PEMBELAJARAN TRIGONOMETRI BERORIENTASI FILOSOFI KONSTRUKTIVISTIK

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Penguasaan Siswa Pada Materi Trigonometri Di MAN Darussalam Aceh Besar. Miksalmina 1

Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I : Pertemuan I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SOAL DAN PEMBAHASAN TRIGONOMETRI SUDUT BERELASI KUADRAN I

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang harus dimiliki individu dan tujuan yang akan dicapai dalam

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN

Siswa menyelesaikan soal-soal prasyarat pada modul.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian 1.1 RPP Kelas Eksperimen Pertama 1.2 RPP Kelas Eksperimen Kedua 1.3 LKS Kelas Eksperimen Pertama 1.

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Matematika dan Pembelajaran Matematika. Secara khusus (μαθηματικὴ τέχνη atau mathēmatikḗ

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. aplikasi dari konsep matematika. Pengenalan konsep-konsep matematika

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

BAB I PENDAHULUAN. matematika di sekolah mendapat jatah waktu yang banyak. Selain itu pentingnya

MATEMATIKA KELAS X SEMESTER II

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LEMBAR AKTIVITAS SISWA RUMUS TRIGONOMETRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. keterampilan-keterampilan tertentu yang disebut keterampilan proses. Keterampilan Proses menurut Rustaman dalam Nisa (2011: 13)

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbedaan Gain yang signifikan antara keterampilan proses sains awal. dengan keterampilan proses sains setelah pembelajaran.

LEMBAR AKTIVITAS SISWA RUMUS TRIGONOMETRI

PEMBELAJARAN RUMUS-RUMUS TRIGONOMETRI MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA SISWA MENURUT PRINSIP KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS XI IPA MAN CENDIKIA JAMBI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan

Matematika SMA (Program Studi IPA)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu pesat

BAB I PENDAHULUAN. yaitu fakta, operasi, konsep, dan prinsip, (2) Berdasar pada perjanjian atau

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak

A.3 RPP Kelas PK RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas PK

II. TINJAUAN PUSTAKA. solusi. Sebagai contoh, suatu masalah dapat direpresentasikan dengan obyek,

V. FUNGSI TRIGONOMETRI DAN FUNGSI INVERS TRIGONOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang handal, tentunya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA. Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 1x30 menit Tahun Ajaran :..

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN MATEMATIKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

TRIGONOMETRI BAB 7. A. Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-siku

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Vol.1, No.1, Maret 2017 ISSN:

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PGRI ARJOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEKNIK JIGSAW

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan bagian terpenting di dalam kehidupan.

Desi Rusnita SDN 08 Kepahiang

LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) PERBANDINGAN FUNGSI, PERSAMAAN, DAN IDENTITAS TRIGONOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN MATEMATIKA

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA MATERI PEMBELAJARAN ATURAN SINUS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI MAN TASIKMALAYA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lilik Endang Wardiningsih Guru SDN Gajah I Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro

SILABUS. Menyimak pemahaman tentang bentuk pangkat, akar dan logaritma beserta keterkaitannya. Mendefinisikan bentuk pangkat, akar dan logaritma.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. trigonometri. Tahap-tahap yang digunakan dalam pengembangan ini adalah

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 5, Nomor 1, April 2017, hlm 47 52

BAB I PENDAHULUAN. ilmu-ilmu eksak. Suherman menjelaskan bahwa pelajaran matematika mempunyai

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Joko Widodo 1. Kata kunci: pembelajaran konstruktif; struktur logis; proses berpikir; dan relevansi.

BAB I PENDAHULUAN. Melihat pentingnya matematika dan peranannya dalam menghadapi

Trigonometri. Trigonometri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL BELAJAR BELAJAR DAN PEMBELAJARAN DosenPengampuDr. Hj. Sri EndahIndriwati, M.Pd

PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIFITAS SISWA KELAS X2 SMAN 1 KOTA BENGKULU

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Oleh: Kasemi SDN I Watuagung, Watulimo, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika Khaerunnisa, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Miftahul Hidayah, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. didalam lingkungan nyata (Taufiq dkk : 6.2). Suatu teori biasanya

I. PENDAHULUAN. proses kognitif. Proses belajar yang dimaksud ditandai oleh adanya perubahanperubahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan ide-ide melalui lisan, tulisan,

BAB I PENDAHULUAN. intelektual dalam bidang matematika. Menurut Abdurrahman (2012:204)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu media untuk mendapatkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Rizki Wahyu Yunian Putra, 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya belajar matematika tidak terlepas dari peranannya dalam

Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : XII IPA / 1. Sub Topik : Integral tak tentu : 2 x 45 menit

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia SMA Al-Kautsar

1untuk Kelas X SMA dan MA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah sesuatu yang sangat penting untuk dipelajari, karena

Nama Sekolah :... Perbandingan trigonometri Panjang sisi dan besar susut segitiga siku siku Perbandingan trigonometri diberbagai kuadran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi era globalisasi itu diperlukan sumber daya manusia

SILABUS. Menyimak pemahaman tentang bentuk pangkat, akar dan logaritma beserta keterkaitannya. Mendefinisikan bentuk pangkat, akar dan logaritma.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang

Transkripsi:

PEMBELAJARAN TRIGONOMETRI BERORIENTASI FILOSOFI KONSTRUKTIVISTIK Oleh: Nasaruddin Dosen Prodi Matematika STAIN Palopo Abstrak: Tulisan ini membahas tentang berbagai konsep mengenai pembelajaran secara konstruktif dari berbagai sumber selanjutnya khusus dalam bidang Trigonometri pengajaran konstruktif diuraikan mengenai contoh-contoh model konstruksi dari materi ajar untuk Trigonometri sehingga para pembaca diharapkan dapat terobsesi untuk mengembangkan metode ini dengan menyusun bahan ajar Trigonometri pada khususnya dan matematika pada umumnya Kata Kunci: Pembelajaran Trigonometri, Filosofi Konstruktivistik I. Pendahuluan Pembelajaran matematika tidak dapat dilakukan hanya dengan mengandalkan satu metode atau strategi, oleh karena materi yang disajikan juga cukup beragam baik jenis, isi dan sifatnya. Ruang Lingkup matematika dalam kurikulum SMP dan SMA yang berbasis satuan pendidikan dikenal dengan KTSP dimana Trigonometri mencakup beberapa standar kompetensi sehingga diperlukan referensi yang memadai. Matematika Trigonometri mencakup tentang bagaimana suatu persoalan dalam kehidupan nyata kedalam sebuah model matematika sehingga memungkinkan diperolehnya suatu bentuk kalimat matemtika yang selanjutnya dengan teknik matematis berdasarkan formulasi yang sesuai dapat dilakukan suatu perhitungan guna mendapatkan suatu solusi dari persoalan yang dihadapi. Jadi pada hakekatnya konstruktivistik diperlukan dalam penerapan konsep pengajaran matematika. Prinsip-prinsip pembelajaran beracuan konstruktivistik akan diuraikan lebih lanjut. Al-Khwarizmi, Vol.I, Maret 2013 1

II. Pembahasan a. Pengertian dan Tujuan serta Prinsip-prinsip Konstruktivistik Konstruktivistik dari kata konstruktif artinya suatu pemikiran yang bersifat membangun. Dengan demikian maka konstruktivistik adalah merupakan konstruksi (bentukan) dari orang yang mengenal sesuatu (skemata). Pengetahuan tidak bisa ditransfer dari guru kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa yang diketahuinya. Pembentukan pengetahuan merupakan proses kognitif dimana terjadi proses asimilasi dan akomodasi untuk mencapai suatu keseimbangan sehingga terbentuk suatu skema (jamak: skemata) yang baru. Seseorang yang belajar berarti membentuk pengertian atau pengetahuan secara aktif dan terus-menerus (Suparno, 1997). Dalam konteks filsafat pendidikan, konstruktivistik adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivistik merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran kontekstual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Sedangkan menurut Tran Vui Konstruktivisme adalah suatu filsafat belajar yang dibangun atas anggapan bahwa dengan merefleksikan pengalaman-pengalaman sendiri. Teori Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitasi orang lain. Dari keterangan di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa teori ini memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri. Al-Khwarizmi, Vol.I, Maret 2013 2

Adapun tujuan dari teori ini adalah sebagai berikut: 1. Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri. 2. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri jawabannya. 3. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap. 4. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri. 5. Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu. Adapun Prinsip-prinsip konstruktivistik adalah sebagai berikut: Secara garis besar, prinsip-prinsip Konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar mengajar adalah : 1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri 2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan keaktifan siswa sendiri untuk bernalar 3. Siswa aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah 4. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar. 5. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa 6. Struktur pembelajaran seputar konsep utama 7. Mencari dan menilai pendapat siswa 8. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa. Dari semua itu hanya ada satu prinsip yang paling penting yaitu guru tidak boleh hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri. Seorang guru dapat membantu proses ini dengan cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide serta dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri dalam belajar. Guru dapat memberikan tangga kepada siswa yang mana tangga itu nantinya dimaksudkan dapat membantu mereka mencapai tingkat Al-Khwarizmi, Vol.I, Maret 2013 3

pemahaman yang lebih tinggi, tetapi harus diupayakan agar siswa itu sendiri yang memanjatnya. b. Ruang Lingkup Pembelajaran Trigonometri Trigonometri (dari bahasa Yunani trigonom = tiga sudut dan metrom = ukuran ) adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segitiga dan fungsi k seperti sinus, cosinus, tangen ( http://thariecetea.blogspot.com/2010/11). Pembelajaran yang menjadi fokus dalam tulisan ini adalah materi pelajaran yang terdapat pada sekolah menengah pertama (SMP) serta pada sekolah menengah atas dan madrasah aliah ( SMA / MA ). Oleh karena sasaran kita adalah pembelajaran matematika, maka dalam pelaksanaannya akan senantiasa berada dalam acuan kurikulum yang berlaku saat ini dikenal dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang didalamnya diberikan rambu-rambu yang harus tercapai berupa adanya standar inilah yang menjadi acuan oleh para guru matematika dalam mendesain skenario atau rencana program pengajaran (RPP), analisis Standar kompetensi, analisis kompetensi dasar, kriteria ketuntasan minimal (KKM), dan penyusunan silabus. Berikut adalah contoh standar kompetensi dan kompetensi dasar: Standar Kompetensi: 1. Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok 1.1 Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan teknis yang berkaitan dengan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas Menentukan nilai perbandingan pada segitiga siku-siku. Trigonometri Perbandingan pada segitiga siku-siku Al-Khwarizmi, Vol.I, Maret 2013 4

1.2 Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas 1.3 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas, dan penafsirannya Menentukan nilai perbandingan dari sudut khusus. Menentukan nilai perbandingan dari sudut di semua kuadran Menggambar grafik fungsi sederhana..menyelesaikan persamaan sederhana. Membuktikan identitas sederhana. Menyelesaikan perhitungan soal menggunakan aturan sinus dan aturan kosinus. Menghitung luas segitiga yang komponennya diketahui. Mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas Membuat model matematika yang berhubungan dengan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas Menentukan penyelesaian model matematika dari masalah yang berkaitan dengan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas Menafsirkan hasil penyesaian masalah yang berkaitan dengan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas Nilai perbandingan dari sudut khusus. Perbandingan dari sudut di semua kuadran Fungsi dan grafiknya. Persamaan sederhana. Identitas Aturan sinus dan aturan kosinus. Rumus luas segitiga. Pemakaian Perbandingan Al-Khwarizmi, Vol.I, Maret 2013 5

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Beracuan Konstrutivistik pada Trigonometri Pembelajaran matematika beracuan konstruktivisme adalah merupakan sifat dari pembelajaran konstruktivistik sebagaimana (disarikan dari Suparno, 1997) dikembangkan dengan prinsipprinsip sebagai berikut: 1. Pengetahuan bagi individu adalah hasil konstruksi individu sendiri. 2. Individu dapat mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungannya. 3. Pengetahuan yang benar apabila pengetahuan hasil konstruksi itu dapat digunakan untuk memecahkan masalah atau fenomena yang relevan. 4. Pengetahuan tidak dapat ditransfer oleh seseorang ke orang lain, melainkan melalui proses interpretasinya masing-masing. 5. Pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa, baik secara personal maupun sosial. 6. Perubahan konsep ke arah yang lebih rinci, lengkap, dan ilmiah terjadi apabila proses konstruksi berlangsung terus menerus. 7. Peran guru dalam pembelajaran beracuan konstruktivisme adalah sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi pengetahuan berjalan dengan baik. 8. Pengetahuan individu tersimpan dalam struktur kognitifnya, didapat melalui proses mengkonstruksi secara fisik dan mental dalam lingkungan fisik dan sosial. 9. Pengetahuan hasil konstruksi sebagai struktur kognitif individu, tertanam sebagai struktur logis dan matematis yang bersifat abstrak berasal dari dua kemungkinan abstraksi, yaitu (a) abstraksi dari objek secara langsung yang menghasilkan pengetahuan empiris atau eksperimental, dan (b) abstraksi atas dasar koordinasi, relasi, operasi, penggunaan, yang tidak langsung keluar dari sifat-sifat objek. 10. Pengetahuan baru dapat dengan mudah dikonstruksi oleh individu apabila terjadi asosiasi dengan pengetahuan yang Al-Khwarizmi, Vol.I, Maret 2013 6

dimiliki sebelumnya. Dengan demikian, tugas guru adalah membangkitkan kembali pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki siswa. 11. Pengetahuan baru lebih mudah dikonstruksi oleh siswa apabila diawali dengan hal yang konkrit dan ini lebih baik dari pada pengetahuan awal yang abstrak. Pembelajaran pada pada dasarnya berlandaskan prinsip konstruktivisme oleh karena ruang lingkup bahasan tidak terlepas dari simbol-simbol yang melambangkan tentang, materi, waktu, ruang dan peristiwa yang diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi suatu kaidah yang lebih sederhana dan pada akhirnya akan menjadi solusi terbaik dari suatu permasalahan. d. Implikasi Konstrutivistik Pada Pembelajaran Matematika Ada beberapa implikasi yang mungkin terjadi sehubungan dengan pelaksanaan pembelajaran oleh seorang guru yaitu: 1. Setiap guru pernah mengalami bahwa suatu materi telah dibahas dengan sejelas jelasnya namun masih ada sebagian siswa yang belum mengerti ataupun tidak mengerti materi yang diajarkan sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa seorang guru dapat mengajarkan suatu materi kepada siswa dengan baik, namun seluruh atau sebagian siswanya tidak mengerti sama sekali. Usaha keras seorang guru dalam mengajar tidak harus diikuti dengan hasil yang baik pada siswanya. Karena, hanya dengan usaha keras para siswa itu sendiri, sehingga mereka akan betulbetul memahami suatu materi yang diajarkan. 2. Tugas setiap guru adalah memfasilitasi siswanya, sehingga pengetahuan materi dibangun atau dikonstruksi oleh para siswa sendiri bukan ditanamkan oleh guru. Para siswa harus dapat secara aktif mengasimilasikan dan mengakomodasi pengalaman baru kedalam kerangka kognitifnya. 3. Untuk mengajar dengan baik, guru harus memahami modelmodel mental yang digunakan para siswa untuk mengenal dunia mereka dan penalaran yang dikembangkan dan yang dibuat para sisiwa untuk mendukung model-model itu Al-Khwarizmi, Vol.I, Maret 2013 7

4. Siswa perlu mengkonstruksi pemahaman mereka sendiri untuk masing-masing konsep materi sehingga guru dalam mengajar bukannya menguliahi, menerangkan, atau upaya- upaya sejenis untuk memindahkan pengetahuan pada siswa tetapi menciptakan situasi bagi siswa yang membantu perkembangan mereka membuat konstruksi-konstruksi mental yang diperlukan 5. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh siswa 6. Latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari. 7. Siswa diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai dengan dirinya. Guru hanya sebagai fasilitator, mediator, dan teman yang membuat situasi kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri siswa Sedangkan pandangan konstruktivisme tentang belajar adalah sebagai berikut: 1. Konstruktivisme memandang bahwa pengetahuan nonobjektif, bersifat temporer, selalu berubah dan tidak menentu. 2. Belajar adalah penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkrit, aktifitas kolaboratif dan refleksi dan interpretasi. 3. Siswa akan memiliki pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan tergantung pengalamannya dan perspektifnya didalam menginterprestasikannya. Untuk jelasnya, berikut diperlihatkan rancangan pembelajaran yang berorientasi pada filosofi konstruktivistik, yang disusun dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai berikut : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah :............. Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Program : X (sepuluh) Semester : 2 (dua) Al-Khwarizmi, Vol.I, Maret 2013 8

Alokasi Waktu :2 x 45 menit (1 pertemuan). Standar Kompetensi Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas Indikator 1. Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan perbandingan 2. Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan fungsi 3. Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan 4. Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan identitas Tujuan Pembelajaran 1. Melalui kegiatan presentasi, tanya jawab, siswa dapat merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan perbandingan 2. Melalui kegiatan presentasi, tanya jawab, siswa dapat merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan fungsi 3. Melalui kegiatan presentasi, tanya jawab, siswa dapat merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan 4. Melalui kegiatan presentasi, tanya jawab, siswa dapat merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan identitas Materi Ajar Masalah yang berkaitan dengan perbandingan Masalah yang berkaitan dengan fungsi Masalah yang berkaitan dengan persamaan Masalah yang berkaitan dengan identitas Metode Pembelajaran Presentasi Tanya jawab Al-Khwarizmi, Vol.I, Maret 2013 9

Drill Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama TAHAPAN KEGIATAN WAKTU a. Membuka Pelajaran Memberi salam Berdoa bersama Memeriksa kehadiran siswa b. Apersepsi Kegiatan Mengulas kembali perbandingan Awal Mengulas rumus 10 menit c. Motivasi Menguasai dasar akan memudahkan untuk mempelajari lanjutan, kalkulus, dan ilmu terapan lainnya Kegiatan Inti Siswa memperoleh penjelasan yg ada pada konsep konstruktif dari segitiga siku-siku yang menghasilkan fungsi sinus, cosinus dan tangen Siswa memperoleh penjelasan tentang persamaan serta melalui kegiatan presentasi dan tanya jawab Siswa memperoleh penjelasan tentang rumusrumus kesamaan untuk keperluan menyelesaikan masalah identitas melalui kegiatan presentasi dan tanya jawab Siswa mengerjakan soal latihan merancang masalah yang berkaitan dengan perbandingan kemudian mengkonfirmasikan jawabannya Siswa mengerjakan soal latihan merancang masalah yang berkaitan dengan fungsi kemudian mengkonfirmasikan jawabannya Siswa mengerjakan soal latihan merancang masalah yang berkaitan dengan persamaan kemudian mengkonfirmasikan jawabannya Siswa mengerjakan soal latihan merancang masalah yang berkaitan dengan identitas kemudian mengkonfirmasikan jawabannya 50 menit Al-Khwarizmi, Vol.I, Maret 2013 10

Penutup Siswa merangkum penjelasan yang diperolehnya Siswa mengerjakan Uji Kompetensi (20 menit) Guru mengakhiri pelajaran 30 menit Alat dan Sumber Belajar 1. Sumber Media Pembelajaran berbasis TIK Merancang Masalah Trigonometri Buku Marthen Kanginan. Matematika. Grafindo. Jakarta. 2005. 2. Alat LCD Laptop Penilaian 1. Teknik Tes Tertulis (Kognitif) Tes Pengamatan (Afektif) 2. Bentuk Instrumen Pilihan Jamak (Kognitif) Isian skala Sikap (Afektif) 3. Instrumen 1. Sebuah tiang bendara dilihat dengan klinometer seperti gambar di samping ini. Tinggi tiang bendera tersebut dapat dinyatakan sebagai. A. 8tan60 meter B. 8cos60 meter C. 8sin 60 meter D. 2. Sebuah balon udara dilihat oleh dua orang yang berjarak 100 meter seperti gambar di bawah ini. Persamaan yang benar berdasar gambar adalah. x tan 30 100 x tan 60 A. B. x x E. tan 60 100 tan 30 * 8 tan 60 meter tan 60 meter 8 Al-Khwarizmi, Vol.I, Maret 2013 11

C. x x D. x x x 100 x cos 60 100 cos30 sin 60 100 sin 30 E. tan 60 tan 30 3. Sebuah tiang antena ditegakkan dengan tiga kawat seperti gambar di bawah ini. Panjang kawat minimal yang diperlukan adalah. A. 3 10 cos 60 meter B. 3 10 tan 60 meter C. 3x10/cos 60 meter D. 3x10/tan 60 meter E. 3x10/sin 60 meter 4. Perhatikan gambar berikut 5. Grafik di atas adalah grafik fungsi seperti. A. f(x) = 2 sin x B. f(x) = 2 cos x C. f(x) = 2 tan x D. f(x) = -2 sin x* E. f(x) = -2 cos x Grafik di atas adalah grafik f(x) = cos x. Rentang nilai yang benar untuk x pada interval [0 o, 360 o ], adalah. A. 9 4 5cos x 9 B. 5 4 5cos x 5 C. 4 4 5cos x 4 D. 1 4 5cos x 9 * E. 1 4 5cos x 9 Al-Khwarizmi, Vol.I, Maret 2013 12

6. Perhatikan gambar berikut. Persamaan yang tepat untuk menentukan nilai x pada titik A dan B adalah. A. sin x = 1 2 B. cos x = 1 2 C. sin x = 1 3 2 7. Perhatikan gambar berikut. D. cos x = 1 3 2 E. tan x = 1 3 2 Persamaan yang tepat untuk menentukan nilai x pada titik A dan B adalah. A. sin x = 1 D. cos x = 1 2 2 B. cos x = 1 2 E. tan x = 1 2 C. tan x = 1 2 8. Perhatikan gambar berikut. Persamaan yang tepat untuk menentukan nilai x pada titik A dan B adalah. A. tan x = 1 3 B. tan x = 1 3 3 C. tan x = 3 D. sin x = 1 3 2 E. cos x = 1 3 2 Al-Khwarizmi, Vol.I, Maret 2013 13

9. Untuk membuktikan bahwa Sin β. Tan β + Cos β sama dengan Sec β, maka langkah yang mungkin untuk dilalui adalah. A. B. sin sin 2 2 cos cos 2 2 cos sin 2 2 D. E. sin sin 2 2 sin cos 2 2 cos cos C. sin cos sin 10. Bentuk (1 Cos α) (1 + Cos α) dapat disederhanakan menjadi A. Sin 2 α* B. Cos 2 α C. Tan 2 α D. Csc 2 α E. Sin α. Cos α 4. Kunci Jawaban 1. A 2. B 3. C 4. D 5. D 6. C 7. D 8. B 9. E 10. A 5. Pedoman Penilaian Nilai = Benar x 10 6. Tindak Lanjut Remedial Ulangan, bila ketuntasan kelas lebih dari 75% Remedial Pembelajaran, bila ketuntasan kelas kurang dari 75% Pengayaan untuk siswa yang telah tuntas Contoh-Contoh Materi Pembelajaran Kostruktivistik. Pembelajaran konstruktivistik untuk menanamkan konsep sinus, cosinus dan tangen dapat diajarkan dengan mengkonstruksi beberapa komponen dalam segitiga siku-siku yang terkait seperti: Sudut terpilih, Sisi miring, Sisi dekat, dan Sisi depan. Keempat kompnen tersebut dapat dikonstruksi melalui gambar-gambar beserta keterangannya dalam suatu segitiga Al-Khwarizmi, Vol.I, Maret 2013 14

III. Penutup Dalam konteks filsafat pendidikan, konstruktivistik adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivistik merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran kontekstual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Sedangkan menurut Tran Vui Konstruktivisme adalah suatu filsafat belajar yang dibangun atas anggapan bahwa dengan merefleksikan pengalaman-pengalaman sendiri. Teori Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang Al-Khwarizmi, Vol.I, Maret 2013 15

ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitasi orang lain. Prinsip-prinsip konstruktivistik adalah sebagai berikut: 1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri 2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan keaktifan siswa sendiri untuk bernalar 3. Siswa aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah 4. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar 5. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa 6. Struktur pembelajaran seputar konsep utama 7. Mencari dan menilai pendapat siswa 8. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa. Daftar Pustaka Jeffre y Bivin 2005 Algebra Tiles, Jurnal Pengajaran Matematika Mega Teguh B,. 2004, Trigonometri : Dikmenjur Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Setawan,. 2004, Pembelajaran Trigonometri Berorientasi Pakem di SMA : PPGT Guru Matematika Yogyakarta Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Deparemen Pendidikan Nasional Soedadiatmodjo. Matematika I untuk sekolah teknologi. Dikmenjur Depdikbud RI http://thariecetea.blogspot.com/2010/11/ Soedjadi, R.. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas. Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Trisdayanto. 2009 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Beracuan Konstruktivisme. Turmudi dan Aljufri, 2009. Pembelajaran Matematika :Ditjen Pendidikan Agama Islam Depag RI. Al-Khwarizmi, Vol.I, Maret 2013 16