Endang Sulistyowati, Siwitri Kadarsih, Lobis Sutarno, dan Gilbert Tampubolon

dokumen-dokumen yang mirip
Endang Sulistyowati, Emran Kuswadi, Lobis Sutarno dan Gilbert Tampubolon

KAJI KOMPARATIF PENDAPATAN USAHA TERNAK SAPI PERAH BERDASARKAN SKALA PEMILIKAN TERNAK DI KABUPATEN REJANG LEBONG

IMBANGAN HIJAUAN-KONSENTRAT OPTIMAL UNTUK KONSUMSI RANSUM DAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH HOLSTEIN LAKTASI

Evaluasi Penerapan Aspek Teknis Peternakan pada Usaha Peternakan Sapi Perah Sistem Individu dan Kelompok di Rejang Lebong

PERFORMA PRODUKSI SUSU DAN REPRODUKSI SAPI FRIESIAN-HOLSTEIN DI BPPT-SP CIKOLE LEMBANG SKRIPSI YUNI FITRIYANI

ANALISIS KUALITAS AIR MINUM SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH

METODE. Materi. Metode

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari

Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif

JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN Volume 14, Nomor 1, Juni 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam

KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi perah termasuk kedalam famili Bovidae dan ruminansia yang

METODOLOGI PENELITIAN

Supplementation of Different levels of Curcuma xanthorriza, Roxb in Concentrate for Lactating FH Cows: Its Effect on Ration TDN

PENDAHULUAN. kebutuhan susu nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya.

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

PERBANDINGAN PERFORMA PRODUKSI SAPI PERAH FRIES HOLLAND IMPOR DENGAN KETURUNANNYA (Studi Kasus di PT. UPBS Pangalengan)

Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT... PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI MELALUI PERBAIKAN PAKAN DAN FREKUENSI PEMBERIANNYA

EVALUASI PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH LAKTASI MENGGUNAKAN STANDAR NRC 2001: STUDI KASUS PETERNAKAN DI SUKABUMI

SUPLEMENTASI TEMULAWAK (Curcuma xanthoriza) DAN Zn PROTEINAT TERHADAP KONSUMSI DAN PRODUKSI ENERGI SUSU PADA SAPI PERAH

PERBANDINGAN DUA METODE PENDUGAAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH BERDASARKAN CATATAN SEBULAN SEKALI

Kecernaan Nutrisi Konsentrat- PUFA yang Mengandung Curmiyeast pada Sapi Perah Laktasi

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi membawa pengaruh pada

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sapi perah FH laktasi dengan total 100 ekor yaitu

KARAKTERISTIK SAPI PERAH LAKTASI FRIES HOLLAND (Kasus di Wilayah Kerja Koperasi Peternak Garut Selatan, Garut)

TINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%)

PENINGKATAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI MELALUI PERBAIKAN PAKAN SKRIPSI. Disusun oleh: DEDDI HARIANTO NIM:

konsentrat dengan kandungan TDN berbeda. Enam ekor sapi dara FH digunakan pada penelitian ini. Sebanyak enam perlakukan yang digunakan merupakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

EVALUASI PERFORMA PRODUKSI SUSU SAPI PERAH FRIESHOLLAND (FH) KETURUNAN SAPI IMPOR (Studi Kasus di PT. UPBS, Pangalengan, Jawa Barat)

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

POTENSI PEMBERIAN FORMULA PAKAN KONSENTRAT KOMERSIALTERHADAP KONSUMSI DAN KADAR BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU

SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KACANG BETINA SEBAGAI SUMBER BIBIT DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

STUDI PENGARUH UNSUR CUACA TERHADAP RESPON FISIOLOGIS DAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH PFH DI DESA DESA CIBOGO DAN LANGENSARI, LEMBANG, BANDUNG BARAT

SISTEM BREEDING DAN PERFORMANS HASIL PERSILANGAN SAPI MADURA DI MADURA

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein Peternakan Sapi Perah

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN UKURAN TUBUH SAPI PERAH FRIES HOLLAND LAKTASI DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN BOGOR

STATUS NUTRISI SAPI PERANAKAN ONGOLR DI KECAMATAN BUMI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

I. PENDAHULUAN. populasi kambing di Provinsi Lampung pada tahun 2009 baru mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil

PROFIL REPRODUKSI SAP1 FRIES HOLLAND DI PT TAURUS DAIRY FARM

PENGARUH PENYIRAMAN DAN PENGANGINAN TERHADAP RESPON TERMOREGULASI DAN TINGKAT KONSUMSI PAKAN SAPI FRIES HOLLAND DARA SKRIPSI

EVALUASI KARAKTERISTIK SAPI PERAH FRIES HOLLAND (Studi Kasus pada Peternakan Rakyat di Wilayah Kerja KPSBU Lembang)

ANDI IRWAN ( ) UNDER GUIDANCE : SYAMARUDDIN SIREGAR AND BAMBANG KUNTORO ABSTRACT

Gambar 1. Produksi Susu Nasional ( ) Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan (2011)

Strategi Peningkatan Produktivitas Sapi Bali Penggemukan Melalui Perbaikan Pakan Berbasis Sumberdaya Lokal di Pulau Timor

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

PENGARUH NAUNGAN TERHADAP RESPONS TERMOREGULASI DAN PRODUKTIVITAS KAMBING PERANAKAN ETTAWA

Pengaruh Pembedaan Kualitas Konsentrat pada Tampilan Ukuran-Ukuran Tubuh dan Kosumsi Pakan Pedet FH Betina Lepas Sapih

BAHAN DAN METODE. Tabel 7 Karakteristik sapi dara No Kode ternak Umur (bulan) Lingkar dada (cm) Bobot Badan (kg) 1.

E. Sulistyowati 1 dan Erwanto 2 1. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu Jl. Raya Kandang Limun, Bengkulu 2

PENGARUH STRES PANAS TERHADAP PERFORMA PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN DI BALAI BESAR PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL SAPI PERAH BATURRADEN

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Berasal dari Belanda dan mulai dikembangkan sejak tahun 1625 (Makin, 2011). Sapi FH memiliki karakteristik sebagai berikut :

EVALUASI PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH LAKTASI MENGGUNAKAN STANDAR NRC 2001: STUDI KASUS PETERNAKAN DI SUKABUMI

TINJAUAN PUSTAKA Usaha Peternakan Sapi Perah Iklim dan Cuaca Pengaruh Iklim terhadap Produktivitas Sapi Perah

ABSTRAK. Kata kunci : Imbangan Pakan; Efisiensi Produksi Susu; Persistensi Susu. ABSTRACT

Moch. Makin, dan Dwi Suharwanto Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

RESPON PERTUMBUHAN DAN MORTALITAS PEDET SAPI BALI DARI INDUK YANG DIBERI PAKAN TAMBAHAN DAN OBAT CACING

SKRIPSI. PERFORMAN AYAM ARAB YANG DIBERI EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) PADA UMUR 8-13 MINGGU. Oleh: Ardianto

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Friesian Holstein (FH) merupakan bangsa sapi yang paling banyak

STATUS NUTRIEN SAPI PERANAKAN ONGOLE DI KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

E. Kurnianto, I. Sumeidiana, dan R. Yuniara Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data

Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan...Firdha Cryptana Morga

EVALUASI PRODUKSI SUSU BULANAN SAPI PERAH FRIES HOLLAND DAN KORELASINYA DENGAN PRODUKSI TOTAL SELAMA 305 HARI DI BBPTU-HPT BATURRADEN

KERAGAAN USAHA SAPI PERAH DAN UPAYA PERBAIKANNYA: KASUS DI KABUPATEN REJANG LEBONG-BENGKULU

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

TATALAKSANA PEMELIHARAAN PEDET DI BALAI BESAR PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL DAN HIJAUAN PAKAN TERNAK (BBPTU HPT) BATURRADEN, JAWA TENGAH TUGAS AKHIR

Kata Kunci : sapi perah, bobot lahir, BCS (Body Condition Score) periode kering, produksi susu

PERFORMANS PEDET SAPI PERAH DENGAN PERLAKUAN INDUK SAAT MASA AKHIR KEBUNTINGAN

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

I. PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4. Lokasi BBPTU-SP Baturraden, Purwokerto

MATERI DAN METODE. Materi

IV. ANALISIS DAN SINTESIS

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah

Kualitas dan Potensi Dadih Sebagai Tambahan Pendapatan Peternak Kerbau di Kabupaten Kerinci

ANALISIS INTRODUKSI TEKNOLOGI SAPI POTONG TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :

MANAJEMEN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI BALAI BESAR PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL DAN HIJAUAN PAKAN TERNAK BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Pendataan dan Identifikasi Domba Penelitian

PRODUKSI SUSU, REPRODUKSI DAN MANAJEMEN KERBAU PERAH DI SUMATERA BARAT MILK PRODUCTION, REPRODUCTION AND MANAGEMENT OF SWAMP BUFALLO IN WEST SUMATERA

Transkripsi:

Performans Produksi Susu Sapi Perah Friesh Holland (FH) di Desa Air Duku dan Air Putih Kali Bandung, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu Milk Production Performance of FH Dairy Cows in Air Duku and Air Putih Kali Bandung Villages, Selupu Rejang District, Rejang Lebong Regency Bengkulu Province Endang Sulistyowati, Siwitri Kadarsih, Lobis Sutarno, dan Gilbert Tampubolon Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu Jalan Raya Kandang Limun, Bengkulu. Telp. (0736) 2170 pst.219. Email EnSulistyowati@yahoo.com ABSTRACT The objective of this study was to evaluate the performances of milk production and lactation of Friesh Holland (FH) cows in Desa Air Duku dan Air Putih Kali Bandung, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. The study was conducted by survey for selected lactating cows (Purposive Random Sampling) for as long as five months. Data gathered was tabulated and averaged for each location. Results showed that the milk production were 6,7 kg/day in Air Duku and 8,38 kg/day in Air Putih Kali Bandung. While, the length of lactations were 6,24 months and 6,89 months and BCS were 2,9 and 2,8 for dairy cows in Air Duku and Air Putih Kali Bandung, respectively. It seemed that dairy cows in Air Putih Kali Bandung were having better production performance. Key words: Milk production, FH cows, Bengkulu. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penampilan produksi susu dan laktasi sapi perah FH di Desa Air Duku dan Air Putih Kali Bandung, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. Data diperoleh dengan cara survey terhadap sapi perah yang sedang bunting menjelang beranak (Purposive Random Sampling) selama lima bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi susu adalah 6,7 kg/hari di Air Duku dan 8,38 kg/hari di Air Putih Kali Bandung. Sementara, panjang laktasi adalah 6,24 bulan dan 6,89 bulan dan BCS adalah 2,9 dan 2,8 berturut- turut untuk sapi perah di Air Duku dan Air Putih Kali Bandung. Kata kunci: Produksi susu, Sapi FH, Bengkulu PENDAHULUAN Produksi susu di Indonesia hingga saat ini masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan susu dalam negeri. Hal ini dibuktikan dengan makin meningkatnya impor susu dari tahun ke tahun. Impor susu Indonesia tahun 2000 adalah 117.268 ton yang berarti naik hampir 100% dari tahun sebelumnya yaitu 59.923 ton seperti yang dilaporkan berdasarkan data dari Dirjen Peternakan tahun 2001. Di Jawa Barat, produksi susu pada peternakan sapi perah FH rakyat berkisar antara 3.769 sampai 3.945 kg/laktasi (Sudono, 1999). Performan produksi susu sapi perah secara teknis dipengaruhi antara lain oleh manajemen pemberian pakan, curahan tenaga kerja, pengendalian penyakit dan sistem perkandangan; selain pengelolaan reproduksi dan kondisi lingkungan Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 3, No 2. Juli Desember 2008 75

Keberadaan sapi perah di desa Air Duku dan desa Sambirejo kecamatan Selupu Rejang kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. baru dimulai sekitar tahun 2001. Peternak yang berperan serta di masing- masing desa sebanyak 13 orang dengan kepemilikan ternak sebanyak dua ekor sehingga ada 26 ekor untuk masing- masing desa. Jadi populasi total sapi perah di kedua desa pada awalnya adalah sebanyak 52 ekor induk. Keadaan populasi di desa Air Duku sendiri pada awal 2005 adalah 42 ekor terdiri induk dan anak sapi perah. Hingga saat ini jumlah sapi perah sudah bertambah dari hasil kelahiran. Kemudian di desa Air Putih Kali Bandung (APK), yang merupakan desa tetangga dengan desa Air Duku, beberapa tahun yang lalu didatangkan induk sapi perah yang diketahui telah berjumlah 45 ekor terdiri dari induk dan anak. Pada survey pendahuluan diketahui bahwa pemeliharaan sapi perah FH di desa Sambirejo bersistem komunal dengan produksi susu sekitar 6,1-7,2 kg/ekor/hari atau 1.860,5-2.196 kg/laktasi; sedang pemeliharaan sapi perah di desa Air Duku bersistem individu dengan produksi susu bervariasi 10,23-20,46 kg/ekor/hari setara dengan 3.120,2-6.240,2 kg/laktasi. Tingkat produksi susu rataan sapi perah di desa APK belum diketahui secara pasti. Sementara itu pada penelitian sebelumnya dilaporkan bahwa produksi susu sapi perah FH pada suatu peternakan yang dikelola secara individu dengan beberapa ekor sapi laktasi di Bengkulu Utara dilaporkan sekitar 1,55 kg/ekor/hari atau 481 kg/laktasi. (Sulistyowati, 1996) sampai 7,21 kg/ekor/hari atau 2.333,25 kg/laktasi (Sulistyowati, 2000). Perbedaan produksi ini diikuti dengan adanya perbedaan konsumsi pakan terutama dari konsentrat. Sapi FH di daerah beriklim temperate sekalipun pada musim panas masih mampu menghasilkan susu berkisar 26,8 kg/ekor/hari tanpa merubah konsumsi ransum (Sulistyowati, 1991). Selanjutnya, ada dua hal yang berhubungan dengan ukuran atau scoring yaitu terutama lingkar dada dan penilaian kondisi tubuh (Body Condition Scoring, BCS) pada saat laktasi. Pada umumnya terdapat hubungan antara besarnya lingkar dada dengan kapasitas tampung rumen sapi sehingga produksi susu diharapkan juga tinggi. Penilaian dengan BCS pada sapi perah laktasi berkisar antara 2,5-3,5 (Amaral and Heersche, 1990). Selanjutnya dengan mengetahui beberapa faktor dalam pemeliharaan sapi perah maka akan dapat pula ditelusuri performan produksi dan sistem pemeliharaan yang dilakukan. MATERI DAN METODE Penelitian ini dilakukan pada peternakan sapi perah di desa Air Duku dan Air Putih Kali Bandung. Kedua desa tersebut terletak di kecamatan Selupu Rejang, kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. Pengambilan data di lapangan berlangsung selama lima bulan. Sapi perah FH dengan kebuntingan 7-9 bulan (15 ekor di desa Air Duku dan 8 ekor di desa Air putih Kali Bandung) dan anak sapi perah FH (Friesh Holland) baru lahir hingga umur 3 bulan (15 ekor di desa Air Duku dan 15 ekor di desa Air Putih Kali Bandung). Pita ukur untuk mengukur lingkar dada dan panjang badan. Tongkat ukur untuk mengukur tinggi gumba. Lembar kuisioner untuk menjaring sejumlah pertanyaan tentang produksi dan pemeliharaan sapi perah. Survei pendahuluan digunakan untuk menjaring informasi awal tentang keberadaan peternakan sapi perah di kedua desa tersebut (Air Duku dan Air Putih Kali Bandung). Dari sini diperoleh data tentang waktu mulai pemeliharaan sapi perah. Juga diperoleh data sensus semua peternak di kedua desa. Data dari performans produksi susu (lama laktasi dan BCS saat laktasi) dan estimasi bobot badan induk berdasarkan lingkar dadanya, dengan rumus (LD +22) 2 /100. Sistem BCS yang dikembangkan oleh Heinrichs and Ishler dari Penn State University (Amaral and Heersche, 1990) pada sapi perah secara umum mempunyai skor 1 (sangat kurus) sampai 5 (obesitas). Khusus pada sapi perah laktasi yang dimulai dari saat beranak hingga masa laktasi akhir direkomendasikan skor antara 2,5 hingga 3,5 sesuai variasi masa laktasinya. Penelitian ini menggunakan rancangan Purposive Random Sampling, yaitu berdasarkan Performans Produksi Susu Sapi Perah FH 76

umur kebuntingan sapi perah antara 7-9 bulan. Data yang diperoleh ditabulasi, dihitung rataan dan standard deviasinya (Myers, 1986). HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Lokasi Peternakan Sapi Perah di Desa Air Duku dan Air Putih Kali Bandung, Selupu Rejang, Rejang Lebong, Bengkulu Lokasi kedua desa ini bertetangga dan terletak di kecamatan yang sama yaitu Selupu Rejang. Adapun kondisi fisik dan iklim di sekitar lokasi disajikan pada Tabel 1 dibawah ini. dimana suhu rataan 32 0 C dengan kelembaban juga sekitar 85%, produksi susu sapi perah berkisar 1,55-4,68 l/ekor/hari (Sulistyowati, 1996). Performans Produksi Performans Produksi yang terdiri atas produksi susu, lama dan periode laktasi serta BCS sapi serah FH di desa Air Duku dan Air Putih Kali Bandung, Selupu Rejang, Rejang Lebong, Bengkulu dapat dilihat pada Tabel 2. Rataan produksi susu yang ditulis pada Tabel 2 berasal dari sapi perah responden penelitian yang diamati, yaitu pada saat awal Tabel 1. Keadaan Fisik dan Iklim Daerah Kecamatan Selupu Rejang Uraian Kecamatan Selupu Rejang Ketinggian tempat (m dpl) 900-1400 Temperatur ( 0 C) - minimal 19 - maksimal 28,3 Kelembaban udara (%) - minimal 83 - maksimal 87 Curah hujan (mm/th) 2500-3000 Bulan basah (bulan) 7-8 Bulan kering (bulan) 4-8 Rata-rata hujan perbulan (mm) 250 Jenis tanah Dominan Andosol berwarna hitam atau coklat dengan ph 4,5-6 Sebagian kecil Jenis Tanah Latosol berwarna kelabu dengan ph 4,5 Sumber : Anonimous (2000) Dari data diatas dapat dilihat bahwa keadaan lingkungan sekitar lokasi peternakan sapi perah bersuhu sekitar 19-28,3 0 C dan kelembaban 83-87%. Keadaan ini termasuk dalam lingkungan stres panas, mengingat thermo neutral zone (TNZ) sapi perah FH adalah pada rentang suhu 10-20 0 C (Larson, 1985). Hal ini dapat diamati pada produktivitas sapi perah di lokasi peternakan sapi perah lain di Bengkulu di daerah yang tidak jauh dari pantai laktasi. Produksi susu di AD lebih rendah 1,6 kg/hari. Selanjutnya rataan lama laktasi diperoleh dari sensus pada saat survey pendahuluan terhadap semua sapi perah yang sedang laktasi yang ada di AD dan APK, yang ternyata berbeda hanya 0,6 bulan. Lama laktasi pada sapi perah hasil sensus ini cukup bagus (sekitar 6-7 bulan), dalam range yang normal yaitu 10 bulan menurut (Sudono, 1999). Rataan Tabel 2. Rataan Produksi Susu, Lama dan Periode Laktasi serta BCS Sapi Perah FH di Desa Air Duku dan Air Putih Kali Bandung, Selupu Rejang, Rejang Lebong, Bengkulu Variabel Air Duku Air Putih Kali Bandung Produksi susu (kg/hari) 6,7 8,38 Lama laktasi (bl) 6,24 6,89 Periode laktasi 2 1 BCS 2,9 2,8 Konsumsi ransum (kg/hari) 47,71 47,84 Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 3, No 2. Juli Desember 2008 77

Tabel 3. Catatan Pemeliharaan Sapi Perah di Desa Air Duku dan Air Putih Kali Bandung, Selupu Rejang, Rejang Lebong, Bengkulu Catatan Pemeliharaan Sistem Pemeliharaan Kebersihan Kandang Kondisi Kandang Atap Kandang - Seng - Ilalang Bahan/Dinding Rata-rata ukuran kandang (m 2 ) Rata-rata kapasitas kandang (ekor) Kandang untuk beranak Kandang sapi yang sakit Frekuensi pembersihan kandang (X) Pohon sekitar kandang Cahaya matahari kandang AD Dikandangkan Bersih Terbuka 100% - Beton 24 8 1 Ada Bagus Kelompok Sapi APK Dikandangkan Bersih Terbuka 100% - Beton 18 6 1 Ada Bagus produksi susu di desa Air Duku (6,7 kg/hari) lebih rendah dibandingkan produksi susu di tempat yang sama tetapi diberi suplementasi Tabut Blok 450 g (tape 40% dan larutan temulawak 15%), yaitu 7,97 kg/hari (Sulistyowati et al, 2008). Perbedaan produksi susu sebesar 1,27 kg/hari dengan Tabut Blok menunjukkan adanya pengaruh sinergi antara tape dan temulawak (C. xanthorrhiza, Roxb) selain bahan lainnya yang terdapat dalam blok. Periode laktasi sapi perah di AD lebih tinggi, sesuai dengan waktu mulainya pemeliharaan di AD dan di APK. Dengan demikian frekuensi beranak dan laktasi di AD juga lebih banyak, normalnya memang sekitar 2, mengingat waktu pemeliharaan yang 3 tahun lebih dulu daripada di APK. Hal ini berarti dalam kurun waktu tersebut, secara fisiologis reproduktif induk sapi perah dapat menghasilkan 2 ekor anak dengan selang beranak selama 18 bulan. Angka ini sedikit diatas kisaran selang beranak optimal yaitu 12-14 bulan (Makin, 1990). Nilai Body Condition Scoring (BCS) di kedua desa tersebut dapat dikatakan sama. Berdasarkan pengamatan di lapangan, kondisi tubuh sapi perah yang sedang laktasi pada umumnya relatif sama di AD dan APK. Nilai BCS 2,8-2,9 ini tepat berada dalam selang 2,5-3,0 yang optimal untuk sapi perah saat laktasi menurut kriteria penilaian yang dikembangkan oleh Heinrichs and Ishler dari Penn State University (Amaral and Heersche, 1990). Manajemen Pemeliharaan Berdasarkan data yang dijaring dari kuesioner kepada peternak sapi perah di desa Air Duku dan Air Putih Kali Bandung diperoleh informasi seputar pemeliharaan sapi perah di kedua desa tersebut, seperti tampak pada Tabel 3. Tabel 4. Catatan Pakan dan Minum Sapi Perah di Desa Air Duku dan Air Putih Kali Bandung, Selupu Rejang, Rejang Lebong, Bengkulu Catatan Pakan dan Minum AD Kelompok Sapi APK Jenis hijauan yang diberikan Rata-rata pemberian hijauan/hari (kg/ekor/hari) Palatabilitas pakan Ketersediaan pakan Pemberian konsentrat (kg/ekor/hari) Frekuensi pemberian pakan Ketersediaan air minum Syarat kesehatan air minum Rumput Lapangan 50 Baik 1,5 2 Memenuhi Rumput Lapangan 60 Baik 2 2 Memenuhi Performans Produksi Susu Sapi Perah FH 78

Secara keseluruhan sistem pemeliharaan sapi perah di kedua desa tersebut sudah memenuhi kriteria standar manajemen pemeliharaan. Kemudian untuk manajemen pakan dan air minum disajikan pada Tabel 4 dibawah ini. Data diatas menunjukkan bahwa pemberian hijauan sudah cukup dikaitkan dengan bobot badan induk sapi perah di kedua desa tersebut. Pemberian konsentrat yang biasanya berupa dedak adakalanya diberikan dan dalam jumlah yang tidak banyak. Hal yang mendukung adalah tersedianya air baik untuk minum atau sanitasi sapi dan kandangnya di kedua desa Air Duku dan Air Putih Kali Bandung tersebut sangat bagus baik dalam jumlah maupun kejernihan air. SIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa performans produksi susu sapi perah laktasi lebih tinggi (8,38 kg/hari) di desa Air Putih Kali Bandung. Namun untuk periode laktasi lebih tinggi (2 kali) di Air Duku. Lama laktasi dan BCS sapi perah laktasi relatif sama di kedua desa tersebut. Faktor pendukung seperti kondisi lingkungan walaupun kelembabannya cukup tinggi namun suhu lingkungan lebih sejuk dengan dataran yang cukup tinggi di kedua desa ini. Sistem pemeliharaan dan ketersediaan hijauan dan air minum cukup bagus di kedua desa ini. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini terselenggara atas dana dari DIKS Universitas Bengkulu. Untuk itu Peneliti menyampaikan terima kasih. Kepada mahasiswa Lobis Sutarno dan Gilbert Tampubolon, S.Pt. yang telah membantu pelaksanaan penelitian di lapangan, diucapkan terima kasih. Kepada peternak sapi perah di desa Air Duku dan Air Putih Kali Bandung, Selupu Rejang, Rejang Lebong, Bengkulu, diucapkan terima kasih. DAFTAR PUSTAKA Amaral, D. M. and G. Heersche, Jr. 1990. Managing Your Herd s Feeding Program. Dairy Research Report. Progress Report 329. University of Kentucky. College of Agriculture. Agricultural Experiment Station. Department of Animal Sciences, Lexington, Kentucky. Larson, B.L. 1985. Lactation. The Iowa University Press. Ames. Makin, M. 1990. Studi Sifat- sifat Pertumbuhan, Reproduksi dan Produksi Susu Sapi Perah Sahiwal Cross (Sahiwal x Fries Holland) di Jawa Barat. Disertasi. Fakultas Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Myers, R.H. 1986. Classical and Modern Regression with Applications. Duxbury Press. Boston. MA. USA. Sudono, A. 1999. Ilmu Produksi Ternak Perah. Diktat Kuliah. Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, IPB. Sulistyowati, E. 1991. Effects of NaCl, KCl, and KHCO3 on Milk Production and Physiological Responses of Lactating Holstein during Heat Stress. Thesis. Animal Science Department. University of Kentucky. Lexington. USA. Sulistyowati, E. 1996. Penampilan Produksi, Fisiologi dan Reproduksi Sapi Holstein Laktasi di Bengkulu: Studi Kasus pada Paternakan Rakyat Sapi Perah di Pondok Kelapa Bengkulu Utara. Jurnal Penelitian UNIB. No 7. November 1996. Sulistyowati, E. 2000. Ilmu Produksi Ternak Perah. Diktat Kuliah. Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu Sulistyowati, E., S.A. Abutani, R. Saefuddin, E. Soetrisno. 2000. Produktivitas Pedet Sapi Bali dan Pedet Sapi Madura Ditinjau dari Ukuran Tubuh Sejak Lahir sampai Umur Empat Minggu. Prosiding Seminar Nasional Sapi dan Kerbau. Fakultas Peternakan Universitas Andalas. Padang. Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 3, No 2. Juli Desember 2008 79

Sulistyowati, E., U. Santoso, I. Badarina, E. Sutrisno, dan T. Saputra. 2008. Modification of Temulawak (Curcuma xanthorrhiza, Roxb) Levels of Tabut Block on Milk Production of FH Cows. Proceeding: Management Strategy of Animal Health and Production Control on Anticipation of Global Warming for Achievement of Millenium Development Goals. Pp: 161-164. Fac. of Veterinary Medicine, UNAIR and Fac. of Veterinary Medicine, UPM. Surabaya 3-4 June 2008. Performans Produksi Susu Sapi Perah FH 80