Pengaruh Variasi Waktu Ultrasonikasi dan Waktu Tahan Hydrothermal terhadap Struktur dan Konduktivitas Listrik Material Graphene

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Variasi Waktu Ultrasonikasi dan Waktu Tahan Hydrothermal terhadap Struktur dan Konduktivitas Listrik Material Graphene

Disusun Oleh : Muhammad Junaidi ( ) Dibimbing Oleh : Diah Susanti, S.T.,M.T.,Ph.D

Pengaruh Waktu Ultrasonikasi dan Waktu Tahan Proses Hydrothermal Terhadap Struktur dan Sifat Listrik Material Graphene

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-45

Pengaruh Massa Zn Dan Temperatur Hydrotermal Terhadap Struktur Dan Sifat Elektrik Material Graphene

Pengaruh Variasi Kadar Zn Dan Temperatur Hydrotermal Terhadap Struktur Dan Nilai Konduktivitas Elektrik Material Graphene

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 13 NOMOR 2 JUNI 2017 PENGARUH LAMA WAKTU ULTRASONIKASI TERHADAP KONDUKTIVITAS LISTRIK GRAPHENE

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. SiO 2 memiliki sifat isolator yang baik dengan energi gapnya mencapai 9 ev,

SINTESIS DAN KARAKTERISASI GRAFENA DENGAN METODE REDUKSI GRAFIT OKSIDA MENGGUNAKAN PEREDUKSI Zn

BAB 3 METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

ANALISIS FASA KARBON PADA PROSES PEMANASAN TEMPURUNG KELAPA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KRISTAL NANO ZnO

SIDANG TUGAS AKHIR. Jurusan Teknik Material & Metalurgi Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

4 Hasil dan Pembahasan

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu

Bab III Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

Analisis Pengaruh Doping Nitrogen Terhadap Sifat Kapasitif Superkapasitor Berbahan Graphene

Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

Analisis Pengaruh Massa Reduktor Zinc terhadap Sifat Kapasitif Superkapasitor Material Graphene

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

4. Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

Oleh : Arif Rahman 1, Rita Prasetyowati 2, Iman Santoso 3, W.S. Brams Dwandaru 4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

KARAKTERISASI GRAPHENE

Hasil dan Pembahasan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-83

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

BATERAI BATERAI ION LITHIUM

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian terhidung sejak bulan Juni 2013 sampai dengan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

PENGARUH VARIASI MILLING TIME dan TEMPERATUR KALSINASI pada MEKANISME DOPING 5%wt AL NANOMATERIAL TiO 2 HASIL PROSES MECHANICAL MILLING

Analisis Struktural Seng Oksida (ZNO) Dari Limbah Dross Galvanisasi

LOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

4. Hasil dan Pembahasan

Pengaruh Kadar Logam Ni dan Al Terhadap Karakteristik Katalis Ni-Al- MCM-41 Serta Aktivitasnya Pada Reaksi Siklisasi Sitronelal

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO

PENGARUH TEMPERATUR KALSINASI PADA PEMBENTUKAN LITHIUM IRON PHOSPHATE (LFP) DENGAN METODE SOLID STATE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Pengaruh Doping Boron Terhadap Sifat Kapasitif Material Graphene untuk Aplikasi Superkapasitor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam menciptakan material, struktur fungsional, maupun piranti alam

SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION

FABRIKASI POLIANILIN-TiO 2 DAN APLIKASINYA SEBAGAI PELINDUNG ANTI KOROSI PADA LINGKUNGAN STATIS, DINAMIS DAN ATMOSFERIK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN METODE PENCAMPURAN DAN PENGGILINGAN SERBUK. Abstrak

Elektropolimerisasi Film Polianilin dengan Metode Galvanostatik dan Pengukuran Laju Pertumbuhannya

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Deskripsi METODE UNTUK PENUMBUHAN MATERIAL CARBON NANOTUBES (CNT)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Variasi ph dan Temperatur Sintering terhadap Nilai Sensitivitas Material TiO 2 Sebagai Sensor Gas CO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan

BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

I. PENDAHULUAN. Lapisan tipis merupakan suatu lapisan dari bahan organik, anorganik, metal,

III. METODE PENELITIAN. preparsai sampel dan pembakaran di furnace di Laboratorium Fisika Material

PENGARUH KONSENTRASI NaOH DAN Na 2 CO 3 PADA SINTESIS KATALIS CaOMgO DARI SERBUK KAPUR DAN AKTIVITASNYA PADA TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pelarut dengan penambahan selulosa diasetat dari serat nanas. Hasil pencampuran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

Bab III Metoda Penelitian

I. PENDAHULUAN. kimia yang dibantu oleh cahaya dan katalis. Beberapa langkah-langkah fotokatalis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi mikroskopik yang pertama dilakukan adalah analisis

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging

4. Hasil dan Pembahasan

3 Metodologi penelitian

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-13 Pengaruh Variasi Waktu Ultrasonikasi dan Waktu Tahan Hydrothermal terhadap Struktur dan Konduktivitas Listrik Material Graphene Muhammad Junaidi, Diah Susanti Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: santiche@mat-eng.its.ac.id Abstrak Graphene merupakan satu lapis atom karbon yang mengalami hibridisasi sp 2 membentuk struktur heksagonal 2D. Graphene memiliki potensi besar untuk aplikasi nanoelectronic materials. Penelitian ini bertujuan menganalisis waktu ultrasonikasi dan hidrothermal terbaik untuk mensintesis Graphene. Graphene disintesis dengan metode reduksi Grafit Oksida (GO). Grafit dioksidasi membentuk GO dengan modifikasi metode Hummer. GO diultrasonikasi dengan variasi waktu 60, 90 dan 120 menit. Kemudian proses reduksi GO dilakukan secara kimia dengan penambahan serbuk Zn dan teknik hidrothermal 200 o C dengan variasi waktu tahan 12, 18 dan 24 jam. Analisis morfologi dan struktur graphene dilakukan dengan pengujian SEM dan XRD. Pengujian Iodine Number untuk mengetahui kemampuan graphene menyerap Iodin. Pengujian FTIR untuk mengetahui gugus fungsi yang terbentuk pada GO dan Graphene. Pengujian Four Point Probe Test (FPP) untuk mengukur konduktivitas listrik Graphene. Hasil analsis menunjukkan bahwa graphene hasil ultrasonikasi 120 menit dan Holding 12 jam memiliki struktur Single Layer Graphene (SLG) dengan konduktivitas listrik terbaik 0.0105 S/m. Kata Kunci Graphene, Konduktivitas Listrik, Metode Hummer, Metode Hydrothermal. I. PENDAHULUAN emajuan teknologi berkembang sangat cepat diberbagai Kbidang ilmu. Salah satunya dibuktikan dengan adanya berbagai inovasi perangkat elektronik yang serba canggih misalnya pada chip dan transistor. Namun, saat ini tidak hanya dibutuhkan perangkat elektronik yang serba canggih tetapi juga dibutuhkan yang berukuran lebih kecil dan ringan sehingga memudahkan pengguna yang memiliki mobilitas tinggi karena ringan dan bersifat portable. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi bidang material elektronik untuk menciptakan material elektronik berukuran kecil dan konduktif sehingga dapat memenuhi kebutuhan saat ini. Graphene merupakan material yang sangat berkembang saat ini, menarik untuk dikaji oleh para peneliti dari berbagai bidang ilmu baik Fisika, Kimia, Biologi maupun bidang Teknik material. Pada dasarnya Graphene adalah allotropi karbon yang menjadi struktur dasar untuk pembentukan material berbasis karbon seperti grafit (stacked Graphene), CNT (beberapa layer Graphene yang digulung melingkar terhadap aksial) dan Fullerene [1]. Graphene merupakan satu lapis karbon 2D, dengan struktur menyerupai satu lapis grafit. Graphene menjadi sangat menarik untuk dikaji karena memiliki sifat kelistrikan, termal, dan mekanik yang luar biasa. Struktur yang unik dari Graphene memberikan peningkatan sifat Graphene, misalnya mobilitas pembawa yang tinggi ( 10,000 cm 2 /V s), efek Quantum Hall pada temperatur ruangan, Transparansi optic yang baik (97.7%), luas permukaan spesifik (2630 m 2 /g), Modulus young ( 1 TPa), dan konduktivitas panas yang sangat baik 3000 W/mK [2]. Hingga saat ini, sebagian besar peneliti berfokus pada pengaplikasian Graphene untuk fuel cell dan perangkat photovoltaic, transparent conducting electrode, sensor gas dan bio, transistor, rechargeable battery, dan supercapasitor [3]. Berbagai metode sintesis telah dikembangkan untuk proses sintesis Graphene diataranya adalah CVD lapisan Graphene, micromechanical exfoliation Graphene menggunakan metode peel-off dengan Scotch-tape, Epitaxial growth lapisan Graphene, (d) Sintesis Graphene dari molekul organik. Namun, keempat metode tersebut dinilai kurang efisien dan mahal. Penelitian ini akan membahas mengenai sintesis Graphene dengan metode Reduksi Grafit Oksida (GO) dengan menggunakan variasi lama ultrasonikasi dan proses hydrothermal. Proses sintesis menggunakan reduksi GO dalam pelarut air, dianggap sebagai metode paling sesuai karena bersifat sederhana, sesuai untuk produksi skala besar, dan murah. II. URAIAN PENELITIAN A. Sintesis Grafit Oksida (GO) GO disintesis dengan menggunakan modifikasi metode Hummer. 2 gr grafit direaksikan dengan 80 ml H 2 SO 4 98% dan 4 gr NaNO 3 dengan pengadukan selama 4 jam pada kondisi temperatur dibawah 20 o C sehingga harus menggunakan ice bath. Setelah pengadukan berlangsung 2 jam 8 gr KMnO 4 ditambahkan secara bertahap. Reaksi Asam Kuat H 2 SO 4 denga KmnO 4 akan membentuk agen oksidator yang sangat reaktif, Mn 2 O 7.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-14 Campuran akan berubah warna dari hijau tua keunguan menjadi coklat tua disertai keluarnya gas NOx. Agar Oksidasi berlangsung sempurna maka pengadukan dilanjutkan hingga 24 jam pada temperatur 35oC. Kemudian dilakukan penambahan 200 ml aquades secara bertahap dan diaduk selama 1 jam. Reaksi antara aquades dan H2SO4 merupakan reaksi endotermik sehingga akan terjadi kenaikan temperatur hingga 98oC. Untuk menghilangkan sisa KMnO4 maka kedalam larutan ditambahkan 15 ml H2O2 30% sehingga larutan berubah warna dari coklat tua menjadi Kuning cerah disertai gelembung-gelembung. Hal ini menandakan derajat oksidasi yang terjadi cukup tinggi. Selanjutnya larutan disentrifuge untuk memisahkan fasa padat dan cair dan dilanjutkan dengan proses pencucian dengan aquades secara berulang dengan tujuan penetralan ph dan mereduksi sisa SO42-. Selama proses pencucian terjadi eksfoliasi GO sehingga GO semakin mengental. Apabila ph sudah netral dan tidak terbentuk endapan putih BaSO4 setelah titrasi dengan BaCl2 1M maka GO siap didrying pada 110 oc selama 12 jam. B. Sintesis Graphene Graphene disintesis dengan mereduksi GO menggunakan Zn dan proses Hydrothermal. 40 mg GO didispersikan dalam aquades dengan konsentrasi 1mg/ml kemudian diultrasonikasi semala 60 menit, 90 menit dan 120 menit untuk transformasi dari grafit oksida menjadi graphene oksida. Graphene oksida direduksi dengan penambahan 1.6 gr Zn dan 10 ml HCl 35% diaduk semala 1 jam. Graphene berubah warna dari Coklat gelap menjadi hitam dan bersifat hidrofilik. Selanjutnya ditambahkan 10 ml HCl 35% untuk mereduksi sisa Zn [4]. Graphene hasil reduksi kemudian dinetralkan ph nya dengan pencucian aquades beberapa kali dan dihydrothermal menggunakan autoclave dan dipanaskan dalam furnace pada 200 o C variasi waktu 12 jam, 18 jam dan 24 jam [5]. Secara teoritis, air pada temperatur 200 o C memiliki tekanan 15 atm. C. Karakterisasi Material Graphene Pengamatan struktur GO dan graphene dilakukan menggunakan XRD (Philips Analytical) pada sudut 2θ 5 o 90 o dengan λ Cu-Kα 1.54060 Å. Morfologi graphene diamati menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) FEI Inspec S50. Analisis ikatan pada GO dan graphene diamati menggunakan FTIR (Scientific Nicolet is10). Daya serap graphene terhadap iodine diamati dengan Iodine Number. Sedangkan konduktivitas listrik graphene diukur dengan Four point Probe Test (FPP). III. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji XRD Pola difraksi sinar-x pada graphene diperlihatkan pada Gambar 1. Pada rgo hasil proses hydrothermal 12 jam terbentuk peak pada 2θ ~24 o disertai dengan pelebaran d -spacing berkisar ~ 3.7 Å, lebih lebar dari d -spacing grafit 3.35275 Å. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi pengelupasan lapisan grafit menjadi Single Layer Graphene (SLG). Gambar 1. Pola Difraksi Sinar-x Pada Graphene Hasil Hydrotherma selama 12 jam 18 jam dan 24 jam Pada rgo hasil hydrothermal 18 jam terjadi pelebaran peak pada rentang 2θ 23 26 o dengan d -spacing 3.3 3.8 Å. Hal ini disebabkan oleh adanya derajat reduksi yang tidak sama, sebagian GO mengalami laju reduksi tinggi sehingga gugus fungsional oksigen dan air pada interlayer hilang. Bagian yang tereduksi dengan derajat reduksi lebih tinggi terbentuk few Layer Graphene (FLG) pada 2θ 26, sedangkan bagian yang derajat reduksinya lebih rendah terbentuk single layer gaphene (SLG) pada 2θ 23-24. Sedangkan pada rgo hasil hydrothermal selama 24 jam terbentuk puncak pada 2θ 26 o dengan d -spacing mendekati grafit (~3.4 Å). Gugus fungsi hydroxyl dan carboxyl tereduksi sempurna tanpa terjadi pemutusan ikatan bidang C-C sehingga terbentuk struktur Few Layer Graphene [6].

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-15 Proses ultrasonikasi betujuan untuk proses pengelupasan grafit Oksida menjadi lembaran-lembaran graphene oksida dengan memutuskan ikatan Van der Walls pada interlayer. Perbedaan lama pancaran gelombang ultrasonik sebelum proses reduksi mengakibatkan terjadinya perbedaan tinggi puncak difraksi. Puncak difraksi meningkat dengan lamanya proses ultrasonikasi. Hal ini disebabkan oleh semakin banyak jumlah graphene oksida yang terbentuk, sehingga derajat reduksi meningkat. Ukuran kristal graphene hasil proses hydrothermal diperlihatkan pada Tabel 1. Graphene hasil hydrothermal memiliki ukuran Kristal dalam skala nanometer. Ukuran kristal terkecil material graphene adalah 83.04 Å, terbentuk pada pada rgo hasil ultrasonikasi 60 menit dan proses hydrothermal selama 12 jam. Bentuk ikatan pada GO dan graphene diamati melalui pola spectrum IR. Graphene dan GO memiliki spectrum infrared yang hampir sama. Pada gambar dapat diamati bahwa pada GO terjadi absorbsi kuat pada 3357 cm -1 disebabkan oleh vibrasi O-H stretching, carboxyl stretching C=O dari gugus fungsi COOH terabsorb pada 1723.48 cm -1, C=C aromatic stretching teridentifikasi pada 1615.83 cm -1, C-OH stretching pada 1353.03 cm -1 merupakan vibrasi pada gugus fungsi fenol (hydroxyl) dan C-O stretching pada 1042 cm -1 terabsorb akibat adanya gugus fungsi alkoksi/epoxy [7]. Pada graphene (rgo) tampak terdapat absorbs O-H stretching akibat sisa kandungan air dan C=C aromatic stretching yang merupakan ikatan utama pada struktur graphene. Semakin lama ultrasonikasi maka absorbs C=C aromatic stretching semakin kuat. Sedangkan absorbs C=O stretching (karbonyl group) tidak terjadi, absorbs C-OH (Phenol group) dan C-O (alkoksi/ether group) semakin berkurang. Hal ini mengindikasikan bahwa reduksi GO menjadi graphene berlangsung dengan sempurna. Pada rgo dengan variasi ultrasonikasi 60 menit dan 120 menit terjadi absorbs pada 2353.36 cm -1 disebabkan oleh O=C=O stretching. Gugus ini bukan merupakan komponen dari graphene, namun gas CO 2 dari lingkungan yang menempel pada permukaan graphene. Morfologi material graphene hasil reduksi dengan proses Hydrothermal selama 12 jam diamati menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) seperti pada Gambar 3. Dari Gambar 3 dapat diamati bahwa bentuk morfologi graphene menyerupai lembaran-lembaran tipis dan terdapat lipatan-lipatan pada bagian tepi. Graphene dengan perlakuan ultrasonikasi 60 menit memiliki paling banyak lipatan pada bagian tepi. Gambar 4 memperlihatkan bentuk morfologi graphene hasil hydrothermal selama 18 jam dengan berbagai variasi ultrasonikasi. Graphene hasil ultrasonikasi selama 120 menit tampak sangat tipis, hal ini dapat disebabkan oleh proses ultrasonikasi yang cukup lama sehingga terjadi pengelupasan secara maksimal pada lembaran grafit oksida. Morfologi graphene hasil Hydrotermal 18 jam sedikit menggumpal karena memiliki struktur campuran baik SLG maupun FLG. Gambar 5 memperlihatkan morfologi graphene hasil proses hydrothermal selama 24 jam. Proses holding yang cukup lama Holding (jam) 12 18 24 Tabel 1 Ukuran Kristal Material Graphene Sampel Ultrasonikasi B Θ D (Å) (menit) 60 0.017 11.96 83.040 90 0.0085 12.04 166.79 120 0.0069 11.98 203.94 60 0.0033 12.04 418.20 90 0.0045 12.00 309.90 120 0.0069 12.04 203.99 60 0.0069 13.47 205.13 90 0.0033 13.37 420.4 120 0.0045 13.38 311.19 Gambar 2. Spektrum IR Pada Graphene Hasil Hydrothermal 12 jam 18 jam dan 24 jam

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-16 Gambar 3. Morfologi graphene hydrothermal 12 jam dengan ultrasonikasi 60 menit 90 menit dan 120 menit pada perbesaran 10000x Gambar 5. Morfologi graphene hydrothermal 24 jam dengan ultrasonikasi 60 menit 90 menit dan 120 menit pada perbesaran 10000x Gambar. 6. Pengaruh Lama Holding Hydrothermal Terhadap Iodin Number Material Graphene Gambar 4. Morfologi graphene hydrothermal 18 jam dengan ultrasonikasi 60 menit 90 menit dan 120 menit pada perbesaran 10000x menyebabkan terjadi reduksi secara maksimal sehingga terbentuk beberapa lapis graphene seperti pada Gambar 5. Berdasarkan Gambar 3 5, tampak bahwa semakin lama waktu ultrasonikasi morfologi graphene tampak semakin tipis dan berlipat-lipat Hal ini disebabkan oleh proses pengelupasan pada lembaran-lembaran gafit oksida berlangsung dengan baik. Tebal lapisan graphene yang terbentuk juga meningkat dengan lamanya proses hydrothermal karena terjadi reduksi sempurna pada GO. Graphene hasil Holding 12 jam memiliki daya serap terhadap iodine sangat baik dibandingkan dengan hasil holding hydrothermal 18 jam dan 24 jam seperti Gambar 6. Pada holding hydrothermal 12 jam graphene mampu menyerap iodine sebanyak 2580.3 mg/g sedangkan pada hydrothermal 18 jam dan 24 jam iodine yang dapat terserap adalah 1692 mg/g dan 1269 mg/. Daya serap graphene terhadap iodine menurun dengan semakin lamanya proses hydrothermal. Graphene hasil ultrasonikasi 120 menit memiliki daya serap lebih baik dari pada hasil ultrasonikasi 90 menit dan 60 menit seperti Gambar 7. Pada ultrasonikasi 120 menit graphene mampu menyerap iodine sebanyak 2580.3 mg/g. Sedangkan pada ultrasonikasi 90 menit dan 60 menit mampu menyerap iodine pada batas 1184.4 mg/g dan 863.48 mg/g. Kemampuan graphene menyerap iodine semakin meningkat dengan bertambahnya waktu ultrasonikasi. Graphene hasil hyrothermal selama 12 jam memiliki konduktivitas listrik lebih besar dibandingkan dengan hydrothermal 18 dan 24 jam seperti Gambar 8. Pada hydrothermal 12 jam konduktivitas graphene mencapai 0.0105 S/m. Sedangkan pada graphene hasil hydrothermal 18 dan 24

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-17 Gambar 7. Pengaruh Lama Ultrasonikasi terhadap Iodine Number Material Graphene Gambar. 9. Pengaruh Lama Ultrasonikasi terhadap Konduktivitas Listrik Material Graphene grafit oksida menjadi graphene oksida meningkat dengan lamanya ultrasonikasi. Gambar 8. Pengaruh Lama Holding Hydrothermal terhadap Konduktivitas Listrik Material Graphene jam memiliki konduktivitas listrik pada batas 0.005 S/m dan 0.0032 S/m. Hal ini disebabkan karena terjadi perbedaan struktur yang terbentuk dari masing-masing proses. Pada proses hydrothermal 12 jam struktur yang terbentuk adalah SLG. Pada hydrothermal 18 jam merupakan kombinasi SLG dan FLG. Sedangkan pada hydrothermal 24 jam struktur yang terbentuk adalah FLG. Pada SLG pita konduksi dan pita valensi bertemu pada ujung-ujung Brilloin zone, dengan celah pita mendekati 0 sehingga mudah mentransfer elektron. Hal ini menyebabkan SLG memiliki konduktivitas lebih baik. Sedangkan Pada FLG, celah pita akan semakin lebar seiring dengan jumlah lapisan pada FLG. Oleh karena itu FLG (hydrothermal 24 jam) memiliki kemampuan menghantarkan listrik yang lebih rendah dari pada SLG (hydrothermal 12 jam). Perbedaan lama urtrasonikasi juga memberikan pengaruh signifikan terhadap koduktivitas listrik graphene seperti Gambar 9. Graphene hasil ultrasonikasi 120 menit memiliki konduktivitas 0.0105 S/m, lebih besar dari pada graphene hasil ultrasonikasi 90 menit dan 60 menit yaitu 0.008 S/m dan 0.0075 S/m. Hal ini disebabkan karena proses pengelupasan IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Graphene telah berhasil disintesis menggunakan reduksi Graphene oxide (GO) dengan penambahan 1.6 gr Zn dan proses hydrothermal pada 200 o C. Perbedaan lama ultrasonikasi dan proses holding Hydrothermal menyebabkan perbedaan struktur yang terbentuk dan kemampuannya dalam mengalirkan listrik. Semakin lama proses ultrasonikasi maka struktur yang terbentuk akan cenderung pada Single Layer Graphene (SLG) yang memiliki kemampuan tinggi dalam menghantarkan listrik. Sedangkan semakin lama proses Holding hydrothermal maka struktur yang terbentuk akan cenderung Few layer Graphene (FLG) yang lebih sulit menghantarkan listrik seiring dengan jumlah lapisan. Sehingga konduktivitas listrik terbaik (0.0105 S/m) tercapai ketika material graphene disintesis dengan menggunakan ultrasonikasi 120 menit dan proses holding 12 jam. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis M.J. mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah memberikan dukungan finansial melalui Beasiswa Bidik Misi tahun 2010-2014. DAFTAR PUSTAKA [1] S. Basua, P. Bhattacharyya, March 2012. Recent developments on graphene and graphene oxide based solid state gas sensors. Sensor and Actuators B : Chemical (173): 1-21 [2] Teng Zhang, Qingzhong Xue, Shuai Zhang, Mingdong Dong. May 2012. Theoretical approaches to graphene and graphene-based materials. Nano Today (7): 180-200 [3] Sung Mook Choi, Min Ho Seo, Hyung Ju Kim, Won Bae Kim. April 2011. Synthesis and characterization of graphene-supported metal

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-18 nanoparticles by impregnation method with heat treatment in H 2 atmosphere. Synthetic Metals (161): 2405-2411 [4] Panbo Liu,YingHuang n, LeiWang. Oct. 2012. A facile synthesis of reduced graphene oxide with Zn powder under acidic condition. Materials Letter (91): 125-128 [5] Zhou Y, Bao Q, Tang LAL, Zhong Y, Loh KP. 2009. Hydrothermal dehydration for the green reduction of exfoliated graphene oxide to graphene and demonstration of tunable optical limiting properties. Chemistry Material 21(13):2950 6 [6] Ju, Hae-Mi, Sung-Ho Choi, Seung Hun. June 2010. X-Ray Diffraction Pattern of Thermally Reduced Graphenes. Journal of The Korean Physics Society (57) : 1649 1652 [7] Socrates, George. Infrared and Raman Charachteristic Group Frequencies. New York : John Wiley & Sons (2001)