STUDI IMPLEMENTASI RISK BASED INSPECTION (RBI) UNTUK PERENCANAAN BIAYA REPARASI KAPAL

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Implementasi Risk Based Inspection (RBI) Untuk Perencanaan Biaya Reparasi Kapal

Analisa Risiko Proses Pengapungan Kembali pada Kapal Tenggelam di Perairan Tanjung Perak

ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penilaian Risiko dan Penjadwalan Inspeksi pada Pressure Vessel Gas Separation Unit dengan Metode Risk Based Inspection pada CPPG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Desain Konseptual Hybrid Propulsion Mesin Diesel dengan Motor Listrik pada Tugboat 70 Ton Bollard Pull Untuk Aplikasi di Pelabuhan

Studi Implementasi Risk Based Inspection (RBI) untuk Estimasi Harga Kapal Bekas

Perancangan Aplikasi Komputer Berbasis Android untuk Estimasi Biaya Reparasi Kapal Interaktif

Penjadwalan Berdasarkan Analisis Faktor- Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Reparasi Kapal: Studi Kasus MV. Blossom

Tugas Akhir (MO )

Tugas Akhir : Studi Perencanaan Bisnis Waralaba (Franchise) Dalam Bidang Reparasi Kapal

SIDANG P3 JULI 2010 ANALISA RESIKO PADA ELBOW PIPE AKIBAT INTERNAL CORROSION DENGAN METODE RBI. Arif Rahman H ( )

Resizing Bangunan Atas Kapal Double Skin Bulk Carrier (DSBC) DWT untuk Mengurangi Biaya Produksi

PROSES REPLATING PELAT BAJA PADA BAGIAN LAMBUNG KAPAL TUNDA ANGGADA X MILIK PT. PELINDO III (PERSERO) SURABAYA

II. URAIAN PENELITIAN

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy

FORM DATA KOMPONEN KAPAL

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional

STUDI ANALISIS RESIKO PADA PIPELINE OIL DAN GAS DENGAN METODE RISK ASSESMENT KENT MUHLBAUER DAN RISK BASED INSPECTION API REKOMENDASI 581

ANALISA KARAKTERISTIK KEBUTUHAN DAYA LISTRIK PADA KAPAL FERRY DALAM RANGKA EFISIENSI ENERGI

APLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA HELIPAD FSO: STUDI KASUS FSO KAKAP NATUNA

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

Studi Aplikasi Metode Risk Based Inspection (RBI) Semi-Kuantitatif API 581 pada Production Separator

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan PT.TAMBANGAN RAYA PERMAI berdiri pada tahun. 1995, bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan kapal.

ANALISA KARAKTERISTIK KEBUTUHAN DAYA LISTRIK PADA KAPAL FERRY DALAM RANGKA EFISIENSI ENERGI FRENNIKO EKA BESTARI

Non Destructive Testing

PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN KM. NUSANTARA ( PIPING SYSTEM )

Analisa Konsekuensi. Pada kasus ini tergolong dalam C6-H8 (Gasoline, Naphta, Light Straight, Heptane), memiliki sifat :

TUGAS AKHIR. Analisa Karakteristik Kebutuhan Daya Listrik Pada Kapal Cargo Dalam Rangka Effisiensi Energi. Oleh : Novarianto S.

Muhammad

SIDANG P3 TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK KELAUTAN 28 JANUARI 2010

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

INSTALASI PERMESINAN

Dhani Priatmoko REDUCTION GEAR AND PROPULSION SYSTEM VIBRATION ANALYSIS ON MV.KUMALA

BAB II JAWABAN-JAWABAN TUGAS MANDIRI TPK V & IV

LATAR BELAKANG JALAN SEMENTARA RISIKO

III KERANGKA PEMIKIRAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Kapal sebagai sebuah wahana teknis terdiri dari beberapa sistem permesinan yang

ANALISA KEBOCORAN PIPA PADA HYDRAULIC GATE BEAM SHEARING MACHINE di PT. INKA

ANALISA RELIABILITY BERBASIS LOGIKA FUZZY PADA SISTEM MAIN ENGINE KAPAL TUGAS AKHIR

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA PERBANDINGAN METODE ASSESSMENT BERBASIS RESIKO DENGAN METODE ASSESSMENT BERBASIS WAKTU PADA STASIUN PENGOLAHAN GAS

(Badan Geologi Kementrian ESDM, 2010)

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN UNTUK PENJAMINAN PEMELIHARAAN KAPAL BARU DENGAN SKEMA WARRANTY BERBASIS ONLINE

Perancangan Fire Control and Safety Plan pada Kapal Konversi LCT menjadi Kapal Small Tanker

Angket Mengenai Efek dari Kerusakan Pompa

PERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DI KM. MUSTHIKA KENCANA II


BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

FINAL KNKT KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan suatu fluida yang komposisinya

BAB III LANDASAN TEORI

PEMODELAN 3D KONSTRUKSI KAPAL MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK STUDI KASUS GRAND BLOCK 09 M.T. KAMOJANG

BAB II GAMBARAN UMUM PT. WIJAYA SAKTI

Analisa Peningkatan Kualitas Layanan Jasa Reparasi Kapal Di Galangan Kapal Jawa Timur

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MINISTRY OF TRANSPORTATION DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DIRECTORATE GENERAL OF SEA TRANSPORTATION

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan

ANALISA TEKNIS EKONOMIS PERENCANAAN SISTEM REVERSE OSMOSIS UNTUK KEBUTUHAN AIR TAWAR ( FRESH WATER DOMESTIC SYSTEM ) PADA KAPAL NIAGA (M.

Trainer Agri Group Tier-2

Analisis Remaining Life dan Penjadwalan Program Inspeksi pada Pressure Vessel dengan Menggunakan Metode Risk Based Inspection (RBI)

Analisa Risiko dan Langkah Mitigasi pada Offshore Pipeline

Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Terampil untuk Mendukung Peningkatan Produksi Pembangunan Kapal Baru di Galangan- Galangan Kapal di Surabaya

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

Analisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada Kapal Ikan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

IDENTIFIKASI PENYEBAB KERUSAKAN VALVE PADA MUD PUMP TYPE TRIPLEX PUMP MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT. X

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK

KOMPUTERISASI ESTIMASI BIAYA REPARASI KAPAL BERDASARKAN HISTORICAL DATA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ACTIVITY BASED COSTING BERBASIS WEB

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan bahan material untuk. pembangunan konstruksi banyak melahirkan produk-produk baru.

Studi Implementasi Model House of Risk (HOR) untuk Mitigasi Risiko Keterlambatan Material dan Komponen Impor pada Pembangunan Kapal Baru

ANALISIS PROFIL RISIKO KAPAL TANKER PADA DAERAH PELAYARAN TERBATAS

Keputusan Menteri Perhubungan No. 86 Tahun 1990 Tentang : Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak Dari Kapal-Kapal

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS KONVERSI KAPAL TANKER SINGLE HULL MENJADI DOUBLE HULL

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

DESAIN ULANG KAPAL PERINTIS 200 DWT UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA KAPAL

Pengantar Listrik Kapal

Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4.1 INDENTIFIKASI SISTEM

RISK BASED UNDERWATER INSPECTION

KERINGANAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN UNTUK PEMBUATAN KOMPONEN, PERALATAN DAN KAROSERI KENDARAAN BERMOTOR KHUSUS

STUDI PENGARUH NILAI TUKAR MATA UANG ASING RUPIAH PADA PEMBANGUNAN KAPAL BARU

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

OLEH: Nama : DAYANG NRP :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan

Perancangan Aplikasi Berbasis Android untuk Manajemen Proyek Reparasi Kapal

Analisa Perbandingan Penggunaan Bekisting Semi Konvensional Dengan Bekisting Sistem Table Form Pada Konstruksi Gedung Bertingkat

2017, No diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepela

Transkripsi:

1 STUDI IMPLEMENTASI RISK BASED INSPECTION (RBI) UNTUK PERENCANAAN BIAYA REPARASI KAPAL Laksyardo Wisnu Baroto, Ir. Triwilaswandio W.P., MSc Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: triwilas@na.its.ac.id Abstrak Tujuan utama dari tugas akhir ini adalah melakukan studi implementasi Risk Based Inspection (RBI) untuk perencanaan biaya reparasi kapal. Pertama, pendekatan perencanaan biaya reparasi kapal yang dilakukan saat ini di galangan kapal sampel diamati dan dikaji ulang. Saat ini diketahui perencanaan biaya reparasi kapal masih dilaksanakan dengan metode konvensional yang hanya mempertimbangkan biaya langsung ( biaya material dan jasa) dan biaya overhead. Fakta yang ada biaya bongkar pasang dan tambahan pekerjaan yang bersinggungan dengan bagian komponen yang telah tercantum dalam daftar repair list dan kemungkinan mitigasi risiko tidak diperhitungkan. Kedua, sebuah framework untuk implementasi RBI dalam rangka meningkatkan akurasi perencanaan biaya reparasi kapal telah diidentifikasi dan diformulasikan. Pada framework tersebut digunakan pendekatan fault tree analysis dan check list. Ketiga, studi kasus yang didasarkan pada repair list kapal yang dijadikan contoh untuk mengevaluasi efektivitas framework. Strategi implementasi RBI merupakan cara yang efektif untuk mengidentifikasi biaya tambahan, biaya tak terduga dan risiko yang terlibat dalam pekerjaan reparasi kapal. Oleh karena itu perencanaan biaya reparasi kapal dapat dilakukan dengan cara yang lebih sistematis dan lebih akurat. Kata Kunci : Risk Based Inspection (RBI),reparasi kapal, dan biaya reparasi I. PENDAHULUAN eparasi sebuah kapal memerlukan estimasi biaya akurat sehingga sesuai dengan prediksi profit Ryang telah ditentukan. Biaya merupakan faktor yang diperhitungkan untuk tidak mengalami pembengkakan. Tahapan awal dari sebuah estimasi biaya reparasi kapal adalah identifikasi bagian-bagian yang diperkirakan terjadi kerusakan atau terkait dalam proses reparasi kapal. Pekerjaan yang tidak hati hati atau mempertimbangkan risiko yang ada di sekitar akan menghasilkan biaya yang tidak terduga sedangkan kontrak biaya reparasi sudah ada. Permasalahan-permasalahan dalam reparasi kapal berpengaruh terhadap kepuasan dari konsumen maupun pihak galangan kapal. Terutama masalah biaya, sampai saat ini biaya yang harus dialokasikan untuk suatu proses reparasi kapal tidak sesuai dengan harapan galangan kapal. Karena estimasi biaya pada pekerjaan reparasi kapal kurang teliti sehingga mengakibatkan pembengkakan biaya. Mengatasi permasalahan di atas, tugas akhir ini akan melakukan studi analisis bahwa RBI (Risk Based Inspection) dapat diimplementasikan untuk perencanaan biaya reparasi kapal sehingga biaya yang direncanakan menjadi lebih teliti. II. METODE Studi Pustaka dan Lapangan Tahap awal yang dilakukan dalam pengerjaan Tugas Akhir adalah dimulai dengan membaca dan mencari referensi studi literatur terkait dengan Tugas Akhir yang akan dikerjakan. Studi literatur dilakukan guna lebih memahami permasalahan yang ada, sehingga memunculkan dugaan awal yang selanjutnya bisa disusun menjadi sebuah hipotesa. Studi literatur yang dilakukan adalah yang berkaitan dengan pemahaman teori dan konsep dari RBI (Risk Based Inspection) dan FTA (Fault Tree Analysis) dimana nantinya akan berguna untuk mengetahui kerusakan atau kejadian yang banyak terjadi pada sebuah material atau bagian kapal saat reparasi. Data Data untuk pengerjaan tugas akhir ini merupakan repair list reparasi kapal, serta konsekuensi konsekuensi yang terjadi pada pekerjaan reparasi kapal dengan anggaran biaya reparasi. Data digunakan sebagai sumber untuk mengerjakan tugas akhir. Probability Failure Mengidentifikasi kemungkinan kemungkinan yang terjadi pada sebuah pekerjaan yang akan berdampak pada lingkungan sekitar atau pada pekerjaan sendiri dari segi keselamatan dan biaya. Consequence Of Failure Menganalisis konsekuensi apa yang terjadi pada kapal yang mengalami reparasi atau konsekuensi biaya

2 yang ada untuk bongkar pasang. Konsekuensi pada pekerjaan reparasi kapal dapat menjadi pertimbangan untuk reparasi. Risk Ranking Teknis pengelompokan risiko sesuai dengan levelnya, dimana dibagi menjadi 3 bagian yaitu low, medium, dan high. Hasil risiko akan menjadi pertimbangtan untuk maintenence plan. Maintenence Plan Penyusunan jadwal inspeksi pada kapal berdasarkan risk ranking yang telah dibuat. Dimana inspeksi akan di adakan lebih memperhatikan pada bagian atau material yang mengalami atau terdapat pada bagian high risk. Mitigasi Mitigasi adalah pengurangan, pencegahan atau bisa dikatakan sebagai proses mengupayakan berbagai tindakan preventif untuk meminimalisasi dampak negatif dari suatu pekerjaan. [Wikipedia]. Framework merupakan sebuah hasil yang dapat digunakan untuk proses mitigasi. Kesimpulan Setelah melakukan semua pekerjaan dengan sistematika pada flowcahrt, maka dibuat sebuah kesimpulan terhadap hasil pekerjaan. Kesimpulan dibuat sesuai dengan apa yang sudah dilakukan pada pembahasan. Gambar 1. Metodologi Mengimplementasikan RBI pada kapal, berpengaruh pada pengambilan keputusan yang menghasilkan risiko berdampak pada biaya. Sengaja atau tidak disengaja, manusia mengambil keputusan bedasarkan risiko yang ada. Semakin besar risiko yang ditanggung maka akan semakin mencari solusi untuk memperkecil risiko yang ada untuk sebuah keputusan. Risiko merupakan sebuah gabungan dari kemungkinan terjadinya sebuah peristiwa tertentu dan akibat yang ditimbulkan pada pengambilan keputusan tersebut (hal negatif) dalam bentuk perhitungannya dapat digambarkan sebagai berikut : Risk = Kemungkinan x konsekuensi Risk Based Inspection (RBI) adalah tinjauan yang difokuskan terhadap risiko yang terjadi pada kejadian dan mencegah kerugian pada saat pengerjaan. RBI sendiri memfokuskan pada pekerjaan material/komponen yang dapat menimbulkan dampak risiko biaya yang akan di keluarkan untuk sebuah pekerjaan. [1]. Sebagai contoh jika terjadi sebuah korosi pada pipa di kamar mesin, untuk proses reparasi akan menimbulkan dampak yang berpengaruh pada material atau komponen lain pada proses reparasi. Seperti kerusakan peralatan pada proses bongkar pasang reparasi serta bahan bahan berbahaya yang ada pada sekitar proses reparasi yang dapat berdampak pada kerugian secara ekonomi. Kombinasi dari kemungkinan terjadinya satu kejadian dengan konsekuensi masing masing akan menentukan risiko terhadap suatu pekerjaan.. Efek dari kesalahan yang timbul berdampak pada pekerjaan sekitar dan faktor ekonomi (biaya). Tindakan yang dilakukan adalah inspeksi dan mitigasi untuk memprediksi yang terbaik dan terburuk pada sebuah pekerjaan. Pendekatan Pada RBI Jenis penilaian pada RBI dapat dilakukan dengan 3 cara : - Pendekatan kualitatif - Pendekatan kuantitatif - Pendekatan semi kuantitatif Setiap pendekatan menghasilkan cara yang sistematik untuk menyaring risiko, indentifikasi, serta potensial kejadian yang akan terjadi dalam sebuah pekerjaan. [2]. Menentukan tingkat bahaya dapat juga meminta ahli untuk mengecek tingkat risikonya berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki dalam hal pekerjaan ini. Pada tugas akhir ini dilakukan pendekatan secara kualitatif. Pendekatan kualitatif cocok untuk studi implementasi pada sebuah masalah. Pendekatan RBI pertama dilakukan dengan melakukan penerapan FTA untuk mengidentifikasi jenis pekerjaan yang menghabiskan biaya. [4]. FTA dimulai dengan repair list sebuah proses reparasi untuk mengidentifikasi biaya terbesar dari reparasi kapal. Pembagian 2 zona berguna untuk membedakan biaya yang terbesar untuk tiap pekerjaan perzona. Zona pekerjaan ini juga berguna untuk membagi lagi menjadi pekerjaan-pekerjaan yang ada di setiap zona. Pekerjaan replating, outfitting, kemudi dan permesinan merupakan macam pekerjaan yang terjadi

3 dalam reparasi kapal. Proses identifikasi pada gambar 2 adalah FTA dari penjelasan sebelumnya. Identifikasi menghasilkan matriks resiko untuk biaya reparasi. Mengimplementasi RBI merupakan tindakan selanjutnya, untuk pengimplementasian RBI membutuhkan bantuan framework. tampak (material dan jasa) tanpa memperhitungkan biaya yang disebabkan oleh bongkar pasang saat reparasi dan mitigasi. Implementasi RBI merubah proses konvensional menjadi seperti gambar 4. Framework dan check list masuk dalam proses berguna untuk mengidentifikasi biaya tak terduga pada pekerjaan yang menimbulkan biaya mitigasi untuk mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak diharapkan. Biaya bongkar pasang juga termasuk dalam biaya yang tidak terduga dalam perencanaan biaya reparasi kapal. Tabel 1. Check List Jenis Pekerjaan : Faktor Sumber Resiko No Item Komponen Gambar 2. FTA RBI Framework dan Check List Framework adalah kumpulan fungsi-fungsi/prosedurprosedur untuk tujuan tertentu yang sudah siap digunakan, sehingga bisa mempermudah dan mempercepat pekerjaan seorang pekerja tanpa harus membuat fungsi atau urutan kerja dari awal. [3]. Framework membuat sebuah pekerjaan lebih tertata dan terorganisir, sehingga dalam pencarian kesalahan dalam sebuah pekerjaan akan lebih mudah dideteksi. Intinya, framework pada gambar 3 merupakan pondasi awal sebelum menentukan sebuah pekerjaan apa yang akan dikerjakan. Check List pada tabel 1 berguna mengidentifikasi risiko dan jumlah material komponen yang terlibat dalam sebuah reparasi. Framework memiliki alur risiko dalam prosesnya, dalam proses check list berperan dalam identifikasi dan mitigasi yang dilakukan untuk mengantisipasi risiko. 1 Main Engine Main Engine Temperatur Pencahayaan Bahan Kimia Berbahaya Ergonomis Maintenance Z-Peller Intermediate Shaft Flange 2 Propulsion Unit Stub Shaft End Geislinger Coupling End Secondary Engine 3 Auxiliary Engine Genset External Fire Fighting Sanitary SW Pressure Sanitary FW Pressure Salt Water Cooling For AC Battery 4 Deck Mechinary Air Compressor Oil Water Separator Hydrolic Power Pack Fresh Water Cooler Lube Oil Cooler M/E Alarm Panel Fuel Oil Transfer Pump Sewage Pump Bilge/Ballast Pump 5 Pump Fire & GS Pump Sludge Pump Lube Oil Pump Foam Pump Bilga/ Ballast Pipe Fuel Oil Pipe Lube Oil Pipe 6 Piping Fresh Water Pipe Salt Water pipe Fire & GS Pipe Pelat 7 Pelat Glaswol Jenis Pekerjaan Personal Protective Equipment Jumlah B/P Material dan Komponen Biaya B/P Material dan Komponen Gambar 4. Alur Perencanaan Biaya Reparasi Gambar 3. Framework Perencanaan biaya reparasi kapal konvensional masih berupa proses memperhitungkan biaya yang III. HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan awal dalam analisis RBI adalah mapping pekerjaan yang tertera pada repair list. Mapping adalah sebuah kegiatan untuk membuat sesuatu menjadi lebih teratur dan diketahui. Kapal memiliki banyak bagian yang harus diidentifikasi. Tindakan indentifikasi dapat mengetahui masalah yang ingin diselesaikan. Kapal yang digunakan adalah MT. Best I. Data Kapal Nama : Best I No IMO : 5575268 Year of built : 1983 Jenis Kapal : Oil Tanker Bendera : Indonesia Klasifikasi : BKI

4 LOA (m) : 87.2 m LPP (m) : 78.52m B (m) : 12 m H (m) : 7 m T (m) : 5 m DWT (Ton) : 2654 ton Data RL dapat mengetahui biaya reparasi kapal saat maintenance. Menentukan bagian mana yang menanggung biaya paling besar dapat digunakan metode FTA. Elemen biaya merupakan elemen yang diperhatikan karena dapat membengkak. Zona pekerjaan dalam penerapannya dibagi menjadi 2 zona, yaitu : Zona Kamar Mesin (KM) Zona Ruang Muat (RM) Pembagian zona pada gambar 5 dilakukan untuk membedakan tingkat kesulitan dan risiko risiko dalam pekerjaan reparasi. Pekerjaan reparasi sendiri memiliki safety yang harus diperhatikan. Dimana dapat dicegah ataupun dikurangi kemungkinannya dengan mitigasi.. Identifikasi mengarah pada sumber biaya terbesar pekerjaan reparasi kapal. Pembuatan matriks resiko pada pekerjaan reparasi dapat mengidentifikasi biaya terbesar. Gambar 5. Pembagian Zona. Zona Kamar Mesin Tabel 2. Biaya Reparasi Kamar Mesin Biaya Reparasi Zone Kamar Mesin Jenis Pekerjaan Biaya Reparasi Zone Kamar Mesin (Rp) Jenis biaya Risiko Biaya Dalam Persen Kemudi 211,627,900 Kemudi 34.082 Permesinan 38,670,700 Permesinan 5.228 Replating 1,942,675 Replating 1.319 Outfitting 368,693,773 Outfitting 59.377 Total Biaya 620,935,048 risiko dan konsekuensi mungkin menghasilkan biaya tambahan. Diagram 2. Komposisi Biaya Reparasi Kamar Mesin Diagram 2 merupakan risiko biaya dari total biaya pengerjaan. Bagian outfitting pada zona kamar mesin kapal menanggung 60% biaya yang dibayarkan pada sebuah reparasi zona kamar mesin. Reparasi outfitting agar diperhatikan terutama perpipaan di kamar mesin. Jumlah bongkar pasang komponen dan mitigasi merupakan faktor yang mempengaruhi biaya reparasi. Zona Ruang Muat Tabel 3. Biaya Reparasi Ruang Muat Biaya Reparasi Zone Ruang Muat Jenis Pekerjaan Biaya Reparasi Zone Kamar Mesin (Rp) Jenis biaya Risiko Biaya Dalam Persen Replating 945,102,681 Replating 66.005 Outfitting 305,251,092 Outfitting 21.318 Cat 181,515,788 Cat 12.677 Total Biaya 1,431,869,561 Tabel 3 dan diagram 3 merupakan hasil breakdown biaya pada zona ruang muat. Biaya terbesar terjadi pada pekerjaan replating pada zona ruang muat. Zona ruang muat lebih didominasi material pelat, dimana biaya yang dikeluarkan untuk replating tidak terlalu besar jika dibanding dengan komponen di zona kamar mesin. Banyaknya pergantian pada pelat yang berpengaruh pada biaya reparasi zona ruang muat. Reparasi tidak harus mengganti bagian pelat tersebut, dapat dilakukan beberapa cara untuk menghemat biaya yang akan dikeluarkan. Diagram 3. Biaya Reparasi Ruang Muat Diagram 1. Biaya Reparasi Kamar Mesin Diagram 1 dan tabel 2 menghasilkan komponen outfitting menghabiskan biaya reparasi yang terbesar pada zona kamar mesin. Penyebabnya banyak outfitting yang terpasang pada kamar mesin. Terutama bagian perpipaan di kamar mesin, Bukan karena harga pipa yang mahal, namun karena risiko bongkar pasang pada sebuah lajur pipa yang direparasi dan mitigasi untuk Diagram 4. Komposisi biaya Ruang Muat

5 Risiko biaya yang ditanggung 66% dari total biaya yang dikeluarkan untuk reparasi zona ruang muat pada pekerjaan replating tampak pada diagram 4. Butuh perhatian untuk merawat atau melakukan cara lain untuk menekan biaya reparasi di zona ruang muat. Dibandingkan dengan zona kamar mesin yang memang terkendala pada banyaknya lajur lalu lintas outfitting dan desain ruang yang menyebabkan pembengkakan biaya pada biaya bongkar pasang. Zona ruang muat lebih pada perawatan pelat pelat, terlebih diperhatikan adalah pelat yang berada pada sisi luar atau pelat eksternal. Keseluruhan Kapal Tabel 4. Total Biaya Reparasi Biaya Reparasi Kapal Jenis Pekerjaan Biaya Reparasi Zone Kamar Mesin (Rp) Jenis biaya Risiko Biaya Dalam Persen Replating 917,796,294 Replating 45.302 Outfitting 643,102,920 Outfitting 31.743 Cat 183,059,245 Cat 9.036 Mechinary 281,993,650 Mechinary 13.919 Total Biaya 2.025.952.109 Diagram 5. Total Biaya Reparasi Kapal Tabel 4 menghasilkan diagram 5 menunjukkan bahwa biaya reparasi untuk replating kapal menempati urutan pertama menghasilkan biaya terbesar dalam sebuah reparasi kapal. Diagram 6 terindentifikasi bahwa dari sampel kapal menghabiskan biaya terbanyak dalam reparasi adalah pada pekerjaan replating. Risiko yang harus ditanggung mencapai 45% dari total biaya reparasi kapal. Peraturan menjelaskan sebuah pekerjaan replating tidak harus mengganti jika masih memenuhi syarat ketebalan minimal dari aturan yang diterapkan klas. Ada alternatif lain berupa pemasangan anode serta pengecatan ulang (coating) yang memiliki biaya lebih terjangkau dikeluarkan pada sebuah reparasi. Tabel matriks risiko 5 berdasarkan jumlah biaya untuk reparasi kapal dalam annual repair. Tabel 5. Matriks Resiko Biaya Reparasi Kapal Tingkat Risiko Jenis Pekerjaan Tingkat kemungkinan Very High Replating A High Outfitting B Medium Mechinary C Low Coating D Pelat eksternal menjadi bagian terbesar dalam replating karena berhubungan langsung dengan faktorfaktor yang mengebabkan pengurangan tebal pelat. Faktor yang mempengaruhi pengurangan tebal pelat, antara lain : Cuaca Daerah pelayaran Cat yang digunakan Banyaknya anode yang digunakan Serta foil foil yang menempel pada pelat eksternal kapal Perencanaan biaya reparasi kapal berfungsi untuk mengetahui komponen apa yang terkait dan bagaimana menanganinya dengan tidak melakukan proses bongkar pasang yang mengorbankan bagian kapal yang lain secara percuma dan mitigasi untuk mencegah risiko yang muncul. Biaya mitigasi untuk mengatasi risiko dan konsekuensi pada proses reparasi antara lain : Biaya Pemeriksaan Bebas Gas (Gas Free) Biaya Pembuangan Sampah Biaya Penampungan Minyak dan Bensin Biaya Sewa Pemadam Kebakaran Biaya Pelayanan Ventilasi dan Blower Biaya Sewa MCK Tabel 6. Biaya Mitigasi Komposisi Jenis Kapal Biaya Mitigasi biaya mitigasi Tanker Rp 83.513.920 4.14% General Cargo Rp 82.808.000 9.61% Ferry Rp 23.802.000 12.63% Diagram 6. Komposisi Biaya Reparasi Kapal Dapat dibuat matriks risiko pada tabel 5 berdasarkan analisis dari kapal Mt. Best I dimana replating menempati tingkat risiko paling tinggi dari biaya yang Tabel 6 memberikan perbandingan jenis kapal untuk biaya mitigasi. Biaya mitigasi yang terhitung dibandingkan dengan biaya reparasi total tiap kapal menghasilkan masing-masing 4.14%, 9.61%, 12.63%. Alokasi dana rata-rata membutuhkan 8.8% dari total biaya reparasi untuk biaya mitigasi atau mencegah terjadinya resiko. Perencanaan biaya reparasi kapal pada diagram 7 dapat dilakukan berdasarkan analisis biaya reparasi, dengan porsi 45% dari total biaya reparasi

6 pada pekerjaan replating, 30% pada outfitting, 20% untuk mechinary dan kemudi, sisanya 5% di alokasikan untuk coating. Total biaya reparasi belum ditambah biaya 8.8% dari total biaya reparasi akibat biaya mitigasi pada reparasi kapal. DAFTAR PUSTAKA [1] API PUBLICATION 581 FIRST EDITION, MAY 2000, Risk- Based Inspection Base Resource Document [2] API RECOMMENDED PRACTICE 581, SECOND EDITION, SEPTEMBER 2008 [3] http://ghoribaslichu.blogspot.com/2012/10/pengertianframework.html [4] P.L. Clemens, Fault Tree Analysis, February 2002, 4th Edition Diagram 7. Perencanaan Biaya Reparasi Kapal IV. KESIMPULAN Setelah Setelah melakukan identifikasi, maka dapat di ambil kesimpilan sebagai berikut : 1. Perencanaan biaya reparasi kapal saat ini masih menggunakan metode konvensional. Metode RBI dapat digunakan untuk mengantisipasi biaya tak terduga dalam proses perencanaan biaya reparasi kapal. 2. Pendekatan Risk Based Inspection (RBI) dapat di implementasikan pada proses perencanaan biaya reparasi kapal, diperoleh juga hasil lain sebagai berikut : Framework dapat digunakan sebagai metode untuk identifikasi risiko pada perencanaan biaya reparasi kapal. Pekerjaan reparasi kapal yang memakan banyak biaya adalah replating dan untuk pekerjaan yang berisiko berada pada zona kamar mesin berdasarkan kapal sampel yang digunakan. Perencanaan biaya reparasi kapal dialokasikan biaya dengan porsi 45% dari total biaya reparasi pada pekerjaan replating, 30% pada outfitting, 20% untuk mechinary dan kemudi, sisanya 5% di alokasikan untuk coating berdasarkan kapal sampel yang digunakan. Biaya mitigasi teridentifikasi sebesar 8.8% dari total biaya reparasi sebagai biaya tak terduga. 3. Strategi penerapan RBI pada reparasi kapal dapat diimplementasikan diawali dengan framework dan check list untuk mengidentifikasi biaya tak terduga dan biaya mititgasi dalam proses perencanaan biaya reparasi kapal. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT, dosen pembimbing yang telah memberikan waktu dan pemikirannya dalam membantu menyelesaikan penelitian ini. Tidak lupa ucapan terimakasih pada kedua orang tua yang memberikan support dalam pengerjaan penelitian ini.