2 Tinjauan Pustaka. Gambar 2.1 Siklus nitrogen di lingkungan hidrosfer

dokumen-dokumen yang mirip
4 Hasil dan Pembahasan

3 Metodologi Penelitian

4 Hasil dan Pembahasan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

3 Metodologi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

4 Hasil dan Pembahasan

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI KUANTITATIF DNA. Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Ahli Pertama

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

2. ANALISIS PROTEIN. 1. Pendahuluan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Timbal

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

PENENTUAN KADAR BESI DALAM SAMPEL AIR SUMUR SECARA SPEKTROFOTOMETRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yulieyas Wulandari, 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

Pemberian larutan kimia ke dalam contoh air laut.

PENGGOLONGAN & RUANG LINGKUP KIMIA ANALITIK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen.

Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH 3. Biasanya senyawa ini didapati

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN I.1

Laporan Kimia Analitik KI-3121

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan budidaya perikanan (akuakultur) saat ini telah berkembang tetapi

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Laporan Kimia Analitik KI-3121

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

4 Hasil dan Pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011 sampai dengan Maret 2012 di

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Metodologi Penelitian

laporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

Lampiran 1. Prosedur Analisis

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan.

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

PERBANDINGAN METODE POTENSIOMETRI MENGGUNAKAN BIOSENSOR UREA DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UNTUK PENENTUAN UREA

LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT

Analisis Nitrit Analisis Chemical Oxygen Demand (COD) HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Identifikasi Bakteri

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Air Limbah

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI-2221

3 METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

2 Tinjauan Pustaka 2.1 Nitrogen Amonia Nitrogen merupakan nutrien dasar untuk semua bentuk kehidupan, bahkan perubahan yang sangat kecil dari kadar nitrogen yang tersedia di alam dapat mempengaruhi tingkat kehidupan mikroorganisme, tumbuhan dan hewan. 4 Pada air dan air limbah, bentuk-bentuk nitrogen yang sangat menarik perhatian yaitu nitrat, nitrit, amonia, dan nitrogen organik. Semua bentuk nitrogen ini, begitu juga gas nitrogen (N 2 ), dapat dipertukarkan secara biokimia dan merupakan komponen dari siklus nitrogen. 5 Siklus nitrogen di lingkungan hidrosfer dapat diilustrasikan sebagai Gambar 2.1 berikut. Gambar 2.1 Siklus nitrogen di lingkungan hidrosfer Nitrogen organik didefinisikan sebagai nitrogen yang terikat dengan karbon, yang mempunyai bilangan oksidasi negatif tiga. Nitrogen organik dan amonia dapat ditentukan

secara bersama-sama dan disebut sebagai nitrogen kjeldahl. Yang termasuk nitrogen organik antara lain protein dan peptida, asam nukleat dan urea. Konsentrasi nitrogen organik bervariasi dari 100 µg L -1 di beberapa danau hingga lebih dari 20 mg L -1 pada limbah mentah. 5 Total nitrogen teroksidasi merupakan penjumlahan nitrogen nitrat dan nitrit. Nitrat biasanya terdapat dalam skala renik pada permukaan air tetapi dapat mencapai skala yang tinggi pada air tanah. Pada jumlah yang berlebihan, nitrat berkontribusi terhadap penyakit yang dikenal sebagai metemoglobinemia pada bayi. Dengan batas 10 mg nitrat sebagai nitrogen L -1 telah ditetapkan pada air minum untuk mencegah penyakit ini. Nitrat merupakan nutrien yang penting untuk autotrof yang berfotosintesis dan telah dikenal sebagai nutrien pembataspertumbuhan (growth-limiting nutrient). 5 Nitrit merupakan nitrogen dengan bilangan oksidasi di antara nitrat dan nitrogen organik. Nitrit dapat masuk ke dalam sistem persediaan air karena kegunaannya sebagai inhibitor korosi pada industri pemrosesan air. Nitrit merupakan agen etiologik yang sebenarnya dari metemoglobinemia. Asam nitrit, yang dibentuk dari nitrit dalam larutan asam, dapat bereaksi dengan amina sekunder (RR NH) membentuk nitrosamin (RR N-NO), yang diketahui karsinogen. 5 Amonia terbentuk secara alami pada air permukaan dan air limbah. Konsentrasinya rendah pada air tanah karena amonia teradsorbsi ke partikel tanah dan tidak segera dilepaskan dari tanah. Amonia diproduksi dari deaminasi senyawa yang mengandung nitrogen organik dan dari hidrolisis urea. Konsentrasi amonia dalam air bervariasi dari 10 µg nitrogen amonia L -1 pada air permukaan dan air tanah hingga lebih dari 30 mg L -1 pada air limbah. 5 Oleh karena itu, untuk mempermudah pembahasan kita tentang nitrogen, dapat dinyatakan bahwa nitrogen organik ditulis sebagai N organik, nitrogen nitrat sebagai N-NO - 3, nitrogen nitrit sebagai N-NO - 2, dan nitrogen amonia sebagai N-NH 3. 5 Amonia merupakan produk akhir utama dari dekomposisi protein pada ikan dan organisme air lainnya. Sumber utama senyawa nitrogen pada pembudidayaan ikan berasal dari makanan yang mengandung protein. Oleh karena itu, kecepatan penghasilan amonia oleh ikan sebanding dengan kecepatan pemberian makanan untuk ikan. Amonia dieksresikan terutama melalui insang, dan dalam urin dan feces. Amonia juga dihasilkan selama dekomposisi zat organik, seperti sisa makanan, oleh bakteri. 6 Penentuan amonia dalam air dilakukan dengan mengukur ammoniacal nitrogen yaitu penjumlahan NH 3 dan NH + 4. Dalam air, terdapat amonia (tak terionisasi) yang beracun 4

(NH 3 ) dan ion amonium (terionisasi) yang relatif tidak beracun (NH + 4 ). Nitrogen amonia akan berada sepenuhnya sebagai NH + 4 pada ph air yang ada di alam. Bentuk amonia dan ion amonium dapat berubah satu sama lain dengan mudah, dengan perbandingan amonia terhadap amonium yang sangat bergantung pada ph dan suhu. Amonium terdapat paling banyak ketika ph di bawah 8,75, dan amonia terdapat paling banyak ketika ph di atas 9,75. Total amonia nitrogen (TAN) merupakan penjumlahan dari konsentrasi amonium dan amonia. 4 Pada analisis air, kegunaan mengetahui konsentrasi TAN selain untuk memahami biogeokimia nitrogen pada ekosistem air 4,7, juga mempunyai gambaran menyeluruh tentang lingkungan yang merupakan akibat dari aktivitas manusia dan polutan atau mengetahui tingkat eutrofikasi. Selain itu, konsentrasi TAN digunakan sebagai parameter kualitas air. 4 2.2 Toksisitas Nitrogen Amonia Jika pada ikan terdapat amonia secara kronis atau berlangsung lama dengan konsentrasi 0,01 mg L -1, dapat mengakibatkan kelainan pertumbuhan pada ikan seperti kerusakan pada insang dan ginjal, penurunan pertumbuhan, kerentanan terhadap penyakit, gagal berfungsinya otak, dan penurunan dalam kemampuan mengikat oksigen. Sedangkan toksisitas jangka pendek dari amonia dapat mengakibatkan kematian pada ikan atau sindrom akuarium baru, dalam beberapa hari, mulai dari konsentrasi 0,1 mg L -1. 6,8 2.3 Reaksi Berthelot Reaksi pembentukan senyawa indotimol biru, pertama kali dijelaskan oleh Berthelot pada 1859, sudah sangat lazim digunakan untuk penentuan nitrogen amonia secara spektrofotometri. Reaksi Berthelot adalah reaksi amonia dengan hipoklorit yang menghasilkan monokloramin, yang kemudian bereaksi dengan timol, pada suasana basa, menghasilkan indotimol biru. 9 5

Struktur senyawa indotimol biru yang terbentuk seperti terlihat pada Gambar 2.2 berikut. Gambar 2.2 Struktur senyawa indotimol biru Senyawa indotimol biru yang terbentuk mempunyai serapan maksimum di daerah sinar tampak pada panjang gelombang 672 nm dengan intensitas yang cukup baik. Oleh karena itu dapat digunakan sebagai pereaksi untuk analisis nitrogen amonia secara spektrofotometri. 2.4 Metode Analisis untuk Nitrogen Amonia Penentuan amonia, khususnya pada konsentrasi rendah, memerlukan reaksi kimia untuk mengubah analit menjadi senyawa turunannya sehingga dapat dianalisis secara kolorimetri. 7 Dua metode kolorimetri yang sesuai untuk analisis air yaitu metode Nessler dan fenat. Kedua metode ini akan dijelaskan kemudian. Reaksi menggunakan reagen tipe indofenol (metode fenat) merupakan cara yang masih banyak digunakan. 7 2.4.1 Metode Nessler Pada tahun 1856 J. Nessler pertama kali mengusulkan larutan basa merkuri (II) iodida dalam kalium iodida (K 2 HgI 4 ) sebagai pereaksi untuk penentuan amonia secara kolorimetri. 10,11 Sejak itu, berbagai modifikasi dari reagen yang digunakan telah dilakukan. Ketika pereaksi Nessler direaksikan dengan larutan amonium, amonia bereaksi dengan pereaksi tetapi tidak seketika membentuk hasil yang berwarna jingga-coklat, tetapi terflokulasi dengan lama. Hasil yang berwarna jingga-coklat ini mempunyai rumus NH 2 Hg 2 I 3 (Nichols dan Willets, 1934). 11 Akan tetapi metode ini mempunyai kelemahan di antaranya menggunakan logam berat sebagai pereaksi dan hanya bereaksi dengan amonium (NH + 4 ). 2.4.2 Metode Fenat Pembentukan warna dari reaksi amonia dengan fenol dan hipoklorit, pertama kali dijelaskan oleh Berthelot pada 1859, merupakan dasar dari metode indofenol. Metode ini telah diteliti 6

lebih luas, dan berbagai modifikasi dari prosedur ini telah diusulkan. Russell menggunakan ion mangan (II) untuk mempercepat reaksi, sedangkan peneliti lain menggunakan natrium nitroprusida sebagai katalis. Akan tetapi, ada juga beberapa metode indofenol yang tidak menggunakan katalis. Pada beberapa prosedur, kloramin-t digunakan menggantikan hipoklorit. Timol telah digunakan sebagai pengganti fenol. 10 Weatherburn, setelah meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kebolehulangan warna indofenol, menganjurkan penggunaan pereaksi fenol, natrium nitroprusida dan hipoklorit seperti yang dahulu digunakan oleh Chaney dan Marbach. 2.4.3 Metode Indotimol Pada metode indotimol digunakan timol sebagai pengganti fenol, natrium nitroprusida sebagai katalis dan hipoklorit. Pengukuran serapan indotimol biru dilakukan pada panjang gelombang 672 nm. Selain metode spektrofotometri yang telah disebutkan di atas, nitrogen amonia dapat juga dianalisis dengan metode kromatografi penukar ion atau dengan metode elektrometri menggunakan elektroda selektif ion. 2.5 Prakonsentrasi menggunakan silika-c 18 Prakonsentrasi merupakan suatu teknik untuk memekatkan analit sehingga konsentrasinya naik agar dapat diukur secara kuantitatif oleh alat ukur. Ekstraksi fasa-padat merupakan teknik prakonsentrasi yang memiliki kelebihan dibandingkan ekstraksi cair-cair, seperti penggunaan pelarut yang lebih sedikit, waktu ekstraksi untuk preparasi analit yang lebih cepat dan potensial untuk otomatisasi. 12,13 Silika-C 18 adalah salah satu jenis material yang dapat digunakan pada teknik ekstraksi fasapadat. Silika-C 18 bersifat nonpolar (fasa terbalik), berbentuk butiran halus berwarna putih, dengan ukuran pori 60 Ǻ dan stabil pada kebanyakan pelarut organik. Silika-C 18 tidak menunjukkan gejala pengembangan ataupun penyusutan. 12 Unsur renik dapat tertahan pada silika-c 18 melalui interaksi van der Waals. 13 7

Struktur silika-c 18 dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut ini. Gambar 2.3 Struktur silika-c 18 Ketika silika-c 18 yang bersifat hidrofobik digunakan, reagen pasangan ion direaksikan ke larutan analit, yang bersifat ionik, terlebih dahulu. Reagen pasangan ion ini memiliki bagian hidrofobik dan bagian ionik. Bagian hidrofobik dari reagen pasangan ion akan berinteraksi dengan silika-c 18 yang hidrofobik, sedangkan bagian ionik dari reagen pasangan ion akan membentuk pasangan ion dengan analit. 13 2.6 Analisis Injeksi Alir (Flow Injection Analysis / FIA) Analisis injeksi alir (Flow Injection Analysis) merupakan metode analitik berdasarkan penginjeksian sampel ke suatu aliran yang tidak bersegmen. Aliran tersebut menuju ke suatu detektor atau sensor untuk direkam sebagai sinyal analitik yang kontinu. 14 Analisis injeksi alir merupakan metode yang ideal untuk otomatisasi analisis sampel dalam bentuk larutan. Teknik prakonsentrasi yang dikombinasikan dengan metode FIA memiliki keunggulan dibandingkan dengan proses prakonsentrasi biasa. Teknik prakonsentrasi yang dikombinasikan dengan metode FIA berlangsung dalam saluran dan reaktor tertutup sehingga dapat menghindari proses analisis dari kesalahan yang mungkin terjadi akibat pergantian alat, ataupun kontaminasi. Selain itu, pengukuran dengan sistem FIA memerlukan jumlah analit dan reagen yang lebih sedikit, dan menghasilkan presisi yang lebih baik dibandingkan dengan metode analisis biasa. 14 Gambar 2.4 memperlihatkan rangkaian sistem FIA yang digunakan. Sampel/eluen Pompa Minikolom Carrier Katup Detektor Gambar 2.4 Rangkaian sistem FIA 8

Pompa peristaltik dalam sistem FIA digunakan untuk mendorong cairan (sampel, reagen maupun carrier) melalui pipa penyalur menuju pipa pencampur, dengan kecepatan alir yang stabil. Kecepatan alir dari pompa dapat diatur dan divariasikan. Sistem katup 8 jalur digunakan untuk memasukkan sampel maupun eluen dengan volume tertentu ke dalam aliran carrier. Sistem katup ini digunakan untuk mencegah adanya faktor pengganggu dalam sistem zona sampel seperti udara yang kadang-kadang dapat memberikan sinyal pada rekorder. Jenis detektor yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik analit. Pengukuran analit yang memiliki serapan di daerah sinar tampak atau UV dapat menggunakan detektor berupa spektrofotometer UV-Vis. Instrumentasi lain dapat dipergunakan sebagai detektor, disesuaikan dengan kebutuhan, ketersediaan alat, dan tentunya tujuan analisis. Detektor dapat pula dikombinasikan dengan rekorder sehingga sinyal yang dihasilkan instrumen dapat direkam secara digital. 2.7 Kinerja Analitik Untuk mengevaluasi layak tidaknya suatu metode analisis, beberapa besaran kinerja seperti presisi, linieritas, kepekaan dan limit deteksi harus memberikan nilai yang memenuhi persyaratan tertentu. 2.7.1 Presisi Presisi menggambarkan kebolehulangan dari pengukuran, yaitu kedekatan antara nilai data yang satu dengan nilai data yang lain, yang diperoleh dengan kondisi pengukuran yang sama. Presisi pengukuran dapat ditentukan dengan melakukan pengukuran berulang. Presisi biasanya dinyatakan sebagai standar deviasi, atau koefisien variansi. 12 2.7.2 Linieritas Linieritas pengukuran suatu metode analitik adalah kemampuan untuk memberikan transformasi matematika yang bagus dan proporsional antara konsentrasi analit dalam sampel dengan daerah konsentrasi yang diberikan. Biasanya linieritas dievaluasi secara grafik, yaitu dengan plot antara tinggi puncak atau luas puncak analit sebagai fungsi dari konsentrasi analit, yang biasa disebut kurva kalibrasi. 12 Rentang dinamik pengukuran diperoleh dari daerah linier pengukuran. Semakin besar nilai rentang dinamik pengukuran maka menandakan kinerja analitiknya semakin bagus. 9

2.7.3 Kepekaan Besaran ini menunjukkan seberapa besar konsentrasi analit harus diubah agar diperoleh perubahan sinyal analitik yang kuantitatif. 2.7.4 Limit deteksi Limit deteksi dapat diartikan konsentrasi minimum analit yang masih terdeteksi secara kuantitatif oleh alat ukur. 12 Limit deteksi dapat dihitung melalui perbandingan sinyal analit (S) terhadap sinyal blanko (N). Nilai S/N = 3 umumnya dipakai sebagai patokan besaran limit deteksi. Nilai sinyal blanko merupakan nilai rata-rata dari pengukuran berulang blanko sebanyak minimal 10 kali. 10