VARIABEL EKONOMI MAKRO DAN EKSPOR NON MIGAS DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN

Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan

KAJIAN AKTIVITAS EKONOMI LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE DOI: /medstat

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Oleh: Chenny Seftarita, S.E, M.Si

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Berdasarkan data pada lampiran 1 maka analisis deskriptif sebagai berikut.

Analisis Kausalitas dan Kointegrasi Antara Foreign Direct Investment (FDI) dengan Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) di Australia

Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun (juta rupiah)

BAB 1V HASIL DAN ANALISIS

APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS INFLASI INDONESIA JANGKA PANJANG: KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR LUAR NEGERI

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

ANALISIS VECTOR AUTOREGRESION (VAR) TERHADAP INTERRELATIONSHIP ANTARA IPM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA UTARA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

ANALISIS PENGARUH FOREIGN DIRECT INVESTMENT, NILAI TUKAR, DAN GOVERNMENT EXPENDITURE TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

1 analisis regresi dengan pendekatan VECM

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12)

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent

Tabel 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian

BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI, SE., M.SI MODEL VAR

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE Disusun Oleh : NURING TYAS KUSUMO WARDANI B

KRISIS GLOBAL, VARIABEL MONETER, DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA. Oleh: Chenny Seftarita, S.E, M.Si Jul Fahmi, S.

BAB 3 METODE PENELITIAN

INTEGRASI PASAR CPO DUNIA DAN DOMESTIK

Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

BAB IV. Hasil dan Pembahasan. 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian. dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Uji untuk Variabel Harga Minyak Goreng Domestik. 2. Hasil Uji untuk Variabel Harga CPO Domestik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang

BAB IV STUDI KASUS. Secara umum inflasi dapat didefinisikan sebagai gejala kenaikan harga

Analisis Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika Serikat Di Indonesia : Pendekatan Moneter Tahun

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dapat diperoleh dari pasar uang atau bisa juga dari pasar valas.

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BI RATE, THE FED RATE,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan pemerintah dalam perekonomian tampaknya semakin besar dan

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR (KURS) DI INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA BI RATE DENGAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menetapkan perubahan manajemen nilai tukar dari sistem nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

ANALISIS KOINTEGRASI JUMLAH WISATAWAN, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI BALI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. inflasi dengan pengangguran di Indonesia periode , yang terjadi pada

No Judul Penulis Periode Metodologi Variabel yang digunakan Hasil Penelitian. Least Square

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

MODEL PERMINTAAN UANG DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN VECTOR ERROR CORRECTION MODEL

PENGUJIAN VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang

ANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERANAN SUKU BUNGA, HARGA ASET, DAN NILAI TUKAR DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

Transkripsi:

VARIABEL EKONOMI MAKRO DAN EKSPOR NON MIGAS DI INDONESIA Oleh: Chenny Seftarita, S.E, M.Si (penulis adalah dosen Fakultas Ekonomi UNSYIAH) (Email: chennyseftarita@yahoo.co.id) Abstract-This paper investigated the impact of macroeconomic variables on non-oil exsports of Indonesia from 1982-2011. The methodological approach used is based on the Engle Grenger (1987) co-integration analysis and the Granger Causality Test. Four variables have been considered; exchange rate (ERX), interest rate (R), government capital expenditure (GOV), and non oilexports (EXPORT). The Result of analysis indicates that in the long run relationships, all variables are significant and related to non oil-exporst in Indonesia. Kata Kunci: Ekspor nonmigas Indonesia, Nilai Tukar, Tingkat Bunga, Dan Anggaran Pembangunan. PENDAHULUAN Salah satu komponen dalam perhitungan pendapatan nasional adalah ekspor. Komponen ekspor menjadi bagian penting karena penghasilan dari kegiatan ekspor akan mempengaruhi pendapatan suatu negara. Ekspor mencerminkan seberapa besar keterbukaan suatu perekonomian dan keterlibatan suatu negara dalam kegiatan perdagangan luar negeri. Mayoritas negara-negara di dunia pasti melakukan kegiatan perdagangan luar negeri baik ekspor maupun impor, namun besarnya tergantung potensi produksi dan kebutuhan negara masing-masing. Di Indonesia sendiri, total ekspor senantiasa mengalami peningkatan dari tahun-ketahun. Peningkatan ekspor ini didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas. Ekspor migas yang pernah menjadi sektor unggulan diera 1970-an 1

semakin mengalami penurunan pertumbuhannya mengingat semakin besarnya kebutuhan dan impor migas dalam negeri. Berikut perkembangan ekspor nonmigas di Indonesia. Gambar 1. Perkembangan ekspor non migas di Indonesia (juta US $) EXPORT 200,000 160,000 120,000 80,000 40,000 0 82 84 86 88 90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 10 Sumber: Key Indicators Of Asia And The Pacific, data diolah. Dari gambar 1 diatas terlihat bahwa ekspor nonmigas mengalami trend peningkatan kurun tahun 1982-2011. Ada beberapa momen dimana terjadi penurunan nilai ekspor yaitu pada tahun 1998 dan tahun 2009. Penurunan ini disebabkan oleh adanya imbas krisis ekonomi yaitu krisis moneter tahun 1997/1998 dan krisis global tahun 2008/2009. Isu dan bahasan tentang kegiatan ekspor semakin mengemuka dengan lahirnya teori-teori yang membahas tentang hubungan dagang antar negara. Cikal bakal teori perdagangan luar negeri modern berkembang dengan lahirnya teori klasik tentang keunggulan absolut (absolut advantages) yang dikemukakan oeh Adam Smith, dan teori keunggulan komparatif (Comparative advantages) yang dikemukakan oleh David Ricardo. Lebih jauh analisis berkembang dengan lahirnya teori oleh Heekscher-Ohlin yang dikenal dengan teori proporsi faktor produksi dan teori keunggulan kompetitif oleh Michel E. Porter. Teori-teori diatas secara umum mencoba menjawab alasan mengapa suatu negara harus mengekspor atau mengimpor barang pada negara lain. Dalam literatur ekonomi makro, beberapa variabel penting sangat berpengaruh terhadap variabel ekspor. Menurut Mankiw (2003), ekspor neto (NX) 2

adalah sama dengan pengurangan output (Y) dengan pengeluaran domestik (konsumsi (C) + investasi (I) + pengeluaran pemerintah (G)). Jika output lebih besar dari pengeluaran domestik, maka kita mengekspor sebesar selisih kelebihan output tersebut. Lebih dalam, terdapat hubungan yang saling terkait antar pasar uang dan pasar barang. Jika Y-C-G adalah tabungan nasional (S), maka S-I adalah sama nilainya dengan NX. S-I disebut arus modal keluar neto (net capital outflow). Artinya besaran arus modal keluar neto sama dengan nilai net ekspor. Negara yang memiliki S-I dan NX positif akan mencapai surplus perdagangan dimana ekspor lebih banyak dari impor, begitu juga sebaliknya. Hubungan tingkat bunga terhadap ekspor dapat dijelaskan dari ketergantungan investasi (I) terhadap tingkat bunga riil dunia (r* ) dengan asumsi r* adalah sama dengan tingkat bunga domestik r dalam perekonomian terbuka kecil. Nilai net ekspor yang dikenal juga dengan istilah neraca perdagangan akan ditentukan oleh selisih antara tabungan dan investasi pada tingkat bunga dunia. Variabel yang sangat berpengaruh lainnya adalah kurs atau nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing (exchange rate). Terdapat keterkaitan kurs dengan harga, dimana kurs nominal dikalikan dengan harga merupakan nilai kurs riil yang sering disebut terms of Trade. Jika kurs riil tinggi, barang-barang luar negeri relatif lebih murah, dan barang-barang domestik lebih mahal, begitu juga sebaliknya jika kurs riil rendah. Beberapa penelitian mencoba melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan ekspor suatu negara ditinjau dari sudut ekonomi makro. Analisis kemudian diperluas dengan mencoba melihat bagaimana pengaruh kebijakan ekonomi makro terhadap ekspor dalam jangka panjang. Anthony et.al. (2010) mencoba melihat bagaimana variabel ekonomi makro mempengaruhi kinerja ekspor non migas di Nigeria tahun 1986-2010. Penelitian ini menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dan uji kointegrasi Engle Granger (1987) untuk melihat hubungan jangka panjang antar variabel. Variabel dependen meliputi ekspor nonmigas, sektor agrikultur, sektor manufaktur, dan pendapatan nasional. Variabel independen meliputi; tingkat bunga, nilai tukar, pengeluaran pemerintah untuk pembangunan, dan pengeluaran rutin pemerintah. Dari hasil uji 3

OLS terlihat bahwa variabel-variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang positif namun dengan tingkat signifikansi lemah terhadap variabel dependen. Dari hasil uji kointegrasi terlihat bahwa terdapat hubungan jangka panjang antar variabel. Direkomendasikan bahwa pengeluaran pemerintah harus fokus pada peningkatan kinerja sektor agrikultur dan manufaktur untuk meningkatkan kinerja ekspor. Lin et.al. (1993 ), melihat bagaimana pengaruh variabel domestik dan variabel luar negeri ekonomi makro terhadap ekspor daging di Amerika Serikat. Penelitian ini menggunakan metode VAR (vector auto regressive) yang dinilai tepat untuk melihat hubungan antar variabel endogen. Penelitian ini menggunakan data kuartal tahun 1971-1988. Variabel yang digunakan merupakan policy mix antara kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan nilai tukar dalam mempengaruhi ekspor daging di Amerika Serikat. Variabel yang digunakan yaitu; ekspor daging, inflasi (CPI), jumlah uang beredar (M1) domestik, tingkat bunga domestik, neraca lancar, Pengeluaran pemerintah, pajak, nilai tukar. Variabel luar negeri meliputi; pendapatan nasional luar negeri, jumlah uang beredar luar negeri, harga luar negeri. Dari variabel-variabel tersebut, hanya jumlah uang beredar domestik yang tidak signifikan mempengaruhi ekspor daging. Variabel lain yang mewakili domestik dan luar negeri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ekspor daging di Amerika Serikat. Ben Kaabia M., dan Gil J.M. ( 2001) melihat bagaimana variabel ekonomi makro mempengaruhi kompetisi ekspor agrikultur di Spanyol dengan data kuartalan tahun 1978-1995. Metode yang digunakan yaitu uji kointegrasi dengan pendekatan Johansen s maksimum likelihood. Variabel yang digunakan antara lain; nilai tukar, jumlah uang beredar, tingkat bunga, inflasi, GDP, harga input pertanian, harga output pertanian, dengan variabel dependen ekspor agrikultur. Hasil uji kointegrasi menemukan bahwa terdapat hubungan jangka panjang antar variabel ekonomi makro dengan ekspor agrikultur di Spanyol. Dari studi literatur dan penelitian sebelumnya, penulis mencoba mengangkat bagaimana variabel-variabel ekonomi makro mempengaruhi ekspor nonmigas di Indonesia. Variabel ini merupakan gabungan dari variabel pada 4

penelitian sebelumnya, seperti; tingkat bunga, kurs, serta pengeluaran pemerintah (anggaran pembangunan). Metode Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara variabel makro terhadap ekspor nonmigas di Indonesia kurun tahun 1982-2011. Data merupakan data time series yang diperoleh dari Key Indicators For Asia and The Pacific dan Badan Pusat statistik (BPS). Variabel dependen adalah Ekspor non migas (EXPORT), sedangkan variabel independen yang merupakan variabel ekonomi makro meliputi; tingkat bunga (R) yaitu tingkat bunga deposito 6 bulan dalam satuan persen, kurs (EXR) yaitu kurs rupiah terhadap dolar dalam satuan rupiah, dan pengeluaran pemerintah dalam anggaran pembangunan (GOV) dalam satuan rupiah. Berikut model yang dipakai dalam penelitian ini: EXPORT = bo + bi R + b2 EXR + b3 GOV + Ut...(1) Penelitian ini menggunakan pendekatan kointegrasi dan Uji Granger Causality test. Uji kointegrasi dilakukan untuk melihat hubungan keseimbangan jangka panjang antara ekspor nonmigas dengan variabel ekonomi makro. Pengujian dengan Granger Causality test untuk melihat hubungan sebab akibat antar variabel. Sebelum dilakukan pengujian dengan metode diatas, data akan diuji dengan tes uji akar unit (unit root test) untuk melihat apakah data stasioner atau tidak. Pengujian ini untuk menghindari masalah spourius dalam data dan hasil regresi. Hasil Penelitian dan Pembahasan Sebelum uji kointegrasi dan Granger Causality test, data time series akan diuji apakah data stasioner atau tidak. Berikut tabel perbandingan uji akar unit pada tingkat level dan First difference dengan pendekatan Augmented Dickey Fuller. 5

Tabel 1. Uji Akar-akar Unit dengan pendekatan Augmented Dickey-Fuller Level First Difference VARIABEL ADF Value Critical Value ADF Value Critical Value EXPORT EXR GOV R 3.827274-1.537058-2.369303-3.428678-3.679322-3.679322-3.679322-3.679322*** -3.001461** -7.0403058*** -7.157408*** - -3.689194-3.689194-3.689194 - Catatan: **: signifikan pada tingkat 5 %, ***: signifikan pada tingkat 1 %. Berdasarkan hasil uji akar unit dengan menggunakan metode Augmented Dickey Fuller test, didapat bahwa data EXPORT, EXR, dan GOV tidak stasioner pada tingkat level. Hal ini terlihat dari nilai ADF yang lebih besar (>) dari critical value. Artinya data-data tersebut tergolong sebagai data non-stationary pada tingkat level atau tingkat 1(0). Data kemudian didiferensi pada tingkat 1(1) atau First difference, pada tingkat ini data EXPORT, EXR, GOV stasioner terlihat dari nilai ADF yang lebih kecil (<) dari nilai critical value, sehingga data ketiga variabel tersebut yang digunakan adalah data First Difference. Variabel R terlihat stasioner pada tingkat level (1(0)), terlihat dari nilai ADF yang lebih kecil dari nilai critical value, sehingga data variabel R yang digunakan pada penelitian ini adalah data pada tingkat level. Setelah pengujian akar-akar unit, data akan diuji dengan uji kointegrasi untuk melihat bagaimana hubungan keseimbangan antar variabel dalam jangka panjang. Hubungan kointegrasi dapat dilihat dari besarnya nilai trace statistik dan Max-Eigen statistik dibandingkan dengan nilai critical value pada tingkat kepercayaan 110%. Berikut tabel hasil uji kointegrasi. Tabel 2. Hasil Uji Kointegrasi dengan Trace Statistik Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05 6

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.836057 99.92631 47.85613 0.0000 At most 1 * 0.775680 54.72032 29.79707 0.0000 At most 2 * 0.428923 17.35325 15.49471 0.0260 At most 3** 0.125322 3.347477 3.841466 0.0673 * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level ** denotes rejection of the hypothesis at the 0.10 level Tabel 3. Hasil Uji Kointegrasi dengan Max-Eigen Statistik Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05 No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.836057 45.20599 27.58434 0.0001 At most 1 * 0.775680 37.36707 21.13162 0.0001 At most 2** 0.428923 14.00577 14.26460 0.0549 At most 3** 0.125322 3.347477 3.841466 0.0673 * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level ** denotes rejection of the hypothesis at the 0.10 level Hubungan kointegrasi dapat dilihat dari nilai Trace statistik dan Max- Eigen statistik yang lebih besar (>) dari nilai critical value pada tingkat kepercayaan 5-10 %. Pada tabel 2 terlihat dengan uji Trace statistik variabel ekonomi makro seperti EXR, GOV, dan R memiliki hubungan kointegrasi dengan variabel EXPORT. Hubungan kointegrasi terlihat pada persamaan kointegrasi 0 hingga 3 yang signifikan pada tingkat kepercayaan 5%. Persamaan kointegrasi yang ke 4 pada tabel 2 juga berkointegrasi, namun pada tingkat signifikansi yang lemah yaitu 10 %. Pada tabel 3 terlihat semua variabel juga memiliki hubungan kointegrasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai Max-Eigen statistik yang lebih besar dari nilai critical value pada tingkat kepercayaan 5-10 %. Adanya hubungan keseimbangan dalam jangka panjang bermakna bahwa variabel ekonomi makro seperti kurs, pengeluaran pemerintah untuk pembangunan, dan tingkat bunga sangat berpengaruh terhadap ekspor nonmigas di Indonesia dalam jangka panjang. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di negara lain. Dalam jangka panjang, nilai kurs yang 7

relatif stabil sangat mendorong aktivitas ekspor nonmigas di Indonesia, bahkan dalam beberapa kasus depresiasi kurs dalam batas yang wajar akan sangat menguntungkan eksportir karena dapat meningkatkan nilai ekspor. Pengeluaran pemerintah dalam wujud pembangunan infrastruktur dan sarana-prasarana akan sangat menunjang kegiatan produksi dalam negeri yang pada akhirnya meningkatkan ekspor. Tingkat bunga merupakan salahsatu faktor penentu investasi dan investasi akan menggerakkan sektor riil. Tingkat bunga tabungan yang mengalami peningkatan tentu saja akan membuat investor cenderung berinvestasi di perbankan. Keputusan investor ini akan mengurangi aktivitas disektor riil termasuk ekspor. Setelah didapat hubungan jangka panjang antar variabel, pengujian dilanjutkan dengan uji Granger Causality untuk melihat kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antara variabel makro ekonomi dengan ekspor nonmigas. Berikut tabel hasil uji kausalitas dengan pendekatan Granger Causality Test. Tabel 4. uji Granger Causality Test. Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. DGOV does not Granger Cause DEXPORT 28 0.00494 0.9445 DEXPORT does not Granger Cause DGOV 1.34850 0.2565 DEXR does not Granger Cause DEXPORT* 28 5.89622 0.0227 DEXPORT does not Granger Cause DEXR 0.03841 0.8462 R does not Granger Cause DEXPORT* 28 7.28116 0.0123 DEXPORT does not Granger Cause R 0.33364 0.5687 * signifikan pada tingkat kepercayaan 5% Dari uji Granger Causality terlihat adanya hubungan searah antara variabel EXR dengan EXPORT, dimana variabel nilai tukar (EXR) mempengaruhi EXPORT. Hasil ini terlihat dari signifikannya nilai F statistik pada tingkat kepercayaan 5%, yang berarti hipotesa 0 yang menyatakan EXR tidak menyebabkan EXPORT ditolak. Hubungan searah antara nilai tukar terhadap eksport memperkuat beberapa penelitian sebelumnya tentang keeratan hubungan antara nilai tukar dan ekspor. 8

Hubungan searah juga dapat kita lihat pada variabel tingkat bunga yaitu R mempengaruhi EXPORT. Hasil ini sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya, bahwa tingkat bunga berpengaruh pada ekspor dengan mempengaruhi keputusan seseorang untuk berinvestasi, apakah berinvestasi disektor riil atau di sektor keuangan yang pada akhirnya akan mempengaruhi ekspor. Variabel GOV terlihat tidak memiliki hubungan sebab akibat dengan EXPORT, hasil ini tidak sejalan dengan teori dan penelitian sebelumnya yang menyatakan adanya hubungan yang erat antara pengeluaran pemerintah untuk pembangunan dengan kinerja ekspor. Uji Granger kausality mencoba melihat hubungan kausalitas antar variabel, namun tidak mencakup apakah hubungan tersebut dalam jangka panjang atau jangka pendek. Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan Dari hasil uji kointegrasi terlihat adanya hubungan keseimbangan dalam jangka panjang antara variabel ekonomi makro meliputi; kurs, pengeluaran pemerintah, tingkat bunga, terhadap nilai ekspor nonmigas di Indonesia kurun tahun 1982-2011. Hasil ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya yang mengindikasikan pengaruh variabel ekonomi makro terhadap ekspor dalam jangka panjang. Analisis berlanjut dengan ditemukannya hasil uji kausalitas dengan menggunakan metode Granger Causality test. Berdasarkan pengujian tersebut, terdapat beberapa hubungan searah antar variabel. Variabel kurs dan tingkat bunga terlihat mempengaruhi ekspor nonmigas. Variabel pengeluaran pemerintah tidak memiliki hubungan kausalitas terhadap ekspor. Saran Beberapa penelitian telah mendukung adanya hubungan jangka panjang antar variabel ekonomi makro terhadap ekspor. Hal ini berarti variabel-variabel seperti nilai tukar, pengeluaran pemerintah, dan tingkat bunga dalam jangka panjang berpengaruh terhadap ekspor khususnya ekspor nonmigas untuk kasus di Indonesia. Hasil penemuan ini sekaligus memberikan saran bagi pemerintah untuk 9

tetap menjaga stabilitas ekonomi makro seperti nilai tukar dan tingkat bunga sehingga tetap memberikan ruang gerak bagi peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Pengeluaran pemerintah juga diyakini dalam jangka panjang berpengaruh terhadap ekspor, artinya kedepan anggaran ini diarahkan untuk mempermudah dan memfasilitasi kegiatan ekspor nonmigas di Indonesia. Dari hasil uji Granger Causality, terdapat hubungan searah antara variabel nilai tukar dan tingkat bunga dengan variabel ekspor. Hasil ini mengindikasikan besarnya peran kurs dan tingkat bunga terhadap ekspor nonmigas di Indonesia. Namun pengujian ini tidak dapat melihat masa atau waktu analisis apakah dalam jangka panjang atau jangka pendek. Kedepan diharapkan ada penelitian lanjutan yang melihat bagaimana pengaruh dalam jangka pendek antar variabel dan tentunya dengan tambahan variabel-variabel lain, seperti; inflasi, jumlah uang beredar,anggaran rutin pemerintah, dan lain-lain. DAFTAR PUSTAKA BPS. 2012. Statistik Ekspor Nonmigas. BPS: Provinsi Aceh. http/www.adb.org. Key indicators For Asia and The Pacific. Edisi Berbagai Tahun, diakses pada 4 Oktober 2013 melalui Google. Ilegbinosa, A.I., Uzomba, P., and somiari R. 2012. The Impact Of Macroeconomic Variables On Non-Oil Exports Performance In Nigeria, 1986-2010. Journal of Economics and Suistainable Development. 3, 5. 10

Kaabi, M., and Ben, M. 2001. Spanish Agricultural Exports competitiveness: The Role Of Macroeconomic Variables. CIHEAM ( Cahiers Options Mediterraneennees). 57, 81-99. Liu, D. J., Chung, P.J., and Meyer, W.H. 1993. The Impact Of Domestic and Foreign Macroeconomic Variables On U.S. Meat Exports. Lowa Agriculture and Home Economic Experiment Stration. 3026, 9-15550. Makiw, N.Gregory. 2003. Teori Makroekonomi. Penerbit Erlangga. Jakarta. Rahardja, P., dan Manurung, M. 2001. Teori Ekonomi Makro. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Makroekonomi. Edisi kedua. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Lampiran Tabel.1 Data EXR EXPORT (rupiah Obs (Juta US $) terhadap US $) GOV (milyar Rupiah) R (persen) 1982 3929 661 7360 6 1983 5005.2 909 9899 19.7 1984 5869.9 1026 9952 18.4 1985 5868.9 1111 87310 16.9 1986 6528.5 1283 6716 15.3 1987 8579.6 1644 11122 18.4 1988 11536.9 1686 11399 18 11

1989 13480.2 1770 12836 17.7 1990 14604.2 1843 18191 19.6 1991 18247.5 1950 20440 22.6 1992 23296.1 2030 26259 17.7 1993 27077.2 2087 27705 13 1994 30359.8 2161 28599 13 1995 34953.6 2249 30686 17 1996 38093 2342 35952 16.8 1997 41821.1 2909 38359 17 1998 40975.5 10014 55142 36.8 1999 38873.2 7856 81902 14.3 2000 47757.4 8422 42594 13.3 2001 43684.6 10261 122639 16.2 2002 45056.1 9311 138794 13.8 2003 47406.8 8577 69247 8 2004 55939.3 8939 61450 7.1 2005 66428.4 9705 32889 10.2 2006 79589.1 9159 54952 10.7 2007 92012.3 4141 64289 7.7 2008 107894.2 9699 72773 10.3 2009 97491.7 10390 75871 7.9 2010 129739.5 9090 80287 7.2 2011 162019.6 8770 117118 7.2 Sumber: key Indicators For Asia And The Pacific, BPS, data diolah Tabel 2. Hasil Uji Kointegrasi Date: 10/21/13 Time: 15:21 Sample (adjusted): 1987 2011 Included observations: 25 after adjustments Trend assumption: Linear deterministic trend Series: DEXPORT DGOV DEXR R Lags interval (in first differences): 1 to 3 Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05 No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.836057 99.92631 47.85613 0.0000 At most 1 * 0.775680 54.72032 29.79707 0.0000 12

At most 2 * 0.428923 17.35325 15.49471 0.0260 At most 3 0.125322 3.347477 3.841466 0.0673 Trace test indicates 3 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05 No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.836057 45.20599 27.58434 0.0001 At most 1 * 0.775680 37.36707 21.13162 0.0001 At most 2 0.428923 14.00577 14.26460 0.0549 At most 3 0.125322 3.347477 3.841466 0.0673 Max-eigenvalue test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values Unrestricted Cointegrating Coefficients (normalized by b'*s11*b=i): DEXPORT DGOV DEXR R 0.000537-0.000109 0.001445 0.454497-0.000454 5.51E-05 1.67E-05-0.152353-0.000159-0.000231 0.000797-0.115277-9.05E-05 7.63E-06 0.002377-0.377932 Unrestricted Adjustment Coefficients (alpha): D(DEXPORT) -1270.785-1057.893-192.8177 627.4135 D(DGOV) 6753.273-7080.672 4710.667-260.1342 D(DEXR) -500.2562-797.2900 89.44893-498.4080 D(R) -0.729689-1.164036 2.464062-1.101881 1 Cointegrating Equation(s): Log likelihood -765.3495 Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses) DEXPORT DGOV DEXR R 1.000000-0.203590 2.692329 846.7797 13

(0.06300) (0.70480) (90.5515) Adjustment coefficients (standard error in parentheses) D(DEXPORT) -0.682076 (0.36140) D(DGOV) 3.624726 (1.81550) D(DEXR) -0.268506 (0.27413) D(R) -0.000392 (0.00082) 2 Cointegrating Equation(s): Log likelihood -746.6659 Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses) DEXPORT DGOV DEXR R 1.000000 0.000000-4.074339-420.5703 (2.49473) (349.098) 0.000000 1.000000-33.23677-6225.015 (13.7892) (1929.58) Adjustment coefficients (standard error in parentheses) D(DEXPORT) -0.201878 0.080530 (0.41684) (0.07258) D(DGOV) 6.838780-1.128398 (1.84425) (0.32113) D(DEXR) 0.093400 0.010701 (0.31677) (0.05516) D(R) 0.000137 1.55E-05 (0.00105) (0.00018) 3 Cointegrating Equation(s): Log likelihood -739.6631 Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses) DEXPORT DGOV DEXR R 1.000000 0.000000 0.000000 456.2742 (88.4313) 0.000000 1.000000 0.000000 927.9168 (463.234) 0.000000 0.000000 1.000000 215.2114 14

(50.6912) Adjustment coefficients (standard error in parentheses) D(DEXPORT) -0.171304 0.125093-2.007707 (0.42526) (0.15434) (0.97395) D(DGOV) 6.091849-2.217117 13.39531 (1.58959) (0.57691) (3.64060) D(DEXR) 0.079217-0.009972-0.664917 (0.32414) (0.11764) (0.74238) D(R) -0.000254-0.000554 0.000890 (0.00093) (0.00034) (0.00213) Tabel.3. Hasil Uji Kausalitas Pairwise Granger Causality Tests Date: 10/21/13 Time: 15:23 Sample: 1982 2011 Lags: 1 Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. DGOV does not Granger Cause DEXPORT 28 0.00494 0.9445 DEXPORT does not Granger Cause DGOV 1.34850 0.2565 DEXR does not Granger Cause DEXPORT 28 5.89622 0.0227 DEXPORT does not Granger Cause DEXR 0.03841 0.8462 R does not Granger Cause DEXPORT 28 7.28116 0.0123 DEXPORT does not Granger Cause R 0.33364 0.5687 DEXR does not Granger Cause DGOV 28 1.33462 0.2589 DGOV does not Granger Cause DEXR 0.41411 0.5258 R does not Granger Cause DGOV 28 0.90518 0.3505 DGOV does not Granger Cause R 0.38897 0.5385 R does not Granger Cause DEXR 28 0.01198 0.9137 DEXR does not Granger Cause R 1.95530 0.1743 15