Debbie A.J.Harimu Fakultas Teknik Univ Negeri Manado UNIMA, Tondano, Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

SURVEI NILAI WAKTU PERJALANAN MOBIL PRIBADI DI JL. Z.A.PAGAR ALAM METODE MODE CHOICE APPROACH

PENERAPAN KONSEP PENGHAWAAN ALAMI PADA WISMA ATLET SENAYAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN

KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG

REGRESI SEDERHANA PENDEKATAN MATEMATIKA, STATISTIK DAN EKONOMETRIKA Agus Tri Basuki Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN Urban Heat Island dan Kawasan Terbangun. terhadap lingkungan sekitarnya. Fenomena Urban Heat Island (UHI)

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 2, Agustus 2012 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. independen dari listrik adalah satuan kilowatt (kwh), untuk minyak adalah

INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (36-42)

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

ANALISIS REGRESI DENGAN EXCEL

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai strategi passive cooling dengan prinsip ventilasi, strategi night

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BABI PENIJAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. 5tudi Kenyamanan Thermal Bangunan Di Perumahan Griya Taman Asri Yogyakarta BABIPENDAHULUAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Regresi dengan Microsoft Office Excel

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and

ASPEK SAINS ARSITEKTUR PADA PRINSIP FENG SHUI

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ELABORASI TEMA

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar Arsitektur Bioklimatik.

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

OPTIMASI SHADING DEVICES RUMAH TINGGAL (STUDI KASUS : PERUMAHAN LOH AGUNG VI JATEN KARANGANYAR)

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Iklim, karakternya dan Energi. Dian P.E. Laksmiyanti, S.T, M.T

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

KENYAMANAN TERMAL GEDUNG SETDA KUDUS

KUESIONER PERENCANAAN PENGEMBANGAN SDM

Lampiran 1. Hasil Analisi Regressi

BAB V KESIMPULAN UMUM

Arsitektur Nusantara yang Tanggap Iklim: Paradigma dalam Penentuan Potensi Keberlanjutannya

Djumiko. Kata kunci : ventilasi alami, ventilasi gaya thermal, ventilasi silang, kenyamanan.

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

PENGARUH LUASAN BUKAAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS SISWA PADA BANGUNAN SD NEGERI SUDIRMAN 1 KOTA MAKASSAR

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Pergerakan Nilai Tukar USD/JPY Tahun 2008

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Bentuk massa bangunan berdasar analisa angin dan matahari

Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto)

SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Formulir Uji Organoleptik Untuk Penelitian Pendahuluan FORMULIR UJI ORGANOLEPTIK (UJI RANKING)

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

PERBAIKAN VENTILASI ALAMI PADA PEMUKIMAN PADAT PENDUDUK BENTUK DARI EKO-ARSITEKTUR

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN HUNIAN TRADISIONAL TORAJA

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang memerlukan banyak bangunan baru untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PEMANFAATAN POTENSI ANGIN BAGI VENTILASI ALAMI GEDUNG BARU FAKULTAS KEDOKTERAN UMS

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil survey lapangan, running eksisting dan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA TAPAK

PENGARUH LUAS BUKAAN VENTILASI TERHADAP PENGHAWAAN ALAMI DAN KENYAMANAN THERMAL PADA RUMAH TINGGAL HASIL MODIFIKASI DARI RUMAH TRADISIONAL MINAHASA

ANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI

LATIHAN REGRESI SEDERHANA

ESENSI, Vol. 19 No. 2 / 2016 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KERJA MELALUI PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMENUHAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN DIV. PEMASARAN PT.

Hemat Energi dalam Kurikulum di Program Studi Arsitektur. Institut Teknologi Indonesia)

PERANCANGAN APARTEMEN MENGGUNAKAN DOUBLE SKIN FACADE

KARAKTER KENYAMANAN THERMAL PADA BANGUNAN IBADAH DI KAWASAN KOTA LAMA, SEMARANG

BAB V. KajianTeori Kajian Teori Tema Desain Uraian Interprestasi dan Eloborasi Teori Tema Desain

PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Bentuk Massa Bangunan Berdasar Analisa Angin, Matahari dan Beban

RUMAH SUSUN HEMAT ENERGI DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kenyamanan termal manusia terhadap ruang (Frick, 2007:

Kualitas Fitted Model

BAB V KAJIAN TEORI. Menurut Frick (1997), Ekologi dapat didefinisikan sebagai Ilmu yang. mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGALIRAN UDARA UNTUK KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS DENGAN METODE SIMULASI COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS

PERSEPSI TINGKAT KENYAMANAN TERMAL RUANG LUAR PADA RUANG PUBLIK (STUDI KASUS : TAMAN KOTA I GUSTI NGURAH MADE AGUNG)

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

Lampiran 1. Prosedur uji

PENGARUH RONGGA PADA DINDING BATAKO TERHADAP SUHU RUANG DALAM

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta,

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB V KAJIAN TEORI Kajian Teori Penekanan Desain. Arsitektur Tropis. Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di

FISIKA BANGUNAN 1 DESIGN STRATEGIES COOLING FOR BUILDING (SISTEM PENDINGIN BANGUNAN) TOPIK:

PENGENDALIAN PENGARUH IKLlM MIKRO TERHADAP KENYAMANAN THERMAL PERUMAHAN LIMAS INDAH KOTA PEKALONGAN BAB III METODE PENELITIAN BAB III

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH TEPI SUNGAI Studi Kasus Rumah Tepi Sungai Kahayan Di Kota Palangka Raya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.2.1 Konsep Pencapaian Menuju Tapak

Contoh Perhitungan Faktor Retardasi (Rf)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

lib.archiplan.ugm.ac.id

Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

Transkripsi:

ISBN 9786029796117

1 Pengaruh Elemen Ruang Luar Terhadap Kenyamanan Termal di Rumah Panggung Minahasa Produksi Usaha Kecil dan Menengah UKM Debbie A.J.Harimu Fakultas Teknik Univ Negeri Manado UNIMA, Tondano, Indonesia E-mail : debbie_harimu@yahoo.co.id Shirly Wunas, Herman Parung, Muh.Saleh Pallu Fakultas Teknik Sipil Univ. Hasanuddin UNHAS, Makassar, Indonesia Abstract---Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh elemen ruang luar terhadap kenyamanan termal di kamar rumah panggung Minahasa produksi UKM yang telah dikembangkan oleh pemiliknya. Penelitian ini dilaksanakan di kelurahan Kleak, Manado Sulawesi Utara. Metode penelitian survei lapangan dengan melakukan observasi sistematik di 159 unit analisis. Data pengukuran temperatur, kelembapan menggunakan in/out thermo-hygrometer, kecepatan angin mengguna kan anemometer. Data dianalisis sesuai dengan sifat data. Analisi yang digunakan adalah analisi tabel frekwensi dan analisis regresi berganda. Analisis dibantu program excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: elemen ruang luar berpangaruh secara signifikan terhadap kenyamanan termal di kamar kos pada rumah panggung Minahasa produksi UKM. Kata kunci : kenyamanan termal, rumah panggung Minahasa, elemen ruang luar. I. PENDAHULUAN Rumah panggung Minahasa produksi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) hingga saat ini sangat diminati masyarakat karena bentuknya yang simpel dan fleksibel dalam penataan ruang serta mudah dibongkarpasang. Fenomena saat ini, rumah panggung banyak dibeli masyarakat untuk dijadikan rumah kos. Hal ini didorong oleh besarnya permintaan kamar kos untuk akomodasi mahasiswa baru. Kebutuhan tersebut merupakan peluang bisnis bagi masyarakat di sekitar kampus. Pertambahan jumlah mahasiswa baru yang terus meningkat setiap tahunnya menjadikan bisnis rumah kos sebagai bisnis yang menjanjikan. Hal tersebut telah membentuk kognisi masyarakat untuk memanfaatkan 100% dari lahan rumahnya untuk dijadikan kamar kos. Renovasi rumah lama dan pembangunan rumah baru untuk bisnis rumah kos tumbuh bagaikan jamur di daerah sekitar kampus. LL15-1 Salah satu daerah yang terletak di kawasan pendidikan adalah kelurahan kleak. Saat ini kelurahan kleak menjadi lingkungan berkepadatan tinggi dengan jarak antar bangunan <4m. Aliran angin sulit terjadi di lingkungan dengan kepadatan bangunan tinggi, temperatur udara di lingkungan tersebut menjadi lebih panas. Kondisi ini diperparah dengan kurangnya ruang terbuka hijau pribadi maupun ruang terbuka hijau umum di lingkungan perumahan kelurahan kleak. Temperatur lingkungan luar yang tinggi dapat meningkatkan temperatur dalam kamar-kamar kos yang dihuni oleh mahasiswa. Menurut [8]situasi terlalu panas dapat berpengaruh langsung pada otak, fungsi otak menjadi tidak maksimal, kemampuan kerja menurun dan seseorang menjadi lebih emosional. Fenomena ini dapat berdampak buruk bagi mahasiswa yang sedang menuntut ilmu. Mahasiswa sebagai calon intelektual akan menentukan nasib bangsa ini di masa yang akan datang, kinerjanya dalam belajar dapat terganggu karena hunian mereka tidak sehat dan tidak nyaman termal. Di sisi lain kenyamanan termal secara alami penting sebagai upaya menghemat penggunaan energi listrik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis kenyamanan termal di kamar kos rumah panggung Minahasa produksi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang telah dikembangkan oleh pemiliknya ditinjau dari pengaruh elemen ruang luar : a) orientasi bangunan terhadap matahari dan angin; b)letak rumah terhadap topografi perkampungan ; c) jarak antar bangunan; d) ruang terbuka hijau pekarangan. II. TINJAUAN PUSTAKA Kenyamanan termal adalah kondisi seseorang yang mengekspresikan rasa nyaman terhadap lingkungan termalnya[2]. Lingkungan yang nyaman secara termal dipengaruhi oleh 4 kondisi lingkungan dan mekanisme hilangnya panas dari tubuh manusia. Empat kondisi lingkungan tersebut 1) temperatur udara; 2) kelembapan relatif; 3) kecepatan udara; 4) mean radiant temperatur (MRT)[12]. Faktor alam yang mempengaruhi manusia

2 secara langsung. Faktor-faktor alam yang dominan kondisi iklim dan topografinya dan letak rumah yang tersebut adalah (1) temperatur udara; (2) kelembapan terbaik untuk di daerah yang beriklim tropis lembab udara dan (3)gerakan angin[8]. adalah di lereng atau di puncak bukit[7]. Kenyamanan termal dapat dikondisikan dengan memodifikasi lingkungannya dan benda-benda di sekitar arsitekturnya. Untuk mengkondisi kan lingkungan agar mencapai kenyamanan secara maksimal dapat dilakukan secara alami dan tidak alami. Dalam pembahasan ini hanya membahas pencapaian kenyamanan termal secara alami. Prinsip utama kenyamanan termal secara alami adalah pemberdayaan potensi lingkungan untuk proses pendinginan atau penyegaran udara. Untuk menciptakan kenyamanan termal dalam ruang maka harus memperhatikan desain fisik bangunan dan elemen ruang luar yang disesuaikan dengan iklim alam dimana rumah Gbr 1. Pengaruh hambatan permukaan bumi (topografi), tersebut akan dibangun[2]. Pengkondisian aspek ruang bangunan terhadap pergerakan angin [4] luar yaitu 1) orientasi bangunan yang tepat terhadap matahari dan angin; 2) menanam banyak vegetasi; dapat mempengaruhi iklim interior, menurunkan temperatur C. Jarak Antar Bangunan. dalam ruangan menjadi nyaman tanpa menggunakan peralatan mekanik[7][8]. Berdasarkan uraian tinjauan pustaka diperoleh 2 kesimpulan. Pertama, berdasarkan pendapat dari [2],[7],[8]disimpulkan bahwa kenyamanan termal adalah kondisi lingkungannya yang dirasakan oleh manusia dan terdapat faktor-faktor alam yang mempengaruhinya yaitu faktor iklim (physical environment) (temperatur udara (T), pergerakan angin (V), kelembapan udara (RH). Kesimpulan yang kedua berdasarkan pendapat dari [2][7][8] disimpulkan bahwa kenyamanan termal dapat dicapai dengan mengkondisikan/ mendesain elemen ruang dalam dan elemen ruang luarnya. Elamen ruang dalamnya dan elemen ruang luar yaitu orientasi bangunan terhadap matahari dan angin, jarak antar bangunan, letak rumah di topografi dan ruang terbuka hijau. A. Orientasi bangunan. Menurut [7] sebaiknya sisi terpendek bangunan yang berorientasi ke arah terbit dan tenggelam matahari. Hal ini karena ketika fasade terkena sinar matahari maka terjadi radiasi panas yang dapat meningkatkan temperatur dalam ruang. Sisi bangunan terpanjang sebaiknya berorientasi ke arah datangnya angin, posisi yang memungkinkan terjadinya cross ventilation selama 24 jam tanpa peralatan mekanik. B. Letak rumah terhadap topografi perkampungan Topografi permukaan bumi yang berbeda-beda, ada yang datar, landai, bergelombang menyebabkan perbedaan kecepatan angin dan menciptakan berbagai pola aliran angin di permukaan tanah. Untuk mendapatkan kenyamanan termal saat dihuni maka, lokasi tapak/site rumah harus memperhatikan LL15-2 Gbr 2. Tocamacho, Honduras beriklim panas lembab tata bangunannya renggang [1]. Jarak antar bangunan menentukan pergerakan udara di lingkungan/ruang luar. Area dengan kepadatan tinggi secara umum akan memiliki temperatur lingkungan lebih tinggi daripada daerah dengan kepadatan rendah. Meskipun harus dipertimbangkan juga kondisi kecepatan angin, kerapatan vegetasi, ketinggian serta orientasinya terhadap matahari [10]. D. Ruang Terbuka Hijau. Ruang terbuka hijau dalam hal ini adalah ruang terbuka yang ditutupi oleh vegetasi tidak termasuk ruang terbuka yang tertutup paving blok. Ruang terbuka hijau akan sangat berperan dalam menciptakan kenyamanan termal karena (1) menyaring radiasi panas matahari yang langsung jatuh di atasnya sehingga dapat menurunkan temperatur udara lingkungan selanjutnya temperatur udara lingkungan akan mempengaruhi temperatur udara dalam ruang; (2)memproduksi udara segar dan sehat karena banyak mengandung unsur O2. Vegetasi seluas 1 hektar dapat memproduksi oksigen 600kg/hari,

3 Denah Tipe 1 Denah Tipe 2 Denah Tipe 3 menetralisir karbondioksida 900 kg/hari menyaring debu sampai 85% dan dapat menurunkan temperatur sampai 4 o C [5]Hasil tes menunjukkan bahwa temperatur udara di atas aspal yang berdekatan dengan rerumputan yang ternaungi adalah 52 o C sedangkan diatas rerumputan hanya 35 o C. Perbedaan 17 o C, memberi efek yang besar pada penurunan temperatur ruang dalam[7]. Keterangan: Titik letak Hydrothermometer di luar Titik letak Hydrothermometer di dalam Titik letak anemometer Gbr 4. Udara di atas material aspal akan lebih panas daripada yang berada di atas rerumputan [7] (3)mengontrol aliran angin dengan cara menghalangi, menyaring, mengarahkan atau membelokkan angin Gbr 6. Perletakan alat secara horisontal pada 3 tipe penataan ruang rumah panggung produksi UKM Data dianalisis menggunakan analisis statistik tabulasi silang dan regresi berganda dibantu program excel. Gbr 5.Vegetasi sebagai penghalang gerak angin dan pengarah angin[6] Proporsi ideal pemanfaatan lahan adalah 60/40 yaitu 60% bangunan dan 40% ruang terbuka hijau. Proporsi ideal ini memungkinkan terciptanya ventilasi silang yang baik [9]. III. METODE PENELITIAN Metode penelitian survei lapangan dengan melakukan observasi sistematik di 159 kamar unit analisis. Setiap rumah panggung yang difungsikan sebagai rumah kos, diambil salah satu kamarnya dijadikan unit analisis. Data pengukuran temperatur, kelembapan menggunakan in/out thermo-hygrometer, kecepatan angin menggunakan anemometer, pengukuran fisik bangunan menggunakan meter, penentuan arah mata angin menggunakan kompas. Data pengukuran temperatur, kelembapan dan kecepatan angin dianalisis menggunakan diagram psikometrik dan diagram temperatur efektif untuk mendapatkan nilai temperatur efektif. Skala pengukuran tingkat kenyamanan termal yang dipergunakan adalah berdasarkan temperatur efektif menggunakan skala interval yang dikategorikan sejuk tidak nyaman <20TE, sejuk nyaman 20-23 TE, hangat nyaman 23 + - 26 TE, hangat tidak nyaman 26 + TE. Gbr 7. Perletakan alat secara vertikal hydrothermometer meteran anemometer kompas Gbr 8. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Lokasi Penelitian Gbr 9. Peta Kelurahan Kleak Penelitian ini dilaksanakan di kelurahan Kleak, Manado Sulawesi Utara. Kelurahan Kleak LL15-3

, RTHP 4 berbatasan langsung dengan kawasan pendidikan terbuka hijaunya <40% & jarak antar dinding kamar Universitas Sam Ratulangi. Kondisi topografinya unit analisis dengan dinding bangunan lainnya <4m, 13 berombak dan berbukit dengan titik tertinggi 60 pada jam 10.00-15.59 hanya 3 kamar (3,16%) yang meter di atas permukaan laut. bertahan hangat nyaman. Pada jam 13.00-15.59 tersisa 4 kamar (4,21%) yang hangat nyaman B. Kenyamanan termal ditinjau dari orientasi unit analisis terhadap matahari dan angin. Tabel 1. Tingkat kenyamanan termal dengan orientasi kamar pengukuran jam 07.00-09.59 Orientasi kamar Tingkat kenyamanan T-B Tabel 2. Tingkat kenyamanan termal dengan orientasi kamar pengukuran jam 10.00-12.59 U-S Total n % n % n < 20 0 0,00 0 0,00 0 20-23 0 0,00 0 0,00 0 23-26 25 39,06 16 16,84 41 >26 39 60,94 79 83,16 118 Total 64 100 95 100 159 Orientasi kamar Tingkat kenyamanan T-B U-S Total n % n % n < 20 0 0,00 0 0,00 0 20-23 0 0,00 0 0,00 0 23-26 10 15,63 3 3,16 13 >26 54 84,38 92 96,84 146 Total 64 100 95 100 159 Unit analisis di rumah yang berorientasi cenderung T-B (64 kamar) terdapat 25 kamar (8.18%) yang hangat nyaman pada pagi hari (jam 07.00-09.59), yang bertahan hangat nyaman pada siang hari (jam 10.00-12.59) 10 kamar (15,63%) dan 8 kamar (12,50%) bertahan hangat nyaman hingga jam 13.00-15.59. Rumah-rumah yang tidak bertahan kenyamanannya karena rumah-rumah tersebut RTHP < 40%, terletak di daerah yang topografinya lembah dan jarak dengan bangunan lainnya <4m Jumlah kamar unit analisis yang berorientasi cenderung T-B lebih banyak yang hangat nyaman dan lebih banyak bertahan hingga sore hari dari pada unit analisis di rumah berorientasi cenderung T-B C. Kenyamanan termal ditinjau dari letak rumah di topografi, jarak dinding kamar dengan bangunan lain dan ruang terbuka hijau pekarangan (RTHP) Hasil perhitungan regresi berganda menunjukkan bahwa keeratan hubungan antara variabel x dan y, yang dalam hal ini adalah keeratan hubungan variabel x (jarak antar bangunan Tabel 3. Tingkat kenyamanan termal dengan orientasi kamar pengukuran jam 13.00-15.59 Orientasi kamar T-B U-S Total Tingkat kenyamanan n % n % n < 20 0 0,00 0 0,00 0 20-23 0 0,00 0 0,00 0 23-26 8 12,50 4 4,21 12 >26 56 87,50 91 95,79 147 Total 64 100 95 100 159 Unit analisis terdiri dari 95 kamar di 95 rumah panggung yang berorientasi cenderung Timur Barat dan 64 kamar di 64 rumah yang berorientasi Utara- Selatan. Rumah di lokasi penelitian tidak memiliki orientasi tertentu seperti pada arsitektur tradisional Bali atau arsitektur tradisional Toraja sehingga unit analisis dikelompokkan dalam 2 kelompok yaitu unit analisis berorientasi cenderung T-B dan unit analisis berorientasi cenderung U-S Dari tabel 1,2,3. dipaparkan data unit analisis di rumah yang berorientasi cenderung U-S (95 kamar) terdapat 16 kamar (16.84%) di 16 rumah yang hangat nyaman pada jam 07.00-09.59 tetapi karena tidak menanam vegetasi di sisi timur atau barat unit analisis yang banyak menerima sinar matahari langsung, ruang LL15-4

SUMMARY OUTPUT Regression Statistics Multiple R 0.9174823 R Square 0.8417738 Adjusted R Square 0.8387113 Standard Error 0.5687339 Observations 159 5 Dari tabel 4. terlihat bahwa variabel jarak antar bangunan, RTHP dan topografi mempengaruhi temperatur efektif secara signifikan. ANOVA df SS MS F Significance F Regression 3 266.7269903 88.909 274.87 8.06108E-62 Residual 155 50.13603607 0.323458 Total 158 316.8630264 Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95.0% Upper 95 Intercept 32.568094 0.336792406 96.7008 1.8E-140 31.9027988 33.2333895 31.9027988 33.23338 X Variable 1-0.1227881 0.054498826-2.25304 0.02566-0.23044441-0.01513185-0.23044441-0.01513 X Variable 2-0.0570254 0.004877911-11.6905 4.89E-23-0.06666121-0.04738969-0.06666121-0.04738 X Variable 3-0.085349 0.008613473-9.90878 3.1E-18-0.10236399-0.06833411-0.10236399-0.06833 SUMMARY OUTPUT Regression Statistics Multiple R 0.65011939 R Square 0.42265522 Adjusted R Square 0.41148081 Standard Error 1.10153826 Observations 159 Regresi berganda siang (10.00-12.59) ANOVA df SS MS F Significance F Regression 3 137.6834905 45.8945 37.82348 2.124E-18 Residual 155 188.0749132 1.213387 Total 158 325.7584038 Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95.0% Upper 9 Intercept 31.2072868 0.652308036 47.84133 9.9E-95 29.9187259 32.495848 29.9187259 32.49 X Variable 1-0.3581512 0.105554702-3.39304 0.000878-0.56666258-0.14964-0.56666258-0.149 X Variable 2-0.0233047 0.009447661-2.46672 0.014724-0.0419675-0.004642-0.0419675-0.004 X Variable 3-0.0527184 0.016682792-3.16005 0.001897-0.08567338-0.019763-0.08567338-0.019 SUMMARY OUTPUT Regression Statistics Multiple R 0.49568599 R Square 0.2457046 Adjusted R Square 0.23110533 Standard Error 0.71993957 Observations 159 Regresi berganda sore (12.00-15.59) ANOVA df SS MS F Significance F Regression 3 26.1695111 8.7231704 16.8299283 1.62977E-09 Residual 155 80.3385128 0.518313 Total 158 106.5080239 Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95.0% Upper 9 Intercept 28.4242195 0.426333233 66.671367 5.01E-116 27.58204634 29.2663927 27.5820463 29.26 X Variable 1-0.2554081 0.068988078-3.7022068 0.00029659-0.39168629-0.11913-0.39168629-0.119 X Variable 2-0.0011889 0.006174769-0.1925472 0.84756569-0.01338649 0.01100863-0.01338649 0.011 X Variable 3-0.0230411 0.010903481-2.1131915 0.03618604-0.04457974-0.0015025-0.04457974-0.001 Menguji variabel-variabel X secara individu dengan menggunakan Uji t. Nilai t tabel pada tingkat signifikansi 5% dengan degree of freedom 155 adalah 1,9739. Dengan membandingkan nilai mutlak t hitung untuk masing-masing variabel dengan t tabel, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4. Nilai mutlak t hitung dan t tabel untuk jam 07.00-09.59 Variabel Nilai t hit. T tabel Keputusan Jarak dgn -2,25304 1,9739 Ho ditolak bang.lain RTHP -11,6905 1,9739 Ho ditolak Topografi -9,90878 1,9739 Ho ditolak LL15-5 Tabel 5. Nilai mutlak t hitung dan t tabel untuk jam 10.00-12.59 Variabel Nilai t hit. T tabel Keputusan Jarak dgn -3,393 1,9739 Ho ditolak bang.lain RTHP -2,466 1,9739 Ho ditolak Topografi -3,160 1,9739 Ho ditolak Dari tabel 5 terlihat bahwa variabel jarak antar bangunan, RTHP dan topografi mempengaruhi temperatur efektif secara signifikan. Tabel 6. Nilai mutlak t hitung dan t tabel Variabel Nilai t hit. T tabel Keputusan Jarak dgn -3,702207 1,9739 Ho ditolak bang. lain RTHP -0,192547 1,9739 Ho diterima Topografi -2,113192 1,9739 Ho ditolak Dari tabel 3 terlihat bahwa variabel jarak antar bangunan, RTHP dan topografi mempengaruhi temperatur efektif secara signifikan. Menguji variabel-variabel X secara bersamasama terhadap variabel Y dengan menggunakan uji F. Hipotesis untuk kasus pengujian F-TEST adalah : H o : β 1 = β 2 = β 3= 0, artinya tidak ada hubungan antara variabel-variabel X dengan variabel Y. H o : Paling tidak satu dari β i 0, artinya ada hubungan antara variabel-variabel X dengan variabel Y. Dengan membandingkan F tabel dan F hitung : Jika F hitung > F tabel, maka H o ditolak Jika F hitung < F tabel, maka H o diterima Hasil perhitungan F tabel dengan signifikansi 5 %, degree of freedom numerator = 3, dan denumerator = 155, diperoleh F tabel = 2,6629. Untuk pengukuran jam 07.00-09.50, diperoleh F hitung adalah 274, untuk pengukuran jam 10.00-12.59, diperoleh F hitung adalah 32,1846, untuk pengukuran jam 13.00-15.59 diperoleh F hitung adalah 10,8949. Terntata dalam 3 range waktu pengukuran nilai F hitung jauh lebih besar dari F tabel (2,6629), maka H o ditolak, berarti variabel jarak antar bangunan, RTHP dan topografi secara bersama-sama mempengaruhi besarnya variabel temperatur efektif dari jam 07.00-15.59. Uji Homoskedastisitas data interval waktu 07.00-09.59

6 Gambar 12. Standarized residual dengan variabel x untuk unterval waktu 07.00.-09.59 Uji Normalitas Gambar 17. Histogram standarized residual untuk unterval waktu 13.00.-15.59 V. KESIMPULAN Gambar 13. Histogram standarized residual untuk unterval waktu 07.00.-09.59 Uji Homoskedastisitas data interval waktu 10.00.-12.59 Gambar 14. Standarized residual dengan variabel x untuk unterval waktu 10.00.-12.59 Uji Normalitas Gambar 15. Histogram standarized residual untuk unterval waktu 10.00.-12.59 Uji Homoskedastisitas data interval waktu 13.00.-15.59 Gambar 16. Standarized residual dengan variabel x untuk unterval waktu 13.00.-15.59 Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pengaruh elemen ruang luar terhadap kenyamanan termal (temperatur efektif) diperoleh kesimpulan bahwa elemen ruang luar berpengaruh secara signifikan terhadap temperatur efektif di kamar kos rumah panggung Minahasa produksi UKM yang telah dikembangkan oleh pemiliknya -*- VI. DAFTAR PUSTAKA [1] Brown G Z,. Sun, Wind and Light: Architectural Design Strategis John Wiley, NY 1985 [2] Egan, David M, Konsep-Konsep Dalam Kenyamanan Thermal, Alin Bahasa Rosalia, Kelompok Sain dan Teknologi Arsitektur Jurusan Arsitektur Universitas merdeka Malang, 1999. [3] Fanger, P.O Thermal Comfort, Analysis and Application in Environmental Engineering, Danish Technical Press. Copenhagen, 1970. [4] Frick dan Suskiyatno. Arsitektur Ekologis- Seri Eko arsitektur 1. Kanisius.Yogyakarta. 2007 [5] Frick dan Mulyani. Arsitektur Ekologis- Seri Eko arsitektur 2. Kanisius.Yogyakarta. 2006. [6] Frick dan Ardiyanto, Darmawan, Ilmu Fisika Bangunan, Seri Konstruksi Arsitektur 8, Kanisius, Yogyakarta. 2008 [7] Lechner.Heating, Cooling, Lighting Metode Desain Utk Arsitektur, Rajagrafindo Persada. Jkt. 2001 [8] Lippsmeier, Bangunan Tropis. Erlangga. Jkt. 1994. [9] Mediastika, Menuju Rumah Ideal Nyaman dan Sehat, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. 2005. [10] Santosa, Lingkungan Tropis Berkepadatan Tinggi Lakslitas, Tradisi dan Modernitas, Manusia dan Lingkungan Vol VII No 1 April 2001, hal 3-14, Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 2001 [11] Sastra, Marlina. Perencanaan dan Pengembangan Perumahan. Andi. Jakarta. 2006. Uji Normalitas LL15-6