BAB I PENDAHULUAN. dalam papirus atau dipahat pada dinding piramida. sebenarnya berasal dari bahasa Yunani kosmetikos yang berarti ketrampilan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. konsumen juga dapat mengambil keputusan tentang jenis produk, jumlah produk

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan teknologi. Perusahaan melihat apa yang dibutuhkan oleh. bisa sebagai edukasi bagi masyarakat pada saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan oleh perusahaan. Perusahaan dituntut untuk mengkomunikasikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, demi mendapatkan dan. mempertahankan kecantikan dari waktu ke waktu. Inilah yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang begitu cepat. Globalisasi merambah semua jenis produk dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang dituntut untuk menjaga penampilannya melainkan kaum pria telah mulai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat, hampir bagi para wanita kosmetik merupakan kebutuhan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. juga dari kebersihan dan kecantikan seseorang. Diera globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin dinamis menuntut perusahaan. maupun wirausahawan untuk bergerak mengikuti selera konsumen dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Selama dekade terakhir, merek mempunyai peranan sangat penting bagi

I. PENDAHULUAN. Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus,

BAB I PENDAHULUAN. memahami perilaku kualitas. Pemasaran adalah proses sosial dimana. bentuk oleh kultur serta kepribadian individu.

I. PENDAHULUAN. saat ini tidak hanya membutuhkan produk yang sekedar untuk memenuhi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kosmetik Pemutih Wajah Sin Jung

BAB I PENDAHULUAN. Wanita tidak dapat dipisahkan dari kosmetik. Banyak beredar kosmetik di

BAB I PENDAHULUAN. karena keputusan pembelian adalah merupakan rangkaian akhir yang harus di

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia usaha di Indonesia telah memasuki persaingan yang sangat ketat.

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri bagi setiap orang. Untuk itu yang selalu ingin berpenampilan menarik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu yang beranekaragam mendorong banyak orang mendirikan tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, sehingga menciptakan persaingan bisnis yang amat ketat.

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari pengunaan untuk event-event penting hingga sebagai kebutuhan seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari kehidaupan sehari-harinya demi mempertahankan dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat identik dengan wanita. Kecantikan dan keindahan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. udara, angkutan rel, dan jasa penunjang angkutan. Perkembangan bidang

BAB I PENDAHULUAN. manusia di seluruh dunia. Globalisasi juga menyatukan unit-unit ekonomi dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Riasan dan kosmetik merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan.

UKDW. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah. Kecantikan dan keindahan wajah merupakan dambaan dan daya tarik tersendiri

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik berasal dari kata Yunani kosmein artinya berhias. Kosmetik digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi satu alasan industri kosmetik tetap tumbuh. Pemerintah mengklaim

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. Dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian saat ini tidak terlepas dari pesatnya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. yang mengalami pertumbuhan paling cepat secara global untuk kategori pasar

BAB I PENDAHULUAN. memliliki pertumbuhan. Fenomena tersebut yang menyebabkan dunia bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Bagi konsumen wanita, kosmetik adalah salah satu kebutuhan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan. Dimana kebutuhan-kebutuhan tersebut semakin bervariasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal penting yang mendapatkan perhatian khusus. Cross dan Cross

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. Bahan

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecantikan merupakan bagian terpenting dari gaya hidup wanita. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Industri kosmetik di Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan

BAB I PENDAHULUAN. keras untuk memasarkan produknya dikarenakan persaingan yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejak adanya pasar bebas ASEAN dan China (AC-FTA) yang berlaku

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Produk kosmetik sangat diperlukan manusia, baik laki-laki maupun

merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menciptakan produksinya. Intensi membeli yang dilakukan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan pembelian. Menurut Setiadi (2007: 44) perilaku konsumen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya jumlah pengguna internet, telah menarik berbagai

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman di era modern ini, perawatan

BAB I PENDAHULUAN. terutama Indonesia. Padahal, di Luar Negeri, banyak wanita justru ingin

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern seperti sekarang ini, perawatan wajah sepertinya bukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan manusia adalah suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang pada dasarnya mempunyai keinginan untuk memiliki kulit yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kosmetik. Besarnya jumlah penduduk Indonesia usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. jenis kosmetika seperti lipstik, pelembab, pensil alis, mascara ataupun

I. PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya zaman, dunia kecantikan juga berkembang cukup pesat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan perekonomian Indonesia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Kecantikan identik dengan penampilan diri dan merupakan aset berharga

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya perusahaan perusahaan baru

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan ( Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing, tidak dipungkiri lagi

BAB 1 PENDAHULUAN. di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dan kosmetik adalah dua hal yang saling berkaitan. Kosmetik

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang menghabiskan uangnya untuk pergi ke salon, klinik-klinik kecantikan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghasilkan laba yang optimal serta dapat mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika produksi

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut sangat lah penting dalam pemakaian bedak tabur muka.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Industri pakaian di era modern ini mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman dari waktu ke waktu wanita dan pria selalu

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dapat mencapai kesuksesan apabila semua komponennya berusaha

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

BAB I PENDAHULUAN. maupun pasar global. Agar perusahaan dapat bertahan dan memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Wanita merupakan simbol dari keindahan. Salah satu upaya wanita untuk menjaga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Kondisi ini sangat membantu aktivitas para wanita sehari-hari. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dilepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis saat ini berkembang dengan begitu pesat. Setiap perusahaan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. dengan scrub,facial,serta menggunakan lotion wajah hingga tubuh. Ada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri kosmetik di Indonesia saat ini tergolong baik.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kosmetik mempunyai perjalanan yang sangat panjang, pada mulanya Kosmetika berasal dari kata kosmein dari bahasa Yunani yang berarti Berhias. Pada Tahun 3500 Sebelum Masehi, orang Mesir Kuno telah menggunakan berbagai bahan alami baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan maupun bahan alam lain seperti tanah liat, lumpur, arang, batubara bahkan api, air, embun, pasir atau sinar matahari. Penggunaan susu, akar, daun, kulit pohon, rempah, minyak bumi, minyak hewan, madu dan lainnya sudah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan masyarakat saat itu. Hal ini diketahui melalui naskah-naskah kuno yang ditulis dalam papirus atau dipahat pada dinding piramida. Di Indonesia sendiri sejarah tentang kosmetologi telah dimulai jauh sebelum zaman penjajahan Belanda, sayangnya tidak ada catatan yang jelas mengenai hal tersebut yang dapat dijadikan Sumber utuh. Tetapi kita mengenal cerita dan legenda tentang Ken Dedes, Dewi Ratih dan Roro Jongrang, dapat diperkirakan adanya usaha dan cara untuk meningkatkan kecantikan dengan kosmetik tradisional. Kosmetik memainkan peran yang sangat besar dalam kemajuan manusia dari peradaban kuno keperadaban hidup modern. Kosmetik sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Yunani kosmetikos yang berarti ketrampilan menghias, mengatur. Dari mulai abad ke 19, kosmetik mulai mendapat perhatian, 1

2 yaitu kosmetik tidak hanya untuk kencantikan saja, namun juga untuk kesehatan, Perkembangan ilmu kosmetik serta industri secara besar-besaran baru dimulai pada abad ke-20 Jellinek, (1970). Kosmetik menjadi sebuah alat usaha, bahkan sekarang dengan kemajuan teknologi, kosmetik menjadi sebuah perpaduan antara kosmetik dan obat. Wanita adalah makhluk yang identik dengan keindahan, wanita selalu ingin tampil sempurna dan, cantik dalam berbagai keadaan dan selalu ingin menjadi pusat perhatian bagi sekelilingnya. Inilah yang menjadi alasan mengapa wanita senang mempercantik diri dengan menggunakan berbagai macam kosmetik yang digunakan. Saat ini perkembangan industri kosmetik Indonesia tergolong solid. Hal ini terlihat dari peningkatan penjualan kosmetik pada 2012 mencapai 14% Rp 9,76 triliun dari sebelumnya Rp 8,5 triliun, berdasarkan data Kementerian Perindustrian. Produk kecantikan dan perawatan tubuh global pada 2012 mencapai US$ 348 miliar, tumbuh tipis US$ 12 miliar dibanding tahun 2011 berdasarkan data Euro Monitor. Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) memperkirakan tahun ini penjualan kosmetik dapat tumbuh hingga Rp 11,22 triliun, naik menjadi 15% dibanding proyeksi 2012 sebesar Rp 9,76 triliun. Dari sisi ekspor, industri kosmetik ditaksir tumbuh 20% menjadi US$ 406 juta. pertumbuhan volume penjualan kosmetik ditopang oleh peningkatan permintaan, khususnya dari konsumen kelas menangah. Saat ini, industri kosmetik dalam negeri mendapat tantangan dengan peredaran produk kosmetik impor di pasar domestik. Hal ini disebabkan oleh tingginya permintaan pasar domestik premium

3 (high branded). Menurut data Perkosmi (perkumpulan kosmetik indonesia), tahun lalu penjualan kosmetik impor mencapai Rp 2,44 triliun, naik 30% dibanding 2011 sebesar Rp 1,87 triliun. Tahun ini, penjualan produk kosmetik impor diproyeksikan naik lagi 30%menjadi Rp3,17 triliun. Peningkatan tersebut ditopang oleh kenaikan volume penjualan serta penurunan tarif beamasuk seiring perjanjian perdagangan bebas. Adanya pasar bebas ASEAN dan China (AC-FTA) yang berlaku pada 2015 selain dapat menjadi peluang pasar bagi industri kosmetik Indonesia, juga dapat menjadi tantangan karena adanya perjanjian ini membuat produk China lebih leluasa masuk ke pasar ASEAN. ( www. Kemenperin.go.id ). Dikutip pada tanggal 12 desember 2015, waktu 13.00 wib. Penelitian yang dilakukan kelompok bisnis kosmetik asal perancis, L Oreal, pada tahun 1997 menunjukan 85% wanita di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan, cenderung berkulit gelap, dan 55% diantara mereka ingin memiliki kulit lebih putih. Dalam studi yang hampir sama, Produk konsumen asal Amerika Serikat, Procter dan Gamble (P&G) juga menemukan fakta bahwa70%- 80% wanita di Asia ingin memiliki kulit lebih putih dan bersih. Meski sudah lampau, hasil riset tersebut sampai sekarang masih relevan. Selain karena faktor genetis, iklim tropis, pengaruh sinar ultraviolet, tingginya tingkat polusi dan ruangan ber- AC menjadikan kulit tidak sehat, kusam keriput, dan cepat menua. (Ema Rahmawati, 2012). Peningkatan persentase angka tersebut memperkuat bahwa produk pemutih wajah mampu berkembang dan terus tumbuh dan bermunculan di Indonesia Peluang pasar kosmetika di Indonesia sangat besar, sehingga semakin

4 banyak produk impor yang masuk ke pasar domestik semakin banyak pilihan akan produk menjadi beragam, dari yang berharga mahal sampai dengan yang berharga murah. Konsumenlah yang menentukan produk mana yang akan mereka konsumsi atau mereka pakai. Kosmetik merupakan hal yang paling ditakuti sekaligus paling disukai dalam arti kosmetik merupakan hal yang paling disukai wanita apabila saat mengunakan kosmetik tidak ada gejala atau reaksi penolakan kulit terhadap produk maka saat megunakan produk menjdi positif, sedangkan dalam arti paling ditakuti apabila saat mengunakan produk kecantikan terjadi reaksi yang tidak diinginkan seperti wajah kemerahan, iritasi dan lainnya akan mempengaruhi penilaian baik atau tidaknya merek /brand dibenak konsumen yang nantinya sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang akan dilakukan oleh konsumen. Salah satu kosmetik krim pemutih wajah yang ada dipasar Indonesia adalah krim pemutih wajah Sin Jung, krim pemutih wajah Walet, dan krim pemutih wajah Temulawak, dan masih banyak lagi ragam jenis pemutih wajah yang beredar dipasaran. Krim Sin Jung sendiri mulai masuk pasar Indonesia pada tahun 2012, untuk saat ini penjualan krim pemutih wajah Sin junga banyak di online-online Shop dan toko- toko kosmetik dan obat terutama Jakarta. Pengunaan kosmetik pada umumnya digunakan oleh kaum wanita yaitu: Sabun, sebagai pencuci wajah, Krim yang terdiri dari krim siang dengan spf 20, dan krim malam dengan whitening (krim pencerah). Bedak terdiri dari bedak tabur (halus) & bedak padat,

5 Bluse on, (perona pipi), Maskara (penambah kelentikan bulu mata), Lipstik( pewarna bibir) dan pensil alis. Krim pemutih wajah dari berbagai merek mulai bermunculan sehingga konsumen harus jeli dan lebih teliti saat memilih produk yang sangat cocok dengan keadaan geografis dan tentunya dengan harga yang terjangkau. Disini peneliti hanya fokus terhadap produk pemutih wajah Sin Jung menurut peneliti pengunaan kosmetik yang membutuhkan pemakaian dalam waktu yang sangat lama untuk menunjukan gejala reaksi hasil yang putih dan bersih tidak lagi menjadi pilihan para konsumen, untuk itu konsumen lebih percaya dengan kosmetik yang sangat cepat menunjukan gejala putih dan bersih dalam dua minggu, krim pemutih wajah siang dan malam menjadi pilihan dalam perawatan wajah. Konsumen pertama merupakan orang yang pertama mengunakan poduk Sin Jung setelah mengunakan berbagai merek lain konsumen merasa tidak puas atau tidak mendapat respon postif, tetapi ketika setelah mengunakan merek Sin Jung dalam dua minggu reaksi yang ditunuujukan oleh krim mendapat tangapan positif sehingga konsumen pertama memcoba menawarkan kepada beberapa kerabat, keluarga,teman hasil dari pengunaan krim pemutih Sin Jung mendapat respon positif, sehingga terjadinya pembelian untuk terus mengunakan krim pemutih wajah Sin Jung. Untuk itu dalam Pencarian informasi sangat penting dilakukan untuk mengetahui kesesuaian kegunaan produk dengan kebutuhan konsumen tersebut tentunya, krim wajah Sin Jung dan bagaimana cara membeli produk tersebut.

6 Tabel Diagram 1.1 Data penjualan krim pemutih Sin Jung 2013 Dalam pengamatan penulis krim pemutih wajah Sin Jung masuk pasar indonesia tahun 2012, yang untuk saat ini penjualan secara keseluruhan tidak ada data penjualan dari pihak distributor krim Sin Jung secara langsung untuk itu penulis mengambil data penjualan dari hasil penjualan toko kosmetik Beauty Anot Shop (penjualan online), dari pengamatan penulis data penjualan setiap bulannya mengalami peningkatan penjualan menunjukan bahwa penjualan Krim pemutih wajah Sin Jung mengalami peningkatan peminatan, penjualan ini hanya diteliti dalam satu toko sedangkan untuk saat ini penjualan krim pemutih wajah Sin Jung sangat banyak terutama melalui online shop. Menurut peneliti penjualan krim pemutih wajah melalui mulut ke mulut bekerja dengan baik tanpa adanya promosi lain yang dilakukan oleh toko kosmetik. Beauty Anot Shop kepada komsumen lainnya hanya mengandalkan Word Of Mouth Marketing (WOMM) dari konsumen pertama. Salah satu strategi pemasaran yang selalu menjadi fenomena yang menarik untuk

7 dibicarakan adalah word of mouth marketing (WOMM) atau biasa disebut dengan promosi dari mulut ke mulut. Beberapa pemasar mempunyai pandangan skeptis dan memandang rendah promosi semacam ini, karena seringkali promosi ini membutuhkan opinion leaders yang sulit ditemui. Sebelum mengkonsumsi suatu produk, konsumen seringkali mengandalkan informasi dari orang lain yang telah mempunyai pengalaman mengkonsumsinya, atau berdasarkan pertimbangan para ahli berdasarkan pengetahuannya. (Kotler dan Keller, 2007) menyebutkan bahwa konsumen lebih tergantung pada word of mouth marketing (komunikasi dari mulut ke mulut) dari pada iklan dalam pemilihan produk atau jasa yang dikonsumsinya. Lebih jauh dari itu, informasi dari teman, tetangga atau keluarga akan mengurangi risiko pembelian, sebab konsumen terlebih dahulu bisa mengamati dan melihat produk yang akan dibelinya dari teman, tetangga atau keluarga. (Kotler dan Keller, 2007) mengemukan bahwa omongan mulut dari orang yang berpengaruh cenderung mempengaruhi sikap pembelian dari rata-rata dua orang lain. Orangorang yang berpengaruh seperti misalnya keluarga, teman atau seseorang yang ahli di bidang tertentu. Beberapa perusahaan yang sukses menggunakan WOMM adalah Jco Donut, Google atau You Tube dan hampir dua per tiga dari keseluruhan penjualan yang terjadi di Amerika dipengaruhi oleh promosi WOMM baik secara langsung atau tidak. Studi yang dilakukan oleh Roper ASW juga menunjukkan bahwa sekitar 10 persen dari penduduk Amerika mempunyai kekuatan dan mampu mempengaruhi kebiasaan dari 90 persen pihak lain. Sedangkan efektivitas dari promosi WOMM ( word of mouth marketing) telah

8 meningkat dan bertumbuh sebesar satu setengah kali secara rata-rata sejak tahun 1977 ( Mulyadi, 2007). Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa konsumen yang puas akan memberitahukan kepada 3 atau 5 orang lain tentang pengalamannya ( Heskett et al, 2009) konsumen yang tidak puas akan memberitahukan kepada 10 sampai 11 orang. Hal ini memperlihatkan bahwa konsumen lebih sering menceritakan ketidakpuasan terhadap suatu barang atau jasa dibandingkan kepuasannya (Harrison-Walker, 2006). Suatu produk yang dipersepsikan unggul oleh konsumen dan meraih tingkat penjualan yang tinggi dapat dikatakan berhasil saat ini. Namun keberhasilan ini tentunya perlu dipertahankan sehingga krim pemutih Sin Jung yang mulai mendapat minat dibenak konsumen semakin baik dan dipertahankan, sehingga tidak ditinggalkan konsumen. Salah satu ukuran keberhasilan dalam pemasaran adalah kemampuan suatu produk untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar ( Kotler & Keller, 2009). Dengan beragamnya produk yang ditawarkan oleh perusahaan, merupakan bagian dalam strategi pengembangan produk yang dilakukan oleh perusahaan. Brand image yang baik menjadi dasar untuk membangun citra perusahaan yang positif. Selain itu, brand image yang positif memberikan manfaat pada perusahaan untuk mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan image positif yang telah terbentuk terhadap merek produk. Sebaliknya, jika brand image negatif maka

9 akan memunculkan adanya anggapan tentang penurunan brand image produk krim pemutih Sin Jung. Berdasarkan keberadaam word of mouth marketing dan brand image yang baik maka pemasar perlu memperhatikan kualitas word of mouth marketing (WOMM) agar tidak menjadi negatif dari produk yang dipasarkannya yang pada akhirnya akan mempengaruhi citra krim pemutih Sin Jung sebagai kosmetik berkualitas. Untuk membuktikan bahwa melaui word of mouth marketing (penjualan mulut ke mulut) itu lebih baik dibanding dengan iklan, untuk itu penulis mengambil judul Pengaruh Word Of Mouth Marketing dan Brand Image Terhadap Tingginya Repeat Order( pembelian berulang) krim pemutih wajah Sin Jung (Studi Kasus pada konsumen Di Kabupaten Sanggau kapuas Kalimantan Barat). B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah word of mouth marketing dan brand image berpengaruh secara simultan terhadap tingginya repeat order krim pemutih wajah Sin Jung 2. Apakah word of mouth marketing berpengaruh terhadap tingginya repeat order( pembelian berulang) krim pemutih wajah Sin Jung? 3. Apakah brand image berpengaruh terhadap tingginya repeat order (pembelian berulang) krim pemutih wajah Sin Jung?

10 C. Tujuan Dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian 1. Apakah word of mouth marketing dan brand image berpengaruh secara simultan terhadap repeat order krim pemutih wajah Sin Jung? 2. Untuk mengetahui pengaruh word of mouth marketing terhadap repeat order Krim pemutih wajah Sin Jung. 3. Untuk mengetahui pengaruh brand image terhadap repeat order krim pemutih wajah Sin Jung. 2. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penelitian ini dibatasi hanya pada pengamatan kekuatan word of mouth marketing (penjualan melalui mulut kemulut), apakah word of mouth marketing berpengaruh terhadap repeat order (pembelian berulang) krim pemutih wajah Sin Jung, apakah brand image berpengaruh terhadap repeat order Krim pemutih wajah Sin Jung, agar peneliti lebih fokus pada pembahasan yang dimaksud, maka ruang lingkup dalam penelitian ini hanya konsumen setia krim pemutih wajah Sin Jung Di Kabupaten Sanggau Kapuas Kalimantan Barat.

11 3. Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Dalam hal ini peneliti membagi manfaat penelitian dalam 2 aspek sebagai berikut: a) Kontribusi akademis Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberi manfaat yang penting, untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dibidang pemasaran terutama tentang Word Of Mouth Marketing (womm), Brand Image. Semoga penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian berikutnya terutama yang berhubungan dengan tertarik meneliti tentang penjualan langsung (Online Shop). b) Kontribusi Praktis Penelitian ini dapat memberi informasi dan rekomendasi bagi para pedagang online terutama yang berkecimpung dalam menjual produk kecantikan kosmetik