BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melaksanakan pembangunan nasional merupakan tugas pemerintah yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. City walk adalah trotoar untuk pejalan kaki yang didesain unik dan menarik

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Rekreasi Area Car Free Day Solo (Penekanan pada Aktivitas Kuliner)

BAB I PENDAHULUAN. :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. -pengembangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peran city walk sebagai faktor pendukung perkembangan pariwisata kota Solo

IV. KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. memaksa untuk keperluan negara yang diatur oleh undang-undang.

BAB V PEMBAHASAN. Kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kota baik dari skala mikro maupun makro (Dwihatmojo)

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN dan ARAHAN PENATAAN

PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT YANG BERAKTIVITAS DI KOTA LAMA SEMARANG DAN SEKITARNYA TERHADAP CITY WALK DI JALAN MERAK SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini menghasilkan informasi komprehensif terkait pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. otoriter juga dipicu oleh masalah ekonomi dan adanya perubahan sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian dan untuk

1.4. Tujuan dan Sasaran Tujuan Tujuan merancang dan menata penggal Jalan Garuda Mas dengan menerapkan konsep city walk.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintahan Daerah, pada Pasal 1 ayat (5) disebutkan bahwa otonomi

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih tinggi. Seperti yang dituangkan dalam GBHN (Tap. MPR No. IV/MPR/1999), pembangunan nasional merupakan usaha

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Pariwisata juga merupakan suatu komponen dari pola

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

EVALUASI PERSEPSI PEJALAN KAKI DAN PEDAGANG KAKILIMA TERHADAP FUNGSI FASILITAS CITY WALK ( STUDI KASUS JL. SLAMET RIYADI SURAKARTA JAWA TENGAH )

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi

BAB III GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. adapun obyek dalam penelitin ini adalah jalur sepeda tahap-1 di Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU


BAB III DESKRIPSI PROYEK

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Inspektorat Kabupaten Bantul. PELAYANAN UMUM. PRASARANA. Hari. Kawasan. Bebas Kendaraan Bermotor.

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

I. PENDAHULUAN. Transportasi juga diharapkan memiliki fungsi untuk memindahkan obyek sampai tujuan dengan

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kota Tual 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan tanah dan atau air (Peraturan Pemeritah Nomor 34 Tahun 2006).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan ditunjukan dengan adanya peningkatan jumlah pemakaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang terkait dengan Efektivitas Pelaksanaan Program City

Pembinaan Usaha Kesehatan yang Bersumberdaya Manusia (UBKM) Pengawasan pelayanan Puskesmas

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas dan daya tariknya kemudian berangsur-angsur akan berubah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. masyarakat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. llaporan Tugas Akhir Perancangan Kembali Terminal Patria

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Besar Kunjungan Wisatawan di Kota Yogyakarta JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Purwokerto merupakan sebuah kota berkembang dibagian barat daya

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENATAAN KORIDOR JALAN PASAR BARU JAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 1999 SERI D NO. 7

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau masyarakat suatu bangsa, dalam berbagai kegiatan

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. mengembangkan otonomi daerah kepada pemerintah daerah.

BAB III IMPLEMENTASI TENTANG LARANGAN MENGALIHFUNGSIKAN TROTOAR DAN SUNGAI YANG AKTIF UNTUK TEMPAT BERDAGANG PADA PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011

2015 STASIUN TRANSIT MONORELBERBASIS SISTEMTRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, kawasan industri, jaringan transportasi, serta sarana dan prasarana

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

selatan Ringroad dan sebagian Sleman yang berada di sebelah utara Ringroad. Meskipun demikian, kondisi wilayah perkotaan yang berada di dalam jalan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan melalui observasi langsung, wawancara kepada

minimal 1 (satu) kali, sedangkan pada tahun 2013 tidak dilaksanakan pameran/ekspo.

KONTRIBUSI REALISASI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. hijau untuk berekreasi dan tempat bermain anak-anak sekaligus tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mengatur dan mengelola sumber daya produktif, serta melayani,

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan budaya dengan sendirinya juga mempunyai warna

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya

Urban Space, Mall, dan City Walk Ruang Hijau Kota (Ruhiko) atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pembangunan di suatu daerah diciptakan untuk membangun masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab I : Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan nasional dalam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melaksanakan pembangunan nasional merupakan tugas pemerintah yang dibagi menjadi dua yaitu tugas pembangunan dan tugas umum pemerintah. Tugas pembangunan merupakan tugas pemerintah untuk menyelenggarakan pembangunan yang meliputi penyusunan rencana, pemograman, pelaksanaan dan pengawasan, pembangunan untuk melaksanakan tujuan pembangunan nasional. Sedangkan tugas umum pemerintah merupakan kegiatan yang secara rutin dilakukan oleh pemerintah dalam rangka pemberian pengayoman dan pelayanan terhadap masyarakat. Tugas pembangunan pemerintah dalam menyelenggarakan pembangunan yang meliputi penyusunan rencana, pemograman, pelaksanaan dan pengawasan, serta pembangunan untuk melaksanakan tujuan pembangunan nasional. Adapun tujuan pembangunan yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur secara merata baik materiil maupun secara spiritual, dimana pembangunan pemerintah merupakan pembangunan masyarakat seutuhnya. Untuk memperlancar pembangunan tersebut, pemerintah pusat menyerahkan sebagian kewenangan pemerintahannya kepada pemerintahan daerah atau daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem negara kesatuan Republik Indonesia (asas desentralisasi) yang diatur sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

2 Kota Surakarta seperti halnya kota-kota lain mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya sendiri termasuk dalam pembangunan nasional. Seiring dengan pembangunan nasional juga harus diimbangi dengan penataan tata ruang kota yang baik serta melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap pertumbuhan dan perkembangan kota agar tercipta lingkungan yang bersih dan rapi. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 8 Tahun 1993 tentang RUTRK Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Tahun 1993 2013; yang dimaksudkan dapat menjadi pedoman bagi semua kegiatan pemanfaatan ruang secara optimal, serasi, seimbang, terpadu, tertib, lestari dan berkelanjutan, serta sejalan kondisi lingkungan global. Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Kota Surakarta yang bertanggung jawab dalam penataan ruang kota, dalam menjalankan tugasnya mempunyai misi yang diantaranya ingin mewujudkan kota Solo sebagai eco-culture city. Ecoculture city merupakan Program Pemerintah Kota dalam memperbaiki kualitas lingkungan fisik perkotaan yang bertujuan mewujudkan kota yang ramah lingkungan yaitu dengan peningkatan Luasan Ruang Terbuka Hijau, pemanfaatan ruang yang ramah lingkungan, dan perumusan konsep bangunan yang ramah lingkungan. Untuk mewujudkan eco culture city Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Kota Surakarta melalui priotas program-program diantaranya Penataan Koridor, Ruang Terbuka Hijau (open space), Bantaran Sungai, Heritage, dan Penataan PKL (Pedagang Kreatif Lapangan).

3 Penelitian ini lebih terfokus ke program penataan koridor yang dimaksud yaitu program City Walk di kota Surakarta. Program City Walk adalah pengalihan fungsi jalur lambat sisi selatan Jl. Slamet Riyadi menjadi pedestrian atau kawasan pejalan kaki. Program City Walk di kota Surakarta merupakan program pemerintah kota Surakarta yang dilandasi pemikiran untuk mengangkat potensi kota Surakarta dan memperindah tata ruang kota Surakarta. Pada dasarnya City Walk di kota Surakarta fungsi utamanya adalah untuk memfasilitasi pejalan kaki, meningkatkan peluang usaha, memperindah kota dan untuk mengurangi mobilitas kendaraan pribadi yang semakin hari semakin padat. Program pembangunan City Walk diresmikan pada tahun 2007. Adapun segmen yang dikembangkan di kawasan City Walk Surakarta yaitu 1. Purwosari - Brengosan ditata sebagai wisata belanja dan kuliner 2. Brengosan - Gendengan difokuskan pada wisata kuliner 3. Sriwerdari- Ngapeman ditata sebagai wisata belanja dan budaya 4. Ngapema - Gladak ditata sebagai wisata dan budaya Semua segmen ini berada di sisi selatan Jalan Slamet Riyadi. Penelitian ini juga terfokus pada City Walk di sepanjang jalan Slamet Riyadi. Jalan Selamet Riyadi di pilih karena sebagai urat nadi kota Surakarta, gerbang utama menuju obyek wisata, dan aksesibilitasnya yang mudah. Jalur City Walk sepanjang jalan Selamet Riyadi di lengkapi berbagai fasilitas-fasilitas untuk para pejalan kaki pengguna City Walk. Fasilitas yang telah disediakan diantaranya taman-taman kota, tempat duduk, wisata kuliner

4 (penjual makanan), Hotspot area, adanya jalur kereta uap Sepur Klutuk Jaladara berada disamping jalur City Walk yang menambah keunikan, dan bangunan-bangunan heritage yang berada di jalur City Walk yang beberapa masih tegak berdiri dan dapat dijumpai pusat perbelanjaan modern yang diharapkan dapat mendatangkan wisatawan dan menjadi destinasi favorit bagi traveler. (http://dishubkominfo.surakarta.go.id/kegiatan/city-walk) City Walk memiliki peranan besar bagi manusia sebagai mahkluk sosial. Di jalan, masyarakat dapat untuk melihat manusia lain dalam berinteraksi. Selain itu adapun manfaat City Walk di Kota Surakarta antara lain : 1. City Walk dapat menumbuhkan aktivitas yang sehat, sehingga mengurangi kerawanan kriminalias. 2. City Walk dapat merangsang berbagai kegiatan ekonomi, sehingga dapat mendukung perkembangan kawasan bisnis yang menarik. 3. Sangat menguntukan sebagai ajang promosi, pameran dan kampanye. 4. Jalur City Walk merupakan daerah yang menarik untuk kegiatan sosial, berekreasi dll. 5. City Walk mampu menghadirkan suasana dan lingkungan yang spesifik, unik dan dinamis dilingkungan pusat kota. 6. City Walk berdampak positif terhadap upaya penurunan tingkat pencemaran udara kota dan suara. (dalam Prastiwi Ari Yuniarti 2008: 23) Terlepas dari manfaat dan peran program pembangunan City Walk tidak dipungkiri masyarakat di kota Surakarta belum memaksimalkan fungsi dari City Walk tersebut. City walk selama ini tak ubahnya jalur lambat sebelumnya, ini ditandai dengan kurang ditata dan kurang terawatnya pendestrian atau ruang pejalan kaki, perubahan fungsi taman hijau yang biasanya digunakan untuk aktivitas PKL, dijadikan lahan parkir oleh mobil maupun roda dua (Banyak mobil dan motor yang berjejer di kawasan City

5 Walk yang seharusnya terlarang tapi pelanggaran tetap saja marak disepanjang City Walk tersebut, walaupun adanya ancaman pengembokkan yang sayangnya tidak terealisasi). Sehingga saat ini banyak kualitas ruang kota yang semakin menurun dan masih jauh dari standart minimum dari sebuah kota yang nyaman.(www.joglosemar.com) Kurang pemanfaatan peran serta manfaat City Walk secara maksimal dapat dilihat lebih jelasnya dari gambar berikut : Gambar 1.1 Gambar 1.2 Sumber : Joglosemar.com Berdasarkan gambar I.1 dan I.2 dapat dilihat bahwa City Walk saat ini masih terdapat masyarakat yang memparkirkan kendaraann pribadinya seperti mobil dan motor di sepanjang City Walk padahal sudah terdapat peraturan dilarang parkir disepanjang jalan City Walk tersebut, dan masih banyaknya para pengendara mobil dan motor yang melewati city walk yang mengganggu kenyaman dan keamanan para pengguna city walk. Seharusnya jalur City Walk terbebas dari kendaraan agar para pengguna merasa nyaman dan aman.

6 Hal ini menandakan bahwa pelaksanaan program City Walk tidak berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, karena jalur City Walk kurang terawat dan pemeliharaan yang tidak diperhatikan oleh pemerintah, misal saja lahan taman City Walk yang digunakan sebagai lahan parkir, banyaknya PKL yang tidak tertib dan malah terkesan mengganggu keindahan kota Surakarta. Menurunnya minat masyarakat kota Surakarta yang jarang bejalan kaki sehingga dapat dikatakan kurangnya pemanfaatan jalur City Walk. Keadaan ini dapat melihat tingkat efektivitas pelaksanaan program pembangunan City Walk tersebut yaitu dilihat dengan adanya kurangnya sistem pemeliharaan dan sikap pelaksana dalam pelaksanaan program pembangunan City Walk. Padahal Pemerintah Kota Surakarta berencana untuk menambah pembangunan jalur City Walk di Surakarta bagian selatan, sedangkan pelaksanaan program City Walk yang saat ini pelaksanaannya belum berjalan secara maksimal. Belum tercapainya pelaksanaan program City Walk secara maksimal dan kurangnya perawatan serta sistem pemeliharaan jalur City Walk oleh pemerintahan kota Surakarta khusunya Dinas Tata Ruang Kota Surakarta. Untuk itu dalam penelitian ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM CITY WALK DI KOTA SURAKARTA

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Efektivitas Pelaksanaan Program City Walk di Kota Surakarta? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Efektivitas Pelaksanaan Program City Walk di Kota Surakarta? C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Tujuan operasional Untuk mengetahui Efektivitas Pelaksanaan Program City Walk di Kota Surakarta dan Faktor-Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Efektivitas Pelaksanaan Program City Walk di Kota Surakarta 2. Tujuan fungsional Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan bahan inspirasi atau informasi bagi penelitian ilmiah berikutnya 3. Tujuan individual Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana (S-1) pada program studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret.

8 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain : 1. Sebagai bahan pertimbangan bagi Dinas Tata Ruang Kota Surakarta dalam melihat Efektivitas Pelaksanaan Program City Walk di Kota Surakarta. 2. Untuk mengasah kemampuan penulis dalam merespon suatu masalah, pengumpulan data dan informasi kemudian menganalisis secara ilmiah. 3. Dalam kajian teoritis diharapkan bisa menjadi acuan identifikai variabel-variabel yang telah diteliti, dan memberikan peluang bagi penelitian lebih lanjut.