BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, tidak ada manusia yang tidak terlibat komunikasi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baik, manusia yang berbudaya dan berkepribadian baik. Pendidikan yang baik

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Bahasa Indonesia. Berbicara Untuk Keperluan Akademik. Koko Rustamaji, SE, MM. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Program Studi?

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dimana awal kehidupan sebagai mahasiswa di perguruan tinggi, individu (remaja)

BAB II PEMBELAJARAN BERBICARA DAN METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) Para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian berbicara di

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KUALIFIKASI PROFESI PUBLIK RELATIONS

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

BAB I PENDAHULUAN. depan, seperti pendidikan formal di universitas mahasiswa diharapkan aktif, kunci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kecerdasan Interpersonal

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

KOMUNIKASI BISNIS PENGANTAR & RUANG LINGKUP KOMUNIKASI BISNIS. Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013

Materi Minggu 1. Komunikasi

PENDAHULUAN. sekitar serta individu lainnya, maupun berdirinya suatu komunitas bangsa dan

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang sifatnya verbalsampai kepada kegiatan visual. Dalam kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang satu sama lainnya saling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA. maupun pengamatan lapangan. Pada Bab ini peneliti akan menguraikan data

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

SILABUS INTERPERSONAL AND LIFE SKILL

BAB I PENDAHULUAN. dengan komunikasi adalah kecemasan komunikasi. masalah-masalah yang banyak terjadi pada remaja maupun dewasa dikarenakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor diantaranya lingkungan, keluarga dan pendidikan.

KOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta

INTERPERSONAL AND LIFE SKILL

BAB I PENDAHULUAN. di rumah tangga, tempat kerja, masyarakat atau di manapun manusia berada. menggunakan bahasa verbal maupun non verbal.

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan angka angka dan rumus rumus. Dari hal ini muncul. anggapan bahwa kemampuan komunikasi matematika belum dapat dibangun

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Dalam kehidupan sehari- hari kita tidak dapat terlepas untuk berinteraksi

Peranan Pembimbing Kegiatan Public Speaking dan Kepercayaan Diri Siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan Iin Indayani. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian dari kebutuhan manusia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diantaranya adalah ilmu bersosialisasi, ilmu kepemimpinan dan cara berbicara dimuka umum

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI

Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KREATIVITAS PADA MAHASISWA

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa

Komunikasi Organisasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan besosialisasi manusia sangat dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. Dari ke empat aspek berbahasa tersebut yang

GUMGUM GUMILAR, S.SOS., M.SI Jurnalistik Fikom Unpad

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tepat dan artikulasi serta volume suara yang jelas (silabus Depdiknas, 2006: 46).

KOMUNIKASI BISNIS. KONTRAK KULIAH dan PENGANTAR KOMUNIKASI BISNIS. Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si, Psi.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan-kegiatan belajarnya dan memberi petunjuk atas perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

BAB III. terdiri dari 15 laki-laki dan 10 perempuan. Adapun permasalahan dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aenurohmah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sasaran utama tidaklah hanya berbentuk fasilitas-fasilitas saja,

TINGKAH LAKU DIMUKA PUBLIK KOMUNIKASI POKOK-POKOK KULIAH PADA PASCASARJANA UNAIR. Oleh : PROF. HARYONO SUYONO, MA., PHD. 09 April 2007 FK UNAIR

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat mengungkapkan apa yang dipikirkanya, dinalar dan dirasakannya.

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Magang

BAB 1 PENDAHULUAN. wajib untuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar. Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Mulyana (2010:108), salah satu prinsip komunikasi adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan dasar, khususnya pada tingkat sekolah dasar memiliki posisi

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah

Pengantar Ilmu Komunikasi

KEEFEKTIFAN TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VI SD PANGAMBANGAN 5 BANJARMASIN

BAB II LANDASAN TEORI. satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam. persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg berarti

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, karena segala aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Presentasi Diri Ayam Kampus Di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu

BAB I PENDAHULUAN. paling dasar. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, tidak ada manusia yang tidak terlibat komunikasi. Setiap orang tentunya akan sering berinteraksi dengan orang lain. Dimana dalam interaksi tersebut, seseorang bisa berkomunikasi dengan siapapun, kapanpun, dan dimanapun. Komunikasi dilakukan karena ada suatu kepentingan terhadap orang lain, entah itu hanya untuk saling menyapa, menyampaikan informasi, dan masih banyak lagi. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat saling mempengaruhi dan bertukar pesan satu sama lain. Komunikasi sebagai interaksi menyetarakan komunikasi dengan proses sebab-akibat atau aksi-reaksi yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal maupun non verbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau menganggukkan kepala, kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima respons atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu seterusnya (Mulyana, 2011: 73). Sebagai seorang PR, komunikasi merupakan sesuatu yang mutlak, yang harus dikuasai dan tidak ada tawar menawar didalamnya. Dalam dunia kerja, PR harus bisa berkomunikasi, baik itu dengan pihak internal maupun eksternal nya. Salah satunya dengan menjalin kedekatan secara personal dengan para kolega, media, atau pihak-pihak yang bersangkutan dengan perusahaan, agar terbentuk suatu hubungan yang baik dan terciptanya kepercayaan.adapun jika di dalam perusahaan atau lembaga terjadi suatu masalah, maka seorang PR harus dapat 1

2 mengatasi kondisi tersebut dengan tetap bersikap tenang dan mampu menyampaikan setiap informasi yang dibutuhkan dengan baik. Terdapat lima persyaratan dasar bagi seseorang yang berprofesi sebagai public relations, seperti yang dikemukakan Jefkins, yaitu kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengorganisasikan, kemampuan bergaul atau membina relasi, berkepribadian jujur, memiliki imajinasi yang kuat untuk mencetuskan gagasan-gagasan atau ide ide baru dan untuk memecahkan suatu permasalahan (dalam Soemirat, 2004: 159). Jika berbicara mengenai PR, maka tidak terlepas dari yang namanya publik-publik yang ada dimasyarakat. Publik disini bisa berarti lembaga, instansi, maupun organisasi. Seorang Public Relations harus paham tentang hal tersebut. Mulai dari bagaimana organisasi tersebut terbentuk, organisasi bisa membuat visi, misi dan strategi, cara kerja dan kemampuan organisasi, mampu bersaing dengan yang lain, sampai kepada bagaimana organsasi tersebut dapat menyelesaikan masalah dengan cepat jika hal tersebut terjadi. Apalagi organisasi tersebut menyangkut organisasinya sendiri. Seorang Public Relations juga memiliki tugas dalam sebuah organisasi yaitu sebagai perantara antara organisasinya dengan publik yang berada diluar organisasi yang bersangutan. Mereka harus terlibat dalam segala perubahan yang terjadi dalam organisasi. Tidak hanya itu, mereka juga harus mampu mengorganisasikan berbagai macam kegiatan PR, serta dituntut untuk mampu berpikir jernih. Dalam hal internal, seorang Public Relations harus bisa

3 menciptakan hubungan yang baik antara orang-orang yang berada didalamnya dimana organisasi tersebut mencapai kesuksesan. Sebagai seorang Public Relations yang notaben nya harus mampu berkomunikasi dengan baik, khususnya berbicara di depan umum, dibutuhkan teknik tersendiri yang harus terus diasah dan dilatih agar dapat membentuk soft skill yang kuat. Karena tidak sedikit orang merasa takut dan tidak percaya diri untuk berbicara didepan umum. Padahal mereka memiliki fisik yang utuh dan jenjang pendidikan yang tinggi bahkan orang yang telah memiliki jabatan sekalipun. Ini menunjukkan bahwa fisik yang utuh dan pendidikan yang tinggi tidak sepenuhnya mempengaruhi individu untuk berani tampil didepan umum. Keterampilan berbicara didepan umum akan menjadi penyakit psikologis pada sebagian orang yang belum terbiasa berbicara didepan umum apabila tidak dilatih. Keterampilan berbicara sering kali dianggap remeh oleh sebagian orang yang tidak sedikit pula merasa menyesal karena mereka tidak memiliki keterampilan dalam berbicara didepan banyak orang. Banyak hal-hal yang tidak bisa mereka raih yang hanya disebabkan oleh ketidakterampilan mereka dalam berbicara. Tidak sedikit pula mereka yang berbicara didepan umum, tetapi tidak memperhatikan gaya bahasa, body language, costume, dan intonasi. Padahal itu semua perlu diperhatikan agar audience tertarik pada si pembicara. Untuk itu, agar seseorang dapat memiliki kemampuan berbicara yang baik, terdapat beberapa teori yang dapat dipelajari. Salah satunya yaitu public speaking.public speaking berfungsi untuk menyampaikan informasi kepada orang

4 lain, melalui tatap muka dengan melakukan presentasi, pidato, dalam kegiatan rapat, MC,ataupun dalam pertemuan informal. Menurut Yuni Hartanta, secara umum pengertian public speaking adalah kemampuan berbicara di depan umum. Kemampuan berbicara di depan umum ini lebih merupakan keterampilan, sehingga kemampuan ini lebih banyak ditentukan berdasar latihan, pengalaman dan praktek. Kemampuan yang didapat dari membaca dan teori hanya menunjang saja, tetapi pengetahuan teori yang baik akan mempercepat dan menunjang penguasaan public speaking dengan baik, sehingga penguasaan teori tetap juga penting (Yuni Hartanta, Invenio Indonesia). Dilihat dari pentingnya pemahaman tentang public speaking tersebut, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung memasukkan mata kuliah public speaking untuk mahasiswa Public Relations, sebagai salah satu mata kuliah yang di dalamnya terdapat metode pembelajaran yang menarik melalui praktek dengan menggunakan metode role play (bermain peran). Proses dari metode pembelajaran tersebut yaitu seluruh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah public speaking memainkan sebuah peran dihadapan audience, dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengasah kemampuan berbicara sekaligus melatih rasa kepercayaan diri saat berhadapan dengan audience. Seperti diketahui, untuk menumbuhkan rasa percaya diri dalam diri seseorang itu tidak mudah. Maka pada kesempatan ini, peneliti mencoba mencari tahu adakah hubungan antara mengikuti mata kuliah public speaking dengan kepercayaan diri berbicara mahasiswa public relations di depan umum. Maksud kepercayaan diri disini, yaitu mahasiswa menjadi lebih percaya diri jika sewaktuwaktu mengikuti suatu kegiatan public speaking, baik itu di dalam maupun di luar kampus atau bahkan menjadi salah satu pembicara dari kegiatan tersebut.

5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan masalah dari penelitian ini sebagai berikut: Apakah TerdapatHubungan Antara Mengikuti Mata KuliahPublic Speaking Dengan Kepercayaan Diri Berbicara Mahasiswa? 1.3 Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah yang akan dibahas oleh penelitiyang dilihat dari rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya, sebagai berikut : 1. Apakah terdapat hubungan antara frekuensi mengikuti mata kuliah public speakingdengan kepercayaan diri berbicara mahasiswa? 2. Apakah terdapat hubungan antara teknik penyampaian pesan dalam mata kuliah public speaking dengan kepercayaan diri berbicara mahasiswa? 3. Apakah terdapat hubungan antara keaktifan mengikuti mata kuliah public speakingdengan kepercayaan diri berbicara mahasiswa? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui hubungan antarafrekuensi mengikuti mata kuliah public speaking dengan kepercayaan diri berbicara mahasiswa. 2. Untuk mengetahui hubungan antara teknik penyampaian pesan dalam mata kuliah public speaking dengan kepercayaan diri berbicara mahasiswa. 3. Untuk mengetahui hubungan antara keaktifan mengikuti mata kuliah public speaking dengan kepercayaan diri berbicara mahasiswa.

6 1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan evaluasi bagi pihak-pihak yang bersangkutan,khususnya bagi setiap dosen (pendidik) sehingga dapat lebih menjalin suatu komunikasi yang efektif dengan mahasiswa sebagai peserta didik untuk kedepannya. 1.5.2 Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapatmenjadi acuanreferensi bagi penelitian berikutnya, juga diharapkan dapat memberi masukan yang bermanfaatdalam perkembangan ilmu komunikasi khususnya mengenai proses komunikasi instruksional. 1.6 Ruang Lingkup dan Pengertian Istilah Untuk mempermudah ruang lingkup dan penelitian, penulis melakukan pembatasan masalah, agar terarah kepada tujuan. Adapun hal yang perlu dibatasi dalam penulisan ini sebagai berikut: Penelitian ini difokuskan kepada Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi jurusan Public Relations angkatan 2012 Universitas Islam Bandung. Dimana pada penelitian ini, penulis mencoba untuk mencari tahu adakah hubungan antara mengikuti mata kuliahpublic speakingdengan kepercayaan diri berbicara mahasiswa di depan umum.

7 Pengertian Istilah 1. Komunikasi Menurut Theodorson (1969), komunikasi adalah proses pengalihan informasi dari satu orang atau sekelompok orang dengan menggunakan simbol-simbol tertentu kepada satu orang atau satu kelompok lain. (Alo Liliweri, 1997:11) 2. Komunikasi Efektif Komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi.komunikasi efektif saling bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan, dan sikap antara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai dengan harapan. 3. Public Speaking Pengertian public speaking menurut Yuni Hartanta, public speaking adalah kemampuan berbicara di depan umum. Kemampuan berbicara di depan umum ini lebih merupakan keterampilan, sehingga lebih banyak ditentukan berdasar latihan, pengalaman dan praktek (Hartanta, Invenio Indonesia). 3. Role Play Metode role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan dengan memerankannya sebagai tokoh (Hamdayama, 2004: 189). 4. Kepercayaan Diri

8 Pengertian Kepercayaan Diri menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. 1.7 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.7.1 Kerangka Pemikiran Kemampuan berbicara sangat penting untuk dikuasai oleh masyarakat secara umum, karena sebagian besar waktu digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain terutama komunikasi lisan. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung Bidang Kajian Public Relations, memasukkan mata kuliah public speaking sebagai salah satu mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa. Mata kuliah public speaking itu sendiri dimasukkan dengan tujuan agar lulusan mahasiswa Public Relations tidak hanya memiliki kemampuan pada bidang itu sendiri, tetapi juga memiliki kemampuan yang baik dalam berbicara di depan publik. Mata kuliah public speaking itu sendiri berjumlah 2 sks atau setara dengan 2 jam perkuliahan. Di dalam proses belajar, atau lebih luasnya proses pendidikan, terkandung unsur-unsur yang mendukungnya. Unsur-unsur tersebut antara lain adalah orang yang belajar, pihak yang membantu menyebabkan belajar, dan faktor-faktor lain yang memengaruhi kedua pihak tersebut dalam melaksanakan fungsi masing-masing, termasuk di dalamnya unsur komunikasi. Di samping faktor-faktor dari unsur pertama, faktor komunikasi ini bahkan sanggup

9 menyentuh semua aspekyang terjadi dalam proses tadi. Orang yang ingin belajar, tanpa berkomunikasi, tidak mungkin dapat melaksanakan keinginannya. Orang yang mempunyai prakarsa membelajarkan, tanpa berkomunikasi, tidak akan dapat mewujudkan prakarsanya. Komunikasi pendidikan adalah aspek komunikasi dalam dunia pendidikan atau komunikasi yang terjadi pada bidang pendidikan.dengan begitu maka faktor pendidikanlah yang menjadi inti pembicaraan, sedangkan komunikasinya lebih merupakan aspek pandang saja, atau alat saja.disebut alat disini karena fungsinya yang bisa diupayakan untuk membantu memecahkan masalah-masalah pendidikan.di dalam komunikasi pendidikan, terdapat kegiatan komunikasi yang dinamakan komunikasi instruksional.komunikasi instruksional berarti komunikasi dalam bidang instruksional. Dengan demikian, apabila ingin membicarakan komunikasi instruksional, maka dengan sendirinya kita tidak lepas dari pembahasan mengenai kata atau instruksional itu sendiri. Apa dan bagaimana komunikasi instruksionalserta tujuan-tujuan yang mungkin bisa dicapai dalam sistem (komunikasi) instruksional. Di dalam dunia pendidikan, kata instruksional tidak diartikan perintah, tetapi pengajaran.bahkan, belakangan ini kata tersebut diartikan sebagai pembelajaran.istilah pengajaran lebih bermakna pemberian ajar.mengajar artinya memindahkan sebagian pengetahuan guru (pengajar) kepada murid-muridnya. Ibarat seseorang yang hendak mengisi air ke dalam botol, botol diibaratkan seorang murid, dan orang yang akan menuangkan air ke dalam botol atdi diibaratkan seorang guru (guru dalam konteks komunikasi ini bisa dianggap komunikator atau pemberi atau penyimpan pesan). Orang tersebut berpandangan bahwa fungsi murid sama dengan botol (kosong). Ia dapat menuangkan air sekehendak hatinya tanpa memperhatikan hal-hal lain yang menyangkut manusia sebagai pribadi. Sang murid dipandang sebagai objek. Gurulah yang mengisi ilmu kepada

10 murid tanpa berpandangan bahwa pada zaman sekarang, tanpa guru secara langsung pun proses belajar bisa terjadi (Yusuf, 2010). Dilihat dari penjelasannya, proses komunikasi instruksional pada mata kuliah public speaking meliputi frekuensi kegiatan perkuliahan tersebut, teknik penyampaian pesan dosen kepada mahasiswa nya, dan keaktifan dari mahasiswa itu sendiri mengikuti mata kuliah public speaking. Dalam prosesnya, dosen public speaking memberikan instruksi atau pengajaran kepada mahasiswa melalui suatu metode pembelajaran agar mahasiswa mampu menerima materi perkuliahan dengan baik. Salah satu metode yang diberikan yaitu metode role play (bermain peran). Di dalam metode tersebut, mahasiswa dituntut untuk memainkan peran dengan tujuan untuk melatih kemampuan berbicara mahasiswa di depanaudience. Mahasiswa yang mengikuti mata kuliah public speaking diharapkan dapat memiliki kemampuan bericara yang baik.hal itu tentunya tidak lepas dari rasa percaya diri sebagai salah satu poin utama yang harus dimiliki mahasiswa. Ciri-ciri seseorang memiliki rasa percaya diri, yaitu : 1. Yakin pada kemampuan yang dimiliki 2. Mampu mengatasi segala kelemahan yang ada pada dirinya 3. Tidak menarik diri dari pergaulan (Syaifullah, 2010) Tujuan instruksional setelah mengikuti kuliah ini, yaitu agar mahasiswa mampu mengenali bagaimana teknik public speaking yang baik mulai dari metode penyampaian, suara, intonasi, artikulasi, penjedaaan dalam berbicara,gerakan tubuh, termasuk dengan perubahan tingkat kepercayaan diri mahasiswa tersebut saat berbicara di depan umum.

11 Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Hubungan Antara Mengikuti Mata Kuliah Public Speaking Dengan Kepercayaan Diri Berbicara Mahasiswa Variabel x Mengikuti Mata Kuliah Public Speaking Variabel Y Kepercayaan Diri Berbicara Mahasiswa Komunikasi Instruksional - Frekuensi - Teknik Penyampaian - Keaktifan Peserta Didik Percaya Diri Alat ukur: 1. Frekuensi Mengikuti Mata Kuliah Public Speaking - Jumah pertemuan selama satu semester - Lamanya pertemuan 2. Teknik Penyampaian Pesan - dosen menyampaikan materi dengan jelas, rinci, dan mudah dimengerti - memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berbicara/mengeluarkan pendapat - memberikan latihan/praktik 3. Keaktifan Mahasiswa Mengikuti Mata Kuliah Public Speaking - Selalu hadir mengikuti mata kuliah public speaking - Datang tepat waktu - bertanya / berpendapat saat kegiatan perkuliahan berlangsung Alat ukur: 1. yakin pada kemampuan yang dimiliki - tidak merasa malu saat berbicara - tidak merasa gugup saat berbicara 2. mampu mengatasi persoalan (kelemahan) - mampu mengatasi rasa canggung saat berbicara di depan audience - mampu mengatasi rasa malu saat berbicara di depan umum. - mampu mengatasi rasa gugup saat berbicara di depan umum. 3. tidak menarik diri dari pergaulan - melibatkan diri dalam setiap kegiatan publicspeaking. - selalu mencari kesempatan untuk dapat berbicara / berpendapat di depan umum.

12 Gambar 1.2 Model Kerangka Berpikir Variabel X1 Frekuensi mengikuti mata kuliah public speaking Variabel X2 Teknik Penyampaian Pesan Variabel Y Percaya diri Variabel X3 Keaktifan mahasiswa mengikuti mata kuliah public speaking 1.7.2 Hipotesis Hipotesis Umum Terdapat hubungan antara mengikuti mata kuliah public speaking dengan kepercayaan diri berbicara mahasiswa di depan umum. Subhipotesis 1. H 0 : Tidak terdapat hubungan antara mengikuti mata kuliah public speaking dengan kepercayaan diri berbicara mahasiswa di depan umum.

13 H 1 : Terdapat hubungan antara mengikuti mata kuliah public Speaking dengan kepercayaan diri berbicara mahasiswa di depan umum. 2. H 0 : Tidak terdapat hubungan antara frekuensi mengikuti mata kuliah public speaking dengan kepercayaan diri berbicara mahasiswa di depan umum H 1 : Terdapat hubungan antara frekuensi mengikuti mata Kuliah public speaking dengan kepercayaan diri berbicara mahasiswa di depan umum. 3. H 0 : Tidak terdapat hubungan antara teknik penyampaian pesan dalam mata kuliah public speaking dengan kepercayaan diri berbicara mahasiswa di depan umum. H 1 : Terdapat hubungan antara teknik penyampaian pesan dalam mata kuliah public speaking dengan kepercayaan diri berbicara mahasiswadi depan umum. 4. H 0 : Tidak terdapat hubungan antara keaktifan mengikuti mata Kuliah public speaking dengan kepercayaan diri berbicara mahasiswa di depan umum. H 1 : Terdapat hubungan antara keaktifan mengikuti mata kuliah public speaking dengan kepercayaan diri berbicara mahasiswa di depan umum.