PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 11 TAHUN 1996 TENTANG USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 16 TAHUN 1996 TENTANG USAHA BAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 12 TAHUN 1996 TENTANG USAHA RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 14 TAHUN 1996 TENTANG USAHA HOTEL MELATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG IJIN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 17 TAHUN 1996 TENTANG USAHA JASA BOGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 15 TAHUN 1996 TENTANG USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 11 TAHUN 2003 T E N T A N G USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MUSI RAWAS NOMOR : 5 TAHUN 1991 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 4 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2005 NOMOR 10 SERI C NOMOR 8

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 11 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN HIBURAN

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 12 TAHUN 1998 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 11 TAHUN : 1992 SERI : B NOMOR : 3

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG USAHA BAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1991 TENTANG TERMINAL KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 6 TAHUN 1991 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 20 TAHUN 1994 TENTANG PENGUSAHAAN DAN RETRIBUSI OBYEK WISATA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 02 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA HIBURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 3 TAHUN 1990 TENTANG PAJAK RUMAH BOLA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG IZIN USAHA HIBURAN DAN REKREASI UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1996 TENTANG PAJAK RADIO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1998 TENTANG PENERTIBAN PENEBANGAN POHON DAN BAMBU DI LUAR KAWASAN HUTAN

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 9 TAHUN 1990 TENTANG IJIN TEMPAT USAHA DAN IJIN UNDANG-UNDANG GANGGUAN (HINDER ORDONNANTIE)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 2 TAHUN 1994 TENTANG RETRIBUSI KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2002 TENTANG USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 5 TAHUN 2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 6 TAHUN : 1997 SERI : C NOMOR : 2

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 3 TAHUN 1996 TENTANG TEMPAT DAN RETRIBUSI PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 18 TAHUN 1994 TENTANG BEA PANGKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 10 Tahun 2000 T E N T A N G USAHA RUMAH MAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 1986 TENTANG RETRIBUSI USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 6 Tahun 2002 Seri: C

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 9 TAHUN 1997 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 01 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

S A L I N A N NOMOR 06/C 2002.

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN USAHA HIBURAN DAN REKREASI UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR : 2 TAHUN 1989 SERI : B =================================================================

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 33 TAHUN 1998 TENTANG IJIN USAHA KEPARIWISATAAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 8 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA SARANA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS TENTANG PENGELOLAAN HIBURAN KARAOKE DAN PELARANGAN HIBURAN DISKOTIK, KELAB MALAM DAN PUB

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2002 T E N T A N G IZIN USAHA HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 03 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN RETRIBUSI USAHA RUMAH MAKAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 3 TAHUN 1994 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL

RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KEPARIWISATAAN

NOMOR : 2 TAHUN 1989 (2/1989) USAHA PROMOSI PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

IZIN USAHA JASA PARIWISATA

RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KEPARIWISATAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (PERDA DIY) NOMOR : 4 TAHUN 1989 (4/1989) TENTANG USAHA PERKEMAHAN WISATA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN PENGUSAHAAN OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA IMPRESARIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2001 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 8 Tahun 2002 Seri: C

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 04 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 2 TAHUN 1990 TENTANG PAJAK POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA RESTORAN, RUMAH MAKAN, TEMPAT MAKAN DAN JASA BOGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 10 TAHUN : 1997 SERI : C NOMOR : 5

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 4 Tahun 2002 Seri: C

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR : 12 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 6 TAHUN 2002 (6/2002) TENTANG PERIZINAN USAHA PERJALANAN WISATA

5. Undang-Undang Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang - undangan (Lembaran

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Yogyakarta) Nomor : 2 Tahun 2002 Seri : C

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1990 TENTANG PAJAK PEMBANGUNAN I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

` PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 7 TAHUN 1994 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 10 TAHUN 2002 (10/2002) TENTANG PENGATURAN PRAMUWISATA DAN PENGATUR WISATA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA RUMAH MAKAN / RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA HOTEL DAN PENGINAPAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 6 TAHUN 1997 TENTANG PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA TEMPAT HIBURAN

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 11 TAHUN 1996 TENTANG USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BADUNG, Menimbang : a. bahwa berkenaan dengan adanya Penyerahan sebagian urusan Pemerintahan di Bidang Pariwisata kepada Kabupaten Daerah Tingkat II Badung sesuai dengan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 2 Tahun 1995, maka dipandang perlu meningkatkan pengembangan usaha penunjang pariwisata. b. bahwa untuk maksud tersebut diatas, dimana Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum mempunyai peranan yang penting dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan kepariwisataan daerah, maka untuk mendorong dan meningkatkan peranan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum dipandang perlu untuk mengatur dan menetapkannya dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Drt.Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 57; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1288); 2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah - daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah - Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

2 3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1962 tentang Higiene untuk Usaha-usaha Bagi Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2475); 4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuanketentuan Pokok mengenai Tenaga Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2912); 5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649); 6. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuanketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3215); 7. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3427); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1996 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3658); 9. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1987 tentang Penyederhanaan Perijinan Retribusi di Bidang Kepariwisataan; 10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai;

3 11. Keputusan Menteri Kepariwisataan, Pos dan Telekomonikasi Nomor KM.70/PW/105/MPPT-85 tentang Peraturan Usaha rekreasi dan Hiburan Umum. 12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan; 13. Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.95/UM.001/MPPT-94 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Bidang Pariwisata; 14. Instruksi bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perhubungan dan Menteri Sosial Nomor 9 Tahun 1971, Nomor 09/Ins/71, Nomor K/96-IV/MS tentang Penertiban terhadap Lokasi Usahausaha Night Club, Bar, casino dan Usaha-usaha sejenisnya; 15. Instruksi Menteri Dalam negeri Nomor 27 Tahun 1987 tentang Penyederhanaan Perijinan dan Retribusi di Bidang Usaha Pariwisata; 16. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 3 Tahun 1991 tentang Pariwisata Budaya ( Lembaran Daerah Propinsi Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Tahun 1991 Nomor 241 Seri C Nomor 2); 17. Peraturan Daerah Tingkat I Bali Nomor 2 Tahun 1995 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Propinsi Daerah Tingkat I Bali di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pekerjaan Umum, Pariwisata, Pertambangan, Tenaga Kerja dan Kehutanan kepada Daerah Tingkat II Badung ( Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Tahun 1995 Nomor 114 Seri D Nomor 113); 18. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 4 Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung ( Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Tahun 1989 Nomor 1 Seri D Nomor 1).

4 Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG TENTANG USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung. b. Bupati Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Badung. c. Dinas Pariwisata adalah Dinas Pariwisata Kabupaten Daerah Tingkat II Badung; d. Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum adalah setiap usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya untuk memberikan kesegaran Rohani dan Jasmani; e. Pimpinan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum adalah orang yang sehari-hari memimpin dan bertanggung jawab atas pengusahaan usaha rekreasi dan hiburan umum; f. Persetujuan Prinsip adalah persetujuan sementara yang diberikan oleh Bupati Kepala Daerah kepada Badan Usaha atau Perseorangan untuk dapat mendirikan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum;

5 g. Ijin Usaha adalah ijin untuk mengusahakan suatu kegiatan usaha rekreasi dan hiburan umum; h. Karyawan adalah semua orang yang bekerja pada Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum; i. Pengunjung / Tamu adalah setiap orang yang berkunjung ke tempat Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum. Pasal 2 Yang termasuk jenis Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum adalah : a. Taman Rekreasi Yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan berbagai jenis fasilitas untuk memberikan kesegaran jasmani dan rohani yang mengandung unsur hiburan, pendidikandan kebudayaan sebagai usaha pokok disuatu kawasan tertentu dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan, minuman kecuali minuman keras dan akomodasi serta jasa lain yang terkait; b. Gelanggang Renang Yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan berbagai jenis serta fasilitas untuk berenang, taman dan arena bermain anak-anak sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan, minuman kecuali minuman keras serta jasa lain yang terkait; c. Padang Golf Yaitu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas olah raga golf di suatu kawasan tertentu sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan, minuman dan akomodasi serta jasa lain yang terkait ;

6 d. Kolam Memancing Yaitu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk memancing ikan sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan, minuman kecuali minuman keras dan jasa lain yang terkait; e. Gelanggang Permainan dan Ketangkasan Yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk permainan ketangkasan dan atau mesin permainan sebagai usaha pokok, yang tidak dilarang oleh Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Badung Nomor 631 Tahun 1993 tentang Larangan Beroperasinya TV-Game, Video Komputer sejenisnya di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung, dan dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makanan dan minuman kecuali minuman keras; f. Gelanggang Bowling Yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk olah raga bowling sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman; g. Rumah Billyard Yaitu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk permainan billyard sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan minuman kecuali minuman keras; h. Panti Pijat Yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk pijat sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman kecuali minuman keras;

7 i. Panti Mandi Uap Yaitu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk mandi uap sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan pijat dan penyediaan jasa pelayanan makanan ringan dan minuman kecuali minuman keras serta jasa lain yang terkait; j. Karaoke Yaitu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk bernyanyi dengan diiringi musik rekaman sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman; k. Panggung Terbuka Yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk pertunjukan di tempat terbuka sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman kecuali minuman keras; l. Panggung tertutup Yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk menyediakan pertunjukan di ruang tertutup sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman kecuali minuman keras. m. Salon Kecantikan Yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk memelihara kecantikan sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan minuman kecuali minuman keras; n. Pusat Kebugaran Yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk kesegaran jasmani sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan minuman kecuali minuman keras;

8 o. Bioskop Yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk pemutaran film di ruang tertutup, sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 3 Tahun 1994 tentang Pajak Atas Pertunjukan dan Keramaian Umum di Kabupaten Daerah Tingkat II Badung; p. Pusat Seni dan Pameran Yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk pusat seni dan pameran barang-barang kesenian sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman kecuali minuman keras; q. Taman Pentas pertunjukan Satwa Yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk pentas pertunjukan satwa sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa Pelayanan makanan dan minuman kecuali minuman keras; r. Dunia Fantasi Yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat fasilitas dan utilitas hiburan anak-anak di suatu kawasan tertentu untuk pentas pertunjukan satwa sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman kecuali minuman keras; s. Diskotik Yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk menari dengan diiringi musik yang disertai atraksi pertunjukan cahaya lampu tanpa pertunjukan lantai dan menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman; t. Rekreasi Air Yaitu kegiatan rekreasi yang dilakukan di perairan laut, pantai, sungai, danau dan waduk kecuali usaha marina, usaha hotel terapung, usaha wisata selam dan usaha lainnya yang merupakan kewenangan Pemerintah Atasan.

9 BAB II BENTUK USAHA DAN PERMODALAN Pasal 3 (1) Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum yang seluruh modalnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia dapat berbentuk Badan Usaha atau Usaha Perseorangan sesuai dengan Perundang-undangan yang berlaku. (2) Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum yang modalnya patungan antara Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing, bentuk usahanya harus Perseroan Terbatas (PT). BAB III P E N G U S A H A A N Pasal 4 (1) Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum pada pokoknya adalah penyediaan fasilitas rekreasi dan hiburan umum sesuai dengan jenis usaha rekreasi dan hiburan umum sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 Peraturan Daerah ini. (2) Persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh setiap usaha Rekreasi dan Hiburan Umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini diatur dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah.

10 Pasal 5 Pimpinan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum diwajibkan : a. Mengadakan pembukuan perusahaan sesuai dengan Peraturan perundangundangan yang berlaku; b. Menjaga citra usaha Rekreasi dan Hiburan Umum serta mencegah penggunaan fasilitas yang disediakan untuk kegiatan yang mengganggu keamanan, ketertiban umum dan kesusilaan; c. Bertanggung jawab atas persyaratan sanitasi dan hyigiene serta memelihara kelestarian lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku; d. Melaporkan kegiatannya secara berkala kepada Bupati Kepala Daerah; e. Mentaati perjanjian kerja, keselamatan kerja dan jaminan sosial karyawan sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku; f. Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesejahteraan karyawan sesuai dengan fungsi dan tugasnya guna meningkatkan pelayanan; g. Membayar pajak sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB IV P E R I J I N A N Pasal 6 (1) Setiap pembangunan dan perluasan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum sebagaimana di maksud pasal 2 Peraturan Daerah ini harus memiliki ijin prinsip yang dikeluarkan oleh Bupati Kepala Daerah. (2) Untuk dapat beroperasi setiap Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum harus memiliki ijin usaha yang dikeluarkan oleh Bupati Kepala Daerah Cq. Dinas Pariwisata;

11 (3) Persetujuan Prinsip dan Ijin Usaha dikeluarkan oleh Bupati Kepala Daerah selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak permohonan diterima lengkap dan benar; (4) Setiap Persetujuan Prinsip dan Ijin Usaha yang dikeluarkan oleh Bupati Kepala Daerah ditembuskan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali. Pasal 7 (1) Persetujuan prinsip berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang kembali maksimal 2 (dua) kali. (2) Ijin Usaha berlaku selama usaha tersebut masih berjalan dan wajib didaftar ulang setiap 5 (lima) tahun sekali. Pasal 8 (1) Untuk memperoleh Persetujuan Prinsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) Peraturan Daerah ini, permohonan harus diajukan secara tertulis kepada Bupati Kepala Daerah dengan melampirkan a. Proposal usaha; b. Denah lokasi usaha dan gambar lay out bangunan; c. Salinan akta pendirian perusahaan bagi yang berbadan hukum; d. Salinan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); e. Salinan Surat Keterangan Domisili (KTP); f. Salinan Surat Keterangan Penyanding; g. Salinan Surat Keterangan Status Tanah. (2) Pemrakarsa setelah mendapat persetujuan prinsip wajib menyusun Amdal, Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (3) Untuk mendapatkan ijin usaha permohonan harus ditulis dan diajukan kepada Bupati Kepala Daerah dengan melampirkan :

12 a. Salinan Ijin Prinsip; b. Salinan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) sesuai fungsi usahanya; c. Salinan Ijin Hinder Ordonantie (HO) dan Surat Ijin Tempat Usaha (SITU). (4) Permohonan perpanjangan ijin usaha ditujukan kepada Bupati Kepala Daerah dengan melampirkan: a. Ijin usaha yang telah dimiliki sebelumnya; b. Tanda bukti pembayaran pajak/retribusi tahun yang bersangkutan/sebelumnya; c. Laporan perkembangan usaha. (5) Ijin usaha tidak boleh dipindahtangankan kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bupati Kepala Daerah. Pasal 9 Ijin usaha yang dimiliki oleh setiap jenis usaha Rekreasi dan Hiburan Umum dapat dicabut apabila: a. Memperoleh ijin usaha dengan tidak sah; b. Tidak melakukan kegiatan kegiatan pokok jenis usaha rekreasi dan hiburan umum yang diijinkan; c. Tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini; d. Penyelenggaraan perluasan tanpa Ijin Mendirikan Bangunan (IMB); e. Melanggar norma agama, kesusilaan, ketertiban dan keamanan serta wawasan lingkungan; f. Permohonan pengunduran diri dari yang bersangkutan.

13 BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 10 (1) Pembinaan dan pengawasan terhadap semua jenis Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum dilakukan oleh Bupati Kepala Daerah. (2) Apabila dipandang perlu Bupati Kepala Daerah dapat meminta laporan kepada pimpinan Usaha Rekreasi dan Hiburan. BAB VI R E T R I B U S I Pasal 11 (1) Setiap pemberian Ijin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum dipungut Retribusi. (2) Besarnya retribusi dimaksud dalam ayat (1) pasal ini adalah sebagai berikut : - Taman Rekreasi... Rp. 2.000.000,-/ setiap ijin. - Gelanggang Renang... Rp. 1.000.000,-/setiap ijin. - Padang golf... Rp. 25.000.000,-/setiap ijin. - Kolam Mancing... Rp. 100.000,-/setiap ijin. - Gelanggang Permainan dan ketangkasan... Rp. 1.500.000,-/setiap ijin. - Gelanggang Bowling... Rp. 2.500.000,-/setiap ijin. - Rumah Billyard... Rp. 500.000,-/setiap ijin. - Panti Pijat... Rp. 500.000,-/setiap ijin. - Panti mandi uap... Rp. 750.000,-/setiap ijin. - Karaoke... Rp. 1.000.000,-/setiap ijin. - Panggung Terbuka... Rp. 500.000,-/setiap ijin. - Panggung Tertutup... Rp. 500.000,-/setiap ijin. - Salon Kecantikan... Rp. 250.000,-/setiap ijin. - Bioskop... Rp. 1.000.000,-/setiap ijin.

14 - Pusat Seni dan Pameran... Rp. 500.000,-/setiap ijin. - Taman Pentas Pertunjukan Satwa... Rp. 1.000.000,-/setiap ijin. - Dunia Fantasi... Rp. 1.000.000,-/setiap ijin. - Diskotik... Rp. 5.000.000,-/setiap ijin. - Rekreasi Air... Rp. 5.000.000,-/setiap ijin. BAB VII PENYELENGGARAAN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM Pasal 12 (1) Penyelenggaraan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum dilakukan dari jam 06.00 Wita sampai dengan jam 22.00 Wita. (2) Khusus untuk Usaha Karaoke, Diskotik dan sejenisnya diijinkan buka dari jam 19.00 Wita sampai dengan Pukul 24.00 Wita, kecuali pada menjelang hari-hari libur diijinkan sampai dengan pukul 01.00 Wita. BAB VIII KETENTUAN PIDANA Pasal 13 (1) Barang siapa melanggar Ketentuan Peraturan Daerah ini diancam dengan Pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda sebanyakbanyaknya Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah). (2) Tindakan Pidana tersebut pada ayat (1) ini adalah Pelanggaran.

15 BAB IX KETENTUAN PENYIDIK Pasal 14 (1) Selain Pejabat Penyidik Umum yang bertugas menyidik tindakan pidana penyidik atas tindakan pidana sebagaimana dimaksud dalam peraturan Daerah ini dapat juga dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di lingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (2) Dalam melaksanakan tugasnya para Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berwenang : a. Menerima laporan dan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindakan pidana; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. melakukan penyitaan benda dan atau surat; e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. Memanggil orang untuk didengar dan atau diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyidik Umum, bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindakan pidana dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum tersangka atau keluarganya;

16 i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. BAB X KETENTUAN PERALIHAN Pasal 15 Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum yang sudah ada sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini, supaya menyesuaikan dengan Peraturan Daerah ini. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur lebih lanjut Keputusan Bupati Kepala Daerah.

17 Pasal 17 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung. Ditetapkan di Denpasar Pada Tanggal : 28 Nopember 1996 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG KETUA, ttd. I KETUT GARGA BUPATI KEPALA DAERAH DAERAH TINGKAT II BADUNG ttd. I.G.B.ALIT PUTRA Disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Dengan Keputusan Tanggal 1-7 1997 Nomor 360 Tahun 1997 Diundangkan Dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung. Nomor : 45 Tanggal : 8 8-1997 Seri : B Nomor : 1 Sekretaris Wilayah/Daerah Tingkat II Badung ttd Drs. Ida Bagus Yudara Pidada Pembina Utama Muda Nip. 010045843

18 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 11 TAHUN 1996 TENTANG USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM I. UMUM Bahwa dalam rangka mengembangkan usaha penunjang di bidang Pariwisata khususnya Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum, untuk itu dipandang perlu mengadakan penataan dan pengaturan Usaha rekreasi dan Hiburan umum dimaksud. Sehubungan dengan hal tersebut diatas dan dengan adanya penyerahan urusan berdasarkan kepada Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 2 Tahun 1995 yang mengatur tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Bali diantaranya tentang Pariwisata kepada Kabupaten Daerah Tingkat II Badung, maka dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung tentang Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8

19 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17