Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Kawasan Rawan Genangan Di Surabaya Utara Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Penginderaan Jauh (INDERAJA)

dokumen-dokumen yang mirip
SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh: Aninda Nurry M.F ( ) Dosen Pembimbing : Ira Mutiara Anjasmara ST., M.Phil-Ph.D

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SIDANG TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KERUSAKAN HUTAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MENGGUNAKAN DATA CITRA LANDSAT 7 DAN LANDSAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENANGANAN KAWASAN BENCANA ALAM DI PANTAI SELATAN JAWA TENGAH

Penentuan Lokasi Rumah Pompa Kota Surabaya Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process(AHP)

Indra Jaya Kusuma, Hepi Hapsari Handayani Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya,

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009

ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi. Diajukan Oleh : Mousafi Juniasandi Rukmana E

Pemetaan Kesadahan Total Air Sumur di Wilayah Surabaya Barat Berbasis Aplikasi Sistem Informasi Geografis

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

Gambar 2. Lokasi Studi

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Banjir merupakan aliran air di permukaan tanah ( surface run-off) yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

INTEGRASI SPASIAL SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISIS PERUBAHAN POLA ALIRAN SUNGAI DAN DAERAH GENANGAN DI PANTAI SURABAYA SIDOARJO

Lampiran Surat Nomor : 005/ / /2014 Tanggal :

Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya

EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGANN PARIWISATA DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT FELIK DWI YOGA PRASETYA

Gambar 7. Lokasi Penelitian

1 SD NEGERI KEBONSARI I SDN ALON-ALON CONTONG I/ SDN Asemrowo SDN BABAT JERAWAT II/ 498 SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PROYEK PENGINDERAAN JAUH IDENTIFIKASI PENGGUNAAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN HIRARKI DI KOTA BATU

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUIH NOPEMBER SURABAYA

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS KESESUAIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN KOTA MALANG

KAJIAN KAWASAN RAWAN BANJIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI DAS TAMALATE

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke sebuah kawasan tertentu yang sangat lebih tinggi dari pada biasa,

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

ABSTRAK PENDAHULUAN. Desi Etika Sari 1, Sigit Heru Murti 2 1 D3 PJ dan SIG Fakultas Geografi UGM.

2016 EVALUASI LAJU INFILTRASI DI KAWASAN DAS CIBEUREUM BANDUNG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Campuran Tanah dan Kompos sebagai Media Resapan pada Daerah Genangan

BAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi penelitian

Pemetaan Pola Hidrologi Pantai Surabaya-Sidoarjo Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu dan Peristiwa Lapindo Menggunakan Citra SPOT 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Hasil penelitian yang pernah dilakukan

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

Sistem Informasi Geografis Potensi Produktivitas Pertambakan Di Kota Surabaya

Kajian Nilai Indeks Vegetasi Di Daerah Perkotaan Menggunakan Citra FORMOSAT-2 Studi Kasus: Surabaya Timur L/O/G/O

EVALUASI PENGEMBANGAN AREA UNTUK KABUPATEN SIDOARJO MENGGUNAKAN MOHAMMAD RIFAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOS PADA TANAH UNTUK MENGURANGI GENANGAN DI KELURAHAN BULAK, KECAMATAN KENJERAN, KOTA SURABAYA

TINJAUAN PUSTAKA. Secara geografis DAS Besitang terletak antara 03 o o LU. (perhitungan luas menggunakan perangkat GIS).

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tentang genangan atau banjir sudah sangat umum terjadi di kawasan

EVALUASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN WILAYAH PERAIRAN PESISIR SURABAYA TIMUR SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MULTITEMPORAL

DAFTAR INSTANSI GURU TENAGA HONORER KATEGORI II Lampiran Surat : Nomor : 800 / 3013 / /2013 Tanggal : 2 JULI 2013

Ayesa Pitra Andina JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

LAMPIRAN Nomor : 005/ / /2012 Tanggal : 04 Mei NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN Tanggal/Waktu

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Perubahan Fisik Kawasan Pesisir Surabaya dan Madura Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu Menggunakan Citra Satelit

DINAS PENGAIRAN Kabupaten Malang Latar Belakang

ANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Spasial Untuk Menentukan Zona Risiko Bencana Banjir Bandang (Studi Kasus Kabupaten Pangkep)

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. Persiapan

Pengertian Sistem Informasi Geografis

ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pembangunan yang pesat di Kota Surabaya menyebabkan perubahan

PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP KOEFISIEN RUNOFF

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

LOGO Potens i Guna Lahan

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Interpretasi dan Uji Ketelitian Interpretasi. Penggunaan Lahan vii

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (XXXX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 1

Analisa Kesehatan Mangrove Berdasarkan Nilai Normalized Difference Vegetation Index Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2

Abstrak PENDAHULUAN.

Analisis Perubahan Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh

OPINI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN SUNGAI DI DAERAH HILIR SUNGAI BERINGIN KOTA SEMARANG

METODE PENELITIAN Kerangka Pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura

Sumber Data, Masukan Data, dan Kualitas Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan

BAB III METODE PENELITIAN

ARAHAN PENGENDALIAN BANJIR BERBASIS GIS DI KECAMATAN SINJAI UTARA KAB. SINJAI

KERUSAKAN MANGROVE SERTA KORELASINYA TERHADAP TINGKAT INTRUSI AIR LAUT (STUDI KASUS DI DESA PANTAI BAHAGIA KECAMATAN MUARA GEMBONG KABUPATEN BEKASI)

Gambar 6. Peta Kecamatan di DAS Sunter.

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN VEGETASI BERDASARKAN NILAI NDVI DAN FAKTOR BIOFISIK LAHAN DI CAGAR ALAM DOLOK SIBUAL-BUALI SKRIPSI

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JADWAL PELAKSANAAN PEMOTRETAN KEPLEK / PENGAMBILAN FOTO TANDA PENGENAL PEGAWAI HARI / TANGGAL PELAKSANAAN PUKUL

Transkripsi:

Lampiran 1. Ringkasan ilmiah Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Kawasan Rawan Genangan Di Surabaya Utara Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Penginderaan Jauh (INDERAJA) Januar Jody Ferdiansyah a *, Thin Soedarti a, dan Agoes Soegianto a a Program Studi S-1 Ilmu dan Teknologi Lingkungan, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya Alamat pos elektronik: ferdiansyahjanuar@gmail.com ABSTRAK Pemetaan ini bertujuan untuk mengetahui perubahan tata guna lahan, persebaran lokasi rawan genangan, tingkat kerawanan genangan dan perubahan tata guna lahan terhadap daerah rawan genangan air hujan pada periode 5 tahun terakhir. Pembuatan peta ini terdiri atas pelengkapan data berupa data lokasi genangan, luas genangan, lama genangan, tinggi genangan, luas genangan, penggunaan lahan, citra landsat 7 di Surabaya Utara tahun 2010 dan 2015 dan peta dasar Indonesia; kemudian pengolahan data genangan menggunakan software ArcGIS v.10.2; pengolahan citra landsat menggunakan software ER Mapper v.7.1. Perubahan penggunaan lahan pada industri/gudang berkurang 1.17%, mangrove berkurang 0.21%, bangunan bertambah 10.96%, tambak bertambah 2.13%, tanah kosong berkurang 7.29% dan vegetasi berkurang 4.43%. Tingkat kerawanan genangan tahun 2010 sebanyak 1 titik rawan, 4 titik cukup rawan, 4 titik sedikit rawan, dan 10 titik tidak rawan. Tingkat kerawanan genangan tahun 2015 sebanyak 1 titik rawan, 9 titik cukup rawan, 5 titik sedikit rawan, dan 4 titik tidak rawan. Perubahan tata guna lahan di Surabaya Utara di tahun 2010 dan 2015 semakin tidak sesuai dengan rencana tata ruang Kota Surabaya. Perubahan tersebut juga terjadi pada bertambahnya titik lokasi genangan pada tahun 2010 dan tahun 2015. Penggunaan lahan mempengaruhi daerah rawan genangan, kondisi tersebut dapat dilihat dengan semakin tinggi parameter genangan dari tahun 2010 dan 2015 Kata kunci: ER Mapper, Pemetaan, Rawan Genangan, Surabaya Utara, Tata Guna lahan 116

117 1. Pendahuluan Perkembangan suatu kawasan khususnya daerah perkotaan mempunyai ciri-ciri ketidakseimbangan perkembangan antar kawasan dan tidak meratanya pusat-pusat pelayanan untuk masyarakat. Berkembangnya suatu kawasan dapat dilihat dari berbagai aktivitas pembangunan guna memenuhi kebutuhan manusia antara lain pemenuhan pembangunan fasilitas pendidikan, perbelanjaan, perkantoran, industri, dan hiburan. Namun, pemenuhan pembangunan seluruh fasilitas tersebut dapat berdampak pada perubahan tata guna lahan. Perubahan tata guna lahan menyebabkan meningkatnya aliran di permukaan dan menurunnya kuantitas air yang meresap ke dalam tanah (Wahyuningtyas dkk., 2011). Perubahan tata guna lahan menyebabkan daerah resapan air hujan berkurang dikarenakan semakin meluasnya daerah yang tertutupi oleh bangunan. Hingga saat ini proporsi penggunaan lahan di Kota Surabaya menunjukan area permukiman sebesar 42,00 % area yang masih berupa sawah, area tambak sebesar 15,20%, area dengan penggunaan kegiatan jasa dan perdagangan sebesar 10,76%, area untuk kegiatan industri sebesar 7,30% dan lahan yang masih kosong sebesar 5,5% (Dinas Cipta Karya & Tata Ruang, 2013). Penggunaan lahan untuk permukiman menghabiskan paling banyak lahan dari pada penggunaan lahan yang lainnya. Kondisi penggunaan tata guna lahan di atas akan mengakibatkan terjadinya genangan air hujan di saat musim hujan. Pada tahun 2009 terdapat juga penelitian mengenai kawasan rawan banjir di kota Surabaya. Dalam penelitian itu menyebutkan bahwa untuk kawasan Surabaya secara umum, genangan air hujan terjadi di daerah Kandangan, Manukan, Sememi, Babat Jerawat, Sumberejo, Benowo, Pakal, dan Banyu Urip yang berada pada kawasan Surabaya Barat. Daerah ini rawan banjir karena merupakan area yang perumahan dan perdagangan yang padat. Area perumahan dan perdagangan ini juga berdekatan dengan saluran drainase. Sehingga saat air hujan yang turun tidak dapat tertampung di saluran karena melebihi kapasitas, air hujan akan meluap ke area di sekitar sungai dan menyebabkan genangan (Nugraha, 2009). Selain itu berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Pematusan Kota Surabaya tahun 2014, genangan air hujan yang terjadi di Surabaya Utara dapat mencapai tinggi genangan 70 cm. Dan membutuhkan waktu surut hingga 8 jam (Dinas PU Bina Marga & Pematusan, 2013). Berdasarkan uraian diatas, perubahan tata guna lahan dapat menyebabkan genangan air hujan di Surabaya Utara dengan perkembangan yang pesat dari setiap tahunnya. Dalam kajian ini, digunakan teknologi penginderaan jauh berguna dalam mengamati perubahan penggunaan lahan menggunakan faktor perubahan indeks vegetasi, perubahan pola penggunaan lahan dan perubahan pola permukiman. Untuk mengetahui perubahan tata guna lahan tersebut, maka diperlukan adanya pemetaan tata guna lahan di wilayah Surabaya Utara yang dibandingkan dengan fungsi kawasan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya (RTRW) dan berhubungan dengan daerah rawan genangan di Surabaya Utara.

118 2. Metode Penelitian Alat yang dibutuhkan antara lain alat tulis, laptop, software ArcGIS v 10.0,Er Mapper 6.4, software Global Mapper v.14.00, software Microsoft Excel 2007, dan Global Positioning System (GPS) sedangkan bahan yang digunakan dalam pemetaan ini adalah kertas, peta dasar Surabaya, data tinggi genangan air hujan, data lama genangan air hujan, data luas genangan, dan data frekuensi genangan air hujan selama setahun di Wilayah Surabaya Utara tahun 2015, citra landsat tahun 2005 dan 2015. Analisa persebaran area vegetasi tahun 2010 & 2015 di Surabaya Utara dilakukan dengan melakukan proses overlay peta penggunaan lahan Tahun 2005 dan 2015 untuk mengidentifikasi terjadinya perubahan area vegetasi dan persebarannya di tahun 2010 dan tahun 2015. Diawali dengan menggabungkan dan memasukan band dari citra landsat yang digunakan, kemudian melakukan klasifikasi terbimbing (Supervised Classification). Pada klasifikasi citra ini merupakan proses pembagian kedalam masing-masing kelas. Klasifikasi ini bertujuan untuk mengelompokan kenampakan pada citra dengan teknik kuantitatif. Setelah melakukan klasifikasi terbimbing maka dilanjutkan dengan melakukan klasifikasi tidak terbimbing (Unsupervised Classification). Hasil dari pengolahan citra tahun 2010 dan tahun 2015 ini kemudian dioverlay sehingga diperoleh peta persebaran area vegetasi tahun 2010 & 2015 di Surabaya Utara. Pembuatan peta lokasi genangan air hujan di wilayah Surabaya Utara dimulai dengan tahapan awal yaitu plotting lokasi genangan pada aplikasi Google Earth. Lokasi genangan yang berupa titik koordinat lintang dan bujur didapatkan dari ground check ke masing-masing lokasi menggunakan GPS. Setelah plotting lokasi genangan selesai, data plotting tersebut disimpan dengan format.kmz untuk kemudian dilanjutkan dengan menggunakan software Global Mapper untuk mengubah data plotting lokasi genangan ke dalam bentuk vector dan format.shp. Langkah awal dalam pembuatan peta kawasan rawan genangan air hujan di Wilayah Surabaya Utara menggunakan ArcGIS versi 10 adalah dengan memasukkan data-data yang dibutuhkan seperti peta dasar Surabaya, hasil plotting lokasi genangan dalam format.shp, dan data atribut lokasi genangan. Setelah memasukkan hasil plotting dalam format.shp ke dalam peta dasar Surabaya, maka langkah selanjutnya adalah pemberian atribut untuk setiap lokasi genangan. Pemberian atribut ini berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya. Data atribut ini berupa nama lokasi genangan, frekuensi genangan dalam setahun, tinggi genangan, lama genangan, dan luas genangan. Selain data tersebut, tingkat kerawanan setiap lokasi genangan juga dimasukkan ke dalam ArcGIS. Keseluruhan data ini dibuat dengan menggunakan program Microsoft Excel kemudian digabungkan dengan hasil plotting dengan menggunakan metode join and relates. Selanjutnya peta persebaran area vegetasi tahun 2010 & 2015 di Surabaya Utara digabungkan dengan peta loksi genangan air hujan di wilayah Surabaya Utara sehingga dapat terlihat perubahan area vegetasi dalam 5 tahun terakhir terhadap lokasi genangan yang terjadi di wilayah Surabaya Utara

119 3. Hasil dan Pembahasan Citra satelit yang teah diproses menunjukan perubahan penggunaan lahan tahun 2010 dan tahun 2015. Terjadi pengurangan lahan perindustrian dan pergudangan, lahan mangrove, lahan kosong dan lahan vegetasi. Hasil perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini Tabel 1 Luas perubahan penggunaan lahan wilayah Surabaya Utara tahun 2010 dan tahun 2015 No Penggunaan Lahan Luas Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 2010 dan 2015 Luas (Ha) Luas (%) 1 Perindustrian & pergudangan -42,390-1,17 2 Mangrove -7,340-0,21 3 Bangunan 502,125 10,96 4 Tambak 92,525 2,13 5 Tanah kosong -282,645-7,29 6 Vegetasi -170,685-4,43 Jumlah 91,590 2,29 Sumber : Pengolahan data, 2016 Keterangan: (-) Terjadi pengurangan lahan Di wilayah Surabaya Utara, terdapat 19 lokasi genangan air hujan. Setelah dilakukan analisa data, hasilnya menunjukkan bahwa bahwa terdapat 4 lokasi genangan yang termasuk dalam kategori tidak rawan, 5 lokasi genangan yang termasuk dalam kategori sedikit rawan, 9 lokasi genangan yang termasuk dalam kategori cukup rawan dan 1 lokasi genangan yang termasuk dalam kategori rawan. Setiap lokasi genangan memiliki warna dan simbol yang berbeda sesuai dengan skor parameter dan tingkat kerawanan masing-masing lokasi genangan. Berikut adalah skor dari setiap parameter, tingkat kerawanan, warna dan simbol, serta urutan prioritas dari setiap lokasi genangan air hujan yang akan ditunjukkan pada tabel 2.

120 Tabel 2. Kodefikasi warna dan symbol pada masing-masing titik lokasi genangan air hujan di Surabaya Utara tahun 2015 Lokasi Warna dan Tingkat No. Genangan Simbol* Kerawanan 1. Kp. Wonokusumo Lor Rawan 2. Kp. Bulak Banteng Kidul 3. Jl. Kiai Tambak deres 4. Kp. Jati Purwo / Jati Srono 5. Kp. Bulak Kenjeran 6. Kp. Tenggumung Wetan 7. Kp. Wonosari Lor 8. Kp. Kedinding Lor 9. Kp. Bulak Banteng 10. Kp. Tenggumung

121 No. Lokasi Genangan Baru Warna dan Simbol* Tingkat Kerawanan 11. Kp. Pogot Sedikit Rawan 12. Kp. Kedungmangu Sedikit Rawan 13. Komplek TNI AU/AL Sedikit Rawan 14. Jl. Tanjung Sadari Sedikit Rawan 15. Jl. Pasar Krembangan Sedikit Rawan 16. Jl. Kedung Cowek Tidak Rawan 17. Jl. Bulak Cumpat Tidak Rawan 18. Jl. Ikan Duyung Tidak Rawan 19. Jl. Rajawali Tidak Rawan Keterangan: Kp: komplek perumahan

122 *Warna dan simbol masing-masing parameter genangan Berdasarkan penilaian dari keempat parameter yang digunakan, maka dapat dibuat peta lokasi rawan genangan air hujan di wilayah Surabaya Utara seperti pada Gambar 1 dibawah ini. Gambar 1. Tampilan peta lokasi rawan genangan air hujan di wilayah Surabaya Utara tahun 2015. Peta perubahan area vegetasi tahun 2010 dan 2015 kemudia digabungkan dengan peta lokasi rawan genangan air hujan di wilayah Surabaya Utara sehingga diperoleh peta persebaran area vegetasi tahun 2010 & 2015 di Surabaya Utara yang menunjukan bahwa di lokasi genangan tersebut terjadi perubahan penggunaan lahan vegetasi. Tampilan peta persebaran area vegetasi tahun 2010 & 2015 di Surabaya Utara dapat dilihat pada gambar 2

123 Gambar 2.Tampilan peta persebaran area vegetasi tahun 2010 & 2015 di Surabaya Utara. 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Perubahan tata guna lahan terjadi di beberapa wilayah di Surabaya Utara. Perubahan tata guna lahan yang terjadi pada tahun 2010 dan 2015 terbesar terjadi pada bangunan yang memiliki presentase penambahan jumlah bangunan sebanyak 10.96%. Pada daerah tanah kosong mengalami penurunan luas sebanyak 7.29% dan pada juga mengalami penurunan luas sebesar 4.43% 2. Berdasarkan parameter tinggi genangan, luas genangan, lama genangan, dan frekuensi genangan pada tahun 2015 dari 19 titik lokasi yang terjadi genangan oleh air hujan di Surabaya Utara, terdapat tingkat kerawanan cukup rawan sebanyak 1 lokasi, sedikit rawan sebanyak 3 lokasi, dan tidak rawan sebanyak 15 lokasi. 3. Terdapat 19 beberapa titik rawan genangan di Surabaya Utara pada tahun 2015 diantaranya terdapat 1 titik cukup rawan, 3 titik lokasi yang sedikit rawan dan tidak rawan sebanyak 15 lokasi titik. Perubahan banyaknya titik lokasi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti penambahan saluran drainase untuk meminimalkan genangan dan mempercepat aliran air. 4. Perubahan tata guna lahan sangat mempengaruhi daerah rawan genangan di Surabaya Utara. Pada tahun 2010 masih banyak area-area vegetasi yang ada di

124 wilayah Surabaya Utara dibandingkan dengan tahun 2015 yang sudah mengalami penurunan yang besar terhadap luas area vegetasi sebagai daerah resapan air hujan. Kondisi tersebut dapat dilihat dengan semakin tingginya parameterparameter genangan dari tahun 2010 dan 2015. 5. Daftar Pustaka Dinas Cipta Karya & Tata Ruang, 2013. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya 2015. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Pemerintah Kota Surabaya. Surabaya. Dinas PU Bina Marga & Pematusan, 2013. Data Genangan di Kawasan Surabaya Utara. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya. Nugraha, S.A.A.I. 2009. Sistem Informasi Geografis Pendukung Penentuan Daerah Rawan Banjir Studi Kasus Kota Surabaya. Program Studi Teknik Informatika. Fakultas Teknologi Informasi. ITS. Surabaya. 91-102 Wahyuningtyas. A., Hariyani, S., dan Sutikno, F. R. 2011. Strategi Penerapan Sumur Resapan sebagai Teknologi Ekodrainase di Kota Malang (Studi Kasus: Sub DAS Metro). Jurnal Tata Kota dan Daerah 3(1). 25-32