Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kencong dengan Strategi ATDRAP
|
|
- Ivan Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kencong dengan Strategi ATDRAP Anisatul Fauziah 1 Sumadi 2 Moch. Syahri 2 ikancute@gmail.com Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No. 5 Malang ABSTRACT: The research aimed to describe improving the student ability in news text writing by ATDRAP strategy consist of (1) title aspect, (2) introduction aspect, (3) core aspect, and (4) closing aspect news text. To research using qualitative design. The obtained results consist of (1) improving the student ability in news text writing based on title aspect, (2) improving the student ability in news text writing based on introduction aspect, (3) improving the student ability in news text writing based on core aspect, and (4) improving the student ability in news text writing based on closing aspect. Keywords : writing ability, news text, ATDRAP strategy ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis teks berita dengan strategi ATDRAP yang meliputi (1) aspek judul, (2) aspek pendahuluan, (3) aspek inti, dan (4) aspek penutup. Untuk itu penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif. Hasil penelitian meliputi (1) peningkatan kemampuan menulis teks berita pada aspek judul, (2) peningkatan kemampuan menulis teks berita pada aspek pendahuluan, (3) peningkatan kemampuan menulis teks berita pada aspek inti, dan (4) peningkatan kemampuan menulis teks berita pada aspek penutup. Kata Kunci: kemampuan menulis, teks berita, strategi ATDRAP Kata teks berita terdiri dari dua kata dasar, yaitu teks dan berita. Kata-kata itu memiliki makna sendiri-sendiri. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hidayat (dalam Sobur, 1996: ) yang menyatakan bahwa teks adalah fiksasi atau pelembagaan sebuah peristiwa wacana lisan dalam bentuk tulisan. Berita atau dalam istilah Inggris news berasal dari kata new (baru) yang berarti merujuk pada hal-hal yang baru. Semua hal baru tersebut merupakan bahan informasi yang dapat disampaikan kepada orang lain dalam bentuk berita (news) (Suhandang, 2004:103). Hornby juga menjelaskan bahwa news adalah laporan tentang apa yang terjadi paling mutakhir (sangat baru), baik peristiwanya maupun faktanya. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa berita (news) adalah laporan atau pemberitahuan tentang segala peristiwa aktual yang menarik perhatian orang banyak. Peristiwa tersebut melibatkan fakta dan data yang ada di alam semesta, yang terjadinya pun aktual dalam arti baru saja atau sedang hangat 1 Anisatul Fauziah adalah mahasiswa Sastra Indonesia Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang Sumadi dan Moch. Syahri adalah dosen Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang.
2 2 dibicarakan orang banyak. Teks berita terdiri atas tiga unsur, yaitu headline (judul berita), lead (teras berita), dan body (kelengkapan atau penjelasan berita) (Suhandang, 2004:115). Dalam penelitian ini, penulisan teks berita diajarkan dengan strategi ATDRAP. Pada hakikatnya strategi ATDRAP menuntut siswa untuk (1) belajar secara alamiah dan belajar dalam konteks kehidupan nyata; (2) mencari, menemukan, dan memilih sendiri topik yang akan ditulis sesuai dengan minat, pengetahuan, dan pengalamannya; (3) mengembangkan, menggali rincian topik berita dengan cara bertanya dan bertanya (pertanyaan yang dikembangkan menggunakan kata bantu tanya); (4) pembelajaran tidak hanya terbatas pada ruang kelas yang dibatasi oleh dinding atau tembok serta lebih memberdayakan potensi siswa dengan kegiatan bekerja kelompok; (5) siswa berkesempatan memburu data pada sumber berita secara langsung; (6) siswa berkesempatan menulis secara langsung mengikuti proses menulis; (7) siswa berkesempatan membaca dan mengoreksi tulisan teman lebih banyak dan berkesempatan merefleksi diri; (8) siswa berkesempatan untuk tampil dan berkomentar di depan kelas; (9) siswa berkesempatan untuk ikut penilaian, baik pada penilaian proses maupun penilaian hasil; dan (10) siswa berkesempatan belajar mulai dari menemukan topik berita, mengembangkan rincian topik dengan bertanya, menulis, dan mengklasifikasikan data tentang rincian topik, dan mengaktualisasikan data tersebut ke dalam bentuk teks berita. Penggunaan strategi ATDRAP diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks berita, serta melatih siswa untuk menjadi pencari berita sesuai dengan tuntutan seorang wartawan. Kemampuan ini diharapkan dapat berpengaruh terhadap ketertarikan siswa untuk belajar Bahasa Indonesia secara mendalam. Hal ini dikarenakan pembelajaran Bahasa Indonesia yang berlangsung selama ini dianggap siswa monoton dan menjenuhkan. Oleh karena itu penggunaan strategi ATDRAP ini diharapkan dapat menumbuhkan minat serta meningkatkan kemampuan siswa dalam hal menulis. Selama ini penelitian tentang kemampuan menulis berita siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kencong Kabupaten Jember belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap kemampuan menulis berita siswa dengan strategi ATDRAP. Pemilihan kelas VIII sebagai tempat penelitian karena rendahnya kreativitas siswa dalam proses belajar, kurangnya buku penunjang pembelajaran, serta sarana dan prasarana yang kurang menunjang. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan (1) kemampuan menulis teks berita siswa pada aspek judul, (2) kemampuan menulis teks berita siswa pada aspek pendahuluan, (3) kemampuan menulis teks berita siswa pada aspek inti, dan (4) kemampuan menulis teks berita siswa pada aspek penutup. METODE Penelitian tentang peningkatan kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan strategi ATDRAP ini merupakan salah satu bentuk penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Wiriatmaja (2005:13-17), PTK dapat dilakukan untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan yang muncul di dalam kelas. Selain itu, PTK dapat digunakan untuk memperbaiki layanan dan kualitas (mutu) pendidikan. Penelitian
3 3 ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kencong yang beralamat di Jalan Raya Kencong Kecamatan Kencong Kabupaten Jember. Data dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh peneliti, mulai dari data awal penelitian, skor siswa siklus 1, dan skor siswa siklus 2. Data awal adalah skor hasil tulisan teks berita siswa sebelum diberi tindakan, yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah sebagai dasar menyusun rencana tindakan. Data siklus 1 adalah skor hasil tulisan teks berita siswa setelah diberi tindakan 1, yang akan digunakan untuk mengidentifikasi masalah sebagai dasar menyusun rencana tindakan 2. Data siklus 2 adalah skor hasil tulisan teks berita siswa setelah diberi tindakan 2, yang akan digunakan untuk menyimpulkan peningkatan hasil pembelajaran siswa dengan menggunakan strategi ATDRAP. Skor hasil penulisan siswa ini meliputi (1) skor yang diperoleh siswa dari hasil penulisan judul teks berita; (2) skor yang diperoleh siswa dari hasil penulisan pendahuluan teks berita; (3) skor yang diperoleh siswa dari hasil penulisan inti teks berita; dan (4) skor yang diperoleh siswa dari hasil penulisan penutup teks berita. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara observasi, wawancara, dan studi dokumen. Sedangkan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan pedoman penskoran hasil menulis teks berita siswa dengan menggunakan strategi ATDRAP. Pemberian skor hasil penulisan teks berita siswa menggunakan empat aspek, yaitu judul, pendahuluan, inti dan penutup yang sesuai dengan indikator yang harus dikuasai oleh siswa untuk mencapai kompetensi menulis teks berita. Kemudian berdasarkan penskoran hasil menulis berita maka nilai siswa dibagi menjadi empat aspek yang dihitung sesuai dengan rumus berikut ini. Dari nilai yang diperoleh, siswa dikatakan mampu apabila nilai yang diperoleh dapat mencapai standar keberhasilan minimal dengan mengacu pada pedoman standar keberhasilan yang telah ditentukan. Pedoman standar keberhasilan minimal yang harus dicapai siswa didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) matapelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Kencong yakni 75. Siswa dikatakan berhasil jika memperoleh nilai 75 atau lebih. Apabila hasil penilaian menulis teks berita dengan strategi ATDRAP adalah , maka siswa tersebut dikatakan mampu menulis teks berita dengan baik dan strategi ATDRAP yang digunakan dapat dinyatakan berhasil. Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis teks berita dapat dilihat dari perbandingan nilai pretes siswa (teks berita sebelum menggunakan ATDR AP) dengan nilai siklus 1 dan nilai siklus 2 (teks berita setelah menggunakan ATDRAP). Jika diperoleh hasil bahwa nilai siswa pada siklus 2 lebih baik daripada nilai siklus 1, dan nilai siklus 1 lebih baik dari nilai pretes, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa mengalami peningkatan. HASIL Paparan data penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu (1) paparan data studi pendahuluan, (2) paparan data siklus 1 dan (3) paparan data siklus 2. Pertama, studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran menulis teks berita. Berdasarkan observasi, ada beberapa masalah dalam proses pembelajaran di kelas VIII SMP Negeri 2 Kencong, yaitu (1) rendahnya kreativitas siswa dalam proses belajar, (2) kurangnya buku
4 penunjang pembelajaran, (3) sarana dan prasarana yang kurang menunjang, dan (4) siswa kurang memiliki kreativitas dalam penulisan teks berita. Pembelajaran menulis yang berlangsung selama ini masih bersifat konvensional. Pembelajaran diawali dengan pemberian materi pada siswa kemudian siswa langsung disuruh mengerjakan tugas. Kedua, pelaksanaan tindakan dilakukan dua kali pertemuan dengan guru kelas VIII, masing-masing pertemuan selama dua jam pelajaran (2 x 40 menit). Pada pertemuan pertama berisi kegiatan tahap A dan T saja, yaitu tahap amati dan tanyakan. Pertemuan kedua berisi kegiatan tahap D, RA, dan P, yaitu tahap mendatakan, mendraftkan dan memublikasikan. Kegiatan amati didahului dengan pemahaman konsep tentang berita untuk membangkitkan skemata siswa tentang berita. Pembangkitan skemata siswa tentang berita dilakukan dengan tanya jawab. Tahap tanyakan dilakukan setelah siswa memilih atau menetapkan topik yang dijadikan berita, guru mengarahkan siswa untuk menyusun daftar pertanyaan secara berkelompok. Daftar pertanyaan yang disusun disesuaikan dengan topik yang dijadikan bahan berita. Pada tahap mendraftkan, siswa mulai menulis teras berita dan tubuh berita. Setelah siswa selesai menulis berita, kegiatan yang dilakukan selanjutnya adalah memublikasikan. Hasil pembelajaran siklus menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan menulis berita siswa kelas VIII masih rendah (48,80), sedangkan KKM yang ditetapkan sekolah tersebut adalah 75. Dengan demikian, rata-rata kelas VIII untuk kompetensi menulis berita masih belum berhasil. Kegiatan refleksi kegiatan pada siklus 1, dapat ditarik kesimpulan: (1) belum berhasilnya peningkatan kemampuan menulis teks berita disebabkan siswa masih belum memahami strategi ATDRAP. Hal ini terbukti, topik yang dipilih siswa kurang faktual, aktual, dan menarik; (2) pada tahap menyusun pertanyaan, ada beberapa kelompok kurang mampu dalam menggali informasi yang diperlukan. Oleh karena itu, siswa harus cepat dalam menyusun daftar pertanyaan agar memenuhi kelengkapan isi berita; (3) pada tahap memburu data, ada beberapa kelompok (individu) lupa mendatakan hasil wawancara secara langsung. Oleh karena itu, pertanyaan yang sudah dirumuskan siswa segera ditanyakan agar tidak terpaku pada kegiatan wawancara; (4) Pada tahap mendraftkan, tubuh berita yang ditulis siswa kurang lengkap, idenya kurang dikembangkan, dan susunan kalimatnya kurang efektif. Hal ini diduga disebabkan guru perlu mengintensifkan bimbingan individual atau secara berkelompok; (5) Siswa kebanyakan tidak aktif merespon dan belum berani tampil di depan kelas. Oleh karena itu, guru perlu memberikan kebebasan pada siswa; (6) Siswa masih kesulitan dalam mengembangkan data yang diperoleh menjadi berita secara utuh. Hal ini diduga disebabkan siswa tidak terbiasa menulis. Ketiga, pelaksanaan tindakan siklus 2 dilakukan tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan selama dua jam pelajaran (2 x 40 menit). Perencanaan pembelajaran ini disusun berdasarkan hasil refleksi menulis teks berita yang dihadapi siswa pada pelaksanaan tindakan siklus 1. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), dan lembar observasi yang sudah diperbaiki setelah siklus 1 dilaksanakan. Hasil tindakan siklus 2 menunjukkan bahwa ratarata kemampuan menulis berita siswa kelas VIII sudah ada peningkatan (76,77), sedangkan KKM di sekolah tersebut adalah 75. Dengan demikian, rata-rata kelas 4
5 VIII untuk kompetensi menulis berita sudah berhasil dan mencapai KKM yang ditetapkan sekolah. Kegiatan refleksi pada siklus 2, dapat ditarik kesimpulan: (1) sudah berhasilnya peningkatan menulis teks berita disebabkan siswa sudah dapat memahami strategi ATDRAP. Hal ini terbukti topik yang dipilih siswa faktual, aktual, dan menarik; (2) siswa sudah dapat menyusun pertanyaan dengan cukup bervariasi dan mampu menggali rincian topik lebih detail. Hal ini terbukti kualitas pertanyaan yang dihasilkan siswa sudah meningkat dari siklus 1; (3) kegiatan memburu berita langsung pada sumber berita dilakukan oleh siswa dengan antusias. Hal ini terbukti siswa tampak aktif dan kreatif melakukan wawancara dan mendatakan hasil wawancara; (4) siswa mampu menulis teras berita yang lebih variatif. Hal ini terbukti isinya lengkap, dan bahasanya jelas dan singkat; (5) pada tahap mendraftkan, tubuh berita yang ditulis siswa lengkap, idenya sudah dikembangkan, susunan kalimatnya efektif, penuangan gagasan semakin runtut dan kalimat yang digunakan semakin efektif. Hal ini diduga disebabkan guru sudah mengintensifkan bimbingan individual atau secara berkelompok. (6) pada tahap publikasi, siswa sudah aktif merespon dan berani tampil di depan kelas. Hal ini diduga disebabkan guru sudah memberi kebebasan pada siswa. Sesuai dengan rumusan masalah temuan penelitian dibagi menjadi empat, yaitu (1) peningkatan kemampuan menulis berita pada aspek judul, (2) peningkatan kemampuan menulis berita pada aspek pendahuluan, (3) peningkatan kemampuan menulis berita pada aspek inti, dan (4) peningkatan kemampuan menulis berita pada aspek penutup. Pertama, temuan penelitian siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan ada keberhasilan dalam peningkatan kemampuan menulis berita siswa berdasarkan aspek judul. Peningkatan tersebut dapat diketahui dari aspek isi dan bahasa. Temuan hasil penelitian kemampuan siswa menulis teks berita dari aspek isi dipilah berdasarkan aspek ketepatan, kemenarikan, kefaktualan, dan kejelasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek ketepatan isi, sebanyak 19 orang siswa mampu menulis judul dengan tepat (34,61%). Pada aspek kemenarikan isi, sebanyak 12 orang siswa mampu menulis judul dengan menarik (21,73%). Pada aspek kefaktualan isi, sebanyak 16 orang siswa mampu menulis judul dengan aktual (33,33%). Pada aspek kejelasan isi, sebanyak 24 orang siswa mampu menulis judul dengan jelas (40,74%). Temuan hasil penelitian kemampuan siswa menulis teks berita aspek bahasa dipilah berdasarkan aspek ejaan, tanda baca, diksi, dan keefektifan frasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek ejaan bahasa, sebanyak 15 orang siswa mampu menulis judul dengan ejaan yang sesuai EYD (45,83%). Pada aspek tanda baca, sebanyak 16 orang siswa mampu menulis judul dengan tanda baca yang benar (44,83%). Pada aspek diksi, sebanyak 18 orang siswa mampu menulis judul dengan diksi yang tepat (40,00%). Pada aspek keefektifan frasa, sebanyak 24 orang siswa mampu menulis judul dengan efektif (51,85%). Kedua, temuan penelitian siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan keberhasilan peningkatan kemampuan menulis berita siswa berdasarkan aspek pendahuluan yang dipilah berdasarkan aspek isi dan bahasa setelah diberikan tindakan dengan strategi ATDRAP. Temuan hasil penelitian kemampuan siswa menulis teks berita dari aspek isi dipilah berdasarkan aspek kejelasan, kelengkapan, dan ketepatan penyusunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek kejelasan, sebanyak 24 orang siswa mampu menulis pendahuluan dengan jelas (19,23%). Pada aspek 5
6 kelengkapan, sebanyak 18 orang siswa mampu menulis pendahuluan dengan lengkap (29,16%). Pada aspek ketepatan penyusunan, sebanyak 14 orang siswa menyusun pendahuluan berdasarkan salah satu pola pembuatan lead (39,13%). Temuan hasil penelitian kemampuan siswa menulis teks berita dari aspek bahasa dipilah berdasarkan aspek ejaan, tanda baca, diksi, dan keefektifan kalimat. Berdasarkan aspek ejaan, sebanyak 16 orang siswa mampu menulis pendahuluan dengan ejaan yang sesuai EYD (45,45%). Pada aspek tanda baca, sebanyak 16 orang siswa menulis pendahuluan dengan tanda baca yang sesuai dengan EYD (39,13%). Pada aspek diksi, sebanyak 19 orang siswa mampu menulis pendahuluan dengan diksi yang tepat (38,46%). Pada aspek keefektifan kalimat, sebanyak 25 orang siswa mampu menulis pendahuluan dengan kalimat yang efektif (45,83%). Ketiga, temuan penelitian siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan keberhasilan peningkatan kemampuan menulis berita siswa berdasarkan aspek inti yang dipilah berdasarkan aspek isi dan bahasa setelah diberikan tindakan dengan strategi ATDRAP. Temuan hasil penelitian kemampuan siswa menulis teks berita dari aspek isi dipilah berdasarkan aspek keruntutan, kejelasan, dan kepaduan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek keruntutan, sebanyak 20 orang siswa mampu menulis inti berita dengan runtut (41,37%). Pada aspek kejelasan, sebanyak 16 orang siswa mampu menulis inti berita dengan jelas (33,33%). Pada aspek kepaduan, sebanyak 20 orang siswa mampu menulis inti berita dengan padu (41,37%). Temuan hasil penelitian kemampuan siswa menulis inti berita dari aspek bahasa dipilah berdasarkan aspek ejaan, tanda baca, diksi, keefektifan kalimat, dan ketepatan penyusunan paragraf. Pada aspek ejaan, sebanyak 18 orang siswa mampu menulis inti berita dengan ejaan yang sesuai EYD (52,00%). Pada aspek tanda baca, sebanyak 21 orang siswa mampu menulis inti berita sesuai tanda baca yang benar (42,30%). Pada aspek diksi, sebanyak 23 orang siswa mampu menulis inti berita dengan diksi yang tepat (38,46%). Pada aspek keefektifan kalimat, sebanyak 29 orang siswa mampu menulis inti berita dengan kalimat yang efektif (48,27%). Pada aspek ketepatan penyusunan paragraf, sebanyak 29 orang siswa mampu menyusun paragraf dengan tepat (55,17%). Keempat, temuan penelitian siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan keberhasilan dalam peningkatan kemampuan menulis berita siswa berdasarkan aspek penutup yang dipilah berdasarkan aspek isi dan bahasa setelah diberikan tindakan dengan strategi ATDRAP. Temuan hasil penelitian kemampuan siswa menulis teks berita dari aspek isi dipilah berdasarkan aspek kesesuaian, kepaduan, dan ketepatan penyusunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berhasilnya peningkatan menulis penutup berita pada aspek kesesuaian, sebanyak 18 orang siswa mampu menulis penutup berita sesuai dengan inti berita (17,76%). Pada aspek kepaduan, sebanyak 10 orang siswa mampu menulis penutup berita dengan padu (11,62%). Pada aspek ketepatan penyusunan, sebanyak 28 orang siswa mampu menulis penutup berita dengan tepat (48,78%). Temuan hasil penelitian kemampuan siswa menulis penutup berita dari aspek bahasa dipilah berdasarkan aspek ejaan, tanda baca, diksi, keefektifan kalimat, dan ketepatan penyusunan paragraf. Pada aspek ejaan, sebanyak 6 orang siswa mampu menulis penutup berita berdasarkan ejaan yang sesuai EYD (34,57%). Pada aspek tanda baca, sebanyak 6 orang siswa mampu menulis penutup berita dengan tanda baca yang benar (33,64%). Pada aspek diksi, sebanyak 8 orang siswa mampu menulis 6
7 7 penutup berita dengan diksi yang tepat (34,97%). Pada aspek keefektifan kalimat, sebanyak 23 orang siswa mampu menulis penutup berita dengan kalimat yang efektif (23,35%). Pada aspek ketepatan penyusunan paragraf, sebanyak 8 orang siswa mampu menulis penutup berita dengan paragraf yang tepat (0,8%). PEMBAHASAN Berkaitan dengan paparan dan temuan penelitian, dapat dikemukakan pembahasan sebagai berikut. Pertama, pada kegiatan menulis judul ada empat aspek yang harus diperhatikan, yang meliputi aspek (1) ketepatan, (2) kemenarikan, (3) kefaktualan, dan (4) kejelasan. Judul hendaknya dibuat semenarik mungkin agar mampu menggugah pembaca untuk membaca berita seutuhnya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Chaer (2010:80) yang menyatakan bahwa sebuah judul akan menarik perhatian dan menggugah orang untuk membacanya kalau menggunakan kata-kata yang punya daya greget atau menggigit daripada kata-kata yang biasa. Berdasarkan pelaksanaan tindakan dari siklus 1 ke siklus 2, penulisan teks berita pada aspek kemenarikan judul mengalami peningkatan (21,73%). Hal ini disebabkan siswa mampu menulis judul berita yang menarik perhatian orang banyak. Menurut Chaer (2010:24), judul berita hanya harus berkenaan dengan fakta-fakta yang ada dalam berita. Isi judul berita yang ditulis seharusnya logis, masuk akal, atau dapat diterima menurut logika. Pada siklus 2 rata-rata nilai siswa pada aspek kefaktualan judul meningkat (33,33%). Hal ini disebabkan siswa tidak hanya menonjolkan dari segi menarik bagi pembaca, tetapi siswa sudah mampu menulis judul yang berkenaan dengan fakta-fakta yang ada. Judul harus dinyatakan secara jelas. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Chaer (2010:23) yang menyatakan bahwa judul berita juga tidak boleh memberi makna ganda (ambigu) pada isi berita. Berdasarkan pelaksanaan tindakan siklus 1 dan siklus 2 penulisan teks berita pada aspek kejelasan judul mengalami peningkatan (40,74%). Hal ini disebabkan siswa mampu menulis judul dengan jelas. Aspek selanjutnya yang diperhatikan dalam kegiatan menulis judul berita adalah bahasa. Pada siklus 1 kemampuan siswa pada aspek bahasa masih perlu untuk ditingkatkan. Siswa cenderung kurang memperhatikan pengunaan ejaan dan tanda baca pada judul berita yang ditulis. Berdasarkan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) (2000:6), pemakaian huruf kapital untuk judul di awal kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal. Berbeda dengan siklus 1, kemampun siswa pada aspek ejaan di siklus 2 mengalami peningkatan (45,83%). Hal ini disebabkan pada setiap awal kata di judul, siswa sudah menggunakan huruf besar atau kapital. Pada saat menulis judul berita diperlukan pilihan kata atau diksi yang tepat. Pilihan kata biasanya digunakan untuk menyelaraskan ide atau gagasan kepada orang lain untuk menghindari kesalahpahaman. Pada siklus 1 kemampuan menggunakan bahasa siswa pada aspek pilihan kata masih perlu ditingkatkan. Pada siklus 2 kemampuan siswa pada aspek pilihan kata sudah mengalami peningkatan (40,00%). Hal ini disebabkan sebagian besar siswa sudah menggunakan pilihan kata yang tepat. Judul berita lazimnya ditulis dalam bentuk frasa. Sebuah frasa dapat dikatakan efektif apabila sesuai dengan struktur frasa yang baik, ejaannya benar dan dapat menimbulkan pemahaman pada diri pembaca. Jika yang disampaikan
8 kurang mendapat respon yang baik, maka frasa pada judul berita yang digunakan tersebut dapat dikatakan tidak efektif. Kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa pada aspek keefektifan frasa siklus 1 masih perlu untuk ditingkatkan. Pada umumnya siswa belum memperhatikan frasa pada judul berita yang mereka tulis dapat dikatakan efektif atau tidak. Berbeda dengan siklus 1, kemampuan siswa pada aspek keefektifan frasa pada siklus 2 mengalami peningkatan (51,85%). Hal ini disebabkan sebagian besar siswa sudah dapat menulis judul dengan memperhatikan keefektifan frasa. Kedua, pada aspek pendahuluan atau teras berita disusun berdasarkan data hasil wawancara yang telah didatakan pada tahap awal menulis. Teras berita dianalisis dari teknik pengembangannya dan kelengkapan isinya. Dalam menulis berita pada pendahuluan ada tiga aspek yang harus diperhatikan, yang meliputi aspek (1) kejelasan, (2) kelengkapan, dan (3) ketepatan penyusunan. Pendahuluan dikatakan jelas jika menggambarkan isi berita pada tubuh berita. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Suhandang (2004:121) yang menyatakan bahwa untuk itu pula lead harus bisa melukiskan peristiwanya sesingkat mungkin, dalam arti semua fakta utama dari peristiwa yang diberitakannya dapat memenuhi rasa penasaran (ingin tahu) pembaca atau pendengar dan penotonnya. Jika pada siklus 1 beberapa siswa masih belum jelas dalam menulis pendahuluan, maka pada siklus 2 sebagian besar siswa sudah dapat menulis pendahuluan berita dengan jelas (19,23%). Hal ini disebabkan siswa sudah mampu menulis pendahuluan dengan jelas. Kelengkapan merupakan aspek dalam kegiatan menulis pendahuluan. Pada tahap ini, siswa diberikan kebebasan mengembangkan teras berita dengan lengkap sesuai idenya masing-masing sebagaimana pendapat Chaer (2010:140) yang menyatakan bahwa fakta-fakta yang sudah terkumpul, baik dalam catatan dikertas maupun dalam bentuk rekaman, harus diolah, disajikan menjadi naskah berita yang akan dicetak atau dimuat dalam surat kabar atau majalah. Berdasarkan pelaksanaan tindakan siklus 1 dan siklus 2, penulisan pendahuluan pada aspek kelengkapan sudah meningkat (29,16%). Hal ini terbukti, siswa mampu menulis pendahuluan dengan lengkap. Ketepatan teras berita yang baik, setidaknya disusun salah satu pola pembuatan lead. Berdasarkan pelaksanaan tindakan siklus 1 dan siklus 2, penulisan teks berita pada aspek ketepatan pendahuluan sudah meningkat (39,13%). Hal ini disebabkan siswa mampu menulis pendahuluan dengan tepat. Aspek selanjutnya yang diperhatikan dalam kegiatan menulis pendahuluan berita adalah aspek bahasa. Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dan 2 dapat diketahui bahwa kemampuan siswa pada ejaan dan tanda baca mengalami peningkatan. Pada siklus 2 rata-rata nilai siswa pada aspek ejaan meningkat (45,45%) dan rata-rata nilai siswa pada aspek tanda baca meningkat (39,13%). Pada saat menulis pendahuluan berita diperlukan pilihan kata atau diksi yang tepat. Pilihan kata merupakan salah satu unsur dasar bahasa yang sangat penting dalam penulisan pendahuluan berita. Hal tersebut sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Keraf (1990:24) yang menyatakan bahwa pilihan kata mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Pada siklus 1 kemampuan menggunakan bahasa 8
9 siswa pada aspek pilihan kata masih perlu untuk ditingkatkan. Pada siklus 2 kemampuan siswa pada aspek pilihan kata sudah meningkat (38,46%). Kalimat yang benar dan jelas akan dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa pada aspek keefektifan kalimat siklus 1 masih perlu untuk ditingkatkan. Hal ini terbukti, pada umumnya siswa belum memerhatikan kalimat yang mereka tulis dapat dikatakan efektif atau tidak. Pada siklus 2 ratarata nilai siswa pada aspek keefektifan kalimat meningkat (40,74%). Hal ini disebabkan sebagian besar siswa sudah dapat menulis pendahuluan dengan memerhatikan keefektifan kalimat. Penyusunan paragraf dikatakan tepat, jika paragraf dalam teks berita memiliki kesatuan gagasan dan kepaduan dengan paragraf yang lain. Sesuai dengan pendapat Parera (1988:43), yang dimaksud dengan kesepadanan ialah kemaksimalan struktur bahasa mendukung gagasan dan ide yang dikandung. Kesatuan dalam komposisi ialah kesatuan antara penataan kalimat dan penalaran seorang penulis. Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dan 2 dapat diketahui bahwa kemampuan siswa pada ketepatan penyusunan paragraf mengalami peningkatan sebesar (45,83%). Hal ini disebabkan siswa mampu menyusun paragraf dengan tepat. Ketiga, inti berita ditulis berdasarkan teras berita yang telah dikembangkan sebelumnya. Pada siklus 1, inti berita dikembangkan siswa berdasarkan teras berita. Selain itu, dalam tubuh berita yang dikembangkan siswa, masih terdapat kesalahan-kesalahan, baik dari segi struktur kalimat maupun ejaan dan tanda baca. Jika dilihat dari sudut gramatikal, tulisan siswa pada tahap ini masih ada yang rancu. Meskipun demikian, secara pragmatis kalimat-kalimat yang dihasilkan siswa sudah dapat dipahami dan tidak sampai mengaburkan makna. Pada inti berita ada tiga aspek yang harus diperhatikan, yang meliputi aspek (1) keruntutan, (2) kejelasan, dan (3) kepaduan. Pada siklus 1 kemampuan siswa pada aspek keruntutan sudah baik, tetapi masih perlu untuk ditingkatkan. Jika pada aspek siklus 1 beberapa siswa sudah menulis inti berita dengan runtut, maka pada siklus 2 sebagian besar siswa sudah dapat menulis inti berita lebih runtut. Berdasarkan pelaksanaan tindakan siklus 1 dan siklus 2, penulisan berita pada aspek keruntutan mengalami peningkatan (41,37%). Hal ini disebabkan siswa mampu menulis inti berita dengan runtut. Menurut Keraf (2004:84), kepaduan yang baik terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat itu baik, wajar dan mudah dipahami tanpa kesulitan. Pembaca dengan mudah mengikuti pikiran penulis, tanpa merasa ada sesuatu yang menghambat atau semacam jurang yang memisahkan sebuah kalimat dan kalimat lainnya. Berdasarkan pelaksanaan tindakan siklus 1 dan siklus 2, penulisan inti berita pada aspek kepaduan isi yang dirangkai dengan penanda bahasa yang jelas meningkat (41,37 %). Hal ini disebabkan siswa sudah mampu menulis inti berita dengan padu. Suatu gagasan yang disampaikan secara lisan atau tatap muka lebih mudah dipahami daripada secara tertulis. Hal ini disebabkan, dalam bahasa lisan faktor gerak-gerik, mimik, intonasi, irama, jeda serta unsur-unsur nonbahasa lainnya ikut memperlancar. Unsur-unsur nonbahasa tersebut tidak terdapat dalam bahasa tulis. Ketiadaan itu menyulitkan komunikasi dan memberikan peluang untuk kesalahpahaman. Disinilah ejaan dan tanda baca berperan sampai batas-batas 9
10 tertentu, menggantikan beberapa unsur nonbahasa yang diperlukan untuk memperjelas gagasan yang ingin disampaikan. Pada siklus 2, kemampuan siswa pada aspek ejaan dan tanda baca sudah meningkat. Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dan 2, penulisan ejaan mengalami peningkatan (52%) dan rata-rata nilai siswa pada aspek tanda baca meningkat (42,30%). Hal ini terbukti, pada saat mengawali sebuah kalimat, siswa sudah menggunakan huruf besar atau kapital, begitu juga pada saat menuliskan nama tokoh dan tempat. Pada saat menulis inti berita diperlukan pilihan kata atau diksi yang tepat sesuai dengan konteks topik berita yang diangkat. Hal ini diperkuat oleh pendapat Keraf (1990:87) yang menyatakan bahwa ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara. Berdasarkan pelaksanaan tindakan siklus 1 dan siklus 2, penulisan berita pada aspek pilihan kata meningkat (38,46%). Hal ini disebabkan siswa mampu menulis inti berita dengan menggunakan pilihan kata yang tepat. Sebuah kalimat dalam inti berita haruslah memiliki kesatuan gagasan, kehemataan kata, kesejajaran penggunaan bahasa agar kalimat yang ditulis dapat memberi informasi kepada pembaca secara tepat seperti yang diharapkan oleh penulis. Pada umumnya siswa belum memperhatikan kalimat yang mereka tulis dapat dikatakan efektif atau tidak. Berbeda dengan siklus 1, kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa pada aspek keefektifan kalimat di siklus 2 mengalami peningkatan (48,27%). Hal ini disebabkan sebagian besar siswa sudah dapat menulis inti berita dengan memperhatikan keefektifan kalimat. Penyusunan paragraf dikatakan tepat, jika paragraf dalam teks berita memiliki kesatuan gagasan dan kepaduan dengan paragraf yang lain. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Akhadiah (1988:143) yang menyatakan bahwa kemampuan menerapkan Ejaan Yang Disempurnakan, memilih kata yang tepat, membuat kalimat yang efektif, belum sepenuhnya menjamin seseorang mampu menulis. Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dan 2 dapat diketahui bahwa kemampuan siswa pada ketepatan penyusunan paragraf meningkat (55,17%). Hal ini disebabkan siswa sudah mampu menyusun paragraf pada inti berita dengan tepat. Keempat, berdasarkan pelaksanaan tindakan siklus 1 dan siklus 2, penulisan penutup berita pada aspek kesesuaian isi berita mengalami peningkatan (17,76%). Siswa sudah mampu menulis penutup berita yang sesuai dengan isi berita.kepaduan isi merupakan salah satu unsur dalam menulis penutup berita. Antarkalimat pada penutup berita dihubungkan dengan kata sambung yang tepat dan harus ada keseimbangan antara gagasan dengan struktur bahasa yang dipergunakan. Berdasarkan pelaksanaan tindakan siklus 1 dan siklus 2, penulisan penutup berita pada aspek kepaduan isi yang dirangkai dengan penanda bahasa yang jelas mengalami peningkatan (11,62 %). Hal ini disebabkan siswa mampu menulis penutup berita dengan padu. Penyusunan penutup berita dikatakan tepat, jika penutup dalam teks berita memiliki tingkat kepentingan paling kecil. Berdasarkan pelaksanaan tindakan siklus 2 dapat diketahui bahwa kemampuan siswa pada ketepatan penutup berita meningkat (48,78%). Hal ini disebabkan siswa sudah mampu mendahulukan hal- 10
11 11 hal yang sangat penting kemudian diikuti oleh hal-hal penting, dan diakhiri oleh hal-hal yang kurang penting. Pada siklus 1 kemampuan siswa pada aspek bahasa masih perlu untuk ditingkatkan. Hal ini disebabkan siswa tidak dapat menggunakan ejaan dan tanda baca pada penutup berita dengan baik. Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dan siklus 2, penulisan penutup berita pada aspek ejaan sudah meningkat (34,57) dan aspek tanda baca meningkat (33,64%). Pada siklus 2 kemampuan siswa pada aspek pilihan kata sudah mengalami peningkatan (34,97%). Kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa pada aspek keefektifan kalimat siklus 2 sudah meningkat (23,35%). Hal ini disebabkan karena pada umumnya siswa sudah bisa membedakan kalimat yang mereka tulis dapat dikatakan efektif atau tidak. PENUTUP Simpulan Berdasarkan penjelasan trsebut dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan strategi ATDRAP, kemampuan menulis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kencong mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut terjadi pada tiap aspek. Pertama, berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada aspek judul, tingkat keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan menulis teks berita siswa sangat baik. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan yang cukup bagus, mulai tahap studi pendahuluan, siklus 1, sampai dengan siklus 2. Pada siklus 1 rata-rata keberhasilan siswa mencapai 12,37, sedangkan pada siklus 2 meningkat menjadi 20,56. Ini menandakan bahwa terjadi peningkatan sebesar 39,83% pada saat dilakukan pembelajaran dengan strategi ATDRAP. Kedua, berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, kemampuan menulis teks berita pada aspek pendahuluan mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan yang cukup baik, mulai dari tahap studi pendahuluan, siklus 1, sampai dengan siklus 2. Pada siklus 1 rata-rata keberhasilan siswa mencapai 12,54, sedangkan pada siklus 2 meningkat menjadi 19,94. Ini menandakan bahwa terjadi peningkatan sebesar 37,11% pada saat dilakukan pembelajaran dengan strategi ATDRAP. Ketiga, berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, kemampuan menulis teks berita pada aspek inti mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan yang cukup baik, mulai dari tahap studi pendahuluan, siklus 1, sampai dengan siklus 2. Pada siklus 1 rata-rata keberhasilan siswa mencapai 12,37, sedangkan pada siklus 2 meningkat menjadi 20,44. Ini menandakan bahwa terjadi peningkatan sebesar 39,48% pada saat dilakukan pembelajaran dengan strategi ATDRAP. Keempat, berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, kemampuan menulis teks berita pada aspek penutup mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan yang cukup baik, mulai dari tahap studi pendahuluan, siklus 1, sampai dengan siklus 2. Pada siklus 1 rata-rata keberhasilan siswa mencapai 9,57, sedangkan pada siklus 2 meningkat menjadi 13,06. Ini menandakan bahwa terjadi peningkatan sebesar 26,72% pada saat dilakukan pembelajaran dengan strategi ATDRAP.
12 12 Saran Pertama, saran kepada guru Bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian ini telah diperoleh data bahwa penggunaan strategi ATDRAP mampu meningkatkan kemampuan menulis teks berita siswa. Oleh karena itu, disarankan kepada guru untuk menggunakan strategi tersebut dalam pembelajaran, terutama pada pembelajaran menulis berita. Guru juga dapat menerapkan hasil penemuan ini sebagai inovasi pembelajaran Bahasa Indonesia yang lebih bervariasi dan tidak membosankan bagi siswa. Kedua, saran kepada peneliti lain. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sebuah acuan keberhasilan dalam pembelajaran menulis teks berita. Selain itu, peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan penelitian sejenis dengan menggunakan strategi penelitian yang lain. Tujuannya adalah agar didapat hasil penelitian yang lebih baik dari penelitian ini. Daftar Rujukan Akhadiah, S., Arsjad, M. & Ridwan, S Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Chaer, Abdul Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Rineka Cipta. Keraf, Gorys Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia. Keraf, Gorys Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Jakarta: Nusa Indah. Parera, Jos Daniel Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: Erlangga. Sobur, Alex Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suhandang, Kustadi Pengantar Jurnalistik. Bandung: Nuansa. Universitas Negeri Malang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: UM Press. Wiriatmaja, Rochiati Metode Penelitian Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN PENULISAN KEMBALI PENGALAMAN YANG MENYENANGKAN PADA SISWA KELAS VII SLTP AL IRSYAD SURAKARTA TAHUN 2011/2012
KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN PENULISAN KEMBALI PENGALAMAN YANG MENYENANGKAN PADA SISWA KELAS VII SLTP AL IRSYAD SURAKARTA TAHUN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : ARIF NUGROHO A 310030103
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 MALANG TAHUN AJARAN 2012/2013
KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 MALANG TAHUN AJARAN 2012/2013 Bayu Gusti Antri Hariyono 1 Sumadi 2 Moch. Syahri 3 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email: bayu_gustian@yahoo.co.id
Lebih terperinciSILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit Mendengarkan : 1. Memahami informasi dari berbagai laporan PEMAN KEGIATAN PEMAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan/ informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan aspek berbahasa yang tidak dapat dipisahkan dari aspek lain dalam proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Dalam
Lebih terperinciJurnal Pendidikan, Pengajaran Bahasa dan Sastra ONOMA PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo
Peningkatan Keterampilan Menulis Wacana Eksposisi Menggunakan Media Berita dalam Koran Siswa Kelas X Nautika B SMK Pelayaran Samudera Nusantara Utama Palopo Darmawati (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul
Lebih terperinciSILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu
KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan Laporan Mencatat pokok-pokok antara fakta Laporan kegiatan isi laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik
18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar komunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk berkomunikasi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang pokok selain menyimak, berbicara, dan membaca. Melalui menulis akan berjalan hubungan komunikatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang urgen peranannya dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi antarmanusia. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan, dengan tulis menulis juga dapat diartikan sebagai cara berkomunikasi dengan mengungkapkan pikiran, perasaan,
Lebih terperinciJ-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X Oleh Linda Permasih Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. Dr. Edi Suyanto, M.Pd. email: linda.permasih99@gmail.com Abstrac
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup dua aspek, yaitu keterampilan berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Menulis merupakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Penelitian Tindakan Kelas di SMPN 1 Hulu Sungkai Kabupaten Lampung Utara, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 5.1.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deskripsi memiliki makna gambaran. Gambaran akan suatu keadaan atau perwujudan sebuah benda atau seseorang. Mendeskripsikan adalah cara agar seorang pembaca dapat membayangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, ide, dan keinginan kepada orang lain. Bahasa juga merupakan alat komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang diajarkan di SD, karena Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI
PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia adalah bahasa. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG SISWA KELAS VII SMP 26 SAROLANGUN
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG SISWA KELAS VII SMP 26 SAROLANGUN Muhibul Fahmi, Atmazaki, Ngusman Abdul Manaf Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak dan berbicara terjadi dalam komunikasi secara lisan,
Lebih terperinciAas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD ISLAM AL-IKHLAS CIANJUR TAHUN AJARAN 2011/2012 Aas Asiah Email : aasasiah84@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas menulis tidak pernah lepas dalam kehidupan sehari-hari di berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan bentuk kesalahan dalam
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA Etyn Nurkhayati SD YPKP I Sentani Jayapura Papua Abstrak:Kesulitan siswa dalam menulis
Lebih terperinciketerampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis
1 1 keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis sebagai salah satu kompetensi yang dikaji dan harus
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh: Resti Yulianita Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 JUNGKE KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL SMA MUJAHIDIN PONTIANAK
KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL SMA MUJAHIDIN PONTIANAK Amalia, Syambasril, Agus Wartiningsih Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan, Pontianak Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia baik lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem lambang bunyi yang
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : Kelas/Program : XII/IPS Standar : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan SILABUS PEMBELAJARAN 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan Laporan
Lebih terperinciKemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat
Jurnal Pesona, Volume 3 No. 2, (2017), 156-162 ISSN Cetak : 2356-2080 ISSN Online : 2356-2072 DOI: https://doi.org/ 10.26638/jp.444.2080 Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber
Lebih terperinciPeningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli
Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan bahasa yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berdasarkan empat aspek keterampilan tersebut,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Menulis teks berita merupakan kompetensi dasar yang harus dicapai. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII ada beberapa kompetensi dasar yang dikaitkan
Lebih terperinciSILABUS. Kegiatan Pembelajaran
KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan Laporan laporan kegiatan OSIS
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan
ARTIKEL ILMIAH Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh: Pebrina Pakpahan A1B110064 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS WACANA NARASI SISWA KELAS XI TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK BINA BANGSA DAMPIT DENGAN STRATEGI CONTOH DAN NONCONTOH
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS WACANA NARASI SISWA KELAS XI TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK BINA BANGSA DAMPIT DENGAN STRATEGI CONTOH DAN NONCONTOH Rizki Dian Lestari 1 A. Syukur Ghazali 2 Indra Suherjanto
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik (Kusuma, 2009:141).
26 III. METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK), ruang lingkup penelitian ini adalah pembelajaran di dalam
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG Dwi Sulistyorini Abstrak: Dalam kegiatan pembelajaran menulis, siswa masih banyak mengalami kesulitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) untuk mencapai sasaran pembelajaran di sekolah. Menurut Usman (dalam Suryosubroto 2002:19),
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : SD Negeri 2 Kampung Baru. Membaca teks percakapan dengan lafal dan intonasi yang tepat
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Waktu : SD Negeri 2 Kampung Baru : Bahasa Indonesia : V (lima)/ganjil : 2x35 menit A. Standar Kompetensi : Membaca Memahami teks dengan
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAPPING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BATUSANGKAR
PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAPPING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BATUSANGKAR Oleh Delia Putri Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS IIIB MI ALMAARIF 03 LANGLANG SINGOSARI
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS IIIB MI ALMAARIF 03 LANGLANG SINGOSARI Arlita Agustina 1 Muakibatul Hasanah 2 Heri Suwignyo 2 Email: arlitaagustina@ymail.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia yang siap menyampaikan maupun menulis teks berita. Menulis teks
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berita merupakan informasi yang dibutuhkan oleh semua masyarakat untuk mengetahui suatu kejadian atau peristiwa serta memperluas wawasan dan memperkaya pengetahuan.
Lebih terperinciMIMIN SETIAWATI NIM
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK WAWANCARA PADA SISWA KELAS VIII SMP ASSIDIQIYAH KARANGAWITAN KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MIMIN SETIAWATI NIM. 1021.0501 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan secara khusus adalah mampu menguasai empat aspek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN
HUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh Nurhajijah Br Tarigan Prof. Dr. Khairil Ansari,
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN. Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif. Pengalaman Belajar
Nama Sekolah : SMA Negeri 4 Purworejo Kelas/Program : XII/ IPA IPS Standar : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan SILABUS PEMBELAJARAN 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di masyarakat, pengaruh informasi
Lebih terperinciSILABUS. Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Bukittinggi Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : VII / I Tahun Pelajaran :
SILABUS Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Bukittinggi Mata Pelajaran : Kelas / Semester : VII / I Tahun Pelajaran : 2010-2011 1.1 Menyimpulkan isi berita dibacakan dalam beberapa kalimat : Mendengarkan 1. Memahami
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FOTO ESAI
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FOTO ESAI Masniah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia e-mail: imasmasniah@rocketmail.com
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025
KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017/2018 KEMAMPUAN
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO RUSMIN HUSAIN Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan. Bahasa dijadikan sebagai alat komunikasi untuk melakukan sosialisasi satu sama lain. Melalui bahasalah
Lebih terperinciDeliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI (GI) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX-1 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun
Lebih terperinciANALISIS TEKS PIDATO KARANGAN SISWA KELAS X SMA LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
ANALISIS TEKS PIDATO KARANGAN SISWA KELAS X SMA LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Dian Nita Zullina *) Email: zullina_diannita@yahoo.com Universitas Negeri Malang, Jalan
Lebih terperinciSILABUS. Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung
KELAS X SEMESTER 1 SILABUS Nama Sekolah : SMA / MA... Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung 1.1 Menanggapi siaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar siswa memiliki keterampilan berbahasa dan pengetahuan kebahasaan. Keterampilan berbahasa mencakup 4
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh: Muslimah Kurniawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciAbstract. Pendahuluan
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF PADA TEKS PIDATO SISWA KELAS IX.2 DENGAN TEKNIK TIRU MODEL DI SMP NEGERI 1 SOLOK SELATAN Elita Sinatra 1), Marsis 2), Gusnetti 2) ¹Mahasiswa jurusan Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling melengkapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi bahasa Indonesia dibagi menjadi 4 aspek yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek ini saling berkaitan satu dengan yang lain
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rafina Widowati, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis tergolong dalam kegiatan kebahasaan yang bersifat produktif. Chaedar Alwasilah (2007: 43) mengungkapkan bahwa menulis pada dasarnya bukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi kepada orang lain. Kegiatan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa bisa berlangsung secara efektif
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG
218 KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG Suci Rahmadani 1, Suhartono 2, dan M. Arifin 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006 : 317), secara umum mata pelajaran Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi dengan sesamanya. Sebagai alat komunikasi, bahasa selalu
Lebih terperinci2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keterampilan menulis karya sastra tidak akan lepas dari metode ajar yang digunakan guru di sekolah. Guru mempunyai peran penting dalam menciptakan suasana
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL Imam Sopingi Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Menulis puisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbahasa pada dasarnya kegiatan berkomunikasi. Oleh karena itu, belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan berkomunikasi
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI
NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa adanya bahasa setiap orang akan merasa kesulitan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau
Lebih terperinciOleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek
144 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 PEMANFAATAN SURAT KABAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SDN 1 TASIKMADU KECAMATAN
Lebih terperinciRAHAYU DANIK SUMIYATI A54B111025
NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA ASPEK MENULIS KARANGAN MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS V SDN 2 KARANGNONGKO TAHUN AJARAN 2013/2014 Diajukan oleh: RAHAYU
Lebih terperinciOleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK
PENGARUH STRATEGI 3M (MENIRU-MENGOLAH-MENGEMBANGKAN) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Beatriz Lasmaria Harianja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran berbahasa di Sekolah Dasar tidak dapat terlepas dari pengembangan aspek kemampuan berbahasa. Hal tersebut memiliki tujuan untuk memperlancar dan mempermudah
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi manusia, berupa lambang atau tanda dan selalu mengandung pemikiran dan perasaan. Di dalam komunikasi manusia menyampaikan pemikiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi sertiap manusia, dengan pendidikan kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan hidup di
Lebih terperinciPENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG
PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI PADANG Risa Marjuniati ), Marsis ), Hj. Syofiani ) ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ) Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyimak adalah satu di antara empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah suatu proses yang dilakukan
Lebih terperinciKEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME
KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME Agung Gede Suputra Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo Anggota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa dibagi menjadi dua bagian yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Lebih terperinciMoh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF PADA SISWA KELAS VIIB SMP 17 AGUSTUS 1945 CLURING MENGGUNAKAN METODE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang disadari atau tidak, selalu hidup berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain. Kelompok tersebut dimulai dari suatu
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA
ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Ige Janet L. W. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI CERITA YANG PERNAH DIBACA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 01 TUREN DENGAN MEDIA KOMIK
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI CERITA YANG PERNAH DIBACA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 01 TUREN DENGAN MEDIA KOMIK Oleh: Rahmat Mahmudi 1 Mudjianto 2 Heri Suwignyo 3 Email: Sastra_ground2@yahoo.co.id
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN
SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas /Semester : VII (Tujuh) /2 (Dua) Standar : Mendengarkan 9. Memahami wacana lisan dalam kegiatan wawancara Kegiatan 9.1 Menyimpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang penting untuk mempersatu kan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang penting untuk mempersatu kan seluruh bangsa. Maka dari itu, belajar bahasa Indonesia berarti belajar berko munikasi.
Lebih terperinciJurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 2 Nomor 2, Juni 2017
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 2, No. 2, Juni 2017 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak ) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA SD Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar yang dicapai seorang siswa merupakan interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANDUAN WAWANCARA MELALUI MEDIA REKAMAN TAYANGAN BERITA. Nur Kholik Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANDUAN WAWANCARA MELALUI MEDIA REKAMAN TAYANGAN BERITA Nur Kholik Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses pembelajaran
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI 3M PADA SISWA KELAS VIIA SMP ISLAM DIPONEGORO WAGIR KABUPATEN MALANG
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI 3M PADA SISWA KELAS VIIA SMP ISLAM DIPONEGORO WAGIR KABUPATEN MALANG Wilhelmus Werun Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang
Lebih terperinciPENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE DAN PERMAINAN JELAJAH EYD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE DAN PERMAINAN JELAJAH EYD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN Nur Fitriana Rahmawati 1, Julia 2, Prana Dwija Iswara
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013-2014 Helmi Susanti Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:Prestasi
Lebih terperinci