11 T erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengawasan Intern Pemerintah (SPIP), menegaskan BPKP bertugas melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina penyelenggaraan SPIP. Seiring hal tersebut, BPKP mengalami perubahan paradigma sebagai pengawas intern pemerintah yaitu melaksanakan peran assurance dan consultancy. Peran assurance dilakukan melalui kegiatan audit, evaluasi, dan reviu, monitoring, sedangkan peran consultancy dilakukan melalui sosialisasi, asistensi/bimbingan teknis, dan pengembangan sistem. Perwakilan BPKP Provinsi telah menyelenggarakan SPIP, dan melaksanakan pembinaan penyelenggaraan SPIP melalui sosialisasi dan diklat SPIP di lingkungan pemerintahan daerah di Provinsi. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Provinsi menguraikan capaian kinerja pada tahun 2014 sebagai pertanggungjawaban kinerja Perwakilan BPKP Provinsi dalam melaksanakan rencana kerja sebagaimana telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja (Tapkin) tahun 201 4 dan Rencana Strategis BPKP Tahun 2010-2014. Pelaksanaan rencana kerja Perwakilan BPKP Provinsi tahun 2014 dibiayai dari dana APBN sesuai DIPA nomor SP DIPA 089-01.2.450542/2014, tanggal 5 Desember 2013 dan revisi empat kali, terakhir dengan nomor DIPA 089-01.2.450542/2014, tanggal 23 September 2014 sebesar Rp 47.870.486.000,00. Dalam rencana kinerja tahun 2014 terdapat 6 tujuan strategis yang dijabarkan dalam 8 sasaran strategis, dan keberhasilannya diukur berdasarkan 51 Indikator kinerja Utama (IKU). Dari 51 Indikator Kinerja Utama (IKU) diidentifikasi terdapat 12 IKU dominan dan 39 IKU pendukung. x
Hasil penilaian sendiri (self assesessment) berdasarkan metode penilaian yang telah ditetapkan, secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi berdasarkan IKU dominan pada tahun 2014 adalah 114,47%, atau naik 8,09% dibanding dengan rata-rata capaian kinerja tahun 2013 sebesar 106,38%. Berdasarkan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada masing-masing sasaran, capaian kinerja tujuan strategis dan sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi tahun 2014 terinci pada Tabel RE,1. No Tujuan 1. Tabel RE.1 Capaian Tujuan dan Sasaran Strategis Tahun 2014 Dihitung Berdasarkan Capaian IKU Dominan Tujuan/ Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi 1. Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Keuangan IKU Dominan Capaian Keterangan 4 105,76 3 106,26 Tujuan 2. Tujuan 3. Tujuan 4. 2. nya Optimalisasi Penerimaan Negara dari Hasil Pengawasan Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi 3. Meningkatnya Kualitas Penerapan Tata Kelola Kepemerintahan/Perusahaan Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi 4. Meningkatkan Pemahaman, Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi nya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di 1 105,26 2 160,26 2 160,26 1 100,00 1 100,00 1 108,98 xi
No Tujuan 5. Tujuan 6. Tujuan/ Sasaran Strategis wilayah Perwakilan BPKP Provinsi 5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi 6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi 7. Meningkatnya Efektifitas Perencanaan dan Pelayanan Pengawasan serta Kualitas Pengelolaan Keuangan 8. Meningkatnya Penerapan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan IKU Dominan Jumlah Indikator Kinerja Tujuan/ Capaian 8 Jumlah Indikator Kinerja Sasaran/ Capaian 12 Capaian Keterangan 1 108,98 1 99,36 Tidak 1 99,36 Tidak 3 112,45 2 99,89 Tidak 1 125,00 114,47 Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari komitmen yang tinggi segenap jajaran Perwakilan BPKP Provinsi untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam Tapkin 2014 dan makin membaiknya kondisi tata kelola instansi K/L/Pemda/BUMN/BUMD mitra kerja BPKP sebagai hasil dari kerja sama dan asistensi yang telah berjalan selama lebih dari lima tahun. Namun pada Tabel RE.1 juga terlihat masih adanya kelemahan yang terjadi selama masa renstra 2010-2014, yaitu dari 6 tujuan yang ditetapkan, 1 tujuan tidak tercapai, yaitu Tujuan ke-5 Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi. Dan bila dilihat dari sasaran strategis, dari 8 sasaran strategis yang ditetapkan, 2 sasaran tidak tercapai, yaitu sasaran ke-6 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional xii
dan Kompeten dan sasaran ke-7 Meningkatnya Efektifitas Perencanaan dan Pelayanan Pengawasan serta Kualitas Pengelolaan Keuangan. Ketidaktercapaian ini disebabkan: 1. Jumlah Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang menerapkan Jabatan Fungsional Auditor (JFA) di bawah target yang ditetapkan. Dari 39 Pemerintah Daerah yang ada di wilayah Provinsi, hanya 31 Pemerintah Daerah yang menerapkan JFA. 2. Jumlah Pelaksanaan Penugasan (PP) tahun 2014 di bawah target yang ditetapkan dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT), yaitu tercapai 99,38%. Penugasan yang telah ditetapkan dalam PKPT dan tidak dilaksanakan sebagian yaitu penilaian maturity level SPIP, evaluasi LAKIP, pelaksanaan action plan terhadap hasil pemeriksaan LKPD oleh BPK, sosialisasi dan evaluasi tata kelola APIP, kajian hasil pengawasan, dan audit investigatif. Tidak terlaksananya pelaksanaan penugasan tersebut terutama disebabkan: - Pedoman kegiatan belum tersedia sampai akhir tahun, - Memprioritaskan pelaksanaan kegiatan crash program, - Keterbatasan jumlah SDM, - Arahan Rendal atas realisasi penugasan yang berkurang, - Keterbatasan permintaan untuk audit investigatif. Atas berbagai permasalahan tersebut telah dilakukan upaya/strategi pemecahan antara lain: a. Mengefektifkan pelaksanaan sosialisasi jabatan fungsional auditor (JFA) kepada APIP Pemda di Provinsi dan melakukan perbaikan pelayanan pendidikan dan pengembangan JFA. b. Penyusunan PKPT diarahkan pada kebutuhan di wilayah provinsi berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya dengan estimasi penugasan waktu yang akan datang. xiii
c. Mengefektifkan pemanfaatan SDM yang tersedia dengan melaksanakan penugasan berdasarkan skala prioritas pemenuhan PKPT atau permintaan yang bersifat urgent dan strategic. d. Meningkatkan kompetensi SDM untuk melaksanakan peran assurance dan consultancy yang berkualitas e. Berkoordinasi lebih intensif dengan Instansi K/L/Pemda dan BUMN/D untuk lebih aktif dalam upaya preventif maupun represif dalam pemberantasan tindak pidana korupsi. xiv