BAB I PENDAHULUAN. pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak yang berpendapat bahwa kegagalan perusahaan dalam menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak di bidang industri, penjualan maupun jasa. Maka akan terjadi suatu

ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PENERBIT PT. PABELAN DI SURAKARTA SKRIPSI

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis melanda Indonesia tidak sedikit perusahaan yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran terdapat berbagai permasalahan yang penting dan harus segera diselesaikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha pada sekarang ini semakin berkembang dengan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih berat dibandingkan dengan pohon yang berdiri dan tumbuh di lingkungan yang

I. PENDAHULUAN. pangsa pasar dan memenangkan persaingan. lingkungan bisnis yang kompleks dalam rangka mewujudkan visi perusahaan.

Stoner dan Freeman Perencanaan memberikan sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur-prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Perencanaa

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Kerja Strategic Marketing Plus 2000

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada konsumen, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. baru. Persaingan bisnis yang ketat seperti saat ini membuat pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pertumbuhan jumlah perguruan tinggi semakin pesat. Tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

Stoner dan Freeman Perencanaan memberikan sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur-prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Perencanaa

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan baik usaha dagang dalam penyediaan barang maupun UKDW

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perubahan zaman menjadikan pula besarnya

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis. Dengan dasar hal inilah maka dapat dikatakan bahwa kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. ada dalam menghadapi persaingan antar perusahaan sejenis dalam memanfaatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. keinginan konsumen serta perubahan yang terjadi dalam menempatkan orientasi. kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama.

BAB I PENDAHULUAN. logika itu unit bisnis diharapkan bisa mencapai sasaran sasaran. hubungannya dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. (tangible) kinerjanya pada dasarnya tidak nyata (intangible) dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sekilas Singkat PT Marketbizmedia Kegiatan Marketbizmedia

Variabel Dependen: Efektivitas Penjualan

BAB II PT. MARKETAMA INDAH. didirikan pada tahun 1988 di Jakarta dan berbasis di Kawasan Industri, Pulo

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan. Persoalan tersebut menuntut manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis five forces Porter, analisis fungsional, dan analisis

BAB 1 PENDAHULUAN. ujung tombak keberhasilan suatu perusahaan, walaupun pada dasarnya semua fungsi dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh

manusia serta berkembangnya arus globalisasi menimbulkan adanya pergeseran nilai budaya dari masyarakat sosial menjadi cenderung lebih individual.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia membutuhkan rakyat

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin menonjol akan kompleksitas, persaingan, perubahan, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat terutama pada sektor jasa. Semakin maju suatu

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aset tak terwujud dalam suatu perusahaan adalah ekuitas yang diwakili

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. dalam memilih tempat untuk berbelanja, sedangkan bagi perusahaan retail

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. konsep pemasaran (Kohli & Jaworski, 1990). Orientasi pasar adalah budaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan bauran...,rahmi Yuningsih, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. yang telah lama berdiri wajar jika mengalami kekhawatiran, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Peran sekolah dinilai sangat penting bagi maju dan berkembangnya

Teknik Industri Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menciptakan nilai unggul bagi pelanggan. Orientasi pasar adalah budaya

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab Enam Pendekatan Baru Membangun

STRATEGI MEMPERTAHANKAN POSISI SEBAGAI PEMIMPIN PASAR ( Kasus Produk Extra Joss Kemasan Sachet )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jasa untuk memperoleh laba agar dapat terus hidup dan berkembang. Untuk

Minggu-4. Product Knowledge and Price Concepts. Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Manajemen Pemasaran. Sistem Informasi Pemasaran. Anton Kurniawan, SP., MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. industri keuangan yang lain, salah satu indikatornya adalah industri asuransi

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ruang lingkup perusahaan, terdapat serangkaian sumber daya yang tak

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. turut menentukan kelangsungan hidup bagi suatu perusahaan sebab. bahaya kebangkrutan. Dalam memasarkan barang yang dihasilkan oleh

TINJAUAN PUSTAKA. inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk-produk yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan - permasalahan atau prosedur - prosedur yang

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of

BAB I PENDAHULUAN UKDW. produk yang ditunjang dengan teknologi yang canggih.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

E-Marketing dalam E-Business

BAB I PENDAHULUAN. maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Tuntutan kerja

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Ukuran kinerja tradisional menggunakan kinerja keuangan

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang tepat, agar dapat menjual produk dan produk tersebut disukai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pergerakan industri yang dinamis dari tahun ke tahun membuat para pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver dan Slater (1990), orientasi pasar terdiri dari tiga komponen yakni orientasi konsumen, orientasi pesaing dan orientasi koordinasi antar fungsi internal perusahaan. Orientasi konsumen meliputi pemahaman tentang target pembeli pada saat ini dan waktu yang akan datang secara berkelanjutan. Orientasi pesaing menyangkut pada pesaing yang dihadapi dan kemungkinan pesaing yang hadir di masa datang yang meliputi kekuatan, kelemahan dan kemampuan yang dimiliki pesaing. Serta koordinasi antar fungsi internal yang berkoordinasi untuk menggunakan sumberdaya dalam membentuk nilai superior bagi konsumen target. Selain itu juga, kemampuan organisasi untuk beradaptasi menjadi kuat, dalam perubahan lingkungan sangat berarti (Aaker and Macarenhas, 1984) mengingat turbulensi dalam lingkungan bisnis yang dibentuk oleh perubahan lingkungan makro, perkembangan teknologi dan organisasi sebagai tantangan yang ditujukan oleh praktisi pemasaran (Thomas dan Gupta, 2005). Pasar yang lebih terbuka dan pertumbuhan ekonomi telah membuat permintaan untuk pengembangan ilmu penerapan usaha. Karena usaha harus berkembang secara inovatif dalam bersaing, orang orang yang terlibat dalam bidang tersebut harus 1

dengan cepat membangun kemampuan untuk bersaing dalam lingkungan yang dinamik. (Clarke dan Flaherty, 2003) Pergerakan yang terjadi tidak pernah dapat diprediksi secara pasti. Bila memfokuskan pada orientasi pesaing, maka kebijakan strategi yang diambil oleh perusahaan hanya akan berfokus pada kebijakan jangka pendek, karena kebijakan yang diambil cenderung untuk melakukan pertahanan maupun merebut posisi leader pasar. Tetapi bila perusahaan memilih berorientasi pada pasar maka orientasi kebijakan perusahaan akan lebih berfokus jangka panjang. Dengan mengadopsi orientasi pasar, perusahaan akan berkomitmen untuk memuaskan konsumen dengan memenuhi kebutuhan konsumen dalam jangka waktu yang lebih panjang. Keuntungan perusahaan, pangsa pasar, tingkat pengembalian investasi dan performa lain menentukan kesuksesan suatu strategi, sebuah orientasi pasar yang berarti menentukan untuk mencapai suatu tujuan dengan jangka panjang dengan memberikan nilai pada konsumen secara berkelanjutan. Hal itu senada dengan pengertian bahwa sebuah orientasi pasar tidak hanya menjadi prakarsa departemen pemasaran, tetapi, seluruhnya, yang berarti menjadi seluruh bagian perusahaan. Sehingga mengindikasikan suatu perusahaan memahami keinginan pasar, yang juga memahami kebudayaan secara luas, mengembangkan perusahaan dengan norma dan percaya mampu membentuk organisasi yang terintegrasi untuk perubahan permintaan konsumen dan persaingan sebagai antisipasi pada kondisi pasar di masa datang (Dev, et al. 2009). 2

Faktor lain yang harus diperhatikan adalah keberadaan pesaing, pesaing pada sektor industri yang sama mengalami peningkatan. Pesaing merupakan ancaman bagi perusahaan. Bila kehadiran pesaing tidak diperhitungkan oleh perusahaan, dapat menyulitkan perkembangan perusahaan, sehingga perusahaan memerlukan peninjauan ulang posisi strategi yang telah diambil dan diterapkan untuk dikaji dan dikendalikan. Oleh sebab itu diperlukan informasi dari lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Implementasi pemasaran merupakan proses penerjemahan strategi menjadi tindakan tindakan dan mencapai sasaran, dan melihat presentase dari pencapaian sasaran. Informasi yang lengkap diperlukan untuk membuat suatu perencanaan yang tepat. Berdasarkan penelitian Slevin dan Covin (1997) pada 112 perusahaan industri diketahui bahwa strategi perencanaan berhubungan langsung dengan pertumbuhan penjualan antara perusahaan dengan struktur mekanik dan operasi dalam lingkungan yang kurang kondusif. Banyak organisasi yang mempunyai informasi yang tersebar pada berbagai departemen, divisi dan seksi bahkan pada tataran staf. Namun, ketika informasi dibutuhkan sangat sulit untuk ditemukan. Sehingga dinilai penting dan menjadi tugas penting untuk melakukan audit pada aset aset informasi organisasi untuk memelihara gambaran, penggunaan dan aliran informasi. Bila informasi tidak tertata dengan baik diperkirakan akan menyulitkan perusahaan dalam menghadapi turbulensi dalam lingkungan bisnis. Bila perencanaan pada divisi pemasaran telah tersusun dan diaplikasikan maka dapat dilakukan evaluasi untuk melihat tingkat keberhasilan strategi dan program yang dijalankan. Salah satu cara untuk melakukan evaluasi pemasaran 3

adalah dengan melakukan pengendalian pemasaran. Pengendalian pemasaran merupakan dasar yang penting bagi keberhasilan usaha dibidang pemasaran merupakan dasar yang penting bagi keberhasilan usahanya dan organisasi atau perusahaan pada umumnya. Pengendalian ditekankan pada tiga hal : 1) pengendalian tidak dimaksud untuk mencari cari kesalahan orang lain tetapi dimaksud untuk menemukan penyimpangan dalam sistem, 2) pengendalian dalam arti pengawasan berupaya untuk meluruskan penyimpangan yang mungkin terjadi, 3) pengendalian dalam arti penilaian harus mampu melakukan koreksi sehingga kesalahan yang diperbuat sekarang tidak terulang lagi di masa yang akan datang (Siagian, 1997). Pengendalian pemasaran dilakukan dengan menggunakan audit pemasaran, audit pemasaran merupakan kegiatan pemeriksaan terhadap segenap program pemasaran pada suatu perusahaan atau unit bisnis secara komprehensif, sistematis, independen, dan berkala. Audit pemasaran memberikan pendekatan yang terstruktur terhadap pengumpulan dan analisis data/informasi pada lingkungan bisnis yang kompleks dan selanjutnya dapat ditindak lanjuti dengan melakukan langkah-langkah korektif sehingga efektivitas program-program pemasaran tercapai. Berikut ini adalah implementasi audit pemasaran secara umum dan manfaat yang diperoleh. 1. Pada kasus O Brien Candy Company (perusahaan kembang gula di Amerika Tengah). Perusahaan tersebut pernah menghadapi persoalan penurunan tingkat penjualan dan keuntungan. Sebelum menggunakan 4

sistem penjualan baru dan mendidik tenaga penjual, mereka memutuskan untuk mempekerjakan konsultan pemasaran untuk melakukan audit pemasaran. Ternyata dengan meningkatkan kemampuan tenaga penjualan saja masalah tidak terpecahkan, karena permasalahan yang sesungguhnya adalah bersifat mendasar, yaitu (a) Tujuan-tujuan pemasaran perusahaan tidak jelas dan tidak realistis, (b) Strategi perusahaan tidak memperhitungkan perubahan pola penyaluran atau menyelenggarakan perubahan pasar yang cepat, (c) Perusahaan lebih dijalankan oleh organisasi penjualan daripada oleh organisasi pemasaran, (d) Jajaran produk perusahaan berada dalam keseimbangan yang mengkhawatirkan (Arafat, 2005). Dua macam produk yang menonjol menanggung 75% dari seluruh penjualan dan tidak memiliki potensi untuk berkembang, (e) Serangkaian variabel pemasaran (marketing mix) perusahaan tidak seimbang dan terlalu banyak menghabiskan dana untuk tenaga penjualan tapi tidak cukup untuk bagian pengiklanan, (f) Perusahaan tidak memiliki prosedur pengembangan produk baru secara berhasil, (g) Usaha penjualan tidak terarah pada perhitungan yang menguntungkan. Setelah melaksanakan audit pemasaran, akar permasalahan perusahaan baru dapat ditangkap secara utuh. Kasus tersebut menunjukkan betapa pentingnya audit pemasaran untuk mengetahui permasalahan pemasaran yang sesungguhnya dihadapi perusahaan. Tanpa melakukan audit pemasaran maka persoalan perusahaaan O Brien tak kunjung 5

terpecahkan karena upaya manajemen untuk membasmi penyakit dilakukan dengan obat yang tidak tepat. 2. Pelaksanaan audit pemasaran juga telah dilaksanakan di bidang jasa pendidikan (George, et al., 1976). Audit pemasaran diadakan setiap tahun oleh staf divisi pelayanan universitas. Audit mencoba memelihara pelayanan sesuai dengan kebutuhan klien dalam lingkungan yang berubah. Banyak pola program yang dihasilkan dari analisis ini. Sebagai contoh, audit pemasaran yang dilakukan pada tahun 1971, menyatakan bahwa kegiatan keluar kampus memberikan kesempatan besar untuk universitas memperoleh klien. Dengan penerapan teknik pemasaran ini aktivitas pelayanan meningkat. Rata rata peningkatan tiap tahun dari program diadakan adalah sebesar 20% dari 3 tahun terakhir ketika proyek dan kegiatan keluar kampus diadakan tiga kali lipat pada waktu yang bersamaan. 3. Mehdi Taghian et al., (2002) dengan judul penelitian The Marketing Audit and Business Performance: An Empirical Study of Large Australian Companies diperoleh hasil dari eksplorasi dan profil perusahaan yang menggunakan audit perusahaan pada perusahaan besar di Australia. Hasil survey dari 216 perusahaan industri mengindikasikan bahwa 48% responden menggunakan audit pemasaran dengan 75% menggunakan metode perusahaan mereka. Persepsi responden bahwa implementasi dari rekomendasi audit perusahaan memberikan kontribusi 1 10% bagi performa perusahaan. 6

Dalam perkembangan audit pemasaran, di Indonesia, terdapat suatu konsep audit pemasaran. Audit pemasaran ini dikembangkan oleh Hermawan Kartajaya pada tahun 1995. Audit pemasaran disebut juga dengan competitive audit yang dikenal dengan konsep Strategic Marketing Plus 2000. Konsep ini disusun berdasarkan riset riset yang telah dilakukan ahli pemasaran yang telah dipublikasikan. Tujuan akhir dari competitive audit ini adalah untuk mendapatkan profil dari lingkungan bisnis yang mempengaruhi perusahaan dan profil faktor faktor internal yang terdiri dari strategi, taktik dan value. Profil yang pertama dinamakan sebagai Competitive Setting Profile (CSP) sedangkan profil yang kedua dinamakan Company Alignment Profile (CAP). Pada penelitian ini, peneliti mengembangkan dimensi marketing mix. Pada konsep yang dikemukakan oleh Kartajaya (2006) marketing mix yang terdiri dari 7 P yaitu : Product, Price, Place, Promotion, People, Process dan Physical Evident, yang diramu menjadi satu variabel. Sedangkan oleh peneliti, konsep marketing mix yang digunakan terdiri dari 4 P saja, yaitu Product, Price, Place, Promotion yang diteliti secara terpisah, tidak menjadi satu gabungan. Sehingga dengan pemekaran tersebut, dapat diketahui lebih terperinci nilai dari masingmasing variabel, yang diharapkan akan mempermudah marketing untuk melihat rekomendasi audit. Berdasarkan penelitian Udell (dalam Chai Lee Goi, 2009) promosi, harga dan lokasi berpengaruh pada keberhasilan penjualan perusahaan manufaktur. Sedangkan pada penelitian Perreault dan Russ (dalam Chai Lee Goi, 7

2009) menemukan bahwa kualitas produk lebih penting yang diikuti juga oleh pelayanan distribusi dan harga. PT. Y merupakan salah satu perusahaan asing yang berpusat di Jepang. Perusahaan ini bergerak di bidang manufaktur mesin mesin pertanian. Pada perkembangannya PT. Y memperoleh pesaing pesaing yang bergerak pada bidang yang sama. Sehingga tingkat persaingan dirasa semakin kompetitif. Pada perusahaan ini belum pernah dilakukan audit pemasaran, sehingga penilaian tentang kesesuaian strategi dengan implementasi belum pernah dilakukan. Oleh karena itu dirasa perlu untuk melakukan evaluasi strategi pemasaran untuk meninjau strategi yang telah ditetapkan dan pelaksanaannya. Manfaat dari penggunaan audit pemasaran dengan menggunakan konsep Strategic Marketing Plus 2000 yakni agar manajer pemasaran mengetahui tingkat keberhasilan strategi yang telah dijalankan secara cepat dan representatif di tengah-tengah keterbatasan waktu yang dimiliki oleh manajer pemasaran, melihat posisi perusahaan pada saat ini. Setelah diperoleh posisi perusahaan maka akan diperoleh alternatif strategi maupun program program yang dapat dilakukan berdasarkan konsep Strategic Marketing Plus 2000. Diperlukan informasi untuk mengetahui tingkat persaingan di lingkungan bisnis yang diketahui melalui pendekatan Competitive Setting Profile (CSP) Sedangkan untuk mengetahui faktor faktor internal yaitu stategi, taktik dan value dapat diketahui melalui pendekatan Company Alignment Profile (CAP). 8

I.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan kegiatan identifikasi masalah untuk mempermudah penelitian. Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Competitive Setting Profile (CSP) pada PT. Y ditinjau dari Strategic Marketing Plus 2000? 2. Bagaimana Company Alignment Profile (CAP) PT. Y ditinjau ditinjau dari Strategic Marketing Plus 2000? I.3 Tujuan penelitian Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui Competitive Setting Profile (CSP) pada PT. Y ditinjau dari Strategic Marketing Plus 2000? 2. Untuk mengetahui Company Alignment Profile (CAP) PT. Y ditinjau ditinjau dari Strategic Marketing Plus 2000? I.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan 1) Dengan diketahuinya posisi perusahaan dalam persaingan dapat dijadikan bahan informasi dan pertimbangan perusahaan untuk mengembangkan potensi pemasaran. 2) Untuk mengevaluasi strategi yang telah dilakukan serta mengetahui strategi pemasaran apa yang tepat sesuai dengan posisi pasar yang 9

dimiliki oleh perusahaan serta dalam rangka mengembangkan pangsa pasar yang dimilikinya. 2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan Sebagai acuan perbandingan untuk penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian dengan permasalahan yang sama. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam evaluasi strategi pemasaran. 10