BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Pindad merupakan perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan produk militer dan komersial di Indonesia (Wikipedia, 2012). Produk yang dihasilkan oleh PT. Pindad adalah senjata, kendaraan militer dan produksi non-militer. Kelangsungan proses produksi salah satunya tentu bergantung kepada sumber daya manusia atau dalam hal ini adalah karyawan. Sebagaimana kita ketahui untuk kesejahteraan karyawan, pemberian dana pensiun perlu dilakukan untuk memberikan penghasilan setelah pensiun kepada karyawan dan memberikan motivasi bagi karyawan untuk lebih giat bekerja. Dana pensiun merupakan suatu program yang bisa menjamin bahwa kesejahteraan tidak akan berkurang meskipun seseorang tidak aktif lagi bekerja. Program dana pensiun ditujukan bagi karyawan yang suatu saat akan memasuki usia pensiun. Dalam usia pensiun, pendapatan yang biasanya secara teratur diterima tiap bulan tidak akan diterima lagi. Hal ini tentu sangat merugikan dan merupakan risiko tersendiri bagi karyawan. Selain itu, kesejahteraan pensiunan tidak sebaik semasa masih bekerja. Oleh karena itu, PT Pindad mendirikan Dana Pensiun Karyawan PT Pindad atau disingkat Dapen Pindad untuk menghimpun dan mengelola dana dari peserta serta mengusahakan kesejahteraan di hari tua bagi para peserta dan keluarganya melalui penyelenggaraan dan pengelolaan program pensiun. Dalam mengelola dan mengembangkan dana yang telah 1
2 dihimpun, Dapen Pindad melakukan investasi dengan portofolio yang berisikan beberapa jenis instrumen investasi salah satunya adalah saham. Saham adalah keikutsertaan investor dalam perusahaan sebagai pemodal. Saham memberikan return dalam bentuk dividen, yang biasanya dibayarkan sekali setahun, dan capital gain. Dividen dan capital gain akan ada jika perusahaan memperoleh laba. Dividen merupakan laba yang dibagikan, sedangkan capital gain terjadi karena adanya laba yang tidak dibagikan dan faktor pertumbuhan perusahaan di masa depan. Perusahaan yang rugi tidak akan membagikan dividen dan jika perusahaan itu tidak menjanjikan pertumbuhan, yang akan diperoleh investor adalah capital loss atau penurunan harga saham di pasar. Dalam berinvestasi saham, prinsip buy low sell high merupakan hal yang penting untuk memperoleh return yang semaksimal mungkin. Oleh karena itu, investor dituntut untuk cermat dalam memilih saham yang tergolong murah. Sebelum berinvestasi dalam suatu saham, investor harus mengetahui harga wajar dari suatu saham tersebut dengan cara membandingkan harga wajar saham dengan harga pasar yang berlaku. Tujuan utamanya adalah untuk memilih perusahaan yang sahamnya undervalued (cheap) atau overvalued (rich). Investor yang menjual saham pada waktu overvalued akan mendapat keuntungan (capital gain) tetapi investor yang membeli pada saat saham overvalued akan menderita kerugian (capital loss). Investor yang sebelumnya telah memiliki saham dalam portofolionya, jika saham overvalued akan segera melepasnya (cut loss) dan jika undervalued akan tetap mempertahankannya (hold). Oleh karena itu, bijaksana
3 untuk tidak membeli saham yang overvalued sebab cepat atau lambat akan terjadi koreksi pasar. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis beberapa saham yang berada pada sektor yang sama yaitu PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) dan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dimana kedua perusahaan ini merupakan pemasok batubara terkemuka di Indonesia untuk pasar energi dunia. Kedua perusahaan tersebut merupakan incaran PT Pindad untuk dijadikan lahan investasi. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis saham untuk menentukan harga wajar saham dari ITMG dan PTBA sebagai indikator mahal murahnya saham dari masingmasing perusahaan tersebut. Metode yang biasa digunakan untuk penilaian saham adalah Price Earning Ratio (PER). Menurut Adler Haymans Manurung (204:26), secara teknis PER adalah hasil bagi antara harga saham dan laba bersih per saham. Investor akan membeli suatu saham perusahaan dengan PER yang kecil, karena PER yang kecil menggambarkan laba bersih per saham yang cukup tinggi dan harga saham yang rendah. Akan tetapi, PER mempunyai kelemahan karena rasio ini dihitung dengan estimasi value yang tidak konsisten dan tanpa memikirkan faktor penting di bawahnya seperti asumsi risiko, pertumbuhan, dan potensi aliran kas. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis yang lebih komperehensif dengan memperhatikan tingkat pertumbuhan dari perusahaan tersebut. Tingkat pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari pembagian dividen yang dilakukan oleh perusahaan. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan keuangan ITMG
4 dan PTBA, pembayaran dividen dari tahun 2007 sampai tahun 2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1.1. Dividen ITMG dan PTBA No Tahun Dividen ITMG PTBA 1 2007 155 105 2 2008 705 165 3 2009 1286 371 4 2010 407 533 5 2011 2506 523 Sumber: Laporan Keuangan ITMG dan PTBA Dari Tabel 1.1., dapat dilihat bahwa dalam pembagian dividen, ITMG dan PTBA pernah menaikkan dan menurunkan nilai dividen. Pada tahun 2010, pembayaran dividen ITMG mengalami penurunan menjadi 407 dari periode sebelumnya yaitu 2009 sebesar 1286. Untuk PTBA, pada tahun 2011 pembayaran dividen PTBA mengalami penurunan menjadi 523 dari periode sebelumnya yaitu 2010 sebesar 533. Oleh karena itu, untuk menentukan harga wajar saham dari kedua perusahaan tersebut, akan digunakan model Trinomial Dividend Discount Model karena model ini cocok untuk pola dividen yang tidak menentu dan besarnya dividen pernah mengalami pengurangan atau dengan kata lain mengalami pertumbuhan negatif. Dengan penelitian ini diharapkan dapat membantu investor untuk menentukan saham mana yang layak dijadikan investasi.
5 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan di atas, dirumuskan bagaimana penilaian harga wajar saham pada sektor industri batubara dengan menggunakan Trinomial Dividend Discount Model untuk memilih saham mana yang layak dijadikan investasi. 1.3. Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah menghitung nilai harga wajar saham pada sektor industri batubara berdasarkan nilai dividen yang dibagikan oleh masing-masing perusahaan dengan menggunakan Trinomial Dividend Discount Model. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi yang dapat digunakan Dapen Pindad sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi pada saham tersebut. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Dana Pensiun Karyawan PT Pindad, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi terhadap saham ITMG dan PTBA. 2. Bagi penulis, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang investasi.