BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak diluar perusahaan. Segala informasi yang menyangkut keadaan

BAB I PENDAHULUAN. operasional rutin perusahaan, terutama aset tetap (fixed asset). Aset tetap

BAB I PENDAHULUAN. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan

NAMA : MELISA MARIA NPM : JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : NOVA ANGGRAINIE, SE., MMSI

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan operasi. Diperlukan sejumlah modal untuk melakukan kegiatan usaha

BAB I PENDAHULUAN. kalangan profesi yang bergabung dalam sebuah lembaga resmi. Seperti banyak

BAB I PENDAHULUAN. IFRS (International Financial Reporting Standards) telah menjadi pedoman

3. Standar Akuntansi Syariah Standar Akuntansi Syariah akan diluncurkan dalam tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab.

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal

BAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar

BAB I PENDAHULUAN. Singapura pada tahun Konsekuensi atas kesepakatan MEA tersebut berupa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. perusahaan dengan para external stakeholder. Menurut PSAK 1 (2009) tujuan dari

ANALISIS PERBEDAAN PENILAIAN ASET TETAP BERDASARKAN PSAK NO. 16 ADOPSI GAAP DAN PSAK NO. 16 ADOPSI IFRS (Studi Kasus Pada PO. PI Malang Periode 2012)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam penyajian informasi laporan keuangan dibutuhkan sebuah aturan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkepentingan (Margaretta dan Soeprianto 2012). Keberhasilan. tingkat kepercayaan investor dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. properti di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang signifikan sekitar 20% di

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang terlibat dalam forum G-20 (Group of

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, serta

1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia internasional, terdapat dua standar akuntansi keuangan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Untuk memenuhi hal itu, maka Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir International Financial Reporting Standards (IFRS)

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya efek globalisasi membuat Negara menyelaraskan serta

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan standar akuntansi yang berlaku secara internasional sangatlah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya perusahaan-perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan hasil kinerja perusahaan. Tujuan akuntansi secara keseluruhan adalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu laporan keuangan yang memiliki kredibilitas tinggi. International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan pedoman

BAB 1. Pendahuluan. untuk pengambilan keputusan oleh berbagai macam pihak berkepentingan seperti

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dipatuhi. Setiap negara memiliki standar akuntansi yang berbeda-beda dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang sangat penting bagi perusahaan komersial. Dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. baik organisasi profit maupun non profit untuk menghasilkan informasi yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA IFRS (International Financial Reporting Standards) oleh International Accounting Standard Board (IASB).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. keuangan suatu entitas yang akan digunakan oleh stakeholder sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. dari pihak ekstern dan pihak intern. Pihak ekstern terdiri dari masyarakat, UKDW

BAB I bermanfaat bagi pemakainya? IASB (International Accounting Standard Board)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari model dan standar pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dalam usaha mengharmonisasikan standar-standar akuntansi dan

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dalam mengelola sumber daya. Laporan keuangan merupakan produk

BAB I PENDAHULUAN. membuat laporan keuangan yang dihasilkan menjadi tidak seragam.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. internasional. Sehingga muncul organisasi yang bernama International

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya laporan keuangan digunakan oleh perusahaan yang

DISCUSSION PAPER REVIU KOMPREHENSIF ATAS SAK ETAP

BAB I PENDAHULUAN. modalnya pada perusahaan mereka. Akuntansi mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam dunia bisnis di Indonesia telah melahirkan begitu banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. multinasional yang membutuhkan Standar Akuntansi Internasional. Dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Makin tinggi perdapatan per kapita masyarakat, makin mampu

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk membuat keputusan

BAB I PENDAHULUAN. bagi para pemakai informasi keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Hanafi

BAB I PENDAHULUAN. International Accounting Standards Board (IASB) dan International Accounting

BAB I PENDAHULUAN. menindaklanjuti pertemuan di London tersebut Ikatan Akuntansi Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang telah bergabung dengan International

BAB I PENDAHULUAN. Adopsi IFRS diberbagai negara memiliki beberapa manfaat.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan

PERPAJAKAN II. Konvergensi IFRS dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi (DSAK, Kerangka Dasar Penyajian dan

BAB I PENDAHULUAN. (Statement Membership Obligation), yang mensyaratkan antara lain penggunaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian dunia dimana batasan penghambat menjadi semakin berkurang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi laporan keuangan merupakan unsur penting bagi investor, kreditor

TEORI AKUNTANSI MAKALAH ADOPSI PENUH IFRS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pasar modal juga, investor dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar. kegiatan perusahaan semakin lebih kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. aturan, standar, dan prinsip yang mengatur penyajian laporan keuangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. International Financial Reporting Standards (IFRS) yang dirumuskan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan pengukuran berbasis nilai wajar didorong oleh perkembangan regulasi

SEMINAR PENULISAN ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Telah banyak Negara mengadopsi International Financial Reporting Standars

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang dapat ditandai

BAB I PENDAHULUAN. International Financial Reporting Standars (IFRS) merupakan standar

BAB I PENDAHULUAN. Pengungkapan dan penyajian informasi merupakan suatu upaya. fundamental untuk menyediakan informasi mengenai laporan keuangan bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di perusahaan dengan optimal. Dengan demikian perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan konstruksi adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. bangunan yang digunakan sebagai kantor atau pabrik, peralatan, kendaraan dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan pada perusahaan di masing-masing negara juga berbeda.untuk

BAB I PENDAHULUAN. penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas. Laporan keuangan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Di Indonesia penilaian sebagai salah satu disiplin ilmu mulai dikenal pada

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi bagi investor dan kreditur, serta calon investor dan

BAB I PENDAHULUAN. International Accounting Standard Board (IASB). Menurut penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 2003) mengenai manipulasi laporan keuangan, serta sering terjadinya mogok kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. (PSAK), yang semula mengacu pada United States Generally Accepted

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan perusahaan mencatat informasi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan digunakan untuk berbagai pihak seperti investor, karyawan, pemerintah, pemberi pinjaman, kreditor, dan pelanggan untuk pengambilan keputusan. Dalam pembuatan laporan keuangan sebuah perusahaan haruslah menggunakan suatu standar akuntansi agar dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan perusahaan lainnya. Salah satu standar akuntansi yang ada yaitu GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) yang diadopsi oleh Indonesia yang berlaku efektif dari tahun 1973 sampai sebelum tahun 2012. GAAP dibuat oleh organisasi non-profit Amerika yang bernama FASB (Financial Accounting Standard Boards) yang memiliki wewenang untuk membuat dan menetapkan standar akuntansi di Amerika. Standar akuntansi yang dikeluarkan dari GAAP dari Amerika ini diterjemahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang kemudian disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Standar lain yang umum digunakan adalah International Financial Reporting Standard (IFRS) yaitu standar akuntansi yang ditetapkan oleh International Accounting Standards Boards (IASB). IASB adalah organisasi yang membuat dan menetapkan standar akuntansi di kawasan Eropa. Sejak tahun 1994, IAI melakukan harmonisasi dengan standar akuntansi internasional dalam pengembangan standarnya. Dalam perkembangannya, terjadi perubahan harmonisasi menjadi adaptasi, kemudian adopsi dalam rangka konvergensi dengan IFRS. Pada tahun 2012, IAI menerapkan implementasi pada perusahaan di Indonesia untuk menggunakan standar IFRS (IAI, 2008). IFRS saat ini digunakan untuk menyusun laporan keuangan perusahaan di 143 negara. Sembilan puluh satu pemimpin negara dari 143 negara melaporkan bahwa satu set IFRS sangat penting atau penting untuk pertumbuhan ekonomi di negara mereka (IFRS Foundation, 2011). Dengan adanya standar akuntansi IFRS ini diharapkan laporan keuangan perusahaan dapat menyajikan informasi 1

2 keuangan perusahaan secara transparan, dapat dibandingkan, serta berkualitas tinggi. Hal ini disebabkan karena penggunaan IFRS ini diterima oleh setiap negara dengan standar akuntansi yang sama, juga meningkatkan mutu dari laporan keuangan bagi pengguna (Lukito, 2012). Indonesia yang tergabung dalam Group of Twenty (G-20) sebuah grup yang beranggotakan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari dua puluh negara berekonomi besar dituntut untuk menyajikan laporan keuangannya dengan standar IFRS. Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan) juga menetapkan syarat kepada perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menggunakan SAK berbasis IFRS sebagai standar pelaporan (Peraturan No. VIII.G.7, 2012). laporan keuangan berbasis IFRS digunakan agar laporan keuangan tersebut dapat diperbandingkan (Price Waterhouse Coopers [PWC], 2010). Pembuatan laporan keuangan tiap perusahaan yang bersifat wajib, dapat digunakan untuk investor di pasar modal maupun pihak berkepentingan lainnya (stakeholder) (Tan, 2011). Sebelum tahun 1990 IFRS masih belum mendunia seperti sekarang karena Indonesia sendiri masih mengacu pada perkembangan ekonomi Amerika dan menggunakan standar GAAP. Seiring kemajuan ekonomi dan global, perusahaan dalam negeri pun dapat memanfaatkan pasar modal untuk menunjukkan bahwa kredibilitas pasar modal Indonesia telah meningkat di mata investor asing sehingga Indonesia menyelaraskan standar akuntansinya dengan standar akuntansi dunia. Perkembangan terbaru atas perlunya IFRS, menyebabkan IAI menetapkan adopsi IFRS pada tahun 2012. IFRS dan GAAP memiliki perbedaan di mana GAAP mengacu pada rule based sementara IFRS mengacu pada principle based. GAAP menjabarkan peraturan-peraturan standar akuntansi secara tertulis (Subramanyam dan Wild, 2008), sedangkan IFRS lebih berbasis prinsip di mana tetap menggunakan peraturan namun lebih fleksibel. Perbedaan-perbedaan standar akuntansi ini secara teoritis memiliki dampak yang cukup signifikan. Pada GAAP, penilaian aset tetap adalah berdasarkan nilai biaya historis (historical cost), sedangkan IFRS memperbolehkan dua penilaian yaitu nilai biaya historis dan fair value (PSAK No.16 Revisi 2011). Dalam penyajiannya, historical cost menyajikan nilai buku yang berbeda dengan nilai pasar, oleh karena itu fair value menyajikan gambaran

3 yang lebih relevan. Penggunaan fair value pada model akuntansi, aset, dan nilai liabilitas diukur berdasarkan pada nilai pasar pada periode penghitungan (Subramanyam dan Wild, 2008). Keadaan ekonomi pada suatu negara selalu berfluktuasi, ada saat di mana aset tetap menurun nilainya dan juga sebaliknya. Pada saat ekonomi berubah, IFRS mengijinkan pengakuan kerugian penurunan nilai seperti ditulis pada PSAK 16 (Revisi 2011) dalam paragraf 29 yang mengatur mengenai Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Aset Tetap. Selain itu, paragraf 30 menjelaskan di mana suatu entitas harus memilih model biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation model) di dalam paragraf 31 sebagai kebijakan akuntansinya dan harus menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. Pengakuan kerugian penurunan nilai di bawah peraturan GAAP seperti ditulis pada PSAK 16 yang lama (1994) tidak diperbolehkan menggunakan model revaluasi dalam penghitungan aktiva tetap. Evi (2010) menyatakan bahwa hampir semua perusahaan baik itu perusahaan jasa, dagang, maupun manufaktur dalam kegiatan operasionalnya menggunakan aset tetap. Menurut PSAK No.16 (Revisi 2011), aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa yang direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Aset merupakan bagian penting dalam suatu laporan keuangan karena peranan aset tetap sangat besar dampaknya bagi suatu perusahaan untuk beroperasi dan mempengaruhi suatu laporan keuangan perusahaan. Di sisi lain penggunaan aset tetap yang efisien dapat menentukan kinerja perusahaan. Pada waktu perusahaan menambah modalnya dalam bentuk utang, aset tetap mencerminkan seberapa besar kredit yang akan diberikan, karena aset tetap dapat dijaminkan untuk perkreditan. Adanya pelaporan keuangan perusahaan dengan IFRS dapat membantu pengguna laporan keuangan untuk membandingkan dengan perusahaan sejenis dan dapat membantu perusahaan sendiri untuk mendapatkan syarat perkreditan. Perusahaan yang tidak terdaftar di BEI boleh menggunakan IFRS sebagai standar akuntansinya oleh sebab itu, implementasi IFRS ini masih belum merata

4 di Indonesia disebabkan oleh kecepatan akuntan dalam menerapkan standar tersebut (Meryana, 2012). Perubahan standar ini akan berdampak pada berlangsungnya proses pembuatan laporan keuangan, terutama pada staf akuntansi yang telah terbiasa dengan standar GAAP. Mereka bisa jadi masih merasa kesulitan dalam mencatat sistem akuntansi perusahaan dengan sistem yang baru. Pendidikan ataupun kursus tertentu untuk merealisasikan IFRS sangat dibutuhkan namun ini membutuhkan biaya di mana manajemen perusahaan harus mempertimbangkan kembali. Kesulitan dalam pergantian ini diungkapkan oleh Kusuma (2007), pada pengukuhannya sebagai guru besar di UGM yang mengatakan bahwa Standar akuntansi yang disusun selalu ditujukan kepada perusahaan besar, sedangkan untuk perusahaan kecil, terlalu mahal dan tidak efisien maupun efektif untuk menerapkan standar tersebut. PO. PI adalah perusahaan jasa di bidang transportasi yang berlokasi di Malang, Jawa Timur. PO. PI telah melakukan pencatatan dengan standar akuntansi IFRS sejak tahun 2012. Perubahan GAAP menjadi IFRS sangat penting untuk PO. PI dikarenakan mereka adalah perusahaan jasa yang menggunakan dan memiliki banyak aset tetap untuk menjalankan usahanya. Sekitar 90% dari total aset PO. PI berupa bus, truk, bangunan, dan tanah di mana perubahan standar akuntansi ini mempengaruhi laporan keuangannya secara signifikan. Selain itu, dalam waktu dekat diharapkan PO. PI dapat menjadi Perusahaan Terbuka (PT) (Lampiran C-3). Laporan keuangan berbasis IFRS akan membantu PO. PI untuk mendapatkan investor untuk menanamkan modal pada perusahaan dan juga perkreditan untuk aset tetap baru demi meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Penelitian-penelitian terdahulu telah mengangkat topik aset tetap, namun sebagian besar masih menggunakan standar akuntansi yang lama. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maria (2010), menganalisis perhitungan tentang aset tetap pada perusahaan di Indonesia yang masih menggunakan standar akuntansi GAAP. Maria menyimpulkan bahwa keputusan cara perhitungan aset tetap berpengaruh pada kelangsungan usaha. Putra (2013) yang melakukan penelitian untuk menganalisis penerapan aset tetap di CV. Kombos, sebuah perusahaan dagang juga masih menggunakan standar akuntansi GAAP, dengan kesimpulan penyajian dan pengungkapan aset telah ditulis sesuai dengan standar

5 akuntansinya. Wulandari (2013) meneliti tentang penerapan penilaian aset tetap berdasarkan IFRS. Objek yang digunakan adalah PT. Bank Jatim Cabang Nganjuk yang menunjukkan jika pengakuan aset tetapnya telah sesuai dengan standar IFRS. Penelitian tentang penilaian aset tetap berdasarkan IFRS di Indonesia dapat dikatakan masih sedikit, sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat mempermudah penerapan IFRS baik di dalam dunia pendidikan maupun di dunia kerja dan memperdalam pengetahuan bagi pembaca. 1.2 Batasan Masalah Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data aset tetap dari laporan keuangan tahun 2012 PO. PI Malang yang telah dicatat sesuai standar akuntansi IFRS. Aset tetap yang digunakan untuk penelitian ini meliputi bangunan, tanah, bus, truk, dan mesin yang digunakan untuk operasional perusahaan. 1.3 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, fokus dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah pengklasifikasian dan pencatatan aset tetap PO. PI telah sesuai dengan IFRS. Selain itu, peneliti ingin mengetahui perbedaan pencatatan aset tetap berdasarkan PSAK adopsi GAAP dan IFRS, dampak dari perbedaan tersebut terhadap laporan laba rugi, dan kendala-kendala yang dilalui dalam mengimplementasikan standar terbaru tersebut. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian tentang aset tetap ini adalah mengetahui dan menganalisis pengklasifikasian aset tetap PO. PI, pencatatan aset tetap berdasarkan PSAK adopsi GAAP dan PSAK adopsi IFRS. Dengan adanya perubahan tersebut maka terdapat perbedaan pencatatan aset tetap berdasarkan PSAK adopsi GAAP dan IFRS, dampak dari perbedaan terhadap laporan laba rugi dan kendala-kendala yang dilalui dalam pengimplementasian standar terbaru.

6 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Manfaat dari penelitian tentang aset tetap berdasarkan IFRS pada PO. PI ini adalah untuk mengetahui dampak dan konsep-konsep maupun teori mengenai aset tetap berdasarkan IFRS. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi terkait bagi peneliti lain serta mendukung penelitian mendatang demi perkembangan ilmu Akuntansi. 1.5.2 Manfaat Empiris Bagi pihak PO. PI, manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang perhitungan aset tetap perbedaan standar lama (GAAP) dengan standar akuntansi baru (IFRS). Selain itu pebisnis jasa transportasi sejenis dapat mempertimbangkan pembaharuan standar akuntansi dari hasil penelitian ini. Kendala-kendala yang dialami PO. PI dalam menyajikan laporan keuangan berdasarkan IFRS juga dapat dijadikan masukan bagi Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sebagai badan yang berwenang menyusun standar akuntansi keuangan di Indonesia. 1.6 Sistematika Penulisan Guna mempermudah penyusunan dari penelitian ini maka dibuat sistematika penelitian yang berdasar pada beberapa tahap. BAB I : PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang uraian latar belakang masalah yang mendasari pentingnya penelitian ini, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian yang diharapkan, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang teori yang mendeskripsikan pengertian, perubahan GAAP ke IFRS, perbedaan GAAP dengan IFRS, cara penghitungan tiap standar, dan alur pemikiran pembuatan penulisan ini.

7 BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, objek penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data yaitu tahap-tahap yang dilalui untuk melakukan penelitian dan kerangka penelitian. BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan analisis data dan pembahasan penelitian yang meliputi pengklasifikasian, pencatatan, perbedaan PSAK adopsi GAAP dan PSAK adopsi IFRS, dan kendala yang dilalui pada aset tetap perusahaan. BAB V : KESIMPULAN Bab ini membahas tentang kesimpulan akhir, implikasi, serta rekomendasi dari penelitian ini.