RPSEP-11 KENDALA DAN STRATEGI PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN E GOVERNMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT

b. bahwa pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam

TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK (TNDE) Oleh : Dra. ANY INDRI HASTUTI, MM ASISTEN PEMERINTAHAN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT

I. PENDAHULUAN. membuat masyarakat dapat ikut berpartisipasi aktif dalam mengontrol setiap

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA

Motivasi Kebijakan E-Government

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan

Komputer Dan Pemerintahan. Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2013/2014

PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM E-GOVERNMENT SERTA P E N T I N G N Y A K O M I T M E N.

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO

I. PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta potensi

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN EGOVERNMEN PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN

Presiden No. 3/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional. Pengembangan Pemerintahan Secara Elektronik. INPRES ini

I. PENDAHULUAN. kehidupan yang baru dengan potensi pemanfaatannya secara luas, yaitu membuka

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi. pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting

BUPATI POLEWALI MANDAR

BAB I PENDAHULUAN. pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat.

PENCANAAN STRATEJIK TAHUN

Evolusi Vol. I No.1 September 2013

PENCANAAN STRATEJIK TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengurus apa yang dibutuhkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Fakta telah

sehingga benar-benar dapat diwujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good governance)

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Evaluasi Web Site e-governent Instansi Pemerintah Daerah

BAB V. ARAH PENGEMBANGAN e-government PROVINSI RIAU

Tugas Teknologi Komunikasi Informasi PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENUNJANG IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT DI BAGIAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-government

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB I PENDAHULUAN. dan tersebar ke seluruh penjuru nusantara. Besarnya jumlah penduduk dan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BULELENG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia

Jakarta, Maret 2013 Kepala Badan Kepegawaian Negara. Eko Sutrisno

BAB II KONDISI OBJEKTIF KOMINFO KABUPATEN SERANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA

BAB I PENDAHULUAN. membuat isu-isu semacam demokratisasi, transparansi, civil society, good

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

I. PENDAHULUAN. E-Government (e-gov) merupakan program pemerintah dalam upaya untuk

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat. publik yang perlu dikembangkan permerintah, agar masyarakat dapat

BAB V PENUTUP. 1. Adapun hal-hal yang telah dilaksanakan oleh Badan Pelayanan Perijinan. dan cepat serta biaya ringan, meliputi:

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

E-GOVERNMENT. Definisi. E-Readiness 3/27/2012

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

BAB II GAMBARAN BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Bergulirnya reformasi membawa perubahan dalam segala bidang. kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk di dalamnya pengelolaan

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lampung Selatan

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, transparan, serta meletakkan supremasi hukum. Perubahan yang

Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau

BAB I PENDAHULUAN. mampu memberikan informasi yang komprehensif kepada masyarakat yang. tengah mengalami transformasi menuju era masyarakat informasi.

BAB I PENDAHULUAN. professional. Semua ini bertujuan agar organisasi memiliki sumber daya manusia

PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI E-GOVERNMENTE

KOMPUTER DALAM PEMERINTAHAN

BAB III ISU - ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

PENERAPAN & PENGEMBANGAN e-government DI KOTA PALOPO. Oleh : Akhmad Syarifuddin Wakil Walikota Palopo

P5 Pemanfaatan Komputer Di Berbagai Bidang. A. Sidiq P. Universitas Mercu Buana Yogyakarta

PENINGKATAN KINERJA MELALUI ANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA SEKSI ANGGARAN DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BINTAN

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG KERANGKA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran pemerintah daerah dalam

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI PAPUA

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. administrasi pembangunan yang telah ada, sehingga merupakan kebutuhan

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 60 TAHUN 2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan bidang agraria dapat dipandang sebagai penyelenggaraan

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II

URUSAN WAJIB KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

MEMBANGUN E-LEGISLASI DI INDONESIA Oleh: Arfan Faiz Muhlizi*

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG BADAN PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK PROPINSI JAWA TIMUR

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI DAN TELEMATIKA KOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO

KATA PENGANTAR. Lamongan, Januari 2012 Kepala Bagian Bina Pengelolaan Keuangan dan Asset. S U B A N I, SE, MM Pembina NIP

Transkripsi:

RPSEP-11 KENDALA DAN STRATEGI PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DALAM PEMBANGUNAN DAERAH Nora Eka Putri Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang Email: nor.adisty@gmail.com Abstrak E-government atau electronic government adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam percepatan pembangunan daerah. E-government merupakan teknologi informasi yang berbasis internet untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat agar lebih efektif dan efisien. Pengembangan e-government bertujuan antara lain: efektivitas prosedur birokrasi yang relatif berbelit-belit, kemudian pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat yang sesuai dengan prinsip-prinsip good governance, dan juga peningkatan pendapatan asli daerah. Namun dalam implementasinya penerapan e- government ini memiliki kendala tertentu misalnya keterbatasan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang minim karena membutuhkan biaya tinggi dan faktor lainnya. Oleh karena itu diperlukan strategi tertentu agar penerapan e-government dapat terealisasi dengan baik pada pemerintahan daerah di Indonesia. Di antara strategi tersebut adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan atau bimbingan teknis, selanjutnya melengkapi sarana dan prasarana penunjang e- government teutama yang terkait dengan teknologi informasi yang berbasis internet. Kata Kunci: Pembangunan daerah, electronic government, kendala, strategi A. LATAR BELAKANG E-government adalah salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam percepatan pembangunan daerah. E-government (E-gov) merupakan teknologi informasi berbasis internet yang mampu menjadikan tugas dan fungsi pemerintah berjalan secara efektif dan efisien. Pengembangan E-gov bertujuan untuk peningkatan pelayanan publik; pemberdayaan masyarakat; dan pelaksanaan pembangunan, akan tetapi dalam implementasinya ternyata masih mengalami kendala-kendala tertentu. Hal yang paling penting dalam penerapan E-gov adalah sumber daya manusia (SDM) yang akan melaksanakan E-gov tersebut. Sebagaaimana diketahui bahwa kualitas SDM yang terdapat di daerah-daerah di Indonesia antara daerah satu dengan daerah lain mengalami perbedaan, namun kecenderungan secara umum SDM yang mampu mengimplementasikan E-gov diasumsikan terbatas, sebab E-gov berkorelasi positif dengan kemampuan mengaplikasikan teknologi informasi (termasuk komputer) sekaligus internet. Kelemahan tersebut di atas menghambat kelancaran implementasi E- gov di daerah dan ini berimplikasi bagi pelayanan masyarakat, misalnya pemerintah

tidak mampu melayani masyarakat secara online (pembayaran pajak, pengurusan perizinan, dan lain sebagainya). Lebih jauh kendala SDM ini juga mempengaruhi pemberdayaan masyarakat, masyarakat hanya fokus melakukan pekerjaan tanpa ada upaya peningkatan kreativitas dan inovasi agar taraf kehidupan meningkat yang dikarenakan terbatas informasi dari pemerintah. Kemudian lemahnya SDM di pemerintah daerah dalam penerapan E-gov juga berdampak pada peningkatan pembangunan, misalnya pelaksanaan seleksi tender pengadaan kegiatan tertentu, kemudian promosi pariwisata daerah, dan lain lain seharusnya dapat dilakukan secara online melalui website pemerintah, namun karena SDM belum bisa mengelola website secara maksimal, sehingga kegiatan tersebut di atas tidak bisa dilaksanakan dengan baik. Penyebab selanjutnya sebagian dari pemerintah di Indonesia mengeluhkan penerapan E-gov karena keterbatasan sarana dan fasilitas lain yang menunjang E-gov, akibatnya pekerjaan pelayanan, pemberdayaan masyarakat dan pembangunan juga terhambat dan bermuara pada ketidakmampuan pemerintah daerah untuk mewujudkan prinsip-prinsip good governance dan clean government secara komprehensif. Oleh sebab itu perlu kiranya ditelaah persoalan yang menjadi kendala dan bagaimana strategi agar E-gov dapat diterapkan untuk mewujudkan percepatan pembangunan di daerah. B. TELAAH LITERATUR 1. Definisi Electronic Government (E-Gov) Menurut Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Stretegi Nasional Pengembangan E-Government bahwa pengembangan E-gov adalah upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Melalui E-gov dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimalisasikan pemanfaatan teknologi informasi yang mencakup aktivitas pengolahan data, pengelolaan informasi dan proses kerja secara elektronik; kemudian pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah negara. Menurut Zweers and Planque (2001), E government berhubungan dengan penyedia informasi, layanan atau produk yang disiapkan secara elektronis, dengan dan oleh

pemerintah, tidak terbatas tempat dan waktu, menawarkan nilai lebih untuk partisipasi pada semua kalangan. Tujuan Pengembangan E-Government menurut Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 adalah: a. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang memiliki kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta dapat terjangkau di seluruh wilayah Indonesia setiap saat tanpa batas ruang, waktu dan pembiayaan b. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk meningkatkan perkembangan perekonomian nasional dan memperkuat kemampuan menghadapi perubahan dan perdagangan internasional c. Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembaga-lembaga negara serta penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam perumusan kebijakan negara. d. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga pemerintah dan pemerintahan daerah otonom. Sementara itu menurut Djumadal (2003) dalam Khairul Anwar, bahwa E government sebagai aliran informasi fungsi kegiatan pemerintah, yang dapat di bagi menjadi: a. Government to People (G2P:G2C), dimana pemerintah memberi informasi kepada masyarakat dan masyarakat memberi masukan kepada pemerintah b. Government to business, dimana pemerintah memberi informasi tentang pasar, mempromosikan produk daerah, pelayanan perizinan, pajak dan sebagainya c. Government to Government, dimana ditekankan pada komunikasi, koordinasi dan kolaborasi (kepegawaian, keuangan, perencanaan pembangunan dan lainlain). Selanjutnya menurut Khairul Anwar dan Asianti Oetojo, manfaat dari pengembangan E government adalah: a. Menghilangkan prosedur birokrasi yang selama ini dianggap berbelit, lamban, biaya tinggi dan inefisien sehingga pada akhirnya akan menghambat optimalisasi pelaksanaan otonomi daerah b. Fungsi pelayanan pemerintah kepada masyarakat bisa dilakukan secara transparan sehingga diharapkan akan tercipta aparatur pemerintahan yang

kredibel, bersih, bertanggung jawab (good goverenance). Memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dan informasi sebanyak-banyaknya dari pemerintah c. Mendorong masyarakat untuk lebih aktif berpartisipasi pada proses pembangunan dengan memenuhi kewajiban-kewajiban yang ada d. Menjembatani antara produsen dan konsumen, penjual dan pembeli, penyedia dan pengguna teknologi, potensi daerah dan investor, pemerintah dan masyarakat. Berikut ini adalah skema yang menjelaskan pelaksanaan e government dalam pembangunan daerah: Skema E-Government Kota E- Governmen t Pelayanan Terpadu Good Governance - Debirokratisasi - Keterbukaan - Kemudahan Pelayanan - Partisipasi Masyarakat - Menjembatani antara produsen, konsumen, penjual dan pembeli, dll Peningkatan PAD Desa -Informasi -Perizinan - Perpajakan - Kependudukan -dll Kesejahteraan Sumber: Khairul Anwar dan Asianti, 2004 C. PEMBAHASAN 1. Kendala Penerapan E-Government Implementasi e-government dalam menunjang pembangunan daerah sangat diperlukan, sebab melalui e-government tugas dan tanggungjawab pemerintah dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pelaksanaan pelayanan publik, pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan peningkatan PAD dapat dioptimalkan dengan e-

government. Namun realitas di lapangan menunjukkan bahwa penerapannya tidak demikian terdapat beberapa kendala baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Di antara yang menjadi kendala dalam implementasi E-gov ini adalah kesiapan birokrasi. Lebih jauh bahwa pemerintah daerah belum optimal menerapkan E-gov disebabkan belum terdapatnya organisasi yang fokus pekerjaannya terkait dengan implementasi E-gov. Hal ini sesuai dengan Kepmendagri Otoda No 50 Tahun 2000 tentang Pedoman SOTK Daerah (Di antaranya pembentukan Kantor/Badan Pengolahan Data Elektronik atau K/BPDE) serta Inpres No 6 Tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia. Sehingga semangat penerapan E-gov ini relatif terkendala karena tidak terdapatnya instansi pemerintah yang akan mengolah data elektronik tersebut K/BPDE). Sebab yang akan membuat perencanaan terhadap pengolahan data elektronik ini ditentukan oleh instansi terkait yang fokus pekerjaan pada perencanaan sampai dengan evaluasi pengolahan data elektronik di pemerintah daerah. Misalnya di Kota Padang, website Pemerintah Kota Padang dikelola oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, yaitu pelaksanaan program optimalisasi teknologi informasi dan komunikasi, di antaranya pengembangan content data website kota Padang, Pengembangan dan perbaikan jaringan lokal dan hotspot, Peningkatan kualitas SDM teknis teknologi informasi, Sistem informasi dan data menara seluler di Kota Padang, dan lain lain. Namun di dalam penerapannya masih terdapat kelemahan pada website yang ditampilkan, contoh kolom opini yang tidak di up to date, selanjut content tranparansi anggaran yang kosong sehingga masyarakat yang menginginkan informasi juga kecewa disebabkan informasi yang tidak komprehensif. Selanjutnya keterbatasan SDM yang mampu mengelola E-gov dengan baik sehingga tenaga ahli yang tersedia terbatas yang mengakibatkan beban pekerjaan

semakin menumpuk. Kemudian hal tersebut juga terhambat karena sarana dan fasilitas yang terbatas, sebab pengadaan komponen teknologi informasi tersebut membutuhkan biaya yang tinggi, jika PAD daerah tinggi dan pemerintahnya juga mendukung maka persoalan ini tidak terlalu memberatkan namun jika sebaliknya yang terjadi akibatnya implementasi E-gov juga tidak maksimal. Faktor jaringan komunikasi juga menjadi kendala yang signifikan sebab seluruh pekerjaan yang terkait dengan E-gov juga berhubungan dengan jaringan komunikasi sehingga jika jaringan komunikasi bermasalah maka pekerjaan akan tertunda 2. Strategi Pengembangan E-Government Strategi diperlukan dalam pengembangan E-gov, di antaranya adalah: a. Mengembangkan sistem pelayanan yang andal dan terpercaya, serta terjangkau oleh masyarakat luas. Masyarakat mengharapkan layanan publik yang terintegrasi tidak bersekat-sekat oleh batasan organisasi dan kewenangan birokrasi. Dunia usaha memerlukan informasi dan dukungan interaktif dari pemerintah, begitu juga dengan lembaga negara lainnya bahwa kelancaran informasi merupakan faktor penting dalam pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik. b. Menata sistem manajemen dan proses kerja pemerintah daerah secara holistik. Penataan sistem manajemen dan proses kerja harus dirancang sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga mampu menyerap informasi secara cepat dan bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat. Di antara rancangan tersebut harus mencapai sasaran antara lain, sistem yang ditata berfokus pada kebutuhan rakyat; kemudian komitmen yang jelas untuk melakukan perubahan lebih baik; penguatan e-leadership; rasionalisasi peraturan dan prosedur operasional c. Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal, perkembangan teknologi informasi dan jaringan komunikasi memberikan ruang yang lebih luas bagi pemerintah untuk melaksanakan tugas dan fingsi agar lebih optimal dan tepat sasaran. Salah satunya dengan cara menetapkan standarisasi yang terkait dengan manajemen dokumen dan data elektronik d. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri telekomunikasi dan teknologi informasi. Untuk mencapai tujuan e-gov, partisipasi dunia usaha dalam pelayanan publik perlu untuk dikembangkan, misalnya keterlibatan dalam mengembangkan komputerisasi, jaringan informasi

dan teknologi informasi sehingga mampu memperluas cakupan pelayan publik tersebut. e. Mengembangkan kapasitas SDM pada pemerintah daerah disertai dengan meningkatkan e-literacy masyarakat. Pengembangan kapasitas SDM ini dapat dilakukan melalui beberapa langkah antara lain: meningkat kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dan jaringan komunikasi; pemberian pendidikan dan pelatihan terkait dengan teknologi informasi; peningkatan kapasitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi; perubahan pola pikir dan sikap budaya kerja aparatur pemerintah melalui sosialisasi mengenai konsep e-government; kemudian peningkatan motivasi melalui penghargaan atau apresiasi kepada SDM di bidang teknologi informasi dan komunikasi. f. Melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan tahapan yang realistik dan terukur. Penerapan e-government harus dimulai dari perencanaan yang jelas (SDM, fasilitas,dll); implementasi (pembuatan sistem informasi publik); pemantapan dengan membuat situs transaksi pelayanan publik; pemanfaatan teknologi informasi tersebut D. KESIMPULAN Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain a. Kendala dalam penerapan e-gov adalah birokrasi pemerintah yang belum optimal dalam mengimplementasikan e-gov, kemudian terbatasnya SDM dan sarana serta fasilitas juga membuat perkembangan e-gov di suatu daerah menjadi terhambat sehingga proses pelayanan publik juga tidak maksimal b. Strategi yang dapat dikembangkan dalam penerapan e-gov di pemerintah daerah untuk menunjang kesejahteraan rakyat adalah birokrasi yang pro aktif dengan e-gov ini melalui pembentukan K/BPDE di pemerintahan, selanjutnya melengkapi sarana dan fasilitas penunjang e-gov serta pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan SDM sehingga tujuan pemerintah untuk pembangunan, melayani masyarakat, serta peningkatan PAD sesuai dengan tujuan e-gov dapat terwujud.

DAFTAR PUSTAKA Anwar, M Khairul.2004. Aplikasi SIM bagi Pemerintahan di Era Otoda, SIMDA. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Dwiyanto,Agus.2002. Reformasi Pelayanan Publik di Indonesia. Yogyakarta: Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM Djumadal, Surat,J.2003. Pengembangan E-Gov Pemerintah Provinsi DIY. Makalh studi lapangan E-Gov di UMM Puspitosari, Hesti,dkk.2012. Filosofi Pelayanan Publik. Malang: Setara Press Siagian, P Sondang.1999. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara Tamin, Feisal.2004. Reformasi Birokrasi, Analisis Pendayagunaan Aparatur Negara. Jakarta: Belantika Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Stretegi Nasional Pengembangan E- Government