BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si"

Transkripsi

1 BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1 Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2016

2 BAB I PROFESI AKUNTAN PUBLIK Timbul dan Berkembangnya Profesi Akuntan Publik Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan. Dalam perusahaan yang berbentuk PT terbuka maka manajemen harus menyampaikan informasi pertanggungjawaban pengelolaan dana kepada para investor, calon investor, kreditur, calon kreditur. Pihak luar perusahaan memperoleh informasi pertanggungjawaban pengelolaan dana yang telah diaudit oleh pihak ketiga (Akuntan Publik), agar laporan keuangan yang disampaikan oleh manajemen dapat dipercaya, sehingga pihak luar memperoleh keyakinan atas laporan keuangan. Jasa Yang Dihasilkan oleh Profesi Akuntan Publik Jasa Atestasi Auditing Pemeriksaan Review Prosedur yang disepakati Jasa Nonatestasi Kompilasi Perpajakan Konsultasi Manajemen Definisi Auditing Secara umum Proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya dengan pemakai yang berkepentingan. Dari sudut profesi akuntan publik Pemeriksaan secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan

3 secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasill usaha perusahaan atau organisasi tersebut. Laporan Audit (Audit Report) Laporan Audit adalah media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Berikut adalah laporan audit berbentuk baku: (Pihak yang dituju oleh auditor) Laporan Auditor Independen Kami telah mengaudit neraca perusahaan KXT tanggal 31 Desember 19X2 serta laporan laba rugi, laporan perubahan saldo laba, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggungjawab manajemen perusahaan. Tanggungjawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut diatas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan KXT tanggal 31 Desember 19X2, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. (Tanda tangan, nama, nomor izin akuntan publik, dan/atau nomor register negara auditor) (Tanggal) Standar Auditing A. Standar Umum 1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor. 2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

4 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. B. Standar Pekerjaan Lapangan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3. Bahan bukti kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. C. Standar Pelaporan 1. Laporan audit harus menyatakan apakah keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. 2. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya. 3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit. 4. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal yang nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan audit harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikulnya. Opini Auditor Kell (1992) menuliskan ada empat tipe opini yang diberikan oleh auditor, yaitu unqualified, qualified opinion, adverse opinion dan disclaimer of opinion. Sedangkan menurut Bambang Sudibyo (1999) ada empat opini hasil audit, yaitu clean opinion, qualified opinion, adverse opinion dan no opinion atau disclaimer.

5 Mulyadi (2002) mengatakan ada empat opini auditor sesuai dengan opini yang disampaikan oleh Kell dan Bambang Sudibyo. Berikut ini adalah kelima opini tersebut: 1. Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion) Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (PABU), jika memenuhi kondisi berikut ini: a. PABU umum digunakan untuk menyusun laporan keuangan. b. Perubahan penerapan PABU dari periode ke periode telah cukup dijelaskan. c. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan PABU. 2. Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion) Jika auditor menjumpai kondisi-kondisi berikut ini, maka ia memberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam laporan audit. a. Lingkup audit dibatasi klien. b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting, karena kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan klien maupun auditor. c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan PABU. 3. Tidak Wajar (Adverse Opinion) Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan pendapat wajar tanpa pengecualian. Akuntan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan PABU sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan saldo laba, dan arus kas perusahaan klien. 4. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion) Kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat adalah: a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit. b. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.

6 Tipe Auditor Auditing External Auditing Internal Auditing Governmental Auditing Dilaksanakan oleh auditor intern sebagai karyawan organisasi Dilaksanakan oleh auditor intern sebagai karyawan organisasi Dilaksanakan oleh auditor pemerintah sebagai karyawan pemerintah Mencakup berbagai tipe audit, terutama audit atas LK Mencakup audit kepatuhan dan audit operasional Mencakup audit LK, audit kepatuhan dan audit operasional Hirarkhi Auditor dalam Organisasi kantor Akuntan Publik Partner Jabatan tertinggi dalam penugasan audit Manajer Pengawasan audit Auditor Senior Melaksanakan audit Auditor Junior Melaksanakan prosedur audit secara rinci

7 Tipe Audit Tipe Audit Audit LK Audit Kepatuhan Audit Operasional Memeriksa asersi dalam LK Memeriksa tindakan perorangan atau organisasi Memeriksa seluruh atau sebagian aktivitas organisasi Kriteria yang digunakan adalah PABU Kriteria yang digunakan adalah kebijakan, perundangan, peraturan Kriteria yang digunakan adalah tujuan tertentu organisasi Laporan audit berisi pendapat auditor atas kesesuaian LK dengan PABU Laporan audit berisi pendapat auditor atas kepatuhan perorangan atau organisasi terhadap kebijakan, perundangan peraturan Laporan audit berisi rekomendasi perbaikan aktivitas

8 Tipe Standar Profesional yang Diterbitkan oleh Komite Norma Pemeriksaan Akuntan 1. Standar Auditing 2. Standar Atestasi 3. Standar Jasa Akuntansi dan Review 4. Standar Jasa Konsultasi Hubungan Antara Standar Atestasi dengan Standar Auditing Penugasan Atestasi Standar Atestasi Standar Auditing Pemeriksaan (Examination) atas Laporan Keuangan Prospektif Tipe Penugasan Atestasi Lain Audit atas Laporan Keuangan Historis Standar untuk Prakiraan dan Proyeksi Keuangan

9 Hirarki Standar Auditing, Pernyataan Standar Auditing, dan Interpretasi Pernyataan Standar Auditing Standar Auditing Standar Umum Standar Pekerjaan Lapangan Standar Pelaporan 1. Keahlian dan pelatihan teknis yang memadai 2. Independensi dalam sikap mental 3. Kemahiran profesional dengan cermat dan seksama 4. Perencanaan dan supervisi audit 5. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern 6. Bukti audit yang cukup dan kompeten 7. Pertanyaan apakah laporan keuangan sesuai dengan PABU 8. Pertanyaan mengenai ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum 9. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan 10.Pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan Pernyataan Standar Auditing PSA Pernyataan Standar Auditing PSA Pernyataan Standar Auditing PSA Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA) Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA) Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA)

10 SOAL JAWAB BAB I 1. Faktor apakah yang mendorong timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara? Jelaskan. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai badan hukum perusahaan di negara tersebut. 2. Semakin banyak usaha berbentuk perseroan terbatas (PT) di suatu negara, semakin banyak jumlah auditor independen yang diperlukan oleh masyarakat. Berikan komentar terhadap pernyataan tersebut. Karena jika perusahaan-perusahaan yang berkembang dalam suatu negara masih berskala kecil dan masih menggunakan modal pemiliknya sendiri untuk membelanjai usahanya, jasa audit yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik belum diperlukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut. 3. Gambarkan struktur hubungan antara profesi akuntan publik dengan manajemen perusahaan dan pemakai informasi keuangan. Jelaskan manfaat yang diperoleh manajemen perusahaan dan pemakai informasi keuangan dari jasa auditing yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik. Manfaat yang diperoleh: Manajemen perusahaan ingin menyampaikan informasi mengenai pertanggungjawaban pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar; di pihak lain, pihak luar perusahaan ingin memperoleh informasi yang handal dari manajemen perusahaan mengenai pertanggungjawaban dana yang mereka investasikan. Adanya dua kepentingan yang berlawanan inilah yang menyebabkan timbul dan berkembangnya akuntan publik. 4. Profesi akuntan publik menyediakan dua macam jasa bagi masyarakat. Sebut dan jelaskan dua macam jasa tersebut.

11 a. Jasa Atestasi, adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dengan semua hal yang signifikan, dengan kriteria yang telah ditetapkan. b. Jasa Non Atestasi, adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang didalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, atau bentuk lain keyakinan. 5. Jelaskan beda konsep auditing dengan pemeriksaan (examination) - Auditing mencakup pemerolehan dan penilaian bukti yang mendasari laporan keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas tersebut. - Examination / pemeriksaan digunakan untuk jasa lain yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik yang berupa pernyataan suatu pendapat tentang kesesuaian asersi yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang telah ditetapkan. 6. Jelaskan beda konsep atestasi (attestation) dengan auditing. - Atestasi untuk laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. - Auditing menyatakan suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha entitas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. 7. Dalam berbagai peran yang disandang oleh akuntan publik dalam penyediaan jasa bagi masyarakat, akuntan publik disebut dengan istilah auditor. Setujukah Saudara dengan pernyataan tersebut? Jelaskan jawaban Saudara. Ya, karena akuntan publik yang memberikan jasa auditing yang disebut dengan istilah auditor. 8. Dalam menjalankan pemeriksaan atas informasi keuangan, auditor selalu harus memperoleh kebebasan dalam menentukan prosedur pemeriksaan yang akan

12 dilaksanakannya terhadap objek yang akan diperoleh. Setujukah Saudara dengan pernyataan ini? Jelaskan jawaban Saudara. Tidak, karena dalam menghasilkan jasa pemeriksaan, akuntan publik memberikan keyakinan positif atas asersi yang dibuat oleh manajemen. 9. Beri contoh jasa yang disediakan oleh profesi akuntan publik bagi masyarakat yang termasuk dalam kategori jasa non atestasi. Jasa Kompilasi, jasa Perpajakan, dan jasa Konsultasi Manajemen. 10. Secara umum, auditing adalah proses sistematik untuk mengumpulkan bukti secara objektif mengenai laporan keuangan suatu perusahaan. Setujukah Saudara dengan pernyataan ini? Jelaskan jawaban Saudara. Ya, karena auditing merupakan suatu sistematik, yaitu berupa suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis, berkerangka dan terorganisasi. Auditing dilaksanakan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi dan bertujuan. 11. Apa saja yang dapat digunakan oleh auditor sebagai kriteria untuk mengukur kewajaran penyajian laporan keuangan? Jelaskan tipe auditor apa yang menggunakan kriteria tersebut. Yang dapat digunakan oleh auditor sebagai kriteria untuk mengukur kewajaran penyajian laporan keuangan adalah: a. Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif. b. Anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen. c. Prinsip akuntansi berterima umum.l Tipe auditor yang menggunakan kriteria tersebut adalah tipe auditor independen. 12. Jelaskan peran profesi akuntan publik dalam perekonomian Indonesia. Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keanadalan laporan keuangan perusahaan-perusahaan sehingga masyarakat memperoleh

13 informasi keuangan yang andal sebagai dasar untuk memutuskan sumber-sumber ekonomi. 13. Sebutkan definisi auditing ditinjau dari sudut auditor independen. Pemeriksaan secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut. 14. Laporan audit bentuk baku dibagi menjadi tiga paragraf, sebut dan jelaskan isinya. a. Paragraf Pengantar, terdapat tiga kalimat yaitu: Kalimat pertama objek yang menjadi sasaran auditing, sedangkan kalimat kedua dan ketiga menjelaskan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor. b. Paragraf lingkup audit berisi pernyataan auditor bahwa auditnya dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi akuntan publik dan beberapa penjelasan tambahan tentang standar tersebut, serta suatu pernyataan keyakinan bahwa audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditign tersebut memberikan dasar yang memadai bagi auditor untuk memberikan pendapat atas jasa laporan keuangan auditan. c. Paragraf pengantar menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan, dalam semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum. 15. Apa yang diatur dalam standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. - Standar umum, mengatur syarat-syarat diri auditor. - Standar pekerjaan lapangan mengatur mutu pelaksanaan auditing. - Standar pelaporan memberikan panduan bagi auditor dalam mengkomunikasikan hasil auditnya melalui laporan audit kepada pemakai informasi keuangan.

14 16. Berikut ini adalah isi paragraf pengantar laporan audit dalam bentuk yang disusun oleh Kantor Akuntan Y dan Rekan: Kami telah mengaudit laporan keuangan PT YXZ per 31 Desember 20X1 dan 20X2 laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Berikan komentar mengenai isi paragraf tersebut. - Auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan setelah ia melakukan audit atas laporan keuangan tersebut. - Tanggung jawab atas kewajaran laporan keuangan terletak di tangan manajemen, bukan di tangan auditor. 17. Berikut ini adalah isi paragraf pendapat laporan audit bentuk baku yang disajikan oleh Kantor Akuntan X dan Rekan, Menurut pendapat kami neraca, laporan laba rugi, laporan saldo laba, dan laporan arus kas terlampir menyajikan posisi keuangan dan hasil usaha PT. Bulaksumur pada tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Berikan komentar terhadap isi paragraf tersebut. Agar laporan keuangan yang dihasilkan oleh berbagai perusahaan dapat diperbandingkan satu dengan lainnya maka laporan keuangan berbagai perusahaan harus disusun atas dasar prinsip akuntansi berterima umum. 18. Ada dua hal penting yang disampaikan oleh auditor dari kalimat pertama dalam paragraf lingkup audit laporan audit bentuk baku. Sebutkan dua hal penting tersebut. Auditor menyatakan bahwa audit yang dilakukan atas laporan keuangan bukan sembarang audit, melainkan audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi auditor: Ikatan Akuntan Indonesia. 19. Sebutkan secara lengkap isi tiga standar yang terdapat dalam kelompok standar umum. a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor. b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mentap harus dipertahankan oleh auditor.

15 c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 20. Sebutkan secara lengkap isi tiga standar yang terdapat dalam kelompok standar pekerjaan lapangan. a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. b. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. c. Bahan bukti kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. 21. Ada tiga hal penting yang disampaikan oleh auditor dari kalimat kedua dalam paragraf lingkup audit laporan audit bentuk baku. Sebutkan tiga hal tersebut. a. Audit yang dilaksanakan oleh auditor merupakan proses yang terencana. b. Audit yang ditujukan untuk memperoleh keyakinan memadai, bukan absolut, sehingga dengan demikian terdapat risiko di dalam audit yang dilaksanakan oleh auditor. c. Auditor menggunakan konsep material. 22. Ada empat hal penting yang disampaikan oleh auditor dari kalimat ketiga dalam paragraf lingkup audit laporan audit bentuk baku. Sebutkan empat hal tersebut. a. Dalam penugasan umum, auditor melaksanakan auditnya atas dasar pengujian, bukan atas dasar pemeriksaan terhadap seluruh bukti. b. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern merupakan dasar untuk menentukan jenis dan luas pengujian yang dilakukan dalam pemeriksaan. c. Luas pengujian dan pemilihan prosedur audit ditentukan oleh pertimbangan auditor atas dasar pengalamannya.

16 d. Dalam audit, auditor melakukan pemeriksaan atas bukti audit, yang tidak hanya terbatas pada catatan akuntansi klien saja, namun mencakup informasi penguat. 23. Sebutkan tiga kondisi yang menyebabkan auditor tidak dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (PABU), jika memenuhi kondisi berikut ini: a. PABU umum digunakan untuk menyusun laporan keuangan. b. Perubahan penerapan PABU dari periode ke periode telah cukup dijelaskan. c. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan PABU. 24. Dalam keadaan apa auditor menolak memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya. a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit. b. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya. 25. Sebutkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh auditor untuk memenuhi standar umum pertama. a. Akuntan harus sarjana lulusan Fakultas Ekonomi Perguruan Tinggi Negeri atau mempunyai ijazah yang disamakan. Pertimbangan persamaan ini berada di tangan Panitia Ahli Pertimbangan Persamaan Ijazah Akuntan. b. Akuntan tersebut harus terdaftar dalam register negara yang diselenggarakan oleh Departemen Keuangan dan memperoleh izin menggunakan gelar akuntan dari departemen tersebut. c. Menjalankan pekerjaan auditor dengan memakai nama akuntan, biro akuntan, atau nama lain yang memuat nama akuntan atau akuntansi harus diizinkan jika pemimpin kantor atau biro tersebut dipegang oleh seseorang atau beberapa orang akuntan.

17 26. Sebutkan tipe-tipe auditor dan jelaskan secara singkat fungsi masing-masing tipe auditor tersebut. a. Auditor Independen Fungsinya: menyediakan jasanya kepada masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. b. Auditor Pemerintah Fungsinya: melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi/entitas pemerintahan/pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. c. Auditor Intern Fungsinya: menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipenuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi. 27. Sebut dan jelaskan tiga tipe auditing. a. Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. b. Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi/peraturan tertentu. c. Audit opersional merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. 28. Dalam keadaan apa auditor memberikan pendapat wajar dengan pengecualian? a. Lingkup audit dibatasi oleh klien. b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada di luar kekuasaan klien maupun auditor. c. Laporan keuangan tidak disusun dengan prinsip akuntansi berterima umum.

18 d. Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak ditetapkan secara konsisten. 29. Objek auditing adalah catatan akuntansi kliennya, setujukah Saudara dengan pernyataan tersebut? Jelaskan pendapat Saudara. Tidak setuju, karena objek yang diaudit oleh auditor bukanlah catatan akuntansi melainkan laporan keuangan kliennya yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan saldo laba, dan laporan arus kas. 30. Auditing didasarkan atas prinsip akuntansi berterima umum, setujukah Saudara dengan pernyataan tersebut? Jelaskan pendapat Saudara. Setuju, karena laporan keuangan yang dihasilkan oleh berbagai perusahaan dapat diperbandingakn satu dengan lainnya, maka laporan keuangan berbagai perusahaan harus disusun atas prinsip akuntansi berterima umum. 31. Sebut dan jelaskan isi standar umum ketiga. Standar umum ketiga mengatur kewajiban auditor untuk menggunakan dengan cermat dan seksama kemahiran profesionalnya dalam audit dan dalam penyusunan laporan audit. 32. Sebut dan jelaskan isi standar umum kedua. Standar umum kedua mengatur sikap mental independen auditor dalam menjalankan tugasnya. 33. Umumnya laporan keuangan yang menjadi objek audit yang dilaksanakan oleh auditor independen adalah neraca dan laporan laba rugi saja. Setujukah Saudara terhadap pernyataan tersebut? Jelaskan. Tidak setuju, karena laporan keuangan yang menjadi objek auditing tidak hanya terdiri dari neraca dan laporan laba rugi, namun meliputi pula laporan saldo laba dan laporan arus kas.

19 34. Auditor independen hanya mengaudit laporan keuangan perusahaan-perusahaan swasta saja. Setujukah Saudara dengan pernyataan tersebut? Jelaskan. Tidak setuju, karena auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. 35. Auditor pemerintah hanya mengaudit perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kelompok BUMN. Setujukah Saudara dengan pernyataan tersebut? Jelaskan. Tidak setuju, karena auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan instansi pajak. 36. Jelaskan perbedaan kondisi yang menyebabkan auditor memberikan pendapat tidak wajar dan pernyataan tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. Pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaan auditor mengetahui adanya ketidakwajaran laporan keuangan klien, sedangkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat karena ia tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan atau karena ia tidak independen dalam hubungannya dengan klien. 37. Perbandingan laporan keuangan antar periode akuntansi yang berurutan akan dipengaruhi oleh empat faktor, oleh karena itu dalam menyusun laporan auditnya, auditor harus mematuhi standar konsistensi. a. Sebutkan standar konsistensi dalam standar pelaporan audit. b. Sebutkan empat faktor yang dapat mempengaruhi daya banding laporan keuangan antar periode. a. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode

20 sekarang dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya. b. Empat faktor tersebut adalah: - Perubahan akuntansi. - Kesalahan dalam laporan keuangan yang diterbitkan dalam periode sebelumnya. - Perubahan penggolongan. - Peristiwa/transaksi yang sangat berbeda dengan yang dipertanggungjawabkan dalam laporan keuangan yang disajikan dalam periode sebelumnya. 38. Sebutkan hierarkhi auditor pada penugasan audit dalam kantor akuntan publik dan jelaskan pula perannya masing-masing dalam pelaksanaan audit. a. Partner: menandatangani laporan audit dan management letter, dan bertanggung jawab terhadap penagihan fee audit dari klien. b. Manajer: pengawas audit, bertugas untuk membantu auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit, mereview kertas kerja, laporan audit dan management letter. c. Auditor senior: melaksanakan audit, bertanggung jawab untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana, bertugas untuk mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior. d. Auditor junior: melaksanakan prosedur audit secara rinci, membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. 39. Sebutkan nama badan yang berfungsi sebagai badan penyusun standar bagi profesi akuntan publik Indonesia. Komite Akuntan Standar Profesional Akuntan Publik. 40. Komite Akuntan Standar Profesional Akuntan Publik telah menerbitkan buku Standar Profesional Akuntan Publik pada tahun a. Standar apa saja yang termuat dalam buku tersebut? b. Jelaskan peran masing-masing standar yang termuat dalam buku tersebut bagi profesi akuntan publik.

21 a. Standar Auditing, Standar Atestasi, Standar Jasa Akuntansi dan Review, Standar Jasa Konsultasi. b. Standar Auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. - Standar Atestasi memberikan kerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik. - Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan kerangka untuk fungsi manifestasi bagi jasa akuntan publik. - Standar Jasa Konsultasi memberikan panduan bagi akuntan publik di dalam menyediakan jasa konsultasi bagi masyarakat. 41. Jelaskan hubungan antara standar atestasi dengan standar auditing. Standar Auditing merupakan bagian dari standar atestasi yang khusus mengatur mutu jasa akuntan publik yang berkaitan dengan pemeriksaan atas laporan keuangan historis. 42. Jelaskan hierarkhi standar auditing. Audit atas laporan historis merupakan jasa tradisional yang disediakan oleh profesi akuntan publik kepada masyarakat. Oleh karena itu, standar auditing dikembangkan lebih dahulu oleh komite dan sebagian besar standar profesional akuntan publik terdiri dari standar auditing. BAB I PROFESI AKUNTAN PUBLIK

22 Timbul dan Berkembangnya Profesi Akuntan Publik Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan. Dalam perusahaan yang berbentuk PT terbuka maka manajemen harus menyampaikan informasi pertanggungjawaban pengelolaan dana kepada para investor, calon investor, kreditur, calon kreditur. Pihak luar perusahaan memperoleh informasi pertanggungjawaban pengelolaan dana yang telah diaudit oleh pihak ketiga (Akuntan Publik), agar laporan keuangan yang disampaikan oleh manajemen dapat dipercaya, sehingga pihak luar memperoleh keyakinan atas laporan keuangan. Jasa Yang Dihasilkan oleh Profesi Akuntan Publik Jasa Atestasi Auditing Pemeriksaan Review Prosedur yang disepakati Jasa Nonatestasi Kompilasi Perpajakan Konsultasi Manajemen Definisi Auditing Secara umum Proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya dengan pemakai yang berkepentingan. Dari sudut profesi akuntan publik Pemeriksaan secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasill usaha perusahaan atau organisasi tersebut.

23 Laporan Audit (Audit Report) Laporan Audit adalah media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Berikut adalah laporan audit berbentuk baku: (Pihak yang dituju oleh auditor) Laporan Auditor Independen Kami telah mengaudit neraca perusahaan KXT tanggal 31 Desember 19X2 serta laporan laba rugi, laporan perubahan saldo laba, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggungjawab manajemen perusahaan. Tanggungjawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut diatas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan KXT tanggal 31 Desember 19X2, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. (Tanda tangan, nama, nomor izin akuntan publik, dan/atau nomor register negara auditor) (Tanggal) Standar Auditing A. Standar Umum 1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor. 2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

24 B. Standar Pekerjaan Lapangan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3. Bahan bukti kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. C. Standar Pelaporan 1. Laporan audit harus menyatakan apakah keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. 2. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya. 3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit. 4. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal yang nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan audit harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikulnya. Opini Auditor Kell (1992) menuliskan ada empat tipe opini yang diberikan oleh auditor, yaitu unqualified, qualified opinion, adverse opinion dan disclaimer of opinion. Sedangkan menurut Bambang Sudibyo (1999) ada empat opini hasil audit, yaitu clean opinion, qualified opinion, adverse opinion dan no opinion atau disclaimer. Mulyadi (2002) mengatakan ada empat opini auditor sesuai dengan opini yang disampaikan oleh Kell dan Bambang Sudibyo. Berikut ini adalah kelima opini tersebut: 1. Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

25 Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (PABU), jika memenuhi kondisi berikut ini: a. PABU umum digunakan untuk menyusun laporan keuangan. b. Perubahan penerapan PABU dari periode ke periode telah cukup dijelaskan. c. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan PABU. 2. Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion) Jika auditor menjumpai kondisi-kondisi berikut ini, maka ia memberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam laporan audit. a. Lingkup audit dibatasi klien. b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting, karena kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan klien maupun auditor. c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan PABU. 3. Tidak Wajar (Adverse Opinion) Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan pendapat wajar tanpa pengecualian. Akuntan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan PABU sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan saldo laba, dan arus kas perusahaan klien. 4. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion) Kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat adalah: a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit. b. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.

26 Tipe Auditor Auditing External Auditing Internal Auditing Governmental Auditing Dilaksanakan oleh auditor intern sebagai karyawan organisasi Dilaksanakan oleh auditor intern sebagai karyawan organisasi Dilaksanakan oleh auditor pemerintah sebagai karyawan pemerintah Mencakup berbagai tipe audit, terutama audit atas LK Mencakup audit kepatuhan dan audit operasional Mencakup audit LK, audit kepatuhan dan audit operasional Hirarkhi Auditor dalam Organisasi kantor Akuntan Publik Partner Jabatan tertinggi dalam penugasan audit Manajer Pengawasan audit Auditor Senior Melaksanakan audit Auditor Junior Melaksanakan prosedur audit secara rinci

27 Tipe Audit Tipe Audit Audit LK Audit Kepatuhan Audit Operasional Memeriksa asersi dalam LK Memeriksa tindakan perorangan atau organisasi Memeriksa seluruh atau sebagian aktivitas organisasi Kriteria yang digunakan adalah PABU Kriteria yang digunakan adalah kebijakan, perundangan, peraturan Kriteria yang digunakan adalah tujuan tertentu organisasi Laporan audit berisi pendapat auditor atas kesesuaian LK dengan PABU Laporan audit berisi pendapat auditor atas kepatuhan perorangan atau organisasi terhadap kebijakan, perundangan peraturan Laporan audit berisi rekomendasi perbaikan aktivitas

28 Tipe Standar Profesional yang Diterbitkan oleh Komite Norma Pemeriksaan Akuntan 1. Standar Auditing 2. Standar Atestasi 3. Standar Jasa Akuntansi dan Review 4. Standar Jasa Konsultasi Hubungan Antara Standar Atestasi dengan Standar Auditing Penugasan Atestasi Standar Atestasi Standar Auditing Pemeriksaan (Examination) atas Laporan Keuangan Prospektif Tipe Penugasan Atestasi Lain Audit atas Laporan Keuangan Historis Standar untuk Prakiraan dan Proyeksi Keuangan

29 Hirarki Standar Auditing, Pernyataan Standar Auditing, dan Interpretasi Pernyataan Standar Auditing Standar Auditing Standar Umum Standar Pekerjaan Lapangan Standar Pelaporan 1. Keahlian dan pelatihan teknis yang memadai 2. Independensi dalam sikap mental 3. Kemahiran profesional dengan cermat dan seksama 4. Perencanaan dan supervisi audit 5. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern 6. Bukti audit yang cukup dan kompeten 7. Pertanyaan apakah laporan keuangan sesuai dengan PABU 8. Pertanyaan mengenai ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum 9. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan 10.Pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan Pernyataan Standar Auditing PSA Pernyataan Standar Auditing PSA Pernyataan Standar Auditing PSA Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA) Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA) Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA)

30 SOAL JAWAB BAB I 1. Faktor apakah yang mendorong timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara? Jelaskan. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai badan hukum perusahaan di negara tersebut. 2. Semakin banyak usaha berbentuk perseroan terbatas (PT) di suatu negara, semakin banyak jumlah auditor independen yang diperlukan oleh masyarakat. Berikan komentar terhadap pernyataan tersebut. Karena jika perusahaan-perusahaan yang berkembang dalam suatu negara masih berskala kecil dan masih menggunakan modal pemiliknya sendiri untuk membelanjai usahanya, jasa audit yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik belum diperlukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut. 3. Gambarkan struktur hubungan antara profesi akuntan publik dengan manajemen perusahaan dan pemakai informasi keuangan. Jelaskan manfaat yang diperoleh manajemen perusahaan dan pemakai informasi keuangan dari jasa auditing yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik. Manfaat yang diperoleh: Manajemen perusahaan ingin menyampaikan informasi mengenai pertanggungjawaban pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar; di pihak lain, pihak luar perusahaan ingin memperoleh informasi yang handal dari manajemen perusahaan mengenai pertanggungjawaban dana yang mereka investasikan. Adanya dua kepentingan yang berlawanan inilah yang menyebabkan timbul dan berkembangnya akuntan publik. 4. Profesi akuntan publik menyediakan dua macam jasa bagi masyarakat. Sebut dan jelaskan dua macam jasa tersebut.

31 a. Jasa Atestasi, adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dengan semua hal yang signifikan, dengan kriteria yang telah ditetapkan. b. Jasa Non Atestasi, adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang didalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, atau bentuk lain keyakinan. 5. Jelaskan beda konsep auditing dengan pemeriksaan (examination) - Auditing mencakup pemerolehan dan penilaian bukti yang mendasari laporan keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas tersebut. - Examination / pemeriksaan digunakan untuk jasa lain yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik yang berupa pernyataan suatu pendapat tentang kesesuaian asersi yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang telah ditetapkan. 6. Jelaskan beda konsep atestasi (attestation) dengan auditing. - Atestasi untuk laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. - Auditing menyatakan suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha entitas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. 7. Dalam berbagai peran yang disandang oleh akuntan publik dalam penyediaan jasa bagi masyarakat, akuntan publik disebut dengan istilah auditor. Setujukah Saudara dengan pernyataan tersebut? Jelaskan jawaban Saudara. Ya, karena akuntan publik yang memberikan jasa auditing yang disebut dengan istilah auditor. 8. Dalam menjalankan pemeriksaan atas informasi keuangan, auditor selalu harus memperoleh kebebasan dalam menentukan prosedur pemeriksaan yang akan

32 dilaksanakannya terhadap objek yang akan diperoleh. Setujukah Saudara dengan pernyataan ini? Jelaskan jawaban Saudara. Tidak, karena dalam menghasilkan jasa pemeriksaan, akuntan publik memberikan keyakinan positif atas asersi yang dibuat oleh manajemen. 9. Beri contoh jasa yang disediakan oleh profesi akuntan publik bagi masyarakat yang termasuk dalam kategori jasa non atestasi. Jasa Kompilasi, jasa Perpajakan, dan jasa Konsultasi Manajemen. 10. Secara umum, auditing adalah proses sistematik untuk mengumpulkan bukti secara objektif mengenai laporan keuangan suatu perusahaan. Setujukah Saudara dengan pernyataan ini? Jelaskan jawaban Saudara. Ya, karena auditing merupakan suatu sistematik, yaitu berupa suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis, berkerangka dan terorganisasi. Auditing dilaksanakan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi dan bertujuan. 11. Apa saja yang dapat digunakan oleh auditor sebagai kriteria untuk mengukur kewajaran penyajian laporan keuangan? Jelaskan tipe auditor apa yang menggunakan kriteria tersebut. Yang dapat digunakan oleh auditor sebagai kriteria untuk mengukur kewajaran penyajian laporan keuangan adalah: d. Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif. e. Anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen. f. Prinsip akuntansi berterima umum.l Tipe auditor yang menggunakan kriteria tersebut adalah tipe auditor independen. 12. Jelaskan peran profesi akuntan publik dalam perekonomian Indonesia. Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keanadalan laporan keuangan perusahaan-perusahaan sehingga masyarakat memperoleh

33 informasi keuangan yang andal sebagai dasar untuk memutuskan sumber-sumber ekonomi. 13. Sebutkan definisi auditing ditinjau dari sudut auditor independen. Pemeriksaan secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut. 14. Laporan audit bentuk baku dibagi menjadi tiga paragraf, sebut dan jelaskan isinya. d. Paragraf Pengantar, terdapat tiga kalimat yaitu: Kalimat pertama objek yang menjadi sasaran auditing, sedangkan kalimat kedua dan ketiga menjelaskan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor. e. Paragraf lingkup audit berisi pernyataan auditor bahwa auditnya dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi akuntan publik dan beberapa penjelasan tambahan tentang standar tersebut, serta suatu pernyataan keyakinan bahwa audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditign tersebut memberikan dasar yang memadai bagi auditor untuk memberikan pendapat atas jasa laporan keuangan auditan. f. Paragraf pengantar menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan, dalam semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum. 15. Apa yang diatur dalam standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. - Standar umum, mengatur syarat-syarat diri auditor. - Standar pekerjaan lapangan mengatur mutu pelaksanaan auditing. - Standar pelaporan memberikan panduan bagi auditor dalam mengkomunikasikan hasil auditnya melalui laporan audit kepada pemakai informasi keuangan.

34 16. Berikut ini adalah isi paragraf pengantar laporan audit dalam bentuk yang disusun oleh Kantor Akuntan Y dan Rekan: Kami telah mengaudit laporan keuangan PT YXZ per 31 Desember 20X1 dan 20X2 laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Berikan komentar mengenai isi paragraf tersebut. - Auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan setelah ia melakukan audit atas laporan keuangan tersebut. - Tanggung jawab atas kewajaran laporan keuangan terletak di tangan manajemen, bukan di tangan auditor. 17. Berikut ini adalah isi paragraf pendapat laporan audit bentuk baku yang disajikan oleh Kantor Akuntan X dan Rekan, Menurut pendapat kami neraca, laporan laba rugi, laporan saldo laba, dan laporan arus kas terlampir menyajikan posisi keuangan dan hasil usaha PT. Bulaksumur pada tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Berikan komentar terhadap isi paragraf tersebut. Agar laporan keuangan yang dihasilkan oleh berbagai perusahaan dapat diperbandingkan satu dengan lainnya maka laporan keuangan berbagai perusahaan harus disusun atas dasar prinsip akuntansi berterima umum. 18. Ada dua hal penting yang disampaikan oleh auditor dari kalimat pertama dalam paragraf lingkup audit laporan audit bentuk baku. Sebutkan dua hal penting tersebut. Auditor menyatakan bahwa audit yang dilakukan atas laporan keuangan bukan sembarang audit, melainkan audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi auditor: Ikatan Akuntan Indonesia. 19. Sebutkan secara lengkap isi tiga standar yang terdapat dalam kelompok standar umum. d. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor. e. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mentap harus dipertahankan oleh auditor.

35 f. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 20. Sebutkan secara lengkap isi tiga standar yang terdapat dalam kelompok standar pekerjaan lapangan. d. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. e. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. f. Bahan bukti kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. 21. Ada tiga hal penting yang disampaikan oleh auditor dari kalimat kedua dalam paragraf lingkup audit laporan audit bentuk baku. Sebutkan tiga hal tersebut. d. Audit yang dilaksanakan oleh auditor merupakan proses yang terencana. e. Audit yang ditujukan untuk memperoleh keyakinan memadai, bukan absolut, sehingga dengan demikian terdapat risiko di dalam audit yang dilaksanakan oleh auditor. f. Auditor menggunakan konsep material. 22. Ada empat hal penting yang disampaikan oleh auditor dari kalimat ketiga dalam paragraf lingkup audit laporan audit bentuk baku. Sebutkan empat hal tersebut. e. Dalam penugasan umum, auditor melaksanakan auditnya atas dasar pengujian, bukan atas dasar pemeriksaan terhadap seluruh bukti. f. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern merupakan dasar untuk menentukan jenis dan luas pengujian yang dilakukan dalam pemeriksaan. g. Luas pengujian dan pemilihan prosedur audit ditentukan oleh pertimbangan auditor atas dasar pengalamannya.

36 h. Dalam audit, auditor melakukan pemeriksaan atas bukti audit, yang tidak hanya terbatas pada catatan akuntansi klien saja, namun mencakup informasi penguat. 23. Sebutkan tiga kondisi yang menyebabkan auditor tidak dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (PABU), jika memenuhi kondisi berikut ini: d. PABU umum digunakan untuk menyusun laporan keuangan. e. Perubahan penerapan PABU dari periode ke periode telah cukup dijelaskan. f. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan PABU. 24. Dalam keadaan apa auditor menolak memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya. c. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit. d. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya. 25. Sebutkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh auditor untuk memenuhi standar umum pertama. d. Akuntan harus sarjana lulusan Fakultas Ekonomi Perguruan Tinggi Negeri atau mempunyai ijazah yang disamakan. Pertimbangan persamaan ini berada di tangan Panitia Ahli Pertimbangan Persamaan Ijazah Akuntan. e. Akuntan tersebut harus terdaftar dalam register negara yang diselenggarakan oleh Departemen Keuangan dan memperoleh izin menggunakan gelar akuntan dari departemen tersebut. f. Menjalankan pekerjaan auditor dengan memakai nama akuntan, biro akuntan, atau nama lain yang memuat nama akuntan atau akuntansi harus diizinkan jika pemimpin kantor atau biro tersebut dipegang oleh seseorang atau beberapa orang akuntan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Pengertian Auditing Menurut Mulyadi (2002) auditing adalah: Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Tipe Opini Auditor. 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Tipe Opini Auditor. 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tipe Opini Auditor Opini yang terdapat dalam laporan audit sangat penting sekali dalam proses audit atapun proses atestasi lainnya karena opini tersebut merupakan informasi utama

Lebih terperinci

Bab I. Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si.

Bab I. Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si. Bab I Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik Referensi: Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si. 1 Jenis Jasa Pengauditan

Lebih terperinci

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI BAB XI. AUDITING AUDITING ; pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

Profesi Akuntan Publik

Profesi Akuntan Publik Modul 1 Profesi Akuntan Publik Drs. Mulyadi, M.Sc. Drs. Salam Mannan, M.M. B PENDAHULUAN uku ini membahas auditing dari perspektif profesi akuntan publik. Materi auditing yang dibahas dalam buku ini didesain

Lebih terperinci

AUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3

AUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3 AUDIT LAPORAN KEUANGAN Pertemuan 3 HUBUNGAN ANTARA AKUNTANSI DAN AUDITING Akuntansi Auditing MANFAAT EKONOMI SUATU AUDIT Akses ke pasar modal Biaya Modal yang Rendah Penangguhan infesiensi dan kecurangan

Lebih terperinci

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL SA Seksi 323 PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL Sumber: PSA No. 56 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi sebagai berikut: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui

Lebih terperinci

SURAT PERIKATAN AUDIT

SURAT PERIKATAN AUDIT SA Seksi 320 SURAT PERIKATAN AUDIT Sumber: PSA No. 55 Lihat Seksi 9320 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Tujuan Seksi ini adalah untuk memberikan panduan tentang: a. Persetujuan dengan klien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk melindungi kepentingan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dan menyediakan

Lebih terperinci

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis. SA Seksi 710 PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM AUDIT BISNIS KECIL Sumber : PSA No. 58 PENDAHULUAN 01. Pernyataan Standar Auditing yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diterapkan dalam audit informasi

Lebih terperinci

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga STANDAR AUDITING SA Seksi 200 : Standar Umum SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga SA Seksi 500 : Standar Pelaporan Keempat STANDAR UMUM 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi perekonomian Indonesia pada umumnya menyebabkan peningkatan pesat tuntutan masyarakat atas mutu dan jenis jasa profesi akuntan publik sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian atestasi Menurut Arens dan Loebbecke (2000:774), jasa atestasi didefinisikan sebagai berikut : Attestation engagement is one in which a practitioner is engaged

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut 6 BAB II LANDASAN TEORI A. AUDITING 1. Definisi Auditing Kata auditing diambil dari bahasa latin yaitu Audire yang berarti mendengar dan dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah pemeriksaan akuntan.

Lebih terperinci

BAGIAN AUDIT DILAKSANAKAN OLEH AUDITOR INDEPENDEN LAIN

BAGIAN AUDIT DILAKSANAKAN OLEH AUDITOR INDEPENDEN LAIN SA Seksi 543 BAGIAN AUDIT DILAKSANAKAN OLEH AUDITOR INDEPENDEN LAIN Sumber: PSA No. 38 Lihat SA Seksi 9543 untuk Interpretasi Seksi ini. PENDAHULUAN 01 Seksi ini berisi panduan bagi auditor independen

Lebih terperinci

SA Seksi 552 PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN DAN DATA KEUANGAN PILIHAN. Sumber: PSA No. 53 PENDAHULUAN

SA Seksi 552 PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN DAN DATA KEUANGAN PILIHAN. Sumber: PSA No. 53 PENDAHULUAN SA Seksi 552 PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN DAN DATA KEUANGAN PILIHAN Sumber: PSA No. 53 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam pelaporan atas dokumen yang dibuat oleh

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Hirarki Standar Auditing Sumber: SPAP Per 1 Januari 2001 (IAI, 2001: )

Gambar 2.1 Hirarki Standar Auditing Sumber: SPAP Per 1 Januari 2001 (IAI, 2001: ) MODUL APLIKASI KOMPUTERISASI AUDITING BAB 1 PENGANTAR AUDITING 2.2 HIRARKI STANDAR AUDITING Landasan Konseptual Landasan Konseptual Umum Pekerjaan Lapangan Pelaporan Keahlian dan pelatihan teknis yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Reviu Laporan Keuangan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa menteri/pimpinan lembaga sebagai pengguna anggaran/pengguna barang kementerian

Lebih terperinci

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh auditor independen dalam

Lebih terperinci

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN Sumber: PSA No. 29 Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Seksi ini berlaku untuk laporan auditor yang diterbitkan berkaitan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Menurut Arens, Elder dan Beasley dalam buku berjudul Auditing dan Jasa Assurance (2011:4) audit adalah pengumpulan data dan evaluasi bukti tentang informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

SA Seksi 504 PENGAITAN NAMA AUDITOR DENGAN LAPORAN KEUANGAN. Sumber: PSA No. 52 PENDAHULUAN. 01 Standar pelaporan keempat berbunyai sebagai berikut:

SA Seksi 504 PENGAITAN NAMA AUDITOR DENGAN LAPORAN KEUANGAN. Sumber: PSA No. 52 PENDAHULUAN. 01 Standar pelaporan keempat berbunyai sebagai berikut: SA Seksi 504 PENGAITAN NAMA AUDITOR DENGAN LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 52 PENDAHULUAN 01 Standar pelaporan keempat berbunyai sebagai berikut: Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : PSAK par.7) Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi perekonomian Indonesia pada umumnya menyebabkan peningkatan pesat tuntutan masyarakat atas mutu dan jenis jasa profesi akuntan publik sehingga

Lebih terperinci

Bab II. Audit Laporan Keuangan & Tanggungjawab Auditor. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si.

Bab II. Audit Laporan Keuangan & Tanggungjawab Auditor. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si. Bab II Audit Laporan Keuangan & Tanggungjawab Auditor Referensi: Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si. 1 Hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

PELAPORAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI

PELAPORAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI PELAPORAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI Laporan praktisi tentang prosedur yang disepakati yang berkaitan dengan asersi manajemen tentang kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu atau tentang efektivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam menghadapi era globalisasi yang menuju pada era perdagangan bebas, perusahaan kecil dituntut untuk terus berkembang. Namun dalam mengembangkan usahanya tersebut,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Publik (PSAK, 2012 : Paragraf 7) Laporan Keuangan adalah laporan yang menyediakan informasi yang menyangkut posisi

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup

Lebih terperinci

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit. SA Seksi 722 INFORMASI KEUANGAN INTERIM Sumber : PSA No. 73 PENDAHULUAN 01. Seksi ini memberikan pedoman mengenai sifat, saat, dan lingkup prosedur yang harus diterapkan oleh akuntan publik dalam melakukan

Lebih terperinci

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No. SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH Sumber: PSA No. 62 PENDAHULUAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini berisi standar untuk pengujian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dibawah ini, akan dijelaskan teori-teori yang melandasi penelitian ini, mulai dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dibawah ini, akan dijelaskan teori-teori yang melandasi penelitian ini, mulai dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Dibawah ini, akan dijelaskan teori-teori yang melandasi penelitian ini, mulai dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang Jasa Akuntan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Solvabilitas terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Solvabilitas terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) membutuhkan kajian teori sebagai berikut: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Solvabilitas terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) membutuhkan kajian

Lebih terperinci

HUBUNGAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, SITUASI AUDIT, ETIKA, PENGALAMAN SERTA KEAHLIAN AUDIT DENGAN KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR OLEH

HUBUNGAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, SITUASI AUDIT, ETIKA, PENGALAMAN SERTA KEAHLIAN AUDIT DENGAN KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR OLEH HUBUNGAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, SITUASI AUDIT, ETIKA, PENGALAMAN SERTA KEAHLIAN AUDIT DENGAN KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR OLEH AKUNTAN PUBLIK Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Audit Internal a. Pengertian Audit Internal Audit Internal merupakan pengawasan manajerial yang fungsinya mengukur dan mengeavaluasi sistem pengendalian

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA SA Seksi 341 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA Sumber: PSA No. 30 Lihat SA Seksi 9341 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Review Menurut Mulyadi ( 2002 : 6 ) Review adalah permintaan keterangan dan prosedur analitik terhadap informasi keuangan suatu entitas. Mulyadi menjelaskan bahwa review

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri bergerak dengan cepat dan bervariasi yang membuat persaingan antar pengusaha semakin

Lebih terperinci

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK Perikatan Atestasi Perikatan Non Atestasi Auditing Atestasi Jasa Akuntansi dan review Jasa Konsultansi Pengendalian Mutu PSA PSAT PSAR PSJK PSPM IPSA IPSAT IPSAR IPSJK IPSPM STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keanggenan (Agency Theory) adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agent dengan principal.

Lebih terperinci

Presentation Outline

Presentation Outline Chapter 3 Laporan Audit (Audit Report) 1 Presentation Outline I. Laporan Auditor Bentuk Baku II. Kondisi yang Memerlukan Paragraf Penjelas (Explanatory Paragraph) atau Modifikasi Kalimat (Modified Report

Lebih terperinci

Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011,

Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011, Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011, Guidelines for auditing management systems. Standar ISO

Lebih terperinci

Konsep Dasar Auditing

Konsep Dasar Auditing Modul 1 Konsep Dasar Auditing Sumiyana, Drs., M.Si., Dr., Ak. S PENDAHULUAN etelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami dan menjelaskan konsep-konsep yang terkait dengan konsep dasar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga

Lebih terperinci

SA Seksi 551 PELAPORAN ATAS INFORMASI YANG MENYERTAI LAPORAN KEUANGAN POKOK DALAM DOKUMEN YANG DISERAHKAN OLEH AUDITOR. Sumber: PSA No.

SA Seksi 551 PELAPORAN ATAS INFORMASI YANG MENYERTAI LAPORAN KEUANGAN POKOK DALAM DOKUMEN YANG DISERAHKAN OLEH AUDITOR. Sumber: PSA No. SA Seksi 551 PELAPORAN ATAS INFORMASI YANG MENYERTAI LAPORAN KEUANGAN POKOK DALAM DOKUMEN YANG DISERAHKAN OLEH AUDITOR Sumber: PSA No. 36 Lihat SA Seksi 9553 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01

Lebih terperinci

AUDIT LAPORAN KEUANGAN LAPORAN AUDIT & TANGGUNG JAWAB AUDITOR

AUDIT LAPORAN KEUANGAN LAPORAN AUDIT & TANGGUNG JAWAB AUDITOR AUDIT LAPORAN KEUANGAN LAPORAN AUDIT & TANGGUNG JAWAB AUDITOR Perbedaan kepentingan (conflict of interest) Konsekuensi (consequence) Kompleksitas (complexity) Keterbatasan akses (remoteness) Menurut Sofyan

Lebih terperinci

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 2, Edisi Juni 2012 (ISSN : 2252_7826) JENIS-JENIS PENDAPAT AUDITOR (OPINI AUDITOR)

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 2, Edisi Juni 2012 (ISSN : 2252_7826) JENIS-JENIS PENDAPAT AUDITOR (OPINI AUDITOR) JENIS-JENIS PENDAPAT AUDITOR (OPINI AUDITOR) Sri Wiranti Setiyanti Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang Abstraksi Opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan laporan audit. Opini

Lebih terperinci

LAPORAN AUDI TOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDI TAN

LAPORAN AUDI TOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDI TAN SA Seksi 508 LAPORAN AUDI TOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDI TAN Sumber: PSA No. 29 Lihat SA Seksi 9508 untuk interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Seksi ini berlaku untuk laporan auditor yang diterbitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum perusahaan di negara tersebut. Perkembangan perusahaan go public di

BAB I PENDAHULUAN. hukum perusahaan di negara tersebut. Perkembangan perusahaan go public di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya suatu perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Auditing 2.1.1. Pengertian Auditing Penulis mengemukakan beberapa pengertian menurut beberapa ahli. Pengertian auditing menurut Arens (2006:4) menyebutkan: Auditing is the

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI SA Seksi 315 KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI Sumber: PSA No. 16 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang komunikasi antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti

Lebih terperinci

PERIKATAN UNTUK MENERAPKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS UNSUR, AKUN, ATAU POS SUATU LAPORAN KEUANGAN

PERIKATAN UNTUK MENERAPKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS UNSUR, AKUN, ATAU POS SUATU LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 622 PERIKATAN UNTUK MENERAPKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS UNSUR, AKUN, ATAU POS SUATU LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 51 Lihat SA Seksi 9622 untuk Interpretasi Seksi Ini PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan. Standar Profesi

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR PEMERIKSAAN (PSP) NOMOR : 0.0 TANGGAL : NOPEMBER 00 LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KOMITE STANDAR PEMERIKSAAN

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK Tujuan Audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,

Lebih terperinci

BAB 3 LAPORAN AUDIT Laporan Audit Bentuk Baku Judul Laporan Alamat Laporan Audit Paragraf Pendahuluan Paragraf Scope Paragraf Pendapat Nama KAP

BAB 3 LAPORAN AUDIT Laporan Audit Bentuk Baku Judul Laporan Alamat Laporan Audit Paragraf Pendahuluan Paragraf Scope Paragraf Pendapat Nama KAP BAB 3 LAPORAN AUDIT Laporan merupakan hal yang esensial dalam penugasan audit dan assurance karena laporan berfungsi mengkomunikasikan temuan-temuan auditor. Para pengguna laporan keuangan menyandarkan

Lebih terperinci

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK DAN KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK DAN KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK DAN KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA Tujuan Khusus Pembelajaran: 1. Mengetahui perkembangan Profesional Akuntan Publik. 2. Mengetahui Hirarki dan Isi Auditing. 3. Mengetahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan harus melaporkan hasil laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan modal, laporan arus kas,

Lebih terperinci

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: SA Seksi 326 BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN

KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN SA Seksi 360 KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN Sumber : PSA No. 68 PENDAHULUAN 01 Beberapa pernyataan standar auditing telah memberikan panduan tentang hubungan antara auditor dengan manajemen. Seksi ini menguraikan,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Auditing Suatu organisasi atau perusahaan yang sedang berkembang pastinya akan memerlukan modal yang besar untuk melakukan ekspansi kegiatan usahanya. Modal tersebut bisa didapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing Auditing adalah salah satu jasa yang diberikan oleh akuntan publik yang sangat diperlukan untuk memeriksa kewajaran laporan keuangan auditan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Agusti dan Pratistha (2013) membuktikan melalui penelitiannya bahwa variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perizinan Usaha Bentuk Usaha. Kantor Akuntan Publik Faisal Riza.

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perizinan Usaha Bentuk Usaha. Kantor Akuntan Publik Faisal Riza. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang, dan Perizinan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Kantor Akuntan Publik Faisal Riza., Ak CA CPA adalah Kantor Akuntan Publik terdaftar yang menyediakan jasa professional dibidang

Lebih terperinci

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN Sa Seksi 337 PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN Sumber : PSA No. 74 01 seksi ini memberikan panduan tentang prosedur yang harus dipertimbangkan oleh auditor

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI DAN PRAKTIK

BAB III LANDASAN TEORI DAN PRAKTIK BAB III LANDASAN TEORI DAN PRAKTIK 3.1 LANDASAN TEORI 3.1.1 Pengertian Auditing Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan

Lebih terperinci

Topik 3 : Laporan Akuntan

Topik 3 : Laporan Akuntan Topik 3 : Laporan Akuntan Tujuan : Setelah mempelajari topik ini mahasiswa mampu : 1. Menyebutkan jenis-jenis pendapat akuntan 2. Menyebutkan jenis-jenis laporan akuntan 3. Menjelaskan pertimbangan auditor

Lebih terperinci

BAB 1 PROFESI AUDITING

BAB 1 PROFESI AUDITING PERTANYAAN TINJAUAN BAB 1 PROFESI AUDITING 1-1 (Tujuan 1-5) Jelaskan hubungan antara jasa audit, jasa atestasi, dan jasa assurance, serta berikan contoh masing-masingnya. Jasa Assurance adalah jasa professional

Lebih terperinci

LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU DAN LAPORAN AUDIT TIDAK BAKU

LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU DAN LAPORAN AUDIT TIDAK BAKU Makalah Auditing LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU DAN LAPORAN AUDIT TIDAK BAKU Disusun oleh: KELOMPOK 9 NUR REZEKI ASRIFA SALAM A32112013 SRI ASRIYANI SUMADI A32112024 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Behavioral Decision Theory Behavioral Decision Theory yang mengatakan bahwa seseorang mempunyai keterbatasan pengetahuan dan bertindak hanya berdasarkan persepsinya atas suatu

Lebih terperinci

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT SA Seksi 325 KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT Sumber: PSA No. 35 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan untuk mengidentifikasi dan melaporkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Pembinaan Akuntan Departemen Keuangan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Pembinaan Akuntan Departemen Keuangan Republik Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Kantor Akuntan Publik Herman, Dody, Tanumihardja & REKAN atau biasa disebut KAP HDT & REKAN merupakan merger dari beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing Auditing adalah salah satu jasa yang diberikan oleh akuntan publik yang sangat diperlukan untuk memeriksa kewajaran laporan keuangan auditan,

Lebih terperinci

AUDIT I. The Audit Standars Setting Proces. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

AUDIT I. The Audit Standars Setting Proces. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI AUDIT I Modul ke: The Audit Standars Setting Proces Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA Program Studi AKUNTANSI PENGERTIAN STANDAR AUDITING Standard Auditing adalah Landasan konseptual

Lebih terperinci

AUDIT. Setelah dijelaskan oleh Seci, Pak Edu sedikit bisa memahami.

AUDIT. Setelah dijelaskan oleh Seci, Pak Edu sedikit bisa memahami. AUDIT Sudah beberapa hari ini, Ergon, Manajer Keuangan Supermarket Berta itu, pontangpanting. Ia sibuk mengumpulkan berbagai dokumen dari hasil kegiatan usaha. Raut mukanya terlihat kusut. Rupanya Supermarket

Lebih terperinci

KONSISTENSI PENERAPAN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA

KONSISTENSI PENERAPAN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA SA Seksi 420 KONSISTENSI PENERAPAN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA Sumber: PSA No. 09 PENDAHULUAN 01 Standar pelaporan kedua (disebut di sini sebagai standar konsistensi) berbunyi: Laporan

Lebih terperinci

KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING

KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING Penyebab Resiko Informasi Kecenderungan : Pembuat keputusan menerima informasi yang tidak dapat dipercaya Jauhnya sumber informasi Bias dan motif penyedia informasi Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menjelang era globalisasi banyak perusahaan berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar lagi. Dalam mengembangkan usahanya, baik perusahaan perseorangan

Lebih terperinci

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) Disampaikan oleh M. HUSNI MUBAROK, SE. M.SI.Ak. CA MAULAN IRWADI, SE.M MSI,.Ak.CA PREVIEW GENERAL AUDIT 1. DEFINISI 2. TUJUAN 3.TANGGUNG JAWAB LAP. KEU 4.CARA

Lebih terperinci

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN SA Seksi 330 PROSES KONFI RMASI Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang proses konfirmasi dalam audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Akuntan Publik a. Pengertian Akuntan Publik Menurut Halim (1997 :11) Akuntan publik atau biasa disebut Auditor Independen adalah para praktisi individual/ anggota

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan

Lebih terperinci

ATESTASI KEPATUHAN. SAT Seksi 500. S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N

ATESTASI KEPATUHAN. SAT Seksi 500. S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N Atestasi Kepatuhan SAT Seksi 500 ATESTASI KEPATUHAN S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N 01 Tujuan Seksi ini adalah untuk memberikan panduan bagi perikatan

Lebih terperinci

PENUGASAN DAN JASA MANAJEMEN

PENUGASAN DAN JASA MANAJEMEN PENUGASAN DAN JASA MANAJEMEN 1 A. Definisi Atestasi adalah adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Audit Laporan Keuangan Audit yang dilakukan oleh auditor independen antara lain audit laporan keuangan. Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini sedang mengarah pada persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini sedang mengarah pada persaingan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian saat ini sedang mengarah pada persaingan usaha diberbagai negara di dunia. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini mencapai 5,2%

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemerintah. Alasan ekonomi yang mendorong diperlukannya auditing di latar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemerintah. Alasan ekonomi yang mendorong diperlukannya auditing di latar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Auditing Jasa auditing digunakan secara meluas baik pada perusahaan swasta maupun pemerintah. Alasan ekonomi yang mendorong diperlukannya auditing di

Lebih terperinci

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA 40 4. Standar pelaporan Ke-4: Tujuan standar pelaporan adalah untuk mencegah salah tafsir tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh akuntan bila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan: 01. Seorang akuntan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Akuntansi Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley dalam Amir Abadi Jusuf (2015: 7), definisi

Lebih terperinci

REPRESENTASI MANAJEMEN

REPRESENTASI MANAJEMEN SA Seksi 333 REPRESENTASI MANAJEMEN Sumber: PSA No. 17 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut Alvin A. arens dan james K. Loebbecke (2003,1) pengertian auditing adalah sebagai berikut : Auditing adalah merupakan akumulasi dan evaluasi bukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi akuntansi keuangan menunjukkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan yang digunakan oleh para pemakainya sesuai dengan kepentingan masing-masing.

Lebih terperinci

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN SA Seksi 317 UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN Sumber: PSA No. 31 PENDAHULUAN 01 Seksi mengatur sifat dan lingkup pertimbangan yang harus dilakukan oleh auditor independen dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan meningkatnya pertumbuhan perusahaan dalam bentuk badan hukum di Indonesia. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II AUDIT REPORT LAG, OPINI AUDIT, JENIS INDUSTRI DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK. merupakan bagian dari proses pelaporan. Laporan keuangan yang lengkap

BAB II AUDIT REPORT LAG, OPINI AUDIT, JENIS INDUSTRI DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK. merupakan bagian dari proses pelaporan. Laporan keuangan yang lengkap BAB II AUDIT REPORT LAG, OPINI AUDIT, JENIS INDUSTRI DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN DISUSUN SESUAI DENGAN SUATU BASAIS AKUNTANSI KOMPREHENSIF SELAIN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA

LAPORAN KEUANGAN DISUSUN SESUAI DENGAN SUATU BASAIS AKUNTANSI KOMPREHENSIF SELAIN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA SA Seksi 623 LAPORAN KHUSUS Sumber: PSA No. 41 PENDAHULUAN 01 Seksi ini berlaku untuk laporan auditor yang diterbitkan dalam hubungannya dengan: a. Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan basis akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memeriksa laporan keuangan dan menemukan kesalahan atau. adanya indikasi manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. untuk memeriksa laporan keuangan dan menemukan kesalahan atau. adanya indikasi manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Audit atas laporan keuangan harus dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen. Auditor independen adalah akuntan publik bersertifikat yang melaksanakan audit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Behavioral Decision Theory Behavioral decision theory yang mengatakan bahwa seseorang mempunyai keterbatasan pengetahuan dan bertindak hanya berdasarkan persepsinya atas suatu

Lebih terperinci