PEMBUATAN TOILET KERING
|
|
- Handoko Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODUL: PEMBUATAN TOILET KERING I. DESKRIPSI SINGKAT S anitasi menunjukkan tingkat kebersihan dalam menangani limbah WC yaitu feces dan urin yang diproduksi semua orang setiap hari. Hal ini tercermin dari kondisi dan pengelolaan fasilitas WC (Water Closet) yang digunakan. Setiap keluarga biasanya memiliki WC sendiri. Namun, sebagian masyarakat tidak memiliki WC keluarga karena penghasilan dan lahan yang terbatas sehingga diperlukan WC Umum. WC sebaiknya tidak mengotori perairan. Tetapi kenyataan di masyarakat menunjukkan adanya kebiasaan membuang limbah WC langsung ke sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga menyebabkan pencemaran. Tantangan terbesar dari perbaikan sanitasi di masyarakat adalah persepsi umum masyarakat bahwa WC atau kakus adalah ruang kotor yang berada di belakang. Di lain pihak keterbatasan sarana sanitasi, baik saluran air kotor komunal maupun sarana air bersih menjadi kendala yang banyak dihadapi masyarakat di berbagai 1 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
2 daerah, terutama didaerah padat penduduk atau daerah yang kering. Salah satu teknologi sederhana yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan penerapan Bio-toilet atau Toilet kering berwawasan lingkungan. Teknologi Bio-toilet sangat sederhana dan mempergunakan bahan limbah organik yang banyak diproduksi di daerah setempat sebagai matrik tempat proses biologi. Secara sederhana prinsip tekonolgi bio-toilet adalah penggunaan media serbuk kayu sebagai matrik penangkap limbah organik (padat dan cair), sehingga limbah tersebut dapat terolah secara biologis. Pengembangan bio toilet di masyarakat sangat dipengaruhi oleh beberapa kondisi masyarakat itu sendiri, antara lain : 1. Keadaan sistem sanitasi dan kesehatan masyarakat 2. Kondisi lingkungan yang kurang memadai 3. Ketersediaan lahan 4. Ketiadaan saluran buangan air kotor yang memadai 5. Kurangnya sarana air bersih dan kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Kepadatan penduduk juga mempengaruhi kondisi masyarakat diatas. Selain faktor diatas, keberhasilan penerapan teknologi bio toilet juga dipengaruhi oleh penerimaan sosial dan budaya masyarakat akan teknologi tersebut. Untuk itu, Bapelkes Lemahabang sebagai Centra Diklat Kesling berupaya meningkatkan sarana sanitasi lingkungan khususnya jamban keluarga yang banyak dihadapi masyarakat terutama di daerah yang padat penduduk dan di daerah kering dengan memperkenalkan teknologi bio toilet atau toilet kering sederhana. 2 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
3 II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu mempraktikkan pembuatan toilet kering. B. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan pengertian, tujuan, dan manfaat toilet kering 2. Menjelaskan prinsip pembuatan toilet kering model jongkok dan model duduk 3. Mempraktikkan pembuatan toilet kering model jongkok dan model duduk 4. Mendemonstrasikan penggunaan toilet kering III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan, dengan uraian sebagai berikut : A. Pengertian dan tujuan toilet kering 1. Pengertian toilet kering 2. Tujuan pembuatan toilet kering 3. Manfaat toilet kering B. Prinsip-prinsip pembuatan toilet kering model jongkok dan model duduk C. Langkah-langkah pembuatan toilet kering model jongkok dan model duduk a. Uraian singkat b. Bahan dan Alat c. Proses pembuatan d. Pemeliharaan e. Keuntungan dan kerugian D. Demonstrasi penggunaan toilet kering 3 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
4 IV. BAHAN BELAJAR 1. Kepmenkes No. 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 2. Power point materi Pembuatan Toilet Kering 3. Alat peraga Toilet Kering 4. Modul Pembuatan Toilet Kering 5. Alat dan bahan praktik V. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran materi ini. Langkah 1 Pengkondisian 1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas ini, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, dan materi yang akan disampaikan. 2. Sampaikan tujuan pembelajaran materi ini dan pokok bahasan yang akan disampaikan, sebaiknya menggunakan bahan tayang. Langkah 2 Diskusi Singkat tentang Topik (brain storming) Fasilitator berusaha menggali pendapat/pemahaman peserta dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta terkait dengan materi yang akan disampaikan, sehingga dapat diketahui sejauh mana pengetahuan peserta terhadap materi yang akan disampaikan. Sebaiknya tuliskan kata kunci pendapat mereka pada kertas flipchart atau metaplan. 4 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
5 Langkah 3 Penyampaian Materi 1. Fasilitator menyampaikan paparan materi sesuai urutan pokok bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang. Kaitkan juga dengan pendapat atau pemahaman yang dikemukakan oleh peserta agar mereka merasa dihargai. 2. Sebelum melanjutkan pokok bahasan berikutnya, fasilitator akan menanyakan apakah peserta memahami pokok bahasan yang baru saja disampaikan dan memberi kesempatan untuk tanya jawab. 3. Mendemonstrasikan peralatan dan bahan yang akan digunakan. Langkah 4 Praktik 1. Fasilitator mengajak seluruh peserta untuk melakukan praktek pembuatan Toilet kering atau Bio-Toilet sederhana ini di ruang workshop yang telah disediakan oleh Bapelkes Lemahabang. 2. Peserta akan dibimbing dalam melakukan praktek sesuai dengan materi yang di praktekkan di workshop. Langkah 5 Implementasi 1. Fasilitator atau Tim Pembimbing akan mengajak seluruh peserta ke lapangan untuk mengimplementasikan toilet kering atau Biotoilet sederhana yang sudah dibuat dan dipraktekkan dalam materi pelatihan. 2. Peserta akan dipandu oleh Tim dalam melakukan implementasi di lapangan sesuai dengan pengaturan jadwal dan lokasi oleh Tim Korlap. 5 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
6 Langkah 6 Refleksi dan Rangkuman 1. Fasilitator mengajak seluruh peserta untuk melakukan refleksi bersama tentang pembahasan materi ini. Apakah tujuan pembelajaran yang ditetapkan sudah tercapai? 2. Dilanjutkan dengan menutup sesi ini dengan memberikan apresiasi keterlibatan aktif seluruh peserta. 6 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
7 VI. URAIAN MATERI Pokok Bahasan 1 PENGERTIAN, TUJUAN DAN MANFAAT TOILET KERING 1. Pengertian Toilet Kering Toilet kering adalah fasilitas sanitasi untuk tempat buang air besar dan kecil, yang dirancang khusus lengkap dengan kloset, dan perlengkapan lain yang bersih, aman, hemat air, tidak bau, dan higienis dengan menggunakan media serbuk kayu sebagai matrik penangkap limbah organik (padat dan cair). 2. Tujuan toilet kering Tujuan dari toilet kering adalah untuk menghemat konsumsi air per orang, karena dapat menghemat 40% penggunaan air bersih untuk buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK), serta dapat menekan kasus diare pada daerah dengan kepadatan penduduk tinggi, atau sarana sanitasi yang tidak memadai, kondisi lingkungan yang buruk, keterbatasan lahan, ketiadaan saluran buangan air kotor, dan kurangnya air bersih. 3. Manfaat toilet kering Manfaat toilet kering adalah Hasil dari limbah organik yang sudah terurai dan dikeringkan selama 1 tahun dapat digunakan sebagai pupuk kompos. Manfaat lain dari toilet kering yaitu mampu menghemat biaya, tidak memerlukan pemipaan, dan, mencegah pencemaran lingkungan. 7 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
8 Pokok Bahasan 2 PRINSIP-PRINSIP PEMBUATAN TOILET KERING Pada prinsipnya, ada empat hal yang harus disiapkan untuk membuat toilet kering, yaitu lubang tinja dan kotak penampungan tinja, alat pengaduk, serbuk kayu, dan pipa aliran udara. Kotak tinja yang terbuat dari keramik digunakan sebagai tempat jongkok. Ukuran ruang penampungan disesuaikan dengan kebutuhan sebagai tempat degradasi kotoran. Sedangkan pipa udara digunakan sebagai gas buang sekaligus membantu kondisi aerobik (proses yang melibatkan udara) dalam proses degradasi tinja. Setelah dipakai untuk membuang kotoran, alat pengaduk yang digerakkan dengan mesin dan motor dengan kekuatan tertentu diaktifkan. Saat itu, tinja akan bercampur dengan serbuk kayu. Para pemakai biasanya merasakan panas. Ini karena ada proses degradasi bakteri di bawahnya. Serbuk kayu digunakan karena bahan ini mengandung selulosa. Bahan ini memiliki sifat menyerap. Secara mikroskopis, serbuk kayu yang berpori-pori membuatnya mampu menangkap materi seperti oksigen (O2) dan air (H2O). Campuran serbuk kayu dan tinja tidak memerlukan bakteri tambahan sebagai pengurai. Bakteri alami yang ada sudah mampu mendegradasi kotoran. Selain mendegradasi kotoran, bakteri ini menguapkan karbondioksida (CO2) dan H2O ke udara. Bahan bermateri padat seperti mineral, nitrogen, fosfat, dan sejenisnya tetap tertinggal di dalam tanah. Setelah empat hingga enam bulan, campuran tinja dan serbuk kayu dapat dipanen. Hasil panenan ini berupa kompos yang dapat digunakan untuk pemupukan tanaman. 8 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
9 Komponen utama bio toilet bukan cuma lubang WC (duduk atau jongkok) atau serbuk gergaji. Tapi juga lubang aerasi udara, pengaduk, dan pemanas (jika diperlukan). Lubang aerasi udara diperlukan untuk mengalirkan bau akibat proses degradasi. Sementara, pengaduk diperlukan untuk memberi asupan udara ke dalam wadah untuk proses degradasi. Sementara pemanas diperlukan untuk mematikan bakteri-bakteri perut. Pipa sirkulasi udara bisa dibuat dari pipa plastik PVC atau batang bambu. Pembuatan ruang untuk tempat kotak bio toilet dapat disesuaikan dengan kondisi ekonomi masyarakat setempat. Secara teknis, pembuatan bio toilet cukup mudah dan bisa dibuat di bengkel masyarakat yang ada. Bahan yang dipergunakan sebagai badan alat biasanya stainless, bahan serat atau polimer kuat lainnya. bahan yang dipakai harus tidak mudah berkarat dan sanggup menerima gesekan dengan bahan serbuk kayu dalam jangka yang cukup panjang. Pokok Bahasan 3 LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN TOILET KERING 1. Uraian Singkat Ide toilet kering mengambil dari konsep cubluk yang merupakan kakus khas perdesaan di Jawa. Cubluk dulu dikenal sebagai sarana masyarakat Jawa membuang hajat. Mereka membuat lubang dengan ukuran tertentu sambil menggali tanah lebih dalam sebagai tempat tinja. Cubluk yang kering dinilai menghemat penggunaan air karena tidak ada air yang masuk ke penampungan. Namun dari segi kebersihan, tidak menguntungkan karena tinja tidak terurai dengan baik dan menimbulkan bau. 9 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
10 Berbeda dengan cubluk, toilet kering ini mampu mengurai 60 persen kotoran manusia dalam satu hari. Kelebihan lainnya, toilet kering ini tidak menebarkan bau seperti lubang septic tank. Manfaat lain toilet kering adalah mampu menghemat biaya, mencegah pencemaran lingkungan, tidak memerlukan pemipaan, dan mengurangi biaya instalasi. Toilet kering atau bio toilet kini bisa dikembangkan secara sederhana untuk skala rumah tangga dengan menggunakan serbuk gergaji. Selain harganya lebih murah, juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah padat penduduk dan sulit mendapatkan air bersih, tidak ada salahnya memanfaatkan teknologi bio toilet. Bio toilet merupakan toilet kering, tidak berbau, hanya membutuhkan ruangan 0,5 meter, dan harga relatif murah. Bio toilet bisa digunakan sebagai WC yang ramah lingkungan yang cocok dibangun di daerah dengan kondisi sistem sanitasi yang belum memadai, kondisi lingkungan yang buruk, keterbatasan lahan, ketiadaan saluran buangan air kotor, dan kurangnya air bersih. 2. Bahan dan Alat Bahan : 1) Lubang tinja (duduk atau jongkok) 2) Lubang aerasi udara (Pipa PVC/Bambu) 3) Kotak penampungan tinja (papan atau keramik) 4) Serbuk gergaji (kayu atau bahan organik selulosa lainnya) 5) Pengaduk (kayu) 6) Botol plastik 7) Selang plastik 8) Bahan material (batu bata, semen, dan pasir) 10 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
11 Alat : 1) Gergaji 2) Alat pertukangan kayu dan batu 3. Proses Pembuatan Kontruksi secara lengkap lihat gambar : 11 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
12 Gambar 1. Kontruksi Toilet Kering 12 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
13 4. Pemeliharaan 1) Tempelkan informasi untuk membantu warga menggunakan dan merawat toilet 2) Jaga agar ruang yang tidak dipergunakan tetap tertutup 3) Setiap kali selesai digunakan, tuang 2 tangan penuh kedalam bagian kering dari dudukan toilet, kemudian tutuplah 4) Tambahkan sedikit air ke urinal tempat buang air kecil dan pemisah urin setiap kali selesai digunakan, untuk mengontrol bau 5) Jaga saringan pemisah tetap bersih, jika saringannya buntu, ambil dan bersihkan atau diganti. 6) Jangan membuang sampah ke dalam toilet, agar toilet ekologis bekerja tempat ini harus dipakai hanya untuk kotoran manusia. Kaum perempuan yang haid mungkin akan lebih aman menggunakan toilet ekologis. Tetapi jangan membuang pembalut dan benda lain kedalam toilet. 7) Jangan membuang benda-benda yang tidak dapat diuraikan seperti kaleng, botol, plastik atau kertas dalam jumlah besar. 8) Isi toilet kering siap dipindahkan jika telah kering dan hanya sedikit atau tidak berbau sama sekali, sehingga isi jamban harus dijaga tetap kering didalam jamban toilet selama satu tahun. 5. Keuntungan dan Kerugian Keuntungan : a. Tidak menggunakan air, sehingga menghemat pemakaian air bersih b. Dapat langsung mengurai kotoran manusia, tidak menebarkan bau c. Tidak memerlukan saluran pembuangan khusus d. Dapat digabungkan menjadi alat pengolah sampah dapur e. Kontruksi bangunan cukup sederhana dan mudah dilaksanakan sendiri tanpa memerlukan persyaratan khusus. 13 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
14 Kerugian : 1) Untuk membersihkan diri harus ditempat yang terpisah. 2) Bagi masyarakat yang belum biasa menggunakan perlu bimbingan. Pokok Bahasan 4 SIMULASI PENGGUNAAN TOILET KERING Menggunakan dan merawat toilet kering Cara penggunaan toilet kering yang benar, sebagai berikut : a. Buka penutup closet baik model jongkok maupun model duduk b. Ambil tempat urin untuk buang air kecil c. Pastikan tidak ada air masuk ke bagian penampung tinja d. Kalau isi toilet menjadi basah, tambahkan lebih banyak material kering, dan pastikan pipa ventilasinya bersih 14 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
15 e. Jika tumpukan tinjanya terlalu tinggi, gunakan tongkat untuk mendorongnya ke bawah f. Tambahkan sedikit air pada tempat uri apabila selesai buang air kecil g. Ketika salah satu ruang penuh, gunakan ruang lain. Pastikan untuk selalu menutup ruang yang sedang tidak dipergunakan h. Setelah selesai BAB/BAK bersihkan dengan menggunakan tissu, atau dengan menggunakan sedikit air i. Biarkan tinja tersimpan dalam waktu setahun penuh sebelum mengosongkan salah satu ruang. Setelah satu tahun atau ketika ruang kedua penuh, kosongkan ruang pertama dan ulangi proses di atas. VII. REFERENSI Neni Sintawardani (2000), Pengenalan WC Kering Berwawasan Lingkungan, LIPI, Jakarta Rini Sulaeman, dkk, (2009), Panduan Masyarakat Untuk Kesehatan Lingkungan, Yayasan Tambuhak Sinta, Jakarta 15 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
PEMBUATAN JAMBAN KELUARGA
MODUL: PEMBUATAN JAMBAN KELUARGA I. DESKRIPSI SINGKAT J amban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat
Lebih terperinciPENYARINGAN (FILTRASI) AIR DENGAN METODE SARINGAN PASIR CEPAT
MODUL: PENYARINGAN (FILTRASI) AIR DENGAN METODE SARINGAN PASIR CEPAT I. DESKRIPSI SINGKAT A ir dan sanitasi merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu jika kebutuhan tersebut
Lebih terperinciPENJERNIHAN AIR DENGAN MEDIA TUMBUHAN
MODUL: PENJERNIHAN AIR DENGAN MEDIA TUMBUHAN I. DESKRIPSI SINGKAT A ir dan sanitasi merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu jika kebutuhan tersebut belum tercukupi maka
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KESEHATAN LINGKUNGAN
MODUL: ANALISIS POTENSI KESEHATAN LINGKUNGAN I. DESKRIPSI SINGKAT U ntuk mewujudkan lingkungan perumahan yang sehat harus memperhatikan lokasi, kualitas tanah dan air tanah, kualitas udara ambien, kebisingan,
Lebih terperinciPEMBUATAN SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH (SPAL) SEDERHANA
MODUL: KEBIJAKAN DIKLAT KESEHATAN LINGKUNGAN DALAM PROGRAM PEMBUATAN SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH (SPAL) SEDERHANA I. DESKRIPSI SINGKAT S aluran air limbah sangat penting untuk direncanakan dalam utilitas
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK/CAIR MENJADI BIOGAS, PUPUK PADAT DAN CAIR
MODUL: PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK/CAIR MENJADI BIOGAS, PUPUK PADAT DAN CAIR I. DESKRIPSI SINGKAT S aat ini isu lingkungan sudah menjadi isu nasional bahkan internasional, dan hal-hal terkait lingkungan
Lebih terperinciJAMBAN SISTEM LEHER ANGSA
JAMBAN SISTEM LEHER ANGSA 1. PENDAHULUAN Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat
Lebih terperinciKAKUS VIETNAM 1. PENDAHULUAN
KAKUS VIETNAM 1. PENDAHULUAN Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat hidup yang
Lebih terperinciNo. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah.
Lampiran 1 Lembar Observasi Penelitian Gambaran Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Lolowua Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias Sumatera UtaraTahun 2014 Nama : Umur : Jenis
Lebih terperinciLOKAKARYA KESLING DESA
MODUL: LOKAKARYA KESLING DESA I. DESKRIPSI SINGKAT U ntuk mewujudkan lingkungan perumahan yang sehat harus memperhatikan lokasi, kualitas tanah dan air tanah, kualitas udara ambien, kebisingan, getaran
Lebih terperinciPENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I
PENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I 1. PENDAHULUAN Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan buangan/bekas
Lebih terperinciPENGELOLAAN AIR LIMBAH
PENGELOLAAN AIR LIMBAH 1. PENDAHULUAN Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan buangan/bekas
Lebih terperinciPEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPTIC TANK
PEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPTIC TANK Masykur Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Metro, Lampung. Email : masykur@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciKAKUS SOPA SANDAS 1. PENDAHULUAN
KAKUS SOPA SANDAS 1. PENDAHULUAN Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat hidup
Lebih terperinciPENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA I
PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA I 1. PENDAHULUAN Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan
Lebih terperinciJENIS DAN KOMPONEN SPALD
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 04/PRT/M/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK JENIS DAN KOMPONEN SPALD A. KLASIFIKASI SISTEM PENGELOLAAN
Lebih terperinciPETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK
SISTEM BARU Sistem apapun yang anda pilih, baik sitem septik konvensional maupun jenis aerobik, tangki penampungan yang baru harus melalui masa tenang di mana bakteri-bakteri yang diperlukan mulai hidup
Lebih terperinciBIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013
Sejarah Biogas BIOGAS (1770) Ilmuwan di eropa menemukan gas di rawa-rawa. (1875) Avogadro biogas merupakan produk proses anaerobik atau proses fermentasi. (1884) Pasteur penelitian biogas menggunakan kotoran
Lebih terperinciPEMBUATAN PUPUK PADAT DAN CAIR DARI SAMPAH ORGANIK
MODUL: PEMBUATAN PUPUK PADAT DAN CAIR DARI SAMPAH ORGANIK I. DESKRIPSI SINGKAT S ampah organik selain dihasilkan dari proses alami juga merupakan hasil dari adanya aktifitas manusia. Seiring dengan peningkatan
Lebih terperincikotak turun 4. Berapa persen air tawar (freshwater) dari seluruh total air di bumi? Jawaban : Kurang lebih 4%.
Aturan Permainan A i r M i n u m & S a n i ta s i kotak turun 4. Berapa persen air tawar (freshwater) dari seluruh total air di bumi? Kurang lebih 4%. Sumber: http://water.usgs.gov/edu/earthhowmuch.html
Lebih terperinciUlar Tangga Air Minum dan Sanitasi merupakan permainan yang disusun untuk meningkatkan kepedulian tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Aturan Permainan & A i r M i n u m S a n i t a s i U l a r Ta n g g a A i r M i n u m & S a n i ta s i Ular Tangga Air Minum dan Sanitasi merupakan permainan yang disusun untuk meningkatkan kepedulian
Lebih terperinciPENJERNIHAN AIR DENGAN METODE SEDIMENTASI
MODUL: PENJERNIHAN AIR DENGAN METODE SEDIMENTASI I. DESKRIPSI SINGKAT A ir merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat
Lebih terperinciJAMBAN SEPTIK TANK GANDA
JAMBAN SEPTIK TANK GANDA 1. PENDAHULUAN Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat
Lebih terperinciKAKUS/JAMBAN SISTEM CEMPLUNG ATAU GALIAN
KAKUS/JAMBAN SISTEM CEMPLUNG ATAU GALIAN 1. PENDAHULUAN Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA
PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA 1. PENDAHULUAN Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan
Lebih terperincipelaku produksi tahu, sedangkan bagi warga bukan pengolah tahu, gas dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangganya
PENDAHULUAN Sampah atau limbah, selalu saja menjadi permasalahan. Masalah selalu timbul sebagai akibat dari tidak mampunya masyarakat melakukan tata kelola terhadap sampah atau limbah yang dihasilkan baik
Lebih terperinciPemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga
Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga Oleh : Dra. MH. Tri Pangesti, M.Si. Widyaiswara Utama Balai Diklat Kehutanan Bogor Pendahuluan Desa Rumpin merupakan salah
Lebih terperinciINSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap hari manusia menghasilkan air limbah rumah tangga (domestic waste water). Air limbah tersebut ada yang berasal dari kakus disebut black water ada pula yang
Lebih terperinciPEMBUATAN SALURAN AIR BEKAS MANDI DAN CUCI
PEMBUATAN SALURAN AIR BEKAS MANDI DAN CUCI 1. PENDAHULUAN Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Hasil utama dari usaha peternakan sapi perah yaitu susu dan anakan, di samping juga dihasilkan feses dan urin yang kontinu setiap hari. Pendapatan utama peternak diperoleh
Lebih terperinciCARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO
CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO Kompos merupakan pupuk yang dibuat dari sisa-sisa mahluk hidup baik hewan maupun tumbuhan yang dibusukkan oleh organisme pengurai.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT
Lampiran KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT I. Karakteristik Responden. Nama :. Jenis Kelamin :. Pekerjaan : 4. Pendidikan : II. Pengetahuan
Lebih terperinciMODUL PENERAPAN TEKNOLOGI BIOGAS MELALUI DAUR ULANG LIMBAH TERNAK
MODUL PENERAPAN TEKNOLOGI BIOGAS MELALUI DAUR ULANG LIMBAH TERNAK Oleh : Drs. Budihardjo AH, M.Pd. Dosen Teknik Mesin FT Unesa LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola
Lebih terperinciTEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK
TUGAS SANITASI MASYARAKAT TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK Disusun Oleh : KELOMPOK Andre Barudi Hasbi Pradana Sahid Akbar Adi Gadang Giolding Hotma L L2J008005 L2J008014 L2J008053 L2J008078
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin meningkat seiring dengan kemajuan teknologi, yang juga akan membawa permasalahan lingkungan.
Lebih terperinciBAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS
BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI
PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI Improved Latrine/Jamban Layak sesuai dengan MDG termasuk WC siram/leher angsa yang tersambung ke pipa pembuangan limbah (sewer), - septic tank, atau lubang, WC cubluk dengan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Limbah merupakan sisa suatu kegiatan atau proses produksi yang antara lain dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, industri, pertambangan dan rumah sakit. Menurut Undang-Undang
Lebih terperinciDINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR
DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA 1. Latar Belakang Sampah yang menjadi masalah memaksa kita untuk berpikir dan
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengolahan tinja rumah tangga setempat (on site system) yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Meningkatnya populasi manusia di Indonesia dan padatnya penduduk membuat limbah-limbah sulit untuk ditangani sehingga seringkali mencemari lingkungan
Lebih terperinciIklim Perubahan iklim
Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia
Lebih terperinciBUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) Direktorat Penyehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI 2013 Tangga
Lebih terperinciPENGOLAHAN SAMPAH SEDERHANA. widyagama mahakam
PENGOLAHAN SAMPAH SEDERHANA 1 Sampah adalah segala hasil samping, atau sisa yang tidak sesuai kegunaannya serta tidak memiliki arti dan fungsi yang tepat. 2 Jenis jenis Sampah Secara garis besar, sampah
Lebih terperinciSANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
MODUL: KEBIJAKAN DIKLAT KESEHATAN LINGKUNGAN DALAM PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT I. DESKRIPSI SINGKAT P ada saat ini sekitar 70 juta penduduk Indonesia belum memiliki akses terhadap layanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan yang kotor merupakan akibat perbuatan negatif yang harus ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh
Lebih terperinciBuku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN Seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan pesatnya proses industrialisasi jasa di DKI Jakarta, kualitas lingkungan hidup juga menurun akibat pencemaran. Pemukiman yang padat,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyak di Indonesia. Kini sangat mudah ditemukan sebuah industri
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu demi waktu kini industri baik industri rumahan maupun pabrik semakin banyak di Indonesia. Kini sangat mudah ditemukan sebuah industri meskipun letaknya dekat
Lebih terperinciPRAKARYA. by F. Denie Wahana
PRAKARYA by F. Denie Wahana Kompetensi Inti (KI) 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat Indonesia dalam membuang
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.)
TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.) PENDAHULUAN Makin mahal dan langkanya BBM, menyebabkan makin tingginya kebutuhan hidup peternak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di buang tanpa memikirkan dampak dari menumpuknya sampah salah satunya sampah organik,
Lebih terperinciseptic tank Septic tank
septic tank Septic tank Pengertian Septic Tank Septic Tank atau sering disebut sebagai tangki septik adalah bangunan pengolah dan pengurai kotoran tinja manusia cara setempat (onsite) dengan menggunakan
Lebih terperincisistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, sangat banyak perusahaan atau industri yang menghasilkan produk baik dalam skala kecil, menengah dan bahkan dalam skala besar. Selain menghasilkan produk
Lebih terperinciPEMBUATAN BRIKET MENGGUNAKAN SAMPAH ORGANIK
MODUL: PEMBUATAN BRIKET MENGGUNAKAN SAMPAH ORGANIK I. DESKRIPSI SINGKAT S ampah merupakan hasil dari adanya aktifitas manusia. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, sangat berpengaruh terhadap jumlah
Lebih terperinciBAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian
BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK 6.1. Pewadahan Sampah Pewadahan individual Perumahan Cipinang Elok pada umumnya dibagi menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan
Lebih terperinciJarak Ideal Septic Tank Dengan Sumber Air Bersih. terkontaminasi dengan air tangki septic oleh bakteri patogen yang dapat mengganggu
Jarak Ideal Septic Tank Dengan Sumber Air Bersih Jarak 10 meter antara tangki septic (septic tank) dan sumur telah menjadi pengetahuan umum dan populer di masyarakat. Alasannya, agar air sumur tidak terkontaminasi
Lebih terperinciBIOGAS SKALA RUMAH TANGGA. Kelompok Tani Usaha Maju II. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Kelompok Masyarakat S A R I
BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA Kelompok Tani Usaha Maju II Penerima Penghargaan Energi Prakarsa 2011 - Kelompok Masyarakat S A R I Kelompok Tani Usaha Maju II adalah salah satu Penerima Penghargaan Energi Prakarsa
Lebih terperinciKompos Cacing Tanah (CASTING)
Kompos Cacing Tanah (CASTING) Oleh : Warsana, SP.M.Si Ada kecenderungan, selama ini petani hanya bergantung pada pupuk anorganik atau pupuk kimia untuk mendukung usahataninya. Ketergantungan ini disebabkan
Lebih terperinciII. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI
II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI 1. PENGERINGAN Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua,
Lebih terperinciKLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN
KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: Sistem pembuangan air kotor. Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan
Lebih terperinciPengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair
Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair Pupuk Organik Unsur hara merupakan salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penggunaan pupuk sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan
Lebih terperinciFIELD BOOK SANITATION LADDER (TANGGA SANITASI)
FIELD BOOK SANITATION LADDER (TANGGA SANITASI) SANITATION LADDER (TANGGA SANITASI) Sanitation Ladder atau tangga sanitasi merupakan tahap perkembangan sarana sanitasi yang digunakan masyarakat, dari sarana
Lebih terperinciPEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013
PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013 Standar Kompetensi 2. Memahami sumberdaya alam Kompetensi Dasar 2.3.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan sampah di Kota Bandung merupakan masalah yang belum terselesaikan secara tuntas. Sebagai kota besar, jumlah penduduk Kota Bandung semakin bertambah.
Lebih terperinciLokakarya Fungsional Non Penelti a) Sistem parit oksidasi b) Sistem kolam aerobik, yaitu suatu kolam yang tidak terlalu dalam dengan permukaannya yang
MESIN PENGOLAH KOTORAN TERNAK SISTEM AEROBIK DI BALAI PENELITIAN TERNAK M. Moes Syaid Balai Penelitian Ternak, Ciawi-Bogor PENDAHULUAN Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi rekayasa mesin, maka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sampah Sampah didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah tidak berguna atau
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR LIMBAH
MODUL: PRINSIP-PRINSIP PENGOLAHAN AIR LIMBAH I. DESKRIPSI SINGKAT P ermasalahan lingkungan hidup akan terus muncul secara serius diberbagai pelosok bumi sepanjang penduduk bumi tidak segera memikirkan
Lebih terperinciPEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI
PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI Sampah?? semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga
Lebih terperinciLampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran
LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran 1 Lokasi 1 0 Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian TNI
A. IDENTITAS PERSEPSIDEN LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian Nama : Umur : Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Pekerjaan : PNS Wiraswasta/Pengusaha TNI Pensiunan Jumlah Ternak dimiliki Lainnya
Lebih terperinciSOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.
NAMA : KELAS : NO : SOAL PENCEMARAN AIR Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia. 1. Perhatika pernyataan di bawah ini : i. Perubahan
Lebih terperinciTL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE. DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1)
TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1) Penempatan Pengolahan Air Limbah 1. Pengolahan sistem terpusat (off site) 2. Pengolahan sistem di tempat
Lebih terperinciSanitasi Penyedia Makanan
Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Sampah merupakan zat- zat atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik berupa bahan buangan yang berasal dari rumah tangga maupun dari pabrik sebagai sisa industri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB TNJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Cair Rumah Tangga Limbahcair rumah tangga adalah semua buangan dari hasil kegiatan rumah tangga mencakup mandi, mencuci dan buangan kotoran manusia (urin, dan tinja), (Suharjo,
Lebih terperinciSOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA
SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA NAMA : KELAS : SOAL PENCEMARAN AIR NO : Pilihlah salah satu jawaban
Lebih terperinci1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN
1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN Topik kajian dalam modul ini hanya terbatas pada Instalasi Plambing Air Bersih, Air Panas, Uap, Air Kotor/Air Kotoran, Ven dan Air Hujan. Sebelum tahapan
Lebih terperinciPENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI BRIKET YANG BERGUNA DAN RAMAH LINGKUNGAN
PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI BRIKET YANG BERGUNA DAN RAMAH LINGKUNGAN ( Karya tulis ini disusun dalam rangka Lomba Penulisan Kinerja IPA Tahun 2007 ) Oleh: 1. Nama : DAVID NIS : 5523 Kelas : VIII
Lebih terperinciGambar. Diagram tahapan pengolahan kakao
PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Survei Dari survei menggunakan metode wawancara yang telah dilakukan di Desa Karanganyar Kecamatan Karanganyar RT 01,02,03 yang disebutkan dalam data dari
Lebih terperinciFAKTOR EKOLOGI SEBAGAI INDIKATOR STATUS GIZI
FAKTOR EKOLOGI SEBAGAI INDIKATOR STATUS GIZI Edited by: Suyatno,, Ir. MKes E-mail : suyatno@undip.ac.id Hp : 08122815730 Blog : suyatno.blog.undip.ac.id Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Lebih terperinciSepuluh Faktor Sukses Pemanfaatan Biogas Kotoran Ternak
Sepuluh Faktor Sukses Pemanfaatan Biogas Kotoran Ternak Oleh: Dede Sulaeman, ST, M.Si Pemanfaatan kotoran ternak menjadi energi biasa disebut dengan pemanfaatan biogas. Berdasarkan definisinya, biogas
Lebih terperinciTeknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur
Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Oleh Liferdi Lukman Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang Bandung 40391 E-mail: liferdilukman@yahoo.co.id Sesuai dengan
Lebih terperinciBakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas
Biogas adalah gas mudah terbakar yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Kelas : III (tiga) Tema : Keragaman Semester : I (satu) Standar Kompetensi 1. Memahami ciri-ciri dan kebutuhan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Tahapan dalam simulasi Penelitian ini merupakan kegiatan monitoring pengembanganan digester biogas digunakan. Metode kegiatan yang telah dilakukan yaitu : a. Demontrasi yaitu
Lebih terperinciDOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG
DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1. Jaringan Jalan dan Drainase Banyak rumah yang
Lebih terperinciNAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R
USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH
SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS Nedi Sunaedi nedi_pdil@yahoo.com PENGERTIAN SAMPAH Suatu bahan yang terbuang dari sumber aktivitas manusia dan/atau alam yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pupuk Bokasi adalah pupuk kompos yang diberi aktivator. Aktivator yang digunakan adalah Effective Microorganism 4. EM 4 yang dikembangkan Indonesia pada umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini sampah merupakan masalah serius di negeri ini. Terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini sampah merupakan masalah serius di negeri ini. Terutama di kota-kota besar dengan jumlah penduduk yang melebihi batas. Dengan teknologi yang tepat,
Lebih terperinciDasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Lebih terperinciKementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Didukung oleh: Kata Pengantar Sanitasi Sekolah menjadi salah satu indikator dalam Sustainable Development Goals atau
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA II.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Lumpur Water Treatment Plant Limbah pada dasarnya adalah suatu bahan yang terbuang dari aktifitas manusia maupun proses alam yang tidak atau belum mempunyai nilai ekonomis.
Lebih terperinciBIOGAS DARI KOTORAN SAPI
ENERGI ALTERNATIF TERBARUKAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI Bambang Susilo Retno Damayanti PENDAHULUAN PERMASALAHAN Energi Lingkungan Hidup Pembangunan Pertanian Berkelanjutan PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BIOGAS Dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin
Lebih terperinciLEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN
No LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI 060934 DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2016 Menurut 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman
Lebih terperinciSISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PERKOTAAN - SETEMPAT (Jamban Sehat Ramah Lingkungan) TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PERKOTAAN - SETEMPAT (Jamban Sehat Ramah Lingkungan) TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA
Lebih terperinci