TANGGUNG JAWAB AUDITOR. by Ely Suhayati SE MSi AK Ari Bramasto SE MSi Ak

dokumen-dokumen yang mirip
AUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 2, Edisi Juni 2012 (ISSN : 2252_7826) JENIS-JENIS PENDAPAT AUDITOR (OPINI AUDITOR)

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualiied Opinion)

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Tipe Opini Auditor. 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AUDIT LAPORAN KEUANGAN LAPORAN AUDIT & TANGGUNG JAWAB AUDITOR

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

Bab II. Audit Laporan Keuangan & Tanggungjawab Auditor. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si.

audit dapat memberikan bukti audit yang cukup untuk mencapai keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.

Presentation Outline

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap

DAN KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK by Ely Suhayati SE MSi Ak Ari Bramasto SE Msi Ak

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL

K A P IKATAN AKUNTAN INDONESIA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK. Standar Auditing. Per 1 Januari 2001

Topik 3 : Laporan Akuntan

BAB 3 LAPORAN AUDIT Laporan Audit Bentuk Baku Judul Laporan Alamat Laporan Audit Paragraf Pendahuluan Paragraf Scope Paragraf Pendapat Nama KAP

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN

PELAPORAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

BAB II LANDASAN TEORI

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

STANDAR UMUM DAFTAR I SI. 201 Sifat Standar Umum Tanggal Berlaku Efektif 02

BAB II LANDASAN TEORI

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

KONSISTENSI PENERAPAN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB II LANDASAN TEORI

AUDIT I Modul ke: Audit risk and materiality. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. 11Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA

REPRESENTASI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan

AUDIT I AUDIT REPORTS. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. auditee. Ada lima jenis pendapat auditor (IAI,2001), yaitu: 1. pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion),

Tabel 4.6.f Uji Validitas Setuju dengan Penyimpangan dari standar akuntansi yang berlaku yang Mendorong Akuntan Publik Memberikan Pendapat Selain

LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU DAN LAPORAN AUDIT TIDAK BAKU

TANGGUNGJAWAB AUDITOR UNTUK MEMPERTIMBANGKAN KEMAMPUAN SATUAN USAHA DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA

SA Seksi 551 PELAPORAN ATAS INFORMASI YANG MENYERTAI LAPORAN KEUANGAN POKOK DALAM DOKUMEN YANG DISERAHKAN OLEH AUDITOR. Sumber: PSA No.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan modern. Akuntansi dan auditing memainkan peran penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materiality and Audit Risk. Konteks Audit Kepabeanan dan Cukai

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB I PENDAHULUAN. agar auditor dapat memberikan jaminan mutlak ( absolute assurance) mengenai. hasil akhir proses audit yaitu laporan auditor.

BAB I PENDAHULUAN. agar auditor dapat memberikan jaminan mutlak (absolute assurance)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Belakangan ini profesi akuntan publik menjadi bagian dari sorotan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan adalah ciri khas atau sifat yang melekat dalam suatu entitas usaha.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan. dan dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. SA seksi 110 PSA No. 02 paragraf 2 menyatakan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, auditor dalam melaksanakan tugasnya tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab I. Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN AUDI TOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDI TAN

Tanggapan Atas Exposure Draft PSAK 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan dalam mengaudit laporan keuangan. Dari profesi akuntan

SURAT PERIKATAN AUDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SILABUS MATA AJAR AUDITING DAN ATESTASI 3 SKS

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang

Ch.7 Materialitas & Risiko Audit SUCAHYO HERININGSIH, SE., MSI., AK., CA.

Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama SILABUS, SAP MATA KULIAH AUDIT DAN ATESTASI 3 SKS

HUBUNGAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, SITUASI AUDIT, ETIKA, PENGALAMAN SERTA KEAHLIAN AUDIT DENGAN KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR OLEH

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi dalam bidang pengelolaan keuangan daerah. membuat pemerintah daerah dituntut membawa perubahan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

SA Seksi 552 PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN DAN DATA KEUANGAN PILIHAN. Sumber: PSA No. 53 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAGIAN AUDIT DILAKSANAKAN OLEH AUDITOR INDEPENDEN LAIN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Materialitas Dalam Audit Atas Laporan keuangan

BULETIN TEKNIS NOMOR 01 PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Transkripsi:

TANGGUNG JAWAB AUDITOR by Ely Suhayati SE MSi AK Ari Bramasto SE MSi Ak

Tanggung Jawab Auditor vs Tanggung Jawab Manajemen

Auditor mempunyai tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit. Pekerjaan auditor ini bertujuan untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan klien yang diaudit bebas dari salah saji material

Tanggung Manajemen Jawab perusahaan Manajemen (klien) bertanggung jawab atas laporan keuangan perusahaannya. Manajemen bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang sehat, membangun dan memelihara pengendalian intern, serta melaksanakan kewajiban mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan transaksi yang konsisten dalam laporan keuangan.

Tanggung Jawab Auditor 1. Independensi Auditor 2. Keyakinan yang Memadai (Reasonable Assurance) 3. Tanggung jawab Terhadap Fraud dan Illegal Acts 4. Tanggung jawab Terhadap Masalah Going Concern 5. Membuat Laporan Auditor Independen

1. Independensi Auditor Independen artinya tidak mudah dipengaruhi, netral, karena auditor melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Auditor tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapa pun. Sikap mental independensi yang merupakan persyaratan wajib dalam pelaksanaan penugasan, meliputi independen dalam fakta (in fact) dan dalam penampilan (in appearance).

2. Reasonable Assurance (Keyakinan Memadai) a. Auditor bertanggungjawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan terbebas dari salah saji material. Laporan auditor yang berisi tentang pendapat auditor atas laporan keuangan didasarkan pada konsep pemerolehan keyakinan memadai. b. Suatu audit tidak memberikan jaminan atas akurasi laporan keuangan.

Alasan mengapa suatu audit tidak memberikan jaminan bahwa laporan keuangan dapat memberikan keyakinan mutlak adalah karena : Laporan keuangan yang dibuat manajemen (klien) tidak diharapkan dapat memberikan keyakinan absolute. Kesimpulan yang dihasilkan dari pelaksanaan audit hanya berdasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh dari hasil pengujian-pengujian atas laporan keuangan Kebutuhan untuk menerapkan pertimbangan professional dalam Kebutuhan untuk menerapkan pertimbangan professional dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor risiko kecurangan dan kondisi lain

3. Pendeteksian Errors & Fraud Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama memungkinkan auditor untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Salah saji dapat terjadi sebagai akibat dari kekeliruan maupun karena kecurangan.

ERROR (KEKELIRUAN) meliputi Kekeliruan dalam pengumpulan atau pengolahan data akuntansi yang menjadi sumber penyusunan laporan keuangan. Estimasi akuntansi yang tidak masuk akal yang timbul dari kecerobohan atau salah tafsir fakta. Kekeliruan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan

FRAUD (KECURANGAN) Pengertian Fraud (dalam KUHP) : Mengambil sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum Dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seseorang dengan kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagaian adalah kepunyaan orang lain. Atau supaya membuat utang maupun piutang terhapus Dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang kepunyaan orang lain tapi dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan Dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya atau supaya memberi utang maupun menghapus piutangnya. Merugikan pemberi piutang dalam keadaan pailit.

Cabang- cabang Fraud : - Corruption - Asset Misappropiation - Fraudulent Statements Mencegah Fraud Tingkatkan Pengendalian intern Menanamkan kesadaran tentang adanya fraud (fraud awareness) Upaya menilai resiko terjadinya fraud (fraud risk assesment) Lakukan seleksi pegawai secara ketat, gunakan tenaga psikolog dan hindari katebelece dalam penerimaan pegawai. Berikan imbalan yang memadai untuk seluruh pegawai dan timbulkan sense of belonging Lakukan pembinaan rohani Berikan sanksi yang tegas bagi yang melakukan kecurangan dan berikan prestasi bagi pegawai yang berprestasi

Jenis kecurangan (fraud) dalam audit laporan keuangan 1. Fraudulent Financial Reporting Salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan 2. Misappropiation of Assets Salah saji yang timbul dari pencurian assets entitas yang mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum. Kecurangan ini mencakup tindakan: - Penggelapan tanda terima barang/uang - Pencurian assets - Tindakan yang menyebabkan entitas harus membayar atas harga barang yang tidak diterima.

Kecurangan (Fraud) lebih sulit dideteksi oleh auditor dibandingkan dengan error. Karena Fraud seringkali mencakup unsur kolusi dan pemalsuan dokumen. Auditor terikat kode etik untuk tidak mengungkapkan fraud kepada pihak entitas luar, kecuali untuk memenuhi peraturan, diminta oleh pengadilan, atau ditanyakan oleh successor auditor.

Pendeteksian Illegal Client Acts Illegal Client Acts merupakan tindakan melanggar hukum atau peraturan perundang-undangan Republik Indonesia. Tanggungjawab Auditor dalam Mendeteksi Illegal Acts : Penentuan apakah suatu tindakan klien itu dipandang sebagai pelanggaran hukum, biasanya hal tersebut berada diluar kompetensi profesional auditor. Auditor harus mendeteksi dan melaporkan salah saji akibat tindakan melanggar hukum yang berdampak langsung dan material terhadap jumlah-jumlah dalam laporan keuangan.

5 Tanggungjawab Terhadap Masalah Going Concern Kelangsungan hidup entitas dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal yang berlawanan Auditor harus mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan keangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas dengan cara : a. Auditor mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang dilaksanakan dalam perencanaan, pengumpulan bukti audit b. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian maka - Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen - Menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat secara efektif dilaksanakan c. mengevaluasi rencana manajemen, ia mengambil kesimpulan apakah ia masih memiliki kesangsian besar mengenai kemampuan entitas

Signifikan tidaknya kondisi atau peristiwa akan tergantung atas keadaan dan beberapa diantaranya kemungkinan hanya menjadi signifikan jika ditinjau bersama-sama dengan kondisi atau peristiwa yang lain. Peristiwa atau kondisi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Trend negatif 2. Petunjuk lain tentang kesulitan keuangan 3. Masalah intern 4. Masalah ekstern yang telah terjadi

Pertimbangan auditor yang berhubungan dengan rencana manajemen dapat berupa: 1. Rencana menjual aktiva 2. Rencana rekstrukturisasi utang 3. Rencana untuk mengurangi pengeluaran 4. Rencana untuk menaikkan modal pemilik

Pertimbangan dampak informasi kelangsungan hidup entitas terhadap laporan auditor Bila auditor tidak menyangsikan, maka auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian Apabila auditor menyangsikan maka auditor wajib mengevaluasi rencana manajemen atau auditor berkesimpulan tidak dapat secara efektif mengurangi dampak negatif maka auditor menyatakan tidak memberikan pendapat. Apabila auditor telah berkesimpulan bahwa rencana manajemen dapat secara efektif dilaksanakan maka auditor harus mempertimbangkan mengenai kecukupan pengungkapan Apabila auditor berkesimpulan bahwa pengungkapan tersebut memadai maka ia akan memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai kemapuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Jika auditor berkesimpulan bahwa pengungkapan tersebut tidak memadai maka ia akan memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar karena terdapat terdapat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Laporan Auditor Auditor dapat menyatakan pendapat-pendapat dalam laporan auditor sebagai berikut: 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian 2. Pendapat wajar dengan pengecualian 3. Tidak memberikan pendapat 4. Pendapat tidak wajar

Wajar tanpa Syarat (Unqualified Opinion) Laporan auditor bentuk baku memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu entitas, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kondisi Yang Harus Dipenuhi Untuk Standard Unqualified 1. Laporan keuangan lengkap 2. Ketiga standar umum dalam standar auditing dipenuhi 3. Ketiga standar pelaksanaan dipenuhi 4. Laporan keuangan disajikan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum

Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali untuk dampak hal yang berkaitan dengan yang dikecualikan. Jika auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian, ia harus : 1. Menjelaskan semua alasan yang menguatkan dalam satu atau lebih paragraf terpisah yang dicantumkan sebelum paragraf pendapat. 2. Mencantumkan juga bahasa pengecualian yang sesuai dan menunjuk ke paragraf penjelasan di dalam paragraf pendapat. 3. Berisi kata kecuali atau pengecualian dalam suatu frasa.

Pendapat wajar dengan pengecualian ini dinyatakan bilamana: 1. Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit 2. Laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berdampak material.

Pendapat tidak Wajar (Adverse Opinion) Suatu pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Bila auditor menyatakan pendapat tidak wajar auditor harus menjelaskan dalam paragraf terpisah sebelum paragraf pendapat dalam laporannya yaitu: Semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar Dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar terhadap posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas, jika secara praktis untuk dilaksanakan

Pernyataan tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion) Suatu pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Jika auditor menyatakan tidak memberikan pendapat, laporan auditor harus memberikan semua alasan substantif yang mendukung pernyataan tersebut. Pernyataan tidak memberikan pendapat harus tidak diberikan karena auditor yakin, atas dasar auditnya bahwa terdapat penyimpangan material dari prisnip akuntansi.

Terdapat tiga tingkatan materialitas dalam mempertimbangkan jenis laporan auditor yang harus dibuat: 1. Jumlah tidak Material (Immaterial) 2. Jumlah material tetapi tidak mengganggu laporan keuangan secara keseluruhan 3. Sangat material sehingga kewajaran laporan keuangan diragukan

Cara lazim untuk mengukur materialitas, jika manajemen menyimpang dari prinsip akuntansi yang berlaku umum : 1. Jumlah rupiah dan tolok ukurnya 2. Daya ukur 3. Sifat salah saji