BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas. Dalam penelitian ini penelitian difokuskan pada situasi kelas, di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan

BAB III. model yang mudah dipahami dan sesuai dengan rencana kegiatan yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. (Trianto 2011:30), berpendapat bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang. dikembangkan oleh Kemmis & Taggart 1988, menurutnya Perencanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1.2 Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK). PTK atau dalam bahasa inggris

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

Jasmanyah76.wordpress.com

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dikembangkan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digambarkan sebagai berikut : Perencanaan I

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian (Penelitian Tidakan Kelas )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki kualitas pendidikan yang secara langsung melibatkan masalah dilapangan, yaitu masalah yang ada di dalam kelas. Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus, selama kegiatan penelitian dilakukan. Oleh karena itu, dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa pola yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi, revisi (Perencanaan ulang). Penelitian tindakan merupakan penelitian dalam bidang sosial, yang menggunakan refleksi diri sebagai metode utama, dilakukan oleh orang yang terlibat didalamnya serta bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam berbagai aspek (kognitif, afektif dan psikomotor). B. Model Penelitian Model penelitian tindakan kelas ini merujuk pada model penelitian tindakan kelas model Kemmis dan MC Taggart (Hopkins,1993); menguraikan bahwa tindakan yang digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dari aspek perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Model PTK menggunakan beberapa siklus, jika pada siklus pertama hasil refleksi menunjukan tindakan yang perlu direvisi maka penelitian dilanjutkan dengan siklus kedua dengan melakukan perbaikan terhadap rencana penelitian pada siklus pertama (rencana yang direvisi). Siklus akan berhenti sampai dengan penelitian yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Diagram alur penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan peneliti adalah diagram penelitian tindakan kelas yang diadaptasi

27 dari penelitian tindakan kelas model Kemmis dan MC. Taggart yang disajikan sebagai berikut : Refleksi Perencanaan SIKLUS 1 - Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS 2 Pelaksanaan Pengamatan Hasil Akhir Sementara (Dampak PTK) Siklus 2 Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc. Taggart Model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart seperti gambar diatas adalah penelitian ulang yang terdiri dari beberapa siklus. Tiap siklus terdiri dari rencana (Planning), tindakan (acting), dilanjutkan dengan observasi (observing), dari tindakan yang telah dilakukan dan yang terakhir adalah refleksi (reflecting).

28 C. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Tegallega I Kecamatan Cipanas Cianjur Jawa Barat kelas IV pada mata pelajaran IPA semester II tahun 2012/2013. Tabel 3.1 Pelaksanaan Siklus I Siklus Pelaksanaan Waktu Materi I Rabu, 15 Mei 2013 Kamis, 16 Mei 2013 Pkl. 07.30 s.d 08.40 WIB Pkl. 07.30 s.d 08.40 WIB Gaya Dapat Mengubah Gerak Benda Tabel 3.2 Pelaksanaan Siklus II Siklus Pelaksanaan Waktu Materi II Rabu, 22 Mei 2013 Kamis, 23 Mei 2013 Pkl. 07.30 s.d 08.40 WIB Pkl. 07.30 s.d 08.40 WIB Hubungan Gaya Dan Gerak D. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Tegallega 1 Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur, berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 19 orang perempuan. E. Prosedur Prosedur Penelitian ini menggunakan langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan selama dua siklus, pada tiap siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, Pengamatan dan refleksi. Pada saat kegiatan penelitian ini setiap tindakan dilaksanakan secara berdaur menggunakan

29 prosedur sesuai yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart (dalam Hopkins, 1993) seperti yang telah diuraikan diatas. Siklus 1 Perencanaan Sebelum penelitian dimulai atau dilaksanakan perlu adanya perencanaan yang sesuai dengan sistematika Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rencana tindakan pembelajaran pada siklus I diuraikan sebagai berikut: a. Analisis kurikulum Melakukan analisis kurikulum untuk mendapatkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan pada siswa dengan menerapkan model cooperative learning tipe STAD. Standar kompetensi yang diharapakan adalah memahami gaya dapat mengubah gerak suatu benda. adapun kompetensi dasar yang diharapkan adalah menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan dapat mengubah gerak benda. b. Analisis standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) Analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar dilakukan untuk menentukan indikator pencapaian kompetensi.berikut adalah indikator pencapaian kompetensi yang didapat. 1) Menemutunjukan bahwa gaya dapat mengubah gerak suatu benda (Aspek Kognitif proses/diharapkan terukur dan teramati melalui instrument LKS). 2) Mendemontrasikan cara menggerakan benda misalnya ditarik atau didorong (Aspek psikomotor/ diharapkan terukur dan teramati melalui instrument lembar observasi unjuk kinerja siswa). 3) Menampilkan sikap tanggung jawab, rasa ingin tahu, berani bertanya, dan kerjasama pada saat menemutunjukan bahwa gaya dapat mengubah gerak suatu benda (Aspek Afektif/diharapkan terukur dan teramati melalui instrument lembar observasi sikap siswa)

30 4) Menuliskan jenis-jenis gaya dan pengaruhnya terhadap gerak benda (Aspek kognitif produk/diharapkan terukur dan teramati melalui tes tertulis dan bentuk uraian terbatas) 5) Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya dapat mengubah gerak benda (Aspek kognitif produk/diharapkan terukur dan teramati melalui instrument tes tertulis). 6) Menemutunjukan hubungan gaya dan gerak (Aspek Kognitif proses/diharapkan terukur dan teramati melalui instrumen LKS) 7) Mendemonstrasikan cara menggerakan benda pada model traktor pegas (Aspek Psikomotor/diharapkan terukur dan teramati melalui instrument lembar observasi unjuk kinerja siswa). 8) Menampilkan sikap tanggung jawab, rasa ingin tahu, berani, bertanya dan kerjasama pada saat menemutunjukan bahwa gaya dapat mengubah gerak suatu benda (Aspek Afektif/diharapkan terukur dan teramati melalui instrument lembar observasi sikap siswa) 9) Menuliskan faktor yang dapat mempengaruhi gerak (Aspek Kognitif produk/diharapkan terukur dan teramati melalui tes tertulis melalui bentuk uraian terbatas) 10) Menyimpulkan hasil percobaan hubungan gaya dan gerak (Aspek Kognitif Produk/diharapkan terukur dan teramati melalui instrumen tes tertulis bentuk uraian c. Melakukan analisis materi pelajaran 1) Materi prasyarat yaitu Gerak dan pengaruh gerak terhadap benda 2) Materi pokok Gaya dapat mengubah gerak benda Jenis-jenis gaya dan pengaruhnya Hubungan gaya dan gerak. d. Membuat Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat berdasarkan langkah-langkah yang telah ditentukan dengan menerapkan model cooperative learning tipe STAD yaitu :

31 1) Penyajian materi 2) Kegiatan Kelompok 3) Tes individu. 4) Skor perkembangan individu 5) Pemberian penghargaan kelompok. e. Lembar Kerja Siswa (LKS) Menyusun lembar kerja siswa dengan tujuan : 1) Menemutunjukan bahwa gaya dapat mengubah gerak benda. 2) Menemutunjukan bahwa gaya dapat mempengaruhi gerak suatu benda pada traktor pegas. f. Membuat instrument yang dibuat dalam siklus PTK 1) Lembar observasi 2) Catatan lapangan 3) Catatan refleksi g. Menentukan alat evaluasi berupa 1) Lembar Evaluasi (tes akhir siklus) 2) Lembar observasi kinerja siswa 3) Lembar observasi sikap siswa. Pelaksanaan Dalam tahap pelaksanaan menggunakan tahap-tahap pembelajaran model cooperative learning tipe STAD : a. Tahap penyajian materi Dilakukan dengan memberikan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi (pra syarat) sehingga siswa dapat memprediksi (prediction) dan mengemukakan tujuan pembelajaran serta melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang materi yang akan dibahas pada konsep gaya melalui kegiatan sehari-hari dilingkungan sekolah atau pada sumber belajar (buku paket).

32 b. Tahap kegiatan kelompok Guru mendemontrasikan langkah kerja pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Tahap kegiatannya sebagai berikut: Mengelompokan siswa kedalam enam kelompok yang terdiri dari 6 orang siswa. Guru mengkondisikan siswa berkemampuan tinggi untuk menerima bahan materi atau percobaan yang akan dilakukan secara kelompok yaitu percobaan pada mobil-mobilan yang digerakan untuk membuktikan gaya dapat mengubah gerak benda. Siswa menyampaikan kembali materi yang telah diterima pada kelompoknya untuk didiskusikan dan anggota kelompoknya paham terhadap apa yang dia sampaikan. Siswa melakukan percobaan dengan mengamati (observe) pergerakan pada mobil-mobilan yang digerakan menggunakan tali. Menyimpulkan hasil percobaan dengan menjelaskan (explain) pengaruh gaya terhadap benda. c. Tes Perkembangan Individu Pada kegiatan akhir dilakukan tes evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam belajar secara individu. Pada siklus II tes individu berbentuk uraian dan hasilnya diarsipkan untuk penskoran individu. d. Perhitungan skor perkembangan individu Dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa berupa tes individu berbentuk uraian (kognitif produk) dan penilaian sikap siswa melalui observasi sikap siswa (Afektif). e. Pemberian penghargaan kelompok Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota kelompok sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan oleh observer. Kelompok yang terbaik diberi penghargaan dan memotivasi siswa yang nilainya masih rendah atau dibawah KKM.

33 Observasi Observasi atau pengamatan dilakukan oleh satu orang observer pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Guru sebagai peneliti secara langsung melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran dan kegiatan belajar siswa untuk menilai tingkat keberhasilan belajarnya. Adapun Instrumen yang akandigunakan pada penelitian yaitu : lembar observasi sikap siswa, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi kinerja siswa dalam kelompok, lembar observasi aktivitas guru, catatan lapangan dan catatan refleksi. Observer yang dipilih dalam penelitian ini adalah guru dari Sekolah Dasar dimana peneliti melakukan penelitian yakni Ibu Lia Ameliawati, S.Pd. Beliau bertindak sebagai observer yang akan memantau dan melakukan refleksi atas capaian keberhasilan pembelajaran. Refleksi Setelah dilakukan observasi pelaksana dan observer melakukan refleksi terhadap pembelajaran untuk setiap siklus yang telah dilaksanakan, pada tahap ini hasil observasi berupa data proses maupun data hasil dikumpulkan dan dianalisis. Dalam analisis data, peneliti melihat catatan lapangan, lembar observasi, dan rencana pembelajaran sejauh mana instrumen sudah memenuhi pembelajaran yang diharapkan. Bila ditemukan kekurangan dalam kegiatan pembelajaran pada suatu siklus maka dilaksanakan perfleksian sehingga dapat ditemukan cara untuk memperbaikinya. Hasil refleksi ini digunakan sebagai landasan untuk melakukan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran di siklus berikutnya. Siklus II Apabila ternyata pada pelaksanaan siklus I hasil belajar belum optimal, maka akan dilakukan siklus ke II dengan tahapan sebagai berikut:

34 Perencanaan Di tahap ini sesuai dengan hasil refleksi di Siklus I, maka akan diadakan pengulangan dengan uraian sebagai berikut: Perencanaan dalam siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I namun ada sedikit perbedaan dalam penyajian materi dan kegiatan kelompok. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat dalam 2 kali pertemuan. Dimana pada pertemuan pertama siswa secara kelompok mendemontrasikan alat percobaan dan pada pertemuan kedua diadakan tes evaluasi Individu untuk mengukur keberhasilan siswa dalam belajar. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian meliputi catatan lapangan, catatan refleksi dan lembar observasi (Kognitif produk, kognitif proses, sikap siswa, sikap siswa dalam kelompok). Pelaksanaan Dalam tahap pelaksanaan menggunakan tahap-tahap pembelajaran model cooperative learning tipe STAD : a. Tahap penyajian materi Berdasarkan hasil evaluasi di Siklus I, pada tahap ini Guru sebaiknya menyampaikan hasil evaluasi pada siklus I dan menanyakan soal soal yang dianggap sulit pada siklus I serta lebih melibatkan siswa dengan memberikan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi pra syarat agar siswa mampu memprediksi (prediction) materi yang akan disampaikan tentang konsep gaya dengan mengamati (observe) lingkungan sekitar sekolah agar siswa mudah memahami materi dengan melihat kegiatan secara langsung dan guru mengemukakan tujuan pembelajaran. b. Tahap kegiatan kelompok Pada tahap kegiatan kelompok seharusnya guru lebih melibatkan siswa untuk mendemontrasikan percobaan yang akan dilakukan. Guru mengkondisikan siswa berkemampuan tinggi untuk menerima bahan materi atau percobaan yang akan dilakukan secara kelompok

35 yaitu percobaan pada traktor pegas yang digerakan untuk membuktikan adanya hubungan gaya dan gerak. Siswa menyampaikan kembali materi yang telah diterima pada kelompoknya untuk didiskusikan dan anggota kelompoknya paham terhadap apa yang dia sampaikan. Menyimpulkan dan menjelaskan (explain) hasil percobaan Dalam menyimpulkan hasil percobaan seharusnya guru memberi kesempatan kepada siswa yang nilainya dibawah KKM untuk mampu menyimpulkan hasil percobaan secara lisan. c. Tes Perkembangan Individu Pada kegiatan akhir dilakukan tes evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam belajar secara individu. Pada siklus II tes individu berbentuk uraian dan hasilnya diarsipkan untuk penskoran individu. d. Perhitungan skor perkembangan individu Dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa berupa tes individu berbentuk uraian (kognitif produk) dan penilaian sikap siswa melalui observasi sikap siswa (Afektif). e. Pemberian penghargaan kelompok Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota kelompok sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan oleh observer. Kelompok yang terbaik diberi penghargaan dan memotivasi siswa yang nilainya masih rendah atau dibawah KKM. Observasi Dalam penelitian observasi sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan kelas dan dilaksanakan dengan memfokuskan pada proses pembelajaran.

36 Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif seperti, hasil pengerjaan LKS, hasil pengerjaan soal evaluasi, penilaian terhadap sikap siswa (Afektif) dan penilaian terhadap sikap siswa dalam kelompok (Psikomotorik) yang akan dihitung dengan menggunakan kriteria penskoran atau konversi nilai masing-masing instrumen. Refleksi Pada tahap ini hasil observasi berupa data proses maupun data hasil dikumpulkan dan dianalisis. dalam analisis data, peneliti melihat catatan lapangan, observasi, dan rencana pembelajaran sejauh mana instrumen sudah memenuhi pembelajaran yang diharapkan. bila ditemukan kekurangan dalam kegiatan pembelajaran pada suatu siklus maka dilaksanakan perefleksian sehingga dapat ditemukan cara untuk memperbaikinya. F. Instrumen Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini diperlukan data yang otentik dan sistematis. Alat-alat atau instrumen yang digunakan tentunya disesuaikan dengan sifat dasar data yang akan dikumpulkan. Sejumlah instrumen yang direncanakan akan digunakan peneliti terdiri dari: 1. Catatan Lapangan Alat ini merupakan catatan tentang temuan essensial, kesan-kesan dan penafsiran peneliti terhadap segala sesuatu yang terjadi selama PTK. 2. Catatan Refleksi Siswa Catatan ini berisi komentar siswa atas pembelajaran yang dilaksanakan, secara proses maupun refleksi atas pengajaran yang dilaksanakan oleh guru (peneliti). 3. Lembar Observasi Merupakan lembar yang dapat merekam secara tertulis kejadian yang berlangsung dalam pembelajaran. Melalui lembar ini dapat tergambar tampilan siswa dan guru secara langsung dalam keadaan sebenarnya.lembar Observasi tersebut diantaranya: lembar observasi sikap siswa, lembar

37 observsi aktivitas siswa, lembar observasi kinerja siswa dalam kelompok, lembar observasi aktivitas guru. 4. Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar Kerja Siswa merupakan panduan siswa untuk melaksanakan eksplorasi yang dilakukan secara berkelompk. 5. Lembar Evaluasi Merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap konsep yang dibelajarkan. Lembar Evaluasi ini digunakan di akhir setiap tindakan dan dilaksanakan secara individual, dan dibuat dalam bentuk soal uraian. G. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data a. Untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan aktivitas siswa maka instrumen yang akan digunakan adalah catatan lapangan, catatan refleksi siswa, lembar observasi (Aktivitas siswa, sikap siswa, sikap dalam kelompok) b. Sedangkan untuk mengumpulkan data tentang keberhasilan proses pembelajaran terutama mengukur kemampuan aspek kognitif, siswa akan diberikan LKS dan tes akhir tindakan berupa soal uraian. Untuk mengamati aktivitas siswa dan guru dalam hal ini peneliti diobservasi oleh satu orang teman sejawat yakni Lia Ameliawati, S.Pd. Beliau akan menilai proses aktivitas pembelajaran siswa dan guru dengan menggunakan instrumen yang telah disediakan. Instrumen-instrumen di atas memiliki Kriteria Penskoran dengan skala penilaian atau Rating Scales sebagai berikut: 1 = Sangat Kurang 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik

38 Dengan mempergunakan daftar cek (Check-list) dan pada akhirnya dilakukan konversi nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Konversi Nilai Skor hasil pencapaian siswa yang telah didapatkan melalui rumus tersebut di atas, akan diterjemahkan dengan menggunakan panduan konversi nilai pada tabel di bawah ini: Tabel 3.3. Panduan Konversi Nilai Skor Pencapaian Nilai Konversi Angka Huruf Kategori 15 20 76 100 A Amat Baik 10 14 51 75 B Baik 5 9 26 50 C Cukup 1 4 1-25 D Kurang Untuk penilaian hasil proses pembelajaran berupa penguasaan materi atau menilai kemampuan secara kognitif, dilakukan pengisian Lembar Evaluasi (Post Test) dengan ketentuan Ketuntasan belajar dapat diraih jika nilai siswa minimal 70,00 (KKM). 2. Analisis Data Setelah dilaksanakan pengolahan data, maka akan dilakukan analisis data sebagai berikut: a. Jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran minimal 90% dari keseluruhan jumlah siswa kelas IV. b. Penilaian dilakukan secara holistik perfomansi belajar berupa kinerja, sikap dan pengetahuan. Juga penilaian hasil belajar berupa produk yaitu

39 kognitif produk. Kesimpulannya siswa dinyatakan tuntas jika nilai yang didapatkan minimal 70 atau lebih dan nilai yang dibawahnya dinyatakan belum tuntas. c. Minimal jumlah siswa yang mendapat nilai 70 adalah 80% dari jumlah keseluruhan kelas IV.