ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PROFIL INFORMAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil dari masing-masing informan

dokumen-dokumen yang mirip
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III TEMUAN DATA. penelitian ini yaitu umur responden dan luas perubahan peruntukan lahan

I. PENDAHULUAN. memiliki julukan lumbung beras Provinsi Bali, memiliki luas 839,33

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB VI PENUTUP. penggerak perubahan dan dinamika sosial di tengah-tengah masyarakat.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

Bab I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. Sistem irigasi subak merupakan warisan budaya masyarakat Bali. Organisasi

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PERUBAHAN PERUNTUKAN LAHAN PERTANIAN DAN PERGESERAN IMPLEMENTASI KONSEP TRI HITA KARANA

SISTEM BAGI HASIL PETANI PENYAKAP DI DESA KRAI KECAMATAN YOSOWILANGUN KABUPATEN LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

LAPORAN HIBAH PENELITIAN KETEKNIKSIPILAN

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI BUNCIS DENGAN SISTEM TEBASAN DAN TANPA TEBASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris. Hal itu didasarkan pada luasnya

MUKHA<BARAH DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang luas, besar, dan memiliki keanekaragaman

BAB III DESKRIPSI PEMBAYARAN ZAKAT PERTANIAN MENUNGGU HASIL PANEN KEDUA DI DESA TANGGUNGHARJO KECAMATAN GROBOGAN KABUPATEN GROBOGAN

DAMPAK PARIWISATA TERHADAP LINGKUNGAN (STUDI KASUS DIDESA PETITENGET-KEROBOKAN-BALI)

BAB III LAPORAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

BAB III DESKRIPSI PENGUPAHAN PENGGARAPAN SAWAH DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WOANOAYU KABUPATEN SIDOARJO. 1. Keadaan Geografis Desa Sumberrejo

BAB III PRAKTIK BAGI HASIL PENGOLAAN LAHAN TAMBAK DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

I. DESKRIPSI KEGIATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sebuah permasalahan penataan ruang yang hampir dihadapi oleh semua

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Dari segi model bagi hasil pada petani bawang merah di dusun

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA DI DESA MERGOSARI KAB. TUBAN

BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

Draft Pertanyaan Strategi Adaptasi Petani Pemilik Lahan Terbatas

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam proses

BAB IV KESIMPULAN. merupakan suatu bentuk penghormatan kepada nenek moyang masyarakat Suku

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN. Salah satu kegiatan KKN PPM Universitas Udayana Tahun 2016 ini adalah

Bab Tiga Metode Penelitian

Universitas Sumatera Utara

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK SEWA SAWAH DI DESA TAMANREJO KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA

BAB I PENDAHULUAN. desa yang amat kecil dan terpencil dari desa-desa lain yang ada di Kecamatan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJA NGEDOK DI DESA BRANGKAL KECAMATAN SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di Indonesia terdapat dua buah sistem irigasi yakni sistem irigasi yang dibangun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Negara Indonesia merupakan negara agraris (pertanian) oleh karena

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. bahan pangan utama berupa beras. Selain itu, lahan sawah juga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dapat menetap dalam jangka waktu lama. Setiap lingkungan tempat tinggal

BAB I PENDAHULUAN. 275 juta orang pada tahun Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari

Peranan Subak Dalam Pengembangan Agribisnis Padi

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR PENGUASAAN LAHAN TERHADAP TINGKAT PENGUASAAN LAHAN

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Kebijakan publik adalah keputusan pemerintah yang berpengaruh terhadap

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. merupakan salah satu keunggulan bangsa Indonesia. Pada hakikatnya

BAB V POLA PENGUASAAN LAHAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUASAAN LAHAN

Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata yang dipandang sebagai industri multidimensi, memiliki

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

TINJAUAN PUSTAKA. atraksi di tempat tujuan (Suyitno, 2006). Wisata memiliki karakteristik. kembali ke tempat asalnya.

ASPEK SOSIOLOGIS DALAM USAHA PERTANIAN RAKYAT DI DUSUN KREWE DESA GUNUNGREJO. Kelompok 5

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAGI HASIL DAN SEWO MANGSAN (Studi Kasus Petani di Desa Jagoan Kecamatn Sambi Kabupaten Boyolali Tahun 2011) NASKAH PUBLIKASI

3. Proses Sosial dalam Hubungan Antaretnik di Desa Pakraman Ubud a. Proses Sosial Disosiatif b. Proses Sosial Asosiatif...

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

BAB V PENUTUP. Misi ini berkaitan dengan program-program lain untuk meningkatkan

Pendahuluan. Bab Satu

TINJAUAN PUSTAKA. Lestari (2009) mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA L A M P I R A N SKRIPSI PERUBAHAN PERUNTUKAN... NI WAYAN WIDNYANI

ABSTRAK. Kata kunci: Subak, irigasi, aspek fisik, aspek operasional & pemeliharaan, logika fuzzy

BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. andalan di samping minyak dan gas bumi. Program pengembangan pariwisata

I. PENDAHULUAN. substitusinya sebagaimana bahan bakar minyak. Selain itu, kekhawatiran global

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

KONSEP TRI HITA KARANA DALAM SUBAK

VI ALOKASI PRODUK. Tabel 23. Sebaran Petani Berdasarkan Cara Panen di Kabupaten Karawang Tahun Petani Padi Ladang Cara Panen

BAB I PENDAHULUAN. Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan. manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk

MOTIVASI MELAKUKAN RITUAL ADAT SEBARAN APEM KEONG MAS DI PENGGING, BANYUDONO, BOYOLALI

BAB VIII ALIH SUMBERDAYA DALAM PEMANFAATAN PELUANG USAHA DAN KERJA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 92 TAHUN 2013 TENTANG

Analisis Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Cihideung sebagai Desa Wisata

BAB I PENDAHULUAN. Subak telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) oleh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian adalah suatu usaha untuk menghimpun pabrik-pabrik alami biologis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Molinda Hotmauly, 2014

Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi yang berisi

Transkripsi:

BAB IV PROFIL INFORMAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil dari masing-masing informan yang menjadi objek penelitian. Sesuai yang telah diuraikan pada sub bab metodologi, informan dalam penelitian ini sebanyak empat orang meliputi pekaseh (ketua subak), pedande, petani yang lahannya mengalami perubahan peruntukan, dan petani yang lahannya belum mengalami perubahan peruntukan sama sekali. Ke empat informan tersebut memiliki ketentuan-ketentuan kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian. Para informan ini selain sangat memahami kondisi pertanian yang ada di Desa Ubud, mereka juga langsung mengalami atau sebagai pelaku dalam konsep Tri Hita Karana. Pekaseh dipilih karena sebagai ketua subak tentu sangat mengetahui mana saja anggota subaknya yang mengalihfungsikan lahan pertaniannya. Sedangkan pedande dipilih dengan pertimbangan bahwa paling memahami mengenai Tri Hita Karana karena terkait mengenai adat dan keagamaan. Sesuai dengan desain penelitian triangulasi konkruen, pengambilan data dengan para informan ini dilakukan dalam kurun waktu yang bersamaan dengan pengambilan data kuantitatif. Pencarian informan ini secara accidental karena minimnya data kependudukan yang diperoleh oleh peneliti, sehingga informan yang ditemui di lahan pertanian langsung dimintai waktu untuk melakukan wawancara. Sedangkan untuk pedande dan pekaseh penliti diberikan rujukan oleh Perubahan Peruntukan Lahan Pertanian dan Pergeseran Implementasi Konsep Tri Hita Karana 52

warga setempat dan langsung mendatangi kediaman keduanya untuk melakukan proses wawancara. 4.1 Profil Informan 1 Informan satu merupakan seorang petani pemilik. Beliau memiliki lahan dan menggarap lahan tersebut. Pekerjaan pokok adalah sebagai petani tanpa adanya pekerjaan sampingan. Informan satu ini berhasil ditemui di areal persawahannya sendiri. Saat ini lahan yang dimilikinya seluas 0,1 hektarare dan sebelumnya lahannya seluas 0,21 hektarare namun telah dijual sebagian. Bapak dengan lima orang anak ini dalam kesehariannya bertani dengan dibantu oleh beberapa buruh tani, namun saat ditemui dalam waancara mendalam ini lahan pertaniannya terlihat sepi. Informan satu menjual sebagian lahan pertaniannya kepada investor. Saat ini lahan yang dijualnya telah dibangun villa megah yang memang disediakan untuk tempat menginap bagi para wisatawan. Informan satu mengaku bahwa menjual lahan pertaniannya karena harga tawar lahan yang tinggi. Lahan pertanian dijual karena hasil penjualan tersebut dipergunakan untuk menutupi gagal panen yang disebabkan hama. Meski demikian, beliau menginginkan untuk memiliki villa sendiri karena menurutnya lebih menguntungkan daripada mengandalkan hasil pertanian yang sering tidak menentu. Berbeda dengan memiliki usaha penginapan sendiri yang hanya tinggal menunggu penyewa datang. Akan tetapi hal tersebut belum dapat dialakukan karena terhambat oleh minimnya modal untuk membangun tempat penginapan. Perubahan Peruntukan Lahan Pertanian dan Pergeseran Implementasi Konsep Tri Hita Karana 53

4.2 Profil Informan 2 Informan dua adalah petani yang lahan pertaniannya sama sekali belum mengalami perubahan peruntukan. Meskipun beliau tidak menampik bahwa harga lahan semakin tinggi, beliau tidak tertarik untuk menjual lahan pertaniannya. Bapak berumur lima puluh dua tahun ini tidak menjual ataupun mengubah lahan pertaniannya menjadi fungsi lain karena bagi dirinya lahan pertanian merupakan satu-satunya sumber pengahasilan. Dengan keterbatasan pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki, beliau tidak berani untuk mencoba peruntungan sperti petni lain yang mengubah lahan menjadi bagunan fasilitas wisata. Selain alasan tersebut, bagi dirinya, lahan pertanian adalah titipan yang diberikan oleh Tuhan yang wajib ia jaga keberadaannya. Tidah heran kiranya beliau menjadi anggota aktif oragnisasi subak dan selalu hadir dalam kegiatan subak. Karena rasa tanggung jawabnya kepada Tuhan, beliau tidak pernah melewatkan ritual keagamaan. Hal tersebut dialakukan karena untuk mengucapkan rasa syukur atas apa yang ia peroleh selama ini dan kembali meminta kepada Tuhan agar selalu diberi kemudahan. Selama proses wawancara terlihat raut kesedihan ketika mulai bercerita mengenai keadaan pertanian di banjarnya saat ini, tentang kehidupan antar sesama petani pula yang semakin menurun tingkat interaksinya. Perubahan Peruntukan Lahan Pertanian dan Pergeseran Implementasi Konsep Tri Hita Karana 54

4.3 Profil Informan 3 Informan tiga merupakan salah satu orang yang dihormati dan berperan penting dalam masyarakat. Dengan status dan peran yang dimiliki beliau tidak keberatan meluangkan waktunya guna saya gali informasi terkait penelitian. Ketika saya temui tampak berwibawa, terlihat beliau baru rampung melaksanakan kewajibannya sebagai pemimpin upacara. Informan tiga ini telah lama menjadi pedande. Beliau banyak dan telah terbiasa memimpin uapacara maupun ritual adat, terutama yang berkaitan dengan pertanian. Mulai dari sebelum tanah yang dibajak hingga padi dirontokan beliau diminta pertolongan untuk memimpin jalannya ritual tersebut. Dengan pertimbangan tersebutlah informan tiga ini dipilih menjadi salah satu sumber informasi untuk menggali data. Beliau mengetahui betul mengenai kedudukan lahan sebagai tanah adat dan bagaimana pengimplementasian konsep Tri Hita Karana yang dilakukan oleh masyarakat petani. Menurut keterangan beliau bahwa memang telah terjadi ketidakseimbangan semenjak lahan pertanian berubah peruntukannya. Beliau juga memberikan berbagai keterangan yang mampu memperdalam kajian penelitian mengenai konsep Tri Hita Karana 4.4 Profil Informan 4 Seperti halnya informan tiga, informan empat juga merupakan salah satu orang yang dihormati dan berperan penting dalam masyarakat. Dengan tanggung Perubahan Peruntukan Lahan Pertanian dan Pergeseran Implementasi Konsep Tri Hita Karana 55

jawab yang dimilikinya beliau sangat mengetahui bagaimana sistem dan cara kerja organisasi subak. Ketika ditemui untuk dimintai wawancara dengan peneliti, beliau menjelaskan secara detil bagaimana menegenai sitem subak yang ada di banjar tersebut. Banyak sekali keterangan-keterangan yang sangat bermanfaat yang peneliti peroleh dari beliau. Beliau juga tidak segan untuk memberikan bantuan melalui email apabila msih ada keperluan yang saat wawancara belum sempat ditanyakan. Melalui keterangan beliau didapatkan informasi mengenai lahan pertanian yang peruntukannya mulai berubah digantikan dengan kebutuhan pariwisata. Beliau tidak memungkiri hal tersebut terjadi. Beliau juga menjelaskan bagaimana keadaan sosial dan budaya yang terjadi pada msyarakat petani saat ini. Perubahan Peruntukan Lahan Pertanian dan Pergeseran Implementasi Konsep Tri Hita Karana 56