Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 1

dokumen-dokumen yang mirip
Perkembangbiakan mikroorganisme menyebabkan kerusakan pangan. Sejumlah mikrobia bersifat toksik menyebabkan infeksi dan intoksikasi

VIII. PENGAWETAN MAKANAN MENGGUNAKAN BAHAN KIMIA

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

KRISTALISASI. Teti Estiasih - THP - FTP UB 1

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

Pengawetan bahan pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 22%, industri horeka (hotel, restoran dan katering) 27%, dan UKM

TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PENANGANAN HASIL PERTANIAN TPPHP

Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani. 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani

Lampiran 1. A. Karakteristik Responden 1. Nama Responden : 2. Usia : 3. Pendidikan :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN

TEKNOLOGI FERMENTASI PANGAN. Agroindustrial Departement, Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber protein hewani. Ikan juga merupakan bahan makanan

KETAHANAN MIKROORGANISME TERHADAP KEASAMAN TINGGI DAN SENYAWA LIPOFILAT. Materi-10. Pertemuan ke-9 1

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL

II. TINJAUAN PUSTAKA

TEKNOLOGI DAN DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN PRODUK HASIL PERTANIAN

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. laut maupun ikan air tawar. Menurut Arias dalam Fernandes (2009) ikan

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

PENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGENDALIAN MIKROORGANISME

BAB V ZAT PENGAWET (PRESERVATIF) DAN ZAT ADITIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

XIII. JAMUR DAN MIKOTOKSIN DALAM PANGAN

I. PENDAHULUAN. makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya atau. makanan lain yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan di dalam kehidupannya (Effendi, 2012). Berdasakan definisi dari WHO

Ubah Plastik Jadi Bahan Bakar

Senyawa Kimia Paling Penting Dalam Kehidupan Manusia

PASTEURISASI. Teti Estiasih - THP - FTP - UB 1

Souvia Rahimah Jatinangor, 3 November 2009

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. apabila tidak ditangani secara benar. Kerusakan bahan pangan tersebut

I. PENDAHULUAN. (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

MIKROBIOLOGI INDUSTRI Memanfaatkan mo sbg kompnen untuk industri Produk mo dlm industri: zat kimia, antibiotik, zat tumbuh, enzim, makanan dan minuman

Kerusakan dan Pengawetan Roti

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1. Di Indonesia, sebagian besar masyarakatnya mempunyai tingkat pendidikan

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

STERILISASI. Teti Estiasih - THP - FTP - UB 1

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

I. PENDAHULUAN. sehingga memiliki umur simpan yang relatif pendek. Makanan dapat. dikatakan rusak atau busuk ketika terjadi perubahan-perubahan yang

Pebrin Manurung PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

2013, No BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PENGAWET 1. Asam sorbat dan garamnya (Sorbic acid and its salts)

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

Pengawetan dengan Suhu Tinggi

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na2S2O5) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KECAMBAH KEDELAI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hayatun Nufus, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

PROSES PENGOLAHAN MAKANAN FERMENTASI - Fermentasi merupakan salah satu metode pengawetan bahan pangan. -Banyak mikroorganisme dimanfaatkan untuk produ

1 I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi. Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

KERACUNAN PANGAN AKIBAT BAKTERI PATOGEN

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)

722/Menkes/Per/IX/88 yaitu tidak lebih dari 600mg/l. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pengawetan pangan dengan pengeringan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

Tri Wahyuningsih Vina Larasati A.P Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Niniek Fajar Puspita, M.Eng NIP

I. PENDAHULUAN. serta mengkonsumsi produk pangan yang baik untuk pencernaan. Probiotik berkembang makin pesat sejalan dengan makin banyaknya

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

BAB I PENDAHULUAN. gula oleh bakteri pembentuk nata yaitu Acetobacter xylinum. Bakteri nata dalam

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, kebutuhan terhadap asam laktat tinggi dan diperkirakan

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga kosmetika menjadi stabil (Wasitaatmadja,1997).

I. PENDAHULUAN. dan bumbu-bumbu yang dibentuk bulat seperti kelereng dengan bera gram

Nimas Mayang Sabrina S, STP, MP Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

9/6/2016. Hasil Pertanian. Kapang; Aspergillus sp di Jagung. Bakteri; Bentuk khas, Dapat membentuk spora

BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

Zat Aditif : Zat zat yg ditambahkan pada makanan atau minuman pada proses pengolahan,pengemasan atau penyimpanan dengan tujuan tertentu.

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam

PENGAWETAN MAKANAN YANG AMAN

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP BAHAN PENGKARBONASI Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau difermentasi (contohnya susu coklat, eggnog,

Transkripsi:

Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 1

Pendahuluan Perkembangbiakan mikroorganisme menyebabkan kerusakan pangan Kerusakan: mengubah tekstur, flavor, kenampakan, warna, konsistensi, nutrisi Sejumlah mikrobia bersifat toksik menyebabkan infeksi dan intoksikasi Perlu dihindari dan dicegah Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 2

Teknik Pengawetan Pemanasan: (pemasakan, pasteurisasi, sterilisasi) Fisik Penggunaan suhu dingin: (pendinginan, pembekuan) Radiasi Penghilangan air: evaporasi, pengeringan Fermentasi Kimia Penggunaan senyawa antimikrobia/pengawet Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 3

Alasan Penggunaan Pengawet Sistem pemasaran produk pangan berkaitan dengan perubahan gaya hidup Memenuhi kebutuhan konsumen: convenience, quality, variety, availability, safety Penyimpanan jangka panjang: pengapalan, ketersediaan sepanjang tahun Menjaga kualitas eating, nutrisi, dan mikrobiologis Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 4

Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Pengawet Sifat fisik dan kimia (kelarutan, pka, reaktivitas, dan toksisitas) Jenis mikroorganisma Jenis dan sifat produk pangan yang diawetkan Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 5

Kombinasi dengan Teknik Lain Penggunaan kombinasi faktor-faktor yang dapat menghambat pertumbuhan mikrobia disebut KONSEP HURDLE Contoh: kombinasi keasaman dan pengawet, pengawet dengan pengawetan fisik seperti dehidrasi, refrigerasi Tujuan: memaksimumkan pengawetan dan mengoptimukan kualitas produk Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 6

Aspek Keamanan Bersamaan peningkatan penggunaan pengawet, terjadi peningkatan kesadaran konsumen akan aspek keamanan Penggunaan pengawet harus disetujui dan diatur oleh badan yang berwenang Internasional: WHO/FAO, US FDA: GRAS (Generally Recognized as Safe) Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 7

Syarat Keamanan Pengawet: Dibutuhkan Pengawet bersifat efektif Non toksik Tidak mengubah kualitas dan ciri produk Aman dan tidak karsinogenik Konsumsi tidak melebihi batas yang diijinkan Praktis dan kompatibel dengan proses pengolahan Tersedia dan ekonomis Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 8

Jenis Pengawet Asam lipofilik (ex: sorbat, benzoat, propionat) Ester (ex: ester dari asam parahidroksi benzoat) Gas (ex: sulfit, CO 2, ozon, epoksida) Metabolit mikrobia (ex: antibiotik, bakteriosin, etanol, hidrogen peroksida) Pengawet yang lain Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 9

1. ASAM SORBAT DAN GARAMNYA Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 10

Sifat dan Penggunaan Senyawa alami yang dapat disintesis Kelarutan meningkat dengan meningkatnya suhu Dalam bentuk garam kalium lebih larut (58,2%) Senyawa sintetis diguankan sebagai pengawet Kelarutan dalam air rendah (0,15% pada suhu ruang) Kelarutan garam kalsium dan natrium dalam air 1,2 dan 32% Nama lain: 2,4 heksadienoat, mempunyai rantai lurus dan termasuk kedalam asam lemak tidak jenuh trans BM 112,13 dan mempunyai gugus karboksil yang reaktif Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 11

Sifat Antimikrobia Efektif terhadap kapang, khamir, dan bakteri Antikhamir: sesuai untuk produk fermentasi, jus buah, anggur, manisan, produk daging dan ikan Produk yang diawetkan dengan sorbat meliputi minuman berkarbonasi, salad dressing, produk tomat, sirup, selai, jeli, permen, dan sirup cokelat Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 12

Sifat Antimikrobia Antikapang: efektif terhadap berbagai jenis kapang terutama pada keju, mentega, sosis, ikan asap, buahbuah, jus, biji-bijian, roti dan cake dengan menghambat pertumbuhan dan pembentukan mikotoksin Efektif terhadap bakteri gram + dan -, katalase + dan -, mesofilik dan psikrofilik, aerobik dan anaerobik Beberapa mikrobia seperti BAL, kapang (Penicillium, Mucor, Aspergillus) tidak dihambat oleh sorbat Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 13

Sifat Antimikrobia Sangat dipengaruhi ph Aktivitas meningkat jika ph mendekati pka yaitu 4,76 Konsentrasi <0,3% bersifat menghambat bukan inaktivasi Konsentrasi yang lebih tinggi menyebabkan perubahan flavor Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 14

Toksisitas Dinyatakan sebagai GRAS jika digunakan sesuai GMP Oral LD50 Asam sorbat Kalium sorbat Natrium sorbat : 7,4-10,5 g/kg bb : 4,2-6,2 g/kg bb : 5,9-7,2 g/kg bb ADI menurut WHO adalah 25 mg/kg bb/hari Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 15

Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 16

Nama lain asam fenilformiat atau asam benzenakarbokasilat Banyak digunakan dalam produk pangan terutama natrium benzoat Kelarutan asam benzoat dalam air 0,35% Kelarutan natrium benzoat dalam air 50% Digunakan untuk produk dengan ph <4,5 Produk yang diawetkan dengan benzoat meliputi: produk buahbuahan, margarin, bakery, dan minuman Konsentrasi penggunaan 0,05-0,1% Penggunaan pada konsentrasi tinggi: masalah flavor Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 17

Lebih efektif terhadap bakteri dan khamir dibandingkan kapang Aktivitas mikrobia bergantung pada ph dan aktivitas air serta jenis mikrobia Mikrobia osmotoleran pada IMF tahan terhadap benzoat Mempunyai efek sinergi dengan NaCl, sukrosa, CO2 dan SO2 ph maksimum untuk aktivitas antimikrobia adalah 4,5 dan efektif pada ph 2,5-4,0 Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 18

Dinyatakan sebagai GRAS LD 50 untuk asam benzoat 2530 mg/kg bb LD 50 untuk natrium benzoat 2000 mg/kg bb Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 19

Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 20 NATRIUM PROPIONAT

Asam propionat CH3CH2COOH mempunyai BM 74,09 Merupakan oily liquid berbau Tidak larut air Bentuk garam berbentuk tepung, berbau keju Bentuk garam natrium bersifat lebih larut dalam air dibandingkan garam kalsium (58%) Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 21

Menghambat kapang dan rope forming bacteria (Bacillus mesentericus) Penggunaan 0,1-0,38% Produk bakery yang diawetkan dengan propionat meliputi roti, cake, kulit pie, dan isian pie Produk lain: produk keju, buah-buahan, sayuran, selai, jeli, manisan, ekstrak malt, dan tembakau Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 22

Eefektif terhadap kapang dan rope forming bacteria Aktivitas antimikrobia terhadap khamir cukup rendah Aktivitas antimikrobia dipengaruhi ph produk, yaitu efektif pada ph mendekati pka yaitu 4,9 ph maksimum adalah 6,0 Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 23

Dinyatakan sebagai GRAS LD50 untuk asam propionat 3500 mg/kg bb LD50 untuk natrium propionat 5100 mg/kg bb LD50 untuk kalsium propionat adalah 3340 mg/kg bb ADI tidak ditentukan Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 24

Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 4. ESTER ASAM PARA HIDROKSIBENZOAT (PHB/PARABENS) 25

Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB SIFAT KIMIA DAN PENGGUNAAN C6H4(OH)COOH dalam bentuk ester metil, etil, propil, butil, heptil digunakan pada produk kosmetik, farmasi, dan pangan Bentuk tepung dan sifat mirip benzoat Penggunaan 0,05-0,1% Efektif terhadap kapang, khamir, dan bakteri 26

Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB Produk pangan yang diawetkan meliputi: bakery, keju, minuman ringan, bir, anggur, selai, jeli, manisan, pickle, sirup dan produk perikanan Khamir dan kapang lebih sensitif dibandingkan bakteri terutama gram negatif Dapat digunakan pada produk dengan ph tinggi karena pka 8,5 27

Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB TOKSIKOLOGI Metil dan propil parabens dinyatakan GRAS LD50 etil ester 3 g/kg bb 28

SODIUM SULFITE Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 29

SO2 biasa digunakan sebagai fumigan SO2 berbentuk gas yang tidak berwarna, tidak mudah terbakar, tetapi berbau belerang Mudah larut dalam air menghasilkan ion bersulfur Bentuk lain adalah garam sulfit seperti natrium sulfit (Na2SO3), kalium sulfit (K2SO3), natrium metabisulfit (Na2S2O5), dan kalium metabisulfit (K2S2O5) Garam sulfit lebi disukai karena bentuknya tepung Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 30

Pengawet untuk produk pangan seperti anggur, buahbuahan dan sayuran kering, jus buah, pickle, salad, sirup, produk daging dan ikan Konsentrasi penggunaan 0,005-0,01% Antimikrobia terhadap kapang, khamir, dan bakteri secara selektif Bakteri lebih sensitif dibandingkan kapang dan khamir Dalam bentuk sulfurous acid lebih efektif 100-1000 kali dibandingkan sulfit Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 31

Dinyatakan sebagai GRAS Penggunaan dibatasi, misal pada anggur 0,035% Oleh EPA dinyatakan sebagai harzadous substances Konsentrasi aman 0,2 mg/kg bb/hari Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 32

6. KARBON DIOKSIDA (CO 2 ) Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 33

Sifat dan Penggunaan CO2 merupakan gas yang memadat pada suhu -78C membentuk es kering Tidak berwarna, berbau, berbau asam, Bersifat larut dalam air Dalam air membentuk asam karbonat Fungsi lain: aerasi, karbonatasi, pengembang, pengontrol ph, processing aids, propellants Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 34

Produk yang diawetkan: minuman karbonatasi, daging, ikan, sayuran, buah-buahan, unggas, dan anggur/wine Aktivitas antimikrobia bergantung pada konsentrasi, jenis mikrobia, aktivitas air, suhu Karena banyak faktor yang berpengaruh, CO2 dapat tidak mempunyai sifat antimikrobia Antimikrobia terhadap bakteri bervariasi, kapang umumnya sensitif, khamir bersifat resisten Dinyatakan sebagai GRAS Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 35

7. PENGAWET LAIN A. Dimetil dan Dietil Dikarbonat (DMDC) B. Epoksida C. Hidrogen Peroksida D. Metabolit Mikrobia E. Sanitizer Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 36

A. Dimetil dan Dietil Dikarbonat Kelarutan dalam air 3,65% Liquid tidak berwarna, aroma buah Penghambat kapang dan khamir Batas maksimum yang diijinkan 0,02% ADI 10 g/kg bb/hari Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 37

B. Epoksida Merupakan etilen dan propilen yang berikatan dihubungkan oleh atom oksigen Berbentuk gas non korosif Etilen oksida dapat berpenetrasi pada mikroorganisme tanpa menyebabkan kerusakan sehingga efektif untuk sterilisasi Digunakan untuk dekontaminasi produk pangan seperti produk-produk kering (tepung, biji-bijian) Bersifat toksik dan karsinogenik Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 38

C. HIDROGEN PEROKSIDA H 2 O 2 tidak berwarna, tidak larut air, berbentuk cairan kental atau kristalin pada suhu ruang Digunakan sebagai antimikrobia, pemucat, pengoksidasi, pengawet, dan modifikasi pati Aktivitas antimikrobia akibat kemampuannya untuk mengoksidasi Kemungkinan bersifat mutagenik dan karsinogenik Diijinkan digunakan pada pengolahan keju, whey, dan apliaksi yang lain Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 39

D. METABOLIT MIKROBIA Beberapa senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme menunjukkan aktivitas antimikrobia Senyawa tersebut meliputi antibiotik, bakterison, asam laktat, diasetil, etanol, dan hidrogen peroksida Beberapa diijinkan digunakan untuk produk pangan Antibiotik tidak diijinkan karena menyebabkan resistensi terhadap mikrobia Bakteriosin merupakan polipeptida yang menunjukkan aktivitas antimikrobia seperti nisin dengan level penggunaan 0,025% Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 40

E. SANITIZER Digunakan di industri pangan untuk proses sanitasi tetapi tidak diijinkan digunakan langsung dalam produk pangan Sanitizer yang biasa digunakan meliputi halogen (klorin, senyawa klorin, dan iodofor), surfaktan Residu yang tertinggal bisa berbahaya sehingga harus digunakna sesuai dengan level yang diijinkan Penggunaan klorin sebagai desinfektan air minum dapat mengakibatkan reaksi dnegan senyawa organik menghasilkan senyawa yang bersifat karsinogenik Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 41

LATIHAN SOAL Untuk produk pangan berikut ini, (a) pengawet apa yang tepat digunakan, (b) berapa dosis pengunaannya, dan (c) pada tahap pengolahan mana ditambahkan 1. Keju 2. Manisan buah 3. Selai buah 4. Saos tomat 5. Kecap 6. Sirup Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 42