Analisis Penerapan Metode RCM Dan MVSM Untuk Meningkatkan Keandalan Pada Sistem Maintenance (Studi Kasus PG. X)

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 2 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Perancangan Penjadwalan Perawatan Mesin dengan Metode Map Value Stream Mapping (MVSM) di PT XXX

Jurnal Optimasi Sistem Industri. Analisis Perawatan Mesin dengan Pendekatan RCM dan MVSM

Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...

PERENCANAAN PERAWATAN MESIN-MESIN PRODUKSI (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE) DI PT TJITA RIMBA DJAJA ENDY

KETERANGAN SELESAI PENELITIAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan industri, seringkali terdiri dari tindakan yang bersifat non value added

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE

Perancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB Gresik)

SKRIPSI USULAN PERENCANAAN PERAWATAN PADA MESIN CURING MENGGUNAKAN METODE RCM II (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II)

Objek dalam penelitian ini adalah mesin pendukung sistem boiler yang berbahan bakar batu bara di PT Indo Pusaka Berau.

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Perancangan Sistem Perawatan Mesin Dengan Pendekatan Reliability Engineering Dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) Pada PT XXX

BAB 3 Metode Penelitian Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan.

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance dan Pengelolaan Spare Part Mesin Weaving dengan Metode RCM dan RCS

Desy Ambar Yunanta ( )

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance Subsistem Kritis Engine T700 dengan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)

Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2575

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian perawatan Jenis-Jenis Perawatan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)...

BAB I PENDAHULUAN. tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau. memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam rangka mendukung kelangsungan produksi sebuah

Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU Paiton Unit 3)

BAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :

Maya Anestasia, 2 Pratya Poeri, 3 Mira Rahayu 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

TUGAS SARJANA. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh AGUS FERNANDO KS

PERANCANGAN SISTEM KEBIJAKSANAAN PERAWATAN BERDASARKAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II DI PG MERITJAN - KEDIRI

PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) DALAM MERENCANAKAN KEGIATAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI PADA PABRIK X

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Tabel I.1 Stasiun dan Fungsinya (Sumber:Rekaman Data PG Tasikmadu)

PERENCANAAN PREVENTIVE MAINTENANCE KOMPONEN CANE CUTTER I DENGAN PENDEKATAN AGE REPLACEMENT (Studi Kasus di PG Kebon Agung Malang)

Optimalisasi Sistem Perawatan Dan Perbaikan Terencana Mesin Produksi Berdasarkan Analisis Keandalan Pada Pltd Hatiwe Kecil Kota Ambon

MANAJEMEN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA MESIN DEKOMPOSER DI PETROGANIK PT. PETROKIMIA GRESIK SKRIPSI

PERANCANGAN RCM UNTUK MENGURANGI DOWNTIME MESIN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ALUMINIUM RCM TO REDUCE DOWNTIME MACHINE AT ALUMINIUM MANUFACTURING

Gambar 3.1 Diagram Alir Sistematika Pemecahan Masalah

PERENCANAAN PERAWATAN DENGAN METODE REABILITY MAINTENANCE(RCM II) PADA MESIN ANDI PTP 3013 DI PT. PANGGUNG ELECTRIC CITRABUANA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. meminimisasi terhambatnya proses produksi jika terjadi kerusakan.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah produksi listrik Perum Jasa Tirta II. Pembangkitan KWH

BAB V ANALISA DAN INTREPETASI

Bab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

Jurnal PASTI Volume IX No 2,

BAB I PENDAHULUAN. akan menghasilkan produk yang tidak baik pula. Maintenance berperan penting

Perancangan Kebijakan Perawatan Mesin Printer 3D CLab A01

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW

Analisis Keandalan Mechanical Press Shearing Machine di Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif

PENERAPAN METODE RELIABILITYENGINEERING DALAM PERENCANAAN PERAWATAN MESIN DI PERUSAHAAN PRODUKSI AIR MINUM

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 4793

RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN

PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2016

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

RR. INTANTYA PRANANDINI SASMAYANTI

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran

T U G A S A K H I R. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat. Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) DISUSUN OLEH : : Puguh Mursito adi

PERENCANAAN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA MESIN INSULATION MOULDING DI CV BINA TEKNIK SKRIPSI.

TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh WILBERT NIM

PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI.

Penjadwalan Pemeliharaan Mesin Pengelasan Titik Bergerak Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance (RCM)

BAB 2 LANDASAN TEORI

EVALUASI MANAJEMEN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) II PADA MESIN BLOWING I DI PLANT I PT. PISMA PUTRA TEXTILE

Pembimbing : Bpk. Ir Arie Indartono MT Bpk. Projek Priyongo SL ST MT

ANALISA PERENCANAAN KEBIJAKAN PERAWATAN UNTUK MENGURANGI DOWNTIME DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (Studi Kasus di PT X)

PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR

PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA DEA DARA DAFIKA SIAGIAN NIM.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

PERENCANAAN KEGIATAN PERAWATAN PADA TOWER CRANE MILIK PT. TATAMULIA NUSANTARA INDAH MENGGUNAKAN RCM II (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE)

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN (BREAKDOWN) UNTUK PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA SEMI GANTRY CRANE 32 TON DI PT.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ROI ADENAN H / FTI / TI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

Destina Surya Dhamayanti, 2 Judi Alhilman, 3 Nurdinintya Athari 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

Jl. Raya Telang Po Box 2 Kamal, Bangkalan Indonesia 1

PERANCANGAN KEBIJAKAN PERAWATAN MESIN MITSUBISHI 1F DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM II) (Studi Kasus : PT XYZ)

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha

Jurnal Telematika, vol. 10 no. 2, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN:

ANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA MESIN DIE CASTING

Analisis Perbaikan UKM X dengan Pendekatan Lean Manufacture Guna Mereduksi Waste di Lantai Produksi Aluminum

USULAN PROGRAM PERAWATAN YANG OPTIMAL DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perawatan terbagi atas dua yaitu preventive maintenance dan corrective

Transkripsi:

Analisis Penerapan Metode RCM Dan MVSM Untuk Meningkatkan Keandalan Pada Sistem Maintenance (Studi Kasus PG. X) Rio Prasetyo Lukodono 1), Pratikto 2), Rudy Soenoko 2) Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Program Magister Fakultas Teknik UB 1) Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UB 2) Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail: rio_craft@yahoo.com Abstract Maintenance system on milling season is using of preventive and corrective maintenance program. However, implementation of the program is still not guided with adequate SOP (Standart Operation Procedure) especially on a specific areas. Downtime occurring during year 2012 on the season were of 241.83 hours. This impacts to loss of potential profits, labor costs, and production capacity. To cope the problem, the study proposes application of Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) supported by Reliability Centered Maintenance method (RCM). RCM consists of FMEA, reliability analysis, and RCM Worksheet. For the reliability analysis this study uses easyfit 5.5 profesional, whereas for the MVSM describes actual activity of the maintenance. Based on the application and analysis, it is known there exist 3 machines that are in critical condition and they show having the highest downtime, namely : Unigrator, cane Carrier I, and Cane Carrier II. The result of this research are SOP for actual activity of maintenance, time interval of maintenance, and tipe of maintenance for the machines. Key Word: MVSM, RCM, SOP Maintenance, 5S, FMEA, RCM Worksheet PENDAHULUAN PG X merupakan produsen penghasil gula yang berlokasi di Malang. Dalam menghasilkan produk gula PG X menggunakan sistem produksi continuous production. Pada Kondisi saat ini kapasitas produksi perhari pabrik gula adalah 52.000 Kuintal tebu. Tetapi untuk mencapai kapasitas tersebut beberapa hambatan berupa terjadinya downtime yang diakibatkan oleh keausan komponen mesin dan usia mesin-mesin perusahaan yang sudah tua. Berdasarkan pengamatan diketahui downtime yang terjadi selama Tahun 2012 yaitu sebesar 241,83 Jam. Hal ini memberikan dampak kerugian berupa kehilangan potensi keuntungan, biaya tenaga kerja, serta penurunan kapasitas produksi. Jika dilakukan analisis lebih lanjut terhadap downtime maka mesin-mesin yang memiliki waktu downtime tertinggi yaitu pada Unigrator dan Cane Carrier yaitu sebesar 93 Jam 35 Menit dan 47 Jam 35 Menit. Sistem perawatan yang dilakukan selama ini oleh perusahaan adalah bersifat overhaul saat musim giling selesai dan ketika musim giling menggunakan sistem preventive maintenance dan corrective maintenance, tetapi dalam pelaksanaanya masih belum terprogram dengan adanya SOP serta bidang khusus dalam organisasi perusahaan yang menangani perawatan. Sistem perawatan yang berjalan ini juga kurang memperhatikan faktor keandalan / reliability dari mesin produksi sehingga ketika terjadi kerusakan, pihak perusahaan hanya mengganti komponen yang rusak tanpa memperhatikan keandalannya. Salah satu metode yang bisa digunakan untuk mengatasi permasalahan aktivitas perawatan yang belum terprogram dan keandalan mesin dikarenakan usia mesin yang sudah tua maka perlu dilakukan adanya penggambaran sistem perawatan aktual 43

dengan menggunakan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) dan ditunjang dengan metode Reliability Centered Maintenance (RCM). Reliability Centered Maintenance (RCM) didefinisikan sebagai suatu proses yang digunakan untuk menentukan tindakan yang seharusnya dilakukan untuk menjamin setiap item fisik atau suatu system dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsi yang diinginkan oleh penggunanya [1]. Reliability Centered Maintenance (RCM) adalah pendekatan yang efektif untuk pengembangan program-program PM (Preventive Maintenance) dalam meminimalkan kegagalan peralatan dan menyediakakan plant di industri dengan alatalat yang efektif dan kapasitas optimal untuk memenuhi permintaan pelanggan dan unggul dalam persaingan [2]. Selain itu dampak dengan penerapan RCM yaitu terjadi peningkatan keandalan dan penurunan total biaya perawatan untuk semua komponen-komponen kritis. Dalam hal ini interval perawatan untuk seluruh komponen kritis dapat dijadikan kebijakan perawatan yang optimal [3]. Value Stream Mapping merupakan suatu alat perbaikan (tool) dalam perusahaan yang digunakan untuk membantu memvisualisasikan proses produksi secara menyeluruh, yang merepresentasikan baik aliran material juga aliran informasi. Tujuan pemetaan ini adalah untuk mengidentifikasi seluruh jenis pemborosan di sepanjang value stream dan untuk mengambil langkah dalam upaya mengeliminasi pemborosan tersebut. Jika diperhatikan lebih lanjut dalam setiap kegiatan perawatan tentu terdapat kegiatan yang memberikan nilai tambah maupun yang tidak memberikan nilai tambah. Kemudian Soundararajan Kannan dkk mengembangkan teknik VSM ini dalam kegiatan perawatan yang disebut dengan MVSM (Maintenance Value Stream Mapping) [4]. proses pemetaan melalui MVSM mendukung dalam perancangan sistem perawatan mesin yang akan disusun sesuai dengan hasil analisis terhadap kegagalan mesin sehingga dengan menggunakan MVSM maka akan sangat efektif untuk mengeliminasi kegiatan non value added [5]. Dengan belum terencananya setiap kegiatan perawatan yang ada pada PG. X maka dengan melalui MVSM dapat dilakukan pemetaan terhadap aktivitas perawatan mesin, sehingga nantinya SOP yang didapatkan merupakan aktivitas yang memberikan nilai tambah. Dengan penerapan MVSM maka dapat dilakukan dengan identifikasi adanya pemborosan pada aktivitas perawatan yang terjadi yang kemudian diberikan analisis perbaikan, serta ditunjang dengan adanya metode RCM maka akan didapat penjadwalan kegiatan perawatan mesin sesuai dengan tingkat keandalan mesin. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Instalasi Unit II PG. X Malang. Waktu penelitian dilakukan mulai September sampai Januari 2012. Metode pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu Observasi, Wawancara, Dokumentasi. Pada peneltian ini pemecahkan masalah dilakukan penggabungan 2 metode untuk menurunkan waktu downtime. a. Metode pertama dengan menggunakan pendekatan Reliability Centered Maintenance (RCM) yang terdiri dari analisis Keandalan, FMEA akan diperoleh nilai interval perawatan dan jenis aktivitas perawatan yang dapat digunakan untuk menyusun suatu program perawatan usulan yang terencana b. Metode kedua yang dilakukan adalah menggambarkan aktivitas perawatan aktual perusahaan dengan menggunakan pendekatan MVSM sehingga didapatkan gambaran aktivitas yang memiliki nilai tambah yaitu Mean Time To Repair (MTTR) dan aktivitas yang tidak memiliki milai tambah Mean Time To Organize (MTTO) dan Mean Time To Yield (MTTY) kemudian dilakukan usulan aktivitas perbaikan yang dapat menurunkan waktu downtime dan kemudian dilakukan penggambaran aktivitas setelah dilakukannya perbaikan aktivitas 44

Jam Jurnal Rekayasa Mesin Vol.4, No.1 Tahun 2013 43-52 ISSN 0216-468X HASIL DAN PEMBAHASAN Reliability Centered Maintenance Sistem Seleksi Pada sistem seleksi ini dilakukan seleksi terhadap semua stasiun yang ada pada PG X. Stasiun ini meliputi antara lain: 1. Stasiun gilingan 2. Stasiun Ketel 3. Stasiun Pabrik tengah 4. Stasiun Puteran 5. Stasiun Listrik Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa stasiun yang memiliki downtime paling banyak adalah Stasiun Gilingan yaitu berjumlah 864 Jam 58 Menit. Sehingga pada penelitian ini pemilihan mesin kritis akan difokuskan pada Stasiun Gilingan. Gambar 1. Data Jumlah Downtime PG X Tahun 2007-2012 Berdasakan pengamatan terhadap data downtime yang terjadi selama periode produksi pada Tahun 2012 dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Jumlah Downtime Mesin Gilingan Tahun 2012 Gambar 2 di atas dapat digunakan sebagai dasar penentuan mesin-mesin yang mempengaruhi terhadap kegagalan sistem atau berhentinya proses produksi. Pada Gambar 2 diketahui bahwa Cane Carrier dan Unigrator mempunyai waktu downtime paling tinggi. Dengan demikian mesin-mesin / peralatan yang dianalisis dengan metode RCM adalah sebagai berikut: 1. Cane Carrier I 2. Cane Carrier II 3. Unigrator Pengumpulan Informasi Data Fungsi Komponen Mesin 1. Cane Carrier Fungsi alat ini adalah untuk memindahkan tebu dari meja tebu ke unit cane preparation. Komponen penyusun dari Cane carrier I dan Cane Carrier II adalah sebagai berikut: a. Sebagai tempat kedudukan Slat Cane Carrier b. Slat Carrier Tempat untuk memindahkan tebu dari meja tebu c. Sprocket Sebagai penggerak rantai, penggerak ini digerakkan dengan motor listrik d. Roll Pengantar Membersihkan batang tebu yang masih menempel pada Slat Carrier e. Roll Penahan Sebagai tempat bertumpu slat supaya tidak bergetar dan tempat posisi slat ketika diletakkan di atas rantai. 2. Unigrator Fungsi alat ini adalah untuk menghancurkan cacahan tebu menjadi serabut serabut tebu. Komponen penyusun Unigrator adalah sebagai berikut: a. Rotor Sebagai tenaga untuk menggerakkan atau menjalankan Stang Hammer dalam menumbuk potongan tebu. b. Stang Hammer Sebagai tempat dudukan Hammer Tip 45

c. Hammer Tip Sebagai penumbuk tebu setelah dicacah d. Anvil Sebagai landasan tempat Hammer menumbuk FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Pada tahap ini kita menganalisis komponen mana yang kritis yang sering rusak dan jika terjadi kerusakan pada komponen tersebut maka sejauh mana pengaruhnya terhadap fungsi sistem secara keseluruhan. Dengan demikian, kita akan dapat memberikan perlakuan lebih terhadap komponen tersebut dengan tindakan pemeliharaan yang tepat. Hasil dari RPN menunjukkan tingkatan prioritas peralatan yang dianggap beresiko tinggi, sebagai penunjuk ke arah tindakan perbaikan. Berdasarkan analisis melalui FMEA maka didapat nilai RPN masingmasing komponen yaitu rantai Cane Carrier I sebesar 300, Slat Cane Carrier I sebesar 288, Sprocket Cane Carrier I sebesar 360, Roll Penghantar Cane Carrier I sebesar 175, ranrai Cane Carrier II sebesar 300, Sprocket Cane Carrier II sebesar 360, Roll Penghantar Cane Carrier II sebesar 175, Rotor Unigrator sebesar 480, Stang Hammer Unigrator sebesar 576. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa komponen Stang hammer Unigrator, Rotor Unigrator, Sprocket Cane Carrier I, Cane Carrier I, Slat Cane Carrier I, Ranta Cane Carrier II dan Sprocket Cane Carrier II merupakan komponen yang harus mendapat perhatian khusus. Penentuan Distribusi Data Penentuan distribusi waktu antar kerusakan dan waktu perbaikan dilakukan dengan bantuan Software Easyfit 5.5. Profesional. Tabel 1. adalah hasil pengujian distribusi dari data waktu antar kerusakan. Dan Tabel 2 Merupakan hasil pengujian distribusi waktu perbaikan. Tabel 1. Hasil Pengujian Distribusi Waktu Antar Kerusakan Jenis Mesin Nama Komponen Pola Distribusi Parameter Cane Carrier I Cane Carrier II Unigrator Slat Carrier Sprocket Sprocket Rotor Stang Hammer α= 1,6343 Weibull β= 4311,6 α= 0,68994 Weibull β= 295,45 Weibull α= 1,2667 β= 2638,3 Weibull α= 1,1777 β= 3202,9 Weibull α= 0,62405 β= 2459,2 Weibull α= 1,265 β= 3800,6 Weibull α= 1,1045 β= 852,98 Tabel 2. Hasil Pengujian Distribusi Waktu Antar Perbaikan Jenis Mesin Cane Carrier I Cane Carrier II Unigrator Nama Komponen Slat Carrier Sprocket Sprocket Rotor Stang Hammer Pola Distribusi Lognormal Weibull Weibull Lognormal Lognormal Lognormal Lognormal Parameter σ = 0,79794 μ= -0,09152 α= 0,89968 β= 0,62405 α= 1,2878 β= 7,4598 σ = 1,1003 μ= -0,18047 σ = 0,20357 μ= -2,2555 σ = 0,02627 μ= 4,32 σ = 0,4053 μ= 0,18902 Tabel 3. Hasil Perhitungan MTTF dan MTTR Jenis Mesin Nama MTTF MTTR Komponen (Jam) (Jam) 3.857,5 1,2865 Cane Slat Carrier I Carrier 379,26 0,6572 Sprocket 2.450,37 6,910 3.028,69 1,525 Cane Carrier II Sprocket 3.520,82 2,59 Rotor 3.828,97 9,41 Unigrator Stang Hammer 823,32 1,435 Perhitungan Interval Perawatan Interval perawatan dapat dihitung menggunakan persamaan: [1] 46

Setelah diketahui distribusi data maka dilakukan perhitungan terhadap MTTF dan MTTR sesuai dengan jenis distribusi masing-masing. Hasil perhitungannya dapat kita lihat pada Tabel 3. Pada Tabel 4 merupakan hasil perhitungan interval perawatan Tabel 4. Interval Perawatan Nama Komponen C M C R T M 223.043.881.7 Slat Carrier 113.932.164.7 Sprocket 1.197.917.976 90.503.611 264.393.257.4 Sprocket 449.035.069.2 3642.23 1155.24 974.71 5588.69 905.61 Rotor 1.631.957.299,03 1103,51 Stang Hammer 248.790.628.3 2638.78 RCM Decision Worksheet Berdasarkan analisis RCM Worksheet hasil pemilihan tindakan untuk komponenkomponen yang mengalami kegagalan pada sistem Gilingan PG. X dapat diperoleh beberapa tindakan perawatan antara lain: 1. Cane Carrier I Scheduled On Condition Task dengan pemeriksaan kondisi rantai sesuai dengan parameter yang ditetapkan. Sebagai acuan untuk interval perawatan yaitu selama 3642,23 Jam. 2. Sprocket Cane Carrier I Combination Task antara Scheduled Discard Task dan Scheduled On Condition Task yaitu dengan melakukan pemeriksaan kondisi Sprocket dan melakukan penggantian pada interval waktu yang optimal. Sebagai acuan untuk interval penggantian komponen yaitu selama 974,71 Jam. 3. Slat Cane Carrier I Schedule On Condition Task dengan pemeriksaan kondisi slat carrier sesuai dengan parameter yang ditetapkan. Sebagai acuan untuk interval perawatan yaitu selama 974,71 Jam. 4. Cane Carrier II Schedule On Condition Task dengan pemeriksaan kondisi rantai sesuai dengan parameter yang ditetapkan. Sebagai acuan untuk interval perawatan yaitu selama 5588,68 Jam. Sprocket Cane Carrier II Combination Task antara Scheduled Discard Task dan Scheduled On Condition Task yaitu dengan melakukan pemeriksaan kondisi Sprocket dan melakukan penggantian pada interval waktu yang optimal. Sebagai acuan untuk interval penggantian komponen yaitu selama 905,614 Jam. 5. Rotor Unigrator Combination Task antara Scheduled Discard Task dan Scheduled On Condition Task yaitu dengan melakukan pemeriksaan kondisi Sprocket dan melakukan penggantian pada interval waktu yang optimal. Sebagai acuan untuk interval perawatan untuk penggantian komponen yaitu selama 1.103,79 Jam. 6. Stang Hammer Unigrator Combination Task antara Scheduled Discard Task dan Scheduled On Condition Task yaitu dengan melakukan pemeriksaan kondisi Stang Hammer dan melakukan penggantian pada interval waktu yang optimal. Sebagai acuan untuk interval perawatan penggantian komponen yaitu selama 2.638,76 Jam. Maintenance Value Stream Mapping Pada PG. X ketika terjadi kerusakan aktivitas perawatan yang dilakukan belum memiliki acuan atau Standard Operation Procedure (SOP), hal ini dikarenakan beberapa faktor yaitu belum adanya bagian khusus yang menangani maintenance yang mana tugas perawatan menjadi tanggung jawab dari operator dan mandor. Jadi ketika terjadi kerusakan kegiatan penggantian komponen mesin masih belum terstandar. Belum terstandar prosedur ini mengakibatkan lamanya waktu penggantian komponen. Selain itu kegiatan perawatan belum berjalan dengan baik ini juga mengakibatkan dampak yang lain yaitu seperti ketika terjadinya kerusakan, teknisi, peralatan 47

belum tentu tersedia, sehingga akan memperlama kegiatan perawatan. Analisis Current State Value Stream Map Metode perawatan aktual dari PG. X yang belum memiliki bagian khusus yang menanganinya mengakibatkan tidak memiliki data mengenai waktu rata-rata seperti MTTO, MTTR, dan MTTY sehingga dalam Current State Map aktivitas perawatan hanya digambarkan urutan aktivitas tanpa adanya nilai MTTO, MTTR, dan MTTY. Analisis Waste Pada tahapan ini merupakan tahapan yang digunakan untuk menentukan aktivitasaktivitas apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya pemborosan waktu sehingga dapat menyebabkan lead time perawatan menjadi lebih panjang. Analisis yang dilakukan untuk mengidentifikasi pemborosan-pemborosan yang terjadi adalah analisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pihak perusahaan maka didapatkan bentuk pemborosan yang terjadi di perusahaan yaitu adanya aktivitas delay. Pada Tabel 5 merupakan deskripsi penyebab dan akibat dari terjadinya delay pada aktivitas perawatan aktual PG. X Usulan Perbaikan Berdasarkan analisis dari diagram sebab akibat maka dapat dilakukan usulan perbaikan dengan melakukan: 1. Penyusunan SOP dalam aktivitas perawatan aktual. Prosedur perawatan yang direncanakan untuk aktivitas perawatan aktual seperti pada Gambar 3. Tabel 5. Cause Effect Diagram Aktivitas Perawatan Aktual PG. X No Faktor Deskripsi Penyebab 1 2 Manusia / Operator Mesin dan Peralatan 3 Metode 4 Bahan 5 Lingkungan Pemaham an terhadap fungsi mesin dan kegagalan fungsi mesin Mental dalam melakuka n aktivias perbaikan Kegagalan Fungsi Penuruna n Fungsi Aktivitas belum sesuai Belum adanya prediksi terhadap material baru Kotor Bising Berdebu Suhu tinggi 1. Kurangnya pelatihan 2. Belum adanya bagian khusus dalam maintenance 3. Belum adanya acuan SOP Usia Tingkat Pendidikan Kondisi Lingkungan Kelelahan Motivasi Metode identifikasi Aktivitas perawatan belum dilakukan analisis keandalan Usia komponen Belum adanya acuan SOP yang baku Belum ada analisis keandalan spare part Belum ada analisis kerugian dan besar investasi pembelian spare part Pengaruh proses 2. Penggunaan metode 5R Guna mengatasi kondisi lingkungan kerja yang kurang mendukung terkait dengan masalah kebersihan, suhu tinggi, bising, debu yang mempengaruhi kondisi kenyamanan 48

Gambar 3. SOP Dalam Melakukan Aktivitas Perbaikan 49

pekerja yang berdampak kepada kinerja pekerja tersebut maka dilakukan usulan penggunaan metode 5S dengan prosedur sebagai berikut: a. Seiri Penerapan seiri menggunakan label merah untuk menandai pemborosanpemborosan dan menunjukkan barang-barang yang tidak diperlukan sehingga dapat dilakukan pemilahan. b. Seiton Setelah proses pengategorian dan pemilahan barang yang tidak dipergunakan dan diperlukan. Kemudian barang tersebut disimpan. Hal ini memerlukan penataan dengan memperhatikan efisiensi, mutu dan keamanan serta mencari cara penyimpanan optimal. c. Seiso Tujuan dari seiso ialah untuk menghilangkan semua debu dan kotoran dan menjaga tempat kerja selalu bersih. d. Seiketsu Seiketsu (pemantapan) berarti memelihara keadaan bersih seperti pemilihan dan penataan secara berulang-ulang. Hal ini dimaksudkan memelihara terhadap ketiga aktivitas sebelumnya seupaya terus dilakukan. e. Shitsuke Shitsuke (kebiasaan atau disiplin) adalah melakukan pekerjaan secara berulang-ulang sehingga secara alami kita dapat melakukannya secara benar yang kemudian perusahaan dapat melakukan sebuah standarisasi dan dapat dijadikan acuan untuk melakukan aktivitas 3S dalam suatu lokasi. Analisis Future State Value Stream Map Dengan menggunakan MVSM maka dapat dihitung besarnya peningkatan maintenance efficiency pada komponen yang rusak antara kondisi perawatan aktual dengan sistem perawatan usulan (Metode RCM, pembakuan SOP, dan sistem 5S). Berdasarkan analisis kondisi current state value stream map yang belum terukur waktu aktivitas perawatannya sehingga dapat diukur melalui penggambaran future state value stream map didapatkan hasil maintenance efficiency: 1. CCR I sebesar 63,20 % 2. Slat CCR I sebesar 53,03 % 3. Sprocket CCR I sebesar 87,37 % 4. CCR II sebesar 67,06 % 5. Sprocket CCR II sebesar 72,16 % 6. Rotor Unigrator sebesar 90,40 % 7. Stang Hammer Unigrator sebesar 58,96 % KESIMPULAN 1. Prosedur perawatan yang direncanakan untuk aktivitas perawatan aktual adalah sebagai berikut: a. Ketika terjadi kerusakan operator memberitahukan kepada mandor bahwa terjadi gangguan pada mesin b. Pengecekan oleh Mandor kemudian melapor kepada asisten jaga terkait kondisi kerusakan mesin sehingga kemudian Asisten jaga memutuskan apakah perlu berhenti giling atau tidak c. Identifikasi kebutuhan tenaga kerja, peralatan, dan spare part d. Aktivitas perbaikan dilakukan sesuai dengan tipe aktivitas perawatan yang sesuai e. Melakukan uji kondisi setelah perbaikan f. Mengoperasikan mesin kembali 2. Kebijakan interval dan kegiatan perawatan mesin yang sesuai dengan metode RCM (Reliability Centered Maintenance) yaitu: a. Cane Carrier I: Scheduled On Condition Task dengan interval perawatan yaitu selama 3642,23 Jam. b. Sprocket Cane Carrier I: Combination Task antara Scheduled Discard Task dan Scheduled On Condition Task dengan interval penggantian komponen yaitu selama 974,71 Jam. c. Slat Cane Carrier I: Schedule On Condition Task dan interval perawatan yaitu selama 974,71 Jam. d. Cane Carrier II: Schedule On Condition Task dengan interval perawatan yaitu selama 5588,68 Jam. 50

e. Sprocket Cane Carrier II: Combination Task antara Scheduled Discard Task dan Scheduled On Condition Task dengan interval penggantian komponen yaitu selama 905,614 Jam. f. Rotor Unigrator: Combination Task antara Scheduled Discard Task dan Scheduled On Condition Task dengan interval perawatan untuk penggantian komponen yaitu selama 1.103,79 Jam. g. Stang Hammer Unigrator: Combination Task antara Scheduled Discard Task dan Scheduled On Condition Task dengan interval perawatan penggantian komponen yaitu selama 2.638,76 Jam. DAFTAR PUSTAKA [1] Moubray, John. 1997. Reliability Centered Maintenance II 2nd Edition. Butterworth: Heinemann:Oxford [2] Al-Ghamdi, dkk, 2005, Reliability Centered Maintenance Concepts and Applications: A Case Study Univ. Cincinnati Industrial Engineering, International Journal Of Industrial Engineering-Theory Applications And Practice; Pp: 123-132 [3] Syahrudin. 2012. Analisis Sistem Perawatan Mesin Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Sebagai Dasar Kebijakan Perawatan Yang Optimal Di PLTD X. [4] Kannan, Soundararajan, et. al. Developing A Maintenance Value Stream Map. Department of Industrial and Information Engineering The University of Tennessee, Knoxville, TN 37996-2210 [5] Wing, Nadarlis. 2010. Perancangan Sistem Perawatan Mesin Dengan Pendekatan Reliability Engineering Dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) Di PT. Industri Karet Nusantara, Tesis Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. 51

52