lem PVC pula sampai rapat (bag.bawah saja) - Juga ambil Pipa PVC Ф 1, tadi lalu tutup dengan dop pipa PVC Ф 1, dengan lem PVC sampai rapat (bag.bawah saja) - Ambil dan gunting water fill sesuai ukuran pipa Ф 2, dan ukur dengan cara membungkusnya sehingga menutupi pipa Ф 2 tersebut. - Coba masukkan pipa Ф 1, pada pipa Ф 2, lalu buat lubang untuk batang lidi penyangga antar pipa sebesar 4 mm, tepat di tengah kedua pipa, lalu lakukan pengeboran dan lidi dipakukan pada kedua pipa. - Lakukan pembungkusan dengan water fill pada pipa Ф 2, diikat dengan tali rafia secukupnya. - Ambil pipa Ф 3, masukkan water fill beberapa lapis untuk penahan pipa yang akan masuk di dalamnya. - Masukkan pipa Ф 2,yang berisi pipa Ф 1, dan sudah dibungkus dengan water fill ke dalam pipa Ф 3. - Pada batas antara pipa Ф 2,dan pipa Ф 1, ada rongga kosong, isikan pada rongga ini dengan pasir halus yang bersih dan secara perlahan agar bisa menyelimuti dengan rata dan padat. - Pada pipa Ф 1, isi dengan kaporit sesuai dengan takaran dan kadar yang diperlukan untuk desinfeksi. - Lakukan penutupan pada tabung pipa Ф 1, dengan ditutup biasa tanpa dilem agar sewaktu-waktu bisa dibuka lagi. 12 / MI-7A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

- Tutup juga pipa Ф 2, dengan ditutup biasa juga agar bisa dibuka lagi. - Buat tali pada sisi kiri kanan tabung yang luar, lalu lakukan penutupan - Tabung kaporit siap digunakan. 5. Cara perawatan : - Apabila kadar kaporit sudah diperkirakan habis, sebaiknya diangkat dan dijemur sampai kering dulu. - Lalu dibersihkan dan disusun kembali dan tambahkan pasir bila kurang. - Tabung siap diisi kaporit dan digunakan kembali. 6. Cara perhitungan kebutuhan kaporit : a. Sistem pembubuhan langsung : - Bila kita ingin melakukan chlorinasi secara langsung, tanpa alat ini debit dan kapasitas air harus diketahui telebih dahulu, dan air sebaiknya tidak digunakan langsung selama kurang lebih 2 jam, karena waktu kontak efektif chlorinasi secara langsung adalah 2 jam. - Misalkan kita punya bak penampungan air atau tandon air atu juga sumur gali, didapatkan debit air adalah 0,5 lt/det, sedang kita rencanakan kebutuhan kaporit 1 mg/lt dengan kaporit a.c 60% maka kita bisa masukkan pada rumus sebagai berikut : - Kebutuhan Chlor = Debit selama 24 jam x Rencana kebutuhan chlor x 1/ T x 1 / C. - Bila debitnya 0,5 lt/det maka kita bisa hitung volume air selama 24 jam adalah 0,5 lt/det x 24 jam x 60 mnt x 60 det = 43.200 lt / hari. - Jadi kebutuhan kaporit bisa dihitung : - Kbthan Chlor = 43.200 lt/hari x 1 mg/lt x 1/ 2 x 100/60 = 36.000 mg 13 / MI-7A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

- 36.000 mg = 36 gram, dan 1 sendok makan setara dengan (10-15) gram, jadi 36 gram, kurang lebih 2,5 sendok makan. - Jadi bahan yang dibutuhkan sebanyak 36 gram atau 2,5 sendok kaporit. b. Sistem Tabung Saringan : - Bila kita memakai tabung sarigan ini, sebaiknya dipakai pada air yang debitnya mengalir secara kontinyu, misal pada brond captering, PMA, ataupun bak tampung lainnya. - Rumus perhitungan kebutuhan bahan kaporit adalah sebagai berikut : - Kebutuhan Chlor = Debit 24 jam x rencana kbthn x 1/C x Konstanta x lama waktu yang direncanakan. - Misal kita anggap debitnya sama seperti diatas, sebesar 43.200 lt/hari dan direncanakan kebutuhan kaporit sebesar 1 mg/lt, dan diharapkan bertahan selama 3 bulan, dengan konstanta perlambatan sebesar 0,002. - Konstanta ini didapat dari faktor perlambatan yaitu hasil perkalian dari perbandingan diameter pipa dan jumlah lubang saringan yaitu : ( 7,5/180) x ( 5/50 ) x ( 2,5/ 5 ) = 0,002. - Maka kebutuhan kaporit bisa dihitung demikian : - Kebutuhan Chlor = 43.200 lt/hr x 1 mg/lt x 100/60 x 0,002 x 90 hari, maka didapatkan sebesar 12.960 mg atau 12,96 gram kaporit. - Bila 1 sendok setara dengan (10-15) gram, maka kebutuhan kaporit sebesar 1 sendok makan saja. 14 / MI-7A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

A. Gambar Model Tabung Filtrasi Water Fill Pasir halus Carbon Aktif Batu Zeolit Screen/Kasa 15 / MI-7A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

B. Gambar Model Tabung Desinfeksi Tabung Luar Tabung Selimut Tabung Kaporit 16 / MI-7A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

POKOK BAHASAN 2. SOLAR DISINFECTION WATER (SODIS) 1. Tinjauan mengenai SODIS a. Pengertian SODIS adalah cara pengolahan air mentah menjadi air minum yang aman dengan memanfaatkan sinar matahari dan sesuai untuk diterapkan pada tingkat rumah tangga, pemaparan air minum dengan sinar matahari terutama sinar UV-A akan merusak dan melumpuhkan mikroorganisme pathogen. Jika pada saat pemaparan suhu air mencapai 50 C maka proses disinfeksi hanya membutuhkan waktu 1 jam pemaparan. Didaerah tertentu di pelosok negeri, terkadang gas elpiji dan atau minyak tanah itu sulit didapat dan harganya tidk terjangkau. Keadaan itulah yang menjadikan masyarakat disana mengkonsumsi air mentah tanpa direbus atau disinfeksi terlebih dahulu yang menyebabkan meningkatnya kasus diare, dan water borne dissease lainnya. Untuk itulah perlu ditemukan terobosan baru dalam pensterilan air dan salah satunya adalah metode solar disinfection water. b. Hasil Uji Kualitas SODIS Pada dasarnya prinsip desinfeksi dengan SODIS adalah sinergi antara sinar UV-A dengan panas. Apabila temperatur mencapai di atas 50 ºC: radiasi yang dibutuhkan hanya sepertiganya saja.dengan SODIS E-Coli berkurang sampai 3-4 desimal (99,9%). Berikut tabelnya : 17 / MI-7A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

Hasil pengujian lab dengan beberapa rentang waktu: Original Quality After 1 hour After 2 hours After 3 hours Faecal coliforms FC/ 100ml Water Temperature C 18 200 2560 256 0 21 30 36 40 Radiation UV-A Wh/m 2 0 21.9 46.9 71.3 18 / MI-7A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

Jenis-jenis mikroorganisme yang dapat dimatikan oleh SODIS Patogen Penyakit Pengurangan yang terjadi setelah di SODIS ** Kondisi temperatu air 40 C dan lama penjemuran 6 jam Bakteria E.coli Indikator untuk kualitas air dan & Enteritis 3-4 log (99.9-99.99%) Vibrio cholera Cholera 3-4 log Salmonella spp. Thypus 3-4 log Shigella spp. Desentri 3-4 log Viruses Rotavirus Diare dan desentri 3-4 log Polio Virus Polio Dimatikan, hasilnya belum dipublikasikan Hepatitis Virus Hepatitis Penurunan kasus pada pengguna SODIS Protozoa Giardia spp Giardiasis 3-4 log (Infectivity of Cysts) Cryptosporidium spp. Cryptosporidiasis 2-3 log (Infectivity of Cysts) Entamoeba histolitica Desentri trophohzoid stage inactivated c. Keamanan botol plastik yang digunakan: 1) Studi yang dilakukan di EAWAG pada photooxidasi pada botol in 2000: a) Photoproducts hanya terdeteksi pada bagian luar botol. b) Tidak ada difusi zat formaldehyde ataupun Acetaldehyde yang masuk dalam air 2) Studi yang dilakukan di EMPA (Swiss Federal Institute for Materials Testing) thn 2003 untuk mendeteksi zat Phtalates dan Adipates: 3) Hasilnya menunjukkan bahwa konsentrasi zat karsinogenik (DEHA dan DEHP) jauh lebih rendah dari yang dibolehkan oleh WHO. 19 / MI-7A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

2. Langkah-langkah pembuatan SODIS a. Siapkan botol plastic yang akan digunakan. Salah satu caranya menggunakan botol PET (Poly Ethylene Terephthalate), ukuran botol maksimal 1.5 liter. Cuci sampai bersih b. Wadah yang digunakan tidak selalu harus menggunakan botol PET, prinsipnya semua wadah yang tembus cahaya, bening dan bertutup c. Siapkan air bersih dan masukkan air bersih ke dalam botol plastic sampai penuh dan tutup dengan rapat d. Jemur di tempat terbuka dan dibawah terik matahari e. Bila matahari cerah, jemur selama 6 jam f. Bila berawan dan hujan jemur 2 hari berturut-turut g. Sinergi dari radiasi UV-A dan panas air akan membunuh mikroorganisme dalam air air aman untuk diminum. Berikut gambarnya: 20 / MI-7A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

3. Kelebihan dan kekurangan sodis Kelebihan Efektif mengurangi bakteri, virus dan protozoa Murah dan mudah dilakukan serta tidak banyak merubah rasa Potensi rekontaminasi kecil karena langsung dikonsumsi dari wadah pengolahan yang memiliki mulut sempit dan tertutup. Kelemahan Kurang efektif bila air baku sangat keruh Botol yang digunakan harus dibersihkan secara berkala dan setelah beberapa waktu harus diganti Volume air yang diolah sedikit sehingga dibutuhkan banyak botol - Tidak ada perlindungan paska pengolahan, potensi rekontaminasi sangat besar bila air tidak dikonsumsi langsung dari wadah/botol pengolahannya 4. Perawatan Wadah harus dicuci setelah pemakaian untuk penggunaan selanjutnya 5. Cara mengetahui kejernihan air: a. Siapkan botol plastik transparan ukuran 1.5 liter b. Isi dengan air yang akan di SODIS c. Letakan logo SODIS di bawah botol d. Lihat melalui mulut botol e. Bila tulisan SODIS dapat dibaca dengan jelas maka kekeruhan air biasanya kurang dari 30 NTU (Nephelometric turbidity unit) f. Apabila logo SODIS tidak terbaca atau kabur maka kekeruhan lebih tinggi dari 30 NTU berarti air tidak dapat di proses dengan cara SODIS 21 / MI-7A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

VII. REFERENSI Anonymous (2009), Handout presentasi pelatihan PAM RT, Yayasan Dian Desa, Yogyakarta Betty, Sri Laksmi Jenie (1998), Sanitasi Dalam Industri Pangan, Lembaga SUmber Daya Informasi, IPB, Bogor Ditjen PPM-PLP (1990), Pedoman Teknis Perbaikan Kualitas Air Bagi Petugas Pembina Kesehatan Lingkungan, Depkes RI, Jakarta http://aimyaya.com/id/teknologi-tepat-guna/elib.pdii.lipi.go.id diakses pada tanggal 2 Agustus 2011 http://en.wikipedia.org/wiki/solar_water_disinfection diakses pada tanggal 2 Agustus 2011 Sanropie, Djasio, et al. (1984), Pedoman Bidang Studi Penyehatan Air Bersih, APK-TS Jakarta www.kelair.bppt.go.id diakses pada tanggal 2 Agustus 2011 www.sodis.ch/methode/index_en diakses pada tanggal 2 Agustus 2011 www.technologyreview.com/biomedicine/24415 diakses pada tanggal 2 Agustus 2011 22 / MI-7A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti