BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA TEMPAT HIBURAN

Transkripsi

1 1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA TEMPAT HIBURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjamin terselenggaranya pengendalian usaha tempat hiburan di Kabupaten Banyuwangi, pemerintah daerah memandang perlu untuk melakukan penataan dan pengaturannya; b. bahwa dengan tertatanya tempat hiburan dengan baik, di harapkan usaha tersebut dapat berkembang sehingga mampu meningkatkan perekonomian di Kabupaten Banyuwangi; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Usaha Tempat Hiburan. Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2753); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pmerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah di ubah dua kali terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844) 5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lemb aran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725); 1

2 2 6. Undang Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966); 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234)); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593 ); 9. Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 1 tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694); 10. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 6 Tahun 2011 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011 Nomor 1/D); 11. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten Banyuwangi (Lembaran Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012 Nomor 11/E); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012 Nomor 9/E ). 13. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 13 Tahun 2012 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Banyuwangi (Lembaran Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 Nomor 6). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI Dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA TEMPAT HIBURAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Banyuwangi. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. 3. Bupati adalah Bupati Banyuwangi.

3 3 4. Usaha tempat hiburan sementara adalah usaha yang dilakukan oleh orang atau badan yang tempat dan penyelenggaraanya diberikan dalam waktu tertentu. 5. Usaha tempat hiburan permanen adalah, usaha yang dilakukan oleh orang atau badan yang penyelenggaraannya di lakukan pada tempat yang sama dan terus menerus. 6. Karaoke keluarga adalah usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas menyanyi dengan atau tanpa pemandu lagu yang mengedepankan norma agama, kesusilaan, adat-istiadat, budaya dan nilai-nilai yang hidup dimasyarakat. 7. Spa adalah usaha perawatan yang memberikan layanan dengan metode kombinasi terapi air, terapi aroma, pijat, rempah-rempah, layanan makanan dan minuman sehat dan olah aktivitas fisik dengan tujuan menyeimbangkan jiwa dan raga dengan tetap memperhatikan tradisi dan budaya bangsa Indonesia. 8. Usaha Kafe adalah penyediaan makanan ringan dan minuman ringan dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan dan/atau penyajiannya didalam 1 (satu) tem pat tetap yang tidak berpindah-pindah. BAB II TUJUAN Pasal 2 Tujuan dibentuknya Peraturan Daerah ini adalah untuk mengatur penyelenggaraan usaha tempat hiburan di Kabupaten Banyuwangi. BAB III RUANG LINGKUP Pasal 3 Ruang lingkup pengendalian usaha tempat hiburan meliputi: a. Tontonan Film; b. Pagelaran Kesenian, Musik, Tari Dan/Atau Busana; c. Kontes Kecantikan, Binaraga, Dan Sejenisnya; d. Pameran e. Sirkus, Akrobat, pasar malam, dan Sulap; f. Pijat Refleksi, Spa, dan Pusat Kebugaran (Fitness Center); g. Karaoke keluarga; h. Kafe; i. Tempat rekreasi; dan j. Arena permainan. BAB IV KLASIFIKASI JENIS USAHA TEMPAT HIBURAN Pasal 4 (1) Usaha tempat hiburan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu : a. Jenis penyelenggaraan usaha tempat hiburan sementara; dan b. Jenis penyelenggaraan usaha tempat hiburan permanen.

4 4 (2) Penyelenggaraan usaha tempat hiburan sementara sebagaimana dimaksud Pada ayat (1) meliputi : a. Pagelaran Kesenian, Musik, Tari, dan/atau Busana; b. Kontes Kecantikan, Binaraga dan sejenisnya; c. Pameran; d. Sirkus, Akrobat, Pasar Malam dan Sulap; (3) Penyelenggaraan usaha tempat hiburan permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Tontonan Film; b. Pijat Refleksi, Spa, Dan Pusat Kebugaran (Fitness Center); c. Karaoke keluarga; d. Kafe dan e. Tempat rekreasi; dan f. Arena permainan. BAB V HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN Bagian Kesatu Hak Pasal 5 Setiap orang atau badan berhak untuk melakukan kegiatan penyelenggaraan usaha tempat hiburan. Bagian Kedua Kewajiban Pasal 6 (1) Penyelenggara usaha tempat hiburan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 sebelum melakukan kegiatan usahanya wajib mengajukan pemberitahuan dan pendaftaran kepada Kepala daerah. (2) Pemberitahuan dan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan pada penyelenggaraan usaha tempat hiburan baik yang bersifat sementara atau permanen. (3) Tata cara pemberitahuan dan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 7 (1) Usaha Pijat refleksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf f harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Lokasi usaha ditempat fasiltas umum, stasiun kereta api, tempat penyeberangan kapal laut, terminal angkutan umum, mall, penginapan/hotel dan kawasan Bandara; b. Bangunan ruangan harus terlihat dari luar; c. Ruangan tidak boleh bersekat/tertutup. (2) Usaha karaoke keluarga sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf g harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Identitas nama karaoke bertulisan Karaoke Keluarga; b. Tempat karaoke harus transparan dapat dilihat dari luar; c. Dinding bangunan bagian depan dan pintu terbuat dari kaca. d. Menggunakan lampu penerangan yang permanen dan atau tidak menggunakan lampu remang-remang; e. Pemandu lagu harus berpakaian sopan.

5 5 Bagian Ketiga Larangan Pasal 8 Setiap orang atau badan dalam menyelenggarakan usaha tempat hiburan dilarang : a. Mempekerjakan pegawai di bawah umur; b. Menerima siswa SMA/SMK yang melakukan praktek kerja industri (prakerin) kecuali SMA/SMK yang memiliki program studi sesuai kurikulum sekolah; c. Melakukan kegiatan di luar izin yang di berikan; d. Pijat refleksi, spa dan pusat kebugaran (fitness center) dilarang menjual minuman berakohol dan mengedarkan narkotika dan psikotropika; dan e. Menerima pengunjung yang berseragam sekolah. f. Menerima pengunjung tidak berpakain sopan; g. Memperkerjakan pegawai dengan berpakaian yang tidak sopan; h. Sebagai tempat asusila, transaksi sek komersial dan narkoba; i. Lokasi berdekatan dengan tempat ibadah/sekolah; j. Melakukan kegiatan tidak sesuai dengan peruntukannya. Pasal 9 Tempat hiburan umum karaoke keluarga dan kafe sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf g dan huruf h yang menyelenggarakan hiburan live musik dilarang menyelenggarakan aktivitasnya pada hari kamis mulai pukul WIB sampai dengan pukul WIB; BAB VI WAKTU PENYELENGGARAAN Pasal 10 (1) Waktu penyelenggaraan usaha tempat hiburan sementara sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (2) dilaksanakan setelah diterimanya pemberitahuan dan pendaftaran oleh Bupati melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis terkait. (2) Waktu penyelenggaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis terkait. (3) Waktu penyelenggaraan usaha tempat hiburan permanen sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) diatur sebagai berikut : a. Tontonan Film, waktu pemutaran film dilaksanakan mulai pukul wib sampai dengan pukul wib; b. Pijat Refleksi, Spa, dan Pusat Kebugaran (Fitness Center) waktu penyelenggaraannya mulai pukul wib sampai dengan pukul wib; c. Karaoke keluarga waktu penyelenggaraannya mulai pukul wib sampai dengan pukul wib; d. Kafe waktu penyelenggaraannya mulai pukul wib sampai dengan pukul wib; e. Tempat rekreasi waktu penyelenggaraannya mulai pukul wib sampai dengan pukul wib; f. Arena permainan waktu penyelenggaraannya mulai pukul wib sampai dengan pukul wib;

6 6 BAB VII TEMPAT-TEMPAT HIBURAN YANG DILARANG Pasal 11 (1) Tempat-tempat hiburan yang dilarang adalah a. Diskotik; b. Klab Malam; dan c. Panti Pijat. (2) Terhadap tempat hiburan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebelum masa berlakunya izin berakhir, penyelenggara hiburan wajib mengikuti ketentuan tata tertib yang akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 12 (1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan setiap penyelenggaraan usaha tempat hiburan. (2) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB IX SANKSI ADMINISTRASI Pasal 13 (1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 dikenakan sanksi administrasi berupa: a. Peringatan tertulis; b. Pembekuan izin usaha sementara dan c. Pencabutan izin. (2) Tata cara pemberian sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati BAB X KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 14 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana sesuai Peraturan Daerah ini sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana; (2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

7 7 (3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana sesuai Peraturan Daerah ini agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana sesuai Peraturan Daerah ini; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau Badan sehubungan dengan tindak pidana sesuai Peraturan Daerah ini; d. memeriksa handphone, komputer, buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana sesuai Peraturan Daerah ini; e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana sesuai Peraturan Daerah ini; g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak sesuai Peraturan Daerah ini; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. menghentikan penyidikan; dan/atau k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana sesuai Peraturan Daerah ini dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum acara Pidana. BAB XI KETENTUAN PIDANA Pasal 15 (1) Barang siapa yang melanggar ketentuan dalam pasal 8 dikenakan ancaman pidana kurungan paling lama 3 bulan atau pidana denda paling banyak Rp , 00 (lima puluh juta rupiah) (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

8 8 BAB XII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 16 Penyelenggaraan usaha tempat hiburan permanen sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) yang telah menyelenggarakan usahanya sebelum Peraturan Daerah ini berlaku, wajib menyesuaikan dengan ketentuan peraturan daerah ini paling lambat 6 bulan terhitung sejak tanggal diundangkannya peraturan daerah ini. Pasal 17 Penyelenggaraan tempat hiburan sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (1) yang telah memiliki izin, melanjutkan usahanya sampai berakhirnya izin dimaksud. BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Peraturan Bupati sebagaimana pelaksanaan Peraturan Daerah ini ditetapkan paling lambat 6 (enam) bulan sejak Peraturan Daerah ini diundangkan. Pasal 19 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Banyuwangi. Ditetapkan di Banyuwangi Pada Tanggal 18 Agustus 2014 Diundangkan di Banyuwangi Pada tanggal 29 Oktober 2014 BUPATI BANYUWANGI, Ttd. H. ABDULLAH AZWAR ANAS SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI, Ttd. Drs. H. SLAMET KARIYONO, M.Si Pembina Utama Madya NIP LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014 NOMOR 13 Sesuai dengan aslinya, a.n. Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi Asisten Administrasi Pemerintahan u.b. Kepala Bagian Hukum, Ttd. KUNTA PRASTAWA,S.H., M.M. Pembina Tingkat I NIP

9 9 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA TEMPAT HIBURAN I. UMUM Bahwa tempat hiburan merupakan salah satu penopang perekonomian di Kabupaten Banyuwangi, oleh karena itu sudah semestinya bila Pemerintah Daerah aktif berperan dalam pengaturan penyelenggaraannya. Selama ini di Kabupaten Banyuwangi walaupun kegiatan Pariwisata khususnya usaha hiburan terus mengalami peningkatan, namun masih belum diimbangi dengan instrumen pengaturannya. Dengan terbentuknya Peraturan Daerah ini, diharapkan mampu mengendalikan Penyelenggaraan Usaha Tempat Hiburan di Kabupaten Banyuwangi, karena dengan pengelolaan penyelenggaraan usaha tempat hiburan dengan baik akan timbul iklim usaha yang kondusif dan akan berdampak pada tumbuhnya perekonomian di masyarakat Kabupaten Banyuwangi. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8

10 10 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 ================================