KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 MALANG TAHUN AJARAN 2012/2013

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TEKS PIDATO KARANGAN SISWA KELAS X SMA LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KUALITAS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM ABSTRAK SKRIPSI MAHASISWA JURUSAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG TAHUN

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kencong dengan Strategi ATDRAP

POLA GAYA BAHASA DALAM TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA MAARIF LAWANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Dianti Setia Dharma 1 Sumadi 2 Titik Harsiati 3

Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat

KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS BERDASARKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 PADANG ARTIKEL ILMIAH

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI: DIII MANAJEMEN INFORMATIKA Semester : 4

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POSTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI... FAKULTAS... UNIVERSITAS SEBELAS MARET

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 PADANG BERBANTUAN MEDIA AUDIO DENGAN TEKNIK KERANGKA TULISAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA PENELITIAN MINI MAHASISWA

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG SEMESTER GASAL 2013/2014

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

PARAGRAPH WRITING SKILLS ARGUMENTS CLASS X SMAN 1 KANDIS DISTRICT SIAK

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA

BAB III PROSEDUR TINDAKAN. Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif murni atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kemampuan Menggunakan Kalimat Efektif Mahasiswa Jurusan Pendidikan. Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah STKIP PGRI Banjarmasin

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF SISWA SMA KELAS X DI KECAMATAN SUBAH KABUPATEN SAMBAS ARTIKEL PENELITIAN OLEH SUROTIM NIM F

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS WACANA NARASI SISWA KELAS XI TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK BINA BANGSA DAMPIT DENGAN STRATEGI CONTOH DAN NONCONTOH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 SISTEM KOMPUTER Semester : 5

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN 2017/2018. Oleh. Azura. Drs. Syamsul Arif, M.Pd.

EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS XII SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO. Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan

KEMAMPUAN MENULIS SURAT LAMARAN PEKERJAAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 13 PADANG JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi, gesture, atau tanda-tanda yang

KEMAMPUAN PENGGUNAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN SISWA KELAS VIII SMP N 20 PADANG DALAM MENULIS SURAT DINAS E JURNAL ILMIAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

KETERAMPILAN BERPIDATO SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL ILMIAH YULINDA RAHMI NPM

KEMAHIRAN MENULIS PETUNJUK DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (1-13)

BAB I PENDAHULUAN. studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa

PENGARUH MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA SMA

KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN/RESENSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH. Oleh

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI CERITA YANG PERNAH DIBACA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 01 TUREN DENGAN MEDIA KOMIK

KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM TULISAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 3 KOTA SOLOK

Ilmu Komunikasi Sistem Komunikasi

KEMAMPUAN MENYUSUN TEKS EKSPOSISI PADA SISWA KELAS VIIᴬ SMP NEGERI 3 PAGUYAMAN, KECAMATAN PAGUYAMAN, KABUPATEN BOALEMO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PIDATO PERSUASIF MELALUI PEMAHAMAN CAN DO

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BINTAN TAHUN AJARAN 2012/2013

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 LENGAYANG DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS ARTIKEL ILMIAH

Jurnal Pendidikan, Pengajaran Bahasa dan Sastra ONOMA PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

ABILITY TO WRITE THE ESSAY DESCRIPTION CLASS X SMAN 2 SINGINGI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

ARTIKEL E-JOURNAL TUTUT SAPUTRI NIM Oleh

BAHASA PERTAMA SISWA SMAN TITIAN TERAS HAS DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN KEMAMPUAN BERCERITASISWA KELAS VII SMP N 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI

KEMAMPUAN MENULIS SURAT IZIN SISWA KELAS VII SMP PERTI PADANG JURNAL

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM

Abstract. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

KESESUAIAN ISI DAN BAHASA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VIII TERBITAN KEMDIKBUD. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMK TAMAN SISWA TELUK BETUNG. Oleh

Kata menduduki posisi yang sangat penting, dalam keterampilan berbahasa. Hal ini didukung oleh pendapat Keraf (2003:10) yang menyatakan bahwa,

KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIPERDENGARKAN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS VII SMP N 1 SITIUNG KABUPATEN DHARMASRAYA

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASADALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMK NEGERI REMBANG KABUPATEN PASURUAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Maret 2014 THE ABILITY TO CHANGE ACTIVE SENTENCE INTO PASSIVE SENTENCE STUDENT CLASS X MA GISTING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COMPLETE

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : TATA TULIS DAN KOMUNIKASI ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT EFEKTIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU

KEMAMPUAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO SKRIPSI OLEH : HAYATUL BESTI A1B109029

JENIS KALIMAT DAN VARIASI DIKSI DALAM KARTU UCAPAN ULANG TAHUN

Transkripsi:

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 MALANG TAHUN AJARAN 2012/2013 Bayu Gusti Antri Hariyono 1 Sumadi 2 Moch. Syahri 3 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email: bayu_gustian@yahoo.co.id ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan menulis teks pidato siswa dari aspek isi dan kebahasaan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penugasan menulis teks pidato. Kegiatan analisis data dimulai dari tahap persiapan, tabulasi, dan penilaian. Hasil penelitian ini meliputi (1) siswa mampu menulis teks pidato berdasarkan aspek kelengkapan struktur teks pidato, (2) siswa belum mampu menulis teks pidato berdasarkan aspek ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca, (3) siswa mampu menulis teks pidato berdasarkan aspek ketepatan diksi, (4) siswa belum mampu menulis teks pidato berdasarkan aspek keefektifan kalimat, dan (5) siswa belum mampu menulis teks pidato secara utuh. Kata Kunci: kemampuan menulis, teks pidato, pembelajaran menulis ABSTRACT: The purpose of research is to describe student writing speech text ability from content and language aspect. This research use quantitative phenomenological. Aggregation data technique of research is giving an assignment to write speech text. The analysis data began from preparations, tabulation, and assessment. The result of this research is (1) student be able to write speech text based on structure of speech text comprehensive, (2) student unable to write speech text based on spelling and punctuation accuration aspect, (3) student be able to write speech text based on diction accuration aspect, (4) student unable to write speech text based on effectively sentence aspect, (5) student unable to write speech text completely. Key Word: writing ability, speech text, writing lesson Keterampilan berbicara penting untuk dikuasai. Hal itu disebabkan oleh keterampilan berbicara digunakan sebagai media interaksi dengan manusia yang lain. Selain itu, dengan menguasai teknik berbicara, akan mempertinggi kepercayaan terhadap diri (Hendrikus, 1991:20). Salah satu ragam berbicara adalah pidato. Siregar (1990:3) menyatakan bahwa pidato merupakan salah satu alat komunikasi yang penting. Pidato dapat digunakan untuk menginformasikan, memengaruhi, bahkan meyakinkan orang lain. Sebelum berpidato, hal yang terlebih dahulu dilakukan adalah membuat teks pidato. Tujuannya adalah agar ide atau gagasan yang ingin disampaikan dapat lebih runtut dan kompleks. Hal itu sesuai dengan pernyataan Arsjad dan Mukti (1991:56) bahwa penyampaian informasi atau pengetahuan selayaknya 1 Bayu Gusti Antri Hariyono adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM), Malang. Artikel ini diangkat dari skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 2013. 2 Sumadi adalah dosen Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang (UM). 3 Moch. Syahri adalah dosen Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang (UM). 1

dipersiapkan lebih dulu dengan sebaik-baiknya agar uraiannya dapat lebih teratur, bahasanya lebih jelas, dan dapat dipikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul dalam pelaksanaan pidato. Teks pidato memiliki karakteristik yang berbeda dengan tulisan lain. Hendrikus (1991:63) membagi skema teks pidato menjadi tiga bagian, yakni bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup. Sementara itu, Siregar (1990:55) membagi sistematika teks pidato menjadi enam, meliputi salam pembukaan, pendahuluan, materi (isi) pidato, kesimpulan, himbauan, dan penutup. Sebagai bahasa tulis, teks pidato harus memperhatikan aspek kebahasaan. Aspek kebahasaan yang dimaksud meliputi pengunaan ejaan dan tanda baca, pilihan kata/diksi, dan keefektifan kalimat. Tujuannya adalah untuk memperlancar komunikasi bahasa tulis. Hal itu disebabkan oleh bahasa tulis berbeda dengan bahasa lisan. Bahasa lisan mudah dipahami karena memiliki unsur-unsur nonkebahasaan (mimik dan gestur) yang memperlancar tercapainya tujuan komunikasi (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan, 1988:180). Arifin dan Tasai (2000:170) menyatakan bahwa ejaan adalah keseluruhan peratuan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis ditunjang dengan penerapan aturan ejaan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Arifin dan Tasai (2000:173) menyebutkan ada lima hal yang dibicarakan dalam EYD, yakni (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca. Arifin dan Tasai (2000:25) menyatakan bahwa diksi ialah pilihan kata. Hal itu berkaitan dengan pendapat Widjono (2007:98) bahwa diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata ini dipengaruhi oleh kemampuan penggunaan bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu berkomunikasi secara efektif kepada pembaca. Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan (1988:83) menyatakan bahwa ada dua persyaratan pokok yang harus diperhatikan dalam memilih kata, yaitu ketepatan dan kesesuaian. Persyaratan ketepatan menyangkut makna dan aspek logika kata-kata. Kata-kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan. Sementara itu, persyaratan kesesuaian menyangkut kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan kesempatan/situasi dan keadaan pembaca atau pembicara (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan, 1988:83). Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis (Arifin dan Tasai, 2000:111). Berkaitan dengan pernyataan tersebut, Soedjito dan Saryono (2012:149) mendefinisikan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Lebih jauh, Soedjito dan Saryono (2012:149-188) menjelaskan ciri-ciri yang dimiliki oleh kalimat efektif, meliputi (1) lengkap, (2) logis, (3) serasi, (4) padu, (5) hemat, (6) cermat, (7) tidak taksa (ambigu), (8) tidak rancu, dan (9) bervariasi. Nurchasanah dan Widodo (1993:72) menyatakan bahwa pengukuran adalah proses atau tindakan untuk menentukan tingkat sesuatu yang diukur. 2

3 Pengukuran dapat dikatakan sebagai proses untuk menentukan kualitas sesuatu yang diukur. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pengukuran kemampuan menulis teks pidato adalah proses untuk menentukan kualitas teks pidato siswa. Jenis pengukuran yang digunakan adalah pengukuran dikrit atau pengukuran aspek-peraspek. Penelitian tentang teks pidato pernah dilakukan oleh Agustin (2008) dan Yuniarti (2010). Agustin (2008) menyimpulkan bahwa pidato Presiden Suharto lebih banyak menggunakan diksi abstrak, diksi khusus, diksi populer, gaya bahasa repetisi, dan gaya bahasa paralelisme. Sementara itu, Yuniarti (2010) menyimpulkan bahwa kemampuan menulis teks pidato siswa dengan media artikel mengalami peningkatan. Hal itu dibuktikan oleh peningkatan jumlah persentase siswa yang mampu menulis teks pidato mulai dari studi pendahuluan, siklus I, dan siklus II. Secara umum, tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan menulis teks pidato siswa kelas X SMA Negeri 4 Malang. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan menulis teks pidato siswa kelas X SMA Negeri 4 Malang berdasarkan aspek: (1) kelengkapan struktur teks pidato, (2) ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca, (3) ketepatan pilihan kata/diksi, (4) keefektifan kalimat, dan (5) secara utuh. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sementara itu, jenis penelitian ini adalah deskriptif. Jenis penelitian deskriptif dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mendapatkan data mengenai kemampuan menulis teks pidato siswa. Pemerolehan informasi dan data dijelaskan apa adanya sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Populasi penelitian ini adalah semua siswa SMA Negeri 4 Malang. Penelitian ini memakai sampel dari siswa reguler sehingga hasil dari penelitian ini hanya dikenakan pada kelompok siswa reguler. Populasi berjumlah 275 yang tersebar ke delapan kelas (kelas reguler dan kelas akselerasi). Penelitian ini memakai 20-25% sampel dari populasi yang ada. Oleh karena itu, sampel yang dipakai berjumlah 72 siswa. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah sampling random. Ini terjadi karena populasi dianggap homogen. Sumber data pada penelitian adalah teks pidato siswa. Sementara itu, instrumen dalam penelitian ini adalah tes menulis teks pidato. Hasil tulisan siswa dianalisis dengan berpedoman pada rubrik penilaian. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Tes diberikan kepada siswa berupa seperangkat tugas menulis teks pidato. Wujud data pada penelitian ini berupa skor hasil belajar yang menggambarkan kemampuan siswa dalam menulis teks pidato. Teknik analisis data penelitian ini meliputi (1) tahap persiapan, (2) tabulasi data, dan (3) tahap penafsiran. Teknik analisis data diuraikan sebagai berikut. Pertama, kegiatan pada tahap persiapan dalam penelitian ini meliputi (a) pengecekan nama dan kelengkapan identitas siswa, (b) pengecekan kelengkapan data, yakni memeriksa isi instrumen pengumpulan data, (c) pengecekan macam isian data, yakni mengecek nama siswa, nomor urut siswa, teks pidato karya siswa, dan ketentuan lain yang ditetapkan. Kedua, tahap tabulasi data pada penelitian ini meliputi (a) pemberian kode untuk memudahkan proses analisis,

4 yaitu kode subjek penelitian, kode instrumen, serta kode teks pidato siswa, (b) mengubah data dalam bentuk tabel sehingga memudahkan dalam melakukan paparan tentang tingkat ketercapaian kemampuan menulis teks pidato siswa yang meliputi aspek kelengkapan struktur teks pidato, ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca, ketepatan pilihan kata/diksi, dan keefektifan kalimat. Ketiga, penafsiran atau penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat ketercapaian kemampuan menulis teks pidato. Penilaian dilakukan secara diskrit, artinya memberikan skor pada aspek-aspek yang telah ditentukan. Kualifikasi kemampuan menulis teks pidato secara individu dapat diketahui dengan membandingkan nilai yang diperoleh siswa dengan Standar Ketuntasan Minimal (SKM). SKM mata pelajaran Bahasa Indonesia yang berlaku di SMAN 4 Malang adalah 75. Jadi, seorang siswa dinyatakan mampu apabila mendapatkan nilai minimal 75. Secara kelompok, siswa dikategorikan mampu apabila terdapat minimal 75% siswa yang memperoleh nilai minimal 75. Ini terjadi karena penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis teks pidato seluruh siswa kelas X SMA Negeri 4 Malang tahun ajaran 2012/2013. HASIL Berdasarkan analisis data, berikut ini disajikan lima hasil penelitian yang meliputi (1) kemampuan menulis teks pidato berdasarkan aspek kelengkapan struktur teks pidato, (2) kemampuan menulis teks pidato berdasarkan aspek ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca, (3) kemampuan menulis teks pidato berdasarkan aspek ketepatan diksi, (4) kemampuan menulis teks pidato berdasarkan aspek keefektifan kalimat, dan (5) kemampuan menulis teks pidato secara utuh. Hasil penelitian tersebut diuraikan sebagai berikut. Pertama, secara individu, semua siswa mampu menulis teks pidato berdasarkan aspek kelengkapan struktur teks pidato. Hal itu dibuktikan oleh nilai minimal yang diperoleh siswa adalah 75. Secara kelompok, siswa SMA Negeri 4 Malang mampu menulis teks pidato berdasarkan aspek kelengkapan struktur teks pidato. Hal itu disebabkan oleh semua siswa sampel (100%) dikategorikan mampu. Kedua, secara individu, tidak semua siswa mampu menulis teks pidato berdasarkan aspek ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca. Hal itu terjadi karena tidak semua siswa memperoleh nilai minimal 75. Secara kelompok, siswa SMA Negeri 4 Malang belum mampu menulis teks pidato berdasarkan aspek ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca. Hal itu terjadi karena persentase siswa dengan kategori mampu hanya sebesar 59,7% (43 siswa), sedangkan persentase siswa dengan kategori tidak mampu sebesar 40,3% (29 siswa). Ketiga, secara individu, tidak semua siswa mampu menulis teks pidato berdasarkan aspek ketepatan diksi. Hal itu terjadi karena tidak semua siswa memperoleh nilai minimal 75. Secara kelompok, siswa SMA Negeri 4 Malang mampu menulis teks pidato berdasarkan aspek ketepatan diksi. Hal itu terjadi karena persentase siswa dengan kategori mampu sebesar 77,8% (56 siswa), sedangkan persentase siswa dengan kategori tidak mampu sebesar 22,2% (16 siswa).

5 Keempat, secara individu, tidak ada siswa yang mampu menulis teks pidato berdasarkan aspek keefektifan kalimat. Hal itu terjadi karena tidak ada siswa yang memperoleh nilai minimal 75. Secara kelompok, siswa SMA Negeri 4 Malang mampu menulis teks pidato berdasarkan aspek keefektifan kalimat. Hal itu dibuktikan oleh persentase siswa yang tidak mampu sebesar 100% (72 siswa). Kelima, secara individu tidak semua siswa mampu menulis teks pidato secara utuh. Hal itu terjadi karena tidak semua siswa memperoleh nilai minimal 75. Secara kelompok, siswa SMA Negeri 4 Malang belum mampu menulis teks pidato secara utuh. Hal itu dibuktikan oleh persentase siswa dengan kategori mampu hanya sebesar 33,3% (24 siswa), sedangkan persentase siswa dengan kategori tidak mampu sebesar 66,7% (48 siswa). PEMBAHASAN Pembahasan penelitian ini meliputi (1) kemampuan menulis teks pidato berdasarkan aspek kelengkapan struktur teks pidato, (2) kemampuan menulis teks pidato berdasarkan aspek ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca, (3) kemampuan menulis teks pidato berdasarkan aspek ketepatan diksi, (4) kemampuan menulis teks pidato berdasarkan aspek keefektifan kalimat, dan (5) kemampuan menulis teks pidato secara utuh. Pembahasan tersebut diuraikan sebagai berikut. Kemampuan Menulis Teks Pidato Berdasarkan Aspek Kelengkapan Struktur Teks Pidato Berdasarkan temuan penelitian, diketahui bahwa semua siswa mampu menulis teks pidato berdasarkan aspek kelengkapan struktur teks pidato. Siswa dikategorikan mampu karena dalam teks pidato yang ditulis terdapat lima sampai enam struktur atau sistematika teks pidato. Sistematika teks pidato terdiri atas salam pembuka, bagian pendahuluan, bagian isi teks pidato, simpulan, harapanharapan, dan salam penutup. Hal itu sesuai dengan pernyataan Siregar (1990:55) bahwa sistematika pidato meliputi (1) salam pembukaan, (2) pendahuluan, (3) materi (isi) pidato, (4) kesimpulan, (5) himbauan, dan (6) penutup. Sistematika teks pidato tersebut diuraikan sebagai berikut. Pertama, hal pertama yang diucapkan oleh orang yang berpidato adalah salam pembuka. Hal itu sesuai dengan pernyataan Siregar (1990:55) bahwa pidato sebaiknya diawali dengan ucapan salam pembukaan. Salam pembuka berisi salam dan sapaan kepada hadirin dalam sebuah acara. Kedua, sebelum memulai materi, seorang pembicara menyampaikan pendahuluan. Pendahuluan pidato bertujuan untuk mengantar pendengar pada isi pidato yang sesungguhnya. Siregar (1990:56) menyatakan bahwa pembukaan (pendahuluan) yang diawali dengan teknik mencari persamaan dengan para pendengar adalah suatu strategi yang baik untuk memulai menguasai keadaan. Ketiga, isi pidato yang ditulis harus memuat informasi yang dibutuhkan oleh hadirin agar tujuan pidato dapat tercapai. Siregar (1990:57) menyatakan bahwa daya tarik para pendengar akan tinggi dan serius mendengarkannya, jika materi (isi) pidato yang disajikan bersifat aktual dan faktual. Aktual berarti hal yang disampaikan dalam pidato sedang banyak dibicarakan masyarakat, sedangkan faktual berarti hal yang disampaikan dalam pidato benar-benar ada, bukan hanya imajinasi pembicara. Keempat, untuk menegaskan kembali inti pidato, pembicara perlu menyampaikan simpulan di akhir pidatonya. Simpulan

6 pidato dapat disampaikan secara langsung (tersurat) dan juga dapat ditafsirkan sendiri (tersirat). Kelima, harapan pidato berisi dampak positif yang diharapkan terjadi pada pendengar setelah mendengarkan pidato yang disampaikan. Harapan pidato biasanya berisi manfaat dan pesan dari pembicara. Keenam, salam penutup berisi ucapan terima kasih dan permohonan maaf. Hal itu sesuai dengan pendapat Siregar (1990:61) bahwa dalam menyampaikan bagian terakhir pidato, pembicara perlu meminta maaf kepada hadirin, terakhir mengucapkan terima kasih. Kemampuan Menulis Teks Pidato Berdasarkan Aspek Ketepatan Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca Berdasarkan temuan penelitian, diketahui bahwa terdapat beberapa kesalahan penggunaan ejaan dalam teks pidato siswa. Kesalahan penggunaan ejaan yang dimaksud meliputi penggunaan huruf kapital, pemenggalan kata, penulisan kata, dan penulisan tanda baca. Hal itu berkaitan dengan pendapat Arifin dan Tasai (2000:173) bahwa perihal EYD ada lima hal yang dibicarakan, yakni (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca. Beberapa temuan kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca dalam teks pidato siswa diuraikan sebagai berikut. Pertama, penulisan kata kehadirat. Penulisan kata kehadirat seharusnya ditulis ke hadirat. Hal itu disebabkan oleh kata ke-di situ adalah kata depan sehingga penulisannya harus dipisah. Hal itu sesuai dengan pendapat Putrayasa (2007:27) bahwa kata depan dituliskan terpisah dengan kata yang mengikutinya, kecuali daripada dan kepada (yang dianggap satu kata). Kedua, penulisan kata karunianya. Penulisan kata karunianya seharusnya ditulis karunianya. Hal itu disebabkan oleh kata nya di situ adalah kata ganti Tuhan sehingga harus ditulis Nya. Hal itu sesuai dengan pendapat Putrayasa (2007:22) bahwa huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan, termasuk kata ganti -Nya. Ketiga, penulisan kata terimakasih. Penulisan kata terimakasih seharusnya dipisah menjadi terima kasih. Hal itu disebabkan oleh kata terima dan kasih tidak mempunyai hubungan yang erat sehingga perlu dipisah. Hal itu sesuai dengan pernyataan Widaghdo (1997:64) bahwa kata gabung dasar yang hubungan bagianbagiannya belum erat benar, artinya belum dianggap satu kata, ditulis terpisah. Keempat, penulisan frasa sumpah pemuda. Penulisan frasa sumpah pemuda seharusnya ditulis Sumpah Pemuda. Hal itu disebabkan oleh frasa sumpah pemuda di situ adalah nama dokumen resmi Negara Indonesia sehingga harus ditulis menggunakan huruf kapital. Hal itu sesuai dengan pernyataan Putrayasa (2007:24) bahwa huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi. Keenam, penulisan kata assalamu alaikum. Penulisan kata assalamu alaikum seharusnya ditulis assalamualaikum. Penulisan kata assalamu alaikum tidak perlu menggunakan apostrof. Hal itu disebabkan oleh tanda apostrof digunakan untuk menunjukkan, menghilangkan kata (Putrayasa, 2007:42). Kemampuan Menulis Teks Pidato Berdasarkan Aspek Ketepatan Diksi Berdasarkan temuan penelitian, diketahui bahwa terdapat beberapa diksi yang kurang tepat dan kurang sesuai dalam pemakaiannya pada sebuah kalimat. Kesalahan diksi yang dimaksud meliputi kesalahan memilih kata abstrak dan kata

7 konkret, kesalahan memilih kata yang hampir bersinonim, dan kesalahan memilih kata yang mempunyai kemiripan dalam ejaannya. Beberapa temuan kesalahan diksi pada teks pidato siswa diuraikan sebagai berikut. Pertama, pemilihan kata Tempatnya. Kata Tempatnya seharusnya ditulis Tepatnya. Hal itu disebabkan oleh konteks pemakaian kata Tepatnya dalam kalimat tersebut lebih cocok dan sesuai. Kesalahan diksi pada temuan pertama digolongkan pada kesalahan memilih kata yang mempunyai kemiripan dalam ejaan. Keraf (2010:88) menyatakan bahwa bila penulis tidak mampu membedakan kata-kata yang mirip ejaannya, maka pembaca akan mengalami salah tafsir atau salah paham. Kedua, penulisan kata Dalam. Kata Dalam seharusnya ditulis Pada. Hal itu disebabkan oleh konteks pemakaian kata Pada lebih cocok dan sesuai daripada kata Dalam. Kesalahan diksi pada temuan kedua digolongkan pada kesalahan dalam memilih kata yang hampir bersinonim. Putrayasa (2007:8) menyatakan bahwa kata-kata yang bersinonim ada yang dapat saling menggantikan ada pula yang tidak. Ketiga, penulisan kata kami. Kata kami seharusnya ditulis saya. Hal itu disebabkan oleh orang yang berpidato di situ hanya satu orang sehingga penggunaan kata kami tidak sesuai dengan konteks kalimat. Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan (1988:91) menyatakan bahwa makna kata pada dasarnya bergantung kepada konteks yang mencakup situasi fisik maupun situasi verbal. Keempat, penulisan kata berkenan. Dalam KBBI kata berkenan bermakna merasa senang; dengan senang hati. Sementara itu, sebenarnya penulis bermaksud meminta maaf bila ada salah kata. Oleh karena itu, penggunaan kata berkenan kurang tepat. Arifin dan Tasai (2010:25) menyatakan bahwa dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud diperlukan kamus. Hal itu disebabkan oleh kamus memberikan ketepatan pemakaian terhadap suatu kata. Oleh karena itu, penulis harus tahu makna dari suatu kata sebelum memakainya dalam sebuah kalimat atau pernyataan. Kemampuan Menulis Teks Pidato Berdasarkan Aspek Keefektifan Kalimat Berdasarkan temuan penelitian, diketahui bahwa terdapat beberapa kalimat yang ditulis siswa tidak efektif. Tidak efektifnya kalimat siswa disebabkan oleh kalimat tidak lengkap, kalimat tidak logis, kalimat tidak serasi, kalimat tidak padu, kalimat tidak hemat, kalimat ambigu, dan kalimat rancu. Hal itu berkebalikan dengan ciri yang dimiliki oleh kalimat efektif. Ciri kalimat efektif meliputi (1) lengkap, (2) logis, (3) serasi, (4) padu, (5) hemat, (6) cermat, (7) tidak taksa (ambigu), (8) tidak rancu, dan (9) bervariasi (Soedjito dan Sarjono, 2012:149). Kemampuan Menulis Teks Pidato Secara Utuh Berdasarkan temuan penelitian, diketahui bahwa tidak semua siswa mampu menulis teks pidato secara utuh. Hal itu dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa. Tidak semua siswa mampu memperoleh nilai minimal 75. Pengukuran kemampuan menulis teks pidato adalah proses untuk menentukan kualitas teks pidato siswa. Hal itu berkaitan dengan pernyataan Nurchasanah dan Widodo (1993:72) bahwa pengukuran adalah proses atau tindakan untuk menentukan tingkat sesuatu yang diukur. Oleh karena itu, pengukuran sangat diperlukan. Penyekoran atau penilaian dalam penelitian ini dilakukan dengan pengukuran aspek-peraspek. Nurchasanah dan Widodo (1993:74) menyatakan

8 bahwa pengukuran aspek-peraspek adalah pengukuran kemampuan menulis yang bertujuan melihat aspek-peraspek yang mendukung kemampuan menulis secara utuh. Aspek-aspek yang diukur dalam penelitian ini meliputi aspek: kelengkapan struktur teks pidato, (2) ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca, (3) ketepatan diksi, dan (4) keefektifan kalimat. Setelah diperoleh nilai dari masingmasing aspek, langkah selanjutnya adalah menentukan nilai teks pidato secara utuh. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan tujuan, hasil, dan pembahasan di atas, simpulan penelitian ini terbagi ke dalam lima bagian. Simpulan tersebut meliputi (1) kemampuan menulis teks pidato berdasarkan aspek kelengkapan struktur teks pidato, (2) kemampuan menulis teks pidato berdasarkan aspek ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca, (3) kemampuan menulis teks pidato berdasarkan aspek ketepatan diksi, (4) kemampuan menulis teks pidato berdasarkan aspek keefektifan kalimat, dan (5) kemampuan menulis teks pidato secara utuh. Simpulan tersebut diuraikan sebagai berikut. Pertama, siswa kelas X SMA Negeri 4 Malang tahun ajaran 2012/2013 mampu menulis teks pidato berdasarkan aspek kelengkapan struktur teks pidato. Hal itu dibuktikan oleh jumlah persentase siswa yang mampu menulis teks pidato berdasarkan aspek kelengkapan struktur teks pidato sebesar 100% (72 siswa). Kedua, siswa kelas X SMA Negeri 4 Malang tahun ajaran 2012/2013 belum mampu menulis teks pidato berdasarkan aspek ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca. Hal itu dibuktikan oleh jumlah persentase siswa yang mampu menulis teks pidato berdasarkan aspek ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca sebesar 59,7% (43 siswa), sedangkan persentase siswa yang tidak mampu sebesar 40,3% (29 siswa). Ketiga, siswa kelas X SMA Negeri 4 Malang tahun ajaran 2012/2013 mampu menulis teks pidato berdasarkan aspek ketepatan diksi. Hal itu dibuktikan oleh jumlah persentase siswa yang mampu menulis teks pidato berdasarkan aspek ketepatan diksi sebesar 77,8% (56 siswa), sedangkan persentase siswa yang tidak mampu sebesar 22,2% (16 siswa). Keempat, siswa kelas X SMA Negeri 4 Malang tahun ajaran 2012/2013 belum mampu menulis teks pidato berdasarkan aspek keefektifan kalimat. Hal itu dibuktikan oleh jumlah persentase siswa yang tidak mampu menulis teks pidato berdasarkan aspek keefektifan kalimat sebesar 100% (72 siswa). Kelima, siswa kelas X SMA Negeri 4 Malang tahun ajaran 2012/2013 belum mampu menulis teks pidato secara utuh. Hal itu dibuktikan oleh jumlah persentase siswa yang mampu sebesar 33,3% (24 siswa), sedangkan yang tidak mampu sebesar 66,7% (48 siswa). Siswa dikategorikan mampu apabila terdapat minimal 75% siswa yang memperoleh nilai minimal 75. Ini terjadi karena penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis teks pidato seluruh siswa kelas X SMA Negeri 4 Malang tahun ajaran 2012/2013. Saran Berdasarkan hasil penelitian, dikemukakan tiga saran. Pertama, guru Bahasa Indonesia disarankan untuk memberikan contoh teks pidato utuh, selanjutnya bersama-sama dengan siswa mengidentifikasi struktur teks pidato

9 tersebut. Selain itu, guru juga disarankan memberikan banyak latihan dan contoh terkait dengan penggunaan bahasa Indonesia, khususnya pada aspek keefektifan kalimat, diksi (pilihan kata), dan penggunaan ejaan dan tanda baca. Kedua, Peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti karakteristik struktur teks pidato, karakteristik diksi, dan karakteristik pola kalimat yang digunakan dalam teks pidato siswa. Ketiga, siswa disarankan untuk banyak berlatih mengidentifikasi struktur teks pidato dan juga berlatih menulis menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). DAFTAR RUJUKAN Agustin, D.N. 2008. Diksi dan Gaya Bahasa dalam Pidato Presiden Suharto. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Sastra Jurusan Sastra Indonesia. Akhadiah, S., Arsjad, M. G., dan Ridwan, S.H. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Arifin, E. Z., dan Tasai, S. A. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Mediyatama Sarana Perkasa. Arsjad, M. G., dan Mukti U. S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Hendrikus, D. W. 1991. RETORIKA: Terampil berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi. Yogyakarta: Kanisius. Keraf, G. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Nurchasanah dan Widodo. 1993. Keterampilan Menulis dan Pengajarannya. Malang: FPBS IKIP Malang. Putrayasa, I. B. 2007. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Bandung: PT Refika Aditama. Siregar, E. M. 1990. Teknik Berpidato dan Menguasai Massa. Jakarta: Yayasan Mari Belajar. Soedjito dan Saryono, D. 2012. Seri Terampil Menulis Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Malang: Aditya Media Publishing. Widaghdo, W. 1997. Bahasa Indonesia: Pengantar Kemahiran Berbahasa di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Widjono Hs. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pegembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Yuniarti. 2010. Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Pidato Siswa Kelas X di MAN Malang 1 Melalui Media Artikel. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Sastra Jurusan Sastra Indonesia.