Publik Cemas dengan Pemerintahan yang Terbelah

dokumen-dokumen yang mirip
Mayoritas Publik Ingin DPR Tandingan Segara Bubarkan Diri. LSI DENNY JA November 2014

Tiga Isu Menanti Kabinet Jokowi. LSI DENNY JA Oktober 2014

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

Jokowi Pasca Naiknya BBM. LSI DENNY JA November 2014

Legacy SBY Di Bidang Politik dan Demokrasi. LSI DENNY JA Oktober 2014

Paska PAN Gabung Pemerintah LSI DENNY JA SEPTEMBER 2015

PILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI

GOLKAR PASCA PUTUSAN MENKUMHAM. LSI DENNY JA Desember 2014

MAYORITAS PUBLIK INGIN CAPRES SIAP TERIMA KEKALAHAN. Konpers LSI Juli 2014

Kondisi Hukum SETELAH KASUS BG LSI DENNY JA FEBRUARI 2015

Matahari Kembar Kapolri? LSI DENNY JA Januari 2015

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016

Head to Head Dukungan Capres Pasca Penetapan Resmi KPU

ENAM REVISI PILKADA USULAN PUBLIK LSI DENNY JA FEBRUARI 2015

KEPERCAYAAN TERHADAP DPR DI TITIK TERENDAH. LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Desember 2015

HARAPAN & ANCAMAN JOKOWI - JK

Mayoritas Publik Khawatir Terorisme Merembet ke Indonesia

MAYORITAS PUBLIK DUKUNG SBY KELUARKAN PERPPU PILKADA LANGSUNG. LSI DENNY JA Oktober 2014

Paska Setahun Jokowi JK Dibutuhkan Menteri Utama? LSI DENNY JA Oktober

AHOK VS DPRD. LSI DENNY JA Maret 2015

100 HARI JOKOWI : 3 RAPOR MERAH, 2 RAPOR BIRU LSI DENNY JA JANUARI 2015

13 HARI YANG MENENTUKAN HEAD TO HEAD PRABOWO HATTA VS JOKOWI - JK. Lingkaran Survei Indonesia Juni 2014

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014

Pertarungan Wilayah Strategis Dan Efek Cawapres

Kebangkitan Seminggu Terakhir. Head to Head Jokowi-JK vs Prabowo-Hatta

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

MUNAS GOLKAR DI MATA PUBLIK. LSI DENNY JA Desember 2014

ISU AGAMA KALAHKAN AHOK?

PRAHARA PARTAI DEMOKRAT DAN KEKHAWATIRAN PUBLIK TERHADAP KINERJA PRESIDEN SBY

PEROLEHAN KURSI PARTAI DAN PETA KOALISI CAPRES Lingkaran Survei Indonesia Jumat, 11 April 2014

AHOK KEMBALI KE JALUR PARTAI KAH?

MAYORITAS PUBLIK KHAWATIR PEMERINTAHAN LUMPUH DI TAHUN Lingkaran Survei Indonesia Desember

AKANKAH LAJU PRABOWO TERHENTI? KASUS AKTIVIS GATE. Juni 2014

PUBLIK MAKIN KHAWATIR DENGAN KINERJA KABINET DI TAHUN POLITIK

MAKIN SURAMNYA PARTAI & CAPRES ISLAM DI PEMILU Lingkaran Survei Indonesia Oktober 2012

POLITIK KEBIJAKAN BBM, BLSM & EFEK ELEKTORALNYA. Lingkaran Survei Indonesia Juni 2013

2014 : PEMERINTAHAN GOLKAR ATAU PEMERINTAHAN PDIP? Lingkaran Survei Indonesia Februari 2014

KAMPANYE NEGATIF DAN PREDIKSI HASIL PILEG Lingkaran Survei Indonesia April 2014

KRISIS CAPRES DAN CAWAPRES PARTAI ISLAM : SIAPAKAH PASANGAN CAPRES- CAWAPRES TERKUAT PEMILU 2014? Lingkaran Survei Indonesia Maret 2013

INDEKS CAPRES PEMILU 2014 : CAPRES RIIL VERSUS CAPRES WACANA. Lingkaran Survei Indonesia Oktober 2013

ROBOHNYA MK KAMI. Lingkaran Survei Indonesi Oktober

MAYORITAS PUBLIK INGIN TAHU PROGRAM CAPRES 2014

LAPORAN SURVEI DKI JAKARTA AHOK POTENSIAL KALAH? Agus Harimurti Yudhoyono Kuda Hitam? Lingkaran Survei Indonesia, Oktober 2016

Massa Mengambang Tentukan Pemenang Pilpres Deklarasi

TERANCAMNYA KONVENSI DEMOKRAT: DARI HERO KE ZERO-KAH NASIB DEMOKRAT? Lingkaran Survei Indonesia November 2013

MORALITAS PUBLIK PARA ELITE DI TITIK NADIR. Lingkaran Survei Indonesia Juli 2013

3 Sukses LSI di Pilpres 2014

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

Publik Sangat Kecewa Kiprah Politisi Muda

2014: Momentum Reformasi Jilid Dua. Lingkaran Survei Indonesia MEI

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

PKB 4,5%, PPP 3,4%, PAN 3,3%, NASDEM 3,3%, PERINDO

MEDIA SURVEI NASIONAL

SPLIT VOTING DALAM PEMILIHAN PRESIDEN 2009

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

MAKIN BANYAK ORANGTUA YANG TAK INGIN ANAKNYA JADI ANGGOTA DPR. Lingkaran Survei Indonesia November

PT. Universal Broker Indonesia 1 MARKET OUTLOOK MEI: PILPRES. Oleh: Satrio Utomo PT. Universal Broker Indonesia. 26 April 2014

BBM, BLT Dan Efek Elektoralnya. Lingkaran Survei Indonesia Maret

LENGSERKAH DOMINASI DEMOKRAT DARI KEKUASAAN 2014? Lingkaran Survei Indonesia Juni 2012

Peran Pemerintah Minimal Saja

Merosotnya Leadership SBY di Mata Publik. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Juni 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Blunder Politik Demokrat???? Kasus Nazaruddin dan Perubahan Dukungan Partai. Analisis Survei Nasional Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Juni 2011

SURVEI NASIONAL PEMILIH MUDA: EVALUASI PEMERINTAHAN, CITRA DAN PILIHAN PARPOL DI KALANGAN PEMILIH MUDA JELANG PEMILU 2014

Skandal Wisma Atlet Dan Tiga Skenario Demokrat. Lingkaran Survei Indonesia Feb

EFEK PENCAPRESAN JOKO WIDODO PADA ELEKTABILITAS PARTAI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di

HASIL SURVEI NASIONAL PROGRAM PARTAI POLITIK DAN KOMPETENSI CALON PRESIDEN 2014 SURVEI DAN POLING INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. negara di masa yang akan datang, sebab kebijakan di masa depan akan sangat

Pilpres Siapa yang Menang? Bisakah ada dua pemenang di Pilpres? Tidak mungkin. Pemenang Pilpres hanya satu, kalau bukan Prabowo- Hatta ya Jokowi- JK.

Pemilu 2014, Partai Islam Bakal 'Keok'

Lima Rapor Merah Satu Rapor Biru

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

PEMILIH MENGAMBANG DAN PROSPEK PERUBAHAN KEKUATAN PARTAI POLITIK

JK: Tradisi Golkar di Pemerintahan

ISU KEBANGKITAN PKI SEBUAH PENILAIAN PUBLIK NASIONAL. Temuan Survei September 2017

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

PREDIKSI PEROLEHAN SUARA PEMILIH PADA PILKADA DKI JAKARTA 2007

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

BAB III DATA RESPONDEN

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budiarjo (2008) mengatakan, salah satu perwujudan demokrasi yang menunjukkan

PRO-KONTRA PILKADA LANGSUNG. Temuan Survei: 25 Oktober 3 November 2014

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KAMPANYE DAN PERILAKU PEMILIH DALAM PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA. Temuan Survei Juli 2007

PROSPEK KABINET DAN KOALISI PARPOL

Publik Ingin Gubernur Jakarta Yang Bisa Atasi Banjir, Sampah dan Macet. Kerjasama dengan Cikom LSI

RILIS SURVEI NASIONAL 24 MARET 6 APRIL 2018

HASIL EXIT POLL PEMILU LEGISLATIF Rabu, 9 April 2014

Pelajaran dari Kasus Pansus Bank Century

EVALUASI 13 TAHUN REFORMASI DAN 18 BULAN PEMERINTAHAN SBY - BOEDIONO

DUKUNGAN TERHADAP CALON INDEPENDEN

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

LAPORAN SURVEI NASIONAL MEMBACA PETA DUKUNGAN & ELEKTABILITAS CAPRES-CAWAPRES 2014

BAB I PENDAHULUAN. intensitas tinggi seiring dengan terjadinya kebebasan pers yang dimulai sejak

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

BAB I PENDAHULUAN. tak terkecuali sektor ekonomi. Berbagai sektor dalam perekonomian ini

Latar Belakang: Distribusi Kekuatan Politik Nasional

Transkripsi:

Publik Cemas dengan Pemerintahan yang Terbelah LSI DENNY JA Oktober 2014

Mayoritas Publik Cemas dengan Pemerintahan yang Terbelah Kalah lagi dalam pemilihan pimpinan MPR, Koalisi Jokowi-JK (Koalisi Indonesia Hebat) kalah telak 5-0 dari Koalisi Merah Putih. Kekalahan dalam voting penentuan pimpinan MPR merupakan kekalahan beruntun yang telah dialami Koalisi Indonesia Hebat. Sebelumnya Koalisi Indonesia Hebat juga kalah dalam voting Undang-Undang MD3, pengesahan Tatib DPR, pemilihan pimpinan DPR, dan pengesahan UU PIlkada DPRD. Koalisi Merah Putih yang mayoritas di parlemen dan menyapu bersih pimpinan DPR maupun MPR memunculkan fenomena yang sering diistilahkan dalam ilmu politik sebagai pemerintahan terbelah divided government. Dimana pemerintahan di eksekutif dan eksekutif tidak dikuasai oleh koalisi partai yang sama. Eskekutif dikuasai koalisi partai pemerintah yaitu Koalisi Indonesia Hebat. Sementara legislatif (parlemen) dikuasai koalisi partai oposisi yaitu Koalisi Merah Putih. Fenomena pemerintahan terbelah ini mencemaskan publik. Survei LSI terbaru menunjukan bahwa mayoritas publik khawatir dengan kondisi pemerintahan yang terbelah. Sebanyak 77.25 % publik menyatakan mereka khawatir dengan kondisi pemerintahan yang terbelah. Dan hanya 17.46 % yang menyatakan tidak khawatir dengan fenomena ini.

Demikian salah satu temuan survei Lingkaran Survei Indonesia Denny JA. LSI Denny JA kembali mengadakan survei khusus merespon kondisi politik nasional pasca pilpres. Survei ini dilakukan melalui quick poll pada tanggal 6 7 Oktober 2014. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan 1200 responden dan margin of error sebesar +/- 2,9 %. Survei dilaksanakan di 33 propinsi di Indonesia. Kami juga melengkapi survei dengan penelitian kualitatif dengan metode analisis media, FGD, dan in depth interview. Kekhawatiran publik terhadap pemerintah terbelah merata di semua segmen masyarakat. Rata-rata di semua segmen masyarakat, tingkat kekhawatiran terhadap kondisi pemerintahan ini berkisar di antara 73 % sampai dengan 87 %. Namun publik yang perpendidikan tinggi, tinggal di kota, tingkat ekonomi menengah atas dan laki-laki lebih khawatir dengan kondisi politik ini dibandingkan dengan mereka yang tinggal di desa, wong cilik, perempuan, dan berpendidikan rendah. Publik yang tinggal di kota, berpendidikan tinggi dan berekonomi menengah atas lebih banyak mengakses berita politik dari berbagai jenis media (termasuk media sosial) sehingga kekhawatiran mereka lebih tinggi.

Publik laki-laki lebih tinggi prosentasenya yang khawatir dengan kondisi pemerintahan ini dibanding publik perempuan, karena umumnya lak-laki memiliki intensitas lebih tinggi mengikuti berita politik dan mendiskusikannya. Begitupun dengan pemilih partai politik di Pemilu 2014. Tak hanya pemilih yang partainya masuk dalam Koalisi Indonesia Hebat yang khawatir, namun juga pendukung koalisi partai Koalisi Merah Putih pun khawatir dengan kondisi pemerintahan yang terbelah. Namun jika dibuat rata-rata, prosentase pendukung pemilih koalisi Indonesi Hebat lebih tinggi tingkat kekhawatirannya dibanding dengan pendukung koalisi Merah Putih. Rata-rata antara 79 % sampai dengan 87 % pemilih partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat menyatakan khawatir dengan kondisi pemerintahan yang terbelah. Sementara antara 67 % sampai dengan 74 % pemilih partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih yang menyatakan khawatir. Dari hasil analisis media yang dilakukan LSI Denny JA, dunia usaha pun khawatir. Dari berbagai berita media menunjukan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pasca pemilihan pimpinan DPR. Pelaku investasi khawatir dengan kondisi politik nasional yang terbelah ke dalam dua kutub utama yang nantinya akan menyulitkan pemerintahan Jokowi-JK.

***** Dalam praktik politik dan pemerintahan di dunia, fenomena pemerintahan terbelah memang bukan hal baru. Di Amerika Serikat (AS) yang demokrasi telah mapan, fenomena pemerintahan terbelah seringkali terjadi. Misalnya Partai Demokrat menjadi pemenang pemilu presiden dan menguasai pemerintahan eksekutif, namun parlemennya (House of Representative dan Senate) dikuasai oleh Partai Republik. Atau sebaliknya. Kondisi ini di Amerika Serikat merupakan hal yang lumrah dan seringkali diyakini justru memperkuat check and balances antara eksekutif dan legislatif. Namun fenomena pemerintahan terbelah di Indonesia pasca pemilu 2014 ini, tak bisa disamakan dengan Amerika Serikat. Di Amerika, kondisi pemerintahan terbelah tak bermasalah karena publik di luar partai (kekuatan civil society & economic society) sangat kuat untuk membuat partai bertindak rasional dalam membuat kebijakan. Kebijakan yang menjadi kehendak umum publik selalu dipertimbangkan dalam setiap pengambilan keputusan. Sementara di Indonesia, publik di luar partai masih lemah. Politisi dan partai politik pun masih sering mengabaikan kehendak mayoritas publik. Pemerintahan yang terbelah menjadi riskan jika kultur yang dominan masih money politics dan politik balas dendam.

***** Mengapa publik khawatir dengan kondisi pemerintahan yang terbelah ini? Dari hasil riset kualitatif, yaitu melalui in-depth interview dan focus group disscussion (FGD) ada dua alasan utama yang paling mengemuka. Pertama, publik khawatir pemerintahan baru Jokowi-JK tak bisa fokus bekerja mengurus rakyat karena tak didukung oleh parlemen yang dikuasai oleh koalisi oposisi. Fungsi kontrol, legislasi, dan anggaran (budgeting) yang dimiliki DPR, mengharuskan pemerintah memperoleh dukungan parlemen. Belum lagi pemilihan jabatan-jabatan kenegaraan lainnya yang harus memperoleh persetujuan DPR (misalnya pemilihan Kapolri, Panglima TNI, dan lainnya). Kedua, publik khawatir dengan kondisi politik 5 tahun mendatang yang hanya akan dipenuhi oleh konflik politik elit. Publik inginkan konflik elit, yang seperti gamblang terlihat dalam pemilihan pimpinan DPR dan MPR, segera berakhir. Publik inginkan pemerintah dan DPR dapat bekerja sama dalam mengurus rakyat. Sehingga kondisi politik Indonesia dalam 5 tahun mendatang tidak gaduh dan stabil.

Dengan kondisi pemerintahan yang terbelah dan kuatnya koalisi partai opisisi di parlemen, Jokowi potensial menjadi presiden terlemah dalam sejarah politik Indonesia. LSI Denny JA mencatat ada 3 alasan penjelas mengapa Jokowi potensial menjadi presiden terlemah. Pertama, parlemen dikuasai oleh oposisi yang sangat hostile ke Jokowi. Total kursi Koalisi Merah Putih, yang terdiri dari Partai Gerindra, Golkar, PAN, PKS, dan PPP ditambah dengan Partai Demokrat, di DPR adalah 353 kursi (63 %). Sementara total kursi Koalisi Indonesia Hebat di DPR adalah 207 kursi (37 %). Kedua, tak ada satupun partai politik yang dikontrol langsung oleh Jokowi. Sebelumnya mulai dari Presiden Soekarno sampai Presiden SBY selalu ada partai politik yang dikontrol langsung oleh Presiden. PDIP dikontrol Megawati, bukan Jokowi Ketiga, Jokowi menang dengan dukungan yang tidak mutlak. Hanya berselisih tipis dengan Prabowo Subianto. Jokowi menang Pilpres 2014 dengan dukungan sebesar 53.15 %, sementara dukungan terhadap Prabowo Subianto sebesar 46.85 %. Dengan dukungan yang berselisih tipis, dukungan terhadap Jokowi potensial dengan cepat berubah jika ada kebijakan publik yang tidak popular. Salah satu kebijakan publik yang harus diambil oleh Jokowi-JK di masa awal pemerintahannya adalah kenaikan harga BBM. Jika BBM dinaikan di masa awal pemerintahan Jokowi-JK, maka dukungan terhadap pemerintahan baru akan menurun drastis.

***** Saat ini, posisi Jokowi dan koalisinya masih diuntungkan dengan persepsi dan dukungan publik yang menilai bahwa Koalisi Indonesia Hebat sebagai koalisi yang sikap dan kebijakannya selaras dengan kepentingan rakyat. Survei LSI Denny JA menunjukan bahwa sebesar 63.02 % publik menyatakan Koalisi Indonesia Hebat lebih memperjuangkan kepentingan rakyat. Hanya 32.96 % yang menyatakan Koalisi Merah Putih yang lebih memperjuangkan kepentingan rakyat. Namun posisi pemerintahan baru Jokowi akan makin lemah jika Koalisi Merah Putih (KMP) melakukan manuver politik di parlemen mendukung kebijakan yang popular sehingga menarik simpati publik. Salah satu putusan DPR yang dinanti oleh publik adalah persetujuan DPR terhadap Perppu Pilkada Langsung. Jika Koalisi Merah Putih balik arah dan mendukung Perppu Presiden SBY, maka simpati publik terhadap koalisi ini pun naik. Survei LSI Denny JA menunjukan bahwa simpati publik terhadap kedua koalisi di parlemen yaitu KIH dan KMP akan berimbang jika akhirnya KMP mendukung Perppu Pilkada Langsung. Mereka yang menyatakan KMP dan koalisi Indonesia Hebat sama-sama berjasa mengembalikan pilkada langsung dipilih rakyat sebesar 67.80 %.

Koalisi Indonesia Hebat dan Jokowi harus mengambil langkah-langkah strategis dan cepat untuk bisa mengubah konstelasi politik. Kondisi pemerintahan yang terbelah jangan sampai menjadikan Jokowi sebagai presiden terlemah dalam sejarah politik Indonesia. LSI merekomendasikan tiga hal untuk mengubah konstelasi politik ini. Pertama, semua pendukung dan pimpinan partai Koalisi Indonesia Hebat secara gradual benar-benar menjadikan Jokowi sebagai komando tertinggi. Jangan pernah lagi menyebut Jokowi yang menjadi presiden Indonesia dengan sebutan petugas partai. Kedua, dengan insentif politik yang dibolehkan dalam sistem demokrasi, Jokowi dan KIH harus secepatnya merangkul dua partai politik lagi untuk bergabung dengan koalisi pemerintahan. Itu agar koalisi Jokowi menguasaii mayoritas legislatif. Ketiga, harus ada komunikasi dan kerjasama politik antara dua tokoh penting yaitu Megawati dan SBY. Megawati sebaiknya menemui sendiri SBY bukan lagi utusannya.

Kamis, 9 Oktober 2014 Lingkaran Survei Indonesia - Denny JA Narasumber : Adjie Alfaraby (0811.16.14.14 / 0812.811.21.696) Moderator : Fitri Hari (0813.80140260) Tim Riset Nasional LSI Fitri Hari, Dewi Arum. : Adjie Alfaraby, Ardian Sopa, Ade Mulyana, Rully Akbar,

Track Record LSI Prediksi Survei Yang Diiklankan Sebelum PILEG 2014 NAMA PARTAI PREDIKSI LSI* HASIL KPU TERBUKTI/TIDAK TERBUKTI PDIP DIATAS 16% 18.95% TERBUKTI GOLKAR DIATAS 16% 14.75% *Selisih 1,3% GERINDRA 8-16% 11.81% TERBUKTI DEMOKRAT 8-16% 10.19% TERBUKTI PKB 3,5%-8% 9.04% * Selisih 1.05% PAN 3,5%-8% 7.59% TERBUKTI PKS 3,5%-8% 6.79% TERBUKTI NASDEM 3,5%-8% 6.72% TERBUKTI PPP 3,5%-8% 6.53% TERBUKTI HANURA 3,5%-8% 5.26% TERBUKTI PBB TIDAK LOLOS PT 1.46% TERBUKTI PKPI TIDAK LOLOS PT 0.91% TERBUKTI Dimuat, antara lain di Rakyat Merdeka 8 April 2014, hal 12 Sehari Sebelum PILEG Hanya 2 partai dari 12 partai yang selisih 1.3% 11

Track Record LSI Prediksi Survei Yang Diiklankan Sebelum PILPRES 2009 DUKUNGAN PEMILIH SURVEI LSI AWAL JUNI 2009 SURVEI LSI AKHIR JUNI 2009 PREDIKSI PEMENANG PILPRES 2009 HASIL KPU DI ATAS 50% SBY- BOEDIONO SBY- BOEDIONO SBY-BOEDIONO TERBUKTI 30%-50% - - - - DI BAWAH 30% MEGA- PRABOWO JK-WIRANTO MEGA- PRABOWO JK-WIRANTO - TERBUKTI Dimuat di KOMPAS pada tanggal 3 Juli 2009 halaman 3. Tepat 5 hari sebelum Pemilihan Presiden 2009. 12

Track Record LSI Quick Count Paling Akurat Pasangan Capres- Cawapres Quick Count LSI (Data 100 %) Hasil Resmi KPU 22 Juli 2014 Prabowo-Hatta 46. 70 % 46. 85 % Jokowi-JK 53. 30 % 53. 15 % *Simpangan baku antara hasil KPU vs LSI hanya 0. 15 %

METODOLOGI SURVEI Pengumpulan Data : 6 7 Oktober 2014 Quickpoll (smartphone LSI) Metode sampling : multistage random sampling Jumlah responden : 1200 responden Margin of error : ± 2.9 % Survei dilengkapi dengan Riset Kualitatif FGD di tujuh ibu kota propinsi terbesar In Depth Interview Analsis media nasional Semua pemilih di Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi responden 14

Mayoritas Publik Cemas Pemerintahan Terbelah Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? Kategori % Sangat khawatir, cukup khawatir 77. 25 % Kurang khawatir, tidak khawatir sama sekali 17. 46 % Tidak Tahu/Tidak Jawab 5. 29 % Hanya 17.46% publik yang menyatakan tak cemas

Publik Laki-Laki Lebih Khawatir Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? Gender Base Khawatir Tidak Khawatir TT/TJ Laki-laki 50 % 78. 72 % 12. 77 % 8. 51 % Perempuan 50 % 76. 04 % 21. 88 % 2. 08 % Baik laki-laki maupun perempuan diatas 75 % yang khawatir Publik Laki-Laki Lebih Intens mengikuti berita politik dan mendiskusikanya

Publik Di Kota Lebih Khawatir Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? Status Wilayah Base Khawatir Tidak Khawatir TT/TJ Desa 75.89 % 75. 51 % 16. 33 % 8. 16 % Kota 24.11 % 78. 01 % 17. 73 % 4. 26 % Publik di Kota lebih intens dan variatif dalam mengakses berita politik (termasuk social media)

Publik Ekonomi Atas Lebih Khawatir Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? Tingkat Pendapatan Base Khawatir Tidak Khawatir TT/TJ Menengah Bawah 45.89 % 73. 78 % 22. 33 % 3. 88 % Menengah 29.11 % 76. 19 % 14. 29 % 9. 52 % Menengah Atas 24.63 % 85. 83 % 14. 17 % 0. 00 % Di semua segmen ekonomi diatas 70 % yang khawatir

Publik Berpendidikan Tinggi Lebih Khawatir Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? Tingkat Pendidikan Base Khawatir Tidak Khawatir TT/TJ Tamat SLTP ke bawah 48.13 % 65. 79 % 23. 68 % 10. 53 % Tamat SLTA ke bawah 38.43 % 76.06 % 19. 72 % 4. 23 % Tamat D3/S1/diatasnya 13.44 % 83. 33 % 12. 50 % 4. 17 % Di semua segmen pendidikan diatas 65 % yang khawatir

Pendukung Koalisi Merah Putih Pun Khawatir Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? Partai Politik Khawatir Tidak Khawatir TT/TJ Golkar 71. 64 % 18.58 % 9. 77 % Demokrat 67. 06 % 23. 84 % 9. 10 % Gerindra 67. 53 % 26. 60 % 5. 87 % PKS 74. 74 % 21. 58 % 3. 68 % PAN 74. 97 % 22. 25 % 2. 78 % PPP 73. 78 % 22. 25 % 3. 97 % Rata-rata pendukung Koalisi Merah Putih diatas 67 % yang khawatir

Konstituen Koalisi Indonesia Hebat Lebih Khawatir Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? Pilihan Partai Pileg 2014 Khawatir Tidak Khawatir TT/TJ PDIP 87. 46 % 9. 97 % 2. 57 % PKB 82. 22 % 16. 73 % 1. 06 % HANURA 79. 60 % 18. 38 % 2. 02 % NASDEM 79. 85 % 16. 40 % 3. 75 % Rata-rata pendukung Koalisi Indonesia Hebat diatas 79 % yang khawatir

Pendukung Prabowo-Hatta Pun Khawatir Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? Pilihan Capres 9 Juli 2014 Khawatir Tidak Khawatir TT/TJ Prabowo-Hatta 71. 96 % 21. 63 % 6. 41 % Jokowi - JK 83. 06 % 15. 46 % 1. 48 % Hanya 21.63 % pendukung Prabowo-Hatta yang menyatakan tidak khawatir

Pelaku Usaha Pun Khawatir Dari berbagai berita media menunjukan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pasca pemilihan pimpinan DPR. Pelaku investasi khawatir dengan kondisi politik nasional yang terbelah ke dalam dua kutub utama yang nantinya akan menyulitkan pemerintahan Jokowi- JK.

Pemerintahan Terbelah di Indonesia, Berbeda dengan Amerika Seringkali di Amerika Serikat, Partai Demokrat menguasai eksekutif namun Partai Republik menguasai Legislatif. Atau sebaliknya. Meski di AS terjadi divided government namun publik di luar partai sangat kuat. Partai akhirnya bertindak rasional. Di Indonesia, publik di luar partai masih lemah. Kultur yang dominan masih money politics dan politik balas dendam

Mengapa publik cemas? Pertama, publik khawatir banyak kebijakan pemerintahan baru terganggu karena tak didukung DPR. Kedua, publik khawatir politik nasional dalam 5 tahun mendatang gaduh dan tak stabil.

Jokowi Potensial Jadi Presiden Terlemah? Pertama, parlemen dikuasai oleh oposisi yang sangat hostile ke Jokowi. Kedua, tak ada satupun partai politik yang dikontrol langsung oleh Jokowi. Ketiga, Jokowi menang dengan dukungan yang tidak mutlak. Hanya berselisih tipis dengan Prabowo Subianto. Bisa cepat berubah, jika ada kebijakan tak populer, seperti menaikkan BBM

Pamor KMP Berimbang dengan KIH Jika Dukung Perppu Langsung Q : Presiden SBY telah mengeluarkan Peraturan Pengganti Undang-Undang (Perppu) Pilkada Langsung yang telah membatalkan UU Pilkada DPRD yang disahkan DPR. Namun Perppu ini harus mendapat persetujuan DPR untuk menjadi UU. Jika DPR setuju terhadap Perppu Pilkada langsung tersebut, menurut bapak/ibu koalisi partai manakah yang dinilai paling berjasa? Kategori % Kedua koalisi sama sama berjasa Hanya salah satu koalisi yang berjasa 67. 80 % 31 20 % Tidak Tahu/Tidak Jawab 1. 00 % Jika mendukung Perppu Pilkada Langsung, Pamor KMP Naik. Namun masih seimbang dengan pamor KIH.

3 REKOMENDASI LSI DENNY JA Pertama, KIH harus menjadikan Jokowi komando tertinggi. Jokowi jangan lagi disebut atau diperlakukan sebagai petugas partai. Kedua, Jokowi dan KIH harus secepatnya merangkul dua partai politik lagi untuk bergabung dengan koalisi pemerintahan dengan insentif politik tertentu, agar mereka mayoritas di legislatif Ketiga, Megawati sebaiknya menemui sendiri SBY bukan lagi utusannya. SBY sepantasnya bernegosiasi langsung dengan Megawati, bukan utusannya.