Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1, Juli 2013 OPTIMALISASI PELAKSANAAN PROYEK DENGAN METODE JARINGAN KERJA PDM (Studi kasus Pembangunan Gedung Pusat Layanan Administrasi Terpadu Universitas Negeri Gorontalo) Syafri Antu Arfan Utiarahman, Darwis Hinelo Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Gorontalo INTISARI : Gedung Pusat Layanan Administrasi Terpadu (PLAT) dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Universitas Negeri Gorontalo. Pembangunan gedung tersebut dilaksanakan selama 160 HK dengan anggaran sebesar Rp. 24.383.873.918. Proyek ini akan dioptimalisasi dari segi waktu dan biaya pelaksanaan guna memperoleh hasil yang optimal. Sehingga diperlukan suatu metode yang dapat mengoptimalkan waktu dan biaya pelaksanaan tanpa mengurangi kualitas hasil proyek itu sendiri. Metode PDM (Precedence Diagram Method) dapat digunakan untuk melakukan penjadwalan waktu pelaksanaan proyek dengan pertimbangan bahwa metode ini lebih efektif dan efisien. Optimalisasi waktu dan biaya diperoleh dari Crash Program dengan sistem Network Planning metode PDM dengan cara penambahan jumlah tenaga kerja pada masing-masing pekerjaan yang dipercepat. Percepatan tersebut dilakukan pada pekerjaan yang ada dilintasan kritis terpilih diantaranya pekerjaan pembesian, pekerjaan pasangan bata, dan pekerjaan pasangan plafond. Hasil penelitian menunjukkan durasi optimal pelaksanaan proyek dari 160 HK menjadi 146 HK, dengan total biaya proyek optimal dari Rp. 24.383.873.918 menjadi Rp. 24.377.958.918. Sehingga terjadi optimalisasi waktu sebesar 14 hari dengan biaya 0,024%. Kata Kunci : Optimalisasi, Metode PDM, Crash Program. ABSTRACT : Integrated administrasion service centre building develops with the aim is to increase the high quality education in State University of Gorontalo. Developing of the build is realization during 160 days with calculation in the amount Rp. 24.383.873.918. This projects will will optimize by the aspect of fine and cost to get the best result. Therefore it needs a method that will make the best of time and cost implementation without decrease the result of quality project it self. PDM (Precedence Diagram Method) can used to make time schedule of the project implementation with consideration that the method is more effective and efficient. The optimalization of time and cost is get from Crash Program with system of Network Planning PDM method with add the workers in each work that crashed. The acceleration was doing in work that have selected critical line that is reinforcement bor work, setting brick and ceiling work. The results showed the optimal duration of project implementation work 160 days to 146 days of work, the optimal total cost of the project from Rp. 24.383.873.918 to Rp. 24.377.958.918. Resulting in the optimization of time of 14 days at a cost of 0,024%. Keys: Optimalization, PDM Method, Crash Program.
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1, Juli 2013 PENDAHULUAN Latar Belakang Perencanaan kegiatan-kegiatan proyek merupakan masalah yang sangat penting karena perencanaan kegiatan merupakan dasar untuk proyek bisa berjalan dan agar proyek yang dilaksanakan dapat selesai dengan waktu yang optimal. Pada tahapan perencanaan proyek, diperlukan adanya estimasi durasi waktu pelaksanaan proyek. Dalam mengestimasi waktu dan biaya disebuah proyek maka diperlukan optimalisasi. Optimalisasi biasanya dilakukan untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada serta meminimalkan resiko namun tetap mendapatkan hasil yang optimal. Kampus Universitas Negeri Gorontalo dalam usahanya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan layanan administrasi akademik membangun beberapa gedung baru, salah satunya adalah gedung Pusat Layanan Administrasi Terpadu (PLAT). Proyek ini terdiri dari empat aktivitas besar yaitu pekerjaan persiapan, pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur, dan pekerjaan mekanikal elektrikal. PT Adhi Karya merupakan perusahaan kontraktor pelaksana yang mengerjakan proyek pembangunan gedung PLAT. Pihak kontraktor sering mengalami masalah dalam menentukan waktu penyelesaian proyek dengan biaya yang optimal. Sehingga pihak kontraktor akan mengeluarkan biaya yang lebih banyak dengan tidak tepatnya waktu penyelesaian proyek. Metode PDM (Precedence Diagram Method) dapat memberikan solusi didalam perencanaan penjadualan proyek konstruksi. Metode ini menggunakan diagram yang menunjukkan hubungan ketergantungan antar kegiatan dengan memungkinkan terjadinya kegiatan dilakukan pararel terhadap kegiatan lainnya selama Resources tersedia. PDM memberikan jalan yang lebih mudah untuk menunjukkan logika kegiatan hubungan yang kompleks diantara aktivitas-aktivitasnya terutama jika terdapat sebagian aktivitas yang berjalan bersamaan dan tumpang tindih. Diagram PDM tidak memerlukan aktivitas Dummy dan
bagian tambahan untuk menunjukkan Overlap. PDM sangat bermanfaat untuk mewakili aktivitas-aktivitas yang dilakukan berulangkali, seperti dalam pembuatan gedung bertingkat dan lain-lain. Hubungan tambahan yang tersedia dalam PDM dapat membantu untuk mengambil asumsi bahwa hasil penjadualan sudah lengkap dan tepat. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka pokok permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk jaringan kerja atau Network Planning dengan metode PDM pada proyek pembangunan gedung Pusat Layanan Administrasi Terpadu (PLAT)? 2. Berapa durasi optimal proyek pembangunan gedung Pusat Layanan Administrasi Terpadu (PLAT)? 3. Berapa total biaya pelaksanaan proyek pembangunan gedung Pusat Layanan Administrasi Terpadu (PLAT) dengan durasi proyek optimal? Batasan Masalah Batasan masalah penelitian ini adalah: 1. Penelitian dilakukan pada proyek pembangunan gedung Pusat Layanan Administrasi Terpadu (PLAT) Universitas Negeri Gorontalo. 2. Analisis penjadualan proyek menggunakan metode PDM. 3. Mengabaikan kondisi eksternal penyebab keterlambatan sebuah proyek seperti hujan, macetnya peralatan, dan keterlambatan material. 4. Anggaran biaya dan jadual pekerjaan diambil sesuai dengan data yang ada pada Rencana Anggaran Biaya. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menentukan jaringan kerja atau Network Planning dengan metode PDM pada proyek pembangunan gedung Pusat Layanan Administrasi Terpadu (PLAT). 2. Menganalisis durasi yang optimal untuk menyelesaikan proyek pembangunan gedung Pusat
Layanan Administrasi Terpadu (PLAT). 3. Menganalisis perkiraan biaya akibat percepatan waktu pelaksanaan. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada METODE PENELITIAN Gambaran Umum Wilayah Studi Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Universitas Negeri Gorontalo tepatnya pada proyek Pusat Layanan Administrasi Tahapan Penelitian Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Survey pendahuluan dilakukan sebelum penelitian dengan tujuan untuk mengetahui kondisi dan karakteristik lokasi penelitian. Melalui survey pendahuluan diperoleh data-data yang berasal dari sumber penelitian. 2. Studi Pustaka yaitu dengan mengumpulkan materi sebanyak mungkin sebagai bahan acuan dalam melakukan pengambilan data dan analisis data yang telah dikumpulkan. instansi yang terlibat dalam proyek pekerjaan konstruksi agar menghasilkan produk konstruksi yang tepat waktu dalam pengerjaan, tepat metode dan tepat biaya. Terpadu. Pembangunan sarana dan prasarana ini merupakan fasilitas yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan administrasi akademik. 3. Pengumpulan data, adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah Rencana Anggaran Biaya (RAB), Kurva-S, Network Planning dan Biaya tidak langsung. RAB adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek. Kurva-S adalah gambaran yang menyatakan tingkat kumulatif kebutuhan sumber daya tertentu mulai saat awal (proyek mulai) sampai dengan saat tertentu pada proyek. Network Planning adalah
salah satu model yang digunakan dalam penyelenggaraan proyek yang produknya adalah informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada network diagram proyek yang bersangkutan. Biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan tanpa bergantung pada volume pekerjaan. 4. Analisis data, melakukan perencanaan dengan menggunakan metode jaringan kerja Precedence Diagram Method (PDM). Penjadualan dengan metode PDM menggunakan aplikasi Microsoft Office Project 2007. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Optimalisasi Waktu dan Biaya Usaha yang dilakukan dalam mempercepat waktu pelaksanaan proyek yakni dengan menambah sumber daya (biaya), penambahan ini berupa sumber daya manusia maupun peralatan. Akibat dari percepatan waktu pelaksanaan proyek diperoleh pertambahan biaya (Cost Slope perhari) dari masingmasing pekerjaan yang dipercepat. 5. Perhitungan analisa biaya dan waktu menggunakan metode Crash Program. Kondisi percepatan waktu pelaksanaan yang bersifat minimum dengan biaya yang maksimum inilah yang disebut Crash Program. Jika efisiensi biaya dan waktu diperoleh lebih kecil dari perencanaan normal, maka kita dapat lanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu tahap kesimpulan dan saran. Seperti yang ditunjukkan oleh anak panah pada gambar bagan alir penelitian. 6. Kesimpulan dan saran diperoleh setelah pengolahan dan analisis data selesai dilakukan. Tahapan-tahapan dalam mempercepat pelaksanaan proyek meliputi: 1. Perhitungan jadual pelaksanaan 2. Analisis hubungan antar kegiatan 3. Penyusunan jaringan kerja (Network Planning) 4. Identifikasi jalur kritis dan total Float 5. Perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung dan total biaya 6. Analisis biaya dan waktu optimum
Perhitungan Biaya Langsung Biaya langsung (Direct Cost) adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek. Total dari biaya langsung sesuai dengan data Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek pembangunan gedung PLAT sebesar Rp. 24.299.873.917,98. Berdasarkan hasil perencanaan Network Planning dengan metode PDM seperti yang ditunjukkan pada Lampiran A dan Lampiran B, diperoleh kegiatan-kegiatan kritis seperti pada Tabel 4.2. Kegiatan-kegiatan kritis yang ada pada Tabel 4.2 diatas selanjutnya dilakukan analisa untuk menentukkan kegiatan-kegiatan yang akan dipercepat durasinya. Analisa percepatan kegiatan tersebut didasarkan pada kegiatan-kegiatan kritis yang pada dasarnya tidak akan merubah jalur kritis yang ada. Kegiatan-kegiatan kritis yang akan dipercepat dihitung berdasarkan data biaya langsung pekerjaan sehingga diperoleh pertambahan biaya (Cost Slope) pekerjaan, adapun salah satu contoh perhitungannya adalah sebagai berikut: Pekerjaan Pembesian Balok Lantai 3 (FI) Kondisi Normal Durasi Volume = 4 hari = 8746,63 Kg Kapasitas tenaga kerja per 1 Kg besi adalah: Tukang Besi 0,0167 Org/hr @ Rp. 60.000,00 Kepala Tukang 0,0083 Org/hr @ Rp. 65.000,00 Pekerja 0,0042 Org/hr @ Rp. 40.000,00 Perhitungan biaya tenaga kerja adalah: Kapasitas tukang besi = 59,88 = 60 Kg/orang.hari 1 0,0167 Jumlah tukang besi = 8746,63 60 x 4 hari = 36,44 = 36 orang Jadi upah tukang besi = = 36 orang x Rp. 60.000,00 = Rp. 2.160.000,00 perhari Kapasitas kepala tukang = 1 0,0167 / 0,0083 Kg/orang.hari = 0,49 = 0,5
Jumlah kepala tukang = 0,5 x 36 orang = 18 orang Jadi upah kepala tukang = 18 orang x Rp. 65.000,00 = Rp. 1.170.000,00 perhari Kapasitas pekerja = 238,09 = 238 Kg/orang.hari Jumlah pekerja = = 9,18 = 9 orang 1 0,0042 = 8746,63 238 x 4 hari Jadi upah pekerja = 9 orang x Rp. 40.000,00 = Rp. 360.000,00 perhari Jadi upah tenaga kerja selama 4 hari durasi normal pekerjaan adalah: (Rp. 2.160.000 + Rp. 1.170.000 + Rp. 360.000) x 4 hari = Rp. 14.760.000,00 Pekerjaan ini akan dipercepat dengan durasi percepatan 2 hari, adapun perhitungannya adalah sebagai berikut: Kondisi Percepatan Durasi = 2 hari Volume = 8746,63 Kg Perhitungan biaya tenaga kerja adalah: Kapasitas tukang besi = 59,88 = 60 Kg/orang.hari 1 0,0167 = Jumlah tukang besi = 8746,63 60 x 2 hari = 72,88 = 73 orang Jadi upah tukang besi = 73 orang x Rp. 60.000,00 = Rp. 4.380.000,00 perhari Kapasitas kepala tukang = 1 0,0167 / 0,0083 Kg/orang.hari = 0,49 = 0,5 Jumlah kepala tukang = 0,5 x 73 orang = 36,5 = 37 orang Jadi upah kepala tukang = 37 orang x Rp. 65.000,00 = Rp. 2.405.000,00 perhari Kapasitas pekerja = 238,09 = 238 Kg/orang.hari Jumlah pekerja = = 18,37 = 18 orang Jadi upah pekerja 1 0,0042 8746,63 = 238 x 2 hari = 18 orang x Rp. 40.000,00 = Rp. 720.000,00 perhari Jadi upah tenaga kerja selama 2 hari durasi pekerjaan dipercepat adalah: (Rp. 4.380.000 + Rp. 2.405.000 + Rp. 720.000) x 2 hari = Rp. 15.010.000,00
Slope biaya akibat percepatan Selanjutnya perhitungan adalah: Slope biaya = Biaya dipersingkat Biaya normal Waktu normal-waktu dipersingkat = Rp. 15.010.000,00 - Rp. 14.760.000,00 4-2 125.000,00 perhari = Rp. percepatan durasi pekerjaan berdasarkan kegiatan kritis terpilih serta perhitungan Slope biaya pekerjaan disajikan dalam Tabel 4.3 dan Tabel 4.4. Tabel 4.3. Hasil Analisis Percepatan Durasi Kegiatan Terpilih Kode Jenis Durasi Percepatan Durasi Pekerjaan Pekerjaan Normal Durasi Percepatan FI Pembesian Balok Lt 2 4 hari 2 hari 2 hari JY Pek. Pasangan Bata Lt 4 10 hari 3 hari 7 hari JZ Pek. Plesteran Lt 4 7 hari 2 hari 5 hari KA Pek. Acian Lt 4 6 hari 2 hari 4 hari KB Pek. Timbunan Pasir Lt 4 7 hari 2 hari 5 hari KC Pek. Pasangan Lantai Lt 4 9 hari 3 hari 6 hari KF Pek. Plafond Lantai 4 9 hari 1 hari 8 hari Sumber: Hasil Analisis Tabel 4.4. Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Kode Pek Jenis Pekerjaan Normal Dipercepat Slope biaya Durasi Biaya Durasi Biaya perhari FI Pembesian Balok Lt 2 4 hr Rp. 14.760.000 2 hr Rp. 15.010.000 Rp. 125.000 JY Pek. Pasangan Bata Lt 4 10 hr Rp. 24.050.000 7 hr Rp. 24.500.000 Rp. 150.000 JZ Pek. Plesteran Lt 4 7 hr Rp. 63.035.000 5 hr Rp. 63.300.000 Rp. 132.500 KA Pek. Acian Lt 4 6 hri Rp. 27.150.000 4 hr Rp. 27.460.000 Rp. 155.000 KB Pek. Timbunan Pasir Lt 4 7 hr Rp. 1.750.000 5 hr Rp. 1.850.000 Rp. 50.000 KC Pek. Pasangan Lantai Lt 4 9 hr Rp. 28.890.000 6 hr Rp. 28.950.000 Rp. 20.000 KF Pek. Plafond Lantai 4 9 hr Rp. 26.370.000 8 hr Rp. 27.000.000 Rp. 630.000
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1, Juli 2013 Setelah diperoleh pertambahan biaya (Cost Slope) masing-masing pekerjaan, selanjutnya dilakukan perhitungan kenaikan biaya langsung pekerjaan. Adapun kenaikan biaya langsung pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5. Daftar Kenaikan Biaya Langsung Kode Pek Durasi Akumulasi Durasi Slope biaya Biaya Jenis Pekerjaan Percepatan Percepatan Proyek perhari Langsung Normal - - 160 hari - Rp. 24.299.873.918 FI Pembesian Balok Lt 2 2 hari 2 hari 158 hari Rp. 125.000 Rp. 24.300.123.918 JY Pek. Pasangan Bata Lt 4 3 hari 5 hari 155 hari Rp. 150.000 Rp. 24.300.573.918 JZ Pek. Plesteran Lt 4 2 hari 7 hari 153 hari Rp. 132.500 Rp. 24.300.838.918 KA Pek. Acian Lt 4 2 hari 9 hari 151 hari Rp. 155.000 Rp. 24.301.148.918 KB Pek. Timbunan Pasir Lt 4 2 hari 11 hari 149 hari Rp. 50.000 Rp. 24.301.248.918 KC Pek. Pasangan Lantai Lt 4 3 hari 14 hari 146 hari Rp. 20.000 Rp. 24.301.308.918 KF Pek. Plafond Lantai 4 1 hari 15 hari 145 hari Rp. 630.000 Rp. 24.301.938.918 Sumber: Hasil Analisis Perhitungan Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langsung (Indirect Cost) meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan tanpa bergantung pada volume pekerjaan yang dilaksanakan tetapi bergantung pada lamanya waktu pelaksanaan pekerjaan. Adapun rincian biaya tidak langsung dapat dilihat pada Tabel 4.6. Berdasarkan Tabel 4.6 diatas biaya tidak langsung yang diperlukan sebesar Rp. 15.750.000,00 perbulan, sehingga total biaya tidak langsung yang akan dikeluarkan selama 160 hari kerja sesuai perencanaan normal pekerjaan adalah Rp. 84.000.000,00. Adapun perhitungannya sebagai berikut: Total Biaya Tidak Langsung = Total Gaji perbulan 30 hari (jml hr dalam 1 bln) x 160 HK Total Biaya Langsung = Rp. 15.750.000,00 x 160 HK 30
Total Biaya Langsung = Rp. 84.000.000,00 Tabel 4.7. Perhitungan Biaya Tidak Langsung Durasi Durasi Total Biaya Total Biaya Gaji Perhari Proyek Percepatan Gaji Biaya tidak Langsung 160 HK Rp. 525.000 - Rp. 84.000.000 158 HK Rp. 525.000 2 hari Rp. 1.050.000 Rp. 82.950.000 155 HK Rp. 525.000 5 hari Rp. 2.625.000 Rp. 81.375.000 153 HK Rp. 525.000 7 hari Rp. 3.675.000 Rp. 80.325.000 151 HK Rp. 525.000 9 hari Rp. 4.725.000 Rp. 79.275.000 149 HK Rp. 525.000 11 hari Rp. 5.775.000 Rp. 78.225.000 146 HK Rp. 525.000 14 hari Rp. 7.350.000 Rp.76.650.000 145 HK Rp. 525.000 15 hari Rp. 7.875.000 Rp.76.125.000 Sumber: Hasil Analisis dengan biaya tidak langsung. Keduaduanya Perhitungan Total Biaya Proyek berubah sesuai dengan waktu Total biaya proyek adalah dan kemajuan proyek seperti pada jumlah dari biaya langsung ditambah Tabel 4.8. Tabel 4.8. Total Biaya Proyek Berdasarkan Waktu Percepatan Umur Biaya proyek Total Biaya Proyek Biaya Langsung Biaya Tidak Langsung Proyek 160 HK Rp. 24.299.873.918 Rp. 84.000.000 Rp. 24.383.873.918 158 HK Rp. 24.300.123.918 Rp. 82.950.000 Rp. 24.383.073.918 155 HK Rp. 24.300.573.918 Rp. 81.375.000 Rp. 24.381.948.918 153 HK Rp. 24.300.838.918 Rp. 80.325.000 Rp. 24.381.163.918 151 HK Rp. 24.301.148.918 Rp. 79.275.000 Rp. 24.380.423.918 149 HK Rp. 24.301.248.918 Rp. 78.225.000 Rp. 24.379.473.918 146 HK Rp. 24.301.308.918 Rp.76.650.000 Rp. 24.377.958.918 145 HK Rp. 24.301.938.918 Rp.76.125.000 Rp. 24.378.063.918 Sumber: Hasil Analisis
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1, Juli 2013 Berdasarkan Tabel 4.8 diatas diperoleh total biaya proyek dengan durasi atau umur proyek yang optimal yakni pada durasi 146 hari kerja dengan total biaya proyek yang optimum sebesar Rp. 24.377.958.918. Adapun persentase efisiensi biaya dan waktu proyek adalah sebagai berikut: Berdasarkan Tabel 4.8 diatas diperoleh total biaya proyek dengan durasi atau umur proyek yang optimal yakni pada durasi 146 hari kerja dengan total biaya proyek yang optimum sebesar Rp. 24.377.958.918. Adapun persentase efisiensi biaya dan waktu proyek adalah sebagai berikut: 1. Efisiensi waktu proyek 160 HK 146 HK = 14 hari 160-146 Atau x 100% = 8,75 % 160 2. Efisiensi biaya proyek Rp. 24.383.873.918 - Rp. 24.377.958.918 = Rp. 5.915.000,00 Atau Rp. 24.383.873.918 Rp. 24.377.958.918 Rp. 24.383.873.918 x 100% = 0,024%
DAFTAR PUSTAKA Ali Haedar, Tubagus. 1989. Prinsip-Prinsip Network Planning. Jakarta: PT Gramedia. Husen, Abrar. 2009. Perencanaan Penjadwalan Dan Pengendalian Proyek. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Koolma, A dan Van de Schoot, C.J.M. 1988. Manajemen Proyek. Jakarta: Universitas Indonesia. Luthan, P.L.A. dan Syafriandi. 2006. Aplikasi Microsoft Project. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Soeharto, Iman. 1999. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional. Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga.