BAB I PERMASALAHAN DAN SOLUSI UMUM SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA TENTANG PENGOPERASIAN SISTEM PENGOLAHAN DATABASE BMKGSOFT.

PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN SPMI - UBD

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Apa pentingnya mengolah data?

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak perubahan-perubahan mendasar pada setiap kegiatan bisnis suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM PENGAMPU TI. 10 Urusan. Layanan E-Government

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SEKOLAH TERINTEGRASI BERBASIS WEB. Database Server. Input Data Nilai

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Abstrak-Untuk mengatasi tugas audit file data untuk pajak daerah sistem informasi manajemen (LTMIS), pendekatan audit Audit komputer dikombinasikan

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENDUKUNG PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 ANALISIS KONDISI EKSISTING TIK UNHAS DAN KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN TIK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I. 1 Statistik Penggunaan Internet di Indonesia. Sumber: (APJII, 2012)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Komputer

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat pada masa

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya bidang pendidikan. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi diantara sesamanya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1-1.

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer

BAB I PENDAHULUAN. cepat dan pesat. Di berbagai bidang, kemajuan evolusi sistem berkembang menuju arah

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

ARTIKEL EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN BERBASIS ELECTRONIC GOVERNMENT DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH (BKD) KABUPATEN WONOSOBO

STANDARD OPERATING PROCEDURE

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN. sudah merupakan tuntutan yang mendasar dewasa ini. Kebutuhan akan informasi

PENGELOLAAN DATA PERGURUAN TINGGI. Wahyu Catur Wibowo. Wahyu Catur Wibowo

Bab V Pengembangan Solusi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini dengan teknologi yang semakin berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini teknologi informasi berperan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam meningkatkan kinerja dalam dunia bisnis.

PANDUAN PENGGUNAAN EPP VERSI 1.0

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi sekarang ini, kegiatan usaha

ITSP Product Offering

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Proposal. Sistem Informasi Manajemen Perusahaan (SIMPRUS) ~ 1 ~

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bandung merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN WALIKOTA GORONTALO NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi, tetapi juga menciptakan akurasi, kecepatan, dan kelengkapan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dengan penggunaan perangkat keras komputer ( hardware), program aplikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. miliki, pemesanan secara online belum diperlukan, ditambah dengan biaya. komputer, itu membuat resistensi semakin besar.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sistem informasi akademik yang baik dibutuhkan untuk mendukung

Software-Defined Networking (SDN) Transformasi Networking Untuk Mempercepat Agility Bisnis BAB 1 PENDAHULUAN

PROPOSAL DOCUMENT MANAGEMENT SYSTEM

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Nomor: /UMM/I/2009. Tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENATAAN SIMPUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN LEBAK

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan data bila dibandingkan dengan cara manual. Dimana hal-hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bhayu Herwahyudi ( ) Laporan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lantip Diat Prasojo Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

FORMAT LAPORAN KERJA PRAKTEK

Wawancara Sebelum Menggunakan Cloud Computing. 1. Bagaimana kinerja sistem yang ada sekarang ini? Apakah terdapat hambatanhambatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Era teknologi informasi yang semakin pesat membawa dampak besar bagi

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI ASSET MANAGEMENT MILIK YAYASAN PENDIDIKAN TELKOM

TASK FORCE Manajemen Informasi IMHERE UPI. Task Force Sistem Informasi IMHERE UPI 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan dari suatu sistem informasi. Hasil akhir dari analisis sistem

2018, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Tr

BAB I PENDAHULUAN. Tempat Pemakaman Umum biasa disingkat TPU merupakan kawasan. tempat pemakaman yang biasanya dikuasai oleh pemerintah daerah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perkembangan teknologi semakin pesat, komputer dan internet

APLIKASI SOFTWARE AKADEMIK PERGURUAN TINGGI SIAKAD KAMPUS BERBASIS WEB.

ICT STRATEGIC INITIATIVES BERBASIS PENGUKURAN KINERJA TI MENGGUNAKAN METODE IT SCORECARD

4.2.1 Tampilan Menu Android Gambar 4.1 Rancangan Layar Tampilan Menu Android 62

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangatlah penting untuk kemajuan suatu. bangsa. Dengan pendidikan dapat menciptakan SDM (Sumber

SISTEM INFORMASI PENERIMAAN SISWA BARU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERBASIS WEB (STUDI KASUS KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA)

VII. SISTEM EVALUASI IMPLEMENTASI PERENCANAAN SUMBERDAYA PERUSAHAAN

ADMINISTRASI SERVER KELAS 11. Oleh Alimansyah Aprianto Tek. Komputer dan Jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu manusia menciptakan bermacam-macam alat untuk

BAB I BAB I PENDAHULUAN

ARSITEKTUR NETWORKING CLIENT

Aktivitas Produksi. Hasil Produksi per Group. Hasil Produksi per Karyawan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

PERATURAN REKTOR Nomor:... TENTANG

Transkripsi:

BAB I PERMASALAHAN DAN SOLUSI UMUM SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN Mengingat kompleksitas organisasi pendidikan dan harapan akan akurasi yang semaksimal mungkin, maka data-data yang beraitan dengan pendidikan perlu terus disempurnakan dan dikembangkan melalui proses pembaharuan data di setiap unit organisasi yang terkait. Di dunia pendidikan setidaknya melibatkan 4 sistem yaitu sistem akademik sebagai inti sistem dan didukung oleh sistem keuangan, sistem sumberdaya manusia dan sistem aset fasilitas. Idealnya, sistem akademik yang baik dengan jumlah siswa atau mahasiswa tertentu akan mampu memprediksi jumlah kebutuhan sumberdaya manusia yang diperlukan, biaya yang akan dikeluarkan dan jumlah kelas maupun ruangan yang dibutuhkan. Itu berjalan secara sistemik sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. PERMASALAHAN SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN Secara umum berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis Sistem Informasi Pendidikan (SIP) menghadapi beberapa permasalahan atau kendala manajamen, di antaranya adalah: A. Disintegrasi sistem informasi Yang dimaksud dengan disintegrasi sistem informasi yang dimaksud adalah terjadinya suatu kondisi dimana informasi antar satu unit dengan unit yang lain dalam sebuah organisasi pendidikan masih terpisah satu dengan lainnya. Masing-masing unit memiliki data dengan subjek dan atau objek yang sama, namun masing-masing tidak memiliki kesesuaian kuantitas maupun kualitas. Kebutuhan akan data dalam sistem kerja yang berjalan pada masing-masing unit organisasi perlu di dorong untuk mengembangkan aplikasi pengelola data secara terintegrasi dengan pola aplikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan unit di dalam organisasi pendidikan tersebut. Basisdata dikembangkan belum merujuk pada suatu sistem penyimpanan data yang terpusat, melainkan digunakan basisdata berdasar pada data yang dimiliki oleh masing-masing unit. Keadaan ini menyebabkan sulitnya proses validasi dan penggunaan data data secara terintegrasi dalam sebuah organisasi atau lembaga pendidikan. B. Rendahnya penggunaan data akurat dalam sistem pengambilan keputusan Agak sulit untuk mengemukakan ini terjadi namun pada intinya data yang masih dimiliki dapat diidentifikasi data masih parsial, data lambat diperbaharui, dan akurasi data belum tepat. Katakan saja persoalan tersebut berawal dari beberapa hal-hal sebagai berikut: (i) tidak tersedianya sistem penyimpanan, pemerosesan dan publikasi informasi yang dapat bekerja secara cepat, terintegrasi, dan dapat dipercaya, (ii) dana yang tidak memadai untuk membangun infrastruktur pengelolaan data secara terpusat dan terintegrasi (iii) sumber daya manusia yang belum mampu mengikuti perubahan teknologi dalam pelaksanaan pekerjaan, karena keterbatasan pengetahuan dan keterampilan, dan (iv) adanya resistensi pada pemanfaatan sistem baru, lebih nyaman menggunakan sistem lama yang sudah biasa digunakan, dirasakan sudah mapan dan dinilai baik. 1

C. Lemahnya sistem pembaharuan data Data yang ada tidak memiliki mekanisme pembaharuan yang dapat berjalan secara real time. Tidak terdapat suatu mekanisme kerja sistem yang secara khusus mengatur sistem pembaharuan data secara terus menerus dan berkesinambungan. Anggaplah suatu contoh keberadaan data kepegawaian; guru atau dosen yang sudah meninggal, sudah naik pangkat atau sudah menyelesaikan studi masih belum terupdate di sistem. Keadaan data seperti ini bisa jadi hal sepele, namun dari sisi sistem akan berpengaruh kepada sistem yang lainnya orang yang sudah meninggal masih terjadwal di akademik, orang yang sudah naik pangkat atau sudah selesai pendidikan masih belum mendapatkan haknya. Penyebabnya dimungkinkan karena bagian entri data tidak mendapatkan data atau laporan dari yang bersangkutan. D. Kurangnya Sistem Aplikasi Manajemen Idealnya, organisasi pendidikan memerlukan beberapa aplikasi sistem untuk mendukung terhadap manajemen pendidikan, infrastruktur yang memadai, dan berbagai sistem aplikasi yang diperlukan di unit yang ada dalam organisasi pendidikan tersebut secara terintegrasi, terpadu dan real time. Basisdata yang ada bisa digunakan untuk seluruh sistem yang dikembangkan dan pada dasarnya data dan obyeknya sama namun penggunaan dan pelaporan yang berbeda. Sistem aplikasi manajemen yang diterapkan di unit akan memanfaatkan data tersebut untuk keperluan pelaporan yang berbeda. Data siswa atau mahasiswa dapat digunakan untuk pelaporan keuangan, prestasi, beasiswa dan yang lainlainnya. E. Tidak Terjaminnya Sistem Keamanan Sistem keamanan menjadi masalah terbesar dalam implementasi sistem informasi pendidikan. Sumber tidak stabilnya sistem keamanan dalam beberapa penelitian kejadian disebabkan karena etika dan moralitas faktor internal organisasi. Walau tidak menuntut kemungkinan disebabkan oleh faktor ekternal. Sistem keamanan biasa meliputi keamanan sistem aplikasi, sistem keamanan monitoring dan juga sistem keamanan yang berhubungan dengan konten. Terjaminnya sistem keamanan akan meningkat tingkat kepercayaan dari pemilik dan pengguna sistem. F. Infrastruktur TIK yang belum memadai Pengembangan infrastruktur TIK untuk menjamin ketersediaan layanan menjadi aspek yang mendasar. Dalam beberapa aplikasi sistem, kebutuhan infrastruktur menjadi prasarat dalam mengoperasionalisasikan sistem. Platform teknologi yang berupa infrastruktur hardware maupun software menjadi amat penting apabila kapasitas aksesibilitas sistem yang semakin berkembang. G. Kelembagaan Pengelola TIK yang belum satu atap Masing-masing unit atau bagian yang ada di lembaga pendidikan memiliki unit atau organ yang menangani, mengembangkan, mengadakan dan menafaatkan sistem informasi. Hal ini yang menyebabkan kinerja lembaga pendidikan secara parsial berdasarkan unit tidak terintegrasi secara keseluruhan. Hal ini, akan menjadi baik apabila unit tersebut menggunakan database bersama, namun kalau unit tersebet memiliki dan mengembangkan basisdata yang terpisah maka akan menjadi tidak efektif, efisien dan akurasi data akan menjadi lemah. 2

SOLUSI SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN Pada dasarnya setiap kendala atau masalah bisa dicarikan jalan keluarnya. Untuk mengatasi kendala atau masalah yang telah disebutkan di atas maka perlu diambil langkah sebagai berikut: A. Penggunaan Database Bersama Sistem informasi harus dikembangkan dengan mengupayakan pemanfaatan database bersama (shared database) oleh pengguna atau sistem yang berbeda. Di samping mengurangi beban kerja, hal ini akan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan pada saat menginput data (one stop input process) sehingga keakuratan data akan lebih terjamin. Penggunaan database bersama juga diharapkan akan mengurangi pekerjaan penginputan data secara manual yang berulang-ulang. Makna lain dari pengertian ini adalah basisdata sama namun keperluan berbeda untuk masing-masing unit kerja. Dalam dunia pendidikan mulai dari taman bermain atau taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi sekalipun memiliki obyek dan subyek yang sama semuanya bermuara pada peserta didik. Hal ini memudahkan pada pengelolaan basisdata bersama untuk kepentingan bersama. B. Aplikasi Berbasis Web Aplikasi manajemen bisa dilakukan berbasis desktop atau berbasis online. Penggunaannya sangat bergantung pada tingkat keamanan, kebutuhan akan data pengguna dan daya akses pengguna. Misalnya untuk data yang bersifat terbatas untuk kalangan tertentu dan pada tempat tertentu bisa menggunakan aplikasi desktop atau intranet sedangkan aplikasi yang mengolah data yang tidak kritis sebaiknya dikembangkan dengan menggunakan web sebagai antarmuka (interface). Web sebagai antarmuka akan mempermudah pemasangan (deployment) dari aplikasi. Aplikasi berbasis web juga memiliki fleksibilitas yang tinggi terhadap peningkatan jumlah pengguna, dengan kata lain memiliki tingkat skalabilitas yang lebih baik. Hal positif lain dari aplikasi berbasis web adalah kemudahan dalam pemeliharaannya. Perbaikan dan modifikasi aplikasi cukup dilakukan pada server aplikasi dan tidak memerlukan perubahan pada sisi pengguna aplikasi. Pengertian aplikasi yang tidak kritis merujuk pada aplikasiaplikasi yang tidak akan melumpuhkan operasional bisnis UPI secara tiba-tiba dan langsung jika aplikasi tersebut gagal berfungsi. Aplikasi yang tergolong tidak kritis misalnya aplikasi-aplikasi terkait administrasi seperti: aplikasi pengelolaan pengelolaan sumber daya manusia. C. Sistem Terintegrasi Pengembangan sistem informasi harus diarahkan agar tercipta sistem yang terintegrasi (integrated systems). Sistem terintegrasi adalah sebuah sistem yang mampu melingkupi dan mendukung proses-proses kerja yang saling terkait. Sebagai contoh pengelolaan sumber daya manusia (SDM) melibatkan proses rekrutmen, pelatihan dan pendidikan, evaluasi kinerja, pemeliharaan kesehatan, evaluasi remunerasi, dan sebagainya. Sistem terintegrasi harus dapat mendukung seluruh proses tersebut dan mengoptimalkan penggunaan hasil-hasil (informasi) dari proses yang lain seperti dari sistem informasi akademik, sistem informasi keuangan dan sistem informasi aset fasilitas. 3

D. Interoperabilitas Pengembangan sistem komunikasi dan informasi harus diarahkan dengan mempertimbangkan interoperabilitas antar sistem. Interoperabilitas adalah kemampuan satu sistem untuk bekerja sama dengan sistem yang lain. Salah satu faktor penting terkait dengan interoperabilitas adalah penggunaan standar/ flatform yang seragam oleh sistem-sistem yang harus bekerja sama. Flatform basisdata menjadi acuan dalam pengembangan aplikasi-aplikasi sistem yang lainnya. E. Keamanan Informasi Sistem informasi harus mempertimbangkan aspek keamanan informasi yang akan dikelola (diakuisisi, disimpan, diolah, atau ditransfer ) oleh sistem tersebut. Aspek-aspek dari keamanan informasi adalah kerahasiaan, kebenaran (validitas) dan antisipasi terhadap kehilangan data (backup & recovery). Selain itu, etika dan moralitas sumberdaya manusia yang mengendalikan sistem informasi harus memiliki integritas, jujur dan terpercaya. F. Skalabilitas Pengembangan sistem informasi harus mampu mengantisipasi perubahan kapasitas dan fungsi sistem yang dibutuhkan. Perubahan kapasitas dan fungsi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya: pertambahan jumlah pengguna, penambahan fungsi, atau sebagai dampak dari kejadian khusus tertentu. Sebagai contoh faktor-faktor tersebut misalnya pertambahan jumlah personil, pertambahan unitolisi, pemekaran wilayah, dinamika politik dan keamanan, dan sebagainya. G. Tingkat Ketersediaan Sistem informasi harus memberikan jaminan tingkat ketersediaan (availabilitiy) layanan pada saat diperlukan. Hal ini sangat bergantung pada tingkat kritisnya suatu sistem. Sistem harus dipastikan bekerja dengan baik pada saat diperlukan. H. Kemudahan Akses Kemudahan akses harus memberikan layanan pada pengguna. Kemudahan ini dapat berupa akses terhadap layanan yang dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, atau dapat berupa kemudahan penggunaan perangkat. Pengguna tidak dibebani untuk mempelajari sistem tetapi dapat fokus pada pelaksanaan pekerjaannya. I. Proses Kerja yang Ringkas Terciptanya proses kerja yang lebih ringkas (streamlined operational process) akan mempermudah terhadap layanan sistem. Perencanaan sistem informasi harus mempertimbangkan peluang-peluang untuk meringkas proses kerja dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pengembangan sistem komunikasi dan informasi tidak hanya ditujukan untuk melakukan otomatisasi pekerjaan tertentu, tetapi juga merupakan peluang dalam melakukan rekayasa ulang dari proses kerja. J. Kinerja Seharusnya sistem informasi yang baik harus mampu memberikan layanan dalam suatu rentang waktu yang dapat diterima oleh penggunanya. Kinerja sistem tidak hanya dilihat dari kapasitas sistemnya saja, namun lebih jauh dapat 4

dilihat juga dari sisi penggunanya. Sistem harus mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi bagi penggunanya. K. Otorisasi Akses terhadap sistem hanya dapat dilakukan oleh pengguna yang berhak. Hak akses terhadap sistem informasi harus diatur dan ditentukan sesuai dengan kebutuhan masing-masing pengguna. Otorisasi pengguna sistem bisa dikembangkan berlapis. Hal ini, sangat bergantung pada kompleksitas sistem informasi. Biasanya otoritas pengguna sistem bisa dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu : (i) super administrator yang mampu menentukan tingkat pengguna dan memiliki otoritas penuh terhadap sistem, (ii) admin yang bertanggung jawab terhadap pengguna sistem pada unit tertentu, dan (iii) pengguna tingkat operator yang bertanggung jawab terhadap operasionalisasi sistem. L. Infrastruktur Bersama Pengembangan infrastruktur perlu diarahkan pada penggunaan infrastruktur bersama. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada saat ini telah memungkinkan pemanfaatan infrastruktur yang sama untuk mengalirkan berbagai bentuk informasi, seperti video, gambar, suara, dan data. Dengan perencanaan yang baik, pemanfaatan infrastruktur bersama akan mengurangi biaya yang diperlukan untuk memperoleh layanan yang dibutuhkan. M. Komunikasi Berbasis Internet Protocol (IP) Penggunaan Internet Protocol (IP) sebagai standar komunikasi perlu dikembangkan. Dengan sistem informasi berbasis berbasis IP memungkinkan penggunaan infrastruktur bersama sebagaimana diuraikan pada poin L dapat terwujud dengan baik. 5