BAB I PENDAHULUAN. merupakan buah demokrasi dari Negara Indonesia. Sejak tahun 2005 pergantian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. intensitas tinggi seiring dengan terjadinya kebebasan pers yang dimulai sejak

BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. merupakan tanggal penetapan UU Pilkada. Berita-berita mengenai UU

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

Legacy SBY Di Bidang Politik dan Demokrasi. LSI DENNY JA Oktober 2014

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

Analisis Isi Media Judul: MIP No Pengesahan RUU Pilkada Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 23/09/2014

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

13 ZHONGDANG PAN DAN GERALD M. KOSICKI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu, pada bab ini akan disajikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seolah tak pernah memiliki akhir dan tak selesai untuk dibahas.

KATA PENGANTAR. Segala puji syukur atas kehadirat Yesus Kristus penulis panjatkan karena

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

BAB I PENDAHULUAN. bagi negara demokrasi perwakilan dibawah rule of law adalah diselenggarakannya. pemilihan umum yang bebas (Azed, 2000: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara demokrasi dalam menjalankan pemerintahan

BAB IV PENUTUP. tersebut, peneliti berhasil menemukan frame Jurnal Nasional terkait dengan sosok

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

Analisis Isi Media Judul: MIP No. 215 Sidang Perdana DPR Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 02/10/2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tahun 2014, Jakarta diprediksi akan mengalami kemacetan total.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

Analisis Isi Media Judul: MIP No.218 Jelang Pemilihan Ketua MPR Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 06/10/2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHUUAN. berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media. bisa bertahan. Kecepatan media online dalam menyampaikan informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak semua menyajikan

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan

PILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI

BAB I PENDAHULUAN. politik yang dimediasikan media telah masuk keberbagai tempat dan kalangan

Proses Gatekeeping Pemberitaan RUU Pilkada pada Koran Tempo. Skripsi. Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1

POLEMIK PENGUSULAN HAK ANGKET KASUS BANK CENTURY DALAM SURAT KABAR HARIAN UMUM JURNAL NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Proyek pembangunan kereta cepat Jakarta Bandung yang menuai polemik

ANALISIS FRAMING BERITA CALON PRESIDEN RI PADA SURAT KABAR KALTIM POST DAN TRIBUN KALTIM

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

PROFIL DPRD KABUPATEN SUMENEP PERIODE Disusun oleh: Bagian Humas & Publikasi Sekretariat DPRD Sumenep

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dengan diumumkannya dua pasangan calon bupati dan wakil bupati, maka rangkaian Pilkada Serentak 2015 di Kabupaten Bantul

PENCITRAAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO & WAKIL PRESIDEN JUSUF KALLA di SURAT KABAR MERYATI PRISKA SIANTURI

BAB I PENDAHULUAN. beberapa persoalan yang bersinggungan dengan masalah itu.

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya pemilihan umum yang telah diselenggarakan pada

KONTRUKSI BERITA DALAM MEDIA MASSA

BAB V PEMBINGKAIAN KOMPAS.COM DAN DETIK.COM TERHADAP SBY PASCA PEMILU 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan. dengan akses dan kepemilikan lahan yang kemudian berujung pada konflik

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi memegang peran penting menurut porsinya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan demokrasi di Indonesia. Berbagai kegiatan politik menarik

BAB V PENUTUP A. Temuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

Analisis Framing Pemberitaan Meninggalnya Artis Olga Syahputra di Detikcom dan Kapanlagi.com Tanggal 27 Maret 2015

BAB I PENDAHULUAN. DPR atau MPR. Karena pergantian sistem pemerintahan, banyak wajah wajah

09Ilmu. Analisis Framing. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

PEMBINGKAIAN BERITA PEMBATALAN KUNJUNGAN KEPALA NEGARA KE BELANDA DI SURAT KABAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai bangsa yang lekat dengan primordialisme, agama menjadi salah satu

BAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. surat kabar telah ada sejak ditemukannya mesin cetak di Jerman oleh Johann Gutenberg pada

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan oleh Tuhan dengan berpasang-pasangan dan berdampingan, dengan

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. Salah

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Media massa sebagai penyedia informasi, dewasa ini semakin. memegang peran yang penting dalam kehidupan politik.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pemilihan umum kepala daerah atau biasa disebut pemilukada merupakan buah demokrasi dari Negara Indonesia. Sejak tahun 2005 pergantian kepala daerah baik itu gubernur, bupati atau walikota di seluruh Indonesia telah dilakukan secara langsung. Seperti halnya yang tercantum dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 24 ayat (5) yang menyatakan : Kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat di daerah yang bersangkutan. Namun pada tahun 2014 terjadi sebuah fenomena politik, yakni wacana Rancangan Undang-Undang (RUU) dari Pilkada langsung menjadi Pilkada tidak langsung (dipilih oleh DPRD). Hal ini menimbulkan polemik bagi masyarakat, RUU Pilkada menjadi ramai dibicarakan dengan segala pro-kontra yang ada. Wacana RUU Pilkada sempat diusulkan pada tahun 2012 dan ditolak oleh semua partai, namun pemberitaannya tidak seramai tahun 2014. Direktur Komunikasi Indonesia Indikator, Rustika Herlambang mengungkapkan bahwa pembahasan RUU Pilkada menjadi salah satu topik politik terhangat dalam pemberitaan media online dan media sosial, pada bulan September 2014 terdapat 8.490 pemberitaan mengenai RUU Pilkada (Ruslan, 2014) Terkait perubahan RUU Pilkada, terdapat dua kubu politik yang bertolak belakang, yakni kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan kubu Koalisi Merah 13

Putih (KMP). KIH yang mendukung pilkada langsung terdiri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), serta Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). KMP yang menolak pilkada langsung terdiri dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golongan Karya (Golkar), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sementara Partai Demokrat yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono berada diantara kedua kubu tersebut. Situasi antara KMP dan KIH cukup ketat, jumlah kursi KMP sebesar 278, sedangkan jumlah kursi KIH jika ditambah Demokrat sebesar 282, sehingga Partai Demokrat menjadi sorotan, karena mereka yang akan menjadi penentu kemana arah RUU tersebut. Melalui Youtube, tanggal 16 September 2014 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan mendukung Pilkada langsung, Ia mengatakan bahwa proses demokrasi yang sudah dilakukan 10 tahun selama masa pemerintahannya patut dipelihara dan dilanjutkan dengan beberapa perubahan yang diakibatkan oleh pilkada secara langsung selama ini. Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan juga memberi pernyataan bahwa Partai Demokrat secara tegas menyatakan bahwa pilihan Partai Demokrat adalah pilkada langsung dengan catatan ada 10 perbaikan yang harus dilakukan dan dimasukkan dalam RUU Pilkada (Syah, 2004). Wacana perubahan RUU Pilkada berakhir pada 26 September 2014 dalam Rapat Sidang Paripurna RUU Pilkada. 129 orang Fraksi Partai Demokrat yang memilih untuk abstain dan walk out meninggalkan sidang paripurna seturut aba-aba dari Benny K. Harman selaku ketua DPP Partai Demokrat, padahal 14

suara Partai Demokrat jelas menentukan nyawa demokrasi pilkada langsung. Sebelumnya, Partai Demokrat menyatakan mendukung mempertahankan pilkada langsung tetapi harus dengan syarat mutlak, yaitu DPR harus setuju dengan 10 syarat yang disebutkan. Dengan usulan Demokrat itu, maka akan terdapat tiga opsi, yaitu opsi pilkada tetap langsung oleh rakyat, pilkada tidak langsung, dan ketiga pilkada langsung dengan 10 syarat mutlak yang disampaikan Demokrat itu. Usulan tersebut disetujui oleh PDIP dan PKB, namun semua fraksi dari Koalisi Merah Putih menolaknya. Benny K Harman melanjutkan jalannya rapat dengan pernyataan: Sebagai partai yang menjunjung tinggi kesantunan, kami tidak ingin keberadaan kami menjadi persoalan Dengan demikian, kami mengambil sikap netral dan walkout dari persidangan (Ramli, 2015). Untuk mengakhiri sidang tersebut, diadakan pemungutan suara (voting), dan hasilnya ialah 135 orang mendukung pilkada langsung, dan 226 orang mendukung pilkada tidak langsung, maka ditetapkan keputusan RUU Pilkada tidak langsung (Heru, 2014). Keputusan walk out Partai Demokrat menuai banyak kecaman dan kekecewaan dari berbagai pihak. Salah satu reaksi kekecewaan masyarakat dituangkan dalam media sosial Twitter, berdasarkan pantauan lembaga Politicawave yang memantau pembicaraan lewat sosial media menunjukkan tagar #ShameOnYouSBY dengan jumlah percakapan 97,500 tweets menjadi trending topik dunia. Tagar tersebut dimotori oleh sejumlah tokoh terkenal dari berbagai kalangan dan golongan seperti dari ranah dunia hiburan, penulis, motivator serta tokoh politik seperti @jokoanwar, @deelestari, @glenfredly, 15

@pandji, @renecc, @zuhairimisrawi, @fadjroel, dan sederet tokoh-tokoh terkenal lainnya. Pendiri politicawave Yose Rizal mengatakan bahwa melalui sosial media netizen mengaku terkejut dan kecewa terhadap SBY, maka tak heran jika dengan jumlah percakapan mendekati angka 100,000 tweets untuk topik tersebut menjadi topik yang paling banyak dibicarakan di sosial media. Netizen mempertanyakan sosok SBY yang menjabat sebagai ketua umum, ketua Dewan Pembina sekaligus ketua Majelis tinggi demokrat di mata Partai binaannya sendiri (Wardhy, 2014). Sebagai salah satu fenomena besar dalam dunia politik, polemik mengenai RUU Pilkada ternyata juga memiliki nilai tinggi bagi media massa. Tidak semua peristiwa mempunyai nilai berita sehingga layak dipublikasikan di media massa. Parameter media dalam menyeleksi isu yang layak dijadikan berita yaitu mengandung konflik, bencana dan kemajuan, dampak, kemasyuran, segar dan kedekatan, keganjilan, dan human interest. 1. Konflik : Selain konflik fisik, debat-debat yang menyangkut kualitas dari kehidupan mendapat tempat yang penting dalam pemberitaan. 2. Kemajuan dan Bencana : Dari konflik akan menyusul kemenangan suatu pihak dan kekalahan bagi pihak lainnya. 3. Konsekuensi (dampak) : Suatu peristiwa dapat menimbulkan rangkaian peristiwa yang mempengaruhi banyak orang. 4. Kemasyuran (terkemuka) : Nama membuat berita dan nama besar membuat berita lebih besar. 16

5. Kedekatan : Ukuran yang diterapkan untuk menentukan layak berita. 6. Keganjilan : Kejadian-kejadian luar biasa, aneh, dan unik 7. Human interest : Menyangkut hal kemanusiaan, kejadian-kejadiaan dramatis, motivasi, ambisi, kerinduan, kesukaan, dan lain sebagainya (Ishwara, 2011 : 77-80). Dalam kasus walk out Partai Demokrat, terkandung nilai berita setidaknya sebagai berikut: 1. Konflik Ketika terjadi perbedaan pendapat antara dua individu atau lebih yang makin meruncing dan tersebar luas, serta banyak orang yang menganggap perselisihan tersebut dianggap penting untuk diketahui, maka perbedaan yang semula urusan individual, berubah menjadi masalah sosial. Di sinilah nilai berita tersebar dari sikap walk out Partai Demokrat, yang bertolak belakang dengan pernyataan SBY sebelumnya, hal kemudian menjadi masalah sosial karena putusan sidang menyangkut kepentingan rakyat. 2. Kemajuan dan Bencana Kemajuan bagi pihak yang menang dalam rapat paripurna yakni KMP dan pihak-pihak yang mendukung pilkada oleh DPRD dan bencana bagi yang kalah yakni KIH dan pihak-pihak yang mendukung pilkada langsung. 17

3. Dampak Informasi yang disebarkan memiliki dampak terhadap aktivitas seharihari masyarakat bahkan secara fundamental mempengaruhi seluruh sistem dimana masyarakat itu berada. Topik ini tentu saja memiliki dampak yang besar di kalangan masyarakat, karena sikap Partai Demokrat berpengaruh terhadap tatanan RUU dari pilkada langsung menjadi pilkada tidak langsung yang mempengaruhi sistem pemerintahan di Indonesia. 4. Kemasyuran (terkemuka) Banyak nama-nama besar yang ada dalam peristiwa ini salah satunya yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 5. Kedekatan Peristiwa ini terjadi di Indonesia dan pemilukada dilakukan di seluruh Indonesia, sehingga unsur kedekatan termasuk salah satu unsur yang ada dalam topik ini. Dalam penelitian ini, penulis ingin melihat bagaimana media mengkonstruksi sikap walk out Partai Demokrat. Penulis memilih majalah mingguan Tempo dan Gatra sebagai objek penelitian karena Majalah Tempo dan Gatra merupakan majalah terbesar dan terpopuler di Indonesia dalam hal pemberitaan politik. Majalah Tempo dan Gatra juga memiliki pendistribusian yang besar di seluruh Indonesia. Masing-masing media memiliki oplah yakni lebih dari 100.000 eksemplar per-minggu (Tn. 2013). 18

Tempo sebagai media massa dikenal berani meyuarakan aspirasinya secara frontal lewat tulisan-tulisannya yang mengundang kontoversi. Sejak awal didirikan, Tempo sudah tiga kali dibredel, namun Tempo tetap bertahan hingga saat ini (tempo.co). Selain itu Tempo dan Gatra merupakan majalah yang sudah berdiri sejak lama dan tetap mampu menjaga eksistensinya sampai saat ini, Tempo pertama kali terbit tahun 1970 dan Gatra mulai terbit tahun 1994. Sebagai sebuah media massa yang aktif dalam mengkomunikasikan hal politik, tentu saja Majalah Tempo dan Gatra menjadi penggerak opini publik, yaitu upaya membangunkan sikap dan tindakan khalayak mengenai suatu masalah politik atau aktor politik (Nimmo, 1989: 5). Bentuk pembicara politik dalam media antara lain berupa teks atau berita politik yang di dalamnya terdapat simbol-simbol politik (Hamad, 2004: 9). Oleh karena itu, media massa menjadi saluran yang banyak digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan politik, demikian pula hal-nya yang dilakukan Tempo dan Gatra. Melalui Analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, penulis ingin melihat bagaimana kedua majalah tersebut mengkonstruksi sikap walk out Partai Demokrat. Perangkat framing Pan dan Kosicki terdiri atas cara wartawan menyusun berita (sintaksis), cara wartawan mengisahkan fakta (skrip), cara wartawan menulis fakta (tematik), dan cara wartawan menekankan fakta (retoris). Perangkat ini dipakai karena penulis melihat pemakaian kata, pemilihan struktur, dan bentuk kalimat tertentu oleh Tempo dan Gatra dalam mengemas tulisan mengenai sikap walk out Partai Demokrat. 19

1.2 Perumusan Masalah Bagaimana majalah Tempo dan Gatra melakukan framing terhadap Sikap walk out Partai Demokrat pada Sidang Paripurna RUU Pilkada? 1.3 Tujuan Penelitian Mengetahui bagaimana framing yang dilakukan Majalah Tempo dan Gatra terhadap Sikap Walk Out Partai Demokrat pada Sidang Paripurna RUU Pilkada, sehingga dapat menggali sudut pandang Majalah Tempo dan Gatra. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis Sumber pengetahuan mengenai pembingkaian yang dilakukan media cetak terhadap Sikap Walk Out Partai Demokrat pada Sidang Paripurna RUU Pilkada, khususnya untuk bidang jurnalistik. 1.4.2 Kegunaan Praktis Hasil penelitian diharapkan dapat membuat para pembaca media cetak dapat lebih kritis dalam menanggapi suatu masalah dan fenomena politik. 20

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Sebelumnya, pada tahun 2012 telah ada penelitian mengenai Analisis framing terhadap Pemberitaan Insiden Monas di Majalah Tempo Edisi 9-15 Juni 2008 dan Majalah Sabili Edisi No. 25 Th XV 26 Juni 2008. Penelitian dilakukan oleh Syaikhuna Ahmad dari Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang tahun 2010. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan paradigma konstruktivisme. Masalah penelitiannya ialah Bagaimana konstruksi peristiwa insiden Monas 1 Juni 2008 di majalah Tempo dan majalah Sabili. Tujuan penelitiannya adalah mengetahui konstruksi berita terhadap pemberitaan insiden Monas pada majalah Tempo dan majalah Sabili sehingga dapat mengetahui kecenderungan kedua majalah terhadap permasalahan insiden Monas. Teori yang digunakan ialah Analisis framing Model Pan and Kosicki yakni mengoperasikan empat dimensi struktural teks berita sebagai perangkat framing: sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Selain itu, dalalm penelitian ini penulis menggunakan teori konstruksionisme oleh Peter L. Berger, yaitu realitas itu tidak dibentuk secara ilmiah, tidak juga sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan. Tetapi sebaliknya, ia dibentuk dan dikonstruksi. Hasil penelitian ialah frame yang dibangun wartawan Tempo tidak mengaitkan aktivitas Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) dengan persoalan 21