BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian nomor 7 (5,7%). Menurut statistik rumah sakit dalam Sistem

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada kasus-kasus pembedahan seperti tindakan operasi segera atau elektif

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. beberapa dekade terakhir ini, namun demikian perkembangan pada

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1,2. Nyeri apabila tidak diatasi akan berdampak

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Alfiani Sofia Qudsi 1, Heru Dwi Jatmiko 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. manajemen neoplasma primer dan metastasis neoplasma pada otak. 1 Tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Penatalaksanaan nyeri pasien operasi selalu menjadi tantangan karena

BAB 1 1. PENDAHULUAN

EFIKASI PATIENT CONTROLLED ANALGESIA MORFIN SUBKUTAN TERHADAP PATIENT CONTROLLED ANALGESIA MORFIN INTRAVENA PASCAOPERASI SEKSIO SESAREA

BAB I PENDAHULUAN. anestesiologi. 3. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. proliferatif, dan fase remodeling. Proses-proses tersebut akan dipengaruhi oleh faktor

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pindah ke ruang perawatan atau langsung dirawat di ruang intensif. Fase

BAB I PENDAHULUAN. seorang ahli anestesi. Suatu studi yang dilakukan oleh Pogatzki dkk, 2003

BAB I. PENDAHULUAN. perubahan klinis dan psikologis sehingga meningkatkan morbiditas, mortalitas,

EFEKTIVITAS PARASETAMOL UNTUK NYERI PASCA OPERASI DINILAI DARI VISUAL ANALOG SCALE JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

PENGARUH PEMBERIAN PARASETAMOL 1000 MG INTRAVENA PERIOPERATIF TERHADAP PENGGUNAAN FENTANYL PADA PASIEN KRANIOTOMI DI RSUP DR.

BAB I 1PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Universitas Sumatera Utara

Clinical Science Session Pain

BAB I PENDAHULUAN. kita dan lain pihak merupakan suatu siksaan. Definisi menurut The International

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur femur memiliki insiden berkisar dari 9,5-18,9 per per

EFEKTIVITAS ANALGETIK PREEMTIF TERHADAP KEDALAMAN ANESTESI PADA ODONTEKTOMI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. modalitas sensorik tetapi adalah suatu pengalaman 1. The

HUBUNGAN PEMBERIAN LIDOCAIN 1,5mg/kg/jam INTRAVENATERHADAP NYERI PASCA LAPAROTOMI DINILAI DENGAN VISUAL ANALOG SCALE

OBAT ANALGETIK, ANTIPIRETIK dan ANTIINFLAMASI

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

PENGARUH ANALGESIA AKUPUNTUR FREKUENSI KOMBINASI TERHADAP ONSET NYERI PASIEN PASCA OPERASI KRURIS TERTUTUP

EFEKTIVITAS PARASETAMOL UNTUK NYERI PASCA OPERASI DINILAI DARI VISUAL ANALOG SCALE LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

PENGARUH PEMBERIAN ANALGESIK PREEMTIF TERHADAP DURASI ANALGESIA PASCA ODONTEKTOMI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Obat analgesik adalah obat yang dapat mengurangi nyeri tanpa menyebabkan. mengurangi efek samping penggunaan obat.

ANALGETIKA. Non-Steroidal Antiinflamatory Drugs (OAINS/Obat Antiinflamasi Non-Steroid) Analgetika opioid. Analgetika opioid

anak didapatkan persebaran data hasil penelitian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

ANALGETIKA. dr. Agung Biworo, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

2. proses pada perjalanan nyeri yang paling berperan dalam terjadinya nyeri pada pasien ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering

BAB I PENDAHULUAN. menonjol yang disebabkan oleh gagalnya pengaturan gula darah. Dalam

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil karya tulis ilmiah mahasiswa Program Strata-1 Kedokteran Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasal 28H dan pasal 34, dan diatur dalam UU No. 23/1992 yang kemudian diganti

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Berdasarkan intensitasnya, nyeri

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam medik RSUP dr. Kariadi Semarang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosional atau mengalami cemas akan mengalami rasa nyeri yang hebat setelah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu Anestesiologi dan Farmakologi.

BAB I PENDAHULUAN. bertahun-tahun ini oleh ahli-ahli di bidang psikosomatik menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. disertai oleh kerusakan jaringan secara potensial dan aktual. Nyeri sering dilukiskan

BAB V HASIL PENELITIAN. Sampel yaitu 30 responden yang terdiri dari masing-masing 15 responden yang

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB I PENDAHULUAN. multiorgan, ini disebut septic shock. Sepsis merupakan SIRS (Systemic. tempat infeksi, maka ini disebut dengan sepsis berat.

PENGARUH PEMBERIAN PARASETAMOL 1000 MG INTRAVENA PERIOPERATIF TERHADAP PENGGUNAAN FENTANYL PADA PASIEN KRANIOTOMI DI RSUP DR.

PERBEDAAN SKOR VISUAL ANALOGUE SCALE ANTARA KETOROLAK DAN DEKSKETOPROFEN PADA PASIEN PASCA BEDAH ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. nyeri. Nyeri menjadi penyebab angka kesakitan yang tinggi di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. saraf pusat tanpa menghilangkan kesadaran. 2,3 Parasetamol umumnya digunakan

5/7/2012. HM Bakhriansyah, MD., M.Sc., M.Med.Ed Bagian Farmakologi PSPD FK UNLAM

BAB I PENDAHULUAN. menstimulasi pengeluaran CRH (Corticotropin Realising Hormone) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia merupakan infeksi akut di parenkim paru-paru dan sering

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TRAMADOL DENGAN KOMBINASI TRAMADOL + KETOLORAC PADA PENANGANAN NYERI PASCA SEKSIO SESAREA

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis menimbulkan suatu respon imun yang berlebihan oleh tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. PONV juga menjadi faktor yang menghambat pasien untuk dapat segera

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pedoman penyelanggaran pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi dua jenis yaitu nyeri fisiologis dan nyeri patologis, pada nyeri sensor normal

EFEKTIVITAS PATIENT CONTROLLED ANALGESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insidensi dan prevalensi gagal ginjal kronik meningkat setiap tahunnya dan

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. kanker payudara terjadi karena perubahan sel-sel kelenjar dan saluran air susu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yang berlebihan terhadap infeksi. Sepsis sering terjadi di rumah sakit

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyebabkan kematian. Angka tersebut menunjukan peningkatan sebesar 70%

BAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid

PROFIL NYERI DAN PERUBAHAN HEMODINAMIK PASCA BEDAH PERUT BAWAH DENGAN KETOROLAK 30 mg INTRAVENA

BAB 1 PENDAHULUAN. dari dalam soket gigi dan menanggulangi komplikasi yang mungkin terjadi. 1 Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu kedokteran saat ini telah berkembang jauh. lebih baik. Dari berbagai tindakan medis yang ada,

BAB I PENDAHULUAN. bersih, tidak mudah lecet/iritasi, terhindar dari ejakulasi dini) (Harsono, et al.,

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. industri tetapi juga di negara berkembang, seperti Indonesia. Kanker kepala leher

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB 4 METODE PENELITIAN. Prijonegoro Sragen dan Puskesmas Sidoharjo Sragen. Penelitian ini berlangsung bulan Maret-Juni 2014.

PETIDIN, PROPOFOL, SULFAS ATROPIN, MIDAZOLAM

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru

BAB I PENDAHULUAN. observasi, perawatan dan terapi pasien gawat karena penyakit, trauma atau

BAB I PENDAHULUAN. dunia menderita kanker dan 7,6 juta di antaranya meninggal dunia karena

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Rehabilitasi Medik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada. usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 4,3 per 1000 penduduk, dan kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%). Menurut statistik rumah sakit dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh sumah sakit di Indonesia (16,85%). 1 Pengetahuan kedokteran senatiasa berkembang menjadikan modalitas terapi kanker/tumor menjadi lebih beragam diantaranya dengan pembedahan/operasi, kemoterapi, radioterapi, terapi hormonal, biologi terapi dan imunoterapi. Tumor primer umumnya disembuhkan dengan operasi. Operasi ini terdiri dari mengangkat tumor (lumpectomy) dan mengangkat sebagian atau seluruh payudara yang mengandung sel kanker (mastectomy). Komplikasi yang sering dijumpai pasca operasi adalah nyeri. Nyeri merupakan pengalaman tidak menyenangkan baik sensori maupun emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang sudah atau berpotensi terjadi, atau dijelaskan dengan kerusakan tersebut. 2 Sindroma nyeri pasca operasi kanker payudara sering dijumpai. 49 % pasien yang menjalani operasi kanker payudara dengan rekonstruksi mengalami nyeri kronik, dibandingkan dengan 31% yang hanya menjalani operasi kanker payudara dan 22% yang menjalani reduksi payudara. 3,4 1

2 Nyeri pasca operasi kanker payudara memicu respon stres yaitu respon neuro endokrin yang berpengaruh pada mortalitas dan berbagai morbiditas komplikasi pasca operasi. Akibat dari sifat nyeri yang subjektif, setiap pasien memiliki persepsi serta kompleksitas nyeri yang berbeda-beda. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur derajat nyeri yaitu Visual Analog Scale (VAS) dengan cara bertanya kepada pasien mengenai derajat nyeri yang diwakili dengan angka 0 (tidak ada nyeri) sampai 10 (nyeri sangat hebat). 5,6 Analgetik opioid merupakan terapi yang dapat di gunakan untuk menurunkan efek nyeri terhadap pasien pasca operasi. Obat-obat opioid terdiri atas agonis penuh, parsial dan antagonis. Morfin adalah agonis penuh pada reseptor opioid π (mu), yakni reseptor opioid analgetik yang utama, sebaliknya kodein berfungsi sebagai agonis reseptor π parsial atau lemah. Subsitusi sederhana gugus alil pada nitrogen dalam morfin dan penambahan gugus hidroksil tunggal menghasilkan nalokson yakni suatu antagonis kuat reseptor π. Komplikasi dan efek samping akibat penggunaan opioid yaitu konstipasi, mual/muntah, sedasi, pruritis dan depresi nafas. 7,8 Selain analgetik opiod terdapat pula golongan obat anti inflamasi non steroid /nonsteroid antiinflamation drugs (NSAIDs) yang mempunyai efek sebagai : anti piretik, analgetik dan anti inflamasi. Obat-obat NSAIDs terdiri atas aspirin, salisilat tak terasetilasi, penghambat selektif COX-2, penghambat COX nonselektif. Salah satu obat NSAIDs yang utama berfungsi sebagai analgetik yaitu golongan penghambat COX non selektif yakni ketorolak. Ketorolak merupakan NSAIDs yang sering digunakan untuk mengatasi nyeri akut pasca operasi. Ketorolak menunjukkan

3 efek analgetik yang potensial namun efek anti inflamasinya sedang. Keuntungan dari pemberian NSAIDs untuk analgetik adalah tidak ada efek depresi respirasi maupun kardiovaskuler dan bersifat sinergis dengan obat opiod. Komplikasi dan efek samping akibat penggunaan NSAIDs yaitu perdarahan, disfungsi platelet, perdarahan gastrointestinal dan gangguan ginjal. 8,9. Morfin dan ketorolak merupakan obat analgetik yang dapat digunakan pasca operasi tumor payudara untuk mengurangi efek nyeri. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti lebih lanjut perbandingan pemberian morfin dan ketorolak sebagai obat analgetik pasca operasi tumor payudara dinilai dari derajat nyeri yaitu menggunakan VAS. 1.2 Permasalahan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana efek analgetik morfin dibanding ketorolak yang diberikan pada penderita tumor payudara yang menjalani operasi dengan anestesi umum di RSUP Dr.Kariadi? 1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui efek pemberian morfin dibandingkan ketorolak terhadap nyeri pasca operasi tumor payudara dengan anestesi umum.

4 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Menilai skor VAS pada pemberian morfin pasca operasi tumor payudara dengan anestesi umum. 2. Menilai skor VAS pada pemberian ketorolak pasca operasi tumor payudara dengan anestesi umum 3. Membandingkan skor VAS morfin dan ketorolak pasca operasi tumor payudara dengan anestesi umum. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya ilmu pengetahuan tentang efek pemberian morfin terhadap nilai VAS pada pasien pasca operasi tumor payudara dengan anestesi umum. 2. Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya ilmu pengetahuan tentang efek pemberian ketorolak terhadap nilai VAS pada pasien pasca operasi tumor payudara dengan anestesi umum. 3. Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya ilmu pengetahuan tentang perbandingan pemberian morfin dan ketorolak terhadap nilai VAS pada pasien pasca operasi tumor payudara dengan anestesi umum.

5 4. Penelitian ini dalam bidang pendidikan dapat digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya. 1.5 Orisinalitas penelitian Penelitian ini belum pernah diteliti sebelumnya di RSUP Dr Kariadi Semarang. Hal ini sesuai dengan tabel 1 mengenai skema penelitian sebelumnya. Tabel 1 Rujukan daftar penelitian No Judul dan penelitian Metode dan Desain Hasil 1 Keith B.Javery, Todd W. Ussery, Herbert G. Steger, George W. Colclough. (1999) Comparison of morphine and morphine with ketamin for postoperative analgesia. Fortytwo ASA 1 and 2 patient undergoing elective microdiscectomy were administered either 1 mg.ml -1 of morphine (n=20) or 1 mg.ml -1 of both morphine and ketamine (n=22) via iv patient controlled analgesia (IVPCA). Pain relief and side effects were assessed at 24 hr after surgery. The mean (SD) visual analogue scale (VAS) pain rating of 2,3 (1,67) for patient receiving morphine with ketamine was lower (P < 0,001) than the VAS score of patients receiving only morphine 4,5 (1,54).

6 Tabel 1. Rujukan daftar penelitian (lanjutan) No Judul dan penelitian Metode dan Desain Hasil 2 Dimas Sigit Widodo (2011) Perbandingan Efektivitas antara ketorolak dan petidin sebagai obat anti nyeri pasca operasi 3 Fanny Pritaningrum (2010) Perbedaan skor Visual Analogue Scale antara ketorolak dan deksketoprofen pada pasien pasca bedah The randomized control two groups design A retrospective observational clinical test Terdapat perbedaan bermakna pada jam ke 1(p=0,011) dan jam ke 2 (p=0,031), sedangkan pada jam ke 3 pasca operasi, skor nilai VAS antara kedua kelompok tidak berbeda bermakna secara statistic (p=0,277) Nilai median skor VAS terendah didapatkan pada skor VAS ke-6 pada masing-masing kelompok, yaitu 1 vs 0,5. Pada uji Friedman dan uji Wilcoxon di dapatkan hasil bermakna untuk tiap-tiap kelompok(p<0,05). Uji beda skor VAS antara kelompok juga didapatkan hasil yang berbeda bermakna untuk semua skor VAS (p<0,05).