4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
4 KEADAAN UMUM GALANGAN

4 KEADAAN UMUM GALANGAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 Kuesioner penentuan sasaran KUESIONER PENENTUAN SASARAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENILAIAN TINGKAT TEKNOLOGI DOK PEMBINAAN UPT BTPI MUARA ANGKE JAKARTA ACHMAD FAUZAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

JARINGAN KERJA DAN EFEKTIVITAS PERBAIKAN KAPAL DI GALANGAN KPNDP DKI JAKARTA, MUARA ANGKE

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

3 METODOLOGI. 3.3 Pengumpulan Data

STUDI MODERNISASI INDUSTRI KAPAL RAKYAT DI JAWA TIMUR

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

BULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 1 Edisi April 2011 Hal 29-38

ALBACORE ISSN Volume I, No 2, Juni 2017 Hal

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

I. PENDAHULUAN perikanan, maka pemerintah daerah merespon kebijakan pemerintah tersebut

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

8/"t"r*t*'%r"r;rr* q"*"fr Qfr%t^* afhfl,h dm-,r" NOMOR 125 TAHUN 2OO9 TENTANG

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA AKTIVITAS REPARASI DI DOK PEMBINAAN UPT BTPI, MUARA ANGKE, JAKARTA MENGGUNAKAN MODEL OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

BAB 3 METODE PENELITIAN

PRESENTASI TUGAS AKHIR JUDUL : KAJIAN PEMANFAATAN BENGKEL NON METAL SEBAGAI GALANAGAN KAPAL KECIL

6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di

BAB III DESKRIPSI AREA

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PELEPAS FLENS PADA POROS PROPELLER DENGAN HYDROLIC JACK

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

TEKNO EKONOMI KAPAL GILLNET DI KALIBARU DAN MUARA ANGKE JAKARTA UTARA LUSI ALMIRA KALYANA

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Pelabuhan secara umum adalah daerah yang terlindung

BAB 1 PENDAHULUAN. tambah produk berupa output dari setiap organisasi industri, sehingga

6. KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

PROSES PRODUKSI MESIN PEMOTONG KERUPUK RAMBAK KULIT

BAB II. STUDI PUSTAKA

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Proses pengedokan kapal pada graving dock. Deady Helldiningrat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. SMK Negeri 2 Langsa dapat disimpulkan sebagai berikut: secara Profesional yang tercantum pada Misi sekolah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi

docking kapal perikanan; (2) mengkaji kelayakan finansial di bidang usaha pelayanan jasa docking kapal perikanan sebagai bagian upaya dalam

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

3. BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian ini terdiri dari tiga proses, yaitu perancangan,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi

5 PELELANGAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

BAB V Kegunaan Peralatan Mesin Bengkel, dibawah ini.

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Tugas Akhir : Studi Perencanaan Bisnis Waralaba (Franchise) Dalam Bidang Reparasi Kapal

BAB I LATAR BELAKANG KULIAH KERJA PRAKTEK. 1.1 Latar Belakang Pemilihan bidang dan objek KKP

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

PENGOPERASIAN DAN PENGEMBANGAN BENGKEL IPLR. Harwata Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo,

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG Tahun Anggaran 2016

LAPORAN HASIL PENELITIAN dan PENGEMBANGAN, KEKAYAAN INTELEKTUAL, dan HASIL PENGELOLAANNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

PENILAIAN TINGKAT TEKNOLOGI GALANGAN KAPAL KOPERASI PEGAWAI NEGERI DINAS PERIKANAN DKI JAKARTA DI MUARA ANGKE MUHAMMAD ANGGI NATAPRAJA

Studi Modernisasi Industri Kapal Rakyat di Jawa Timur

c. memantau, mengevaluasi dan menilai hasil kerja bawahan dalam

No Jenis Keterangan. 1 Graving Dock 45 m x 15 m, kapasitas 150 GT

PROFILE UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) BALAI LATIHAN KERJA DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN ,05 Juta ,23 Juta ,75 Juta ,31 Juta ,23 Juta

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN ALAT PEMOTONG KERUPUK RAMBAK SISTEM DOBEL PISAU DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH FIBER DI UKM KERUPUK RAMBAK

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Jumlah kapal (unit) pada ukuran (GT) >100

Pengalaman Membuat dan Memasang Tanda Batas Di Taman Nasional Kepulauan Seribu

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PROSES PRODUKSI

7 KAPASITAS FASILITAS

RANCANG BANGUN MESIN POLES POROS ENGKOL PROYEK AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PEMBUATAN

III. METODE PENELITIAN

6 PEMBAHASAN. 6.1 Kelembagaan Penanggulangan Kebakaran di PPS Nizam Zachman Jakarta. Bagian Tata Usaha. Bidang Tata Operasional

BAB IV PROSES PRODUKSI

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENERBITAN PAS KECIL UNTUK KAPAL KURANG DARI 7 GROSSE TONNAGE

5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN

Presented by Riga Rekso Permana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PELAKSANAAN 3.1 DIAGRAM ALIR PERANCANGAN ALAT PENGEPRES GERAM SAMPAH MESIN PERKAKAS

BAB III PRAKTEK PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA. mengenai keberadaan Bengkel Pakis, yaitu:

Transkripsi:

26 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Produktivitas Galangan Dok Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Balai Teknologi Penangkapan Ikan (UPT BTPI) memiliki fungsi sebagai tempat membangun, merawat, dan memperbaiki kapal. Saat ini aktivitas yang dilakukan Dok Pembinaan UPT BTPI hanyalah mereparasi kapal. Kegiatan pembuatan kapal sudah lama tidak dilakukan. Hal ini disebabkan karena sepinya order pembuatan kapal di Dok Pembinaan UPT BTPI. Sepinya order membangun kapal di Dok Pembinaan UPT BTPI diduga karena tingginya biaya produksi, dimana kayu sebagai bahan baku pembuatan kapal didatangkan dari luar Jakarta. Kondisi ini mengakibatkan harga kayu menjadi semakin mahal. Oleh karena itu, banyak pembeli yang beralih untuk membuat kapal di daerah yang memiliki sumber kayu sehingga harga kapal menjadi lebih murah. Kapal yang biasanya direparasi oleh Dok Pembinaan UPT BTPI adalah kapal yang terbuat dari kayu. Umumnya kapal yang direparasi merupakan kapal perikanan. Selain mereparasi kapal kayu, galangan juga mampu melayani reparasi kapal fiber atau kapal kayu yang dilaminasi menggunakan fiber. Galangan yang terdapat di lingkungan UPT BTPI ada empat galangan. Keempat galangan tersebut yaitu: Dok Pembinaan UPT BTPI, Fan Marine Shipyard (FMS), Karya Teknik Utama (KTU), dan Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP). Dok Pembinaan UPT BTPI adalah galangan yang resmi milik UPT BTPI, sedangkan tiga galangan lainnya adalah galangan yang dikelola oleh pihak yang menyewa lahan di UPT BTPI. Seluruh galangan tersebut juga hanya melayani kegiatan reparasi kapal. Dok Pembinaan UPT BTPI merupakan salah satu galangan yang memiliki tingkat produksi yang cukup tinggi di lingkungan UPT BTPI. Produksi di Dok Pembinaan UPT BTPI menyerap 20,74 % per tahun dari total produksi yang ada di UPT BTPI. Tingkat produksi tiga galangan lainnya adalah FMS sebesar 15,75 %, KTU sebesar 8,39 %, dan KPNDP sebesar 55,12 % per tahun dari total produksi yang ada di UPT BTPI. Data kapal yang melakukan reparasi dari tahun 2006 sampai 2010 di Dok Pembinaan UPT BTPI disajikan pada Lampiran 3

27 sampai dengan Lampiran 7. Jumlah kapal yang melakukan reparasi di Dok Pembinaan UPT BTPI dari tahun 2006 sampai 2010 disajikan pada Gambar 3 di bawah ini. 160 140 120 Jumlah Kapal 100 80 60 40 20 0 2006 2007 2008 2009 2010 Gambar 3 Jumlah kapal yang melakukan reparasi di Dok Pembinaan UPT BTPI Produktivitas Dok Pembinaan UPT BTPI dan produktivitas seluruh galangan yang ada di lingkungan UPT BTPI disajikan pada Gambar 4 di halaman 28. Setiap bulannya Dok Pembinaan UPT BTPI rata-rata dapat melayani 12 kapal dengan jumlah tertinggi pada bulan Mei 2006, Desember 2006, November 2008, Desember 2008, dan April 2009 sebanyak 15 kapal. Jumlah kapal terendah yang direparasi terdapat pada bulan Mei 2010, dan September 2010 sebanyak 6 kapal. Bulan Oktober, November, dan Desember pada tahun 2007 dan 2010 tidak ada kegiatan reparasi kapal. Hal tersebut dikarenakan pada bulan dan tahun tersebut sedang dilakukan pembangunan slipway (tahun 2007) dan peninggian dok galangan (tahun 2010). Jenis kapal yang diperbaiki adalah kapal perikanan dan kapal non perikanan. Kapal-kapal tersebut berasal dari PPI Muara Angke, PPS Muara Baru, dan daerah lainnya yang sedang bongkar muat atau singgah di PPI Muara Angke. Secara rata-rata, dalam satu tahun Dok Pembinaan UPT BTPI mendapat keluhan dari dua pemilik kapal yang kapalnya masih mengalami kebocoran setelah direparasi.

28 70 60 Jumlah Kapal 50 40 30 20 10 0 Seluruh Galangan 2006 Seluruh Galangan 2007 Seluruh Galangan 2008 Seluruh Galangan 2009 Seluruh Galangan 2010 Dok Pembinaan 2006 Dok Pembinaan 2007 Dok Pembinaan 2008 Dok Pembinaan 2009 Dok Pembinaan 2010 Gambar 4 Perbandingan fluktuasi produksi reparasi kapal Dok Pembinaan UPT BTPI dan produksi reparasi kapal seluruh galangan yang ada di lingkungan UPT BTPI dari tahun 2006 sampai 2010

29 Jenis reparasi yang dilakukan dibagi menjadi dua yaitu annual survey dan special survey. (1) Annual Survey Annual survey dilaksanakan setiap tahun, dimana pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan-pekerjaan standar yang berhubungan dengan dok perawatan rutin setiap tahunnya. Adapun pekerjaan-pekerjaan pada annual survey pada Dok Pembinaan UPT BTPI diantaranya adalah: pengedokan, pembakaran teritip, penyekrapan, pengecatan, pembaharuan surat-surat kapal, balancing propeller dan kemudi. Annual survey biasanya menghabiskan waktu 2 (dua) sampai 5 (lima) hari pengerjaan. (2) Special Survey Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada special survey pada umumnya sama dengan pekerjaan-pekerjaan yang ada pada annual survey. Hanya ada beberapa tambahan pekerjaan yang berhubungan dengan pergantian peralatan ataupun perlengkapan kapal yang rusak dan yang terpenting pada pekerjaan special survey adalah pekerjaan penggantian pelat di beberapa tempat yang ketebalannya sudah tidak memenuhi syarat. Special survey biasanya menghabiskan waktu selama lebih dari 5 (lima) hari bahkan bisa sampai 1 (satu) bulan atau lebih tergantung kerusakan yang harus diperbaiki. Produksi Dok Pembinaan UPT BTPI berdasarkan jumlah kapal, jenis reparasi, dan ukuran kapal disajikan pada Tabel 2 sampai dengan Tabel 4 di bawah ini. Tabel 2 Produksi dok pembinaan UPT BTPI berdasarkan jenis kapal dalam periode 2006 sampai 2010 (satuan: unit) Jenis Kapal Rata-rata per Jumlah 2006 2007 2008 2009 2010 Kapal Perikanan 131 101 119 122 84 557 111,4 92 Kapal Non Perikanan 16 3 11 18 13 61 12,2 16 Jumlah 147 104 130 140 97 618

30 Tabel 3 Produksi dok pembinaan UPT BTPI berdasarkan jenis reparasi dalam periode 2006 sampai 2010 (satuan: unit) Jenis Reparasi Rata-rata per Jumlah 2006 2007 2008 2009 2010 Annual Survey (2-5 hari) 117 77 76 54 66 390 78,0 78 Special Survey (> 5 hari) 30 27 54 86 31 228 45,6 46 Jumlah 147 104 130 140 97 618 Tabel 4 Produksi Dok Pembinaan UPT BTPI berdasarkan ukuran kapal dalam periode 2006 sampai 2010 (satuan: unit) Ukuran Kapal Rata-rata per Jumlah 2006 2007 2008 2009 2010 1-10 GT 40 25 23 30 21 139 27,8 28 11-20 GT 18 9 18 14 10 69 13,8 14 21-30 GT 84 67 86 93 58 388 77,6 77 31-50 GT 4 2 3 1 5 15 3,0 3 >50 GT 1 1 0 2 3 7 1,4 1 Jumlah 147 104 130 140 97 618 4.2 Tenaga Kerja dan Struktur Organisasi Tenaga kerja dibagi menjadi dua bagian, yaitu: tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan reparasi kapal yang kemudian disebut staf lapang. Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak secara langsung berhubungan dengan kegiatan reparasi yang kemudian disebut staf administrasi. Selain dibagi menjadi tenaga kerja langsung dan tidak langsung, tenaga kerja juga dibagi menjadi tenaga kerja tetap dan tidak tetap. Tenaga kerja tetap adalah tenaga kerja yang berstatus sebagai pekerja tetap milik Dok Pembinaan UPT BTPI. Tenaga kerja tidak tetap adalah tenaga kerja yang berstatus sebagai pekerja dari luar yang bekerja di Dok Pembinaan UPT BTPI sebagai tenaga tambahan dalam reparasi kapal. Dok Pembinaan UPT BTPI merupakan satu dari empat galangan yang masih aktif melayani kegiatan reparasi kapal di Muara Angke. Galangan ini dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab kepada kepala UPT BTPI. Sebagai dok pembina, pada tahun 2008 Dok Pembinaan UPT BTPI menjalankan tiga program kerja, yaitu: 1) Pembinaan petugas reparasi; 2) Pembinaan tukang pakal; dan 3) Pembinaan pelayanan reparasi khususnya untuk pengurus kapal.

31 Dok Pembinaan UPT BTPI saat ini memiliki 7 staf lapang. Staf lapang tersebut terdiri dari 1 orang koordinator lapangan, 1 orang juru mesin, 1 orang juru cat, 2 orang juru selam, 1 orang juru kasko, dan 1 orang juru alur. Staf administrasi UPT BTPI ada 13 orang yang terdiri dari 1 orang kepala pusat BTPI, 1 orang kepala sub bagian tata usaha, 1 orang kepala seksi pelayanan pemeliharaan dan perbaikan sarana penangkapan ikan, 1 orang kepala seksi teknologi alat tangkap dan mesin kapal perikanan, 1 orang staf seksi pelayanan pemeliharaan dan perbaikan sarana penangkapan ikan, 1 orang staf teknologi alat tangkap dan mesin kapal perikanan, dan 7 orang staf tata usaha. Struktur organisasi UPT BTPI disajikan pada Gambar 5. Kepala Pusat BTPI Kepala sub bagian tata usaha Kepala seksi pelayanan pemeliharaan dan perbaikan sarana penangkapan ikan Kepala seksi teknologi alat tangkap dan mesin kapal perikanan Staf seksi pelayanan pemeliharaan dan perbaikan sarana penangkapan ikan Koordinator lapangan Staf seksi teknologi alat tangkap dan mesin kapal perikanan Juru Alur Juru Selam Juru Kasko Juru Mesin Juru Cat Keterangan: alur dalam wilayah garis merah adalah struktur organisasi Dok Pembinaan UPT BTPI Gambar 5 Struktur organisasi UPT BTPI

32 4.3 Sarana dan Prasarana Slipway yang ada di Dok pembinaan UPT BTPI sebanyak tiga buah dengan panjang masing-masing 90 meter. Kapasitas masing-masing slipway dapat menampung dua buah kapal. Tetapi, saat ini kapasitas keseluruhan hanya mampu menampung lima buah kapal. Hal tersebut dikarenakan slipway pada bagian tengah kurang panjang sehingga hanya dapat menampung satu kapal. Dibutuhkan landasan tarik yang landai untuk memudahkan penarikan kapal ke atas slipway. Kemiringan yang layak untuk landasan tarik adalah 12 0. Kemiringan tersebut diperoleh dengan memasang rel yang lebih panjang. Tepi pantai di bagian depan galangan Dok Pembinaan UPT BTPI memiliki kemiringan yang curam, sehingga pada tahun 2007 dilakukan penimbunan agar kemiringan landasan tarik tidak lebih besar dari 12 0. Penimbunan tersebut menghabiskan waktu selama empat bulan yang mengakibatkan berhentinya kegiatan reparasi di Dok Pembinaan UPT BTPI selama waktu tersebut. Peralatan yang digunakan di Dok Pembinaan UPT BTPI umumnya menggunakan tenaga manual dan tenaga mesin. Penggunaan mesin pada proses reparasi bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi pekerja untuk melakukan kegiatan reparasi, sehingga kegiatan reparasi kapal dapat terselesaikan lebih cepat. Peralatan yang digunakan di Dok Pembinaan UPT BTPI disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Peralatan yang digunakan di Dok Pembinaan UPT BTPI No Peralatan yang digunakan Jenis peralatan (manual/tenaga penggerak/fasilitas serbaguna) 1 Palu Manual 2 Gergaji Manual 3 Sekrap Manual 4 Pahat Manual 5 Meteran Manual 6 Kuas cat Manual 7 Pahat besi Manual 8 Dongkrak hidrolik Tenaga penggerak 9 Mesin penarik Tenaga penggerak 10 Kapak Manual 11 Bor listrik Tenaga penggerak 12 Gerinda mesin Tenaga penggerak 13 Komputer Fasilitas serbaguna 14 Alat pertukangan lainnya Manual Sumber: Dok Pembinaan UPT BTPI Muara Angke, 2010 Perawatan peralatan dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk menghindari kerusakan pada alat. Peralatan-peralatan mesin yang terdapat di Dok Pembinaan UPT BTPI dapat dioperasikan oleh seluruh pekerja karena tidak

33 dibutuhkan keahlian teknis khusus dalam pengoperasiannya. Namun, pada fasilitas serbaguna seperti komputer, tidak semua pekerja dapat mengoperasikannya. Hal tersebut dikarenakan dibutuhkan keahlian teknis tertentu untuk mengoperasikannya. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh Dok Pembinaan UPT BTPI antara lain fasilitas bengkel bubut, las dan bongkar pasang mesin (overhaul). Dok Pembinaan UPT BTPI terletak di tepi pantai luar komplek Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke (PPI Muara Angke). Lahan yang digunakan UPT BTPI merupakan lahan milik Pemerintah Daerah DKI dengan luas area 4.500 m 2. Layout galangan disajikan pada Gambar 6. Keterangan gambar: 1. Rumah mesin 2. Mesin penarik 3. Tali sling untuk menarik lori 4. Patok loper 5. Loper (pengatur sling) 6. Landasan Tarik (slipway) 7. Lori 8. Rantai penghubung lori 9. Bantalan kapal Sumber: Dok Pembinaan UPT BTPI Muara Angke, 2010 10. Kapal di atas lori 11. Pelataran dok 12. Kolam galangan 13. Tembok pembatas galangan Gambar 6 Layout Dok Pembinaan UPT BTPI Muara Angke 4.4 Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia yang ada di Dok Pembinaan UPT BTPI terdiri atas berbagai macam latar belakang pendidikan. Pendidikan terendah ada pada tingkat

34 SD sebanyak tiga orang. Latar belakang pendidikan yang bervariasi, tidak mempengaruhi kemampuan seluruh karyawan untuk melakukan kerjasama dalam proses transformasi. Pelatihan-pelatihan soft skill yang diberikan oleh UPT BTPI sangat meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia yang ada di Dok Pembinaan UPT BTPI. Pelatihan tersebut diantaranya yaitu: management team work dan pelatihan mengenai tata cara reparasi. Alokasi tenaga kerja pada galangan yang diteliti disajikan pada Tabel 6 dan Tabel 7. Tabel 6 Alokasi staf lapang di Dok Pembinaan UPT BTPI No Nama Pekerjaan Pendidikan 1 Mujono Koordinator Lapangan SMP 2 Suherman Juru Mesin SD 3 M. Yusuf Juru Cat SMA 4 Nurudin Juru Selam SD 5 Abdurachman Juru Selam SMP 6 Nursaman Juru Kasko SD 7 Apit Awaludin Juru Alur SMA Sumber: Dok Pembinaan UPT BTPI Muara Angke, 2010 Tabel 7 Alokasi staf administrasi di Dok Pembinaan UPT BTPI No Nama Pekerjaan Pendidikan 1 Ir. Sutrisno, M.Si Kepala Pusat S2 2 Ir. Heriyanti, M.Si Kepala Sub Bagian Tata Usaha S2 3 Abdul Malik Adnan, Kepala Seksi Pelayanan Pemeliharaan dan S2 S.Sos, MM Perbaikan Sarana Penangkapan Ikan 4 Agus Trihadi, SIP, M.Si Kepala Seksi Teknologi Alat Tangkap dan Mesin S2 Kapal Perikanan 5 H. Sapto Wahono, SE Staff Seksi Teknologi S1 6 Nur Ali Staff Subbag Tata Usaha SLTA 7 Tjasda Staff Subbag Tata Usaha SLTA 8 Sumarsana Staff Subbag Tata Usaha SLTA 9 Yuni Astuti, SE Staff Subbag Tata Usaha S1 10 A S. Tumungin, SE Staff Subbag Tata Usaha S1 11 Sulaeman, A.Md Staff Subbag Tata Usaha D.3 12 Arief Prakoso, ST Staff Subbag Tata Usaha S1 13 Yuniwoko Staff Seksi Pelayanan SLTA Sumber: Dok Pembinaan UPT BTPI Muara Angke, 2010