BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah) yang telah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan pendekatan kontekstual dan model pembelajaran probing prompting pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Prosedur pengembangan LKS materi Bangun Ruang Sisi Datar yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implement,

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. trigonometri. Tahap-tahap yang digunakan dalam pengembangan ini adalah

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. model probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL ARIAS UNTUK MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SMP. Wahyu Hidayat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil dari masing-masing analisis yang telah dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang mengacu learning trajectory dan berorientasi pada kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. LKS (Lembar Kerja Siswa) berbasis etnomatematika pada kompetensi segitiga.

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut. dengan pendekatan problem solving pada materi himpunan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masalah dikembangkan menurut model ADDIE yang terdiri dari Analysis, Design,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. Segitiga dan Segiempat untuk siswa SMP sekaligus mengetahui. kevalidan, keefektifan, dan kepraktisannya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dikembangkan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengembangan modul himpunan dengan pendekatan Pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari lima tahap yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan),

BAB III METODE PENELITIAN. atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB IV PEMBAHASAN. Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran berbasis Problem Based

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGI EMPAT UNTUK SISWA KELAS VII SMP BERDASARKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kurikulum, dan analisis siswa.

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa: (1) enam buah LKS mind map berbasis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Research and Development (R&D)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian dan pembahasan masing-masing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

Modul Matematika Segi Empat

BAB IV HASIL PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian. pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA kelas XI. Pengembangan menggunakan model ADDIE (Analysis,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. open-ended pada materi Bangun Datar Segiempat kelas VII Sekolah Menengah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang berorientasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PROSES PENYUSUNAN MODUL, KUALITAS MODUL DAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian untuk mengembangkan suatu produk. Adapun produk yang

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

LAMPIRAN A. A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran. A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang terdiri dari lima fase

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. siswa (LKS) berbasis problem based learning (PBL) pada kompetensi statistika

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D). Menurut Wina

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

Lampiran A1. No Aspek Indikator No. Butir. a. Kejelasan dan kelengkapan identitas. 1. Identitas mata pelajaran 1, 2, 3. b. Ketepatan alokasi waktu 4

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan Van den Akker (1999:3-5) tujuan penelitian pengembangan bisa

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian pengembangan yang telah dilakukan, diperoleh hasil

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MELATIH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TULIS SISWA DI KELAS VIII

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV PEMBAHASAN. yaitu analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Berikut

BAB III METODE PENELITIAN. materi aritmetika sosial untuk SMP kelas VII dengan model pembelajaran Group

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan teori pembelajaran yang telah ada. Oleh karena itu, jenis penelitian ini

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian mengenai pengembangan modul matematika materi segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah) yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian serta pembahasannya pada masing-masing tahap Analysis, Design, Development, Implementation dan Evaluation adalah sebagai berikut. 1. ANALYSIS (ANALISIS) Tahap analisis merupakan langkah paling awal yang dilakukan dalam penelitian ini. Tahap analisis dalam penelitian ini meliputi analisis kurikulum dan analisis karakteristik siswa. a. Analisis Kurikulum Dalam pembelajaran matematika, SMP Negeri 2 Jetis Bantul sebagai lokasi tempat uji coba modul, menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pada tahap analisis kompetensi, peneliti mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dibutuhkan dalam pengembangan modul matematika materi segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah). Dalam KTSP, materi segi empat dan segitiga terdapat dalam standar kompetensi yang sama yaitu memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya. Karena peneliti 60

61 hanya akan membuat modul matematika materi segi empat, maka peneliti cukup mengambil dua dari empat kompetensi dasar dalam standar kompetensi tersebut. Tabel berikut ini adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP,2006:348). Tabel 6. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Segi Empat Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Geometri 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya 6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang. 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengembangan kompetensi dasar dan materi pokok, dengan tujuan agar siswa dan guru lebih mudah memahami materi. Pengembangan kompetensi dasar dan materi pokok selanjutnya akan dibahas lebih lanjut pada tahap desain awal modul.

62 b. Analisis Karakteristik Siswa Berdasarkan wawancara dengan siswa SMP N 2 Jetis Bantul dan hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran, peneliti dapat menyimpulkan beberapa karakteristik siswa dalam pembelajaran matematika antara lain: 1) Siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hal itu terlihat dalam aktifitas mereka saat belajar di dalam kelas. Terdapat beberapa siswa yang ramai di dalam kelas dan tidak memperhatikan saat guru menjelaskan di depan kelas, serta siswa yang aktif menjawab pertanyaan, mengerjakan tugas di papan tulis hanya siswa tertentu saja. 2) Siswa tidak suka menghafalkan rumus dikarenakan sering lupa. 3) Proses pembelajaran di kelas masih menggunakan metode ceramah, yaitu guru menerangkan kemudian siswa mendengarkan, mencatat, dan mengerjakan tugas sesuai dengan perintah guru. 4) Bahan ajar yang digunakan dalam kelas hanya buku paket yang ditetapkan oleh sekolah yaitu Matematika Konsep dan Aplikasi dari BSE, Matematika untuk SMP Kelas VII yang diterbitkan Erlangga. Berdasarkan beberapa karakteristik siswa tersebut maka dibutuhkan suatu bahan ajar untuk mengatasi permasalahan yang ada dan untuk membangkitkan motivasi dalam pembelajaran matematika di kelas. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan modul dengan pendekatan pemecahan masalah (problem solving). Selain untuk memberikan motivasi, modul dapat meminimalisir peran guru dalam pembelajaran sehingga diharapkan

63 siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran. Pendekatan pemecahan masalah akan mengajak siswa akan aktif, kreatif, dan terampil dalam memecahkan masalah-masalah matematika. Materi yang dipilih untuk dikembangkan dalam modul adalah materi segi empat. Materi segi empat dipilih karena berdasarkan hasil diskusi dengan guru, diketahui bahwa konsep geometri merupakan materi yang cukup sulit dipahami oleh siswa. Oleh karena itu dibutuhkan bahan ajar yang dapat memudahkan siswa dalam mempelajari materi segi empat. Selain itu, materi segi empat cocok jika diajarkan dengan pendekatan problem solving. 2. DESIGN (PERANCANGAN) Hasil dari tahap desain yang telah dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: a. Penyusunan kerangka modul (Outline) Penyajian modul ini disusun secara urut yang terdiri dari halaman judul, halaman sampul dalam, kata pengantar, daftar isi, daftar symbol, pendahuluan, peta konsep, kegiatan belajar 1 sampai kegiatan belajar 6 (berisi uraian materi, tugas, rangkuman, tes formatif, umpan balik dan tindak lanjut), tes penilaian akhir, kunci jawaban, glosarium, dan daftar pustaka.

64 b. Penentuan Sistematika Sistematika atau urutan penyajian materi didasarkan pada penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan menjadi indikator-indikator. Dalam hal ini peneliti membuat urutan penyajian materi sebagai berikut: 1) Kegiatan belajar 1: Persegi panjang dengan materi pengenalan persegi panjang, keliling, dan luas persegi panjang. 2) Kegiatan belajar 2: Persegi dengan materi pengenalan persegi, keliling, dan luas persegi. 3) Kegiatan belajar 3: Jajargenjang dengan materi pengenalan jajargenjang, keliling, dan luas jajargenjang. 4) Kegiatan belajar 4: Belah ketupat dengan materi pengenalan belah ketupat, keliling, dan luas persegi panjang. 5) Kegiatan belajar 5: Layang-layang dengan materi pengenalan layang-layang, keliling, dan luas Layang-layang. 6) Kegiatan belajar 6: Trapesium dengan materi pengenalan trapesium, keliling, dan luas trapesium.

65 c. Perencanaan Alat Evaluasi Alat evaluasi yang digunakan dalam modul meliputi tugas-tugas dan tes formatif. Evaluasi ini berupa tes yang berbentuk pilihan ganda dan uraian serta dilengkapi dengan kunci jawaban. Soal-soal uraian tersebut memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengorganisasikan dan menuliskan jawaban mereka dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri. Hal ini akan melatih keruntutan pola pikir mereka dalam menuliskan langkah-langkah dalam menjawab soal, dan melatih logika mereka. d. Penyusunan Desain Buku Panduan Guru Desain dari buku panduan guru secara garis besar akan sama dengan modul yang dikembangkan. Perbedaanya adalah pada cover, terdapatnya rubrik penskoran, dan dilengkapinya semua soal beserta kunci jawabannya. e. Penyusunan Desain Instrumen Penilaian Instrumen penilaian bahan ajar disusun berdasarkan BSNP dan berupa angket dengan skala Likert. Angket tersebut terdiri dari 4 pilihan jawaban, yaitu 1, 2, 3, dan 4 yang masing-masing menyatakan tidak baik, kurang baik, baik, dan sangat baik yang digunakan untuk menilai kualitas kelayakan modul yang dikembangkan. Terdapat empat komponen kelayakan pada angket ini, yaitu: kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan kegrafikaan. Dalam penelitian ini, peneliti menambahkan dan memodifikasi angket sesuai dengan kebutuhan

66 peneliti, yaitu dengan menambahkan aspek problem solving pada kelayakan isi karena modul yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah modul yang berbasis problem solving. Selain itu juga terdapat angket tanggapan siswa yang di dalamnya terdapat poin-poin yang disesuaikan dari syarat-syarat modul yang baik dan diambil dari tujuan pengembangan modul. 3. DEVELOPMENT (PENGEMBANGAN) Sebagai tindak lanjut atas rancangan yang telah dilakukan dalam tahap design, maka dilakukan langkah pengembangan sebagai berikut. a. Pra Penulisan Pengkajian bahan materi dalam modul, dilakukan dengan pengumpulan sumber dan referensi serta gambar-gambar yang berhubungan dengan materi segi empat. Dalam hal ini peneliti menggunakan referensi sebagai berikut: 1) Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Edisi 4 karya Atik Winarti dkk. 2) Matematika SMP dan Mts untuk kelas VII karya Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih. 3) Matematika untuk SMP kelas VII 1B Semester 2 karya M. Cholik Adinawan dan Sugijono.

67 4) Geometri (Geometri Euclides secara deduktif-aksiomatik) karya Murdanu. Selain mengumpulkan dan mengkaji referensi yang akan digunakan, peneliti juga mengumpulkan gambar-gambar yang berhubungan dengan materi segi empat dari dokumen pribadi peneliti ataupun mencari dari internet. Gambar-gambar dan ilustrasi bertujuan untuk memperjelas uraian materi pada modul dan sebagai penarik perhatian pembaca. b. Penyusunan Draft Modul Kegiatan penulisan draft ini dilakukan bagian demi bagian sesuai dengan kerangka modul yang telah disusun. Penyusunan draft ini terdiri: 1) Penyusunan Modul Berdasarkan Aspek Isi Urutan pengembangan modul berdasarkan aspek isi mengacu pada sistematika penulisan yang didasarkan pada penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan menjadi indikator-indikator. Sistematika penulisan tersebut kemudian dijabarkan ke dalam beberapa kegiatan belajar. Tabel 7. Distribusi Materi Pada Modul Kegiatan Belajar Materi dalam Modul Halaman I. Persegi Panjang a. Pengenalan persegi panjang b. Keliling persegi panjang c. Luas persegi panjang II. Persegi a. Pengenalan persegi b. Keliling persegi c. Luas persegi III. Jajargenjang a. Pengenalan jajargenjang b. Keliling jajargenjang c. Luas jajargenjang 4-8 9-10 11-12 20-24 25-26 27-29 34-37 39 40-41

68 Kegiatan Belajar Materi dalam Modul Halaman IV. Belah ketupat a. Pengenalan belah ketupat 46-49 b. Keliling belah ketupat c. Luas belah ketupat 50 52-53 V. Layang-layang a. Pengenalan layang-layang 58-60 b. Keliling layang-layang c. Luas layang-layang 63 63-64 VI. Trapesium a. Pengenalan trapesium 70-73 b. Keliling trapesium c. Luas trapesium 75 76-77 2) Penyusunan Modul Berdasarkan Aspek Penyajian & Kegrafikaan Penyusunan modul dari aspek penyajian dan kegrafikaan harus memperhatikan dan disesuaikan dengan kerangka modul yang telah ditetapkan. Produk yang dikembangkan oleh peneliti memiliki komponen-komponen yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam proses pembelajaran dan dalam memahami materi. Adapun komponen-komponen tersebut akan dibahas lebih rinci sebagai berikut: a) Halaman Sampul (Cover) Pembuatan cover modul yang dikembangkan melingkupi beberapa hal sebagai berikut: (1) Judul adalah: Berdasarkan tahap desain, judul yang telah ditentukan MODUL MATEMATIKA SEGI EMPAT Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

69 (2) Nama Penulis Penyertaan nama penulis dilakukan untuk menginformasikan tentang penulisnya dan pengarangnya. Nama penulis tersebut adalah Nurul Noviani. (3) Standar Isi KTSP 2006 Penyertaan Standar Isi KTSP 2006 dalam cover depan untuk menandakan bahwa modul yang dikembangkan mengacu pada Standar Isi KTSP 2006. (4) Model Problem Solving Penyertaan model Problem Solving adalah untuk menginformasikan bahwa modul yang dikembangkan berbasis pada metode Problem Solving. (5) Identitas Modul Pemberian tempat penulisan identitas modul adalah untuk mempermudah dalam hal administrasi. Sehingga tersebut jelas pemiliknya. (6) Gambar Pendukung Penyertaan gambar pendukung dalam cover depan adalah untuk menggambarkan secara singkat isi dari modulyang dikembangkan. (7) Warna Background modul

70 Pemilihan warna background dari cover modul yang dikembangkan adalah orange. Standar isi KTSP 2006 Pendekatan Problem Solving Judul Modul Gambar Ilustrasi Sasaran Pengguna Identitas Modul b) Halaman Penulis Gambar 2. Tampilan sampul Modul Nama Penulis Halaman penulis berisi informasi tentang modul, yang terdiri dari judul modul, nama penulis, nama dosen pembimbing, dan nama penilai modul serta informasi penyusunan modul.

71 Judul Modul Informasi penyusunan modul Nama penulis, nama dosen pembimbing, dan nama penilai modul Gambar 3. Tampilan halaman penulis c) Kata Pengantar Kata Pengantar adalah bentuk pengungkapan pikiran penulis yang berisi antara lain ungkapan-ungkapan puji syukur kepada Tuhan, ucapan terimakasih, informasi tentang buku yang ditulis, dan harapanharapan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca.. Kata pengantar terdapat pada halaman ii. Tampilan kata pengantar dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini:

72 Gambar 4. Tampilan kata pengantar pada modul d) Daftar isi Pembuatan daftar isi adalah untuk memudahkan pembaca dalam mencari halaman yang dituju. Daftar isi terdapat pada halaman iii dan iv. Gambar 5. Tampilan daftar isi pada modul e) Ada Apa dalam Modul Ini Ada apa dalam modul ini berisi tentang gambaran isi modul. Isi modul ini memberikan informasi tentang fungsi dari setiap bagian yang terdapat di dalam modul yang dikembangkan.

73 Gambar 6. Tampilan ada apa dalam modul ini f) Daftar simbol Memuat simbol yang terdapat pada modul. Daftar simbol pada modul segi empat ini terdapat pada halaman xi. Tampilan daftar simbol dapat dilihat pada Gambar 7. berikut ini: Gambar 7. Tampilan daftar simbol pada modul g) Strategi Problem Solving Petunjuk-petunjuk kegiatan yang diperlukan oleh siswa untuk memenuhi langkah-langkah yang tepat dalam menjawab dan

74 memaparkan hasil kegiatan belajarnya yang berbasis pemecahan masalah (problem solving). Gambar 8. Tampilan strategi problem solving pada modul h) Peta Konsep Peta konsep yang akan dicapai oleh siswa (Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan topik yang akan dipelajari). Tujuan dari dibuatnya peta konsep adalah memberikan gambaran kepada siswa dan guru sebagai pengguna tentang apa saja yang akan dicapai oleh siswa dan target materi apa yang harus diajarkan oleh guru.

75 Gambar 9. Tampilan peta konsep pada modul i) Pendahuluan Pada bagian pendahuluan ini dapat membantu siswa dengan menyajikan informasi mengenai pembelajaran yang akan diikuti. Bagian pendahuluan berisi: (1) Deskripsi Deskripsi memuat penjelasan singkat mengenai ruang lingkup isi modul ini. Deskripsi ini dapat dilihat pada halaman vii modul. (2) Prasyarat Materi prasyarat menggunakan modul ini adalah materi segi tiga. Prasyarat ini dapat dilihat pada halaman vii. (3) Petunjuk Penggunaan Modul Petunjuk penggunaan modul berisi petunjuk untuk siswa dan petunjuk untuk guru dalam kegiatan pembelajaran. Petunjuk untuk siswa berisi beberapa hal yang harus dilakukan siswa sedangkan

76 petunjuk untuk guru lebih mengacu pada petunjuk untuk mengajar materi segi empat dalam pembelajaran di kelas. (4) Tujuan Akhir Hasil Belajar Tujuan akhir yang diharapkan setelah siswa mempelajari modul yang dikembangkan ini. (5) Prosedur Penilaian Prosedur penilaian pada modul ini dapat dilihat pada halaman ix. Isi dari prosedur penilaian tersebut adalah : Setelah melalui proses belajar pada modul ini, maka pada setiap akhir kegiatan belajar diberikan uji kemampuan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa dalam mempelajari materi pada setiap kegiatan belajar. Uji kemampuan pada modul ini disertai kunci jawaban dan pembahasan sehingga kalian dapat mencocokkan jawaban serta dapat mengetahui nilai/hasil dari setiap kegiatan belajar. (6) Kompetensi Kompetensi ini berisi standar kompetensi, kompetensi dasar serta indikator keberhasilan, dapat dilihat pada gambar 12 berikut ini:

77 Gambar 10. Tampilan kompetensi pada modul (7) Kegiatan Belajar Kegiatan belajar menjelaskan tentang pembagian kegiatan belajar pada modul ini. Kegiatan belajar 1 berisi uraian materi tentang persegi panjang, kegiatan belajar 2 berisi uraian materi tentang persegi, kegiatan belajar 3 berisi uraian materi tentang jajargenjang, kegiatan belajar 4 berisi uraian materi tentang belah ketupat, kegiatan belajar 5 berisi uraian materi tentang layanglayang dan kegiatan belajar 6 berisi uraian materi tentang trapesium. Dalam setiap kegiatan belajar terdapat Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) serta tujuan pembelajaran. Sedangkan tiap kegiatan belajar sendiri adalah uraian materi, contoh soal, uji kemampuan serta umpan balik dan tindak lanjut untuk mengetahui kemampuan dan keberhasilan kalian dalam memahami materi pada setiap kegiatan belajar yang telah kalian lakukan.

78 Gambar 11. Tampilan pemetaan kegiatan belajar j) Kegiatan Belajar Bagian ini merupakan inti dalam pemaparan materi pelajaran. Bagian ini terbagi menjadi beberapa sub bagian yaitu, kegiatan belajar 1, kegiatan belajar 2, kegiatan belajar 3, kegiatan belajar 4, kegiatan belajar 5, dan kegiatan belajar 6. Bagian ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai siswa. Materi tersebut disusun sedemikian rupa, sehingga dengan mempelajari materi tersebut tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. Agar materi pelajaran tersebut diterima siswa, maka perlu disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dicerna oleh siswa. Pada masing-masing belajar terdapat pertanyaan pemicu yang letaknya pada awal kegiatan belajar. Pertanyaan pemicu tersebut merupakan pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang berfungsi untuk memberikan motivasi kepada siswa untuk mempelajari kegiatan belajar tersebut. Selanjutnya materi dalam

79 kegiatan belajar disusun berdasarkan urutan indikator yang telah dijabarkan sebelumnya k) Judul Judul kegiatan belajar ditulis singkat dan padat sesuai dengan kegiatan belajar yang ada. Judul kegiatan dibuat sebagai gambaran secara spesifik tentang materi yang akan diberikan dalam aktifitas tersebut. Judul Bagian ilustrasi Gambar 12. Tampilan salah satu judul di awal kegiatan belajar l) Tujuan Selain tujuan akhir yang telah dikemukakan pada penjelasan sebelumnya, terdapat juga tujuan setiap kegiatan belajar.

80 Tujuan setiap kegiatan belajar. Gambar 13. Tampilan salah satu tujuan setiap kegiatan belajar m) Uraian Materi dan Contoh Uraian materi dan contoh dijelaskan dengan memberikan beberapa permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari dan berhubungan dengan materi segiempat. Uraian materi diberikan dengan gaya bahasa sederhana dan komunikatif. Contoh-contoh harus disertakan dalam uraian sehingga memperkuat penguasan terhadap materi pembelajaran yang disajikan. Gambar 14. Tampilan salah satu contoh soal

81 n) Latihan Latihan diberikan dalam bentuk butir-butir pertanyaan yang berbentuk esai sebagai latihan untuk menguasai materi pembelajaran. Dalam modul segi empat ini latihan berupa Asah Otak dan Kotak Diskusi. Gambar 15. Tampilan salah satu Kotak diskusi pada modul Gambar 16. Tampilan salah satu Asah Otak pada modul o) Rangkuman

82 Dalam modul ini rangkuman berada pada akhir tiap-tiap kegiatan belajar dan rangkuman di akhir pembelajaran modul. Gambar 17. Tampilan rangkuman p) Tes Formatif Modul ini memuat tes formatif sebagai bahan pengecekan bagi siswa dan guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan hasil belajar yang telah dicapai serta sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan berikutnya. Tes formatif di dalam modul ini berbentuk esai berupa uji kemampuan 1, uji kemampuan 2, uji kemampuan 3, uji kemampuan 4, uji kemampuan 5, dan uji kemampuan 6.

83 Gambar 18. Tampilan salah satu tes formatif q) Umpan Balik dan Tindak Lanjut Bagian ini berisi kegiatan yang harus dilakukan siswa atas dasar nilai tes formatifnya. Apabila nilai tes formatif di atas 75, maka siswa dapat melanjutkan pada Kegiatan Belajar selanjutnya. Nilai 75 diambil sebagai standar ketuntasan minimal pelajaran matematika pada SMP N 2 Jetis, sedangkan siswa yang nilainya masih di bawah 75 harus mengulang kegiatan belajar tersebut dengan menentukan sendiri bagian yang belum dipahami. Gambar 19. Salah satu contoh tampilan umpan balik dan tindak lanjut

84 r) Tes Penilaian Akhir Tes penilaian akhir merupakan tes untuk mengukur penguasaan secara keseluruhan setelah semua kegiatan belajar telah dipelajari. Tes penilaian akhir ini bertujuan untuk menentukan siswa berhasil atau tidak dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Pada modul segi empat ini tes penilaian akhir diberi nama Tes Formatif Segi empat Tes penilaian akhir ini terdiri dari 20 soal pilihan ganda Gambar 20. Tampilan Tes Formatif Segi empat s) Glosarium Memuat kata-kata atau istilah sulit dan asing yang terdapat dalam modul beserta artinya dan disusun secara urutan alfabetis.

85 Gambar 21. Tampilan glosarium pada modul t) Daftar Pustaka Daftar pustaka berisi pustaka atau daftar buku-buku referensi yang digunakan dalam menyusun modul ini. Gambar 22. Tampilan daftar pustaka pada modul u) Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Kunci jawaban terletak di halaman akhir modul yang berisi jawaban dari soal-soal yang telah diberikan. Siswa dapat mencocokkan jawabannya dengan kunci yang telah disediakan untuk

86 mengetahui tingkat penguasaannya terhadap isi dari kegiatan belajar tersebut. Kunci jawaban ini dilengkapi dengan pedoman penskoran, dimana setiap soal diberi skor yang sesuai dengan tingkat kesulitan masing-masing soal. Gambar 23. Tampilan kunci jawaban terpilih dan pedoman penskoran 3) Penyusunan Modul dari Aspek Kebahasaan Bahasa yang digunakan dalam penyusunan modul ini adalah Bahasa Indonesia. 4) Penyusunan Modul dari Aspek Pendekatan Problem Solving Modul yang dikembangkan berbasis Problem Solving, maka modul ini memuat empat komponen metode Problem Solving. Keempat komponen tersebut antara lain sebagai berikut. a) Memahami masalah

87 Memahami masalah merupakan langkah awal dalam menyelesaikan masalah. Pada tahapan ini siswa diberi beberapa pertanyaan terkait dengan masalah tersebut, diantaranya apa yang diketahui dari soal, apakah yang ditanyakan soal, apa saja informasi yang diperlukan, dan bagaimana menyelesaikan soal tersebut, serta kemungkinan pertanyaan-pertanyaan lain yang mengarah pada pemahaman tentang masalah. Gambar 24. Langkah Memahami Masalah b) Membuat rencana penyelesaian masalah Dalam tahapan membuat rencana penyelesaian masalah, siswa diarahkan untuk membuat permasalahan menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami, menemukan hubungan antar data yang sudah diketahui dan ditanyakan, juga memilih strategi-strategi yang tepat dan berkaitan dengan permasalahan yang akan dipecahkan.

88 Gambar 25. Langkah Membuat Perencanaan Penyelesaian Masalah c) Melaksanakan rencana yang telah ditetapkan Jika siswa telah memahami permasalahan dan menentukan strategi yang tepat dalam menyelesaikan masalah. Langkah berikutnya adalah menyelesaikan soal sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, kemampuan siswa memahami substansi materi dan keterampilan siswa melakukan perhitungan-perhitungan matematika akan sangat membantu untuk melakukan rencana penyelesaian masalah. d) Memeriksa ulang jawaban yang diperoleh Pada tahap ini dilakukan pengecekan dari tahap pertama sampai tahap penyelesaian ketiga. Dengan cara seperti ini maka berbagai kesalahan yang tidak perlu, dapat terkoreksi kembali sehingga siswa dapat sampai pada jawaban yang benar sesuai dengan masalah yang diberikan.

89 Gambar 26. Contoh Masalah dan Penyelesaiannya di dalam Kegiatan Belajar Langkah ini menghasilkan desain modul yang kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing berupa print out. Draft modul diserahkan kepada dosen pembimbing untuk direvisi berdasarkan masukan dan saran dari dosen pembimbing. Modul yang sudah direvisi menghasilkan produk awal. c. Pengembangan Buku Panduan Guru Secara umum pengembangan Buku Panduan Guru tidak jauh berbeda dengan modul yang dikembangkan. Tetapi perbedaanya adalah sebagai berikut: 1) Cover dari Buku Panduan Guru Cover dari Buku Panduan Guru ini dibedakan hanya pada warna background saja. Warna yang dipilih adalah warna hijau.

90 Gambar 27. Cover Buku Panduan Guru 2) Terdapatnya Rubrik Penskoran Rubrik Penskoran pada pengembangan Buku Panduan Guru ini dikembangkan untuk memberikan patokan tehnik penilaian pada setiap aktivitas dalam modul yang dikembangkan. Gambar 28. Rubrik Penskoran 3) Terdapatnya kunci jawaban Pemberian kunci jawaban adalah untuk mempermudah guru dalam memeriksa jawaban siswa dan mempermudah dalam mengevaluasi siswa.

91 Gambar 29. Kunci Jawaban d. Pengembangan Instrumen Penilaian, Angket Tanggapan Guru dan Siswa Terdapat tiga hal yang akan dikembangkan dalam tahap ini, yaitu Instrumen Penilaian, Angket Tanggapan Guru, dan Siswa. Pengembangannya adalah sebagai berikut: 1) Instrumen Penilaian Pengembangan instrumen penilaian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu instrumen penilaian yang ditujukan oleh ahli media serta instrumen penilaian yang ditujukan oleh ahli materi dan pembelajaran. Pembagian ini dikarenakan setiap dosen memiliki keahlian di bidangnya masing-masing sesuai dengan bidang keilmuannya. 2) Angket Tanggapan Guru Angket tanggapan guru dikembangkan dengan tujuan mengetahui respon guru pada modul yang dikembangkan di saat uji

92 coba terbatas. Guru adalah seorang ahli materi dan pembelajaran ditinjau dari penilaiannya tentang tingkat kesulitan soal yang cocok untuk dihadapi siswa berdasarkan pengalaman empirisnya mengajar di sekolah. Tetapi guru tidak mendalami ilmu yang berkaitan dengan media pembelajaran. Jadi guru dapat berperan serta sebagai ahli materi dalam penilaian modul ini. 3) Angket Tanggapan Siswa Angket Tanggapan Siswa dikembangkan dengan tujuan mengetahui respon siswa pada modul yang dikembangkan di saat uji coba terbatas. Poin-poin dalam angket tanggapan siswa beberapa diambil dari aspek-aspek syarat modul yang baik dan aspek dari tujuan pengembangan modul ini yang terdapat di dalam BAB II. e. Validasi Tahap validasi adalah tahap untuk menentukan apakah instrumen penilaian, angket tanggapan guru, angket tanggapan siswa, dan produk berupa modul yang dikembangkan sudah pantas dan layak untuk diujicobakan atau belum. Setelah instrumen penilaian, angket tanggapan guru, angket tanggapan siswa, dan produk berupa modul tersebut divalidasi, maka akan dilakukan revisi sesuai saran ahli. Deskripsi pada tahap validasi adalah sebagai berikut: 1) Validasi Instrumen Penilaian, Angket Tanggapan Guru, dan Siswa

93 Validasi Instrumen Penilaian dan Angket Tanggapan Siswa dilakukan oleh seorang dosen ahli, yaitu Dr. Sugiman. Hasil dari validasi adalah sebagai berikut: Tabel 8. Revisi Kisi-kisi Instrumen Penilaian Modul Aspek Saran Validator Indikator Sebelum Revisi Kelayakan isi Lebih diperjelas Kesesuaian konteks, lagi materinya kasus, dan ilustrasi Kelayakan Revisi Konsistensi penyajian sistematika sajian dalam bab Kesesuaian Revisi Menggunakan bahasa (untuk bahasa yang sesuai tanggapan guru) dengan tingkat kedewasaan siswa. Kesesuaian bahasa (untuk tanggapan siswa) Fokus pada kejelasan petunjuk Siswa dapat melakukan kegiatan yang ada karena petunjuk kegiatankegiatan dalam modul jelas Kondisi (untuk Revisi Pada awal tanggapan siswa) pembelajaran, saya tertarik menggunakan Modul ini. Indikator Sesudah Revisi Kesesuaian materi dengan perkembangan ilmu geometri. Konsistensi sistematika sajian dalam kegiatan belajar Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat usia anak SMP. Saya dapat memahami petunjuk-petunjuk yang diberikan Saya tertarik menggunakan Modul ini.

94 Aspek Saran Validator Indikator Sebelum Revisi Revisi Saya merasa tertantang dan termotivasi setelah melihat Modul ini. Sesuaikan Saya lebih mudah mengingat rumusrumus segi empat dengan menggunakan Modul ini. Sesuaikan Saya merasa kesulitan dalam mengerjakan soalsoal dalam Modul ini. Revisi Saya merasa senang belajar dengan menggunakan Modul ini. Revisi Saya merasa bangga setelah saya memecahkan masalah segi empat dalam kegiatan di dalam Modul ini Indikator Sesudah Revisi Saya merasa tertantang dan termotivasi setelah menggunakan Modul ini. Saya merasa percaya diri memecahkan masalah segi empat dengan menggunakan Modul ini. Saya merasa kesulitan memaparkan pekerjaan saya dalam Modul ini. Saya menjadi giat belajar dengan menggunakan Modul ini. Saya berhasil memecahkan masalah segi empat dalam kegiatan di dalam Modul ini

95 2) Validasi Produk Produk yang dikembangkan ini divalidasi oleh 3 orang ahli yang terdiri dari 1 orang dosen ahli media, 1 orang dosen ahli materi dan pembelajaran, serta 1 orang guru matematika SMP 2 Jetis. Adapun 1 orang dosen ahli media yaitu Nur Hadi W. Dosen ahli materi dan pembelajaran adalah Murdanu. Sedangkan 1 orang guru SMP N 2 Jetis adalah Fauzi. Hasil dari validasi produk adalah sebagai berikut: a) Validasi Ahli Media Adapun saran yang diberikan oleh ahli media adalah sebagai berikut: (1) Melakukan pembenahan pada tampilan cover sesuai dengan saran ahli media. Cover awal bagian gambar sebaiknya diganti. Gambar 30. Tampilan cover sebelum revisi

96 Gambar 31. Tampilan cover sesudah revisi (2) Menghapus judul topik yang ditulis ganda pada awal kegiatan belajar Gambar 32. Tampilan Tulisan Kegiatan Belajar sebelum revisi

97 Atas masukan serta saran dari ahli media yakni dengan menuliskan judul topik satu kali agar menghindari kebingungan dalam menuliskan di daftar isi halaman modul. Gambar 33. Tampilan Tulisan Kegiatan Belajar sesudah revisi (3) Menuliskan alamat web yang jelas pada keterangan gambar di dalam modul

98 Gambar 34. Tampilan alamat web sebelum revisi Atas masukan serta saran dari ahli media yakni alamat web harus jelas, tidak hanya menuliskan www.google.com. Gambar 35. Tampilan alamat web sesudah revisi (4) Cek kembali penulisan kata/kalimat Banyak terjadi kesalahan-kesalahan penulisan di dalam modul dan penulis merevisi kesalahan-kesalahan pengetikan kata/kalimat tersebut.

99 b) Validasi Ahli Materi dan Pembelajaran Adapun saran yang diberikan oleh ahli materi dan pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) Terdapat soal yang memerlukan konsep persamaan kuadrat dalam penyelesaiannya, padahal siswa belum pernah mempelajari materi tersebut. Gambar 36. Tampilan soal sebelum revisi

100 Gambar 37. Tampilan soal sesudah revisi Perbaikan dengan mengganti soal lain yang sesuai dengan kemampuan siswa. (2) Perbaikan tata tulis yaitu pada penulisan rumus keliling yang tidak perlu diberi spasi terlalu banyak pada bagian yang harus diisi. Gambar 38. Tampilan konsep keliling sebelum revisi

101 Gambar 39. Tampilan konsep keliling sesudah revisi (3) Mempermudah penjelasan materi tentang sifat-sifat jajargenjang dengan menggantinya menjadi bagian aktifitas siswa berkelompok dan menyusun bahasanya menjadi lebih sederhana. Gambar 40. Tampilan sifat-sifat jajargenjang sebelum revisi

102 Gambar 41. Tampilan sifat-sifat jajargenjang sesudah revisi (4) Cek kembali penulisan kata/kalimat Banyak terjadi kesalahan-kesalahan penulisan di dalam modul dan penulis merevisi kesalahan-kesalahan pengetikan kata/kalimat tersebut terutama dalam penulisan simbol-simbol matematika. 4. IMPLEMENTATION (IMPLEMENTASI) a. Uji Coba modul Setelah bahan ajar dinyatakan layak oleh ahli materi dan ahli media, maka bahan ajar dapat diimplementasikan yaitu dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Hasil uji coba ini akan dijadikan acuan untuk merevisi kembali bahan ajar yang dikembangkan. Uji coba produk dilaksanakan di SMP Negeri 2 Jetis dengan subyek penelitian siswa kelas

103 VII.. Uji coba produk di SMP Negeri 2 Jetis diikuti oleh siswa kelas VIID yang berjumlah 35 3 pada tanggal 15 April 6 Mei 2013 Dalam implementasi pembelajaran penggunaan modul pada kegiatan pembelajaran ini mereka bisa secara individu atau berkelompok. Pembelajaran individu dilakukan ketika mereka mengerjakan latihan atau tugas-tugas tugas yang menuntut kemandirian, dan mereka berkelompok secara heterogen terdiri dari 4-5 4 5 siswa dalam melakukan aktivitas siswa atau kegiatan diskusi. Kelompok diskusi dipilih atas as dasar dengan menggabungkan siswa-siswa siswa siswa yang tempat duduknya berdekatan sebanyak 4-55 siswa. Kegiatan siswa berkelompok selain mengerjakan kegiatan diskusi, mereka juga melakukan aktifitas siswa secara bersama bersama-sama, saling bekerja sama dan berdiskusi apabila apabila ada salah satu siswa dalam kelompok yang mengalami kesulitan. Gambar 42. Kegiatan siswa ketika implementasi modul Pada awal pembelajaran dengan menggunakan modul siswa belum memahami cara menggunakan modul sehingga guru harus

104 membacakan dan menjelaskan setiap langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan modul serta saat berdiskusi terdapat beberapa siswa yang melakukan kegiatan di luar pembelajaran. Akan tetapi, untuk pertemuan selanjutnya sedikit demi sedikit siswa sudah dapat memahami sendiri petunjuk dan perintah pada modul. Dalam uji coba, peran guru sebagai pendamping dan pembimbing. Guru tidak menjelaskan materi secara keseluruhan seperti pada pembelajaran sebelumnya. Dengan adanya modul diharapkan siswa dapat menemukan konsep sendiri dan dapat memahaminya serta dapat mengaplikasikannya pada pemecahan masalah. Jawaban-jawaban dari kegiatan pada modul hasil kerja siswa dipertegas kembali oleh guru pada akhir pembelajaran di kelas. Pada pembelajaran menggunakan modul, terlihat bahwa siswa tertarik dan termotivasi untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada pada modul. Hal ini dapat dilihat ketika siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan kegiatan pada modul, siswa akan bertanya kepada guru mengenai solusi atau cara yang harus mereka tempuh untuk dapat menyelesaikan kesulitan yang sedang mereka hadapi. Setelah siswa memperoleh kesimpulan dan menuliskannya pada modul, guru memberikan penguatan pada kesimpulan yang telah diperoleh siswa dengan terlebih dahulu meminta salah satu siswa mengungkapkan hasil kesimpulan yang telah mereka dapatkan. Dengan kesimpulan yang

105 telah dikuatkan oleh guru, siswa dapat lebih memahami materi yang sedang mereka pelajari. Pada akhir pertemuan, peneliti memberikan soal post test pada siswa hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran dengan modul. Hasil dari post test menunjukkan kemampuan pemecahan masalah siswa meningkat. Hal ini terlihat dari langkah-langkah siswa dalam mengerjakan sebuah soal beserta jawabannya sudah dituliskan secara sistematis, runtut, dan jelas. Ketika saat kegiatan belajar mengajar di awal menggunakan modul, siswa cenderung untuk langsung menuliskan perhitungan secara matematis tanpa diawali dengan menjelaskan informasi apa saja yang didapatkan dari soal, akan tetapi pada lembar jawaban post test untuk soal uraian banyak siswa telah menuliskan jawabannya secara runtut dan menjelaskan informasi apa saja yang diperoleh dan bagaimana cara menyelesaikannya. Pada pertemuan terakhir kegiatan belajar dengan menggunakan modul matematika segiempat, peneliti memberikan angket pada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan modul hasil pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran. b. Revisi Produk Produk yang telah selesai diujicobakan kemudian direvisi kembali berdasarkan masukan atau saran dari angket respon siswa setelah menggunakan produk dalam pembelajaran.

106 5. EVALUATION (EVALUASI) Tahap terakhir dari model pengembangan ADDIE adalah tahap evaluasi. Evaluasi dilakukan oleh peneliti dengan menganalisis data hasil penelitian yang diperoleh yaitu analisis kevalidan modul dari dosen ahli dan guru, analisis kepraktisan modul dari hasil angket respon siswa dan analisis hasil post test diperlukan untuk mengetahui keefektifan bahan ajar berupa modul terhadap pembelajaran. Analisis hasil post test diperoleh untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan modul dalam pembelajaran. Dengan menggunakan hasil dari post test dapat dilihat keberhasilan dari bahan ajar yang dikembangkan berupa modul dalam pembelajaran di kelas. Data hasil validasi ahli digunakan untuk mengetahui kelayakan modul ditinjau dari kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa dan kelayakan kegrafikaan. Data angket respon siswa digunakan untuk mengetahui respon atau tanggapan siswa terhadap modul yang dikembangkan dalam pembelajaran di kelas. Penjelasan dari analisis kevalidan modul, analisis kepraktisan, dan analisis keefektifan modul adalah sebagai berikut : a. Analisis Data Kevalidan Modul 1) Analisis Data Validasi Ahli Materi Hasil data validasi dosen ahli materi, yaitu Murdanu, M. Pd. memperoleh skor rata-rata total 3,27 dengan kriteria kualitatif baik. Aspek butir-butir penilaian ahli materi dinyatakan pada tabel berikut:

107 Tabel 9. Hasil Analisis Data Ahli Materi No Aspek Penilaian Rata-rata Kriteria Kualitatif 1. Kelayakan Isi 3,5 Sangat Baik 2. Kelayakan Penyajian 3,1 Baik 3. Penilaian Pemecahan Masalah 3 Baik Kriteria kevalidan bahan ajar diperoleh dengan cara mengkonversikan total skor tiap aspek dalam tabel konversi kelayakan. Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran B 1. Ditinjau dari kelayakan isi, setiap aspek yang dinilai dalam bahan yang dikembangkan telah memenuhi kriteria kelayakan karena materi yang digunakan sudah baik sesuai dengan SK dan KD, materinya cukup akurat, memiliki materi pendukung pembelajaran yang baik melalui kemutakhiran materi, memenuhi aspek kelayakan penyajian, dan materi disajikan sesuai dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah). Oleh karena itu, berdasarkan analisis data yang dilakukan dari Ahli Materi, maka bahan ajar yang dikembangkan memperoleh skor rata-rata total 3,27 dengan kriteria kualitatif baik dapat dikatakan valid, meskipun masih banyak hal yang harus direvisi sesuai dengan saran dosen Ahli Materi.

108 2) Analisi Data Validasi Ahli Media Dari hasil penilaian oleh Dosen Ahli Media, yaitu Bapak Nur Hadi Waryanto, M.Eng diperoleh skor rata-rata total 3,09 dengan kriteria kualitatif baik. Aspek data Ahli Media dinyatakan pada tabel berikut: No Tabel 10. Hasil Analisis data Ahli Media (Kelayakan Kegrafikaan) Aspek Rata-rata Kriteria Kualitatif 1 Ukuran Modul 3 Baik 2 Desain Kulit Modul 3,1 Baik 3 Isi Modul 3,05 Baik 3,09 Baik Kriteria kelayakan bahan ajar diperoleh dengan cara mengkonversikan data kualitatif berupa skor tiap aspek kelayakan maupun skor total ke dalam tabel konversi kelayakan, sehingga diperoleh hasil kualitatif pada tabel tersebut. Perhitungan pada tabel kelayakan dapat dilihat pada lampiran B 2. Ditinjau dari komponen ukuran bahan ajar, modul memiliki kriteria kualitatif baik dengan rata-rata butir penilaian 3 sehingga dapat disimpulkan bahwa modul memiliki ukuran bahan ajar yang sesuai dengan materi isi bahan ajar yang dikembangkan. Desain sampul memiliki kriteria kualitatif baik dengan nilai rata-rata butir penilaian 3,1. Pada desain sampul dilakukan revisi karena

109 penggunaan gambar belum sesuai dengan ilustrasi bangun segi empat dan tulisannya lebih diperjelas. Desain isi modul memiliki kriteria kualitatif baik dengan nilai rata-rata butir penilaian bahan ajar 3,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa desain isi modul memiliki desain yang konsisten dan harmonis. Dengan demikian, modul ini layak berdasarkan aspek kelayakan kegrafikaan. Oleh karena itu, berdasarkan analisis data yang dilakukan dari Ahli Media, maka bahan ajar yang dikembangkan dapat dikatakan valid, meskipun masih banyak hal yang harus direvisi sesuai dengan saran dosen Ahli Media. 3) Analisis Data Lembar Penilaian Guru Matematika Draft bahan ajar yang telah dikembangkan, juga divalidasikan kepada guru matematika di sekolah. Guru yang menjadi validator modul yang telah dikembangkan adalah Fauzi S.Pd.ST. Aspek-aspek yang dinilai oleh guru yaitu pada kelayakan isi/materi, kesesuaian bahasa, teknik penyajian, serta aspek kemudahan dan kebermanfaatan. Secara umum keseluruhan skor rata-rata lembar penilaian guru adalah 3,4 dengan kriteria kualitatif baik. Data hasil validasi bahan ajar oleh guru ditunjukkan oleh tabel berikut:

110 Tabel 11. Analisis data Lembar Penilaian Guru Matematika Rata-rata Kriteria No Aspek Penilaian Kualitatif 1 Kualitas Materi Modul 3,4 Baik 2 Kesesuaian Bahasa 3,5 Sangat Baik 3 4 Teknik Penyajian 3,33 Baik Kemudahan dan Kebermanfaatan 3,38 Baik 3,4 Baik Kriteria kelayakan bahan ajar diperoleh dengan cara mengkonversikan data kualitatif berupa skor tiap aspek kelayakan maupun skor total ke dalam tabel konversi kelayakan, sehingga diperoleh hasil kualitatif pada tabel tersebut. Perhitungan pada tabel kelayakan dapat dilihat pada lampiran B 3. Pada tabel penilaian di atas, dapat disimpulkan bahwa ditinjau dari aspek materi, bahasa, penyajian, kemudahan dan kebermanfaatan, modul yang telah dikembangkan dapat dikatakan valid. b. Analisis Data Kepraktisan Modul Untuk mengetahui kepraktisan modul, digunakan analisis data melalui angket respon siswa. Angket ini diambil saat kegiatan

111 pembelajaran dengan modul selesai dilaksanakan. Angket respon siswa ini berupa daftar pernyataan yang disusun sebanyak 20 butir pernyataan positif dengan 4 alternatif jawaban yaitu Sangat setuju, Setuju, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju. Aspek yang termuat dalam angket respon siswa ini adalah aspek kesesuaian bahasa, aspek tampilan penyajian, aspek kemudahan, dan aspek kondisi siswa ketika pembelajaran dengan menggunakan modul. Hasil analisis dari pengisian angket respon siswa oleh 35 siswa setelah penggunaan bahan ajar di kelas. Rata-rata seluruh aspek butir penilaian adalah 2,85 yang berada pada kriteria kualitatif baik. Dengan rincian sebagai berikut: Tabel 12. Hasil Analisis Angket Respon Siswa No Aspek Rata-rata Kriteria Kualitatif 1. Kesesuaian Bahasa 3,24 Baik 2. Tampilan Penyajian 2,5 Cukup 3. Kemudahan 2,74 Cukup 4. Kondisi 2,88 Baik Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan memiliki tingkat kepraktisan dengan kriteria baik. Hasil analisis respon siswa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B 3. Dari hasil angket respon siswa, juga diperoleh komentar dan saran sebagai berikut: 1. Ada siswa yang berpendapat agar modul dibuat lebih tipis lagi. 2. Modul ini mampu menghadirkan suasana yang berbeda saat belajar di dalam kelas. 3. Penyampaian materi pada modul menarik, mudah dipahami.

112 c. Analisis data Keefektifan Modul Keefektifan modul diukur menggunakan analisis post test pada akhir kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tes tertulis diambil setelah kegiatan belajar menggunakan modul selesai dilaksanakan. Kriteria ketuntasan minimal berdasarkan acuan dari kriteria ketuntasan minimal sekolah untuk mata pelajaran matematika yaitu 75. Dari tes yang dilaksanakan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 13. Tabel hasil post test siswa Siswa Nilai Keterangan Siswa 1 80 Tuntas Siswa 2 96,67 Tuntas Siswa 3 80 Tuntas Siswa 4 83,33 Tuntas Siswa 5 96,67 Tuntas Siswa 6 90 Tuntas Siswa 7 90 Tuntas Siswa 8 93,33 Tuntas Siswa 9 80 Tuntas Siswa 10 83,33 Tuntas Siswa 11 96,67 Tuntas Siswa 12 90 Tuntas Siswa 13 76,67 Tuntas Siswa 14 93,33 Tuntas Siswa 15 90 Tuntas Siswa 16 96,67 Tuntas Siswa 17 83,33 Tuntas Siswa 18 76,67 Tuntas Siswa 19 90 Tuntas Siswa 20 86,67 Tuntas Siswa 21 93,33 Tuntas Siswa 22 66,67 Belum Tuntas Siswa 23 80 Tuntas Siswa 24 76,67 Tuntas Siswa 25 90 Tuntas Siswa 26 96,67 Tuntas Siswa 27 73,33 Belum Tuntas

113 Siswa Nilai Keterangan Siswa 28 83,33 Tuntas Siswa 29 70 Belum Tuntas Siswa 30 73,33 Belum Tuntas Siswa 31 80 Tuntas Siswa 32 86,67 Tuntas Siswa 33 70 Belum Tuntas Siswa 34 80 Tuntas Siswa 35 93,33 Tuntas banyak siswa tuntas Presentase Ketuntasan Siswa = 100% jumlah peserta post test = 30 35 100% = 85,71% Berdasarkan tabel interval konversi kriteria ketuntasan belajar yang disusun berdasarkan kemampuan matematis dan sikap matematis, maka persentase tersebut diklasifikasikan dalam kriteria sangat baik. Sehingga modul sudah efektif jika ditinjau dari aspek post test. Jadi, dapat disimpulkan bahwa; (1) Modul yang dikembangkan telah sesuai dengan langkah penyusunan dan pengembangan modul dengan model ADDIE, yaitu analisis (analysis), desain (design), pengembangan (development), implementasi (implementation), dan evaluasi (evaluation), (2) Modul yang dikembangkan telah sesuai dengan tahapan pendekatan problem solving yaitu understand the problem (memahami masalah), develop a plan (membuat rencana penyelesaian masalah), carry out the plan (melaksanakan rencana yang telah ditetapkan), dan look back (memeriksa ulang jawaban yang diperoleh). (3) Modul yang dikembangkan telah memenuhi kriteria kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan.