BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kolesterol tidak hanya menjadi masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat di negara maju tetapi juga di negara berkembang. Kolesterol merupakan salah satu penyebab penyakit jantung koroner (PJK). Di negara-negara berkembang, kecenderungan perubahan pola makan masyarakat yang didominasi oleh makanan berlemak tinggi dan rendah serat, kebiasaan merokok, dan kurang berolahraga merupakan penyebab timbulnya berbagai penyakit yang berhubungan dengan kolesterol (Ariantari et al., 2010). Konsumsi makanan yang mengandung banyak kolesterol menyebabkan timbulnya aterosklerosis (timbunan zat lemak di dinding pembuluh nadi). Aterosklerosis dan beberapa kondisi akibat kurang serat, seperti hipertensi dan kolesterol tinggi itu, dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner (PJK) (Saptorini, 2003). Menurut DiPiro et al., (2008), pilihan pertama untuk terapi farmakologi hiperkolesterol adalah golongan statin. Golongan ini memiliki efek samping antara lain miopati dan rabdomiolisis (Suyatna, 2011). Selain statin, juga ada golongan lain seperti niacin, fibrat, resin terikat asam empedu, dan penghambat absorbsi kolesterol (Harvey & Champe, 2013). Niacin memiliki efek samping gangguan fungsi hati, gatal, dan kemerahan pada kulit. Fibrat dan resin terikat asam empedu memiliki efek samping pada gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, diare, dan kembung (Suyatna, 2011). Pada beberapa penelitian telah ditemukan terapi alternatif yang dapat menurunkan kolesterol dengan menggunakan tanaman herbal, salah satunya adalah murbei (Morus alba L.). Murbei memiliki aktivitas sebagai antioksidan (Iqbal et al., 2012) dan nefroprotektif (Nematbakhsh et al., 2013). Dalam penelitian Chen et al., (2005), kandungan flavonoid ekstrak air buah murbei mampu menurunkan serum trigliserida dan kolesterol. Kandungan dari daun murbei diantaranya yaitu quercetin 3-(6-malonylglucoside) dan rutin sebagai 1

2 2 antioksidan (Katsube et al., 2006). Senyawa ini menunjukkan efek penghambatan yang kuat pada oksidasi LDL (Naderi et al., 2003). Berdasarkan uraian diatas, mendorong untuk dilakukan penelitian tentang efek hipolipidemia dari ekstrak etanol daun murbei (Morus alba L.) terhadap kolesterol total pada tikus putih hiperlipidemia. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan, yaitu: 1. Apakah ekstrak etanol daun murbei (Morus alba L.) mempunyai efek menurunkan kadar kolesterol total pada tikus putih hiperlipidemia? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah 1. Mengetahui efek ekstrak etanol daun murbei (Morus alba L.) terhadap kadar kolesterol total pada tikus hiperlipidemia. D. Tinjauan Pustaka 1. Murbei (Morus alba L.) a. Klasifikasi tanaman Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Urticales Suku : Moraceae Marga : Morus Jenis : Morus alba L. Sinonim : Morus indica L.; Morus atropurpurea Roxb. Nama daerah : Kerto (Gayo); Kitau (Lampung); Murbei (Jawa). (BPOM, 2008)

3 3 b. Kandungan kimia Murbei mengandung 1 caffeoylquinnic acid, caffeic acid, 5 caffeoylquinnic acid, 4 caffeoylquinnic acid, quercetin 3 O rhamnoside 7 O glucoside, quercetin 3,7 D O b D glucopyranoside, kaempferol 7 O glucoside, rutin, quercetin 3 O glucoside, quercetin 3 O (6 malonyl) b D glucopyranoside, quercetin 3 O glucoside 7 O-rhamnoside, kaemp - ferol 3 O glucopyranosyl (1,6) b D glucopyranoside, kaempferol-3 O (6 malonyl) glucoside (Thabti et al., 2012). Daun murbei mengandung quercetin 3-(6-malonylglucoside) dan rutin (Katsube et al., 2006). c. Kegunaan Murbei memiliki aktivitas sebagai antioksidan (Iqbal et al., 2012) dan nefroprotektif (Nematbakhsh et al., 2013). 2. Kolesterol Lipid plasma yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas yang dapat berasal dari makanan eksogen dan dari sintesis lemak endogen (Sylvia & Wilson, 1995). Trigliserida merupakan satu macam lemak yang terdapat dalam tubuh, yang di dalam cairan darah dikemas dalam bentuk lipoprotein (Soeharto, 2004). Kolesterol adalah zat alamiah dengan sifat fisik mirip lemak tetapi berumus sterioda. Kolesterol merupakan bahan bangun esensial bagi tubuh untuk sintesis zat-zat penting seperti membran sel dan bahan isolasi sekitar serat saraf (Tjay & Rahardja, 2002). Kolesterol terdapat di dalam jaringan dan lipoprotein plasma, bisa dalam bentuk kolesterol bebas atau gabungan dengan asam lemak rantai panjang sebagai ester kolesteril. Ester kolesteril merupakan bentuk penyimpanan kolesterol yang ditemukan pada sebagian besar jaringan tubuh (Mayes, 2003). Dalam keadaan normal, hati melepaskan kolesterol ke dalam darah sesuai kebutuhan, tetapi bila diet mengandung terlalu banyak kolesterol atau lemak hewani jenuh maka kadar kolesterol dalam darah akan meningkat (Tjay & Rahardja, 2002). Unsur ini disintesis dibanyak jaringan dari asetil KoA dan akhirnya dikeluarkan dari tubuh di dalam empedu sebagai garam kolesterol atau empedu. Kolesterol merupakan prekursor semua senyawa steroid

4 4 lainnya di dalam tubuh, seperti kortikosteroid, hormon seks, asam empedu, dan vitamin D (Mayes, 2003). Angka total kolesterol yang dianjurkan oleh NCEP (National Cholesterol Education Program) adalah sebagai berikut: a. Kadar normal = 200 mg/dl atau kurang. b. Kadar sedang atau ambang batas tinggi (borderline high) = mg/dl c. Kadar tinggi = 240 mg/dl ke atas (Soeharto, 2004). 3. Lipoprotein Lipid plasma yang utama adalah kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Lipid plasma tidak larut dalam cairan plasma. Agar dapat diangkut dalam sirkulasi, maka susunan molekul lipid tersebut perlu dimodifikasi, yaitu dalam bentuk lipoprotein (Suyatna, 2011). Menurut kandungan lipidanya, lipoprotein dibagi dalam beberapa komponen, yaitu: a. Chylomicron Chylomicron berasal dari penyerapan triasilgliserol di usus (Mayes, 2003) dan merupakan lipoprotein yang mengandung trigliserida terbesar (Soeharto, 2004). b. VLDL (Very Low Density Lipoprotein) VLDL (Very Low Density Lipoprotein) berasal dari hati, bersama chylomicron mengangkut sebagian besar trigliserida dan asam lemak bebas ke jaringan otot dan lemak. Trigliserida akan dihidrolisa oleh enzim lipoprotein lipase, sedangkan asam lemak akan diserap oleh sel-sel otot dan sel-sel lemak atau diangkut ke hati. Sisa proses ini masih mengandung relatif banyak kolesterol (Tjay & Rahardja, 2002). c. LDL (Low Density Lipoprotein) LDL (Low Density Lipoprotein) mengandung sebagian besar kolesterol darah dari hati ke jaringan (Tjay & Rahardja, 2002). Kadar LDL dalam darah dianggap penting hubungannya dengan terbentuknya plak pada arteri (Soeharto, 2004). Pada hal tertentu, oksi-ldl yaitu kolesterol yang telah dioksidasi oleh radikal bebas, dapat mengendap pada dinding pembuluh dan mengakibatkan aterosklerosis (Tjay & Rahardja, 2002).

5 5 d. HDL (High Density Lipoprotein) HDL (High Density Lipoprotein) mengangkut kelebihan kolesterol (dan asam lemak) yang tidak dapat digunakan oleh jaringan perifer yang kemudian kembali ke hati diubah menjadi asam empedu. Dengan bantuan enzim LCAT (lecithine cholesterol acyl transferase), oksi LDL yang telah terendap pada dinding pembuluh akan dilarutkan (secara kimiawi: pembentukan ester dengan lesitin) dan diangkut pula ke hati (Tjay & Rahardja, 2002). Jika kadar HDL dalam darah rendah, maka risiko terhadap penyakit jantung koroner pun meningkat. Sebaliknya, jika kadar HDL dalam darah tinggi, maka risiko PJK menurun (Soeharto, 2004). 4. Hiperlipidemia dan Pengobatannya Hiperlipidemia menyatakan peningkatan kolesterol dan/atau trigliserida di atas batas normal. Hiperlipidemia dapat bersifat primer atau sekunder karena keadaan lain yang mendasari seperti hipotiroidisme atau diabetes mellitus yang tak terkontrol dengan baik (Sylvia & Wilson, 1995). Hiperlipidemia dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a. Hiperkolesterolemia dengan peningkatan kadar LDL (dan kolesterol total) (Tjay & Rahardja, 2002). Hiperkolesterolemia berhubungan dengan peningkatan kadar satu atau lebih lipoprotein (VLDL, LDL) serta penurunan HDL, yang terjadi akibat tingginya kadar kolesterol dalam masing-masing partikel, atau gabungan keduanya (peningkatan kadar lipoprotein dan kolesterol) (Arisman, 2011). b. Hipertrigliseridemia dengan kadar trigliserida meningkat (Tjay & Rahardja, 2002). Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan hiperlipidemia, diantaranya yaitu: a. Penghambat HMG KoA Reduktase Penghambat HMG KoA reduktase atau sering dikenal sebagai statin menurunkan kadar kolesterol LDL. Kelompok antihiperlipidemik ini menghambat langkah enzimatik pertama dalam pembuatan kolesterol, merupakan terapi pertama, dan lebih efektif untuk pasien dengan peningkatan kadar kolesterol LDL.

6 6 Obat golongan ini misalnya lovastatin, simvastatin, pravastatin, atorvastin, fluvastatin, dan rosuvastatin. Obat golongan ini bekerja dengan menghambat HMG KoA reduktase dalam sintesis kolesterol sehingga mengurangi persediaan kolesterol intraseluler. Penurunan kolesterol intraseluler menyebabkan sel meningkatkan jumlah reseptor LDL permukaan sel yang spesifik berikatan dan menekan LDL sirkulasi. Dengan demikian, hasil akhirnya adalah penurunan kolesterol plasma, baik dengan penurunan sintesis kolesterol maupun peningkatan katabolisme LDL. Obat golongan ini tidak boleh diberikan selama kehamilan, ibu menyusui, dan anak-anak (Harvey & Champe, 2013). Efek samping statin yaitu miopati dan rabdomiolisis (Suyatna, 2011). b. Niacin (nicotinic acid) Niacin dapat menurunkan kadar LDL sebanyak 10-20% dan merupakan agen terefektif untuk meningkatkan HDL. Mekanisme niacin yaitu dengan menghambat secara kuat lipolisis pada jaringan adiposa. Hepar secara normal menggunakan asam lemak bebas sebagai prekursor utama untuk sintesis triasilgliserol. Niacin menyebabkan penurunan sintesis triasilgliserol yang diperlukan untuk produksi VLDL. Penurunan VLDL ini akan mengakibatkan penurunan konsentrasi LDL plasma. Dengan demikian triasilgliserol (dalam VLDL) dan kolesterol (dalam VLDL dan LDL) sama-sama diturunkan. Lebih lanjut terapi dengan niacin meningkatkan kadar HDL (Harvey & Champe, 2013). Efek samping asam nikotinat yaitu gangguan fungsi hati, gatal, kemerahan pada kulit, dan gangguan saluran cerna (Suyatna, 2011). c. Fibrat Fenofibrat dan gemfibrozil merupakan derivat asam fibrat menurunkan kadar triasilgliserol dan meningkatkan kadar HDL. PPAR atau peroxisome proliferator activated receptor adalah reseptor nukleus yang mengatur metabolisme lipid. PPAR berfungsi sebagai faktor transkripsi yang diaktifkan oleh ligan. Secara khusus, PPAR mengatur ekspresi gen yang mengkode protein yang terlibat dalam struktur dan fungsi lipoprotein. Ekspresi gen yang diperantai oleh fibrat, akhirnya akan menyebabkan penurunan konsentrasi triasilgliserol dengan peningkatan ekspresi lipoprotein lipase dan penurunan apo CII (Harvey &

7 7 Champe, 2013). Apo CII merupakan aktivator enzim lipoprotein lipase yang memecah trigliserida untuk diangkut ke jaringan (Davey, 2008). Fibrat juga meningkatkan kadar kolesterol HDL dengan meningkatkan ekspresi apo AI dan apo AII (Harvey & Champe, 2013), yang mengaktivasi enzim LCAT (aktivator lesitin kolesterol asiltransferase) yang mengesterifikasi kolesterol (Davey, 2008). Golongan asam fibrat umumnya ditoleransi secara baik. Efek samping yang paling sering ditemukan adalah gangguan saluran cerna, seperti mual, diare, dan perut kembung (Suyatna, 2011). d. Resin terikat-asam empedu Cholestyramine, colestipol, dan colesevelam merupakan resin pengganti anion yang berikatan dengan asam empedu dan garam empedu bermuatan negatif dalam usus halus. Kompleks resin/asam empedu diekskresikan dalam feses sehingga mencegah asam empedu kembali menuju hepar melalui sirkulasi enterohepatik. Penurunan konsentrasi asam empedu menyebabkan hepatosit meningkatkan konversi alkohol menjadi asam empedu. Akibatnya konsentrasi kolesterol intraseluler menurun dan LDL plasma juga menurun (Harvey & Champe, 2013). Obat ini mempunyai rasa tidak enak seperti pasir. Efek samping tersering adalah mual, muntah, dan konstipasi yang akan berkurang setelah beberapa waktu (Suyatna, 2011). e. Penghambatan absorbsi kolesterol Ezetimibe menghambat absorbsi diet dan kolesterol empedu pada usus kecil secara selektif, yang menyebabkan penurunan hantaran kolesterol usus menuju hepar. Hal ini menyebabkan reduksi simpanan kolesterol hepar dan peningkatan bersihan kolesterol dari dalam darah. Ezetimibe menurunkan kolesterol LDL sebanyak 17% dan triasilgliserol 6% serta meningkatkan kolesterol HDL 1,3% (Harvey & Champe, 2013). E. Landasan Teori Dalam penelitian Chen et al (2005), menunjukkan ekstrak air buah murbei mampu menurunkan kadar kolesterol, trigliserida, dan dapat menghambat perkembangan aterosklerosis pada kelinci yang diberi diet tinggi kolesterol.

8 8 Ekstrak etanol 60% dari daun murbei mengandung quercetin 3-(6- malonylglucoside) dan rutin yang merupakan komponen dominan yang ada dalam daun murbei. Flavonoid ini menunjukkan efek penghambatan yang kuat pada oksidasi LDL (Naderi et al., 2003). Berdasarkan penelitian tersebut, maka perlu dibuktikan efek ekstrak etanol daun murbei (Morus alba L.) dalam menurunkan kadar kolesterol total pada tikus putih hiperlipidemia. F. Hipotesis Ekstrak etanol daun murbei (Morus alba L.) mampu menurunkan kadar kolesterol total pada tikus putih hiperlipidemia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hiperlipidemia merupakan penyebab utama aterosklerosis dan penyakit yang berkaitan dengan aterosklerosis, penyakit serebrovaskular iskemia, dan penyakit pembuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat perkotaan banyak mengalami perubahan di era globalisasi ini, terutama dalam pola konsumsi makanan yang mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hiperlipidemia merupakan keadaan yang terjadi akibat kadar kolesterol dan/atau trigliserida meningkat melebihi batas normal (Price & Wilson, 2006). Parameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lemak plasma. Beberapa kelainan fraksi lemak yang utama adalah

Lebih terperinci

ANTIHIPERLIPIDEMIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT

ANTIHIPERLIPIDEMIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT ANTIHIPERLIPIDEMIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT Pendahuluan Kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid merupakan lipid utama di tubuh Trigliserida didistribusikan ke dalam otot sebagai sumber energi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan ini menyebabkan peningkatan kadar total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pesatnya kemajuan teknologi telah banyak membawa perubahan pada pola hidup masyarakat secara global termasuk dalam hal pola makan. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai oleh peningkatan atau penurunan fraksi lemak dalam plasma. Kelainan fraksi lemak yang utama adalah kenaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolesterol terdapat dalam jaringan dan dalam plasma baik sebagai kolesterol bebas atau dikombinasikan dengan asam lemak rantai panjang seperti cholesteryl ester. Kolesterol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam mendukung pencarian obat hiperlipidemia yang aman dan efektif, saat ini banyak dilakukan penggalian bahan-bahan alam. Salah satunya penelitian terhadap tanaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dislipidemia Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol dengan atau tanpa peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Hiperlipidemia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan sekumpulan penyakit jantung dan pembuluh darah arteri pada jantung, otak, dan jaringan perifer. Penyakit ini terdiri dari

Lebih terperinci

Marianne, S.Si., M.Si., Apt.

Marianne, S.Si., M.Si., Apt. Marianne, S.Si., M.Si., Apt. HMG Co-A Reduktase Inhibitor (statin) Resin Pengikat Asam Empedu Derivat Asam Fibrat Penghambat Absorpsi Kolesterol Niasin Penggolongan Obat Simvastatin, Pravastatin, Lovastatin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah sebuah gangguan metabolisme lipoprotein yang ditunjunkkan dengan adanya peningkatan kolesterol total, low-density lipoprotein (LDL) kolesterol,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat saat ini cenderung memiliki kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang aktivitas fisik, kurang olah raga, kebiasaan merokok dan pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis dan trombosis merupakan penyebab utama kematian di dunia. Aterosklerosis dapat menyebabkan penyakit jantung koroner. Penyebab

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma (Anwar, 2004). Banyak penelitian hingga saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolesterol dan lemak dibutuhkan tubuh sebagai penyusun struktur membran sel dan bahan dasar pembuatan hormon steroid seperti progesteron, estrogen dan tetosteron. Kolesterol

Lebih terperinci

Dislipidemia. Ema Rachmawati

Dislipidemia. Ema Rachmawati Dislipidemia Ema Rachmawati Kolesterol dan metabolisme lipoprotein Kolesterol Merupakan prekursor garam empedu dan hormon Dapat diperoleh dari makanan (eksogen) maupun sintesis de novo di hati (endogen)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kelebihan kolesterol menjadi yang ditakuti sebagai penyebab penyempitan pembuluh darah yang disebut aterosklerosis yaitu proses pengapuran dan pengerasan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah hiperlipidemia menyatakan peningkatan kolesterol atau trigliserida serum di atas batas normal (Sylvia & Wilson, 2005). Patofisiologi hiperlipidemia yaitu

Lebih terperinci

1.1 Pengertian 1.2 Etiologi dan Faktor Resiko 1.3 Patofisiologi Jalur transport lipid dan tempat kerja obat

1.1 Pengertian 1.2 Etiologi dan Faktor Resiko 1.3 Patofisiologi Jalur transport lipid dan tempat kerja obat 1.1 Pengertian Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam darah (dislipidemia) yaitu kadar kolesterol dalam darah lebih dari 240 mg/dl. Hiperkolesterolemia berhubungan erat dengan

Lebih terperinci

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dewasa ini, membuat masyarakat terbiasa dengan segala sesuatu yang serba instant, terutama dalam hal makanan. Hal ini terlukiskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa dekade terakhir, Penyakit Jantung Koroner (PJK) masih menjadi epidemik dalam dunia kesehatan. Cara hidup modern memicu faktor risiko PJK. PJK merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid, ditandai oleh peningkatan dan/atau penurunan fraksi lipid plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang dijumpai yaitu peningkatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1 Fast food BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Definisi fast food Fast food atau dalam bahasa Indonesia disebut makanan cepat saji merupakan makanan yang pertama sekali diciptakan di Amerika. 12 Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi kesehatan dan kualitas hidup seseorang sangat dipengaruhi oleh umur, konsumsi makanan berkalori tinggi dan lemak, serta pola hidup sedentary. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita 12 Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita hiperkolesterolemia yang menderita penyakit jantung koroner, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegemukan atau obesitas telah menjadi hal yang dikhawatirkan banyak orang sejak dahulu. Hal ini tak lepas dari berbagai penyakit yang dapat diakibatkan oleh obesitas.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian pengaruh pemberian berbagai level tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) terhadap kadar kolesterol dan trigliserida darah pada domba Padjadjaran jantan telah dilaksanakan

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB V KOLESTEROL TINGGI Kolesterol selalu menjadi topik perbincangan hangat mengingat jumlah penderitanya semakin tinggi di Indonesia. Kebiasaan dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hiperlipidemia merupakan penyakit yang banyak terjadi saat ini. Ada hubungan erat antara hiperlipidemia dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Bahan 2.1.1 Sifat Fisikokimia Simvastatin Rumus Bangun : Rumus molekul Sinonim : C 25 H 38 O 5 : butanoic acid, 2,2-dimethyl-,1,2,3,7,8,8a-hexahydro-3,7 Berat Molekul

Lebih terperinci

MONASTEROL OBAT PENURUN KOLESTEROL DENGAN BAHAN ALAMI

MONASTEROL OBAT PENURUN KOLESTEROL DENGAN BAHAN ALAMI MONASTEROL OBAT PENURUN KOLESTEROL DENGAN BAHAN ALAMI Diproduksi Oleh: PJ. Sinar Sehat, Tasikmalaya Dibawah pengawasan Puslit Bioteknologi-LIPI Dipasarkan oleh: PT. Trubus Mitra Swadaya MONASTEROL Monascus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman seledri sebagai berikut (Mursito, 2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman seledri sebagai berikut (Mursito, 2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Seledri Sistematika tanaman seledri sebagai berikut (Mursito, 2002) : Divisi Subdivisi Kelas Bangsa Suku Marga Jenis : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging puyuh merupakan produk yang sedang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Meskipun populasinya belum terlalu besar, akan tetapi banyak peternakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Dislipidemia terbagi atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Dislipidemia terbagi atas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dislipidemia 2.1.1 Definisi Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Dislipidemia terbagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat telah banyak dilakukan. Perkembangan ilmu dan teknologi, khususnya teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindrom Metabolik adalah sekumpulan gangguan metabolik dengan memiliki sedikitnya 3 kriteria berikut: obesitas abdominal (lingkar pinggang > 88 cm untuk wanita dan

Lebih terperinci

Sintesis, pengangkutan ekskresi kolesterol

Sintesis, pengangkutan ekskresi kolesterol Sintesis, pengangkutan ekskresi kolesterol Kolesterol merupakan produk met.hewan, oleh karena itu terdapat pada semua makanan yg berasal dari jaringan hewan seperti: kuning telur, daging, hati dan otak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001 serta Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, telah terjadi transisi epidemiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat zaman modern ini, setiap individu sibuk dengan kegiatan masingmasing, sehingga cenderung kurang memperhatikan pola makan. Gaya hidup sedentari cenderung

Lebih terperinci

Sumber asam lemak Lemak dalam makanan (eksogen) Sintesis de novo dari asetil KoA berasal dari KH / asam amino (endogen)

Sumber asam lemak Lemak dalam makanan (eksogen) Sintesis de novo dari asetil KoA berasal dari KH / asam amino (endogen) METABOLISME LIPID Metabolisme lipid secara garis besar ASAM LEMAK KOLESTEROL Sumber asam lemak Lemak dalam makanan (eksogen) Sintesis de novo dari asetil KoA berasal dari KH / asam amino (endogen) METABOLISME

Lebih terperinci

Kilomikron dirakit dalam sel mukosa usus dan membawa triasilgliserol makanan, kolesterol, vitamin yang larut dalam lemak, dan Choles - ester teryl

Kilomikron dirakit dalam sel mukosa usus dan membawa triasilgliserol makanan, kolesterol, vitamin yang larut dalam lemak, dan Choles - ester teryl Kilomikron dirakit dalam sel mukosa usus dan membawa triasilgliserol makanan, kolesterol, vitamin yang larut dalam lemak, dan Choles - ester teryl (ditambah lipid tambahan yang dibuat dalam sel-sel ini)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL

BAB I PENDAHULUAN. Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL (low density lipoprotein), HDL (high density lipoprotein), total kolesterol dan trigliserida.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia sedang berkembang menuju masyarakat industri yang membawa kecenderungan baru dalam pola penyakit dalam masyarakat. Perubahan ini memberi peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpendapat usia setiap manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia. tertentu, yang tidak sama pada setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berpendapat usia setiap manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia. tertentu, yang tidak sama pada setiap manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan atau aging process adalah suatu proses bertambah tua atau adanya tanda-tanda penuaan setelah mencapai usia dewasa. Secara alamiah seluruh komponen tubuh pada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi

PENDAHULUAN. kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hiperkolesterolemia adalah kelebihan kolesterol di dalam darah. Kolesterol yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan akan menimbulkan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolesterol terbentuk secara alamiah. Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan oleh tubuh bermacammacam fungsi, lain untuk membuat

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Tinjauan Botani Kacang Tanah 1.1.1 Deskripsi tumbuhan Terna tumbuh melata atau tegak, tinggi biasanya 15-70 cm. Sistem akar merupakan akar tunggang yang telah berkembang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah koroner, yang terutama disebabkan oleh

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia, baik pada pria maupun wanita. Diperkirakan 17,3 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Menurut Badan Kesehatan Dunia, 60 % dari seluruh penyebab kematian akibat penyakit jantung adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Penyakit Jantung Koroner ( PJK ) Penyakit jantung koroner adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan / penghambatan pembuluh darah arteri yang mengalirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan satu atau lebih fraksi lipid dalam darah. Beberapa kelainan fraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di seluruh dunia penyakit kardiovaskuler (PKV) merupakan penyebab utama kematian, menurut estimasi para ahli badan kesehatan dunia (WHO), setiap tahun sekitar 50% penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyakit yang sangat menakutkan dan masih menjadi masalah, baik di negara maju maupun berkembang. Penyakit jantung koroner

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Dislipidemia Dislipidemia adalah suatu keadaan terganggunya metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum meningkat terutama kadar Low Density Lipoprotein (LDL) yang melebihi batas normal. Low density lipoprotein

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) sampai saat ini masih menjadi suatu masalah, baik di negara maju maupun negara berkembang dan merupakan penyebab kematian nomor satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah gangguan metabolisme lipoprotein, termasuk produksi lipoprotein berlebih maupun defisiensi lipoprotein. Dislipidemia bermanifestasi klinis sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dislipidemia adalah terjadinya kelainan metabolisme lipid, baik peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan peningkatan kadar kolesterol plasma, trigliserida, dan Low Density Lipoprotein, atau ketiganya, atau kadar High Density Lipoprotein yang rendah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2014). Penyakit metabolik dan degeneratif saat ini tidak hanya menyerang usia lanjut,

BAB I PENDAHULUAN. 2014). Penyakit metabolik dan degeneratif saat ini tidak hanya menyerang usia lanjut, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola penyakit penyebab kematian dan kesakitan pada masyarakat saat ini telah mengalami pergeseran yaitu dari penyakit infeksi (penyakit menular) menjadi penyakit metabolik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman masyarakat cenderung memiliki perilaku konsumsi makanan berisiko. Salah satunya mengonsumsi makanan berlemak, berkolestrol, dan gorengan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timbul dapat berupa peningkatan dari kadar kolesterol total, kadar low density

BAB I PENDAHULUAN. timbul dapat berupa peningkatan dari kadar kolesterol total, kadar low density BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan suatu kelainan yang terjadi pada metabolisme lipoprotein, baik itu berlebihan ataupun kekurangan. Keadaan yang mungkin timbul dapat berupa peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan suatu keabnormalan kadar lipid darah ditandai meningkatnya kadar trigliserida, kolesterol LDL, kolesterol total dan penurunan kolesterol HDL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat modern cenderung hidup dengan tingkat stres tinggi karena kesibukan dan tuntutan menciptakan kinerja prima agar dapat bersaing di era globalisasi, sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik merupakan salah satu upaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh kemudian dibungkus dengan kertas rokok berukuran panjang 70 120 mm dengan diameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang. Di Indonesia, penyakit kardiovaskular merupakan penyebab pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler semakin menjadi perhatian karena dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan penyakit kardiovaskuler telah meningkat dari urutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang sebenarnya memerlukan sejumlah lemak bagi tubuhnya untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lemak Istilah lemak digunakan pada suatu golongan senyawa yang dapat larut dalam pelarut organik dan tidak mudah larut dalam air. Lemak dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap orang yang tinggal di negara maju maupun negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap orang yang tinggal di negara maju maupun negara berkembang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Hampir setiap orang yang tinggal di negara maju maupun negara berkembang mengalami aterosklerosis yang artinya pengerasan pembuluh darah arteri, contohnya di USA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru serta

TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru serta 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aerobik Aerobik adalah suatu cara latihan untuk memperoleh oksigen sebanyakbanyaknya. Senam Aerobik adalah serangkaian gerak yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lipid dalam tubuh umumnya berasal dari makanan yang kita konsumsi. Makanan yang enak dan lezat identik dengan makanan yang mengandung lipid. Dislipidemia lekat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma darah. Kelainan fraksi lipid

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO di dalam mortality country fact sheet menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO di dalam mortality country fact sheet menunjukkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan data WHO di dalam mortality country fact sheet menunjukkan bahwa 30% kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dengan jumlah 17 juta kematian pada tahun

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang World Health Organization (WHO) pada tahun 2013 mengumumkan 4 penyakit tidak menular (PTM) termasuk penyakit kardiovaskular (48%), kanker (21%), pernapasan kronis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) sudah menjadi masalah kesehatan yang cukup serius di negara maju. Di Amerika Serikat (USA) dan negara-negara Eropa, 33,3% -50% kematian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kolesterol adalah alkohol steroid di jaringan tubuh yang menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kolesterol adalah alkohol steroid di jaringan tubuh yang menjalankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolesterol adalah alkohol steroid di jaringan tubuh yang menjalankan fungsi penting, diantaranya adalah sebagai komponen struktural semua sel membran, prekursor dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan yang berhubungan dengan kesehatan manusia dapat terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan yang berhubungan dengan kesehatan manusia dapat terjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan era globalisasi yang terjadi saat ini membawa perubahan-perubahan dalam kehidupan. Perubahan tersebut terjadi karena derasnya arus informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan obat herbal telah lama dipraktikkan di seluruh dunia. Diperkirakan sebanyak 75 80 % masyarakat di negara berkembang dan 25 % di negara maju menggunakan obat

Lebih terperinci

hayati ini dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan di kalangan masyarakat. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan salah satu

hayati ini dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan di kalangan masyarakat. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan salah satu BAB 1 PENDAHULUAN Penyakit kardiovaskular tumbuh menjadi masalah kesehatan yang dihadapi dunia sekarang ini. Ada beberapa faktor yang dapat dihubungkan dengan penyakit kardiovaskular seperti makan makanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tanaman Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas (L.) Poir.) Klasifikasi Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas (L.) Poir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tanaman Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas (L.) Poir.) Klasifikasi Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas (L.) Poir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas (L.) Poir.) 2.1.1 Klasifikasi Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas (L.) Poir.) Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Saat ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarang Semut (Mymercodia pendens) a. Klasifikasi tanaman Divisi : Tracheophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Lamiidae Ordo : Rubiales Famili : Rubiaceae Genus : Mymercodia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kulit Pisang Ambon dan Kulit Pisang Kepok. Tenggara, termasuk Indonesia. (Warintek, 2011)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kulit Pisang Ambon dan Kulit Pisang Kepok. Tenggara, termasuk Indonesia. (Warintek, 2011) 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kulit Pisang Ambon dan Kulit Pisang Kepok Pisang adalah salah satu tanaman buah yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. (Warintek, 2011) Taksonomi tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Energi dibutuhkan oleh manusia dalam melakukan aktiftasnya. Energi didapatkan dari makanan sehari-hari yang dikonsumsi. Sebagai sumber energi, lemak memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal dasar dalam kehidupan untuk menunjang semua aktivitas mahkluk hidup. Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. hal dasar dalam kehidupan untuk menunjang semua aktivitas mahkluk hidup. Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal dasar dalam kehidupan manusia. Dengan kondisi yang sehat dan tubuh yang prima, manusia dapat melaksanakan proses kehidupan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, penyakit jantung menjadi penyakit pembunuh

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, penyakit jantung menjadi penyakit pembunuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, penyakit jantung menjadi penyakit pembunuh nomor satu di dunia (WHO, 2009). Hal tersebut tidak hanya semata-mata akibat usia lanjut,

Lebih terperinci

Metabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol

Metabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol Metabolisme lipid Transport lipid dalam plasma dan penyimpanan lemak Biosintesis lipid Lemak sebagai sumber energi untuk proses hidup Metabolisme jaringan lemak dan pengaturan mobilisasi lemak dan jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak. yang ditandai peningkatan salah satu atau lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak. yang ditandai peningkatan salah satu atau lebih dari BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai peningkatan salah satu atau lebih dari fraksi lemak di dalam darah, seperti kolesterol, kolesterol ester,

Lebih terperinci

PERBAIKAN KADAR LIPID DARAH PADA MENCIT

PERBAIKAN KADAR LIPID DARAH PADA MENCIT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu dampak negatif dari perkembangan zaman yang begitu pesat saat ini adalah adanya pergeseran pola makan, dari pola makan yang seimbang dan alami

Lebih terperinci

BAB 2. Universitas Sumatera Utara

BAB 2. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TI JAUA PUSTAKA 2.1 Obesitas 2.1.1 Definisi Fauci, et al. (2009) menyatakan obesitas sebagai kondisi dimana massa sel lemak berlebihan dan tidak hanya didefinisikan dengan berat badan saja karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Saat ini perhatian masyarakat terhadap lemak pangan sangat besar terutama setelah diketahui bahwa mengonsumsi lemak berlebihan akan mempengaruhi kesehatan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanjut Usia (Lansia) Menjadi tua (menua) merupakan suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang paling utama

Lebih terperinci