PEMBUATAN DATA BASE EVALUASI DOSIS RADIASI PERORANGAN (EVADOS)

dokumen-dokumen yang mirip
- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfomansinya agar dapat unggul

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemanfaatan tenaga nuklir di bidang industri, medis, penelitian dan lain-lain

ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007

PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DATABASE ONLINE BaLIS INSPEKSI ONLINE 2.0 (PENGGUNA)

BAB V KETENTUAN KESELAMATAN RADIASI

EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR )

EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR )

Dasar Proteksi Radiasi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengelolaan Kas Fakultas Teknik Universitas 45 Surabaya memiliki

INFORMASI REGISTRASI IMPORTIR

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM PUSKESMAS KINTAMANI 1

Foto copy SK kepangkatan/golongan terakhir dan SK pengangkatan eselon IV, o Surat Tugas mengikuti Diklat dari pejabat setingkat eselon II,

2015, No Radioaktif (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4370); 4. Perat

OLEH : Dra. Suyati INSPEKSI FASILITAS RADIASI DAN INSPEKSI FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF ZAT RADIOAKTIF

PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DATABASE ONLINE BaLIS ONLINE INSPEKSI (INSPEKTUR)

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK. tersebut, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut. di harapkan akan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada.

RANGKUMAN APLIKASI PENGOLAHAN DATABASE (Menggunakan Microsoft Access 2007)

Bab 2. Nilai Batas Dosis

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

MANUAL BOOK SYSTEM INFORMASI KEGIATAN AIPNI (SIKAIPNI) Versi Untuk Institusi AIPNI-AINEC

1. Mampu melakukan tugas per tugas (task skills). Contoh : Mampu melakukan pengambilan sampel dan memindahkan biakan secara aseptik.

TATA CARA DAN ETIKA INSPEKSI. Oleh : SUYATI

SOHO. Design competition. SOHO Design Competition. TERMS OF REFFRENCE (KERANGKA ACUAN KERJA) untuk Peserta A. LATAR BELAKANG

SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. Identifikasi permasalahan merupakan langkah awal yang harus dilakukan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

Jl. Jend. A. Yani 117 Telp./Fax Surabaya web; PENGUMUMAN

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM KEGIATAN IMPOR, EKSPOR, DAN PENGALIHAN BARANG KONSUMEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

BAB 1 PENDAHULUAN. biaya investasi yang dikeluarkan dalam pengembangan SI/TI, semakin

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SISTEM AKUNTANSI LIMBAH TERPADU (SALT)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG IZIN BEKERJA PETUGAS IBN

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

Panduan Pemasok untuk menerbitkan faktur kepada Accenture

PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sangat di pengaruhi oleh upaya pembangunan dan kondisi lingkungan

2015, No Tenaga Nuklir tentang Penatalaksanaan Tanggap Darurat Badan Pengawas Tenaga Nuklir; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 te

APLIKASI SOFTWARE PERPUSTAKAAN DIGITAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2000 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2000 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MANUAL OPERASIONAL BALIS ONLINE VERSI BACKEND--

Apa yang seharusnya dilaporkan dengan menggunakan prosedur Angkat Bicara! ini?

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

Bab IV. Deskripsi Kerja Praktek. UPADAYA PT.PLN (Persero) Surabaya, maka didapatkan proses-proses yang terjadi

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG NAMA DAN KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak CV. Bintang Anggara Jaya

BERITA NEGARA. BPOM. Uji Klinik. Persetujuan. Penvabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi

SYARAT DAN KETENTUAN PROGRAM DIPLOMA TIGA (D.III)

3. WNI yang belum memiliki identitas kependudukan wajib dicatat dan dimasukan dalam daftar pemilih

PETUNJUK OPERASIONAL BALIS ONLINE 2.0 PEKERJA

PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA RADIASI DI PTKMR

Standards for a better innovation and competitiveness..

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. adalah sebuah istilah yang secara kolektif mendeskripsikan fase-fase awal

Operator / Administrator Program Studi

TPL 203 TEKNOLOGI PENGEMBANGAN APLIKASI WEB TUGAS BESAR T.A

NAMA, KELAS, DAN NILAI JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. 1 Kepala BAPETEN 17-2 Sekretaris Utama 16 4.

KAJIAN KESELAMATAN PADA PROSES PRODUKSI ELEMEN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET

INSPEKSI IN DAN PENGEMBANGANNYA. Dedi Sunaryadi Direktorat Inspeksi Instalasi dan Bahan Nuklir (DI2BN).

BAB I P E N D A H U L U A N

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN ZAT RADIOAKTIF UNTUK WELL LOGGING

TINJAUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL TERHADAP PEKERJA DALAM PERBAIKAN DETEKTOR NEUTRON JKT03 CX 821 DI RSG-GAS

KEPUTUSAN KEPALA NOMOR : 539/KA/XI/2004 TENTANG GUGUS KEAMANAN DAN KETERTIBAN NUKLIR KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

- 5 - INDIKATOR KINERJA UTAMA BAPETEN

BAB III TEORI PENUNJANG

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

Terms of Reference (TOR) KONFERENSI INFORMASI PENGAWASAN

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

Standar Operating Procedure (SOP)

Nuklir Nomor 7 Tahun 2016 tentang

Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dibidang Farmakologi dan Terapi.

JAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR

sering dihadapi oleh petugas perpustakaan SD Muhammadiyah 4 Surabaya.

2015, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. meninjau SMA Wahid Hasyim Krian, didapatkan informasi bahwa proses

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS

Teknik Audit Internal dalam Akreditasi PUSKESMAS (#14)

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa era globalisasi saat ini perkembangan dalam segala bidang sedang

Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian. Koping Lansia Terhadap Penyakit Kronis yang Diderita Lansia di Kelurahan

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 4, Oktober 2014 ISSN

Transkripsi:

PEMBUATAN DATA BASE EVALUASI DOSIS RADIASI PERORANGAN (EVADOS) Disampaikan pada Seminar Keselamatan Nuklir BAPETEN 2 3 Agustus 2006 Oleh : Mutiara Slichah, Wita Kustiana, Arifin M. Wibw ABSTRAK Telah dibuat database evaluasi dsis radiasi perrangan EVADOS yang terintegrasi dengan system B@LI S Online, database ini memuat labratrium pemrses mnitr perrangan, instansi pengguna, pekerja radiasi dan dsis radiasi yang diterima. EVADOS bertujuan mempermudah dan mempercepat evaluasi dsis mnitr perrangan, terintegrasinya Sistem Infrmasi Manajemen (SIM) evaluasi dsis pekerja radiasi dengan B@LI S nline serta kmputerisasi lapran dsis labratrium pemrses. EVADOS dapat juga digunakan untuk bahan persiapan inspeksi, prses perizinan dan bahan pengkajian. Kata Kunci: Evaluasi dsis, kmputerisasi, SIM, B@LI S Online. ABSTRACT Database f persnal radiatin expsure EVADOS which integrated with B@LI S Online has been made. The database is cnsisting f Prvider Labratry, facilities, radiatin wrker and dse expsure. The bjectives f EVADOS are t evaluate dse reprt frm the prvider labratry faster and easier, t integrate management infrmatin system (SIM) with B@LI S and als t cmputerize dse reprt. EVADOS can be used fr preparing inspectin, licensing prcess and assessment. Keywrd : Evaluate dse, cmputerize, SIM, B@LI S Online. 666

I. PENDAHULUAN Dengan berkembangnya penggunaan tenaga nuklir baik di bidang industri, kesehatan dan penelitian, maka menyerap banyak pekerja radiasi yang bekerja di bidang tersebut. Sampai saat ini di Indnesia terdapat sekitar 13.000 pekerja radiasi. Dalam Undang undang N. 10 tahun 1997 tentang ketenaganukliran 1) disebut Badan Pengawas yang dalam hal ini BAPETEN mempunyai tujuan yang salah satu adalah menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja anggta masyarakat serta perlindungan terhadap lingkungan. Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan seluruh pekerja radiasi akibat paparan radiasi yang mereka terima selama bekerja, diperlukan suatu perangkat yang secara kmprehensif dapat mencapai tujuan tersebut. Salah satu perangkat tersebut adalah Database Evaluasi Dsis radiasi perrangan yang selanjutnya disebut EVADOS. Adapun pembuatan EVADOS bertujuan: (1). untuk mempermudah dan mempercepat evaluasi dsis mnitr perrangan yang dilaprkan leh labratrium pemrses ke BAPETEN pada peride tertentu, sehingga hasil evaluasi akurat dan dapat segera ditindaklanjuti leh BAPETEN dan instansi terkait dimana pekerja radiasi tersebut berada. (2) Tersedianya Sistem Infrmasi Manajemen (SIM) evaluasi dsis pekerja radiasi yang terintegrasi dengan B@LI S nline. (3) Kmputerisasi lapran labratrium pemrses yang disampaikan ke BAPETEN, sehingga dimasa mendatang lapran dan data nilai dsis tersebut dapat berbentuk data elektrik disamping dalam bentuk hard cpy. EVADOS dibuat dalam sistem WEB dan nline. Secara umum EVADOS memuat data labratrium pemrses mnitr perrangan, instansi, pekerja radiasi, dan dsis pekerja radiasi. pekerja radiasi yang masuk dalam EVADOS diberi Nmr Pekerja Radiasi (NPR) yang tunggal (unique) sebagai nmr identitas (Identity number) dan melekat selamanya. Evaluasi lapran dsis pekerja radiasi yang diterima BAPETEN dari tahun 2004 sampai Juni 2006 dengan menggunakan EVADOS didapat pekerja radiasi yang telah melebihi batas dsis sebanyak 16 Kasus, ditemukan sebanyak 91 buah dengan nmr mnitr perrangan yang sama dan ada 6 buah instansi yang belum mengirim hasil pembacaan dsis. Semua kasus tersebut ditindaklanjuti secara tertulis maupun dengan inspeksi. EVADOS dapat juga digunakan untuk bahan persiapan inspeksi, prses perizinan dan bahan pengkajian II. TINJAUAN PUSTAKA 667

Berdasarkan Undang undang nmr 10 tahun 1997 tentang ketenaganukliran pasal 14, ayat 1 disebutkan bahwa Pengawasan terhadap pemanfaatan tenaga nuklir dilaksanakan leh Badan Pengawas, dan dalam pasal 15 b, c dan d Pengawasan yang dimaksud dalam pasal 14 ditujukan untuk : Menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja dan anggta masyarakat serta perlindungan terhadap lingkungan hidup; Memelihara tertib hukum dalam pelaksanaan pemanfaatan tenaga nuklir; Meningkatkan kesadaran hukum pengguna tenaga nuklir; Dalam Peraturan Pemerintah Nmr 63 Tahun 2000 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Terhadap Pemanfaat Radiasi Pengin 2) Bab III Sistem Pembatasan Dsis pasal 3 disebutkan: untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja dan anggta masyarakat serta perlindungan terhadap lingkungan hidup pengusaha instalasi yang melaksanakan setiap kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir yang dapat mengakibatkan penerimaan dsis radisi harus memenuhi prinsip prinsip keselamatan dan kesehatan sebagai berikut: a. Setiap pemanfaat tenaga nuklir harus mempunyai manfaat lebih besar dibandingkan dengan resik yang ditimbulkan; b. Penerimaan dsis radiasi terhadap pekerja dan masyarakat tidak melebihi nilai batas dsis yang ditetapkan leh Badan Pengawas; c. Kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir harus direncanakan dan sumber radiasi harus dirancang dan diperasikan untuk menjamin agar paparan radiasi yang terjadi ditekan serendah rendahnya. Selanjutnya dalam pasal 10 disebutkan bahwa: (1) Pengusaha instalasi harus mewajibkan setiap pekerja radiasi untuk memakai peralatan pemantau dsis perrangan, sesuai dengan jenis instalasi dan sumber radiasi yang digunakan; (2) Peralatan pemantau dsis perrangan harus dilah dan dibaca leh instansi atau badan yang terakreditasi dan ditunjuk leh Badan Pengawas. Dalam pasal 11 menyebutkan : (1) Hasil penglahan dan pembacaan peralatan pemantau dsis perrangan harus disampaikan kepada pengusaha instalasi dan Badan Pengawas; (2) Pengusaha instalasi harus mengevaluasi hasil pemantau dsis perrangan; (3) Apabila dari hasil evaluasi terdapat dsis berlebih, pengusaha instalasi harus melaksanakan tindak lanjut; (4) Badan Pengawas dapat melakukan pemeriksaan apabila dari hasil evaluasi terdapat dsis berlebih. 668

Dalam Surat Keputusan Kepala BAPETEN Nmr 01/Ka BAPETEN/V 99 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi 3), evaluasi dsis dilakukan tehadap Pekerja radiasi, penyinaran khusus dan anggta masyarakat. Adapun Nilai Batas Dsis (NBD) pekerja radiasi ditetapkan sebagai berikut: 1. Penyinaran Seluruh Tubuh < 50 msv (50000 mrem) / tahun 2. Wanita usia subur < 13mSv /13 minggu 3. Wanita Hamil < 10 msv atau atau kndisi kerja kategri B 4. Penyinaran lkal < 50 msv /tahun; rgan tubuh rata rata < 500 msv / tahun, Lensa Mata < 150 msv /tahun, kulit < 500mSv /tahun per 100 cm 2 dan tangan, lengan, kaki, dan tungkai 500mSv /tahun 5. Siswa dan Magang usia > 18 tahun, NBD sesuai pin 1 4 6. Siswa 16 18 tahun 0,3 dari NBD pin 1 4, 7. Siswa < 16 tahun NBD sesuai NBD anggta masyarakat, atau 0,01 dari NBD anggta masyarakat sekali penyinaran, atau 0,1 dari NBD anggta masyarakat pertahun Adapun Nilai Batas Dsis (NBD) Penyinaran Khusus ditetapkan sebagai berikut: 1. Untuk Pekerja kategri A, 2. < (2 x NBD Pekerja) setahun, 3. < (5 x NBD Pekerja) Seumur hidup. Tidak berlaku bila dsis: 1. 1 tahun sebelumnya > NBD, 2. > 5 x NBD, 3. Wanita usia subur atau menlaknya. Adapun Nilai Batas Dsis NBD masyarakat umum ditetapkan sebagai berikut : Penyinaran seluruh tubuh < 5 msv /tahun, Penyinaran lkal < 5 msv /tahun ; rgan tubuh rata rata < 50 msv / tahun, Lensa Mata < 15 msv /tahun, Kulit < 50mSv /tahun per 100cm2, Tangan,lengan,kaki,dan tungkai 50mSv /tahun. Menurut Basic Safety Standards N. 115 4) evaluasi dsis dilakukan tehadap Pekerja radiasi, paparan medis dan anggta masyarakat. Adapun Nilai Batas Dsis (NBD) pekerja radiasi ditetapkan sebagai berikut: 1. Penyinaran Seluruh Tubuh < 20 msv /tahun selama 5 tahun berurutan, 2. Dsis efektif < 50 msv /tahun dalam 1 tahun, 3. Lensa Mata < 150 msv /tahun, kulit < 500mSv /tahun dan tangan, lengan, kaki, dan tungkai 500mSv /tahun. 4. Siswa dan pegawai magang usia < 18 tahun, 669

Penyinaran Seluruh Tubuh < 6 msv /tahun Lensa Mata < 50 msv /tahun dan kulit < 150 msv / tahun Adapun Nilai Batas Dsis NBD Masyarakat umum adalah sebagai berikut: 1. Penyinaran Seluruh Tubuh < 1 msv /tahun, 2. Dsis efektif < 5 msv /tahun dalam 1 tahun, 3. Lensa Mata < 15 msv /tahun dan kulit < 50 msv /tahun. III. METODOLOGI PEMBUATAN EVADOS Metdlgi pembuatan database evaluasi adalah sebagai berikut, infrmasiinfrmasi, alur, kewenangan, serta parameter parameter yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dalam prses pengevaluasian dsis dikumpulkan sebagai bahan acuan dalam membuat database evaluasi dsis. Keseluruhan infrmasi tersebut dituangkan dalam sistem infrmasi manajemen (SIM) database evaluasi dsis (EVADOS). Sistem Infrmasi Manajemen (SIM) Database Evaluasi Dsis (EVADOS) Database evaluasi dsis merupakan bagian dari sistem kmputerisasi yang diterapkan BAPETEN dalam prses pengawasan yaitu B@LI S (BAPETEN Licensing Inspectin System). Sebagai salah satu bagian dari B@LI S maka secara umum SIM database evaluasi dsis juga memiliki kemiripan dengan induknya salah satunya adalah database ini tidak hanya dapat diakses leh evaluatr secara jaringan juga dapat diakses leh user dan instansi secara nline. Secara umun infrmasi infrmasi yang dijadikan acuan terdiri dari: 1. Alur Pengevaluasian Dsis Pekerja Dalam prses pengevaluasian dsis pekerja, BAPETEN memeriksa lembaranlembaran hasil evaluasi dsis pekerja yang telah dievaluasi leh labratrium pemrses. Dari hasil evaluasi tersebut BAPETEN mengecek apakah terdapat dsis yang melebihi NBD (SK 01/Ka Bapeten/V 99). Apabila ditemukan dsis pekerja yang melebihi NBD maka BAPETEN akan menegur pekerja melalui instansi tempat bekerja beserta hasil tes kesehatan. Lembaran lembaran hasil evaluasi kemudian diarsip. 2. Ketentuan Umum Ketentuan ketentuan umum yang dijadikan acuan dalam prses pembuatan database dsis yaitu: 670

Seluruh pekerja radiasi mempunyai nmer identitas yang bersifat unik yang melekat seumur hidup meskipun pekerja tersebut pindah jenis pekerjaan maupun instansi. Nmer tersebut adalah Nmer Pekerja Radiasi (NPR); Nmr Mnitr Perrangan (MP) diberikan leh labratrium pemrses dengan penulisan MP (N.FB/TLD); Serang pekerja radiasi bleh bekerja di instansi yang berbeda maksimal tiga buah instansi; Dalam satu instansi serang pekerja radiasi hanya bleh memiliki satu buah MP; Masing masing MP digunakan untuk berbagai jenis pekerjaan dalam satu instansi. 3. Alur Data Database Evaluasi Dsis dalam B@LI S Alur data database EVADOS dilingkungan BAPETEN terlaksana ketika lembaran hasil evaluasi dari labratrium pemrses telah dievaluasi leh evaluatr kemudian data tersebut diinput dalam database EVADOS kemudian hasil input dsis dicek apakah melebihi nilai batas dsis (NBD), jika melebihi NBD maka akan ditindaklanjuti. Pengguna yang mengakses EVADOS ini terbagi menjadi user dan inspektur. User terdiri dari: Pengguna izin (Instansi dan pekerja radiasi), Administrasi izin (DPFRZR BAPETEN), Labratrium pemrses, Administrasi EVADOS (DI2BN BAPETEN). Masing masing pengguna mempunyai hak akses yang telah ditentukan berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab 4. Parameter EVADOS Parameter keseluruhan isi dari database EVADOS terdiri dari : Level Akses Pengguna; Sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab level akses terbagi menjadi: Level 1 untuk administrasi izin, berhak mengakses database, menginput data baru pemegang izin; Level 2 untuk Inspektur BAPETEN, hanya diperblehkan melihat hasil evaluasi dsis inspektur tersebut; Level 3 untuk Pemegang izin, hanya diperblehkan melihat hasil evaluasi dsis sesuai instansi dan pekerja masing masing; 671

Level 4 untuk Labratrium pemrses, hanya diperblehkan melihat hasil evaluasi dsis berdasarkan labratrium masing masing; Level 5 untuk Administrasi EVADOS, mempunyai hak penuh dalam mengkases database seperti menginput nama pekerja, instansi, dan hasil evaluasi dsis. Data Pekerja Radiasi; Pekerja radiasi akan memiliki sebuah nmer identitas unik yang akan melekat seumur hidup yaitu NPR (Nmer Pekerja Radiasi). Dalam data tersebut meliputi data diri pekerja seperti alamat tinggal, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status aktif nn aktif, dan sebagainya. Instansi Pengguna; Instansi pengguna dibagi menjadi empat kategrisasi instansi, kategrisasi tersebut antara lain: Industri (Kde: IND); Kesehatan (Kde: KES); Penelitian (Kde: LIT) terdiri dari: Penelitian IBN, Penelitian FR. Lain lain (Kde: LL) terdiri dari: Inspektur, Petugas Penanggulangan Kecelakaan, Universitas dan Pusdiklat. Labratrium Pemrses; Labratrium pemrses di Indnesia saat ini berjumlah enam labratrium, labratrium tersebut antara lain: Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Surabaya; Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta dalam EVADOS dibagi menjadi beberapa wilayah yaitu: Wilayah DKI Jakarta; Wilayah Jawa Barat; Wilayah Jawa Tengah; Wilayah Kalimantan Barat; Wilayah Lampung; 672

Wilayah DI Ygyakarta; Wilayah Sumatra Selatan. Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makasar; Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Medan dalam EVADOS dibagi menjadi beberapa wilayah yaitu: Wilayah NAD; Wilayah Sumatra Utara; Wilayah Sumatra Barat; Wilayah Jambi; Wilayah Riau; Wilayah Bengkulu; PTKMR; PTLR. Lain lain (Labratrium Pemrses Luar Negeri) Data Dsis; Data dsis terdiri dari: Data dsis menampilkan data dsis per pekerja, per instansi, dan per labratrium pemrses; Perhitungan berdasarkan peride waktu, dan diakumulasikan per dua belas bulan terakhir ; Jika pekerja memilik lebih dari satu MP maka akan dihitung akumulasi ttal keseluruhan MP tersebut; Kategri dsis (dsis levelling) terdiri dari: 0 2000 mrem (Warna hijau, kndisi dibawah NBD); 2000 4000 mrem (Warna kuning, kndisi diperhatikan); > 4000 mrem (warna merah, kndisi dimintakan penjelasan dan ditindaklanjuti) Transfer File. Database EVADOS mempunyai kemudahan dalam menginput serta mempercepat evaluasi yaitu dengan menggunakan metde transfer file langsung melalui email sesuai frmat file dan klm klm yang telah ditentukan. Frmat file yang ditentukan yaitu frmat XLS (Micrsft Excel). Diharapkan para labratrium pemrses dapat mengirimkan file hasil evaluasi tersebut kepada BAPETEN dalam mempercepat evaluasi dan tindak lanjut. 673

IV. PEMBAHASAN Dengan adanya data base evaluasi dsis (EVADOS), prses evaluasi dsis pekerja radiasi menjadi lebih efektif dan efisien. Dari hasil evaluasi dengan menggunakan database semenjak tahun 2004 hingga saat ini, diperleh beberapa kasus sebagai berikut : 1. Kasus ver dsis: 16 rang yang berasal dari 8 instansi yang berbeda 2. Kasus penmran Film Bagde sama: 91 buah 3. Kasus Instalasi yang belum mengirimkan hasil pembacaan dsis karena labratrium pemrsesnya berada di luar negeri: 6 instalasi Untuk menindaklanjuti kasus kasus tersebut, Direktrat Inspeksi Instalasi Bahan Nuklir BAPETEN mempunyai wewenang untuk meminta kejelasan / krnlgi kejadian yang menyebabkan kasus tersebut terjadi melalui surat atau Nta Dinas yang ditembuskan ke Direktrat Perijinan dan Direktrat Inspeksi. Tindak lanjut berikutnya seperti verifikasi ke instansi terkait atau tindakan lain terkait dengan masalah perijinan dilakukan leh Direktrat Inspeksi dan Direktrat Perijinan. Dari data pekerja radiasi yang terdapat dalam EVADOS ditemukan beberapa penulisan nama pekerja radiasi yang identik atau hampir sama dan bekerja di beberapa instansi. Karena penulisan namanya berbeda beda di masing masing instansi dan ketidakyakinan bahwa pekerja radiasi tersebut adalah rang yang sama maka diasumsikan setiap nama tersebut adalah rang yang berbeda. Dengan demikian akumulasi dsis radiasi yang diterima leh pekerja radiasi tersebut adalah akumulasi dsis radiasi yang diterima pekerja radiasi dalam satu instansi. Untuk mengantisipasi terjadinya kasus ver dsis, setiap pekerja radiasi perlu diberikan Nmr Pekerja Radiasi (NPR) yang menjadi identitas pekerja radiasi tersebut. NPR menggunakan penmran 6 digit dan unique yang melekat di setiap pekerja radiasi selamanya. Meskipun pekerja radiasi tersebut pindah kerja ke instansi lain namun NPR nya tidak berubah. Sebelum NPR diberikan perlu adanya knfirmasi dari pekerja radiasi yang bersangkutan ataupun dari instansi terkait sehingga satu rang pekerja radiasi hanya mempunyai satu NPR saja. Dengan adanya NPR ini diharapkan kasus ver dsis yang menimpa pekerja radiasi yang bekerja dibeberapa instansi dapat terdeteksi. Beberapa permasalahan yang ada atau masih belum teratasi dengan adanya EVADOS antara lain: EVADOS hanya mengevaluasi penerimaan dsis radiasi eksterna saja, sedangkan dsis radiasi internal yang diterima pekerja radiasi masih belum terevaluasi, 674

Berdasarkan BSS 115, pengawasan seharusnya juga meliputi pengawasan paparan khusus (paparan yang diterima serang pasien pada saat terapi pengbatan) dan paparan untuk masyarakat namun pengawasan ini masih belum dilakukan leh BAPETEN, Dari hasil sinkrnisasi EVADOS dengan B@LI S, diketahui adanya beberapa instansi yang terdata di B@LI S namun tidak terdata di EVADOS atau sebaliknya dan juga terdapat pekerja radiasi yang terdata di B@LI S namun tidak terdata di EVADOS (belum ada data paparan radiasi yang diterima pekerja tersebut). Mengingat permasalahan permasalahan tersebut di atas dan jumlah pekerja radiasi yang selalu bertambah dari tahun ke tahun sehingga input data pun semakin bertambah serta untuk memperbaiki kekurangan kekurangan yang ada, maka EVADOS perlu dikembangkan setiap tahun. Selain itu, untuk mempercepat terdeteksinya suatu kasus, diharapkan di tahun mendatang pihak labratrium pemrses dapat mengirimkan hasil pembacaan dsis pekerja radiasi secara elektrik (via internet atau email), namun demikian prses input data masih tetap dilakukan leh BAPETEN. V. KESIMPULAN DAN SARAN Dari pembahasan dapat disimpulkan hal hal sebagai berikut: 1. EVADOS sangat berguna dalam mendukung penerapkan Electrnic Gvernment (egv) 2. EVADOS dapat mempermudah pengawasan terhadap pekerja radiasi dan masyarakat 3. EVADOS dapat memberikan pelayanan lebih baik kepada user 4. EVADOS dapat digunakan jika BSS 115 diterapkan. Selain itu perlu kami menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. EVADOS masih perlu dikembangkan mengingat saat ini hanya menyangkut dsis radiasi ekternal pekerja radiasi 2. Kami menghimbau kepada labratrium pemrses dapat mengirimkan lapran evaluasi dsis ke BAPETEN selain dalam bentuk hardcpy juga dalam bentuk sftcpy VI. DAFTAR PUSTAKA 1. Undang undang N. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, 675

2. Peraturan Pemerintah Nmr 63 Tahun 2000 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Terhadap Pemanfaat Radiasi Pengin, 3. Surat Keputusan Kepala BAPETEN Nmr 01/Ka BAPETEN/V 99 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi, 4. Internatinal Basic Safety Standards fr Prtectin against Inizing Radiatin and fr Safety f Radiatin Surces, IAEA, Vienna 1996. UCAPAN TERIMAKASIH Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar sebesarnya kepada 1. Direktur DIIBN yang telah mengijinkan kegiatan pembuatan database ini. 2. Sdr. Rizal Palapa, Abdul Qhar, Widi Laksmn dan Mh. Tahril Aziz yang telah membantu dalam pembuatan database ini. 3. Sub. Bidang Database dan Infrmasi Bir Perencanaan BAPETEN yang telah memberi bantuan dan dukungan dalam mengintegrasikan database ini ke dalam B@LI S. 4. Pihak pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah memberi masukan dalam pembuatan database. 676