METODE PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI JALAN Metode yang digunakan dalam menghitung tebal lapis perkerasan adalah Metode Analisa Komponen, dengan menggunakan parameter sesuai dengan buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Departemen PU ( 1987 ), dengan besaran yang diperlukan yaitu : a. Jalur Rencana b.umur Rencana( UR ) c. Indeks Permukaan ( IP ) d.lalu lintas harian rata rata ( LHR ) e. Angka Ekivalen ( E ) f. Lintas Ekivalen Permukaan( LEP ) g.lintas Ekivalen Akhir ( LEA ) h.lintas Ekivalen Tengah ( LET ) i. Lintas Ekivalen Rencana ( LER ) j. Daya Dukung Tanah ( DDT ) dan CBR k. Faktor Regional ( FR ) i. Indeks Tebal Perkerasan ( ITP ) Menetapkan Tebal Lapis Perkerasan a 1 = 0,40 a 2 = 0,14 a 3 = 0,12 D 1 = 5 cm D 2 = 12 cm D 3 =...cm? ITP = a 1 D 1 + a 2 D 2 + a 3 D 3 = (0.40 x 5 ) + ( 0,14 x 12 ) + ( 0,12 x D 3 ) 5,6 = 3,68 + ( 0,12 x D 3 ) D 3 = 5,6 3,68 = 16 cm 0,12 www.salmanisaleh.wordpress.com 1
SUSUNAN LAPIS PERKERASAN RUAS JALAN DENGAN PERHITUNGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISA KOMPONEN 3 cm Lapis Permukaan 12 cm Lapis Pondasi Atas 16 cm Lapis Pondasi Bawah Tanah Dasar Gambar susunan Konstruksi Perkerasan Hasil Perhitungan Berdasarkan tinjauan perhitungan Tebal Lapis perkerasan LPA dan LPB dengan Metode Analisa Komponen pada Ruas Jalan : Tebal Lapis Permukaan Tebal Lapis pondasi Atas ( LPA ) Tebal Lapis Pondasi Bawah ( LPB ) = 5 cm = 12 cm = 16 cm www.salmanisaleh.wordpress.com 2
METODA ANALISA KOMPONEN BINA MARGA Metoda analisa komponen Bina Marga merupakan metoda perencanaan tebal konstruksi perkerasan secara empiris Metoda ini merupakan modifikasi dari metoda AASHTO 1972 yang disesuaikan dengan kondisi jalan diindonesia. Rumus-rumus dasar yang digunakan adalah rumus AASHTO 1972 www.salmanisaleh.wordpress.com 3
Rumus Dasar Log( LER) 9.3log( ITP 2.54) 3.9892 IPo IPt log 4.2 1.5 138072 0.4 ( ITP 2.54) 5.19 log 1 FR 0.371( DDT 3) LER = Lintas Ekivalen Rencana Selama Umur Rencana ITP = Indeks Tebal Perkerasan IPo = Indeks Permukaan Awal IPt = Indeks Permukaan Akhir FR = Faktor Regional DDT = Daya Dukung Tanah Penentuan LER LER = LET x FP LET = ½ (LEP + LEA) FP = UR/10 LEA = LEP (1+r) 2 LEP = LHR i x ESAL i x C i x (1+a) n www.salmanisaleh.wordpress.com 4
Koefisien distribusi Lajur Pedoman Penentuan Jumlah Lajur Jumlah Lajur Kendaraan Ringan * Kendaraan Berat ** 1 arah 2 arah 1 arah 2 arah 1 lajur 1,00 1,00 1,00 1,00 2 lajur 0,60 0,50 0,70 0,50 3 lajur 0,40 0,40 0,50 0,48 4 lajur 0,30 0,45 5 lajur 0,25 0,43 6 lajur 0,20 0,40 * Berat Total < 5 ton ** Berat Total > 5 ton Lebar Perkerasan (L) Jumlah Lajur (m) L< 5,5 m 1 lajur 5,5 m < L < 8,25 m 2 lajur 8,25 m < L < 11,25 m 3 lajur 11,25 m < L < 15,00 m 4 lajur 15,00 m < L < 18,75 m 5 lajur 18,75 m < L < 22,00 m 6 lajur DAYA DUKUNG TANAH Dengan Pendekatan Persamaan DDT ( 4.3 log ( CBR )) 1.7 www.salmanisaleh.wordpress.com 5
Indeks Permukaan IPo IPt Jenis lapis Roughness IPo Permukaan (mm/km) Laston > 4 < 1000 3,9-3,5 > 1000 Lasbutag 3,9-3,5 < 2000 3,4-3,0 > 2000 HRA 3,9-3,5 < 2000 3,4-3,0 > 2000 Burda 3,9-3,5 < 2000 Burtu 3,4-3,0 < 2000 Lapen 3,4-3,0 < 3000 2,9-2,5 > 3000 Latasbum 2,9-2,5 buras 2,9-2,5 Latasir 2,9-2,5 Jalan Tnah < 2,4 Jalan Kerikil < 2,4 LER Klasifikasi Jalan Lokal Kolektor arteri Tol < 10 1,0-1,5 1,5 1,5-2,0 10-100 1,5 1,5-2,0 2,0 100-1000 1,5-2,0 2,0 2,0-2,5 > 1000 2,0-2,5 2,5 2,5 Faktor Regional Curah hujan Iklim I < 900 mm/tahun Iklim II > 900 mm/tahun Kelandaian I (< 6%) Kelandaian II (< 6%-10%) Kelandaian III (> 10%) % Kendaraan Berat % Kendaraan Berat % Kendaraan Berat < 30 % >30 % < 30 % >30 % < 30 % >30 % 0,5 1,0-1,5 1,0 1,5-2,0 1,5 2,0-2,5 1,5 2,0-2,5 2,0 2,5-3,0 2,5 3,0-3,5 www.salmanisaleh.wordpress.com 6
Penentuan Tebal Lapisan Perkerasan ITP = a 1 D 1 +a 2 D 2 +a 3 D 3 +.+a n D n a i D i = Koefisien kekuatan relatif bahan perkerasan = Tebal Lapis perkerasan ITP = Indeks Tebal Perkerasan www.salmanisaleh.wordpress.com 7
Tebal kekuatan relatif bahan Koefisien Kekuatan Relatif a1 a2 a3 MS (kg) Kekuatan Bahan Kt (Kg/cm2) CBR (%) Jenis Bahan 0,40 744 0,35 590 0,32 454 0,30 340 Laston 0,35 744 0,31 590 0,28 454 0,36 340 Asbuton 0,30 340 Hot Rolled Asphalt 0,26 340 Asphalt Macadam 0,25 LAPEN (Mekanik) 0,20 LAPEN ( Manual) 0,28 590 0,26 454 Laston Atas 0,24 340 0,23 LAPEN (Mekanik) 0,19 LAPEN ( Manual) 0,14 0,15 0,15 22 22 0,13 0,13 18 18 Stabilitas tanah dengan semen Syabilitas tanah dengan kapur 100 Pondasi Macadam (kering) 0,12 60 Pondasi Macadam (basah) 0,14 100 Batu Pecah (Kelas A) 0,13 80 Batu Pecah (Kelas B) 0,12 60 Batu Pecah (Kelas C) 0,13 70 Sirtu/pitrun (Kelas A) 0,12 50 Sirtu/pitrun (Kelas B) 0,11 30 Sirtu/pitrun (Kelas C) 0,10 20 Tanah/lempung kepasiran Tebal Minimum Lapisan Perkerasan LAPIS PERMUKAAN ITP Tebal Minimum (cm) <3,00 Lapis Pelindung, Buras, Burtu/Burda Bahan 3,00-6,70 5 LAPEN/Aspal Macadam, HRA, Asbuton, LASTON 6,71-7,49 7,5 LAPEN/Aspal Macadam, HRA, Asbuton, LASTON 7,50-9,99 7,5 Asbuton, LASTON > 10,00 10 LASTON LAPIS PONDASI ITP Tebal Minimum (cm) Bahan < 3,00 15 Batu Pecah, Stabilitas Tanah dengan Semen, Stabilitas Tanah dengan Kapur 3,00-7,49 7,50-9,99 20 Batu Pecah, Stabilitas Tanah dengan Semen, Stabilitas Tanah dengan Kapur 10 LASTON ATAS 20 10,00-12,24 20 > 12,25 25 Batu Pecah, Stabilitas Tanah dengan Semen, Stabilitas Tanah dengan Kapur, Pondasi Macadam 15 LASTON ATAS Batu Pecah, Stabilitas Tanah dengan Semen, Stabilitas Tanah dengan Kapur, Pondasi Macadam, LAPEN, LASTON ATAS Batu Pecah, Stabilitas Tanah dengan Semen, Stabilitas Tanah dengan Kapur, Pondasi Macadam, LAPEN, LASTON ATAS Tebal Lapis Pondasi Bawah Minimal 10 cm (contoh hit perkerasan jalan) www.salmanisaleh.wordpress.com 8