(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Nova Yanti Maleha, SE, M.Si 19/09/2016 1

BAB I PENDAHULUAN. berbagai prosedur untuk menjadi seorang pegawai ataupun karyawan di sebuah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di dalam suatu organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Pertemuan Kedua Ketiga Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

Oleh: Roswaty,SE.MSi

BAB I PENDAHULUAN menjadi Rp 335 triliun di tahun Perkembangan lain yang menarik dari

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena

Pengembangan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya tanpa adanya perusahaan sebagai tempat mencari nafkah sekaligus

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. segala sumber daya yang ada. Manusia yang bekerja dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dunia usaha di tanah air mengalami banyak kemajuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. makalah perencanaan Sdm

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan melalui serangkaian aktivitas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat di segala bidang kegiatan yang menyebabkan persaingan semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya proses pengawasan yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Isu sentral yang sering dijadikan kajian berkaitan dengan sumber daya

KEPUASAN KERJA DAN PENINGKATAN PRESTASI KERJA. Oleh: Muslikhah Dwihartanti

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan sistem teknologi informasi telah berkembang sangat pesat. Jika diamati,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengantisipasi permintaan-permintaan bisnis dan lingkungan pada organisasi

BAB I PENDAHULUAN. situasi persaingan khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sejenis menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Unsur manusia ini berkembang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. individu yang telah lama bekerja. Mereka yang telah lama bekerja akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diberbagai bidang pun semakin ketat termasuk dibidang industri. Tidak dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

Pengertian. Audit SDM:

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak akan terselesaikan dengan baik. Menurut Ricky W.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. departementersendiri dalam suatu organisasi, yaitu HumanResource Departemen

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

BAB I PENDAHULUAN. hidup bagi diri sendiri atau orang lain. Pembinaan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan modal dasar bagi pembangunan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. proaktif dan dapat memberikan jasa yang memuaskan kepada nasabahnya agar

TINJAUAN PUSTAKA. tujuan perusahaan. Tujuan ini tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang dilahirkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN KERJA, PENDIDIKAN, DAN PENDAPATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI LUWES SWALAYAN WONOGIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis merupakan dunia yang sarat akan perubahan. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara

PENJABARAN KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES

I. PENDAHULUAN. untuk mendaya gunakan sumber daya manusia secara maksimal sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Robbins, 2006).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkecil adalah sebuah keluarga dan tentunya setiap orang dilahirkan dalam sebuah

(Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia, Ruang lingkup dan Fungsi MSDM) Fauzie Rahman

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

Manajemen, Organisasidan. Tim Kewirausahaan-SEDS Universitas Hasanuddin

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. tersebar di seluruh tanah air. Seperti halnya perusahaan lain, PT Novell pun juga

BAB I PENDAHULUAN. di dalam segala bentuk organisasi (perusahaan). Faktor produksi disini. dan perlakuan khusus di samping faktor produksi yang lain.

BAB 2 PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA

Transkripsi:

Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2 Nomor 2, Desember 2005 ARTI DAN PERANAN SUMBERDAYA MANUSIA Oleh: Purwanto (Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Abstrak Kegiatan personalia memiliki lingkup kerja yang luas. Semua tindakan yang diambil untuk memberikan kepada satuan-satuan kerja yang efektif dan efisien tidaklah mudah. Kegiatan divisi personalia dan divisi-divisi lain tidak bisa terpisahkan dan tidak bisa bekerja sendiri-sendiri harus ada koordinasi serta harus saling tergantung satu dengan yang lainnya. Sumber daya manusia dilihat dari sisi ekonomi merupakan sumber ekonomi utama. Artinya secanggih apapun teknologi yang dimiliki perusahaan tidak mempunyai arti bila tidak didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang dapat dipertanggungjawabkan. Manajemen personalia diperlukan untuk memberikan motivasi kepada satuan kerja organisasi agar bekerja secara efektif dan efisien. Upaya mencapai tujuan tersebut studi tentang manajemen personalia difokuskan pada masalah bagaimana manajemen mendapatkan, menggunakan, mengembangkan, dan memelihara karyawan secara tepat dan humanis. Kata kunci : Sumber daya manusia, manajemen personalia A. Pendahuluan Suatu pandangan umum bahwa upaya pengembangan sumber daya manusia dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan atau kemampuan manusia dalam melakukan berbagai kegiatan atau pekerjaan tertentu dalam organisasi/perusahaan. Pendekatan pengembangan sumber daya manusia yang menitikberatkan pada substansi meningkatkan keterampilan dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu sudah tidak relevan lagi. Pendekatan ini sebenarnya sudah tidak populer lagi dengan perkembangan zaman dan pengembangan nilai hak asasi manusia. Memang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kegiatan pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia terkait erat dengan peningkatan keterampilan dan kemampuan manusia (sumber daya manusia), namun pihak perusahaan sering mengesampingkan permasalahan yang paling hakiki yaitu usaha meningkatkan taraf hidup/kesejahteraan 136

Arti dan Peran Sumber Daya Manusia -- Purwanto karyawan. Sehingga sering terjadi benturan antar kepentingan, yaitu kepentingan perusahaan di satu sisi dan kepentingan karyawan di sisi lain. Kondisi ini mestinya harus seimbang, dalam arti kepentingan perusahaan harus tercapai namun kepentingan karyawan juga harus diutamakan, karena manusia merupakan sumber ekonomi yang paling penting dan dominan bagi perusahaan di samping sumber-sumber ekonomi lainnya. Secara filosofis pembinaan sumber daya manusia dimulai dari dalam keluarga, kemudian ditingkatkan melalui proses pendidikan formal atau pendidikan non formal, dijustifikasi dalam kehidupan masyarakat dan akhirnya dikembangkan secara struktural melalui lingkungan pekerjaan. Orang tua memberikan petunjuk nasehat, dan memberikan cara bekerja yang baik kepada anak-anaknya. Demikian pula orang dewasa dalam keluarga hidup dalam aturan, tata cara dan normanorma sosial. Cara yang demikian sudah berlangsung sejak permulaan peradaban manusia dan masih relevan untuk masa kini dan masa yang akan datang. Dalam susunan ekonomi masyarakat yang sederhana, setiap anggota keluarga hanya mengerjakan usaha keluarga mereka sendiri. Petunjuk orang tua kepada keluarga yang lebih muda dianggap sudah cukup memadai seukuran jumlah pekerjaan yang dihadapi oleh keluarga. Perkembangan selanjutnya anggota keluarga yang lebih muda menganggap pentingnya pengabdian dirinya tidak hanya pada keluarga saja, tetapi mereka akan masuk pada suatu sistem yang lebih kompleks memasuki arena orang/organisasi lain yang kondisinya sangat berbeda manakala mereka terikat dalam struktur keluarganya. Kompleksitas selanjutnya sampai pada tahap sekarang mereka akan terikat suatu aturan-aturan dan norma-norma serta persyaratan kerja yang lebih tinggi. Kemampuan kerja, keterampilan kerja, dedikasi, disiplin, loyalitas merupakan warna baru yang harus mereka penuhi. Maka dari itu profil mereka harus selalu ditingkatkan secara khusus. Menyikapi keadaan seperti itu dunia pendidikan pun juga tidak mau ketinggalan agar supaya lulusannya dapat diterima oleh dunia kerja dan dunia industri. Perubahan-perubahan kurikulum senantiasa harus selalu disesuaikan atau kalau tidak boleh dikatakan dirombak. Perubahan atau penyesuaian kurikulum tersebut dari tahun ke tahun mengalami perubahan, dari istilah kurikulum berbasis kompetensi, link and match, CTL, dan sebagainya. Kemudian dunia kerja dan dunia industri menyikapi secara positif dengan terbukanya mereka untuk menerima sistem magang. Implementasi sistem ini seseorang sebagai pemagang, mereka bekerja dalam jangka waktu tertentu dengan mengamati secara teliti dan terus menerus bagaimana pekerja 137

Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2 Nomor 2, Desember 2005 (karyawan) yang sudah berpengalaman melakukan pekerjaan tertentu. Kemudian pemagang itu mencoba menyelesaikan pekerjaan dengan menerapkan cara kerja mereka sambil diamati, dibimbing, diarahkan dan diawasi oleh pamongnya/pendampingnya. Apabila dipandang mampu pemagang dapat diterima bekerja di tempat mereka magang, atau bekerja dalam usaha keluarga sendiri, atau bekerja dalam usaha orang lain untuk mendapatkan upah. Tahap lain dari pembinaan sumber daya manusia adalah pendidikan dan latihan formal. Seorang karyawan dididik dan dilatih bukan saja untuk memperoleh pengetahuan tertentu akan tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan kerja dan penghasilan.. Pembinaan sumber daya manusia di lingkungan perusahaan dilakukan melalui penerapan prinsipprinsip manajemen. Prinsip utama dari manajemen adalah peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya manusia yang difungsikan dalam bidang; produksi, waktu, modal, material, dan peningkatan produktivitas tenaga kerja. Peningkatan produktivitas tenaga kerja karyawan merupakan tujuan utama dari manajemen personalia. Bertitik tolak dari prinsip manajemen personalia, produktivitas erat hubungannya dengan peningkatan pemenuhan kebutuhan manusia (pemuas) dalam arti yang lebih luas yaitu peningkatan pendapatan, kenyamanan, gizi dan kesehatan. Nah di sini letak perbedaan pandangan lama yang menganggap pembinaan tenaga kerja hanya untuk meningkatkan kemampuan pelaksanaan pekerjaan semata, tanpa memperhatikan permasalahan lain yang terkait dengan bagaimana usaha manajemen memberi motivasi terhadap karyawannya. Sedangkan pandangan baru memandang bahwa pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia diarahkan pada peningkatan pendapatan gizi dan kesehatan tanpa mengesampingkan hakikat peningkatan kemampuan dan keterampilan, yang pada akhirnya akan menjadi sumber motivasi karyawan untuk bekerja secara lebih efisien, produktif, bertanggung jawab dan tanpa pamrih. Kompetensi pandangan ini adalah untuk meminimalisir tindakan-tindakan negatif, kecurangan/ketidakjujuran, kemangkiran, malas bekerja dan sebagainya. Maka dari itu implikasinya dari prinsip manajemen personalia mengarah pada setidaknya pemenuhan upah minimum dan kontinyuitas pembinaan menuju ke arah perbaikan profesi dan kesejahteraan. Usaha-usaha yang terkait dengan perencanaan ketenagakerjaan, analisis jabatan, analisis pekerjaan, merupakan tindak lanjut dari proses pengembangan sumber daya manusia. Rancangan tersebut dimaksudkan untuk menjamin kebutuhan tenaga kerja terdidik dan terlatih yang diperlukan dalam usahausaha pengembangan sumber daya 138

Arti dan Peran Sumber Daya Manusia -- Purwanto manusia. Lebih lanjut perencanaan sumber daya manusia erat kaitannya dengan pemberdayaan sumber daya manusia dengan mengusahakan agar supaya setiap orang yang mampu bekerja dapat memperoleh pekerjaan yang dapat dipertanggungjawabkan dan dari pekerjaan itu dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh penghasilan yang memadai dengan kesungguhannya. Tidak dapat dielakkan bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan dan kehidupan organisasi/perusahaan, oleh karena itu manusia menjadi perancang, pelaku, dan penentu tercapainya tujuan organisasi/perusahaan. Di samping itu tujuan organisasi tidak mungkin tercapai tanpa peranan manusia, bagaimanapun canggihnya teknologi sekalipun faktor manusia dianggap asset yang sangat penting dalam suatu organisasi. Namun mengatur para karyawan/para pelaku yang akan mengantar perusahaan mencapai tujuan akhir perusahaan tidaklah mudah. Karena mereka mempunyai pikiran, perasaan, hati, keinginan, status, dan latar belakang pendidikan, budaya, dan sosial yang berbeda-beda yang dibawa serta dalam kehidupan berorganisasi sungguh tidak sederhana dalam rangka mengatur, mengarahkan dan menguasai sepenuhnya sesuai dengan kehendak manajemen. Berbeda dengan sumber ekonomi lainnya seperti: modal, mesin, bahan, dan lain-lainnya. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) bertujuan untuk membina manusia (SDM), sehingga manusia (SDM) dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi. Membina manusia (SDM) menuju ke arah tercapainya tujuan perusahaan bereferensi kepada prinsipprinsip manajemen umum. Sedangkan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam kiprahnya menekankan diri pada pendekatan peranan/hakikat manusia dalam mewujudkan tercapainya tujuan perusahaan secara optimal. Dalam mengatur sumber daya manusia, maka manajemen senantiasa berangkat dari hati perasaan dan pelayanan, bukan dari kedudukan, power (kekuasaan), dan tangan besi. Di samping itu manajemen hendaknya juga menerapkan prinsip memenuhi kepuasan karyawan yang bertanggung jawab dalam menjalankan tugas-tugas manajerialnya. Sehingga kepuasan karyawan terpenuhi secara bertanggung jawab, serta merta akan diikuti timbulnya motivasi karyawan dalam menerima dan melaksanakan tugas/kewajibannya. Lebih jauh kondisi ini juga menimbulkan kepuasan masyarakat yang menikmati layanan secara tidak langsung yang diberikan oleh organisasi/perusahaan. Selanjutnya pendidikan dan latihan merupakan faktor penting dalam pengembangan sumber daya manusia. 139

Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2 Nomor 2, Desember 2005 Pendidikan dan latihan tidak saja menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan keterampilan bekerja, sekaligus juga meningkatkan produktivitas kerja. Pendidikan dan latihan sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu, namun baru sejak tahun 1940-an orang mulai sadar akan hubungan pendidikan dan latihan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Penyelidikan mendukung pendapat bahwa negara-negara dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi juga mempunyai pertumbuhan juga mempunyai pertumbuhan ekonomi yang lebih tepat. (Agus Sunyoto : 1995:20) Selanjutnya Agus Sunyoto yang menyitir dari pendapat John Kendrick, mengatakan, bahwa dari tahun 1919 sampai dengan tahun 1957 pendapatan nasional Amerika Serikat bertambah 5,3 persen, sedangkan modal dan tenaga kerja bertambah hanya dengan 3,2 persen setahun. Selisih kedua angka yaitu 2,1 persen setahun tersebut menurut John Kendrick merupakan pendapatan-pendapatan nasional yang diakibatkan oleh peningkatan produktivitas kerja, dan kenaikan ini dicapai berkat adanya perbaikan manajemen dan teknologi, perbaikan gizi, perbaikan kesehatan, dan peningkatan kualitas pendidikan dari buruh dan karyawan. (1995 : 21). Pendapat lain yang memperkuat John K, yaitu Edward F. Denison, disadur oleh Agus Sunyoto, mengatakan bahwa 23 persen dari pertambahan pendapatan nasional Amerika Serikat dari tahun 1929 sampai dengan tahun 1957 merupakan kontribusi dari pertambahan kualitas buruh, terutama yang diakibatkan oleh peningkatan pendidikan (1995 : 21). Maka dari itu pendidikan dan latihan mempunyai peranan yang sangat penting dan dipandang sebagai investasi yang imbalannya dapat dirasakan beberapa tahun kemudian dalam bentuk pertambahan hasil kerja Investasi di bidang pendidikan dan latihan kerja seperti itu merupakan modal manusia yang kuat atau dengan kata lain dapat dikatakan sebagai human capital B. Batasan SDM, MSDM, dan MP Sebagian orang masih mempunyai persepsi bahwa SDM, MSDM, dan MP dianggap sama, padahal ketiganya memiliki fokus perbedaan yang cukup jelas, hanya saja ketiganya memang memiliki kesamaan dalam hal objek yang ditangani, yaitu masalah manusia dan aspek-aspek yang menyertainya. Definisi yang dikemukakan oleh Mary Pakker Follet bahwa manajemen adalah seni menyelesaikan suatu tugas pekerjaan melalui tangan dan pikiran orang lain. Hal ini mengandung arti bahwa seorang manajer hendaknya dapat menyelesaikan suatu tugas melalui karya dan karsa orang lain, melalui inisiatif orang lain, dan tentunya melalui evaluasi yang hampir dapat dipastikan juga dilaksanakan oleh prang lain. 140

Arti dan Peran Sumber Daya Manusia -- Purwanto Manajeman Sumber daya Manusia, seperti juga manajemen umum tentunya juga merupakan suatu proses perencanaan, penetapan apa yang harus di lakukan dalam proses pengorganisasian. Dalam hal ini proses dan praktik manajemen sumber daya manusia berkisar pada masalah perencanaan dan penugasan kelompok kerja, penyusunan personalia, melalui proses penarikan, seleksi, penempatan, pengembangan, pemberian kompensasi, penilaian proses kerja, pengarahan, kepemimpinan, pengelolaan konflik, motivasi, pengawasan dan pemberian motivasi untuk mencapai tujuan, baik tujuan individu maupun tujuan perusahaan atas penyelenggaraan manajemen personalia. Sedangkan Manajeman Personalia (MP) diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi, yang bertujuan untuk memberikan kewenangan satuan/unit kerja organisasi agar bekerja lebih efektif. (Agus Sunyoto : 22). Usahausaha untuk mencapai tujuan tersebut fokus Manajemen Personalia berkisar pada masalah bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah /kualitas dan susunan keterampilan yang tepat (akurat). Kemudian sumber daya manusia dilihat dari sisi ekonomi merupakan sumber ekonomi yang paling utama. Artinya secanggih apapun teknologi yang dimiliki oleh perusahaan tidak ada artinya apa-apa tanpa sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan dan bertanggung jawab, akan tetapi sesederhana apapun teknologi yang dimiliki oleh perusahaan namun memiliki sumber daya manusia yang cerdik, dan terampil, maka permasalahan yang dihadapi perusahaan senantiasa dapat segera diatasi. Dalam praktik manajemen timbul suatu pertanyaan, apakah aktivitas manajerial dari manajer personalia sama dengan manajer lainnya (misalnya: manajer keuangan, manajer pemasaran, manajer produksi, manajer logistik)? Pertanyaan ini memang sulit untuk dijawab secara definitif. Akan tetapi juga tidak sulit untuk dijawab, asalkan kita berpikir secara sederhana dan dalam kerangka yang logis. Logika pertama manajer yang mengendalikan pekerjaan orang lain dalam organisasi adalah Manajer Personalia. Logika kedua, karena itu manajer yang lainnya juga harus dilibatkan dalam setiap kegiatan personalia. Logika ketiga, adalah tidak tepat jika manajer personalia bekerja sendirian tanpa keikutsertaan manajer yang lain. Lebih-lebih dalam hal menentukan jalannya perusahaan hanya karena dia (MP) dapat mengatur manusia berdasarkan fungsinya. (Agus Sunyoto, 1995 : 22). Manajer personalia, seperti halnya manajer yang lain (manajer produksi, 141

Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2 Nomor 2, Desember 2005 manajer pemasaran, manajer keuangan, dll) merupakan bidang fungsional tersendiri dalam suatu organisasi/perusahaan. Manajer Personalia pertama-tama hendaknya dapat menciptakan jalinan kerjasama dalam pengembangan dan administrasi, dari berbagai kebijaksanaan untuk mempengaruhi orang-orang dalam suatu organisasi mengarah pada visi dan misi perusahaan. Kedua Manajer Personalia hendaknya dapat membantu para manajer lainnya dalam mengelola sumber daya manusia. Ketiga Manajer Personalia dan manajer-manajer yang lain dalam menjalankan fungsi manajerialnya hendaknya selalu menempatkan prinsip-prinsip koordinasi, hal ini dimaksudkan untuk mencapai titik temu di antara para manajer terhadap keselarasan tujuan individu, tujuan divisidivisi dan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Relevansinya terhadap karyawan yang baru diterima dalam perusahaan, pada umumnya mereka baru memenuhi persyaratan kualifikasi administratif dan belum memiliki kemampuan teknis seperti yang diharapkan oleh divisi-divisi terkait, sungguh merupakan tanggung jawab manajer personalia yang secara bersama-sama digarap dengan para manajer lainnya. Proses ini biasanya disebut program pengembangan pegawai dan ditangani melalui perencanaan program pendidikan dan latihan sumber daya manusia. Perencanaan pengembangan sumber daya manusia adalah suatu kegiatan yang terus menerus dilaksanakan oleh divisi personalia tidak hanya kepada karyawan baru saja akan tetapi juga kepada karyawan yang sudah lama bekerja. Program ini bertujuan tidak hanya semata-mata untuk mengembangkan aspek pengetahuan, keterampilan strategi dan taktik kerja baru, akan tetapi lebih dari itu program pengembangan pegawai juga dimaksudkan untuk meningkatkan semangat dan motivasi baru menuju pada program pengembangan karier dalam jenjang organisasi. C. Berbagai Tantangan Manajeman Personalia Divisi personalia tidak dapat memprediksikan secara akurat terhadap rancangan-rancangan pemberdayaan sumber daya manusia secara akurat terhadap segala sesuatu yang telah menjadi kebijaksanaannya. Kenyataannya manajemen personalia menghadapi berbagai ketidaksesuaian antara rencana, implementasi dan hasil yang dicapai. Berdasarkan permasalahan ini melalui program audit personalia, manajemen personalia secara dini dapat menemukan berbagai tantangan/masalah dan segera mungkin mereka melakukan diagnosa untuk mencari solusi-solusinya. Ada dua bentuk tantangan yang dihadapi oleh manajemen personalia saat ini yaitu: 142

Arti dan Peran Sumber Daya Manusia -- Purwanto 1. Tantangan dari luar organisasi Pertumbuhan organisasi tidak dapat lepas dari lingkungan luarnya (external environment). Lingkungan luar ini terdiri atas tiga peubah (variabel). Yaitu: (a) situasi yang seluruhnya dapat dikendalikan, (b) situasi hanya sebagian yang dapat dikendalikan, dan (c) situasi yang seluruhnya tidak dapat dikendalikan Praktik manajemen yang berhubungan dengan pembuatan keputusan mengenai pemberdayaan dan pemanfaatan sumber daya manusia hendaknya memperhitungkan situasi lingkungan eksternalnya. Maka dari itu tidak ada pilihan lain bagi manajer personalia selain mengantisipasi secara proaktif setiap terjadi perubahan lingkungan sekitarnya. Lingkungan eksternal organisasi senantiasa akan melahirkan tantangan-tantangan baru yang selalu harus diakomodir oleh setiap manajemen dan karyawan Tantangan ini memang bersifat alami sejalan dengan tingkat kemajuan ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi, peraturan pemerintah, faktor sosial, kultur/budaya, kondisi perekonomian, faktor demografi, faktor geografi dan berbagai gerakan-gerakan para pesaing. Tantangan-tantangan eksternal biasanya kurang disukai oleh manajemen tingkat dan bidang apapun termasuk manajemen personalia. Tantangan tersebut akan menekan tingkat penyesuaian karyawan di segala lini. Namun hanya pada lini bawah sajalah yang akan merasakan dampak langsungnya, karena mereka orang lapangan (operasi) yang berhubungan langsung dengan selesai dan tidaknya produk perusahaan. Mata rantai yang tidak dapat dihindari oleh karyawan lini bawah adalah mereka akan memperoleh tekanan dari para atasan senantiasa harus bekerja keras untuk memperoleh produk berkualitas, jumlah yang banyak, efektif dan efisien. Dalam kondisi ini karyawan menjadi incapacitated, atau tidak dapat berbuat apa-apa, artinya mereka tidak dapat menerima wawasan baru dan kecenderungan baru, dan akhirnya mandeg pada tahap yang sulit untuk dapat mengikuti perkembangan zaman (Agus Sunyoto, 1995 : 26). Lantas apa yang dapat dilakukan oleh manajer personalia dalam menghadapi permasalahan tersebut? Ada empat hal sekiranya yang dapat dilakukan oleh manajemen, yaitu: a. Memonitor lingkungan, yaitu pengamatan yang cermat dan terus menerus dari setiap perubahan yang terjadi, mencari sumber informasi yang tepat dan dapat dipercaya, menganalisis 143

Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2 Nomor 2, Desember 2005 setiap data terhimpun, mengenali berbagai variabel dan kritis terhadap setiap manuver lingkungan. b. Mengevaluasi terhadap dampak perubahan, yaitu kemampuan manajer personalia mengevaluasi secara kritis terhadap besaran kadar perubahan dan mencari berbagai kemungkinan atau alternatif pemecahan. c. Mengambil tindakan yang sifatnya proaktif, yaitu kemampuan manajemen personalia dalam mengambil inisiatif, menyusun rancangan kegiatan personalia yang tepat dalam rangka menghadapi kemungkinan terjadinya perubahan lingkungan sehingga organisasi dapat memanfaatkan perubahan lingkungan untuk perbaikan internal organisasi. d. Mencari balikan yang tepat, yaitu mengenali setiap informasi sebagai masukan yang dapat dipergunakan dalam menyusun rancangan personalia ke depan dan mendorong kepada setiap divisi untuk memanfaatkan perubahan sebagai peluang terciptanya struktur organisasi yang dapat dipertanggungjawabkan. 2. Tantangan dari dalam Semua lini organisasi senantiasa harus memahami acuan organisasi, yaitu tujuan yang hendak dicapai. Namun dalam praktik manajemen sering terjadi masing-masing manajer mengejar target sendirisendiri tanpa koordinasi dan tidak mengingat kepentingan manajermanajer lain. Di sinilah peran manajemen puncak seharusnya dapat mengkoordinir dan mengingatkan setiap direktur bahwa keberhasilan organisasi bukan di tangan masing-masing divisi. Akan tetapi keberhasilan organisasi senantiasa terletak pada bersinerginya masing-masing divisi menuju satu tujuan besar perusahaan. Kondisi manajer berpikir lokal (baca berpikir berdasarkan kepentingan dan keberhasilan masing-masing divisi) rawan terhadap konflik. Mengapa tidak? Situasi seperti ini akan muncul perilaku sombong, congkak, tidak/kurang menghargai orang lain. Ujung-ujungnya muncul konflik internal. Konflik internal jika tidak segera dapat diselesaikan lebih berbahaya dan lebih berat dari pada menghadapi perubahan-perubahan lingkungan eksternal. Situasi seperti ini yang menjadi korban adalah sumber daya manusianya sendiri, di mana kepentingan personalia (sumber daya manusia) sering tidak memperoleh perhatian dan keseimbangan antar anggota manajemen. 144

Arti dan Peran Sumber Daya Manusia -- Purwanto D. Kesimpulan Manajemen personalia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah untuk memberikan motivasi satuan kerja organisasi yang efektif dan efisien. Upaya mencapai tujuan tersebut studi tentang manajemen personalia mengarah pada bagaimana seharusnya perusahaan; mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, menilai, memelihara karyawan, rasio kuantitas, dan kualitas yang tepat. Kegiatan personalia memiliki lingkup kerja yang luas. Semua tindakan yang diambil untuk memberikan kepada satuan-satuan kerja yang efektif dan efisien tidaklah mudah. Kegiatan divisi personalia dan divisi-divisi lain tidak bisa terpisahkan dan dan tidak bisa bekerja sendiri-sendiri serta harus saling tergantung satu dengan yang lainnya. Sikap proaktif dalam menangani masalah personalia baik yang bersifat eksternal maupun internal adalah syarat mutlak bagi seorang manajer personalia. Proaktif berarti mengantisipasi setiap gejolak yang akan/sedang timbul dengan pendekatan humanis atau pendekatan rekayasa yang konstruktif dan bertanggung jawab. Daftar Pustaka Agus Sunyoto, (1995), Manajemen Sumberdaya Manusia, Jakarta, IPWI, Jakarta. Heidjrahman dan Suad Husnan, (1995) Manajemen Personalia, Yogyakarta, BPFE. SP. Siagian, (1984), Pengembangan Sumberdaya Insani, Jakarta, Gunung Agung T. Hani Handoko, (1998), Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Yogyakarta, BPFE. 145