BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak. kering akar kucing dengan kadar 20% (Phytochemindo), laktosa

dokumen-dokumen yang mirip
Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung daging lidah

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

FORMULASI SUSPENSI KERING YANG MENGANDUNG. EKSTRAK AKAR KUCING (Acalypha indica Linn.) MELISSA ALVIANY

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

Lampiran 1. Gambar Berbagai Jenis Kentang. Kentang Putih. Kentang Kuning. Kentang Merah. Universitas Sumatera Utara

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN, ALAT, DAN CARA KERJA. Aminofilin (Jilin, China), teofilin (Jilin, China), isopropil miristat (Cognis

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

BAB III BAHAN, ALAT, DAN CARA KERJA. Pati singkong (PT. Sungai Budi, Lampung), anhidrida suksinat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

Lampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

PENGARUH JENIS PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIKA SEDIAAN SERBUK MASKER WAJAH KULIT BUAH SEMANGKA (CITRULLUS VULGARIS SCHRAD)

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula

terbatas, modifikasi yang sesuai hendaknya dilakukan pada desain formula untuk meningkatkan kelarutannya (Karmarkar et al., 2009).

FORMULASI SUSPENSI KERING EFERVESEN EKSTRAK AKAR Acalypha indica Linne (AKAR KUCING) MENGGUNAKAN AMILUM GANYONG TERPREGELATINASI

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN INFORMASI DAN KISI-KISI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

MATERI DAN METODE. Materi

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

3 METODE. Waktu dan Tempat Penelitian. Metode Penelitian. Ekstraksi Minyak Biji Kamandrah Metode Pengempaan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN FORMULASI TABLET MATRIKS GASTRORETENTIVE FLOATING DARI AMOKSISILIN TRIHIDRAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan singkong

10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch;

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

LAMPIRAN A HASIL UJI MUTU FISIK GRANUL PEMBAWA

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

PRAKTIKUM II PENGUJIAN TERHADAP GRANUL

DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN

GEL. Pemerian Bahan. a. Glycerolum (gliserin)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

BAB III METODE PENELITIAN

FORMULASI DAN PENGUJIAN SEDIAAN GRANUL EFFERVESCENT SARI BUAH NANAS (Ananas comosus L. (Merr.))

BAB 3 PERCOBAAN. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci albino New Zealand yang diperoleh dari peternakan kelinci di Lembang.

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji KLT Ekstrak Daun Sirih Hijau

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

SIDANG TA Disusun oleh : Elly Rosyidah Rakhmy Ramadhani S Dosen Pembimbing :

LAMPIRAN A HASIL UJI MUTU FISIK GRANUL PEMBAWA. Pengujian Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 32,67 ± 0,37

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi Suspensi dan Suspensi Kering. padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN INTISARI ABSTRACT BAB I PENDAHULUAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

PERBANDINGAN DISOLUSI ASAM MEFENAMAT DALAM SISTEM DISPERSI PADAT DENGAN PEG 6000 DAN PVP

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i. DAFTAR ISI...iii. DAFTAR GAMBAR...vi. DAFTAR TABEL...viii. INTISARI...x BAB I PENDAHULUAN...1

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi.

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

1. PROSPEK TEH HIJAU SEBAGAI INDUSTRI HILIR TEH

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

Transkripsi:

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. BAHAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak kering akar kucing dengan kadar 20% (Phytochemindo), laktosa (Meggle), HPMC (hidroksi propil metil selulosa) 50 cps (Shin-Etsu) dan aspartam (VitaSweet). B. ALAT Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi neraca analitik (Shimadzu EB 33OH, Jepang), pengatur kelembaban (Kris, Cina), mesin pengayak (Retsch, Jerman), alat cetak tablet (Erweka AR 4000, Jerman, moisture balance (Adam AMD 50, Amerika Serikat), alat uji laju alir (Erweka AR 40, Jerman), ph meter (Eutech ph510, Malaysia), viskometer bola jatuh (Haake Viscometers, Jerman), humidimeter dan alat-alat gelas. C. CARA KERJA 1. Rancangan Formulasi Dalam formulasi suspensi kering ekstrak akar kucing ini digunakan empat macam formula (Tabel 1). Penyusunan formula dilakukan dengan membuat variasi pada komposisi bahan 19

pensuspensi, bahan pensuspensi yang digunakan adalah HPMC (hidroksi propil metil selulosa) sedangkan bahan-bahan lain tidak dilakukan variasi antar formula. Dosis ekstrak akar kucing untuk satu hari adalah sebesar 4,1 g sehingga dalam satu hari ekstrak kering akar kucing yang digunakan sebanyak 20,5 g karena ekstrak kering memiliki kadar hanya 20% dosis ini dibagi menjadi tiga kali pemakaian dalam satu hari. Dalam satu sediaan mengandung 6,83 g ekstrak akar kucing, sedangkan satu sediaan memiliki berat 10 g. Untuk pemakaiannya suspensi kering ini dilarutkan dalam 200 ml air hangat dan segera diminum hingga habis (20). Tabel 1 Formula suspensi kering Formula Suspensi Kering (10 g) Bahan A B C D Ekstrak akar kucing 68,3 68,3 68,3 68,3 Laktosa 25,7 20,7 15,7 10,7 HPMC 5 10 15 20 Aspartam 1 1 1 1 Pembuatan granulat dasar suspensi kering dilakukan dengan metode granulasi kering, hal ini dilakukan untuk menghindari keberadaan air karena bahan-bahan yang digunakan termasuk ekstrak akar kucing bersifat higroskopis. Adanya air dikhawatirkan akan merusak zat aktif. Ekstrak kering akar kucing Acalypha indica 20

Linn. dimasukkan ke dalam mortar lalu digerus. Bahan pengisi yang sesuai dengan penyusunan formula dimasukkan ke dalam mortar tersebut (laktosa, HPMC dan aspartam) kemudian campuran bahan digerus hingga homogen. Campuran serbuk kemudian dibriketasi dengan alat cetak tablet, kemudian hasil briketasi diayak dengan ayakan 16 mesh. Granul kasar kemudian diayak kembali dengan ayakan 20 mesh, setelah itu dilakukan evaluasi terhadap granul. Evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi terhadap warna, bau dan rasa dari suspensi kering, kadar air, sudut istirahat, laju alir, ph, viskositas, uji waktu rekonstitusi dan uji higroskopisitas. 2. Evaluasi a. Uji Warna, Bau dan rasa Meliputi warna, rasa dan bau dari sediaan suspensi kering sehingga diketahui tampilan dari sediaan tersebut dalam keadaan baik. Dilakukan dengan cara melihat warna, mencium bau dan merasakan rasa dari suspensi kering (6). b. Uji Kadar Air Cakram yang ada dalam alat moisture balance ditara, kemudian masukkan sebanyak 2 g serbuk suspensi kering pada cakram yang telah ditara. Lakukan pengukuran kadar air, kadar air untuk sediaan obat herbal tidak boleh lebih dari 10% (26). 21

c. Uji Laju Alir Sebanyak 10 g suspensi kering dimasukkan dalam corong pada alat uji dan diratakan. Waktu yang diperlukan seluruh granul untuk melalui corong tersebut dicatat. Laju alir dapat dinyatakan sebagai banyaknya gram serbuk yang melewati celah mesin per detik (27, 28). d. Penentuan Sudut Istirahat (7) Sejumlah massa dimasukkan ke dalam corong alat uji laju alir. Massa yang jatuh akan membentuk bukit, sudut istirahat diperoleh dengan cara menghitung cotangent antara tinggi bukit dari suspensi kering yang terbentuk dan garis tengah alas bukit. α = arc tg h/r Dimana: A = sudut istirahat, h = tinggi bukit, r = jari-jari alas bukit Kriteria sudut istirahat: A < 25º, istimewa 25º < A < 30º, baik 30º < A < 40º, sedang (diperbaiki dengan glidan) A > 40º, sangat jelek (diperbaiki dengan glidan) e. Uji Waktu Rekonstitusi Sebanyak 10 g suspensi kering ditimbang dan dimasukkan ke dalam wadah sachet, lalu dimasukkan dalam 200 22

ml air. Setiap formulasi diberikan dua perlakuan yaitu rekonstitusi dilakukan dengan air pada suhu 40ºC dan 80ºC. Pengamatan dilakukan terhadap kecepatan suspensi kering tersuspensi, semakin cepat waktu rekonstitusi maka sediaan tersebut semakin baik (6). f. Uji Distribusi Ukuran Partikel Sebanyak 20 g suspensi kering ditimbang kemudian dimasukkan dan diratakan dalam ayakan bertingkat. Alat dioperasikan pada kecepatan 15 rpm selama 20 menit. Setiap granul yang tertahan pada masing-masing ayakan ditimbang dan dihitung persentasenya (6). g. Uji ph Kalibrasi elektroda dari ph meter dengan larutan dapar kemudian sebanyak 5 g suspensi kering di suspensikan dengan 100 ml air, celupkan elektroda ke dalam larutan suspensi dan ukur ph larutan suspensi (6). h. Uji Higroskopisitas (16) Masukkan 2 gram granul ke dalam pot plastik, pada tiap formula diberi empat perlakuan berbeda yaitu: Pot I : Pot plastik terbuka tanpa diberi silika gel Pot II : Pot plastik terbuka dengan diberi silika gel 23

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel Uji dilakukan selama enam hari dalam tempat dengan kelembaban 70% dan suhu 27ºC, setiap hari pot ditimbang kemudian pertambahan bobot yang terjadi dicatat. i. Uji viskositas Larutkan 10 g suspensi kering dalam 200 ml air, kemudian masukkan ke dalam tabung pada viskometer bola jatuh. Masukkan bola kaca boron silika kemudian balik tabung viskometer, hitung waktu yang dibutuhkan bola untuk melewati dua tanda pada tabung. Bila viskositas larutan terlalu tinggi maka akan mempengaruhi kenyamanan pada saat dikonsumsi (9). 24