Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 kontrol bahan lokal untuk mengganti kontrol dari luar negeri. Dalam percobaan ini, dipakai rumput gajah sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
Lokakarya Fungsional Non Peneli BAHAN DAN METODE Percobaan ini dilaksanakan di laboratorium nutrisi Balai Penelitian Ternak di Bogor dengan meng

BAHAN DAN METODA Bahan Bahan yang digunakan terdiri atas larutan Stronsium masing-masing 50000dan ppm ; larutan Lantanum masing-masing da

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

kalsium dengan menggunakan plasma darah yang ditambahkan pereaksi TCA pada berbagai ternak. Bahan Bahan yang digunakan meliputi : (1) Larutan Stronsiu

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Lokakarya Fungsiona! Non Peneliti 1997 Bahan Mated Pakan Ternak (Homogen) IKadar Air I Bahan Kering Kandungan Organik Abu (An-Organik) I Mikro Mineral

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

Pupuk super fosfat tunggal

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Bahan kimia : * Asam sulfat pekat 98%, Asam borat 2 % Natrium salisilat, Natrium nitroprusida, Natrium hypokhlorida, Natrium hidroksida, Kalium hidrog

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAHAN DAN ALAT-ALAT Bahan Serbuk Natrium khlorida mumi (NaCI), serbuk Kalium kromat (K 2 CrO4 ), serbuk Perak nitrat (AgNO 3), Air suling dan contoh m

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag

BAB III METODE PENELITIAN

Pupuk SP-36 SNI

Pupuk tripel super fosfat plus-zn

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

KLASIFIKASI MINERAL. Makro : Kebutuhan minimal 100 mg/hari utk orang dewasa Ex. Na, Cl, Ca, P, Mg, S

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

A B. 2. Penetapan kadar protein dengan metode Semi Mikro Kjeldahl (SNI ) Lampiran 1 Prosedur analisis kimia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

METODE. Materi. Rancangan

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Lampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989)

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Pupuk dolomit SNI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.

Metodologi Penelitian

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

METODOLOGI Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan Penelitian

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

Pupuk tripel super fosfat

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

Pupuk fosfat alam untuk pertanian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

SNI Standar Nasional Indonesia

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

Lampiran 1 Prosedur analisis fisik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

Metodologi Penelitian

IV. METODOLOGI PENELITIAN

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

RINGKASAN PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia D III Analis Kesehatan Fakultas

Lampiran 1. Analisis serapan P tanaman. Tahap I. Ekstraksi destruksi basah. A. Alat. Tabung reaksi. Penangas listrik. Corong. Labu ukur 50 ml.

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah:

Universitas Sumatera Utara

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

MATERI DAN METODE. Materi

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Oktober hingga

METODE ANALISIS. ph H 2 O (1:5) Kemampuan Memegang Air (Water Holding Capacity)

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penanaman kelapa (dataran tinggi dan dataran rendah) dapat

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

ANALISIS KADAR ABU DAN MINERAL

MATERI DAN METODE. Materi

Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air.

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

Transkripsi:

Lokakarya Fungsional Non Pene/i6 1997 RUMPUT GAJAH SEBAGAI PENGGANTI KONTROL ANALISIS MAKRO MINERAL PADA HIJAUAN Yetty Sinaga Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Mineral adalah unsur yang sangat dibutuhkan oleh hewan, sedangkan hewan tidak dapat membuat mineral oleh karena itu harus disediakan di dalam makanannya. Mineral mempunyai peranan penting dalam makanan ternak, zat-zat mineral merupakan 3% sampai 5% penyusun tubuh hewan. Di dalam tubuh ternak mengandung sejumlah unsur-unsur mineral yang esensial bagi seluruh ternak, yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ternak (kesehatan) dan bagi hasil-hasil produk dari ternak (daging, susu, telur dan wol). Pertumbuhan hijauan pakan pada tanah tropik memperlihatkan kekurangan sejumlah unsur makro dan mikro mineral yang tinggi sehingga untuk melengkapinya perlu ditambahkan unsur mineral dalam makanan ternak. Telah diketahui ada 15 unsur mineral esensial yang dibutuhkan oleh ternak, baik sebagai makro mineral maupun mikro mineral, unsur-unsur yang termasuk dalam makro mineral seperti : Kalsium (Ca), Fosfor (P), Belerang (S), Kalium (K), Natrium (Na), Magnesium (Mg), sedangkan yang termasuk dalam unsur mikro mineral adalah : Besi (Fe), Mangan (Mn), Kobal (Co), Yodium (I), Selenium (Se), Molibdenum (Mo). Sebagai penemuan baru ada tujuh unsur mineral yang diduga dibutuhkan oleh temak yaitu : Arsen (As), Chrom (Cr), Fluor (F), Nikel (Ni), Silikon (Si), Timah (Sn) dan Vanadium (V). Untuk analisis makro mineral di atas selama ini selalu dipakai daun tomat (Srm) dan batang Carnation (Netherland), sebagai kontrol. Keuntungan penggunaan kontrol daun tomat (Srm) telah mempunyai sertifikatnya dan untuk batang Carnation (Netherland) adalah hasil analisa yang didapat harus selalu dikirim kembali ke Netherland dan hasilnya akan dibandingkan dengan laboratorium-laboratorium yang telah menjadi anggota Kontrol Netherland (anggota Kontrol Netherland ada 248 yang terdiri dari berbagai negara dalam hal ini "Balitnak Ciawi" No. 021) sehingga dapat diketahui kebenaran cara kerja di laboratorium Balitnak Ciawi. Karena untuk mendapatkan kontrol daun tomat (Srm) harus membeli dengan harga sangat mahal dan untuk menjadi anggota Kontrol Netherland diperlukan biaya yang cukup tinggi maka dicari cara lain yaitu penggunaan 92

Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 kontrol bahan lokal untuk mengganti kontrol dari luar negeri. Dalam percobaan ini, dipakai rumput gajah sebagai kontrol lokal dan dibandingkan dengan kontrol daun tomat (Srm) dan batang Carnation (Netherland). BAHAN DAN CARA KERJA Percobaan dilakukan di laboratorium mineral "Balai Penelitian Ternak, Ciawi-Bogor". Adapun tujuan dari percobaan ini untuk mengetahui kadar makro mineral dalam hal ini dilakukan kadar Kalsium (Ca) dan Fosfor (P) dengan menggunakan alat "Spektrofotometer Serapan Atom" dan "Spektrofotometer". Bahan-Bahan Bahan kimia : asam klorida pekat (HCI p.a.), asam klorida (HCI) 1 :3, asam nitrat pekat (HNO3 p.a.), kalsium karbonat (CaC0 3), kalium hidrogen fosfat (KH2PO4), strontium klorida (SrCI 2) 5%, amonium molibdat, ammonium meta vanadat. Bahan yang dianalisa : rumput gajah, daun tomat (Srm), batang carnation (Netherland). Gas yang digunakan : asetilin, udara tekan. Alat yang digunakan : oven, tanur listrik, mesin penggiling contoh, piala gelas, labu ukur, neraca, pipet oxford, diluter fison, cawan porselin, eksikator, spektrofotometer serapan atom (SSA), spektrofotometer. Cara Kerja Pembuatan larutan-larutan : Pembuatan larutan HCL 1 :3. 1 liter HCI pekat ditambahkan 3 liter air suling, kocok sampai homogen. Pembuatan stronsium klorida 5% : Ditimbang 15,214 gram SrCI 2 6H 2 0 lalu dilarutkan ke dalam labu ukur 100 ml dengan air suling kemudian ditera, dipipet 70 ml larutan ini ke dalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan 10 ml HCI pekat, kemudian ditera dengan air suling dan dikocok sampai homogen. Pembuatan larutan molibdovanadat : Ditimbang 50 gram amonium molybdat dan 2,5 gram amonium metavanadat, dilarutkan di dalam labu ukur 1000 ml dengan air suling lalu ditera. Pembuatan larutan standar kalsium (Ca) 1000ppm, Fosfor (P) 1000 ppm dan deret standar ; standar kalsium 1000 ppm : Ditimbang 2,4970 gram CaCO 3 yang telah dikeringkan dalam oven 105 C dilarutkan dengan 50 ml HCI dan dipanaskan sampai kira-kira isinya tinggal 10 ml (sampai larutan benar- 9 3

Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 benar bening). Kemudian dilarutkan dengan air suling dalam labu ukur 1000ml, kemudian ditera. Untuk membuat larutan deret standar Ca 0 ; 50 ; 100 ; 200 ; 300 ; 400 ppm. Dipipet 0 ; 5 ; 10 ; 20 ; 30 ; 40 ml larutan standar Ca 1000 ppm, ke dalam labu ukur 100 ml dilarutkan dengan air suling kemudian ditera dan dikocok sampai homogen. Standar fosfor 1.000 ppm : Ditimbang 4,3940 gram KH 2 PO 4 yang telah dikeringkan dalam oven 105 C dilarutkan dengan air suling di dalam labu ukur 1.000 ml ditera dan dikocok sampai homogen. Untuk membuat standar P : 0, 50, 100, 200, 300, 400 ppm dipipet 0, 5, 10, 20, 30, 40, ml larutan standar P 1.000 ppm, kedalam labu ukur 100 ml dilarutkan dengan air suling kemudian ditera dan dikocok hingga homogen. Persiapan pembuatan contoh kontrol rumput gajah Rumput gajah ± 100 kg yang diambil dari kebun kemudian dipotongpotong ± 5 cm dan dikeringkan dalam oven 80 C selama ± 10 hari, lalu digiling dengan ukuran 1 mm. Kemudian disimpan di botol tertutup dan diletakkan di dalam freezer. Persiapan larutan contoh Ditimbang 2,0000 gram daun tomat (Srm), batang carnation (Netherland) sebanyak 2 kali dan contoh rumput gajah sebanyak 10 kali yang telah dikeringkan dalam oven 80 C selama 2 jam, di dalam cawan porselen. Contoh-contoh tadi diabukan dalam tanur listrik selama satu malam pada suhu 55 C. Setelah itu didinginkan dalam eksikator lalu ditimbang sebagai kadar abu. Kemudian abu tersebut dilarutkan dengan larutan HCI 1 :3 sebanyak ± 25 ml ke dalam piala gelas 100 ml, juga dibuat larutan blanko (hanya HCI 1 :3 saja). Larutan didestruksi dan setelah itu (hampir mendidih) ditambahkan HNO 3 pekat sebanyak 3 tetes dan dibiarkan mendidih sampai kira-kira volume terakhir 10 ml (1/2 bagian). Diencerkan dengan air suling ke dalam labu ukur 200 ml kemudian ditera dan dikocok sampai benar-benar homogen, larutan ini adalah larutan contoh yang slap digunakan untuk pemeriksaan analisa makro mineral yaitu Ca, P, Mg, K dan Na. Tetapi percobaan ini yang dianalisis hanya kadar Ca dan P dan dilakukan 3 kali percobaan pada 3 minggu yang berbeda. Pemerikasaan larutan contoh Pemeriksaan kadar kalsium (Ca) Dipipet deret standar, larutan contoh larutan daun tomat (SRM) dan larutan batang Carnetion (Netherlland) serta larutan blanko dengan menggunakan alat Diluter Fison ke dalam botol Me Cartney, (0,50 ml contoh yang 94

Lokekarya Fungsional Non Peneliti 1997 dipipet dan 9,50 ml air suling). Ditambahkan larutan stronsium 5% sebanyak 0,50 ml lalu dikocok sampai homogen, larutan ini diperiksa dengan alat Spektrofotometer Serapan Atom dengan panjang gelombang 422,4 nm untuk mendapatkan kadar kalsium (Ca). Pemeriksaan kadar fosfor (P) Dipipet deret standar, larutan contoh, larutan daun tomat (Srm) dan larutan batang carnation (Netherland) serta larutan blanko dengan alat "Diluter Fison" ke dalam botol Mc Cartney, lalu ditambahkan larutan amonium molibdovanadat sebanyak 2 ml kemudian dikocok sampai homogen sehingga larutan berwarna kuning lalu diperiksa dengan alat Spektrofotometer dengan panjang gelombang 400 nm untuk mendapatkan kadar fosfor (P). Parameter alat Kadar Kalsium (Ca) Alat : Spektrofotometer Serapan Atom, model Varian 575 Posisi lampu : 2 Arus lampu Panjang gelombang Celah Kadar Fosfor (P) :3,5 A :422,4 nm :0,5 nm double beam Alat : Spektrofotometer model Varian AA 634 Panjang gelombang Celah Perhitungan Kadar Ca dan P :400 nm :0,5 nm double beam Volume air 1 %Ca/%P = (Abs c- Abs b) x 3 F x x bobot contoh 10.000 Keterangan : Abs c=absorbans contoh Abs b=absorbans blanko F= konsentrasi standar absorbans standar 9 5

Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Kadar Ca dan P dan rumput gajah, daun tomat (Srm) dan batang carnation (Netherland) dengan 3 kali pengerjaan pada 3 minggu yang berbeda Jenis contoh Minggu I Minggu II Minggu III Ca P Ca P Ca P (%) Rumput gajah 0,35 0,36 0,34 0,36 0,35 0,33 0,35 0,36 0,36 0,36 0,34 0,34 0,36 0,37 0,37 0,36 0,37 0,35 0,34 0,37 0,34 0,34 0,32 0,36 0,36 0,35 0,35 0,36 0,35 0,35 0,36 0,33 0,36 0,34 0,35 0,35 0,34 0,32 0,36 0,35 0,35 0,35 0,36 0,33 0,36 0,37 0,34 0,34 0,37 0,36 0,34 0,36 0,35 0,36 0,34 0,35 0,35 0,35 0,36 0,36 Rata-rata 0,35 0,35 0,35 0,35 0,35 0,35 Std deviasi ±0,01 ±0,02 ±0,02 ±0,01 ±0,01 ±0,01 Koefisien keragaman (%) 2,86 5,71 5,71 2,86 2,86 2,86 Daun tomat (SRM) 3,01 0,34 2,98 0,35 2,99 0,34 3,01 0,34 3,03 0,34 3,01 0,34 Rata-rata 3,00 0,34 3,00 0,34 3,66 0,34 Std deviasi ±0,03 ±0,02 ±0,03 ±0,02 ±0,03 ±0,02 Koefisien keragaman (%) 1,00 5,88 1,00 5,88 1,00 5,88 Batang carnation 1,86 0,70 1,89 0,69 1,90 0,70 (Netherland) 1,86 0,71 1,89 0,69 1,90 0,71 Rata-rata 1,86 0,70 1,90 0.69 1,90 0,70 Std deviasi ±0,09 ±0,03 ±0,11 ±0,02 ±0,10 ±0,03 Koefisien keragaman (%) 4,83 4,28 5,26 2,90 5,26 4,28 Analisis kalsium (Ca) dengan menggunakan AAS dan fosfor (P) dengan spektrofotometer pada contoh dengan waktu yang berbeda memperlihatkan hasil yang sama yaitu masing-masing untuk kontrol rumput gajah, daun tomat (SRM) serta batang Carnation (Netherland) tidak menunjukkan adanya perbedaan. 96

Lokakarya Fungsional Non Peneli8 1997 Dengan standar deviasi yang kecil (<0,05) memperlihatkan bahwa variasi nilai ulangan contoh yang dikerjakan sangat kecil. Hal ini menunjukkan bahwa kesalahan dari cara kerja ataupun kesalahan dari alat yang digunakan di laboratorium Balitnak Ciawi sangat kecil. Dari contoh daun tomat (SRM) dan batang Carnation (Netherland) diperoleh kadar Ca masing-masing 3% dan 1,91% sedangkan rumput gajah di bawah 1 % (0,35%). Tetapi dalam penggunaan kontrol yang terpenting adalah konsistensi nilai maka walaupun kadar Ca kecil, rumput gajah tetap dapat digunakan sebagai kontrol. Dengan menggunakan rumput gajah sebagai kontrol tidak diperoleh kesulitan dalam mencari kontrol dari luar negeri, karena hasil kadar Ca dan P yang selalu tetap. Selain itu rumput gajah mudah diperoleh dan disiapkan dalam jumlah banyak. KESIMPULAN Dengan dilakukan percobaan di atas dengan menggunakan kontrol pembanding tadi maka rumput gajah dapat digunakan dan dianggap layak sebagai kontrol untuk analisis makromineral pada hijauan. DAFTAR BACAAN Anggorodi, R. 1989. Kemajuan metabolisme dalam Ilmu Makanan Ternak. Jakarta Penerbit UI (Ul-pers). Under Wood, E. J. 1986. The Mineral Nutrition of Livestock. Rome, Food and Agriculture Organization of the United Nation. Me. Dowell, I. R. 1983. Mineral for Grazing Ruminants in Tropical Regions, 1983/L.R. Me Dowell dkk. Gainville, Florida : University of Florida, Institute of Food and Agricultural Science, 1983. Netherland Report, 1990. National Bereau of Standards Certificate of Analysis. Standard Reference Material (SRM) 1573. Tomato leaves. 97