LAPORAN KINERJA BADAN Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU TAHUN 2016

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

pengendalian penanaman modal; dengan tugas pokok fungsinya.

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU. Jl. Presiden KH Abdurrahman Wahid 151 Jombang (0321) Faks.

KATA PENGANTAR. Kediri, Januari Kepala DPM-PTSP Kabupaten Kediri. Drs. INDRA TARUNA. ttd.

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LKIP BPMPT 2016 B A B II PERENCANAAN KINERJA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

M A S A M B A KEPUTUSAN KEPALA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU DAN PENANAMAN MODAL LUWU UTARA NOMOR : / /BPPTSPM/I/2016/2009

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS DINAS PENANAMAN MODAL, PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DAN TENAGA KERJA KABUPATEN TUBAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Perubahan Tahun 2016

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 36 TAHUN

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang sangat signifikan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan tidak bisa digantikan

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 26 TAHUN

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Serang, Januari 2013 KEPALA,

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 24 TAHUN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR BUPATI BARRU, TTD. Ir. H. ANDI IDRIS SYUKUR, MS.

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 33 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2015 BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BADUNG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 18 SERI E

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 16 TAHUN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW)

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU PINTU

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 21 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2008

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPPEDA KABUPATEN GARUT TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

Transkripsi:

LAPORAN KINERJA BADAN Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu TAHUN 2014 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Garut Tahun 2015

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kabupaten Garut, merupakan perwujudan pertanggungjawaban Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu kepada Bupati Garut dan kepada publik untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kewenangannya sebagai lembaga teknis daerah yang memiliki tugas pokok dan fungsi untuk meningkatkan investasi di Kabupaten Garut. Sesuai dengan Rencana Kinerja (RKT) sebagai penjabaran tahunan dari Rencana Stratejik (RENSTRA) Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 2012-2014 telah ditetapkan indikator kinerja sasaran yang harus dicapai. Sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja Perubahan ditetapkan 4 sasaran dengan 6 indikator sasaran yang akan diwujudkan dalam tahun 2014 dengan rincian sebagai berikut : 1. Jumlah fasilitasi kerjasama kemitraan antara usaha besar dengan Usaha Mikro Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) 2. Jumlah informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan 3. Jumlah investor baru, jumlah realisasi investasi 4. Capaian nilai IKM 5. Prosentase penyelesaian perizinan Hasil pengukuran kinerja pada masing-masing indikator kinerja sasaran Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Garut pada tahun 2014 sebagai berikut : 1. Capaian jumlah fasilitasi kerjasama kemitraan antara usaha besar dengan UMKMK mencapai 100% dari target yang ditetapkan dan sama dengan capaian tahun sebelumnya 2. Capaian jumlah informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan mencapai 100% dari target yang ditetapkan dan sama dengan capaian tahun sebelumnya 3. Capaian jumlah investor baru mencapai 235% dari target tahun 2014 dan mengalami penurunan sebesar 17,54% dari capaian tahun 2013. 4. Capaian jumlah realisasi investasi pada tahun 2014 mencapai 356% dari target tahun 2014 5. Capaian nilai IKM mencapai 101% dari target tahun 2014 dan mengalami peningkatan sebesar 15,69% dari capaian tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 6. Capaian prosentase penyelesaian perizinan sebesar 100% dari total pemohon yang memenuhi persyaratan sesuai dengan SOP dan sama dengan capaian tahun sebelumnya Hasil penghitungan efisiensi diketahui bahwa penggunaan sumber daya dalam mencapai target indikator kinerja sesuai perjanjian kinerja yang telah ditetapkan seluruhnya mencapai katageri efisian. Keberhasilan capain kinerja tahun 2014 di dukung oleh program dan kegiatan sebagai berikut sebagai berikut : 1. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi a. Peningkatan fasiliatasi terwujudnya kerjasama strategis antar usaha besar dan Usaha Kecil Menengah b. Peningkatan kualitas SDM guna peningkatan pelayanan investasi c. Penyelenggaraan pameran investasi d. Peningkatan kegiatan pemantauan, pembinaan dan pengawasan penanaman modal 2. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi a. Penyusunan cetak biru (master plan) pengembangan penanaman modal b. Pengembangan System Informasi Penanaman Modal c. Penyusunan sistem informasi penanaman modal di daerah d. Penyederhanaan prosedur perizinan dan peningkatan pelayanan penanaman modal e. Pengendalian Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan f. Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 3. Program Penyiapan Potensi Sumber Daya, Sarana dan Prasarana Daerah a. Kajian potensi sumber daya yang terkait dengan investasi Sementara itu, total anggaran untuk mewujudkan kinerja BPMPT tahun 2014 sesuai dengan perjanjian kinerja yang telah di tetapkan adalah sebesar Rp. 1.840.717.950 dengan realisasi sebesar Rp. 1.804.381.147. Langkah-langkah yang akan dilakukan BPMPT dalam upaya meningkatkan kinerjanya di masa mendatang adalah : 1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPMPT 2. Meningkatkan kompetensi aparatur BPMPT sesuai dengan bidangnya 3. Melakukan penataan regulasi investasi daerah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 4. Meningkatkan koordinasi dengan dinas teknis dan dunia usaha untuk menjaga hubungan yang harmonis dan strategis 5. Melakukan pementaan investasi daerah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena dengan rakhmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kinerja (LAPKIN) Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kabupaten Garut. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) dibuat sebagai wujud pertanggungjawaban Kantor Penanaman Modal terhadap kinerja. Laporan ini merupakan bentuk transparansi Kantor Penanaman Modal dalam melaksanakan tupoksi yang telah diamanatkan. Laporan ini menyajikan Kebijakan Penanaman Modal, Rencana Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu. Sejumlah capaian kinerja yang ditargetkan dalam rencana kerja dan dituangkan dalam Penetapan Kinerja (TAPKIN) telah berhasil di capai bahkan melampaui target yang telah ditetapkan Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan LAPKIN ini dan kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, kami harapkan saran dan kritik membangun dari semua pihak untuk perbaikan laporan selanjutnya. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kami mohon ampunan atas segala kekhilapan dan kekurangan yang telah kami lakukan. Garut,... Januari 2014 Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Garut, H. BURDAN ALI JUNJUNAN SH. M.Si. NIP. 19601201 198603 1 016 i

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah DAFTAR ISI KATA PENGANTAR :... i IKHTISAR EKSEKUTIF :... iv DAFTAR ISI :... ii DAFTAR TABEL :... DAFTAR GAMBAR :... BAB 1 : PENDAHULUAN... 1 1. Gambaran Singkat Organisasi... 2. Aspek Strategis yang Berpengaruh... 1 2 3. Tugas Pokok dan Fungsi... BAB II : PERENCANAAN STRATEJIK... 6 1. Visi dan Misi... 2. Tujuan dan Sasaran... 3. Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran... 1) Kebijakan... 2) Program... 4. Rencana Kinerja... 6 7 8 8 8 9 BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA... 13 1. Kerangka Pengukuran Kinerja... 2. Pencapaian Kinerja dan Analisis Kinerja... 3. Akuntabilitas Keuangan... 13 16 BAB IV : PENUTUP... 27 1. Hambatan/Kendala dan Permasalahan yang ii

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dihadapi... 2. Strategi Pemecahan Masalah... 27 27 LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Pengukuran Kinerja Kegiatan (PPK) Tahun 2010 2. Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) Tahun 2010 iii

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Rencana Anggaran Tahun 2010 Tabel 3.1 Capaian Kinerja Kegiatan Tahun 2010 Tabel 3.2 Daftar Perusahaan Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri yang Masuk ke Kabupaten Garut pada Tahun 2010 Berdasarkan Izin Prinsip BKPM, SP Bupati, Rekom KPM dan Permohonan Investor Tabel 3.3 Efisiensi dan Efektifitas Kegiatan Kantor Penanaman Modal Tahun Anggaran 2010 Tabel 3.4 Akuntabilitas Keuangan Kantor Penanaman Modal Tahun Anggaran 2010 iv

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Struktur Organisasi v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang baik atau biasa disebut good governance dalam suatu negara merupakan issue yang paling mengemuka dalam tata kelola pemerintahan dewasa ini. Pemerintah wajib menerapkan kaidah-kaidah yang baik dalam menjalankan roda pemerintahan yang diwujudkan dalam bentuk penerapan prinsip good governance. Salah satu perwujudan good governance, pemerintah dituntut untuk meningkatkan akuntabilitasnya. Hal ini disebabkan karena akuntabilitas merupakan salah satu dari prinsip-prinsip good governance. United Nations Development Program (UNDP) mengajukan sembilan karakteristik good governance yang salah satunya adalah accountability (akuntabilitas). Ditambah lagi prinsip akuntabilitas juga merupakan salah satu dari tujuh asas penerapan good governance dalam Acuan Umum Penerapan good governance pada Sektor Publlik oleh Lembaga Administrasi Negera Republik Indonesia (2005). Akuntabilitas sangatlah penting dalam mencapai good governance. Salah satu bentuk akuntabilitas pemerintahan diwujudkan dalam penyusunan pelaporan kinerja. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah bahwa laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure)secara memadai hasil analisis terhadappengukuran kinerja. Penyusunan laporan kinerja dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan pelaksanaan kinerja pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggung jawab serta untuk lebih memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan good governance.

Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kabupaten Garut sebagai entitas pelaporan kinerja berkewajiban menyelenggarakan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kinerja yang telah dilaksanakan. Laporan kinerja tersebut akan menjadi media pertanggung jawaban yang berisi informasi capaian kinerja BPMPT yang dapat digunakan sebagai komunikasi pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah. BPMPT Kabupaten Garut menyusun laporan kinerja tahun 2014 bertitik tolak dari RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2009 2014, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Garut, Renstra BPMPT tahun 2009-2014, Renja BPMPT 2014 dan mengacu Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Nomor 53 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun laporan kinerja BPMPT berisi ikhtisar pencapaian sasaran kinerja investasi dan perizinan sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran tersebut disajikan berupa informasi mengenai pencapaian sasaran renstra, realisasi pencapaian indikator sasaran disertai dengan penjelasan yang memadai atas kinerja dan pembandingan capaian indikator kinerja dengan tahun sebelumnya. Dengan demikian, laporan kinerja BPMPT Kabupaten Garut yang menjadi laporan kemajuan penyelenggaraan penanaman modal dan pelayanan perizinan telah disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku. 1.2 Gambaran Umum BPMPT 1. Tugas Pokok dan Fungsi Kewenangan BPMPT didasarkan kepada Peraturan Bupati Nomor 551 tahun 2012 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Garut dan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 8 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah dan Inspektorat Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Tahun 2012 Nomor 8) adalah

membantu Bupati dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan. Dalam menjalankan tugas Pokok dan Fungsi Kelembagaan tersebut, sesuai dengan Peraturan Bupati, maka secara terinci tupoksi tersebut sebagai berikut : A. Kepala Badan 1) Memimpin, merumuskan kebijakan teknis operasional, mengkoordinasikan, melaksanakan kerja sama dan mengendalikan pelaksanaan urusan pemerintah daerah yang meliputi kesekretariatan, promosi dan pengembangan investasi, pengendalian investasi, perizinan dan non perizinan serta kelompok jabatan fungsional; 2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Badan mempunyai fungsi sebagai berikut : a. perumusan, pengaturan dan pelaksanaan kebijakan umum badan serta pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas yang meliputi kesekretariatan, promosi dan pengembangan investasi, pengendalian investasi, perizinan dan non perizinan serta kelompok jabatan fungsional dengan berpedoman pada kebijakan umum daerah; b. penyelenggaraan pengelolaan sumberdaya aparatur, keuangan, sarana dan prasarana badan; c. penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi badan; dan d. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. B. Sekretariat 1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan program kegiatan untuk pelayanan administrasi umum dan kepegawaian, administrasi keuangan serta perencanaan, evaluasi dan pelaporan badan 2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Sekretaris mempunyai fungsi :

a. pengkoordinasian dalam penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan badan; b. pengkoordinasian dalam penyusunan program/rencana kerja badan; c. pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas badan; d. penyelenggaraan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan administrasi umum dan kepegawaian meliputi pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, kepustakaan, kehumasan, protokol, perlengkapan/aset, rumah tangga dinas dan mengkoordinasikan administrasi keuangan serta urusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan; e. penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi; dan f. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Sekretaris membawahkan : 1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, kepustakaan, kehumasan dan protokol, perlengkapan/aset dan rumah tangga, penyiapan kebutuhan pegawai, pembinaan dan pengembangan pegawai serta administrasi kepegawaiannya. b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi: (1) penyusunan bahan pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian, kelembagaan serta ketatalaksanaan; (2) pengkoordinasian urusan surat menyurat, kearsipan, kepustakaan, kehumasan, protokol, perlengkapan/aset, rumah tangga kedinasan dan administrasi kepegawaian; (3) pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja terkait; (4) pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi; dan (5) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

2) Sub Bagian Keuangan; a) Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan adminsitrasi keuangan. b) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi: (1) penyusunan bahan rencana anggaran belanja langsung dan tidak langsung; (2) pelaksanaan dan pengelolaan teknis administrasi keuangan dinas; (3) pelaksanaan penyusunan laporan keuangan dinas; (4) pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi; dan (5) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 3) Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan. a) Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan koordinasi dalam pengumpulan dan pengolahan data perencanaan evaluasi dan pelaporan badan b) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi: (1) pengkoordinasian dalam penyusunan perencanaan, evaluasi dan pelaporan; (2) pengkoordinasian pelayanan administrasi perencanaan, evaluasi dan pelaporan; (3) pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja terkait; (4) pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi; dan (5) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

C. Bidang Promosi dan Pengembangan Investasi 1) Bidang Promosi dan Pengembangan Investasi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan mempunyai tugas pokok menyusun dan menyelenggarakan kebijakan teknis operasional dalam lingkup promosi dan pengembangan investasi yang meliputi analisis pengembangan investasi serta promosi dan kerjasama investasi; 2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Bidang Promosi dan Pengembangan Investasi mempunyai fungsi : a. penyusunan kebijakan teknis operasional pembinaan, pengembangan serta pengendalian promosi dan pengembangan investasi; b. penyelenggaraan kebijakan teknis operasional pembinaan, pengembangan serta pengendalian promosi dan pengembangan investasi; c. penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi; dan d. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Bidang Promosi dan Pengembangan Investasi, membawahkan : 1) Sub Bidang Analisis Pengembangan Investasi. a. Sub Bidang Analisis Pengembangan Investasi dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok menyusun dan melaksanakan rencana kebijakan teknis operasional pembinaan di lingkup analisis pengembangan investasi. b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Sub Bidang Analisis Pengembangan Investasi mempunyai fungsi : (1) pengumpulan dan pengolahan bahan dalam menyusun dan melaksanakan rencana teknis operasional pembinaan, pengembangan serta pengendalian Analisis Pengembangan Investasi; (2) penyiapan dan pelaksanaan bahan pembinaan, pengembangan serta pengendalian Analisis Pengembangan Investasi.

(3) pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi; dan (4) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. 2) Sub Bidang Promosi dan Kerjasama Investasi. a. Sub Bidang Promosi dan Kerjasama Investasi dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok menyusun dan melaksanakan rencana kebijakan teknis operasional pembinaan di lingkuppromosi dan kerjasama investasi. b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Sub Bidang Promosi dan Kerjasama Investasi mempunyai fungsi : (1) pengumpulan dan pengolahan bahan dalam menyusun dan melaksanakan rencana teknis operasional pembinaan, pengembangan serta pengendalian Promosi dan Kerjasama Investasi; (2) penyiapan dan pelaksanaan bahan pembinaan, pengembangan serta pengendalian Promosi dan Kerjasama Investasi; (3) pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi; dan (4) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. D. Bidang Pengendalian Investasi 1) Bidang Pengendalian Investasi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan mempunyai tugas pokok menyusun dan menyelenggarakan kebijakan teknis operasional dalam lingkup pengendalian investasi yang meliputi Data dan Pengembangan Teknologi Informasi serta monitoring dan pembinaan; 2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Bidang Pengendalian Investasi mempunyai fungsi : a. penyusunan kebijakan teknis operasional pembinaan, pengembangan serta pengendalian Investasi;

b. penyelenggaraan kebijakan teknis operasional pembinaan, pengembangan serta pengendalian Investasi; c. penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi; dan d. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Bidang Pengendalian Investasi, membawahkan : 1) Sub Bidang Data dan Pengembangan Teknologi Informasi; a) Sub Bidang Data dan Pengembangan Teknologi Informasi dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok menyusun dan melaksanakan rencana kebijakan teknis operasional pembinaan dalam lingkup data dan pengembangan teknologi informasi. b) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Sub Bidang Data dan Pengembangan Teknologi Informasi mempunyai fungsi : (1) pengumpulan dan pengolahan bahan dalam menyusun dan melaksanakan rencana teknis operasional pembinaan, pengembangan serta pengendalian data dan pengembangan teknologi informasi; (2) penyiapan dan pelaksanaan bahan pembinaan, pengembangan serta pengendalian data dan pengembangan teknologi informasi; (3) pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi; dan (4) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. 2) Sub Bidang Monitoring dan Pembinaan a) Sub Bidang Monitoring dan Pembinaan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok menyusun dan melaksanakan rencana kebijakan teknis operasional pembinaan dalam lingkup monitoring dan pembinaan; b) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Sub Bidang Monitoring dan Pembinaan mempunyai fungsi :

(1) pengumpulan dan pengolahan bahan dalam menyusun dan melaksanakan rencana teknis operasional pembinaan, pengembangan serta pengendalian monitoring dan pembinaan; (2) penyiapan dan pelaksanaan bahan pembinaan, pengembangan serta pengendalian monitoring dan pembinaan; (3) pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi; dan (4) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi E. Bidang Perizinan dan Non Perizinan 1) Bidang Perizinan dan Non Perizinan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan mempunyai tugas pokok menyusun dan menyelenggarakan kebijakan teknis operasional pembinaan, pengawasan serta mengendalikan dan mengevaluasi penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu. 2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Bidang Perizinan dan Non Perizinan mempunyai fungsi: a) penyusunan kebijakan teknis operasional pembinaan, pengembangan serta pengendalian perizinan dan non perizinan; b) penyelenggaraan kebijakan teknis operasional pembinaan, pengembangan serta pengendalian perizinan dan non perizinan; c) penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi; dan d) penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Bidang Perizinan dan Non Perizinan, mengkoordinasikan : 1) Tim Teknis a) Tim Teknis mempunyai tugas pokok memberikan saran pertimbangan dalam rangka memberikan rekomendasi mengenai diterima atau ditolaknya permohonan perizinan pada Kepala Badan. b) Tim Teknis secara teknis fungsional bertanggungjawab kepada Kepala Badan melalui Kepala Bidang Perizinan dan Non Perizinan dan secara teknis

administratif bertanggungjawab kepada Kepala Organisasi Perangkat Daerah yang bersangkutan F. Kelompok Jabatan Fungsional 1) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu secara profesional berdasarkan disiplin ilmu dan keahliannya serta disesuaikan dengan kebutuhan. 2) Kelompok Jabatan Fungsional, dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Badan. 3) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. 4) Setiap Kelompok Jabatan Fungsional, dipimpin oleh seorang tenaga fungsional yang senior dan ditunjuk diantara tenaga fungsional yang ada dilingkungan BPMPT. 5) Jumlah jabatan fungsional, ditentukan sifat, jenis, kebutuhan dan beban kerjanya. 6) Jenjang dan jenis jabatan fungsional diatur sesuai dengan Peraturan Perundangundangan yang berlaku. 2. Struktur Organisasi Sementara itu, struktur organisasi BPMPT Kabupaten Garut berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah dan Inspektorat Kabupaten Garut sebagai berikut : Gambar 1.1 Struktur Organisasi BPMPT

3. Sumber Daya Aparatur Adapun aparatur BPMPT sampai dengan 31 Desember 2014 sebagai berikut : Pangkat/G ol Tabel 1.1 Aparatur BPMPT Kabupaten Garut Tingkat Pendidikan S2 S1 Diploma SMA SMP SD Jumlah IV 6 1 - - - - 7 III - 18 1 6 - - II - - 3 12 - - 15 I - - - - - - - TKK - 4 3 5 - - 12 SUKWAN - 1 1 1 - - 3 Jumlah Pegawai 63 1.3 Isu Strategis yang Berpengaruh Beberapa isu strategis yang di hadapi BPMPT dan sangat berpengaruh terhadap pencapaian kinerja adalah : a. Keterbatasan SDM dan realatif rendahnya kemampuan serta intregritas SDM b. Belum adanya kesepahaman dalam penyelenggaraan Pelayanan Perijinan antara BPMPT dengan SKPD teknis c. Iklim investasi yang kurang kondusif d. Jaminan dan kepastian hukum penyelenggaraan pelayanan perizinan yang tidak jelas e. Infrastruktur daerah penunjang investasi yang kurang mendukung BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Perencanaan Stratejik 1. Visi dan Misi a. Visi

Dengan melihat salah satu poin dan visi Kabupaten Garut yaitu Mandiri dalam Ekonomi dan misi ke-2 yaitu mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis agribisnis, agroindustri, kelautan dan pariwisata disertai pengembangan seni budaya daerah serta dengan mempertimbangakan kekuatan, peluang, kelemahan dan tantangan yang ada serta maka visi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Garut adalah sebagai berikut : Terwujudnya Garut Sebagai Tujuan Investasi Utama di Jawa Barat Penjabaran Visi tersebut adalah : - Terwujudnya mengandung arti suatu kondisi yang diinginkan yaitu sebagai tujuan investasi utama di Jawa Barat. - Garut sebagai tujuan investasi di Jawa Barat mengandung arti bahwa Kabupaten Garut harus menjadi pusat daya tarik investasi bagi investor sehingga menjadi tujuan utama investor untuk menanamkan modalnya. b. Misi Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi harus menunjukan secara jelas mengenai hal yang hendak dicapai oleh organisasi. Misi harus secara eksplisit mengandung hal yang harus dilakukan untuk mencapainya. Untuk mencapai Terwujudnya Garut Sebagai Tujuan Investasi Utama di Jawa Barat, BPMPT menetapkan misi sebagai berikut : 1) Meningkatkan daya tarik investasi daerah 2) Menyelenggarakan pelayanan prima perizinan Adapun makna misi BPMPT tersebut adalah : - Meningkatkan daya tarik investasi daerah mengandung arti bahwa BPMPT Kabupaten Garut harus berupaya meningkatkan kemampuan menarik (memikat) perhatian daerah terhadap investor - Menyelenggarakan pelayanan prima perizinan mengandung arti bahwa BPMPT harus menyelanggarakan pelayanan terbaik yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat (pemohon izin) 2. Tujuan

Tujuan merupakan visi yang lebih membumi dalam artian bisa diukur dan dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Adapun tujuan BPMPT Kabupaten Garut adalah : a. Terciptanya iklim investasi yang kondusif b. Meningkatnya profesionalisme penyelenggaraan pelayanan perizinan 3. Sasaran Adapun sasaran yang ingin dicapai Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Garut adalah 1. Terlaksananya fasilitasi kerjasama kemitraan antara usaha besar dengan Usaha Mikro Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) 2. Tersedianya informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan 3. Meningkatnya nilai investasi di Kabupaten Garut 4. Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan 4. Kebijakan Kebijakan sebagai strategi upaya pencpaian sasaran yaitu sebagai berikut : a. Inventarisasi potensi daerah; b. Peningkatan jaminan kepastian hukum dan; c. Peningkatan promosi investasi; d. Peningkatan koordinasi dengan dinas/instansi pemerintah dan dunia usaha 5. Program Penyusunan program dimaksudkan sebagai pedoman bagi aktifitas peningkatan investasi investasi yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Garut selama lima tahun ke depan. Program diuraikan berdasarkan target pencapaian misi organisasi serta mengacu pada Permendagri No. 13 Tahun 2006 jo. Permendagri 59 tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah sedangkan sasaran program dan indikator kinerja mengacu pada Perubahan RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2009-2014. Rencana program kerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu untuk Tahun 2013 terdiri dari 3 (tiga) program yaitu: a. Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi b. Program peningkatan iklim dan realisasi investasi c. Program penyiapan potensi, sarana dan prasarana daerah

2.2 Perjanjian Kinerja Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel dan berorientasi kepada hasil, perlu disusun Penetapan Kinerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Garut yang merupakan ikhtisar rencana kinerja yang akan dicapai pada tahun 2014. Penetapan kinerja ini merupakan merupakan perjanjian kinerja anatara Kepala SKPD dengan Kepala Daerah dan merupakan tolok ukur keberhasilan organisasi dan menjadi dasar penilaian dalam evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun anggaran 2014. Sebagai wujud perjanjian kinerja antara Kepala SKPD dengan Kepala Daerah, penetapan kinerja merupakan tekad dan janji Rencana Kinerja Tahunan yang perlu dilaksanakan oleh pimpinan dan seluruh aparatur BPMPT karena merupakan wahana proses yang akan memberikan perspektif mengenai apa yang diinginkan untuk dihasilkan. Perencanaan kinerja yang dilakukan oleh instansi akan dapat berguna untuk menyusun prioritas kegiatan yang dibiayai dari sumber dana yang terbatas. Dengan perencanaan kinerja tersebut diharapkan fokus dalam mengarahkan dan mengelola program atau kegiatan instansi akan lebih baik, sehingga diharapkan tidak ada kegiatan instansi yang tidak terarah. Penyusunan Penetapan Kinerja BPMPT tahun 2011 mengacu pada dokumen RPJMD Tahun 2009-2014, dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2014, dokumen rencana strategis BPMPT tahun 2012-2014, dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) BPMPT dan dokumen Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), serta DPA BPMPT. Adapun penetapan kinerja yang disajikan dibawah ini adalah penetapan kinerja perubahan BPMPT tahun anggaran 2014 sebagai berikut : Tabel 2.1 Penetapan Indikator Kinerja Sasaran BPMPT Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3)

Terlaksananya fasilitasi kerjasama kemitraan antara usaha besar dengan Usaha Mikro Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) Tersedianya informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan Meningkatnya nilai investasi di Kabupaten Garut Jumlah fasilitasi kerjasama kemitraan antara usaha besar dengan Usaha Mikro Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) Jumlah informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan Jumlah investor baru Jumlah realisasi investasi 1 Kali 1 Bidang Usaha 20 investor baru Rp. 235 Milyar Meningkatnya pelayanan perizinan kualitas Capaian nilai IKM 69,00 Prosentase penyelesaian 100% perizinan Sesuai dengan perjanjian kinerja, anggaran untuk mewujudkan capaian kinerja tersebut sebesar Rp. 1.840.717.950,- yang akan digunakan untuk membiayai program/kegiatan prioritas/utama (rincian program/kegiatan dan anggaran terlampir). Selain itu, diluar perjanjian kinerja yang telah ditetapkan terdapat anggaran untuk membiayai program/kegiatan administrasi umum sebagai pendukung pecapaian target kinerja. Adapun jumlah anggaran tersebut sebesar Rp. 2.075.523.868. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan keawjiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang

telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik BPMPT Kabupaten Garut selaku pengemban amanah dari pemangku kebijakan di Kabupaten Garut melaksanakan kewajiban akuntabilitas melalui penyajian Laporan Kinerja BPMPT yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja sasaran dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Rencana Strategis BPMPT Tahun 2012-2014 maupun Rencana Kerja/Kinerja BPMPT Tahun 2014. Sesuai ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi BPMPT Kabupaten Garut. 3.1 Capaian Kinerja Organisasi 1. Membandingkan Target dengan Realisasi Kinerja Pengukuran realisasi kinerja tahun tahun 2014 dilakukan dengan membandingkan target yang telah ditetapkan dengan hasil realisasi kinerja. Indikator kinerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Garut adalah jumlah fasilitasi kerjasama strategis antar usaha besar dengan usaha kecil menengah, jumlah informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan, jumlah investor baru, jumlah realisasi investasi, capaian nilai IKM dan prosentase penyelesaian perizinan. Pengukuran dilakukan dengan memanfaatkan data kinerja yang diperoleh melalui sistem pengumpulan data kinerja dari Subbid Data dan Informasi Bidang Pengendalian BPMPT sedangkan dokumen-dokumen yang menjadi sumber data sebagai berikut : a) Surat Persetujuan Penanaman Modal (SPPM). Sunber ini digunakan untuk menentukan jumlah investor baru yang masuk ke Kabupaten Garut dengan kriteria

investasi lebih dari sama dengan Rp. 500.000.000,-. Banyaknya jumlah SPPM yang diterbitkan berarti menunjukan banyaknya investor baru; b) Izin Peruntukan dan Penggunaan Tanah (IPPT). Sunber ini fungsinya sama dengan SPPM yaitu untuk menentukan jumlah investor baru yang masuk ke Kabupaten Garut dengan kriteria investasi lebih dari sama dengan Rp. 1.000.000.000,-. Banyaknya jumlah IPPT yang diterbitkan berarti menunjukan banyaknya investor baru; c) Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM). Sumber ini digunakan untuk mengetahui nilai realisasi investasi dari perusahaan-perusahaan yang ada di Kabupaten Garut baik perusahaan penanaman modal dalam negeri maupun perusahaan penanaman modal asing. Pengukuran dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali (triwulanan) bagi perusahaan yang baru mendapat izin prinsip atau tahap pembangunan dan 6 (enam) bulan sekali (semesteran) bagi perusahaan yang telah melaksanakan produksi komersil. d) Laporan triwulanan dan capaian kinerja. Digunakan untuk mendapatkan data capaian kinerja dari setiap indikator yang telah ditetapkan. e) Hasil Survey Kepuasan Masyarakat. Digunakan untuk mengetahui capaian nilai kepuasan masyarakat Berdasarkan kelima sumber diatas diperoleh hasil pengukuran kinerja sebagai berikut: Tabel 3.1 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % 1 2 3 4 6 Terlaksananya fasilitasi kerjasama kemitraan antara usaha besar dengan Usaha Mikro Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) Jumlah fasilitasi kerjasama kemitraan antara usaha besar dengan Usaha Mikro Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) 1 Kali 1 Kali 100% Tersedianya informasi peluang usaha sektor/bidang usaha Jumlah informasi peluang usaha sektor/bidang usaha 1 Bidang Usaha 1 Bidang Usaha 100%

unggulan Meningkatnya investasi daerah Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan unggulan Jumlah investor baru 20 investor 47 235% baru investor Jumlah realisasi Rp. 235 Rp. 356% investasi Milyar 837.02 Milyar Capaian nilai IKM 69,00 69,95 101% Prosentase 100% 100% 100% penyelesaian perizinan Penjelasan 1) Jumlah fasilitasi kerjasama kemitraan antara usaha besar dengan UMKMK Jumlah fasilitasi kerjasama kemitraan antara usaha besar dengan UMKMK pada tahun 2014 dilaksanakan sebanyak 1 kali, mencapai 100% dari target yang ditetapkan tahun 2014 yaitu sebanyak 1 kali 2) Jumlah informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan Jumlah informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan pada tahun 2014 sebanyak 1 bidang usaha, mencapai 100% dari target yang ditetapkan tahun 2014 yaitu sebanyak 1 bidang usaha. Adapun bidang usaha tersebut adalah industry/pengolahan kopi Garut 3) Jumlah investor baru Jumlah investor baru pada tahun 2014 sebanyak 47 perusahaan, mencapai 235% dari target tahun 2014 sebanyak 20 perusahaan. Sub sektor perumahan dan ketenaga listrikan berkontribusi paling besar terhadap indikator kinerja jumlah investor baru. Sub sektor perumahan berkontribusi sebesar 60% dan ketenagalistrikan sebesar 17%. 4) Jumlah realisasi investasi Jumlah realisasi investasi pada tahun 2014 sebesar Rp. 837.02 Milyar, mencapai 356% dari target tahun 2014 sebesar Rp. 235 milyar. Sub sektor tanaman pangan/perkebunan dan ketenaga listrikan berkontribusi paling besar terhadap

indikator kinerja jumlah realisasi investasi tahun 2014. Sub sektor tanaman pangan/perkebunan berkontribusi sebesar 14% dan ketenagalistrikan sebesar 43%. 5) Capaian nilai IKM Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat tahun 2014 diperoleh informasi capaian nilai IKM tahun 2014 sebesar 69,95 atau masuk ke dalam kategori kinerja baik, dan mencapai 101% dari target tahun 2014 yaitu sebesar 69,00. 6) Prosentase penyelesaian perizinan Prosentase penyelesaian perizinan (izin yang diterbitkan) pada tahun 2014 sebesar 100% dari total pemohon yang memenuhi persyaratan sesuai SOP sebanyak 11.065 pemohon, mencapai 100% dari target yang ditetapkan tahun 2014 yaitu sebesar 100%. 2. Realisasi Kinerja serta Capaian Kinerja, Tahun 213 dan Beberapa Tahun Sebelumnya Sementara itu, realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2014, tahun 213 dan beberapa tahun sebelumnya disajikan pada table di bawah ini : Tabel 3.2 Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2014, tahun 213 dan beberapa tahun sebelumnya Indikator Kinerja Jumlah fasilitasi kerjasama kemitraan antara besar usaha dengan Usaha Mikro Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) Jumlah informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi 2010 2011 2012 2013 2014 n/a - 1 Kali 1 Kali 1 Kali n/a - 1 Bidang 1 Bidang 1 Bidang Usaha Usaha Usaha

Indikator Kinerja Jumlah investor baru Jumlah realisasi investasi Capaian IKM nilai Prosentase penyelesaian perizinan Realisasi 2010 Realisasi 2011 Realisasi 2012 Realisasi 2013 Realisasi 2014 n/a 15 20 57 47 Investor Investor Investor Investor n/a 481,10 504,79 723,49 837,020 milyar milyar milyar milyar n/a 66,78 67,58 70,40 69,95 n/a 100% 100% 100% 100% Penjelasan a) Jumlah fasilitasi kerjasama kemitraan antara usaha besar dengan UMKMK Jumlah fasilitasi kerjasama kemitraan antara usaha besar dengan UMKMK pada tahun 2014 sebanyak 1 kali. Apabila capaian kinerja tahun 2014 dibandingkan dengan capaian tahun 2013 tidak mengalami penurunan atau pun kenaikan, yaitu tetap hanya dilaksanakan 1 kali. Bahkan jika dibandingkan dengan tahun 2012 pun tetap sama hanya 1 kali. Sementara itu, jika dibandingkan dengan tahun 2011 mengalami peningkatan, yaitu dari tidak dilaksakan menjadi dilaksanakan sebanyak 1 kali. b) Jumlah informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan Jumlah informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan pada tahun 2014 sebanyak 1 bidang usaha. Apabila capaian kinerja tahun 2014 dibandingkan dengan capaian tahun 2013 tidak mengalami penurunan atau pun kenaikan, yaitu tetap hanya 1 bidang usaha. Bahkan jika dibandingkan dengan tahun 2012 pun tetap sama hanya 1 bidang usaha. Sementara itu, jika dibandingkan dengan tahun 2011 mengalami peningkatan, yaitu dari tidak ada menjadi ada, yaitu sebanyak 1 bidang usaha. Adapun informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan tahun 2014 adalah industry/pengolahan kopi, tahun 2013: pakan ternak dan tahun 2012: pasta tomat c) Jumlah investor baru Jumlah investor baru pada tahun 2014 sebanyak 47 investor baru. Apabila capaian kinerja tahun 2014 dibandingkan dengan capaian tahun 2013, capaian tahun 2014

mengalami penurunan sebesar 17,54%. Akan tetapi jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 135%. Bahkan jika dibandingkan dengan tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 213,33%. d) Jumlah realisasi investasi Jumlah realisasi investasi pada tahun 2014 sebesar Rp. 837.02 milyar. Apabila capaian kinerja tahun 2014 dibandingkan dengan capaian tahun 2013, capaian tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 15,69%. Kemudian, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 65,82%. Bahkan jika dibandingkan dengan tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 73,98% e) Capaian nilai IKM Capaian nilai pada tahun 2014 sebesar 69,95. Apabila capaian kinerja tahun 2014 dibandingkan dengan capaian tahun 2013, capaian tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0,64%. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 3,39%. Bahkan jika dibandingkan dengan tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 4,53% f) Prosentase penyelesaian perizinan Prosentase penyelesaian perizinan (perizinan yang diterbitkan) yang memenuhi persyaratan sesuai SOP pada tahun 2014 sebesar 100%. Apabila capaian kinerja tahun 2014 dibandingkan dengan capaian tahun 2013 tidak mengalami penurunan atau pun kenaikan, yaitu tetap 100%. Bahkan jika dibandingkan dengan tahun 2012 dan 2011 pun tetap sama, yaitu 100%. Perbedaannya hanya pada jumlah perizinan yang diterbitkan, dimana tahun 2014 sebanyak 11.065 perizinan, tahun 2013 sebanyak 5.326 perzinan dan tahun 2012 sebanyak 8.266 perizinan. 2. Membandingkan Realisasi Kinerja sampai dengan dengan Target Jangka Menengah Selanjutnya, terkait dengan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2014 dan target akhir renstra BPMPT disajikan dalam tabel di bawah ini : Tabel 3.3 Realisasi kinerja sampai dengan tahun 2014 dan target jangka menengah Indikator Kinerja Realisasi sd 2014 Target Akhir Renstra SKPD

Indikator Kinerja Realisasi sd 2014 Jumlah fasilitasi kerjasama kemitraan antara usaha besar dengan Usaha Mikro Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) Laporan Kinerja (LAPKIN) Target Akhir Renstra SKPD 3 Kali 3 Kali Jumlah informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan 3 Bidang usaha 3 Bidang Usaha Jumlah investor baru 139 Investor baru 85 Investor baru Jumlah realisasi investasi 2.546,40 Trilyun 1.065 Milyar Capaian nilai IKM 69,95 69,00 Prosentase perizinan penyelesaian 100% 100% Penjelasan a) Jumlah fasilitasi kerjasama kemitraan antara usaha besar dengan UMKMK Jumlah fasilitasi kerjasama kemitraan antara usaha besar dengan UMKMK sampai dengan tahun 2014 sebanyak 3 kali, jika dibandingkan dengan target akhir renstra yaitu sebanyak 3 kali, realisasi sampai dengan tahun 2014 telah mencapai 100% b) Jumlah informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan Jumlah informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan sampai dengan tahun 2014 sebanyak 3 bidang usaha, jika dibandingkan dengan target akhir renstra yaitu sebanyak 3 bidang usaha, realisasi sampai dengan tahun 2014 telah mencapai 100% c) Jumlah investor baru

Jumlah investor baru sampai dengan tahun 2014 sebanyak 139 investor baru, jika dibandingkan dengan target akhir renstra yaitu sebanyak 85 investor baru, realisasi sampai dengan tahun 2014 telah mencapai 163,53%. d) Jumlah realisasi investasi Jumlah investor baru sampai dengan tahun 2014 sebanyak 2.546,40 trilyun, jika dibandingkan dengan target akhir renstra yaitu sebanyak 1.065 milyar, realisasi sampai dengan tahun 2014 telah mencapai 239,10%. e) Capaian nilai IKM Capaian nilai pada tahun 2014 sebesar 69,95, jika dibandingkan dengan target akhir renstra yaitu sebesar 69,00 milyar, capaian nilai IKM tahun 2014 mencapai 101%. f) Prosentase penyelesaian perizinan Prosentase penyelesaian perizinan (perizinan yang diterbitkan) yang memenuhi persyaratan sesuai SOP pada tahun 2014 sebesar 100%, telah sesuai dengan target akhir renstra BPMPT yaitu 100% penyelesaian perizinan yang memenuhi persyaratan sesuai SOP. 4. Membandingkan Realisasi Kinerja dengan Standar Nasional Sesuai dengan Peraturan Kepala BKPM Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Penanaman Modal Provinsi dan Kabupaten/Kota dan Peraturan Bupati Nomor 163 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Garut Nomor 472 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Dasar di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut bahwa Indikator SPM dan target SPM tahun 2014 sebagai berikut : Tabel 3.4 SPM Nasional No Jenis Pelayanan/Indikator SPM Target 1. Kebijakan penanaman modal Tersedianya informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan 1 Bidang Usaha 2. Kerjasama penanaman modal

Antara Usaha Mikro Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) 3. Promosi penanaman modal Terselenggaranya promosi peluang penananman modal kabupaten/kota 4. Pelayanan penanaman modal Terselenggaranya pelayanan perizinan dan non perizian bidang penanaman modal melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Bidang Penanaman Modal : Pendaftaran Penanaman Modal Dalam Negeri, Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri, Izin Usaha Penanaman Dalam Negeri, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang bekerja di 1 (satu) Kabupaten/Kota, sesuai kewenangan pemerintah kabupaten/kota. 5. Pengendalian pelaksanaan penanaman modal Terselenggaranya bimbingan pelaksanaan Kegiatan Penanaman Modal kepada masyarakat dunia usaha 6. Pengelolaan data dan sistem informasi penanaman modal Terselenggaranya Sistem Informasi dan Perizinan Informasi dan Perizinan Investasi Ssecara Elektronik (SPIPISE) 7. Penyebarluasan, pendidikan dan pelatihan penanaman modal Terselenggaranya sosialisasi kebijakan penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha. 1 Kali 1 Kali 100% 1 Kali 100% 1 kali Dari 7 indikator SPM tersebut di atas, sebanyak 2 SPM yaitu tersedianya informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan dan Jumlah fasilitasi kerjasama kemitraan antara usaha besar dengan UMKMK dijadikan langsung sebagai indikator kinerja BPMPT. Sementara itu, 5 indikator SPM lainya walaupun tidak menjadi

indikator kinerja secara langsung, akan tetapi indikator tersebut setiap tahunnya selalu dilaksanakan oleh BPMPT. Hal tersebut terlihat dari program/kegiatan yang dilaksanakan. Adapun perbandingan realisasi kinerja BPMPT dengan SPM nasional sebagai berikut : Tabel 3.5 Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dengan SPM nasional No Indikator Kinerja/Indikator SPM Target Nasional Realisasi 1. Jumlah fasilitasi kerjasama kemitraan 1 Kali 1 Kali antara usaha besar dengan Usaha Mikro Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) 2. Tersedianya informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan 1 Bidang Usaha 1 Bidang Usaha Penjelasan 1) Jumlah fasilitasi kerjasama kemitraan antara usaha besar dengan UMKMK Jumlah fasilitasi kerjasama kemitraan antara usaha besar dengan UMKMK pada tahun 2014 dilaksanakan sebanyak 1 kali, mencapai 100% dari target nasional yang ditetapkan tahun 2014 yaitu sebanyak 1 kali 2) Jumlah informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan Jumlah informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan pada tahun 2014 sebanyak 1 bidang usaha, mencapai 100% dari target nasional yang ditetapkan tahun 2014 yaitu sebanyak 1 bidang usaha. Sementara itu, terkait dengan indikator SPM lainya yang tidak dijadikan secara langsung sebagai indikator kinerja BPMPT tetapi dilaksanakan oleh BPMPT disampaikan sebagai berikut : Tabel 3.5

No Laporan Kinerja (LAPKIN) Pelaksanaan Indikator SPM yang tidak menjadi indikator kinerja BPMPT Jenis Pelayanan/Indikator SPM 1. Promosi penanaman modal Terselenggaranya promosi peluang penananman modal kabupaten/kota 2. Pelayanan penanaman modal Terselenggaranya pelayanan perizinan dan non perizian bidang penanaman modal melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Bidang Penanaman Modal : Pendaftaran Penanaman Modal Dalam Negeri, Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri, Izin Usaha Penanaman Dalam Negeri, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang bekerja di 1 (satu) Kabupaten/Kota, sesuai kewenangan pemerintah kabupaten/kota. 3. Pengendalian pelaksanaan penanaman modal Terselenggaranya bimbingan pelaksanaan Kegiatan Penanaman Modal kepada masyarakat dunia usaha 4. Pengelolaan data dan sistem informasi penanaman modal Terselenggaranya Sistem Informasi dan Perizinan Informasi dan Perizinan Investasi Ssecara Elektronik Target Nasional Realisasi 1 Kali 9 Kali 100% 67% 1 Kali 1 Kali 100% -

No Jenis Pelayanan/Indikator SPM (SPIPISE) 5. Penyebarluasan, pendidikan dan pelatihan penanaman modal Terselenggaranya sosialisasi kebijakan penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha. Target Realisasi Nasional 1 kali 2 Kali Penjelasan 1) Terselenggaranya promosi peluang penananman modal kabupaten/kota Indikator terselenggaranya promosi peluang penananman modal kabupaten/kota pada tahun 2014 dilaksanakan sebanyak 9 kali, mencapai 900% dari target nasional yang ditetapkan tahun 2014 yaitu sebanyak 1 kali. Indikator SPM ini mendukung pencapaian indikator kinerja jumlah investor baru. Adapun bentuk kegiatannya dilaksanakan melelalui penyelenggaraan pameran investasi 2) Terselenggaranya pelayanan perizinan dan non perizian bidang penanaman modal melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Bidang Penanaman Modal Indikator terselenggaranya pelayanan perizinan dan non perizian bidang penanaman modal melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Bidang Penanaman Modal sebanyak 6 perizinan (Pendaftaran Penanaman Modal Dalam Negeri, Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri, Izin Usaha Penanaman Dalam Negeri, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang bekerja di 1 (satu) Kabupaten/Kota, sesuai kewenangan pemerintah kabupaten/kota), mencapai 67% dari target nasional yang ditetapkan tahun 2014 yaitu sebanyak 100%. 2 perizinan yaitu Pendaftaran Penanaman Modal Dalam Negeri Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) tidak dilaksanakan. Pendaftaran Penanaman Modal Dalam Negeri tidak dilaksanakan karena berdasarkan dengan Perka BKPMRI Nomor 12 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perka BKPMRI Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Non Perizinan