BAB I PENDAHULUAN. adalah penulisan tugas akhir (Iswidharmanjaya, 2006).

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN TINGKAT STRES DALAM MENYUSUN TUGAS AKHIR PADA MAHASISWA STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa karena hasil skripsi menentukan lulus atau tidaknya seorang mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. hasil penelitian yang memenuhi syarat-syarat ilmiah dan digunakan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi (Buku Pedoman Universitas Sumatera Utara, 2010). Mahasiswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990)

Hubungan Antara..., Devita, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. dengan menjadi mahasiswa di suatu perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN PADA TEMAN SEBAYA DENGAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. terhadap adanya tuntutan atau beban. Menurut Griffin dalam Sood (2013)

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif observasional

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

HUBUNGAN STRES DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI DI PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa, pada masa tersebut mahasiswa memiliki tanggung jawab terhadap masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi di bidang kedokteran atau

LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada populasi atau sampel yang diambil adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

BAB I PENDAHULUAN. stress. Seperti kehidupan normal pada umumnya, kehidupan di perguruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat, karena banyakdari kaum laki-laki maupun perempuan, tua

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DOSEN PEMBIMBING DENGAN TINGKAT STRESS DALAM MENULIS SKRIPSI

PENDAHULUAN. Hal ini merupakan pengaruh dari perubahan-perubahan sosial yang serba cepat

BAB I PENDAHULUAN. Sampai pada hari ini masyarakat Indonesia belum terlepas dari krisis

BAB IV ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KECEMASAN MAHASISWA DAN SOLUSINYA. A. Faktor Penyebab Kecemasan Mahasiswa Fakultas Dakwah dan

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. bangsanya melalui pendidikan seperti di negara-negara Jepang, Eropa,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu karya ilmiah yaitu skripsi (Hidayat, 2008).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja ditandai oleh perubahan besar diantaranya kebutuhan

STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN SKRIPSI HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN TINGKAT STRES MAHASISWA SELAMA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi. konsentrasi yang buruk. Sementara itu depresi merupakan gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tuntutan kehidupan (Sunaryo, 2013). Menurut Nasir & Muhith (2011) stres

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai latar belakang, rumusan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB 1 PENDAHULUAN. lahir hingga meninggal secara mandiri. Contoh konkretnya. sendiri melainkan harus ditunjang dan dibantu oleh sang ibu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) NU TUBAN

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Surakarta. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang unik. Remaja bukan lagi anak-anak, namun

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta

1. Bab II Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di masyarakat. Mahasiswa minimal harus menempuh tujuh semester untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada perguruan tinggi mahasiswa tahun pertama harus bersiap menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. 14 (empat belas) semester. Mahasiswa dapat dinyatakan lulus dan mendapat

BAB I PENDAHULUAN. Tugas akhir atau yang sering disebut skripsi merupakan gerbang terakhir yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang sering terjadi pada masa remaja yaitu kasus pengeroyokan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. pergolakan dalam dalam jiwanya untuk mencari jati diri.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Fakultas Psikologi UIN MALIKI Malang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama,

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bergaul dan diterima dengan baik di lingkungan tempat mereka berada. Demikian

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. prasarana, fisik sekolah, kualitas guru, pemutakhiran kurikulum,dan juga tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga menurut Lestari (2012) memiliki banyak fungsi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berlangsung terus-menerus sepanjang kehidupan. Hal demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luas. Fenomena ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Faktor yang mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. pada individu seperti dampak fisik, sosial, intelektual, psikologis dan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Praktik klinik dalam keperawatanadalah kesempatan kepada semua. yang sesungguhnya(emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2003, UN merupakan kegiatan penilaian hasil belajar siswa yang telah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi ( Perguruan tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah orang yang belajar di sekolah tingkat perguruan tinggi untuk mempersiapkan dirinya bagi suatu keahlian tingkat sarjana (Budiman, 2006). Syarat lulus mendapatkan gelar kesarjanaan khususnya untuk gelar S-1 adalah penulisan tugas akhir (Iswidharmanjaya, 2006). Tugas akhir merupakan jenis laporan riset atau sering disebut sebagai laporan penelitian. Sebenarnya laporan penelitian ini memiliki makna yang cukup luas. Ada jenis-jenis laporan penelitian lain selain tugas akhir, yakni tesis, laporan akhir dan penulisan karya ilmiah. Tesis adalah sebutan laporan penelitian untuk program Pasca Sarjana (S-2), Laporan Akhir merupakan sebutan untuk jenjang pendidikan Akademi (D-III), dan Penulisan Karya Ilmiah untuk kalangan pelajar. Namun, pada hakikatnya istilah-istilah itu memiliki definisi yang hampir sama, yakni laporan penelitian (Iswidharmanjaya, 2006). Tugas akhir sering sekali menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian mahasiswa S-1, padahal sebenarnya tugas akhir adalah perwujudan dari segala studi yang telah ditelaah selama mahasiswa S-1 itu kuliah yang diaplikasikan dalam bentuk penelitian (Iswidharmanjaya, 2006). Masalahmasalah yang umum dihadapi oleh mahasiswa dalam menyusun tugas akhir adalah banyaknya mahasiswa yang tidak mempunyai kemampuan dalam tulis menulis, adanya kemampuan akademis yang kurang memadai, 1

2 serta kurang adanya ketertarikan mahasiswa pada penelitian (Slamet, 2003, dalam Gunawan, Hartati dan Listiara, 2006). Satu kendala yang dapat disebut sebagai kendala utama penyelesaian akhir program adalah kesulitan penulisan tugas akhir program dan hal ini sering kali dijadikan salah satu faktor penghambat. Beberapa hambatan dalam kesalahan umum yang sering terjadi di kalangan mahasiswa dalam proses penulisan tugas akhir, terutama pada program S1 adalah kesalahan dalam perumusan studi penelitian, kesalahan dalam penelusuran pustaka, kesalahan dalam proses pengumpulan data penelitian, kesalahan dalam penggunaan instrumen pengukuran standar, kesalahan dalam penerapan alat-alat statistik, kesalahan dalam menyusun rancangan penelitian dan metodologinya, kesalahan dalam teknik pengumpulan data, kesalahan dalam aplikasi metode penelitian (Danim, 2003). Kegagalan dalam penyusunan tugas akhir juga disebabkan oleh adanya kesulitan mahasiswa dalam mencari judul tugas akhir, kesulitan mencari literatur dan bahan bacaan, dana yang terbatas, serta adanya kecemasan dalam menghadapi dosen pembimbing (Riewanto, 2003 dalam Gunawan, Hartati dan Listiara, 2006). Apabila masalah-masalah tersebut menyebabkan adanya tekanan dalam diri mahasiswa maka dapat menyebabkan adanya stres dalam menyusun tugas akhir pada mahasiswa (Gunawan, Hartati dan Listiara, 2006). Banyaknya stresor dan tuntutan yang dihadapi menyebabkan mahasiswa tugas akhir rentan mengalami stres. Hal ini diperkuat oleh penelitian Lubis dan Nurlaila (2010) yang menyatakan bahwa saat ini tingkat stres pelajar dan

3 mahasiswa meningkat lima kali lebih tinggi di bandingkan dengna era depresi besar tahun 1938. Penelitian yang dilakukan oleh Kaufman (2006) mencatat 56% dari 94.806 mahasiswa mengalami stres. Selain itu, Mayoral (2006) melakukan penelitian terhadap 334 responden mahasiswa yang sedang dan tidak sedang tugas akhir. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa mahasiswa yang sedang tugas akhir lebih banyak mengalami stres yaitu sebanyak 46,48% responden. Stres merupakan gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan yang dipengaruhi baik oleh lingkungan ataupun penampilan individu di dalam lingkungan tersebut (Sunaryo, 2004). Stres dalam bahasan sehari-hari merupakan kondisi ketegangan yang kemudian mempengaruhi fisik, mental dan perilaku. Kebanyakan orang menyebut stres untuk menunjuk pada kondisi seseorang tidak mampu mengatasi tuntutan, keinginan, harapan atau tekanan dari sekelilingnya yang berakibat pada fisik, mental maupun perilakunya (Widyarini, 2009). Mahasiswa yang menyusun tugas akhir mengalami stres karena tekanan yang diterima dari dosen, tuntutan dari dirinya sendiri untuk cepat lulus ataupun takut kehabisan waktu studi. Akibat dari stres dapat dikelompokkan ke dalam beberapa hal di antaranya akibat fisik seperti meningkatnya detak jantung, banyak mengeluarkan keringat, mulut terasa kering dan demam. Akibat psikologis yang dialami antara lain cemas, marah, murung, merasa harga diri rendah, kesepian dan mudah gugup (Widyarini, 2009).

4 Tingkatan stres ini dapat diukur dengan menggunakan Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) oleh Lovibond & Lovibond (1995). DASS adalah seperangkat skala subyektif yang dibentuk untuk mengukur status emosional negatif dari depresi, kecemasan dan stres. DASS 42 dibentuk tidak hanya untuk mengukur secara konvensional mengenai status emosional, tetapi untuk proses yang lebih lanjut untuk pemahaman, pengertian dan pengukuran yang berlaku di manapun dari status emosional, secara signifikan biasanya digambarkan sebagai stres. DASS dapat digunakan baik itu oleh kelompok atau individu untuk tujuan penelitian. Psychometric Properties of The Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS) terdiri dari 42 item, yang mencakup 3 sub variabel, yaitu fisik, emosi/psikologis, dan perilaku. Jumlah skor dari pernyataan item tersebut, memiliki makna 0-29 (normal), 30-59 (ringan), 60-89 (sedang), 90-119 (berat), >120 (Sangat berat). Stres tidak dapat dihindari karena senantiasa akan muncul dalam kehidupan. Cara mengelola stres dengan baik di antaranya dengan menghindari, mengalihkan stresor menjadi hal positif dan mitigasi. Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi stres adalah berolah raga, rekreasi dan relaksasi (Widyarini, 2009). Salah satu faktor yang berhubungan dengan stres adalah dukungan sosial yang tersedia bagi individu bila berhadapan dengan stres (Semiun, 2006). Dukungan sosial merupakan dukungan emosional ketika suatu masalah muncul yang berasal dari anggota keluarga, pemberi perawatan kesehatan dan teman. Individu yang mendapat dukungan emosional dan fungsional terbukti

5 lebih sehat dari pada individu yang tidak mendapat dukungan. Hubungan sosial yang bermakna dengan keluarga atau teman terbukti memperbaiki hasil akhir kesehatan dan kesejahteraan pada individu. Unsur esensial dari perbaikan hasil tersebut adalah keluarga atau teman berespon dengan memberi dukungan ketika hal tersebut diminta. Individu harus mampu mengandalkan teman untuk membantu atau mendukung seperti pergi berkunjung atau berbicara lewat telepon. Komponen utama dari dukungan yang memuaskan adalah kemampuan dan keinginan individu untuk meminta dukungan ketika membutuhkan dan kemampuan serta keinginan sistem pendukung untuk merespons (Friedman, Bowden & Jone, 2008). Individu yang memiliki teman akrab mengalami stres lebih ringan bila berhadapan dengan stres. Akan tetapi perlu diperhatikan juga tidak hanya banyak teman yang dimiliki individu yang akan mempengaruhi kemungkinan stres, tetapi yang terpenting adalah kualitas dari hubungan tersebut. Individu yang memperoleh dukungan sosial kecil kemungkinan akan mengalami depresi, tetapi tidak diketahui bagaimana proses dukungan sosial itu melindungi dari kemungkinan stres (Semiun, 2006). Salah satu peran dari teman sebaya yaitu berupa pemberian dukungan sosial. Dukungan sosial dari teman sebaya yaitu dukungan yang diterima dari teman sebaya yang berupa bantuan baik secara verbal maupun non verbal. Remaja dari kelompok teman sebaya menerima umpan balik mengenai kemampuan mereka. Anak-anak sampai remaja menghabiskan semakin banyak waktu dalam interaksi teman sebaya. Pada hari sekolah, terjadi 299 episode bersama teman sebaya dalam tiap hari. Bagi anak, hubungan teman

6 sebaya merupakan bagian yang paling besar dalam kehidupannya (Santrock, 2003). Teman sebaya merupakan sumber status, persahabatan dan rasa saling memiliki yang penting dalam situasi sekolah. Anak di sekolah biasanya menghabiskan waktu bersama-sama paling sedikit selama enam jam setiap harinya. Sistem dukungan sering kali diperlukan untuk bertahan terhadap stres (Santrock, 2003). Penelitian Mulyani (2012), tentang hubungan antara dukungan sosial dengan stres dalam menyelesaikan tugas akhir pada mahasiswa Jurusan Psikologi Binus University dengan menggunakan 25 responden mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah tugas akhir dan di analisis dengan teknik korelasi Spearman. Berdasarkan analisis data yang dilakukan diperoleh koefisien korelasi sebesar -0,266, artinya ada hubungan yang negatif antara dukungan sosial dengan reaksi psikologis terhadap stres mahasiswa Jurusan Psikologi Binus University yang sedang menyelesaikan tugas akhir. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di STIKES Ngudi Waluyo Ungaran pada tanggal 7 Mei 2014 diperoleh data jumlah mahasiswa sebanyak 1.330 orang yang terbagi menjadi 440 orang mahasiswa S1 Keperawatan, 280 orang mahasiswa farmasi, 98 orang mahasiswa PSKM, 98 orang mahasiswa gizi, 133 orang mahasiswa D4, 166 orang mahasiswa D3 dan 60 mahasiswa ners. Diperoleh pula data jumlah mahasiswa S1 keperawatan di STIKES Ngudi Waluyo Ungaran yang menyusun tugas akhir sebanyak 43 orang untuk tahun ajaran 2014. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa STIKES Ngudi Waluyo Ungaran cukup banyak dan jumlah mahasiswa S1 keperawatan yang menyusun tugas akhir cukup banyak.

7 Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stres pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir dapat dibagi atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang berasal dari diri individu yang terdiri atas motivasi/harapan, kondisi fisik dan tipe kepribadian dari mahasiswa itu sendiri dan faktor eksternal yang berasal dari luar individu itu sendiri seperti keluarga, pekerjaan, fasilitas, lingkungan, literatur, biaya, dosen pembimbing, beban SKS yang ada dan faktor-faktor lainnya (Gunawati, 2005). Hasil pengumpulan data terkait dengan variabel yang diteliti dengan menggunakan pertanyaan DASS 42 yang dimodifikasi yaitu menggunakan indikator stres terhadap 9 orang mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir menunjukkan 6 mahasiswa (66,7%) mengalami stres yang ditunjukkan dengan rasa mudah marah karena masalah ringan, cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi dan sulit untuk tenang/panik, di mana 4 mahasiswa (66,7%) mendapat dukungan sosial dari teman yaitu teman memberikan pinjaman buku literatur ketika mengalami kesulitan, memberikan motivasi ketika mengalami patah semangat dan teman selalu siap mendampingi untuk mencari buku literatur dan 2 mahasiswa (33,3%) tidak mendapat dukungan sosial dari teman yaitu teman tidak memberikan pinjaman buku literatur ketika mengalami kesulitan, tidak memberikan motivasi ketika mengalami patah semangat dan teman tidak mau mendampingi untuk mencari buku literatur. Diperoleh pula 3 mahasiswa (33,3%) tidak mengalami stres yang ditunjukkan dengan rasa tidak mudah marah karena hal-hal sepele, cenderung

8 bereaksi santai terhadap suatu situasi dan tetap tenang dalam mengerjakan tugas akhir di mana 1 mahasiswa (33,3%) mendapat dukungan sosial dari teman yaitu teman memberikan pinjaman buku literatur ketika mengalami kesulitan, memberikan motivasi ketika mengalami patah semangat dan teman selalu siap mendampingi untuk mencari buku literatur dan 2 mahasiswa (66,7%) tidak mendapat dukungan sosial dari teman tidak memberikan pinjaman buku literatur ketika mengalami kesulitan, tidak memberikan motivasi ketika mengalami patah semangat dan teman tidak bersedia mendampingi untuk mencari buku literatur. Hal tersebut menunjukkan masih banyak mahasiswa yang mengalami stres ketika menyusun tugas akhir meskipun sudah mendapatkan dukungan sosial dari temannya. Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul, Hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan tingkat stres dalam menyusun tugas akhir pada mahasiswa Stikes Ngudi Waluyo Ungaran. B. Rumusan Masalah Mahasiswa strata satu (S1) pada suatu perguruan tinggi diwajibkan menyusun tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana. Tugas akhir adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan akademis di Perguruan Tinggi. Bagi mahasiswa, tugas akhir merupakan suatu kewajiban yang harus segera diselesaikan jika ingin memperoleh gelar sarjana strata satu. Tidak jarang dalam pembuatan tugas akhir, mahasiswa mengalami stres.

9 Mahasiswa menyelesaikan masa studi di perguruan tinggi tidak hanya tergantung pada motivasi, persiapan akademik, kemampuan dan keterampilan untuk bekerja secara mandiri, tapi juga pada integrasi sosial dan dukungan sosial. Dukungan sosial pada umumnya berasal dari orang-orang signifikan seperti anggota keluarga, rekan kerja, saudara dan tetangga teman dekat. Kelompok teman sebaya merupakan sumber afeksi, simpati, pemahaman, panduan moral, tempat bereksperimen dan setting untuk mendapatkan otonomi serta independensi dari orang tua. Salah satu peran dari teman sebaya yaitu berupa pemberian dukungan sosial. Teman sebaya merupakan sumber status, persahabatan dan rasa saling memiliki yang penting dalam situasi sekolah. Remaja di kampus, biasanya menghabiskan waktu bersamasama paling sedikit selama enam jam setiap harinya. Sistem dukungan sering kali diperlukan untuk bertahan terhadap stres Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan pertanyaan, adakah hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan tingkat stres dalam menyusun tugas akhir pada mahasiswa Stikes Ngudi Waluyo Ungaran?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan tingkat stres dalam menyusun tugas akhir pada mahasiswa Stikes Ngudi Waluyo Ungaran

10 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran dukungan sosial teman sebaya pada mahasiswa Stikes Ngudi Waluyo Ungaran b. Mengetahui gambaran tingkat stres dalam menyusun tugas akhir pada mahasiswa Stikes Ngudi Waluyo Ungaran c. Mengetahui hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan tingkat stres dalam menyusun tugas akhir pada mahasiswa Stikes Ngudi Waluyo Ungaran D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perawat Hasil penelitian ini dapat dipakai oleh tenaga keperawatan untuk mempromosikan usaha menurunkan tingkat stres pada mahasiswa S1 keperawatan yang sedang menyusun tugas akhir di STIKES Ngudi Waluyo Ungaran dengan memanfaatkan dukungan dari teman sebaya. 2. Bagi STIKES Ngudi Waluyo Sebagai bahan pertimbangan atau alternatif dalam upaya menurunkan tingkat stres pada mahasiswa S1 keperawatan yang sedang menyusun tugas akhir di STIKES Ngudi Waluyo Ungaran dengan memanfaatkan dukungan dari teman sebaya. 3. Bagi Responden Hasil penelitian ini bermanfaat bagi usaha menurunkan tingkat stres sehingga mahasiswa dapat menyusun tugas akhir dengan baik

11 4. Bagi Peneliti dan Peneliti Lain Menambah wawasan dan pengalaman penulis khususnya dalam hal penelitian hubungan dukungan sosial teman sebaya terhadap tingkat stres pada mahasiswa serta dapat digunakan sebagai pijakan bagi penelitian selanjutnya. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya Menambah wawasan dan pengalaman penulis khususnya dalam hal penelitian mengenai hubungan dukungan teman sebaya dengan tingkat stres pada mahasiswa.