STUKTUR INTI. Bab terdahulu kita telah mempelajari bahwa sebuah atom Elektron terdiri dari bagian sangat kecil bermuatan positif dimana

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01) FISIKA INTI

Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS

Jumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 01 )

FISIKA ATOM & RADIASI

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Runusan Masalah

CHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

Radioaktivitas Henry Becquerel Piere Curie Marie Curie

Inti atom Radioaktivitas. Purwanti Widhy H, M.Pd

U Th He 2

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

Kedua nuklida tersebut mempunyai nomor massa (A) yang sama dengan demikian nuklida-nuklida tersebut merupakan isobar.

RADIOAKTIF 8/7/2017 IR. STEVANUS ARIANTO 1. Oleh : STEVANUS ARIANTO TRANSMUTASI PENDAHULUAN DOSIS PENYERAPAN SIFAT-SIFAT UNSUR RADIOAKTIF REAKSI INTI

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

RADIOAKTIF. Oleh : I WAYAN SUPARDI

PELURUHAN RADIOAKTIF. NANIK DWI NURHAYATI,S.Si,M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id

RADIOKIMIA Tipe peluruhan inti

Materi. Radioaktif Radiasi Proteksi Radiasi

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN

Bab 1 STRUKTUR ATOM. Pada pelajaran bab pertama ini akan dipelajari tentang perkembangan teori atom, notasi unsur, Isotop, isobar, dan isoton.

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi

REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI

Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi

BAB FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI

2. Dari reaksi : akan dihasilkan netron dan unsur dengan nomor massa... A. 6

Radioaktivitas dan Reaksi Nuklir. Rida SNM

BAB 9. Fisika Inti dan Radioaktivitas

Terdiri atas inti atom dan elektron yang berada diluar atom. Inti atom tersusun atas proton dan netron.

TEORI PERKEMBANGAN ATOM

KEGIATAN BELAJAR 1 : KARAKTERISTIK INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

Fisika EBTANAS Tahun 1996

MODEL ATOM. Atom : bagian terkecil suatu elemen yg merupakan suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama.

Kimia Inti. B a b 4. Di unduh dari: ( Sumber buku : (bse.kemdikbud.go.id)

RADIOKIMIA Pendahuluan Struktur Inti

REAKSI INTI. HAMDANI, S.Pd

5. KIMIA INTI. Kekosongan elektron diisi elektron pada kulit luar dengan memancarkan sinar-x.

Kimia Inti dan Radiokimia

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-16

Salah satu bahan bakar dalam stasiun pembangkit tenaga nuklir adalah FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS

S T R U K T U R I N T I

Inti Atom dan Penyusunnya. Sulistyani, M.Si.

PELURUHAN RADIOAKTIF

LATIHAN UJIAN NASIONAL

CATATAN KULIAH ATOM, INTI DAN RADIOAKTIF. Diah Ayu Suci Kinasih Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016

ENERGETIKA KESTABILAN INTI. Sulistyani, M.Si.

PAKET SOAL LATIHAN FISIKA, 2 / 2

REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI. nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn.staff.fkip.uns.ac.id / (0271)

Struktur Atom. Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu mengidentifikasi atom dan strukturnya berdasarkan Tabel Periodik Unsur.

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

MAKALAH APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI

INTI DAN RADIOAKTIVITAS

TEORI ATOM. Awal Perkembangan Teori Atom

C17 FISIKA SMA/MA IPA

TEORI DASAR RADIOTERAPI

STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK Kimia SMK KELAS X SEMESTER 1 SMK MUHAMMADIYAH 3 METRO

Radio Aktivitas dan Reaksi Inti

PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN

Antiremed Kelas 12 Fisika

RANGKUMAN MATERI. Struktur Atom

Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Fisika Atom & Inti

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon

PELURUHAN SINAR GAMMA

PARTIKEL PENYUSUN ATOM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di dengan memasukkan kode 5976 ke menu search. Copyright 2017 Zenius Education

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

Pendahuluan Fisika Inti. Oleh: Lailatul Nuraini, S.Pd, M.Pd

BAB II Besaran dan Satuan Radiasi

KIMIA INTI. Inti atom: proton = sma 1 sma neutron = sma 1 sma. ket : Z = nomor atom = proton A = nomor massa = p + n.

C21 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut.

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

BAB FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS

Dasar Fisika Radiasi. Daftar Isi

BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM

KIMIA (2-1)

PENDAHULUAN. Atom berasal dari bahasa Yunani atomos yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi.

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII

UN SMA IPA 2008 Fisika

BAB 2 STRUKTUR ATOM PERKEMBANGAN TEORI ATOM

BAB II RADIASI PENGION

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A

TABEL ISIAN FISIKA TAHUN Fokus lensa lihat dekat (cm)

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini.

BAB II PROSES-PROSES PELURUHAN RADIOAKTIF

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini.

BAB FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.

BAB I STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR

Pertanyaan Final (rebutan)

YAYASAN PEMBINA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA SMA LABSCHOOL KEBAYORAN

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

Transkripsi:

A STUKTUR INTI Kata Kunci Bab terdahulu kita telah mempelajari bahwa sebuah atom Elektron terdiri dari bagian sangat kecil bermuatan positif dimana Proton Nukleon sebagian besar massa atom terpusat, disebut inti atom, yang Neutron dikelilingi oleh awan elektron Isotop Berikut ini akan dibahas tentang struktur inti seperti Isobar penyusun inti, ukuran inti, massa inti dan energy ikat antar Isoton inti. 1. Partikel Penyusun Inti Pada 1932, James Chadwick (1891-1974) melakukan eksperimen penembakan berilium adanya radiasi yang berdaya tembus tinggi dan dapat menetralkan proton berenergi yang berasal dari zat yang mengandung hydrogen, seperti paraffin.. Partikel tersebut diketahui sebagai partikel bermuatan netral. Partikel tersebut kemudian dinamai neutron dan memiliki massa yang mendekati massa proton. Pengukuran lebih lanjut menunjukkan bahwa massa atom neutron adalah 0,08% lebih besar daripada massa atom hydrogen. Target berilium atau boron Target (gas) radiasi Sumber radioaktif α Partikel baru radiasi Gambar (1.1). skema perangkat eksperimen chadwick (Keterangan gambar : gas dapat berupa hidrogen, helium nitrogen, oksigen atau argon) Neutron merupakan partikel yang membangun inti. Dengan demikian, inti atom terdiri atas proton dan neutron. Kedua partikel penyusun inti ini disebut neukleon. Proton bermuatan postif,

sedangkan neutron tidak bermuatan listrik. Secara keseluruhan, inti atom bermuatan listrik positif. Jumlah proton yang terkandung dalam inti atom suatu unsur dinyatakan sebagai nomor atom dan ditulis menggunakan lambang Z. adapun jumlah neuklon dinyatakan sebagai nomor massa atom dan ditulis menggunakan lambang A. jika X menyatakan lambang suatu unsur, penulisan lambang unsur lengkap dengan nomor atom dan nomor massanya, yaitu: Partikel penyusun inti : - Proton - Neutron dengan : [ X Z A ] (1.1) X = lambang unsur Z = nomor atom A = nomor massa atom Nomor massa dengan notasi A suatu unsur adalah bilangan yang menyatakan banyaknya proton dan neutron di dalam inti atom tersebut. Adapun nomor atom, dengan notasi Z dari suatu unsur adalah bilagan yang menyatakan banyaknya proton dalam inti atom. Berdasarkan definisi nomor massa dan nomor atom tersebut, jumlah neutron (N) didalam inti dapat ditentukan, yakni N=A-Z. Penemu inti atom Partikel penyusun inti disebut juga Nukleon (proton dan neutron) Pada atom netral jumlah proton sama dengan jumlah elektron. Berarti, pada atom netral, nomor atom Z juga menyatakan banyaknya elektron dalam atom. netral, nomor atom Z jugan menyatakan banyaknya elektron dalam atom.

Contoh Soal 1.1 Tentukan jumlah neutron yang terkandung dalam inti atom hydrogen 15 7N. Jawab : Diketahui: 15 7 N A =15= jumlah neuklon (nomor massa) Z = 7=jumlah proton (nomor atom) Jumlah neuklon = jumlah proton +jumlah neutron 15 = 7 +jumlah neutron Jumlah neutron = 15-7 = 8 Jadi, jumlah neutron dalam inti atom adalah 8 Teori atom Dalton yang mengatakan bahwa atom-atom suatu unsur identik memiliki bentuk, ukuran, dan massa yang sama ternyata tidak benar. Atom dalam suatu unsur dapat memiliki massa berbeda. Karena jumlah neutron yang terkandung dalam inti atom berbeda.unsur-unsur sejenis yang memiliki jumlah neutron berbeda. Tetapi jumlah proton sama disebut isotop. Dengan demikian, definisi nomor atom dan nomor massa ini merupakan cara sederhana untuk membedakan isotop-isotop dari suatu unsur yang sama. Isotop-isotop suatu jenis unsur memiliki nomor atom atom (Z) yang sama, akan tetapi nomor massanya (A) berbeda. Beberapa contoh isotop, yaitu sebagai berikut. 1 2 3 Isotop Hidrogen : 1 H 1 H 1 H Isotop karbon : C 6 Isotop oksigen : O 8 Isotop khlor : Cl 17 12 13 14 6 C 6 C 16 17 18 8 O 8 O 35 37 17Cl Catatan Fisika Massa proton : 1,6726x10 27 kg Massa neutron : 1,6749x10 27 kg Jumlah neutron berbeda. Tetapi jumlah proton sama disebut isotop unsur-unsur dengan nomor massa sama, tetapi nomornomor atom berbeda dinamakan

Nomor atom dan nomor massa dapat digunakan untuk membedakan dua unsur yang berlainan, tetapi memiliki nomor massa sama. Sebagai contoh, 19K 18 40 A, 40 40, dan Ca. unsur-unsur dengan nomor massa 20 sama, tetapi nomor-nomor atom berbeda dinamakan isobar. Contoh Isobar : 40, 40 40 K, dan Ca 18A 19 20 gaya inti adalah gaya yg terjadi antara proton dg proton atau proton dg neutron atau neutron dg neotron. Gaya inti merupakan gaya yang mempertahankan kestabilan suatu inti 2. Bentuk, Ukuran, dan Gaya Inti Inti dapat berbentuk bola pejal, seperti pada atom-atom hidrogen(h), oksigen(o), kalsium (Ca), nikel (Ni), stannum (Sn), dan pumbum atau timbal (Pb). Akan tetapi, pada umumnya bentuk inti bulat lonjong, seperti bola rugby. Dengan anggapan inti berbentuk bola, secara matematis ukuran jari inti dirumuskan sebagai berikut. R = R o A 1 3 dengan : R= jari-jari inti atom suatu unsur R o = suatu konstanta yang nilainya 1,2 x 10 13 cm A = nomor massa Bersatunya proton dalam inti disebabkan adanya suatu gaya yang disebut gaya inti yang mengikat proton-proton yang sama-sama bermuatan positif.

Sifat-sifat gaya inti adalah sebagai berikut. a. Dapat dinyatakan dengan suatu interaksi antara dua benda yang dinyatakan dengan suatu potensial. b. Bekerja pada jangkauan pendek (sekitar 10 13 cm atau 1 fermi) c. Merupakan gaya yang mempertahankan kestabilan suatu inti d. Merupakan jenis gaya terkuat di antara gaya-gaya yang ada, seperti gaya Coulomb dan gaya gravitasi. Pada inti atom bekerja tiga jenis gaya, yakni gaya inti, gaya Coulomb, dan gaya Gambar 1.2. prinsip gaya inti gravitasi. Akan tetapi, yang terkuat adalah gaya inti. Gaya inti dapat digambarkan sebagai dua buah bola yang satu sama lain dapat dihubungkan dengan pegas, seperti pada gambar 1.2. Jika terlalu dekat, akan saling menolak dan jika jauh, akan saling menarik. Itulah sifat gaya inti. 3. Massa Atom dan Energi Ikat Pada awal bab ini, telah dijelaskan bahwa satua massa atom tidak menggunakan kilogram atau gram, melainkan menggunakan satuan massa atom (sma). Satuan massa atom didefinisikan sebagai 1 kali massa satu atom karbon C 12 atom 12 6 C= 1,6605 x10 27 kg. 12 6, yakni 1 sma = 1 xmassa satu 12 Telah diperoleh pula bahwa massa proton, neutron, dan elektron adalah sebagai berikut. Massa proton= 1,6726 x10 27 kg =1,00728 sma Massa neutron= 1,6749 x10 27 kg =1,00866 sma Massa elektron=0,000911 x10 27 kg=0,000549 sma Dua atom yang berasal dari suatu unsur dapat berbeda massanya, meskipun sifat-sifat kimianya sama karena memiliki jumlah elektron yang sama. oleh karena jumlah elektron kedua atom itu sama, jumlah proton kedua intinya sama. jadi, perbedaan massa disebabkan oleh adanya perbedaan jumlah neutron di dalam inti.

sebuah atom yang stabil atau netral selalu memiliki massa lebih kecil daripada jumlah massa partikel pembentuk atom tersebut. Atom deuterium ( H 1 2 ) merupakan salah satu isotop atom hidrogen. Atom deuterium memiliki massa 2,01410 sma. Adapun massa deuterium dibentuk dari massa atom hidrogen ( H 1 1 ) ditambah massa neutron, yaitu. m hidrogen +m neutron = 1,00728 sma + 1,00866 sma = 2,01594 sma Dari perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan massa sebesar 2,01594 sma 2,01410 sma = 0,00184 sma. Inti deuterium disebut deuteron terdiri atas hidrogen ( H 1 1 ) dan neutron ( n 0 1 ). Jadi, perbedaa massa sebesar 0,00184 sma berhubungan dengan terbentukya ikatan proton dan neutron menjadi deuteron dimana massa neutron yang terbentuk lebih kecil dari massa-massa inti pembentuknya. Perubahan massa ini disebut defek massa, yaitu perubahan massa menjadi energi ikat. Contoh lain perhitungan defek massa Atom helium H 2 4 e mengandung dua proton, dua neutron, dan dua elektron. Menghasilkan defek massa sebesar 4,032978 smaberdasarkan massa partikel-partikel pembentuknya, massa atum He-4 haruslah 4,032978 sma. Akan tetapi, hasil pengukuran menggunakan spektrometer massa menunjukkan bahwa massa atom He adalah 4,002602 sma. Selisih massa antara jumlah massa nukleon dan massa He -4 adalah: Δm = 4,032978 4,00260 = 0,030376 sma Jadi, massa X Z A < (Z x massa p + (A-Z) massa n + Z x massa e) Defek massa pada pembentukan nuklida X Z A adalah sebagai berikut. Δm = (Zm p + (A-Z) m n + Zm e - m X Z A ) (1.6).

Neutron Proton Deuterium Tritium Helium-3 Helium-4 Alfa Lithium-6 Lithium-7 Table 1.1. Massa beberapa isotop Nama Simbol Massa Nama Simbol Massa 1 0 n 1,00866 Berilium-8 8 4Be 8,0050 1 1 p 1,00783 Berilium-9 8 9Be 9,0121 2 1 H 2,01410 Boron-10 10 B 10,0129 3 1 H 3,01604 Boron-11 11 B 11,0093 3 2He 3,01602 Carbon-12 12 6 C 12,0000 4 2He 4,00260 Carbon-13 13 6 C 13,0033 4 2 α 4,0026 Carbon-14 14 6 C 14,0030 6 3Li 6,0151 Catatan 7 3Li 7,0160 Elektron 14 e 0,000549 5 5 6 Dengan demikian, persamaan (1.6) dapat dituliskan menjadi. Δm = (Zm p + (A-Z) m n ) - m X Z A (1.7) dengan : m p m n A Z = 1,00783 sma = 1,00866 sma = nomor massa = nomor atom m A Z X= massa atom Jadi, pada perhitungan defek massa dari sebuah atom digunakan persamaan (1.7). Defek massa (Δm) sebuah atom bukan hilang begitu saja, melainkan massa inilah yang akan menjadi energi ikat inti yang berfungsi mengikat nukleon-nukleon didalam inti. Energi ikat inti merupakan karakteristik penting suatu inti yang menentukan kestabilan inti tersebut. Energi ini merupakan pengikat nukleon-nukleon termampatkan dalam bentuk inti atom.

Konversi sebagian massa inti menjadi energi ikat merupakan ilustrasi teori Einstein tentang konversi materi menjadi energi yang dikemukakan pada tahun 1905 dalam bentuk persamaan berikut. ΔE =Δmc 2 (1.8) dengan: ΔE =energi ikat inti (J) c = kecepatan cahaya di ruang hampa (ms -1 ) Δm = defek massa (kg) Jika perubahan massa pada proses pembentukan inti sebesar 1 sma, nilai energi dari perubahan massa tersebut sebanding dengan E = (1 sma) (1,6605 x 10-27 kgsma -1 ) (2,998 x 10 8 ms -1 ) 2 = 1,4925 x 10-10 kgm -2 s -2 = 1,4925 x 10-10 joule = 1,4925 x 10 10 1,6022 x 10 19 = ev = 931,5 MeV Dengan demikian, massa 1 sma ekuivalen dengan energi 931,5 MeV. Dengan demikian, akan diperoleh: ΔE = Δm x 931,5 MeV (1.9) dengan dalam satuan sma. Untuk inti sebagai berikut A Z X, energi ikat pada saat pembentukan adalah ΔE = [Zm p + (A-Z) m n - m X Z A ] 931,5 MeV (1.10) Dengan : ΔE = energi ikat inti (dalam MeV) m p m n = massa proton (dalam sma) = massa neutron (dalam sma) Z, A = nomor atom dan nomor massa atom X m X Z A = massa inti atom (Tabel 1.1)

Contoh Soal 1.2 Atom besi Jawab : 56 26Fe memiliki massa 55,93949 sma. Tentukan energi ikat intinya. 56 26Fe memiliki 26 proton dan 30 neutron Δm = [26 x m p + 30 x m n ] massa 56 26Fe = [26 x 1,00783 + 30 x 1,00866]sma 55,93949 sma = 0,52390 sma ΔE = Δm x 931,5 MeV = 0,52390 x 931,5 MeV = 488,02 MeV Energi ikat inti belum menggambarkan kestabilan suatu nuklida. Perkiraan tentang kestabilan inti dapat dilakukan dengan memperhatikan harga energi ikat rata-rata per nukleon. Energi ikat rata-rata (E) per nukleon adalah: Untuk contoh soal 1.2, energi rata-rata per nukleon adalah sebagai berikut. Untuk atom 56 26Fe : E = E A = 488,02 MeV 56 =8,71 MeV Nukleon dengan energi rata-rata per nukleon besar memiliki kestabilan yang lebih tinggi karena diperlukan energi yang lebih besar untuk membongkarnya. Energi rata-rata per nukleon hamper selalu konstan untuk setiap inti atom, kecuali pada inti-inti ringan. Untuk A>11, E A berkisar antara 7,4 dan 8,8 MeV. Nilai maksimum 8,8 MeV terjadi pada A sekitar 60.

B RADIOAKTIVITAS Tahukah anda bahwa setiap saat tubuh anda terpapar oleh radiasi baik dari Bumi maupun dari Angkasa? Telah diketahui bahwa radiasi merupakan perambatan energi yang tidak membutuhkan zat perantara. Umumnya, radiasi dapat diperoleh oleh zat radioaktif. Radioaktif itu sendiri merupakan sifat suatu zat yang dapat memancarkan radiasi karena kondisi zat yang tidak stabil. Kata Kunci radioaktif partikel α sinar α sinar β sinar γ waktu paruh Apakah sebenarnya zat radioaktif itu? untuk mengetahui jawabannya, pelajari pembahasan mengenai radioaktif berikut. 1. Penemuan Sinar Radioaktif Pada 1896, Henry Bacquerel (1852-1908) seorang ahli Fisika Prancis mengamati suatu gejala pelat potret yang ia simpan bersama-sama dengan unsur uranium ternyata pelat potret tersebut menjadi berbintik-bintik hitam, seperti terkena cahaya, walaupun pelat potret telah dibungkus rapat Dari pengamatannya, Becquerel berkesimpulan bahwa senyawa-senyawa uranium dapat menghasilkan sinar yang memiliki sifat hampir sama dengan sifat sinar-x, yakni memiliki daya tembus besar dan dapat menghitamkan pelat potret atau film. Oleh karena gejala ini merupakan peristiwa baru, sinar yag dipancarkan senyawa uranium ini disebur sinar Becquerel. -Unsur yang memancarkan radiasi dari dirinya sendiri disebut unsur radioaktif -Sinar atau partikel yang dipancarkan oleh unsur radioaktif disebut sinar radioaktif.

Sinar alfa adalah sinar yang dipancarkan oleh Dua tahun kemudian, yakni tahun 1898, suami istri Piere Curie (1859-1906) dari Perancis dan Marie Curie (1867-1934) dari Polandia berhasil membuktikan bahwa sinar Becquerel berasal dari atom uranium, bukan senyawanya. Dalam penelitiannya, mereka juga menemukan bahwa polonium dan radium juga menghasilkan sinar Bequerel dengan intensitas yang lebih kuat. Kemudian, para ahli memutuskan bahwa unsur yang memancarkan radiasi dari dirinya sendiri disebut unsur radioaktif. Adapun sinar atau partikel yang dipancarkan oleh unsur radioaktif disebut sinar radioaktif. Unsur radioaktif sudah ada di alam, seperti uranium, polonium, dan radium yang disebut sebagai radioaktif alam. Dewasa ini, banyak lembaga-lembaga penelitian dalam bidang radioaktif yang sudah dapat membuat unsur radioaktif baik dari unsur berat maupun unsur ringan yang disebut unsur radioaktif buatan. 2. Sinar-Sinar Radioaktif Pada penelitian berikutnya pada 1899, Henry Becquerel mengamati bahwa salah satu sinar yang dipancarkan oleh unsur radioaktif dapat dibelokkan oleh medan magnetik yang arahnya sama dengan arah pembelokan sinar katode. Salah satu sinar yang dipancarkan oleh unsur radioaktif mengandung partikelpartikel bermuatan negatif yang kemudian disebut sinar beta (β). Sinar sinar radioaktif: 1.Sinar Alfa 2.Sinar Beta 3.SinarGamma Kemudian, pada 1900, Rutherford menemukan fakta bahwa selain dapat memancarkan Sinar beta adalah sinar yang dipancarkan oleh unsur Radioaktif yang bermuatan negatif

partikel yang bermuatan negatif, yakni sinar β, unsur radioaktif juga dapat memancarkan partikel yang bermuatan positif. Partikel ini dibelokkan berlawanan arah dengan arah pembelokan sinar β di dalam medan magnetik. Partikel ini memiliki daya tembus yang lebih kecil daripada daya tembus sinar β. Partikel ini mampu menembus lempengan aluminium yang memiliki ketebalan kurang dari 0,1 mm. dari hasil penelitian yang lebih mendalam, diperoleh bahwa partikel radioaktif ini sama dengan inti atom helium ( H 2 4 ) sehingga dapat dipastikan bahwa partikel tersebut bernomor atom dua dan nomor massa 4. Yang pada akhirnya diberi nama partikel alfa (α). Diketahui bahwa selain menghasilkan partikel beta (sinar β) dan partikel alfa (sinar α), unsur radioaktif alam juga memancarkan sinar yang tidak dibelokkan oleh medan magnetik. Sinar ini tidak bermuatan listrik, memiliki frekuensi lebih besar dari frekuensi sinar-x, dan memiliki daya tembus yang sangat kuat. Rutherford menyebutnya dengan nama sinar gamma (γ). Ternyata sinar γ ini merupakan gelombang elektromagnetik. Dimana jika ketiga jenis sinar radioaktif tersebut dilewatkan sehingga memotong medan magnet yang arahnya tegak lurus bidang kertas (x). Berdasarkan aturan gaya Lorentz dapat diketahui bahwa sinar α merupakan partikel bermuatan positif, sinar β merupakan partikel yang bermuatan negatif, dan sinar γ merupakan partikel tidak bermuatan. Daya tembus ketiga sinar radioaktif tersebut ditunjukkan pada gambar 1.3.

Gambar 1.3.. daya tembus sinar-sinar radioaktif sifat Identik dengan Table 1.2. sifat-sifat partikel α,β, dan γ partikel Alfa ( 1 2 α) Beta ( 1 0 β) gamma( 0 0 γ) Inti helium Elektron berkecepatan tinggi Radiasi gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi Muatan +2-1 0 Massa (sma) Perbandingan tembus daya Bahan yang dapat ditembus Dalam medan magnetik dan medan listrik 4,0026 1 1840 1 100 1000 Selembar kertas Kayu/aluminium setebal 5 mm 0 Timbel setebal 3 cm dibelokkan dibelokkan Tidak dibelokkan 3. Stabilitas Inti Radiasi yang dipancarkansinar radioaktif berasal dari inti atom yang secara spontan memancarkan partikelpartikel atau sinar radioaktif. Inti atom yang dapat memancarka partikel-partikel atau sinar radioaktif adalah inti yag tidak stabil. Jadi, partikel atom sinar radioaktif terjadi karena ketidakstabilan inti. Ketidakstabilan inti tidak dapat diramalkan dengan suatu aturan, akan tetapi dengan menggunakan

beberapa data empiris dari hasil pengamatan dapat digunakan utuk mengetahui suatu inti radioaktif. Data empiris ketidakstabilan inti diantaranya, sebagai berikut. Pada umumnya, inti yang memiliki nomor atom lebih besar daripada 83 atau jumlah proton lebih besar daripada 83 cenderung merupakan inti yang tidak stabil. Pada umumnya, inti yang jumlah nukleonnya genap lebih stabil daripada inti yang jumlah nukleonnya ganjil. Kestabilan inti juga ditentukan oleh perbandingan jumlah neutron (N) dan jumlah proton (Z) di dalam inti. Pada unsur-unsur ringan, perbandingan jumlah neutron (N) dengan jumlah proton, N =1 merupakan inti stabil. Z Setiap inti atom akan cenderung berada dalam keadaan stabil. Fakta bahwa unsur yang terbanyak di permukaan Bumi adalah 16 8 O dan 28 14Si mendorong para ilmuwan untuk menduga bahwa inti atom yang stabil adalah inti atom yang memiliki jumlah proton yang sama dengan jumlah neutronnya. Dengan demikian, kestabilan inti atom dapat diukur dari perbandingan jumlah neutron terhadap jumlah proton. Gambar 1.4. diagram kestabilan inti Inti yang tidak stabil memiliki nilai perbandingan neutron dan proton ( N ) diluar nilai yang ditunjukkan oleh pita kestabilan Z inti, yakni diatas pita kestabilan, dibawah pita kestabilan, dan yag memiliki nomor atom lebih besar daripada 83 (Z>83). a. Inti di Atas Pita Kestabilan

Unsur-unsur yang terletak diatas pita kestabilan memiliki harga ( N Z ) besar sehingga unsur tersebut berusaha untuk mengurangi jumlah neutronnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pemancaran sinar β. A ZX Z+1 A Y + 1 0 β Sinar beta ( 1 0 β) sama dengan elektron ( e). pemancaran elektron ini dapat menyebabkan perubahan nomor atom dari Z menjadi Z+1. Proses ini banyak ditemukan pada unsur alam dan unsur buatan, misalnya: 1 0 14 14 6C 7 N + 1 0 β Secara sederhana, dapat diasumsikan bahwa pada proses perubahan neutron menjadi proton terjadi dengan memancarkan sinar beta. 1 0n 1 1 p + 1 0 β b. Inti di Bawah Pita Kestabilan Unsur-unsur yang terletak dibawah pita kestabilan memiliki harga ( N ) kecil sehingga unsur ini berusaha mengurangi Z jumlah protonnya. Pengurangan jumlah proton dilakukan dengan pemancaran positron ( β 1 0 ) A ZX Z 1 A 0 Y + 1 β Proses ini menyebabkan perubahan nomor atom dari Z menjadi Z-1, misalnya: 11 11 0 6C 5 B + 1 β Positron 1 0n Dengan mudah dapat dipahami bahwa pada proses pemancaran positron terjadi perubahan proton menjadi neutron. 1 1p 1 0 0 n + 1 β

Peluruhan Unsur Radioaktif Pada 1903, Ernest Rutherford dan Frederick Saddy mempostulatkan bahwa keradioaktifan tidak hanya disebabkan oleh perubahan yang bersifat atomis yang sebelumya berlangsung, namun pemancaran radioaktif berlangsung bersamaan dengan perubahan atomis tersebut., mereka mendapatkan adanya tiga jenis radiasi pada saat inti meluruh menuju keadaan stabil, yakni pemancaran alfa (α), beta (β) dan gamma (γ). Adapun karakteristik ketiga pemancaran tersebut adalah sebagai berikut. a. Pemancaran Sinar α Pada proses pemancaran sinar α inti induk memancarkan sebuah partikel α ( 4 2He) sehingga menghasilkan inti anak dengan nomor massa yang berkurang 4 dan nomor atom yang berkurang 2, yaitu [ A 4 Z 2 Y]. Dengan demikian, inti anak akan menduduki tempat dua nomor disebelah kiri inti induk dalam sistem periodik unsur. Sinar alfa merupakan partikel bermuatan positif 4 4 2α = 2He Sebagai contoh. 226 222 4 88Ra 86Rn + 2 α 239 235 4 94Pu 92U + 2α [2400 th waktu paruh] 209 Bi merupakan inti berat stabil yag ada di alam. Unsur dengan A 210 dan Z > 83 cenderung meluruh dengan memancarkan sinar α. Unsur berat dengan A 92 selain

memiliki kecenderungan memancarkan sinar α, juga memiliki kecenderungan untuk mengalami reaksi fisi. Unsur-unsur yang stabil di bagian tengah sistem periodik merupakan unsur α aktif yang lemah dengan waktu paruh yang sangat panjang, yakni 10 11-10 15 tahun. Unsur- 144 150 157 195 usur ini, misalnya. Nd, Sm, Gd, dan Pt 60 62 64 78 b. Pemancaran Sinar β atau 1 0 β Sebelum membahas reaksi pemancaran sinar beta, perlu diketahui terlebih adahulu mengenai sebuah fundamental yang belum pernah diketahui sebelumnya atau disebut sebagai neutrino (dilambangkan dengan v). partikel ini sangat sulit dideteksi, tidak bermassa, tidak bermuatan listrik. Peluruhan yang menghasilkan positron ( β 1 0 ) akan diikuti oleh neutrino (v), tetapi pada peluruhan sinar beta ( β 1 0 ) akan diikuti oleh anti neutrino (v), yakni anti partikel neutrino. Pada peristiwa pemancaran sinar beta, salah satu neutron dalam inti induk mengalami transformasi menjadi proton melalui pemancaran elektron (β -1 ) dan anti neutrino (v). Denagn kata lain, jika suatu inti memiliki kelebihan neutron dibandingkan dengan inti yang lebih stabil, keestabilan akan dicapai melalui perubahan neutron menjadi proton. Proses ini disebut pemancaran negatif atau pemancaran beta. 1 0n 1 1 p + 1 0 β + v Oleh karena itu, pada pemancaran sinar beta, inti induk mengalami kenaikan nomor atom. Dengan demikian, inti anak yang terbentuk akan berada satu tempat di sebelah kanan inti induk pada sistem periodik unsur. A ZX Z+1 A Y + 1 0 β + v Sinar beta merupakan electron 1 0 β = 1 0 e Sebagai contoh, 24 24 11Na 12Mg(stabil) + β + v 15P 1 0 32 32 S(stabil) + β 16 1 0

Peluruhan beta terjadi pada kebanyakan inti radioaktif alami, inti radioaktif buatan, maupun inti hasil reaksi fisi. c. Pemancaran Sinar γ Sinar gamma (γ) merupakan foton yang memiliki energi sangat tinggi. Sinar gamma tidak memiliki massa maupun muatan oleh karena itu, unsur yang memancarkan sinar gamma tidak mengalami perubahan nomor atom maupun nomor massa. A ZX A 0 Z X + 0 γ Karakteristik dari sinar radioaktif : A. Sinar Alfa (Sinar Α) 1. Terdiri atas inti Helium ( 4 He2), 2 proton 2 neutron, massa 4 dan muatan +2 2. Bermuatan listrik positif (+) 3. Dibelokkan oleh medan magnet maupun medan listrik 4. Daya tembus relatif kecil tetapi daya ionisasi sangat besar (tidak mampu menembus selembar kertas) 5. BIla suatu atom meancarkan sinar α, maka nomor atom tersebut berkuang 2 dan nomor masa berkurang 4 B. Sinar Beta (Sinar Β) 1. Terdiri atas elektron ( 0 e-1) yang berasal dari inti atom, massa 1/1850 2. Bermuatan listrik negatif (-1) 3. Bisa dibelokkan oleh medan magnet maupun medan listrik.

4. Daya tembusnya lebih besar jika dibandingkan dengan sinar alfat (α) tetapi ionisasinya lebih kecil dibandingkan daya ionisasi sinar alfa (α) 5. Sinar beta tidak mampu menembus pelat tipis yang terbuat dari alumunium 6. Bila suatu atom memancarkan sinar beta (β) maka nomor atom tersebut bertambah satu dan nomor massanya tetap. C. Sinar Gamma (Γ) 1. Sinar ini berupa gelombang elektromagnetik yang disebut dengan foton. 2. Tidak memiliki muatan listrik. 3. Tidak memiliki massa 4. Tidak bisa dibelokkan oleh medan magnet maupun menda listrik. 5. Daya tembus sangat besar dan sebaliknya, daya ionisasi sangat kecil 6. Bila suatu atom memancarkan sinar γ maka nomor atom dan nomor massa tetap 4. Deret Radioaktif Kebanyakan unsur radioaktif yang berada di alam merupakan anggota empat radioaktif. Setiap deret terdiri atas urutan produk inti anak yang semuanya dapat diturunkan dari inti induk tunggal. Pada kenyataannya, hanya terdapat empat deret radioaktif yang dapat dijelaskan dari peluruhan beta (β) dan peluruhan alfa (α) yang mereduksi nomor massa sebuah inti sebesar 4. Adapun keempat deret radioaktif, yaitu sebagai berikut. a. Deret Thorium: [A = 4n] Konstanta n adalah bilangan bulat, dapat meluruh menjadi inti yang lain dengan nomor massa yang berkurang 4. Unsur radioaktif yang nomor massanya memenuhi persamaan (1.12) dikatakan sebagai anggota dari deret 4n. b. Deret Neptunium: [A = 4n+1] Inti-inti yang memiliki nomor massa yang memenuhi persamaan diatas dikatakan sebagai anggota deret 4n+1. c. Deret Uranium: [A = 4n+2] Anggota deret ini merupakan unsur-unsur dengan nomor massa memenuhi 4n+2. d. Deret Aktinum: [A = 4n+3] Unsur-unsur pada deret ini memiliki nomor massa 4n+3 Tabel 1.4.Empat deret radioaktif Nomor massa Deret Induk Umur Paruh Produk

(Tahun) Separuh Akhir 4 Thorium 232 90Th 1,39 x 10 10 208 82Pb 4n+1 Neptunium 237 93Np 2,25 x 10 6 206 83Bi 4n+2 Uranium 238 92U 4,51 x 10 9 206 82Pb 4n+3 Aktinium 235 92U 7,07 x 10 8 207 82Pb Anggota setiap deret ini juga dapat meluruh menjadi nuklida lain yang memiliki nomor massa lebih kecil.

C Waktu Paruh dan Aktivitas Unsur Radioaktif WAKTU PARUH Setiap isotop radioaktif akan mengalami proses peluruhan menjadi unsur lain yang lebih stabil. Proses peluruhan ini berjalan dengan kecepatan yang berbeda-beda dan hanya bergantung pada jenis isotopnya. Jika N adalah jumlah zat radioaktif pada saat t, jumlah zat yang meluruh per satuan waktu dapat dinyatakan oleh persamaan diferensial berikut. dn dt = λn (1.16) Dengan λ= konstanta peluruhan per satuan waktu. Perhitungan integral persamaan (1.16) akan menghasilkan N = N 0 e λt (1.17) dengan : N 0 = jumlah zat radioaktif pada saat t=0 Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan oleh zat radioaktif sehingga kereaktifannya berkurang menjadi separuh (setengah) dari kereaktifan semula Gambar 1.5.Peluruhan inti radioaktif e = bilangan natural = 2,71828 dari gambar 1.5 dapat dilihat bahwa interval waktu antara jumlah unsur aktif partikel semola (N o ) dan setengah jumlah unsur aktif partikel semula ( 1 N 2 0) adalah T1, yang 2 disebut pula dengan waktu paruh. Dengan kata lain, waktu paruh (T1) 2 adalah waktu yang dibutuhkan oleh zat radioaktif sehingga kereaktifannya berkurang menjadi separuh (setengah) dari kereaktifan semula. Persamaan waktu paruh adalah sebagai berikut.

T 1 = 0,693 2 λ Jadi, untuk menghitung jumlah unsur yang masih tersisa (N t ) setelah unsur meluruh selama waktu t, dapat digunakan persamaan berikut. N t = N 0 ( 1 2 ) t T 1 2 AKTIVIAS UNSUR RADIOAKTIF berkurangnya massa unsur radioaktif menjadi unsur lain yang stabil selama proses peluruhan sebanding dengan turunnya aktivitas dan jumlah atom unsur tersebut. Penurunan aktivitas unsur tersebut dirumuskan sebagai berikut: sebagai berikut. A=A 0 e -λt setelah meluruh selama t = T1, aktivitas suatu unsur radioaktif akan menjadi 2 A t = A 0 ( 1 2 ) t T 1 2 Satuan aktivitas adalah curie (Ci), sebagai penghargaa kepada keluarga Curie atas jasanya dalam bidang radioaktivitas. Aktivitas 1 Curie didefinisikan sebagai 1 gram radium () yang diperoleh Piere dan Marie Curie pada 1898 yang besarnya: 1 Curie (Ci) = 3,7 x 10 10 pancaran partikel per sekon Dalam satuan SI, aktivitas diberi satuan Becquerel (Bq), diambil dari nama Henry Bequerel, seorang penemu radioaktivitas pada 1896. 1 Bequerel (Bq) = 1 pancaran partikel per sekon

Dengan demikian, 1 Curie (Ci) = 3,7 x 10 10 Bequerel (Bq). Serapan Sinar Radioaktif Untuk menjaga pekerja radiasi dari pancaran radiasi yang dihasilkan oleh unsur-unsur radioaktif, diperlukan bahan penahan radiasi atau perisai radiasi. Bahan ini berfungsi untuk menyerap atau melemahkan radiasi. Jika seberkas sinar radioaktif dilewatkan pada sebuah keeping dengan ketebalan x, intensitas sinar radioaktif tersebut akan mengalami pelemahan yang memenuhi persamaan. dengan: I o = intensitas mula-mula (Wm -2 ) I = intensitas setelah melewati keeping (Wm -2 ) x = tebal keeping (m) µ = koefisien pelemahan bahan (m -1 ) dengan memasukkan I = 1 I 0, persamaan (1.22) dapat disederhanakan menjadi: 2 x = HVL = 0,693 μ harga x yang menyebabkan disebut Half Value Layer (HVL) atau lapisan harga paruh. Jika nilai HVL suatu bahan diketahui, persamaan intensitas sinar radioaktif yang dilewatkan oleh suatu bahan dengan ketebalan x akan memenuhi persamaan. I = I o ( 1 2 ) x HVL Dosis Serap Disadari atau tidak, makhluk dipermukaan bumi ini selalu mendapat atau terkena radiasi yang berasal dari lingkungannya, baik dari radiasi alam maupun buata manusia. Lebih dari 2 radiasi yag diterima berasal dari alam. Sumber radiasi alam tersebut antara 3 lain sebagai berikut.

1. Sinar kosmik yang berasal dari luar angkasa 2. Unsur-unsur radioaktif alam yang terkandung didalam kerak bumi seperti kalium, thorium dan uranium 3. Tulang-tulang binatang atau tulang manusia yang mengandung unsur kalium. Sumber radiasi buatan manusia, di antaranya: 1. Alat-alat kedokteran (seperti sinar-x) 2. Radioterapi; dan 3. Reactor nuklir. Besarnya energi radiasi pengion yang diserap oleh suatu materi dalam elemen volume dengan massa tertentu disebut dosis serap, yang dituliskan sebagai. D = E m dengan : D = dosis serap (rad) ΔE = energi yang diserap (joule) Δm = massa penyerap (kg) Secara internasional telah ditetapkan satuan dari dosis serap adalah rad, singkatan dari radiation absorbed dose.perlu diketahui bahwa satu rad=100 erg g -1 =10-2 Jkg -1 dan 1 Jkg -1 disebut 1 gray =100 rad. Akibat radiasi sangat bergantung pada besarnya dosis dan lamanya penyinaran. Untuk mengukur besar akibat suatu radiasi, digunakan satuan radiasi yang lain, yakni Sievert (Sv), yang didefinisikan sebagai jumlah radiasi pengion yang menghasilkan efek biologi yang sama dengan yang ditimbulkan oleh 1 joule sinar radiasi pada 1 kg tubuh. a. Alat deteksi radiasi 1. Pencacah Geiger Mueler Pada 1928, Geiger Mueler seorang peneliti dari jerman barat, membuat alat pencacah dari sebuah tabung kaca yang tertutup pada kedua ujungnya untuk mendeteksi radiasi α,β dan γ. Bagian dindingnya dilapisi logam tipis yang berfungsi sebagai katode. Di sepanjang sumbu tabung dipasang seutas kawat yang berfungsi sebagai anode.

Mula-mula tabung dibuat hampa udara, lalu dimasukkan gas dengan tekanan rendah. Tegangan antara anode dan katode diatur sesuai dengan jenis gas dan aktivitas unsur yang diukur Saat dilakukan pengukuran, tabung didekatkan pada unsur yang memancarkan partikel radioaktif sehingga partikelpartikel itu akan menembus jendela tipis pada salah satu ujung tabung dan masuk kedalamnya. Partikel radioaktif ini, menumbuk atom-atom gas sehingga atom-atom itu terionisasi. Pada saat terjadi ionisasi, atom-atom gas akan mengeluarkan elektronelektron. Elektron yang terlepas pada saat tumbukan, ditarik ke anode. Peristiwa ini berlangsung sangat cepat. Karena melepaskan elektron, atom-atom gas berubah menjadi ion-ion positif. Kemudian, ion-ion ini tertarik ke katode. Perpindahan ini akan menimbulkan pulsa listrik dalam rangkaian pencacah Geiger Mueler. Kemudian, pulsa listrik tersebut diperkuat melalui amplifier dan dapat diubah ke bentuk sinyal bunyi sehingga dapat didengar melalui loudspeaker sebagai bunyi yang berdetak. 2. Kamar Kabut Wilson Pada 1907, C.T.R.Wilson menemukan alat pendeteksi sinar radioaktif berupa kamar kabut. kamar kabut ini terdiri atas sebuah tabung yang dilengkapi dengan keeping gelas pada salah satu ujungnya dan penghisap pada ujung lain. Jika penghisap diturunkan dengan cepat, uap akan

mengembang dan mendingin sehingga menjadi uap super jenuh. Sinar radioaktif yang masuk ke dalam kamar kabut Wilson akan berinteraksi dengan materi (partikel) yang ada dalam kamar sehingga terjadi ionisasi. Ion-ion yang terbentuk berfungsi sebagai inti pengembun sehingga pada lintasan partikel sinar radioaktif tersebut terbentuk tetesan cairan dari uap super jenuh. Jejak partikel sinar radioaktif dapat diamati dan dipotret dengan cara menerangi kamar kabut tersebut dari samping. Identitas dan energi awal partikel yang terhenti dalam kamar kabut dapat ditentukan dari panjang dan tebal jejak partikel yang melalui kamar kabut. Jika kamar kabut dapat ditempatkan dalam medan magnetik, lintasan partikel bermuatan akan berupa lengkungan sehingga momentum dan jenis partikel dapat ditentukan. 3. Emulsi Film Emulsi film merupakan alat pendeteksi yang dapat digunakan untuk mengamati jejak-jejak partikel bermuatan secara langsung. Emulsi film merupakan sebuah film yang diberi emulsi khusus dengan kandungan perak (Ag) tinggi dan dilapiskan pada sekeping gelas. Partikel pengion yang melaluinya akan meninggalkan jejak dan memperlihatkan lintasan pada Kristal perak bromide yang telah berubah. Adapun partikelnya sendiri tidak dapat ditangkap. Setelah film diproses, akan muncul barisan butir hitam dari perak koloidal (keadaan seperti semula) sepanjang lintasan partikel.dari karakteristik jejak ini dapat ditentukan energi awalnya.

D REAKSI INTI DAN PENGGUNAAN RADIOISOTOP 1. REAKSI INTI Pada dasarnya, reaksi inti adalah interaksi antara partikel penembakan (proyektil) yang terdiri atas partikel elementer, seperti foton, neutrino, dan inti multinukleon dengan suatu inti target. Reaksi tersebut dapat berupa penghamburan proyektil atau eksitasi inti target yang diikuti oleh transformasi inti menjadi inti lain dengan cara menangkap atau melepaskan partikel. Pada setiap reaksi inti selalu berlaku hukum berikut ini. a. Hukum kekekalan momentum, yakni jumlah momentum sebelum dan sesudah tumbukan sama. b. Hukum kekekalan nomor atom, yakni jumlah nomor atom sebelum dan sesudah reaksi sama. c. Hukum kekekalan nomor massa, yakni jumlah nomor massa sebelum dan sesudah reaksi sama. d. Hukum kekekalan energi total, yakni energi total sebelum dan sesudah reaksi sama. Orang yang kali pertama melihat reaksi inti adalah Ernest Rutherford. Pada 1919, ia membombardir inti atom nitrogen isotop oksigen 14 7 N dengan sinar α. Reaksi tersebut meghasilkan 17 8 O. 14 4 17 1 7N + 2He 8 O + 1 H Penembakan inti atom menyebabkan terjadinya perubahan susunan inti Perubahan susunan inti atom terdiri dari: 1. Transmutasi inti yaitu berubahnya suatu inti atom menjadi inti baru yang stabil 2. Radioaktivitas buatan adalah peristiwa 4 1 Dengan 2He adalah partikel α, dan 1 H adalah proton. Perhatikan bahwa jumlah nomor atom dan jumlah nomor massa ruas kiri sama dengan jumlah nomor atom dan

nomor massa ruas kanan. Sseperti telah dijelaskan, pada reaksi inti berlaku hukum kekekalan nomor massa dan hukum kekekalan nomor atom. Pada 1937, James Chadwick melakukan suatu percobaan dan mendapatkan partikel yang baru kali pertama diketahui dan disebut neutron. Dalam percobaannya, Chadwick menembakkan partikel alfa pada keeping berilium sehingga menghasilkan neutron dan inti karbon 12. 4 2α + 4 9 12 1 Be 6 C + 0 n Reaksi-reaksi tersebut umumnya hanya terjadi jika partikel memiliki energi yang cukup besar. Jika energinya terlalu rendah, partikel alfa hanya dapat mendekati inti pada jarak yang agak jauh karena adanya gaya tolak-menolak antara partikel inti. Hal tersebut mengakibatkan tidak terjadinya interaksi antara partikel alfa dan inti. Agar terjadi interaksi, energi partikel alfa harus diperbesar sehingga jarak antara partikel alfa dan inti dapat diperkecil. Alat yang digunakan untuk mempercepat partikel alfa dengan energi tinggi adalah akselerator (pemercepat). Partikel yang lebih kecil daripada partikel alfa, misalnya proton dan deuteron ( D 1 2 ), dapat pula digunakan untuk mengganggu kestabilan inti dengan harapan agar akhirnya inti tersebut terurai menjadi inti-inti lain. Pada 1932, Cockroft dan Walton menyatakan bahwa proton yang dipercepat melalui medan listrik dengan beda potensial 150 kv dapat membelah inti litium sehingga dihasilkan dua inti helium. Peristiwa tersebut dapat ditulis dengan persamaan reaksi sebagai berikut. 1p 1 7 4 4 + 3Li 2He + 2He (1.27) Contoh soal 1.3 Hitung besarnya energi yag dihasilkan pada reaksi : 2 3 4 1H + 1 H 2He + 1 0 n + E Jawab : Diketahui : massa H 1 2 = 2,0141 sma ; massa H 1 3 = 3,0160 sma 4 1 massa 2He = 4,0026 sma ; massa 0 n = 1,0086 sma m = m sebelum reaksi m setelah reaksi = [(2,0141 +3,0160) (4,0026+1,0086)] sma

= 0,0189 sma E = 0,0189 x 932,5 MeV = 17,6 MeV Pada reaksi inti berlaku prinsip kesetaraan massa-energi berdasarkan persamaan seperti yang dinyatakan Einstein, yakni E=mc 2. Reaksi inti dapat berupa pembelahan inti atom menjadi dua inti atom yang lebih ringan atau dapat juga berupa penggabungan dua inti atom ringan menjadi inti atom yang lebih berat. Pembelahan inti atom disebut reaksi fisi dan penggabungan inti atom disebut reaksi fusi. a. Reaksi Fisi Pada 1934, Enrico Fermi melakukan percobaan dengan menembaki inti uranium dengan neutron sehingga dihasilkan inti majemuk uranium ( 238 ) yang dapat meluruh sambil memancarkan sinar β dan membentuk inti baru lagi. U 92 meluruh dengan memancarkan sinar β membentuk sehingga unsur baru dengan nomor atom 93. Kemudian unsur tersebut Selanjutnya proses penembakan inti uranium oleh neutron itu diselidiki oleh Frisch dan Meitner pada 1938 secara teoretik, dan mereka menamakan proses tersebut sebagai proses fisi, yang artinya pembelahan. Persamaan reaksi pembelahan inti uranium tersebut dapat dituliskan sebagai berikut. 0n 1 235 + 92U 36 92 141 Kr + 56Ba + 3 1 0 n + energi Contoh lain dari reaksi fisi adalah sebagai berikut. 0n 1 235 140 + 92U 54Xe + 38 94 Sr + 1 0 n + energi

Uranium dapat mengadakan reaksi fisi jika ditembaki oleh neutron berenergi rendah, sekitar 0,025 ev yang disebut neutron termal. Reaksi tersebut dinamakan reaksi fisi termal (thermal fision). Adapun uranium dapat membelah jika ditembaki neutron cepat yang berenergi sekitar 1,4 MeV. Reaksi fisi semacam ini disebut fisi cepat (fast fision). Energi yang dihasilkan pada reaksi fisi sangat besar. Misalnya, pada reaksi fisi dari 1 gram uranium, dihasilkan energi sekitar 8,2 x 10 10 joule yag dapat digunakan untuk mendidihkan 200.000 liter air. Selain menghasilkan kalor, reaksi fisi juga menghasilkan dua atau tiga neutron baru dan setiap neutron baru itu akan menembaki uranium yang masih ada untuk melakukan pembelahan (fisi) sambil menghasilkan energi. Pembelahan inti tersebut akan berlangsung terus-menerus sampai uraniumnya habis. Peristiwa ini disebut reaksi fisi berantai. Pembelahan inti yang terus menerus itu berllangsung dalam waktu yang sangat singkat sehingga jika tidak terkontrol akan menyebabkan ledakan yang sangat dahsyat, misalnya pada bom atom. Reaksi Fusi Inti ringan dengan nomor atom yang masih kurang dari 8 dapat bergabung membentuk inti yang lebih berat jika memiliki energi yang cukup besar untuk menembus potensial gaya Coulomb. Ternyata, proses ini dapat terjadi pada temperatur yang sangat tinggi dan disebut reaksi termonuklir. Reaksi penggabungan inti tersebut dinamakan reaksi fusi. Contoh reaksi fusi adalah reaksi inti yang terjadi di matahari dan bintang-bintang. Reaksi termonuklir yang terjadi 1 4 di matahari, diantaranya penggabungan hidrogen 1 H menjadi inti helium 2He. reaksi yang terjadi di matahari dapat dituliskan sebagai berikut. 1. Pada tahap awal reaksi, proton bergabung dengan proton membentuk deuterium 1H 2. 1 1 2 0 1H + 1 H 1 H + 1 β + 0,4 MeV 3 2. Deuterium bergabung dengan proton membentuk inti tritium 2He. 3 4 3. Inti 2He bereaksi menghasilkan inti 2He 1 2 3 1H + 1 H 2He + γ + 5,5 MeV 3 3 4 1 1 2He + 2He 2He + 1 H + 1 H + γ + 5,5 MeV

Reaksi fusi yang berlangsug spontan hanya dapat terjadi pada temperatur dan tekanan yang sangat tinggi, supaya inti yang ikut dalam proses itu memiliki energi yang cukup untuk bereaksi. Contoh lain dari reaksi fusi adalah pada bom hidrogen yang menggunakan reaksi termonuklir. Temperature tingginya dicapai dengan menggunakan bom fisi plutonium yang bertindak sebagai detonator atau penyulut. 1. Reaktor Nuklir reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi pembelahan inti (nuklir) atau dikenal degan reaksi fisi berantai yang terkendali. Bagian utama dari reaktor nuklir, yakni elemen bakar, moderator, pendingin, daan perisai. Reaksi fisi berantai terjadi jika inti dari suatu unsur dapat membelah (uranium-235 dan uranium-233) bereaksi dengan neutron termal yang akan menghasilkan unsur-unsur lain dengan cepat serta menimbulkan energi kalor dan neutron-neutron baru. Berdasarkan fungsiya, reaktor nuklir dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut. a. Reaktor penelitian (Riset) b. Reaktor daya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) 2. Bom Nuklir Bom Fisi a. Sebenarnya istilah bom atom lebih tepat dikatakan dengan bom nuklir Karena energi yang diambil berasal dari tenaga nuklir. Ledakan nuklir terjadi karena pembebasan energi yang sangat besar dan sesaat oleh pembelahan inti atom. Bahan-bahan yang dapat membelah yang merupakan bahan bom atom adalah uranium U-235 dan plutonium Pu-239. Bahan bakar plutonium, sebagaimana uranium, dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar reaktor fisi nuklir atau dapat digunakan sebagai materi utama pembuatan bom fisi nuklir. ton TNT (tri nitro toluene), yakni bahan bakar bom konvensional atau cukup dengan istilah 20 kiloton. a. Bom Fusi

Pengembangan lebih lanjut alat ledak fusi dengan bahan bakar isotop hidrogen diilhami oleh berhasilnya ledakan bom atom fisi. Bom fusi dapat mencapai suhu jutaan derajat celcius, dan suhu ini dicapai sesaat setelah ledakan nuklir. Dengan demikian, bom atom thermo nuklir fusi lebih dahsyat dari bom atom fisi karena ledakan fusi ini dicapai secara bertahap, yakni diawali dengan ledakan fisi lebih dahulu, kemudian bahan bakar hidrogen terbakar oleh suhu fisi dan terjadi ledakan tingkat kedua termo fusi dan diakhiri dengan ledakan fisi. Bom nuklir terhebat adalah bom yang bahan bakarnya mudah didapat, yakni uranium U-238. Bahan bakar ini sangat murah dan melimpah secara alami.bahan bakar ini hanya dapat diledakkan dengan neutron cepat yang dapat dihasilkan oleh bom termo fusi. Dengan demikian, setelah ledakan tahap kedua, dapat diperbesar lagi dengan ledakan tahap ketiga dengan bahan bakar uranium alam (uranium U-238 > 99%). 3. Radioisotop a. Pembuatan Radioisotop Untuk memproduksi radioisotop dalam jumlah banyak, cara yang umum digunakan, antara lain menggunakan reaksi inti dengan neutron. Bahan-bahan yang tidak aktif, seperti natrium, kromium, ataupun iodium dimasukkan kedalam reaktor produksi radioisotope. Ketika reaktor dioperasikan maka neutron dari fisi digunakan untuk meradiasi bahan isotop. Unsur-unsur bahan baku isotop yang bereaksi dengan neutron akan menjadi aktif. Unsur-unsur yang aktif inilah yang disebut dengan nama radioisotop. Contoh-contoh radioisotop buatan BATAN, yakni 24 Na, 32 Pa, 51 Cr, 99 Tc, dan 131 I b. Penggunaan Radioisotop Akhirr-akhir ini, radioisotop sudah banyak digunakan dibidang kedokteran, industry, pertanian, dan dalam berbagai bidang kehidupan lainnya.

1.) Bidang Kedokteran Dalam bidang kedokteran, radioisotop dapat digunakan sebagai diagnosis maupun sebagai terapi, misalnya untuk diagnosis kanker ataupun diagnosis fungsi kerja jantung. Kobal Co-60 dapat digunakan sebagai penyinaran kanker. Co-60 ini sebagai pengganti radiasi sinar-x jika didalam pengobatan tersebut membutuhkan intensitas sinar yang lebih kuat. Demikian juga produksi yang berlebihan dari hormone godok dapat dikendalikan dengan cara pasien meminum suatu larutan yang mengandung iodium I-131. Iodium akan sampai pada kelejar gondok dan dapat memberikan radioterapi internal. 2.) Bidang Industri Penerapan teknik nuklir dalam menunjang industry dan kontruksi sudah sangat luas, misalnya dalam pemeriksaan material menggunaka teknik radiografi dengan sinar atau sinar-x yang dipancarkan dari radioisotop, Co-60 atau Ir-92 dilewatkan melalui material yang akan diperiksa, sebagian dari sinar tersebut akan diteruskan dan sisanya akan diserap tanpa merusak material. 3.) Bidang Hidrologi a.) Pengukuran laju air Radioisotop dapat digunakan untuk mengukur laju alir atau debit aliran fluida dalam pipa, saluran terbuka, sungai, serta air dalam tanah. Dasar pengukuran ini adalah menggunakan perunut radioaktif. Akibat adanya aliran, konsentrasi perunut radioaktif dalam jangka waktu tertentu akan berubah. Debit aliran fluida didapat dari pengukuran perubahan intensitas radiasi dalam aliran tersebut dalam jangka waktu tertentu b.) Pengukuran kandungan air tanah

Suatu alat yang mempunyai sumber neutron cepat dimasukkan kedalam sumur sehingga terjadi tumbukan antara neutron cepat dan hidrogen dari air (H 2 O). tumbukan ini akan menghasilkan neutron lambat yang dapat dideteksi dengan detector. Jumlah kandugan air dalam tanah dapat ditentukan dari cacahan yang terdeteksi pada detektor. c.) Pendeteksi kebocoran pipa Radioisotop dapat pula digunakan untuk mendeteksi kebocoran pipa penyalur yang terbenam di dalam tanah. Mula-mula perunut radioaktif dimasukkan ke dalam aliran, kemudian diikuti dari atas melalui suatu detektor, jika di suatu tempat terdapat cacahan radioaktif yang tinggi, berarti di tempat tersebut terdapat kebocoran. Penggunaan radioisotop dalam bidang hidrologi lainnya, misalnya dalam pegukuran tinggi permukaan cairan dalam wadah tertutup, pengukuran sedimen transport (endapan lumpur di pelabuhan yang menyebabkan terjadinya pendangkalan), serta menentukan letak kebocoran suatu bendungan.