IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian pengaruh pemberian berbagai level tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) terhadap kadar kolesterol dan trigliserida darah pada domba Padjadjaran jantan telah dilaksanakan selama 6 minggu. Pengumpulan sampel darah dilaksanakan pada akhir penelitian, namun ada 3 unit percobaan tidak dapat diambil darahnya karena mati sebelum pengambilan sampel darah. Hasil nekropsi diketahui bahwa ternak mati karena mengalami stress namun bukan disebabkan karena perlakuan pemberian limbah jeruk manis (Citrus sinensis). Sampel yang terkumpul hanya berasal dari 17 unit percobaan, oleh karena itu analisis statistik dilakukan dengan jumlah ulangan yang tidak sama dengan berdasarkan Gaspersz (1995). 4.1 Kadar Kolesterol Kolesterol merupakan senyawa kimia yang termasuk golongan lipid yang dibutuhkan sebagai komponen pembentuk membran sel, termasuk sel otak, saraf, otot, kulit, hati, usus dan jantung. Kehadiran kolesterol dalam tubuh terutama dijumpai dalam sel dan aliran darah. Kadar kolesterol yang berlebihan dapat mempengaruhi kinerja sistem tubuh. Hasil pengamatan rataan kadar kolesterol dari domba Padjadjaran jantan yang diberi berbagai konsentrasi limbah jeruk manis dalam ransum disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Rataan Kadar Kolesterol Darah Domba Padjadjaran Jantan dengan Penambahan Limbah Jeruk Manis dalam Ransum Ulangan Perlakuan R0 R1 R2 R3. (mg/dl). 1 136,96 130,87-136,96 2 133,91 146,09 94,35-3 124,78 127,83 106,52 112,61 4 121,74 115,65 118,69 118,69 5 115,65 127,83-115,65 Rataan 126,61 ± 8,77 129,65 ± 10,89 106,52 ± 12,17 120,98 ± 10,94 Keterangan : R0 = 0% limbah jeruk manis R1 = 7% limbah jeruk manis R2 = 12% limbah jeruk manis R3 = 17% limbah jeruk manis Tabel 4 menunjukkan rataan kadar kolesterol dari tertinggi hingga terendah secara berurutan R1 (129,65), R0 (126,61), R3 (120,98) dan R2 (106,52). Berdasarkan data Tabel 4, kadar kolesterol darah domba Padjadjaran jantan umur 24-30 bulan berada pada kisaran yang relatif sempit yaitu 106,52-129,65 mg/dl. Untuk memperjelas rataan kadar kolesterol dari masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Ilustrasi 5. 30
Kadar Kolesterol Darah (mg/dl) 31 150 Rataan Kadar Kolesterol Darah 100 50 0 Perlakuan R0 R1 R2 R3 Ilustrasi 5. Rataan Kadar Kolesterol Darah Domba Padjadjaran Jantan dengan Penambahan Limbah Jeruk Manis dalam Ransum Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap kadar kolesterol darah dilakukan analisis statistik (Lampiran 5). Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan tidak berbeda (P>0,05) terhadap kadar kolesterol. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penambahan limbah jeruk manis dalam ransum sampai 17% belum memberikan pengaruh pada penurunan kadar kolesterol darah. Kolesterol yang berasal dari pakan masuk ke dalam saluran pencernaan dan dalam usus halus akan diserap oleh enterosit mukosa usus halus, selanjutnya kolesterol akan di esterifikasi menjadi ester kolesterol. Setelah itu, bersama dengan fosfolipid dan apolipoprotein, ester kolesterol akan membentuk lipoprotein yang disebut kilomikron, selanjutnya masuk ke dalam aliran limfe dan berakhir dalam aliran darah (Shepherd, 2001., Linder, 2006). Senyawa aktif yang terkandung dalam limbah jeruk manis seperti tannin, saponin, flavonoid dan minyak atsiri mampu menghambat penyerapan kolesterol dalam usus (Malinow dkk., 1987., Francis dkk., 2002., Oluremi dkk., 2007). Hadirnya tannin dapat menempel atau melapisi membran usus sehingga
32 menghambat penyerapan kolesterol (Oluremi dkk., 2007). Selain itu, saponin dalam saluran pencernaan membentuk ikatan kompleks dengan kolesterol yang sulit diabsorbsi oleh usus sehingga sebagian kolesterol akan keluar bersama feses (Malinow dkk., 1987). Hadirnya flavonoid juga diyakini berperan menghambat absorpsi kolesterol ransum melalui penghambatan pembentukan misel sehingga kolesterol mengendap dan penyerapannya dapat ditekan (Olivera dkk., 2007., Gropper dkk., 2009). Senyawa flavonoid dan minyak atsiri diduga memiliki peran untuk menghambat sintesis kolesterol di hati. Hesperidin yang merupakan senyawa dominan dalam flavonoid genus citrus bekerja melalui mekanisme penghambatan aktivitas enzim HMG-KoA reduktase yang berperan dalam biosintesis kolesterol. Minyak atsiri juga diyakini memiliki peran menghambat kerja enzim HMG-KoA reduktase. Hasil pengamatan pemberian limbah kulit jeruk manis hingga 17% menunjukkan kadar kolesterol yang sama atau memiliki kisaran perbedaan yang sempit. Hal ini diduga bahwa kolesterol eksogen yang berasal dari ransum, selama dalam saluran pencernaan mengalami hambatan, yang diperani oleh senyawa aktif sehingga hanya sejumlah kecil kadar kolesterol yang berhasil diserap oleh enterosit mukosa usus halus dan berhasil memasuki aliran darah. Domba yang digunakan dalam penelitian ini berumur antara 24-30 bulan, yang termasuk dalam fase produktif sehingga kebutuhan akan kolesterol cukup tinggi seperti untuk kebutuhan regular tubuh. Kebutuhan kolesterol dapat berlipat ganda karena dibutuhkan sebagai prekursor dalam sintesis hormon steroid termasuk hormon seks (Laurencio, 2002). Kondisi tersebut akan memicu sintesis kolesterol endogen yang terpusat di
33 hati. Dugaan ini diperkuat oleh data pengamatan pada perlakuan R2 cenderung menurun, namun pada perlakuan R3 tampak terjadi peningkatan kembali. Pada penelitian, kadar saponin dalam masing-masing perlakuan secara berurutan yaitu 0; 0,059; 0,109; dan 0,143%; kadar tanin dalam masing-masing perlakuan secara berurutan yaitu 0; 0,067; 0,114; dan 0,162%, serta kadar flavonoid dalam masing-masing perlakuan secara berurutan yaitu 0; 0,032; 0,055; dan 0.078%. Kadar masing-masing senyawa ini masih berada di bawah batas maksimum penggunaan, seperti tannin yang masih bisa digunakan sampai batas 2-3% (Oluremi dkk., 2007), dan saponin bisa digunakan sampai 0,2% (Widodo, 2005). 4.2 Kadar Trigliserida Trigliserida adalah senyawa lipida netral yang paling banyak dalam tubuh dan merupakan cadangan bahan bakar utama hampir pada semua organisme. Hasil pengamatan rataan kadar trigliserida akibat penambahan berbagai tingkat limbah jeruk manis dalam ransum pada domba Padjadjaran jantan disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Rataan Kadar Trigliserida Darah Domba Padjadjaran Jantan dengan Penambahan Limbah Jeruk Manis dalam Ransum Ulangan Perlakuan R0 R1 R2 R3. (mg/dl). 1 23 38-19 2 36 27 18-3 21 26 21 14 4 29 33 18 28 5 41 28 21 Rataan 30,0 ± 8,48 30,4 ± 5,03 19,0 ± 1,73 20,5 ± 5,80 Keterangan : R0 = 0% limbah jeruk manis R1 = 7% limbah jeruk manis R2 = 12% limbah jeruk manis R3 = 17% limbah jeruk manis Tabel 5 menunjukkan rataan kadar trigliserida dari yang tertinggi hingga terendah secara berurutan yaitu R1 (30,4 mg/dl), R0 (30 mg/dl), R3 (20,5 mg/dl), dan R2 (19 mg/dl). Rataan kadar trigliserida darah yang terendah diperoleh pada perlakuan R2. Untuk memperjelas rataan kadar trigliserida darah dari masingmasing perlakuan dapat dilihat pada Ilustrasi 6. 34
Kadar Trigliserida Darah (mg/dl) 35 35 30 25 20 15 10 5 0 Rataan Kadar Trigliserida Perlakuan R0 R1 R2 R3 Ilustrasi 6. Rataan Kadar Trigliserida Domba Padjadjaran Jantan dari setiap penambahan limbah jeruk manis Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap kadar trigliserida dilakukan analisis statistik (Lampiran 5). Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan berbeda nyata (P<0,05) terhadap kadar trigliserida. Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan yang dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Uji Jarak Berganda Duncan Kadar Trigliserida Darah Domba Padjadjaran Jantan dengan Penambahan Limbah Jeruk Manis Perlakuan Rataan (mg/dl) Signifikansi (0.05) R1 30,4 ± 5,03 a R0 30,0 ± 8,48 a R3 20,5 ± 5,80 b R2 19,0 ± 1,73 b Keterangan : huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
36 Hasil Uji Jarak Berganda Duncan pada Tabel 6, menunjukkan bahwa kadar trigliserida antar perlakuan R0 dan R1 tidak berbeda demikian pula antar perlakuan R2 dan R3. Kadar trigliserida pada R2 dan R3 lebih rendah dibandingkan dengan R0 dan R1. Hasil yang di dapat menunjukkan terjadi penurunan kadar trigliserida. Hal tersebut di atas mengandung makna bahwa penambahan kulit jeruk manis dalam ransum di atas 7% mampu menurunkan kadar trigliserida, secara rinci hasil pengamatan menunjukkan bahwa penambahan 12 dan 17% limbah jeruk manis dalam ransum berhasil menurunkan kadar trigliserida berturut-turut sebesar 31,67 dan 36,67%. Trigliserida yang berasal dari makanan akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol dan kemudian diserap ke dalam enterosit mukosa usus halus (Linder, 2006). Setelah melewati mukosa usus halus, asam lemak bebas akan kembali disintesis menjadi trigliserida. Bersamaan dengan fosfolipid dan apolipoprotein trigliserida akan membentuk lipoprotein yang disebut dengan kilomikron. Kilomikron akan masuk ke dalam sistem limfe dan akhirnya akan menuju ke aliran darah yang kemudian dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase menjadi asam lemak bebas. Asam lemak bebas akan di serap oleh endotel pembuluh darah dan sebagian disimpan di jaringan adiposa dalam bentuk trigliserida. Sebagian trigliserida akan diambil oleh hati untuk dibentuk menjadi trigliserida hati jika berada dalam jumlah yang banyak (Shepherd, 2001). Trigliserida hati disekresikan ke dalam sirkulasi darah dalam bentuk VLDL (Very Low Density Lipoprotein) (Linder, 2006). Hadirnya tannin dalam penambahan limbah jeruk manis diduga mengakibatkan terjadinya pelapisan membran usus sehingga menghambat penyerapan zat makanan. Keadaan seperti ini akan mengakibatkan trigliserida yang
37 berfungsi sebagai cadangan energi banyak digunakan (Malinow dkk., 1987., Oluremi dkk., 2007), sehingga kadar dalam darah menjadi berkurang. Hadirnya flavonoid juga diyakini berperan dalam menekan konsentrasi trigliserida. Flavonoid diduga mengaktifasi sintesis camp yang mengakibatkan meningkatnya protein kinase sehingga terjadi peningkatan hidrolisis trigliserida yang berakibat terjadinya penurunan trigliserida dalam darah dan hati (Olivera dkk., 2007., Rusell, 2009). Protein kinase mengaktifkan trigliserida lipase melalui forforilasi yang selanjutnya trigliserida diuraikan menjadi asam lemak bebas dan gliserol oleh trigliserida lipase (Rusell, 2009). Minyak atsiri yang terkandung dalam limbah jeruk manis juga memiliki peran dalam menurunkan kadar trigliserida. Minyak atsiri diyakini memiliki fungsi menurunkan aktivitas Glycerol-3-Phosphate Dehydrogenase (GPHD), yaitu enzim yang berperan dalam sintesis trigliserida. Penghambatan sintesis trigliserida di hati dan usus halus akan mengakibatkan terjadinya penurunan trigliserida (He dkk., 2009).