Abstrak-Untuk mengatasi tugas audit file data untuk pajak daerah sistem informasi manajemen (LTMIS), pendekatan audit Audit komputer dikombinasikan
|
|
- Veronika Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Abstrak-Untuk mengatasi tugas audit file data untuk pajak daerah sistem informasi manajemen (LTMIS), pendekatan audit Audit komputer dikombinasikan dengan pemeriksaan manual tradisional adalah disajikan dalam makalah ini. Tugas audit dilakukan dengan melakukan audit kelengkapan pajak tambahan pendidikan koleksi, kewajaran pengumpulan pajak dan jadwal penyesuaian pengumpulan pajak. Dalam kasus pemeriksaan LTMIS praktis, beberapa penyimpangan serius terungkap, seperti adanya koleksi pajak tambahan pendidikan, pengumpulan pajak tidak masuk akal dan pajak Koleksi di muka. Hasil audit menunjukkan bahwa kelemahan biaya tinggi, inefisiensi, risiko besar, rendahnya kualitas tradisional pendekatan audit pengguna diatasi. Kesimpulan audit dan saran telah diterima dan langkah-langkah perbaikan harus dilakukan, sehingga meningkatkan kualitas pengumpulan pajak dan manajemen. Kata kunci lokal sistem informasi manajemen perpajakan (LTMIS); Audit file data; Audit sistem informasi I. PENDAHULUAN Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi, tingkat ICT departemen pajak daerah meningkat terus menerus. Dan informasi manajemen pajak daerah sistem (LTMIS) memainkan peran yang lebih dan lebih penting dalam pajak pengumpulan dan pengelolaan, yang terdiri dari manajemen layanan, deklarasi pajak, dan pengumpulan, pengelolaan penerimaan dan subsistem lainnya. Fungsi LTMIS mencakup pajak bisnis koleksi, manajemen, pemeriksaan dan verifikasi. Aplikasi yang luas dari LTMIS tidak hanya meningkatkan efisiensi pengumpulan pajak dan manajemen, tetapi juga memberikan informasi dasar yang kokoh untuk manajemen, pengawasan dan keputusan atasan. Meskipun LTMIS meningkatkan efisiensi kerja, banyak risiko dan praktek-praktek korupsi juga muncul, seperti data modifikasi tanpa otorisasi dan tipu daya artifisial, karena trek operasi tak terlihat, hilang dari operasi flowchart, dan lain-risiko dan praktek-praktek korupsi ada di seluruh proses manajemen pajak. Dalam rangka untuk menjamin keaslian, keamanan, keandalan, kelengkapan dan keabsahan sistem informasi, perlu untuk melakukan informasi sistem audit LTMIS. Selain itu, audit juga dapat mencerminkan integritas pengumpulan pajak dan manajemen pajak daerah departemen dari sudut pandang manajemen. Oleh karena itu, sangat penting untuk melaksanakan audit sistem informasi untuk LTMIS. Dalam lingkungan pengolahan data elektronik, Namun, ada karakter baru yang berbeda dengan dari panduan pengolahan data [1]. Selain itu, bisnis data LTMIS besar dan hubungan data yang rumit. Jika tugas audit LTMIS dilakukan hanya oleh tradisional Audit petunjuk pendekatan, tidak hanya akan dikenakan biaya banyak energi, tetapi juga ada kekurangan dari biaya tinggi, inefisiensi, besar risiko dan kualitas buruk. Untuk alasan ini, manual tradisional pendekatan audit tidak dapat beradaptasi dengan perkembangan informasi manajemen pajak daerah. Sementara pemeriksaan komputer pendekatan dapat tidak hanya melakukan analisis yang komprehensif dan mendalam, tetapi juga menemukan petunjuk Audit ilmiah dan nyaman. Oleh karena itu, risiko audit dapat dikurangi dan efisiensi audit dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan audit yang komputer. Sementara itu, kualitas audit juga dapat ditingkatkan untuk penurunan faktor manusia dan standardisasi perilaku auditor [1]. Menurut prinsip-prinsip audit sistem informasi, termasuk sistem pengendalian terutama audit internal, sistem
2 pengembangan dan pemeriksaan pemeliharaan, pemeriksaan program aplikasi dan pemeriksaan file data. Legalitas, keotentikan dan kebenaran pengaruh file data secara langsung keaslian, kebenaran dan keandalan informasi output. Dengan demikian pemeriksaan file data untuk sistem informasi sangat penting dalam sistem informasi Audit dan langsung berhubungan dengan kebenaran kesimpulan audit [1], [2]. Makalah ini berfokus pada audit file data untuk LTMIS. Pendekatan audit komputer dan pemeriksaan manual tradisional Pendekatan digabungkan bersama untuk melakukan tugas audit pada Link yang lemah pengumpulan pajak dan manajemen. Yang diusulkan pendekatan audit yang digunakan dalam kasus pemeriksaan LTMIS praktis. Dan beberapa penyimpangan serius terungkap, seperti adanya koleksi pajak tambahan pendidikan, pengumpulan pajak tidak masuk akal dan pemungutan pajak di muka. II. KARYA TERKAIT Audit sistem informasi adalah prosedur pemeriksaan dan evaluasi infrastruktur teknologi informasi, sesuai dengan standar yang berlaku umum dan spesifikasi. Ini mencakup seluruh proses membangun suatu sistem informasi, termasuk sistem perencanaan, pelaksanaan, berjalan dan pemeliharaan. Ini juga merupakan proses manajemen untuk melakukan tugas pengawasan, evaluasi dan kontrol pada kelengkapan, keabsahan, efisiensi dan keamanan informasi sistem dan bisnis yang sesuai. Tujuannya adalah untuk mengkonfirmasi apakah tujuan bisnis yang diharapkan diimplementasikan dan mengajukan serangkaian saran perbaikan [1]. Dibandingkan dengan audit tradisional, Audit sistem informasi memperbesar ruang lingkup audit dan meningkatkan efisiensi audit dan kualitas. The ICT objek diaudit membuatnya menjadi tak terelakkan untuk menerapkan sistem audit informasi. Dan memiliki telah membayar banyak perhatian dalam penelitian dan aplikasi [1], [2]. Banyak karya-karya terkait menangani bidang keamanan informasi. Dalam keamanan jaringan, referensi [3] merancang sebuah sistem manajemen log untuk isolasi jaringan perangkat, di mana file log yang dibaca ke log server dan dianalisis ada. Berdasarkan didefinisikan secara formal saluran rahasia, referensi [4] disajikan sistem aljabar saluran rahasia, melalui diteliti pada karakteristik kuantitatif dan perubahan topologi. Dan metode pengukuran Audit ancaman baru diberikan, berdasarkan indeks derajat ancaman dan tingkat ancaman. Referensi [5] diusulkan Perilaku Model audit yang pengguna intranet didistribusikan. Ini mengadopsi struktur agen tiga tingkat dan jaringan saraf dimasukkan analisis, yang dioptimalkan oleh algoritma genetika membaik. Akuisisi ini didistribusikan data, filtrasi dan transmisi, seperti baik audit cerdas perilaku pengguna direalisasikan oleh Model audit. Dalam keamanan database, referensi [6] mengusulkan kerangka keamanan database audit inferensi untuk mengatasi Kelemahan hanya mengaudit hasil query. Referensi [7] disajikan keamanan DBMS tes pemeriksaan pendekatan kasus generasi berdasarkan spesifikasi audit keamanan menggunakan transisi berlabel sistem (LTS) pemodelan. Ini bisa menghasilkan kasus uji yang berguna mencakup semua fungsi komponen audit keamanan dan dengan demikian bertemu persyaratan tes. Dalam keamanan sistem operasi, referensi [8] mengajukan mekanisme peringatan berdasarkan peristiwa audit. Berdasarkan pada kerangka Audit Linux, referensi [9] dilaksanakan audit menyaring fungsi untuk peran dalam sistem audit dari operasi yang aman Sistem bernama Kylin. Sistem Audit juga didefinisikan seragam antarmuka audit dan analisis log untuk RBA (berbasis peran otorisasi) dan MAC (kontrol akses mandatory) kebijakan.
3 Referensi [10] disajikan berdasarkan versi-kontinyu sistem file auditable, di mana semua perubahan data dicatat dan sistem akan membangun sejarah data melalui versi kontinyu. Dan agen audit yang dipercaya adalah diperkenalkan untuk menghasilkan sesuai audit trail, yang dapat digunakan untuk memverifikasi sejarah versi file. Jadi penting data dapat dilindungi terhadap serangan insider. Dalam pengumpulan pajak dan manajemen LTMIS, terdapat banyak risiko, seperti modifikasi kebijakan pajak nasional secara bebas, penyesuaian pendapatan pajak, dan kategori pajak, penyimpangan dari menarik pajak, dan rabat pajak, dll [10-13]. Oleh karena itu, sangat diperlukan untuk melaksanakan audit file data untuk LTMIS. File data Audit mencakup berbagai isi, termasuk pemenuhan perencanaan pajak, pengelolaan sumber pajak, pelaksanaan kebijakan pajak, dll Untuk mengatasi masalah menonjol dan hubungan yang lemah selama pelaksanaan kebijakan pajak nasional serta pengumpulan pajak dan manajemen, makalah ini difokuskan pada audit file data untuk kelengkapan, legalitas dan keabsahan data di LTMIS. III. AUDIT DATA FILE UNTUK LTMIS Selama tahap penyelidikan pra-audit, dasar informasi yang diaudit LTMIS serta flowchart internal yang dan penerapan sistem diperoleh dengan konsultasi dokumen korelatif, pertanyaan dan beberapa pemeriksaan manual lainnya pendekatan. Menurut penyelidikan pra-audit, kelengkapan koleksi pajak tambahan pendidikan, kewajaran pengumpulan pajak dan penyesuaian jadwal pemungutan pajak diperlakukan sebagai poin penting dalam audit rencana implementasi. Pendekatan audit Komputer Terstruktur Query Language (SQL) analisis diadopsi untuk melakukan Tugas Audit file data, yang terintegrasi dengan pemeriksaan manual tradisional pendekatan. Audit flowchart ditunjukkan pada Gambar. 1, yang terdiri dari akuisisi data, data yang preprocessing, analisis data, mengaudit kesimpulan dan saran. A. Akuisisi Data Kualitas data yang diaudit berhubungan langsung dengan validitas analisis audit. Di bawah kerja sama dan dukungan dari diaudit unit, salinan cadangan dari database diaudit LTMIS adalah dibuat, di mana prosedur akuisisi diawasi oleh auditor. Kemudian konsistensi backup dan asli database, keaslian dan kelengkapan diperoleh Data diverifikasi. Dengan demikian informasi dari wajib pajak, catatan detail pengumpulan pajak, dan data fundamental korelatif lain yang yang diperlukan untuk tugas audit yang diperoleh, menurut penyelidikan pra-audit dan persyaratan audit yang konkret. B. Data Preprocessing Sebagai data bisnis dalam database diaudit yang sangat besar dan ada banyak data yang berlebihan yang tidak terkait, korelatif data dalam ruang lingkup audit tahun 2009 pertama kali diekstrak sesuai dengan Kondisi waktu yang ditetapkan. Kemudian pendekatan menggunakan basis data sistem manajemen dan analisis SQL yang digunakan untuk melakukan tugas pembersihan data dan preprocessing [1]. Berikutnya pendekatan statistik dan perbandingan antara diadopsi untuk melakukan validasi terhadap data yang diproses, memastikan kelengkapan, keaslian dan keandalan data diaudit sebagai serta memenuhi persyaratan analisis audit. Berdasarkan perolehan data di atas dan data preprocessing, tabel antara korelatif data diaudit diperoleh. Dan tabel bernama T_TaxDetail mencatat detail
4 Informasi dari pemungutan pajak dalam lingkup audit. Beberapa bidang utama T_TaxDetail termasuk nama wajib pajak, nama kategori pajak, waktu mulai dari lingkup pajak, akhirnya waktu lingkup pajak, tanggal pembayaran pajak, tarif pajak, yang uang yang wajib pajak membayar sebenarnya, nama dari koleksi lembaga, dll Untuk kenyamanan, beberapa bidang utama dan makna yang berhubungan yang akan digunakan di bawah ini Bagian tercantum dalam Tab. I. Analisis data C. Data korelatif yang diolah pertama kali diimpor ke software audit Auditor Office (AO). Dan analisis SQL Pendekatan kemudian diadopsi untuk melakukan beton tugas analisis audit, dikombinasikan dengan audit manual tradisional pendekatan. Berdasarkan pada platform utama AO, tiga tugas audit yang dilakukan masing-masing, audit yaitu pada kelengkapan koleksi pajak tambahan pendidikan, kewajaran pajak pengumpulan dan penyesuaian jadwal pemungutan pajak. Sementara itu, tugas audit mengungkap masalah manajemen juga dilakukan selama di atas tiga modul audit. Prosedur beton dijelaskan secara rinci sebagai berikut. Modul 1: audit atas kelengkapan pajak tambahan pendidikan Koleksi Pajak tambahan pendidikan adalah dana pemerintah yang khusus Beban yang dikumpulkan oleh pemerintah dalam rangka mempromosikan pengembangan penyebab pendidikan. Menurut hukum korelatif dan regulasi, itu dikenakan pada unit dan orang-orang yang membayar pajak pertambahan nilai, pajak konsumsi dan pajak bisnis. Dan standar retribusi dihitung dengan (1): Oleh karena itu, jumlah total pajak tambahan pendidikan yang harus dikumpulkan dapat terlebih dahulu dihitung dengan (1), berdasarkan data fundamental dari pajak, pajak konsumsi nilai tambah dan pajak bisnis. Kemudian jumlah total pajak tambahan pendidikan yang dikumpulkan benar-benar dapat dianalisis dari T_TaxDetail. Apakah terdapat masalah tidak adanya koleksi, menambah atau penurunan proporsi dapat diidentifikasi dengan membandingkan atas dua data. Langkah-langkah pemeriksaan beton dirinci sebagai berikut: Dalam kasus audit, jumlah total pajak pertambahan nilai, pajak konsumsi dan pajak bisnis pada tahun 2009 adalah RMB 953,668 juta. Dengan demikian pajak tambahan pendidikan dikumpulkan harus RMB , menurut (1). Namun, pajak yang sebenarnya dikumpulkan oleh otoritas pajak daerah sebesar RMB Oleh karena itu, jumlah total RMB 2.80 juta dari pendidikan pajak tambahan tidak dikumpulkan. Hal ini mencerminkan bahwa unit yang diaudit a dalah kurangnya valid pengawasan dan pengelolaan langkah-langkah pada link dari mengumpulkan pajak kurang atau berat apa-apa. Modul 2: audit atas kewajaran pemungutan pajak Semua pajak harus dikenakan secara ketat sesuai dengan korelatif peraturan perundang-undangan. Apakah ada pajak yang tidak masuk akal Koleksi dapat diidentifikasi dengan informasi pajak pertama query dari T_TaxDetail dan kemudian membandingkannya dengan pajak praktis arsip. Menurut perbedaan metode perhitungan pajak, sumber koleksi, dll, ada banyak cara pemungutan pajak, seperti pengumpulan pajak oleh-cek, koleksi oleh pajak yang berwenang penilaian, dan sebagainya. Oleh karena itu, adalah mungkin untuk memaksakan beban pajak tidak seimbang pada wajib pajak meskipun mereka berada di perdagangan yang sama, karena cara yang berbeda dari pemungutan pajak. Menurut penyelidikan pra-audit, layanan katering perusahaan diperlakukan sebagai titik audit yang penting. Pertama, disaring
5 catatan dari T_TaxDetail, di mana nama kategori pajak memuat kata-kata Cina Hotel, guesthouse, cate, dll Kemudian jumlah total pajak yang terkumpul disimpulkan kelompok oleh nama wajib pajak dan kategori pajak. Data yang dipilih adalah disimpan ke dalam tabel baru bernama T_CateringDetail. The SQL yang sesuai adalah: Manajemen Ada ada masalah pengumpulan pajak lebih sedikit atau berat apa-apa, pajak tidak masuk akal dan pengumpulan pajak di muka selama pengumpulan pajak dan manajemen. Mengintensifkan dan meningkatkan manajemen diri. Mengintensifkan budidaya dan pendidikan etika profesi dan pelatihan hukum dan peraturan. Meningkatkan dan standarisasi pengumpulan pajak dan praktek manajemen. Kencangkan menahan diri dan pengawasan atas penggunaan kekuasaan. Meningkatkan tanggung jawab kerja personil. Memperbaiki masalah diaudit dalam waktu. Audit pada kelengkapan pajak tambahan pendidikan Koleksi Unit yang diaudit adalah kurangnya pengawasan valid dan langkah-langkah pengelolaan pada link pengumpulan pajak lebih sedikit atau pajak apa-apa. Jumlah total RMB 2.80 juta pajak tambahan pendidikan tidak dikumpulkan. Guru lebih lengkap dan informasi yang lebih komprehensif pembayar pajak. Memperkuat sistem manajemen pajak. Meningkatkan scientificalness dan sistematisasi pengawasan terhadap sumber-sumber pajak, mencegah pengumpulan paja k lebih sedikit atau pajak apa-apa. Meningkatkan penegakan ketat dari kebijakan pajak dan retrib usi pajak tambahan pendidikan secara ketat sesuai dengan hukum korelatif dan regulas i. Audit pada kewajaran pajak Koleksi Unit yang diaudit adalah kurangnya tindakan rutin dan terpadu selama pengumpulan pajak dan manajemen. Ada ada pengumpulan pajak yang tidak masuk akal dan tidak adil. Memperkuat pengelolaan pemungutan pajak. Cobalah untuk mengadopsi cara yang kons isten dari pemungutan pajak untuk perusahaan dalam perdagangan yang sama, mempromosikan kea dilan pajak, standardisasi praktek pengumpulan pajak dan menghindari pajak tidak masuk akal koleksi. Meningkatkan audit atas keaslian pajak perusahaan, menghindari tidak jujur??parah total hutang pajak dinyatakan oleh pembayar paja k. Mengintensifkan pengawasan terhadap wajib pajak, menghindari penggelapan pajak. Audit pada penyesuaian jadwal pemungutan pajak Unit diaudit menambah penghasilan keuangan oleh menyesuaikan jadwal pemungutan pajak dalam rangka mencapai tujuan pajak. Jumlah total RMB 21,1157 juta pajak dikumpulkan di muka pada tahun Memperkuat pelaksanaan hukum korelatif dan regulasi. Mengintensifkan pengawasan terhadap pemungut pajak. Memperbaiki penyesuaian pemungutan pajak di waktu. LTMIS tidak hanya meningkatkan efisiensi pemungutan pajak dan manajemen, tetapi juga memberikan dukungan yang solid dari informasi fundamental bagi kebijakan pemerintah makroskopis
6 keputusan. Oleh karena itu memainkan peran yang lebih dan lebih penting dalam pengumpulan dan pengelolaan pajak daerah. Untuk menjamin aman dan menjalankan diandalkan LTMIS, perlu untuk melakukan sistem informasi audit. Makalah ini berfokus pada data file audit LTMIS, dikombinasikan Audit manual tradisional dengan Audit komputer. Tugas audit dilakukan dengan melakukan audit pada kelengkapan koleksi pajak tambahan pendidikan, kewajaran pengumpulan pajak dan penyesuaian jadwal pengumpulan pajak. Beberapa penyimpangan serius yang ditemukan dalam LTMIS praktis kasus audit, seperti tidak adanya pendidikan koleksi pajak tambahan, pengumpulan pajak tidak masuk akal dan pengumpulan pajak di muka. Praktek Audit memverifikasi keabsahan menggabungkan pemeriksaan manual tradisional dengan pemeriksaan komputer. The ruang lingkup data yang diaudit diperbesar dari check tempat tradisional untuk pemeriksaan secara keseluruhan dan obyek audit berubah dari tradisional cek acak untuk pemeriksaan dengan tujuan dan sasaran yang jelas. Dengan demikian cakupan audit diperluas, kualitas audit dan efisiensi ditingkatkan sementara risiko audit berkurang. Audit kesimpulan dan saran telah diterima dan dibayar dekat perhatian. Dan langkah-langkah perbaikan yang sesuai harus telah diambil untuk meningkatkan kualitas pengumpulan pajak dan manajemen.
BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam
BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA Pengendalian terhadap sistem informasi serta data-data yang tidak tersedia, tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang
Lebih terperinciStandar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor
SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada
Lebih terperinciBAB I PERMASALAHAN DAN SOLUSI UMUM SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN
BAB I PERMASALAHAN DAN SOLUSI UMUM SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN Mengingat kompleksitas organisasi pendidikan dan harapan akan akurasi yang semaksimal mungkin, maka data-data yang beraitan dengan pendidikan
Lebih terperinciAUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER
AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER N. Tri Suswanto Saptadi 5/11/2016 nts/sia 1 Sifat Pemeriksaan Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses
Lebih terperinciBAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER
BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER A. Sifat Audit Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses sistemeatis untuk secara obyektif mendapatkan
Lebih terperinciBAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT
BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi distribusi pada PT Prima Cipta Instrument merupakan suatu proses evaluasi
Lebih terperinciNama : Putri Syaharatul Aini Nim : Uas : Sistem Informasi Akuntansi Soal : ganjil
Nama : Putri Syaharatul Aini Nim : 120462201017 Uas : Sistem Informasi Akuntansi Soal : ganjil 1. Pada dasarnya definisi audit manual dan audit EDP tidak ada perbedaan secara khusus dimana batasan batasan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi
10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mardi (2011) pengertian sistem adalah suatu kesatuan komponen atau elemen yang di hubungkan bersama
Lebih terperinciPERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER
PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengendalian pengamanan system informasi berbasis computer ini meliputi: pengendalian
Lebih terperinciKonsep Dasar Audit Sistem Informasi
Konsep Dasar Audit Sistem Informasi Sifat Pemeriksaan Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses sistemeatis untuk secara obyektif mendapatkan dan
Lebih terperinciBAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.
BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi
Lebih terperinciAuditing. Obyektif. 3.1 Phase Audit Sistem Informasi
HOME DAFTAR ISI B3 Auditing Obyektif Mengetahui phase-phase dalam audit sistem informasi Mengetahui proses evaluasi dan pengujian dalam audit sistem informasi 3.1 Phase Audit Sistem Informasi Dalam melakukan
Lebih terperinciPengembangan Sistem Informasi
Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan Sistem Dilakukan dengan menggunakan metodologi Metodologi adalah suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan
Lebih terperinciPemrosesan data sebelum adanya basis data Perancangan sistemnya masih didasarkan pada kebutuhan individu pemakai, bukan kebutuhan sejumlah pemakai
Basis Data Pemrosesan data sebelum adanya basis data Perancangan sistemnya masih didasarkan pada kebutuhan individu pemakai, bukan kebutuhan sejumlah pemakai Duplikasi data Data yg sama terletak pada
Lebih terperinciMENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI
Lebih terperinci1). Cakupan Penggunaan Komputer 2). Database Management System (DBMS) 3). Distribusian Pemrosesan Data 4). On Line System (bukan Batch system) 5).
1). Cakupan Penggunaan Komputer 2). Database Management System (DBMS) 3). Distribusian Pemrosesan Data 4). On Line System (bukan Batch system) 5). Sistem Komunikasi 1). Kecepatan, ketepatan, keterhubungan
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI AKUNTANSI
A-16 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TUGAS 11 DosenPembimbing : Drs. Joseph Munthe, M.Si., Ak Disusun Oleh: Nama : Serly Oktaviani NPM : 115029 Kelas : A-2011 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI TRIDHARMA JalanP.H.Hasan
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan. Komponen SPK. Entin Martiana, S.Kom, M.Kom. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Komponen SPK Entin Martiana, S.Kom, M.Kom Komponen-komponen dss Subsistem manajemen data Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut
Lebih terperinciPengendalian Sistem Informasi Yang Berbasiskan Komputer Bag. II
Pengendalian Sistem Informasi Yang Berbasiskan Komputer Bag. II Kelompok 2 : Ahmad Furqon Adhitya Yudha Kartika Agus Purnawan Bayu Nirwana Copyright @ SIA II - Kelompok 2 Pengendalian Risiko Dari Ancaman
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah
DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT Studi Kasus Pada PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA UNIT JATENG AI1 : Identify Automated Solutions 1. Apakah
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.955, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
Lebih terperinciBUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 504 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciLINGKUNGAN SISTEM INFORMASI KOMPUTER DATABASE SYSTEM
SA Seksi 345 LINGKUNGAN SISTEM INFORMASI KOMPUTER DATABASE SYSTEM Sumber : PSA No. 65 PENDAHULUAN 01 Tujuan Seksi ini adalah untuk membantu auditor mengimplementasikan SA Seksi 319 [PSA No. 69] Pertimbangan
Lebih terperinci1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum:
Latihan Soal 1 1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum: 1 a. Pengendalian organisasi. b. Pengendalian administrative. c. Pengendalian substantive d. Pengendalian hardware
Lebih terperinciSA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:
SA Seksi 326 BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan
Lebih terperinciTUGAS KELOMPOK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI. BAB 11 - Pengauditan Sistem Informasi Berbasis Komputer
TUGAS KELOMPOK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB 11 - Pengauditan Sistem Informasi Berbasis Komputer Disusun oleh : Ferry Gunawan (123160053) Elisabeth (123160046) Fatma Bin Syech Abubakar (123160052) FAKULTAS
Lebih terperinciMenimbang. Mengingat. Menetapkan
PENGADILAN NEGERI SIBOLGA KELAS II Jin. Padangsidempuan Nomor 06 Kota Sibolga,Telp/Fax. 0631-21572 Website: www.pengadilan Negeri-sibolga.go.id Email: Pengadilan Negerisibolga@gmail.com KEPUTUSAN KETUA
Lebih terperinciPENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER DIANA RAHMAWATI
PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER DIANA RAHMAWATI Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi mendorong perusahaanperusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya memanfaatkan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan sistem informasi di berbagai bidang pada masa sekarang telah menuntut semakin tingginya kemampuan suatu sistem informasi antara lain dalam hal keamanan,
Lebih terperinciANALISIS SISTEMATIS TERHADAP INFORMASI MANAJEMEN LABORATORIUM Oleh Luh Putu Ary Sri Tjahyanti, S.T., M.Kom. 8
ANALISIS SISTEMATIS TERHADAP INFORMASI MANAJEMEN LABORATORIUM Oleh Luh Putu Ary Sri Tjahyanti, S.T., M.Kom. 8 Abstrak: Abad ke-21 adalah abad Informasi dan Era Internet. Dengan pesatnya perkembangan teknologi
Lebih terperinciPERTEMUAN 12 Keamanan dan Administrasi Database. (Chap. 20 Conolly)
PERTEMUAN 12 Keamanan dan Administrasi Database (Chap. 20 Conolly) Keamanan Database Keamanan Database : Mekanisme yang melindungi database terhadap ancaman disengaja atau tidak disengaja. Keamanan database
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah :
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem, Informasi, Akuntansi 1. Pengertian Sistem Definisi sistem banyak sekali ditemukan penulis, namun pada prinsipnya teori-teori tersebut memiliki pengertian yang
Lebih terperinciChapter 10 PENGENDALIAN INTEGRITAS PEMROSESAN DAN KETERSEDIAAN
Chapter 10 PENGENDALIAN INTEGRITAS PEMROSESAN DAN KETERSEDIAAN Integritas Pemrosesan A. Pengendalian Input Adanya pengendalian input adalah hal yang penting karena apabila input yang masuk tidak akurat,
Lebih terperinciPengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer
Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer Oleh: Wahyu Nurjaya WK, S.T., M.Kom. Empat Prinsip Keandalan Sistem 1. Ketersediaan. Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan ketika dibutuhkan. 2.
Lebih terperinciDiagram konteks gram sistem buku besar konteks dan pela dan poran
Sistem buku besar dan Pelaporan Dalam bahasan ini kita mempelajari tentang operasi pemrosesan informasi yang dilibatkan untuk memperbaharui buku besar dan membuat laporan yang meringkas hasil-hasil aktivitas
Lebih terperinciSALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 15 TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN
Lebih terperinci1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa
1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa bumi Badai angin, dan perang 2. Ancaman karena kesalahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan
Lebih terperinciKENDALI MANAJEMEN MUTU
KENDALI MANAJEMEN MUTU N. Tri Suswanto Saptadi POKOK PEMBAHASAN 1. Kendali Manajemen Atas 2. Kendali Manajemen Pengembangan Sistem 3. Kendali Manajemen Pemrograman 4. Kendali Manajemen Sumber Data 5. Kendali
Lebih terperinciPENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER
PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER N. Tri Suswanto Saptadi 4/27/2016 nts/sia 1 Empat Prinsip Keandalan Sistem 1. Ketersediaan. Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan ketika dibutuhkan.
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
Lebih terperinciPERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR DENGAN
Lebih terperinciStruktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang
134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala
Lebih terperinciBUKU PANDUAN PENGGUNAAN
-LPPD BUKU PANDUAN PENGGUNAAN E-LPPD PROPINSI RIAU E-LPPD Riau dikembangkan sesuai dengan Buku Pedoman Penyusunan LPPD tahun 2014 dari Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia. BUKU PANDUAN E-LPPD PROPINSI
Lebih terperinciBAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN. 4.1 Hasil Keputusan Manajemen Tingkat Atas
BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN 4.1 Hasil Keputusan Manajemen Tingkat Atas Berdasarkan presentasi awal pengembangan proyek yang dilakukan sebelum pengembangan sistem dilakukan, terdapat tiga hal
Lebih terperinciStandar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa
SA 0 Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA Paket 00.indb //0 0::0 AM STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN AUDIT TERKAIT DENGAN ENTITAS YANG MENGGUNAKAN SUATU ORGANISASI
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,
Lebih terperinciBUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:
Bukti Audit BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: "Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan
Lebih terperinciBUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO
1 BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciTEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER
SA Seksi 327 TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER Sumber: PSA No. 59 PENDAHULUAN 01 Tujuan dan lingkup keseluruhan suatu audit tidak berubah bila audit dilaksanakan dalam suatu lingkungan sistem informasi
Lebih terperinciBUPATI PENAJAM PASER UTARA
a BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan
Lebih terperinciLAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)
L1 LAMPIRAN A KUESIONER Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) 1 Setiap penggunaan sistem informasi harus melaksanakan aturan yang ditetapkan perusahaan 2 Pimpinan masing-masing unit organisasi
Lebih terperinciSISTEM BASIS DATA 2. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.
SISTEM BASIS DATA 2 WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 7 SBD 2 Database Control Transaksi. Security Database. Transaksi Transaksi adalah sebuah aksi /serangkaian aksi, yang dilakukan oleh pengguna
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 75 /POJK.03/2016 TENTANG STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam menentukan objek penelitian, penulis melakukannya pada Rental Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN 5.1 Simpulan Dari hasil analisis data dan pembahasan dari bab sebelumnya mengenai kajian peran audit internal dan pengaruhnya terhadap efektivitas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan teori yang dipelajari serta pembahasan yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka untuk menjawab identifikasi masalah, penulis menarik kesimpulan
Lebih terperinci6.2 Pendekatan Database Untuk Pengelolaan Data
6.2 Pendekatan Database Untuk Pengelolaan Data Database adalah sekumpulan data yang diorganisasikan untuk melayani berbagai aplikasi secara efisien dengan memusatkan data dan mengurangi penggandaan data.
Lebih terperinciPERTEMUAN 10 AUDIT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PERTEMUAN 10 AUDIT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai ruanglingkup audit sistem informasi akuntansi. Anda harus mampu : 1. Menjelaskan konsep
Lebih terperinciPERATURAN TERKAIT PENGENDALIAN INTERNAL
REGULASI PERATURAN TERKAIT PENGENDALIAN INTERNAL Kondisi global teknologi dan bisnis memaksa adanya standar dan regulasi yang mengatur bagaimana perusahaan bekerja dan pembagian informasi. Baik nasional,
Lebih terperinciWALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011
WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR Menimbang
Lebih terperincichapter 7 Integrating quality activities in the project life cycle Empat model proses pengembangan perangkat lunak akan dibahas dalam bagian ini:
chapter 7 Integrating quality activities in the project life cycle 7.1 Metodologi Pengembangan Perangkat Lunak Classic dan Lainnya Empat model proses pengembangan perangkat lunak akan dibahas dalam bagian
Lebih terperinciDAFTAR ISI CHAPTER 5
DAFTAR ISI DAFTAR ISI 2 CHAPTER 5 ANOTHER INTERNAL CONTROL FRAMEWORK : CobiT 5.1 Pengantar COBIT... 3 5.2 Kerangka COBIT 4 5.3 Menggunakan COBIT untuk Menilai Pengendalian Intern... 6 5.4 Langkah-langkah
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN DAN EVALUASI. Kuesioner yang dibuat mencakup 15 bagian dari IT Risk Management yang. 6. Rencana Kontingensi/Pemulihan Bencana
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN EVALUASI 4.1 Temuan dan Rekomendasi Kuesioner yang dibuat mencakup 15 bagian dari IT Risk Management yang terdapat dalam OCTAVE-S yang meliputi : 1. Kesadaran keamanan dan pelatihan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehilangan data dapat menjadi masalah yang sangat serius bagi seseorang, sebuah instansi, atau sebuah perusahaan yang dalam menjalankan kegiatannya sangat bergantung
Lebih terperinciPERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL
PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan
Lebih terperinciChecklist Audit Mutu ISO 9001:2008
Checklist Audit Mutu ISO 9001:2000 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 :2008 4. 4.1 4.1 4.1 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Umum Apakah organisasi menetapkan dan mendokumentasikan sistem manajemen mutu
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BANDUNG
TAHUN : 2010 BERITA DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 49 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR :. 944 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
B A N D U N G STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BAGIAN KETIGA DIVISI PENGEMBANGAN APLIKASI PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN PANGKALAN DATA 2017 BANDUNG Nomor Dokumen Pembuatan PTIPD-SOP-3-001 3 November 2017 KEMENTRIAN
Lebih terperinciPASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 75 /POJK.03/2016 TENTANG STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH I. UMUM Peran
Lebih terperinciPERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan
PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat ketat antar perusahaan saat ini terjadi di dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan yang sangat ketat antar perusahaan saat ini terjadi di dalam dunia usaha. Perusahaan harus menggunakan segala kemampuannya, metodemetode, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terkumpul diolah menjadi database yang berperan penting dalam perusahaan. Database
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Data merupakan suatu elemen penting pada suatu organisasi yang digunakan untuk memberikan informasi dan keterangan-keterangan yang diperlukan oleh suatu organisasi.
Lebih terperinciPENEGAKAN HUKUM. Bagian Kesepuluh, Penelusuran Aset Penelusuran Aset. Modul E-Learning 3
Modul E-Learning 3 PENEGAKAN HUKUM Bagian Kesepuluh, Penelusuran Aset 3.10 Penelusuran Aset Harta kekayaan yang berasal dari hasil kejahatan merupakan motivasi nafsu bagi tindak kejahatan itu sendi. Ibarat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat. Untuk meningkatkan daya saingnya, perusahaan hendaknya menghasilkan
Lebih terperinciBAB XII PERANCANGAN SIM SECARA TERINCI
1 BAB XII PERANCANGAN SIM SECARA TERINCI 12.1. Perancangan Output Secara Terinci Perancangan sistem secara umum hanya memuat tentang kebutuhan output apa saja pada sistem baru. Sedangkan perancangan output
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI
BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011 NOMOR : 16 TAHUN 2011 TENTANG : PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem IT dan internet, maka risiko dalam sistem-sistem
Lebih terperinciR198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA
R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA 1 R-198 Rekomendasi Mengenai Hubungan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG
PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang
Lebih terperinciBAB X SIKLUS PENGGAJIAN DAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
BAB X SIKLUS PENGGAJIAN DAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA A. Aktivitas Siklus Penggajian Aktivitas-aktivitas dasar yang dilakukan dalam siklus penggajian: 1. Perbarui File Induk Penggajian Contoh: mempekerjakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan teknologi informasi merupakan salah satu alternatif
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi informasi merupakan salah satu alternatif yang sangat diandalkan oleh perusahaan dalam menghadapi tantangan yang semakin ketat dalam
Lebih terperinci6. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan. 7. Pengintegrasian adalah
1 BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KELURAHAN DAN DESA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciII. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI
Yth. 1. Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi; dan 2. Pengguna Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Disiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh, Muchlis, S.Kom., M.Si Ketua Tim Standar Sistem Informasi Yeni Yuliana, S.Sos.I., M.Pd.I Ariansyah, S.Kom., M.Kom Ketua Penjaminan
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ii DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i PENDAHULUAN... 1 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 DASAR HUKUM... 2 1.3 MAKSUD DAN TUJUAN... 2 1.4 KELUARAN... 3 SIMAR... 4 2.1 DEFENISI... 4 2.2 MANFAAT... 4 2.3 FLOWCHART...
Lebih terperinci15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional
Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15B Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15B/ 1 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGADILAN NEGERI BOGOR
PENGADILAN NEGERI BOGOR KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGADILAN NEGERI BOGOR KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciPENENTUAN RISIKO DAN PENGENDALIAN INTERN-PERTIMBANGAN DAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI KOMPUTER
SA Seksi 314 PENENTUAN RISIKO DAN PENGENDALIAN INTERN-PERTIMBANGAN DAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI KOMPUTER Sumber: PSA No. 60 PENDAHULUAN 01. Dalam Seksi 335 [PSA No. 57] Auditing dalam Lingkungan
Lebih terperinciStandar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan
SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber informasi atau referensi sudah merupakan hal yang tidak asing lagi bagi seorang peneliti, terutamanya bagi para mahasiswa yang sedang melakukan penelitian untuk
Lebih terperinciBAB XI SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN
BAB XI SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN A. Aktivitas Buku Besar dan Pelaporan Empat (4) aktivitas dasar yang dilakukan dalam sistem buku besar dan pelaporan: 1. Perbarui Buku Besar Aktivitas pembaruan terdiri
Lebih terperinciBUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN KABUPATEN BANTUL DAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 82 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya air yang digunakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya air yang digunakan oleh pelanggan. Alat ini biasa diletakkan di rumah-rumah yang menggunakan penyediaan air
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.5/MENLHK/SETJEN/OTL.0/1/2016 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
Lebih terperinci