Sejarah dan Arsitektur Kawasan Pecinan

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK INTERIOR RUKO DI KAWASAN KAMPUNG CINA KOTA MANADO. Ernawati Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo

ARAH PERKEMBANGAN KLENTENG DI JAWA TIMUR DITINJAU DARI BENTUK ATAP

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang

BAB IV KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Kesesuaian Feng Shui..., Stephany Efflina, FIB UI, 2009

BAB VII KESIMPULAN. (Ch I). Empat Binatang Langit yang menaungi atau melindungi lokasi. Putih, Naga Hijau dan Burung Phoenix.

BAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Rumah Ibadat Kelenteng. Gondomanan, Jl. Brigjend. Katamso No.3, Yogyakarta

BAB III KONSEP PERANCANGAN

Karakteristik Fasade Bangunan untuk Pelestarian Koridor Jalan Panggung Surabaya

ARSITEKTUR CINA PADA KLENTENG JIN DE YUAN DI KAWASAN PECINAN JAKARTA SEBAGAI SUATU PERWUJUDAN AKULTURASI KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB II LANDASAN TEORITIS...

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

BAB I PENDAHULUAN. Kontak antara Cina dengan Nusantara sudah terjadi sejak berabad-abad

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

UTS SPA 5 RAGUAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257.

Karakter Visual Bangunan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya

ISLAMIC CENTER DENGAN NUANSA BUDAYA CINA DI SEMARANG

Jawa Timur secara umum

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

SUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 KESIMPULAN. (masyarakat) untuk mengenal dan mengetahui konsep fēngshuĭ.

PERANCANGAN RUANG DALAM

BAB V PENUTUP. rumah limas di desa Sirah Pulaupadang dan arsitektur rumah limas di Palembang

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III STUDI KASUS 3.1 KONDISI GEOGRAFIS

TEORI VITRUVIUS : 3. FIRMITAS KEKUATAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa memiliki ciri khas arsitektur bangunan yang berbeda-beda, baik

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset

SIMBOLISASI RUMAH TINGGAL ETNIS CINA STUDI KASUS KAWASAN PECINAN SEMARANG

Gambar 26. Tampak muka klenteng Xie Dian Gong, Bandung. Jelas terlihat pola simetris pada bangunan.(foto oleh penulis)

KAJIAN ARSITEKTUR MEDITERANIA DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan dipandang sebagai sarana bagi manusia dalam beradaptasi terhadap

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ASRAMA PELAJAR DAN MAHASISWA

+ 3,63 + 2,60 ± 0, ,00

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. lainnya memiliki nilai spiritual. Anggapan ini membuat hewan, tumbuhan, dan

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain yang digunakan pada proyek Komples Wisata Budaya di Kota

mereka sebagai satu-satunya masa yang membawa perubahan mendasar bagi umat manusia. Pengaruh masa lampau diperkuat oleh kenyataan bahwa Renaissance

KARAKTERISTIK ARSITEKTUR KLENTENG SOETJI NURANI BANJARMASIN

Konsep Tata Masa. Parkir. Green area. Green area

Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara

Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun

DOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya konsep spasial Lamin

REGOL PAGAR RUMAH TRADISIONAL DI LAWEYAN SURAKARTA

Karakteristik Fasade Bangunan Kawasan Pasar Besar Kota Malang

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

NILAI-NILAI VERNAKULAR PADA ARSITEKTUR MASYARAKAT WANUKAKA, SUMBA BARAT

BAB V HASIL RANCANGAN

Architecture. Home Diary #008 / 2015

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

ELEMEN ARSITEKTURAL ATAP PADA RUMAH TRADISIONAL MELAYU RIAU ROOF ARCHITECTURAL ELEMENT OF THE RIAU MALAY TRADISIONAL HOUSE


DATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

ORNAMEN DAN BENTUK RUANG RUMAH TINGGAL DI KAWASAN KAMPUNG AL MUNAWAR 13 ULU PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. besar ke kota Medan (Sinar, 1996). Orang Cina dan Jawa didatangkan sebagai kuli

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Butulan sebagai Ruang Harmoni dan Keselarasan pada Arsitektur di Laweyan Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah

II. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANG

ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I Pengertian Perkembangan Arsitektur (Materi pertemuan 1 dan 2)

DASAR-DASAR FENG SHUI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang

TATANAN ELEMEN VISUAL GEDUNG BALAI KIRTI YANG KONTEKSTUAL DI KOMPLEK CAGAR BUDAYA ISTANA BOGOR JURNAL ILMIAH

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

WALIKOTA PALANGKA RAYA

RAGAM ORNAMEN ATAP KLENTENG JIN DE YUAN SEBAGAI SALAH SATU ASET DI KAWASAN KOTA TUA

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad

KONDISI GEOGRAFIS CHINA

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

ARSITEKTUR BYZANTIUM

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture

BAB I PEDAHULUA. budaya etnis Tionghoa, yakni Budaya Seni Tari Barongsai. Judul Tayangan : Liukan Barongsai

BAB V KESIMPULAN. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB II DATA DAN ANALISA

DOKUMENTASI MASJID SALMAN DAN PUSDAI

Transkripsi:

Sejarah dan Arsitektur Kawasan Pecinan

Pengertian Kawasan Pecinan Kawasan Pecinan adalah kawasan yang merujuk pada suatu bagian kota yang dari segi penduduk, bentuk hunian, tatanan sosial serta suasana lingkungannya memiliki ciri khas karena pertumbuhan bagian kota tersebut berakar secara historis dari masyarakat berkebudayaan Cina (Lilananda 1998:1).

Ciri Bangunan Cina Kuno Arsitektur Cina mengacu kepada sebuah gaya asitektur yang sangat berpengaruh di kawasan Asia selama berabadabad lamanya. Prinsip-prinip struktur dari arsitektur cina telah membekas dan sulit untuk dihapuskan, dan apabila ada yang berubah, mungkin hanya pada unsure dekoratifnya saja. Sejak jaman Dinasti Tang, Arsitektur Cina telah memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap gaya arsitektur di Korea, Vietnam, dan Jepang.

Konstruksi Bangunan Cina Usia dari Arsitektur Cina sama tuanya dengan usia Peradaban Cina. Bahwa Etnis Cina selalu menggunakan sistem konstruksi asli (lokal) yang menjaga dan memegang teguh prinsipprisip karakteristiknya mulai dari jaman dahulu kala sampai saat ini. Di berbagai tempat yang mendapat pengaruh dari kebudayaan Cina, ditemukan bangunan-bangunan dengan sistem konstruksi yang sama.

Konstruksi Bangunan Cina Sistem konstruksi tersebut dapat menjaga dan menguatkan keberadaannya lebih dari ratusan tahun di daerah yang cukup luas dan tetap membekas sebagai sebuah arsitektur yang terus berkembang, menjaga dan memelihara prinsip-prinsip karakteristiknya, meskipun di Cina sendiri sudah terjadi berkali-kali serangan bangsa asing, baik dalam hal militer, intelektual, maupun spiritual. Hal ini membuktikan bahwa bangsa Cina memiliki peradaban yang sangat tinggi.

Konstruksi Bangunan Cina Tekanan dan paksaan untuk pengembangan permukiman melalui Arsitektur Kontemporer Cina membutuhkan kecepatan konstruksi yang sangat tinggi dan lahan yang cukup luas, yang berarti bahwa bangunan dengan Arsitektur Cina tidak dapat dikembangkan di perkotaan besar, dan digantikan dengan bangunan modern. Meskipun demikian, segala macam ketrampilan seni konstruksi Cina masih digunakan pada arsitektur vernakular di daerah yang cukup luas di Cina.

Bentuk Aplikasi Budaya Cina Pada gaya bangunannya yang menonjolkan budaya Cina yakni dalam bentuk atap lengkung, yang dalam arsitektur Cina disebut atap pelana sejajar gavel. Bentuk atap yang ditemui di Kawasan Pecinan hampir sama dengan bentuk atap yang ditemukan di daerah Cina Selatan.

Fungsi dan Jenis Bangunan Cina Secara garis besar bangunan Cina dapat dibedakan fungsi dan jenis bangunannya: o Fungsi umum dan pribadi, jenis bangunannya (Rumah ibadah= klenteng dan vihara, rumah abu, rumah perkumpulan); o Bangunan hunian dan usaha, jenis bangunannya (perdagangan dan jasa, ruko/hunian campuran, hunian, lain-lain [gudang dan gerbang], hiburan, dan olah raga). (Lilananda 1998: 36)

Bagian atap bangunan Cina, umumnya dilengkungkan dengan cara ditonjolkan agak besar pada bagian ujung atapnya yang disebabkan oleh struktur kayu dan juga pada pembentukan atap. Selain bentuk atapnya juga, ada unsur tambahan dekorasi dengan ukiran atau lukisan binatang atau bunga pada bumbungannya sebagai komponen bangunan yang memberikan ciri khas menjadi suatu gaya atau langgam tersendiri.

Bentuk Atap Bangunan Bergaya Cina Terdapat empat macam bentuk atap bangunan bergaya Cina, yaitu (Widayati 2003:48): 1. Atap pelana dengan struktur penopang atap gantung (pelana di luar gavel) atau overhanging gable roof. 2. Atap perisai (membuat sudut) atau hip roof; Atap piramid atau pyramidal roof. 3. Atap pelana dengan dinding sopi-sopi (pelana sejajar gavel) atau flush gable roof. 4. Gabungan atap pelana dan perisai atau gable and hip roofs.

Bangunan ibadah Klenteng Fungsi klenteng dapat dibedakan dari beberapa segi, yaitu (Lilananda:1993): a. Segi keagamaan b. Segi sosial c. Segi kebudayaan d. Vihara

Ciri-ciri Rumah Cina 1. pembagian zoning yang cukup jelas, yaitu publik, semi publik, privat, dan servis; 2. adanya dark alley (lorong) sebagai sirkulasi; dan 3. adanya courtyard sebagai penghubung antara rumah depan dan belakang.

Bentuk Rumah Cina Bentuk rumah courtyard bentuknya yang tertutup yakni biasanya bangunan dikelilingi oleh tembok-tembok yang memisahkan bangunan dengan lingkungan sekitarnya, simetri dan struktur hirarkinya. Courtyard terbentuk oleh empat paviliun yang mengitari suatu pekarangan dalam. Empat paviliun ini sendiri juga menjadi sebuah dinding pada sebelah luarnya.

Beberapa karakter arsitektur Cina Pada buku tulisan Gin Djin Su (1964) dijelaskan bahwa karakter arsitektur Cina dapat dilihat pada: 1. Pola tata letaknya, pola tata letak bangunan dan lingkungan merupakan pencerminan keselarasan, harmonisasi dengan alam. Ajaran Konghucu dimanifestasikan dalam bentuk keseimbangan dan harmonisasi terhadap adanya konsep ganda. 2. Keberadaan panggung dan teras depan/balkon, panggung dan teras depan/balkon digunakan sebagai ruang transisi; dan

3. Sistem struktur bangunan, sistem struktur merupakan sistem rangka yang khas dan merupakan struktur utama yang mendukung bobot mati atap. 4. Tou-Kung, siku penyangga bagian atap yang di depan (teras) merupakan bentuk yang khas dari arsitektur Cina dan karena keunikannya, disebut tou-kung. Merupakan sistem konsol penyangga kantilever bagian teras sehingga keberadaannya dapat dilihat dari arah luar. Ornamen tou-kung ini akan terlihat jelas pada bangunan-bangunan istana, kuil atau tempat ibadah dan rumah tinggal keluarga kaya. Ujung balok dihiasi dengan kepala singa yang berfungsi menangkal pengaruh roh jahat;

5. Bentuk atap ada beberapa tipe atap yaitu, wu tien, hsieh han, hsuah han dan ngang shan ti. Studi arkeologis menerangkan bahwa, terdapat dua macam struktur kayu yang memberikan perbedaan besar pada perletakan kolom dan perbedaan siste

6. Penggunaan warna, Umumnya warna yang dipakai adalah warna primer seperti kuning, biru, putih, merah dan hitam yang selalu dikaitkan dengan unsur-unsur alam seperti air, kayu, api, logam dan tanah. Warna putih dan biru dipakai untuk teras, merah untuk kolom dan bangunan, biru dan hijau untuk balok, siku penyangga, dan atap.

Warna-warna tersebut di antaranya: a. Warna merah yang melambangkan kebahagiaan. b. Warna kuning juge melambangkan kebahagiaan dan warna kemuliaan; c. Warna hijau melambangkan kesejahteraan, kesehatan, dan keharmonisan; d. Warna putih melambangkan kematian dan berduka cita; e. Warna hitam merupakan warna netral dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari; dan f. Warna biru gelap juga merupakan warna berduka cita;

7. Gerbang, Gih Djin Su memasukkan pintu gerbang sebagai Ciri Arsitektur Cina, khususnya bangunan rumah tinggal. Pintu gerbang biasanya berhadapan langsung dengan jalan menghadap ke selatan (orientasi baik).

8. Detail balkon, detail balkon atau anginangin biasanya menggunakan bentuk-bentuk tiruan bunga krisan atau bentuk kura-kura darat, yang memiiki makna panjang umur.

Struktur Bangunan Cina Beban yang disangga struktur utama disalurkan melalui kolom. Rangkaian sistem kolom dan balok merupakan suatu hal yang spesifik. Umumnya, struktur bangunan merupakan rangka kayu di mana rangka tersebut menerima beban atap yang diteruskan ke bawah melalui kolom-kolom.

Sistem kuda-kuda yang digunakan merupakan khas arsitektur Cina, yaitu kuda-kuda segi empat. Lantai atas umumnya merupakan lantai-lantai papan yang disangga oleh balok. Plat beton ini juga dipakai untuk lisplank serta atap. Beban bergerak dan beban mati yang diterima lantai diteruskan ke dinding untuk diteruskan ke pondasi. Semua proporsi dan aturan tergantung pada sistem standart dimensi kayu dan standard pembagiannya. Keseluruhan bangunan Cina dirancang dalam modul-modul standard dan modulor dari variabel ukuran yang absolut proporsi yang benar melindungi dan mempertahankan hubungan harmoni bagaimanapun besarnya struktur

Beberapa ciri dari arsitektur Tionghoa di daerah Pecinan sampai sebelum tahun 1900. Khol (1984:22), menulis dalam Chinese Architecture in The Straits Settlements and Western Malaya, memberikan semacam petunjuk terutama bagi orang awam, bagaimana melihat ciri-ciri dari arsitektur orang Tionghoa yang ada terutama di Asia Tenggara.

Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: 1. Courtyard, Courtyard merupakan ruang terbuka pada rumah Tionghoa. Ruang terbuka ini sifatnya lebih privat. Biasanya digabung dengan kebun/taman. Rumahrumah gaya Tiongkok Utara sering terdapat courtyard yang luas dan kadangkadang lebih dari satu, dengan suasana yang romantis. Di daerah Tiongkok Selatan tempat banyak orang Tionghoa Indonesia berasal, courtyard nya lebih sempit karena lebar kapling rumahnya tidak terlalu besar (Khol 1984:21

2. Penekanan pada bentuk atap yang khas. Semua orang tahu bahwa bentuk atap Arsitektur Tionghoa yang paling mudah ditengarai. Diantara semua bentuk atap, hanya ada beberapa yang paling banyak di pakai di Indonesia. Di antaranya jenis atap pelana dengan ujung yang melengkung keatas yang disebut sebagai model Ngang Shan;

3. Elemen-elemen struktural yang terbuka (yang kadangkadang disertai dengan ornamen ragam hias). Ukirukiran serta konstruksi kayu sebagai bagian dari struktur bangunan pada arsitektur Tionghoa, dapat dilihat sebagai ciri khas pada bangunan Tionghoa. Detail-detail konstruktif seperti penyangga atap (tou kung), atau pertemuan antara kolom dan balok, bahkan rangka atapnya dibuat sedemikian indah, sehingga tidak perlu ditutupi. Bahkan diekspose tanpa ada finishing tertentu,

4. Penggunaan warna yang khas. Warna pada arsitektur Tionghoa mempunyai makna simbolik. Warna tertentu pada umumnya diberikan pada elemen yang spesifik pada bangunan. Meskipun banyak warna-warna yang digunakan pada bangunan, tapi warna merah dan kuning keemasan

Budaya Cina dalam Arsitektur Secara kosmologis, tradisi arsitektur Cina melambangkan semesta-langit dalam bentuk-bentuk bulat dan dunia-bumi dalam bentuk kubus. Susunan aristektur berbatas dinding di Bumi biasanya ditemui dalam penataan geometris yang ketat, persegi panjang, maupun bujur sangkar, ditata berdasarkan arah mata angin. Arah utara-selatan menjadi acuan utama.

Budaya Cina dalam Arsitektur Arsitektur Cina dibangun tidak dengan bahanbahan permanen, mungkin ada hubungannya dengan negasi terhadap segala bentuk yang bersifat fana. Susunan geometris, ritual-ritual, dan nilai hadir lebih utama dari bangunan yang dianggap fana. Semua proporsi dan aturan tergantung pada sistem standart dimensi kayu dan standard pembagiannya.

Budaya Cina dalam Arsitektur Arsitektur khas Oriental, yang notabene berasal dari dataran Cina, memang memiliki akar budaya yang sangat tua dan dilestarikan dengan baik selama beribu-ribu tahun. Arsitektur ini pada dasarnya adalah arsitektur tradisional berornamen/berhias. Sama seperti kebudayaan Eropa yang memiliki ornamen atau hiasan khas arsitektur mereka,

Budaya Cina dalam Arsitektur Ornamen yang ada beragam dari ornamen geometris, motif tanaman dan binatang. Arsitektur Tionghoa tradisional sangat dipengaruhi oleh kepercayaan mereka, seperti patung dewa-dewa, naga. Ciri arsitektur lainnya seperti penggunaan Feng Shui untuk arsitektur cukup memberikan banyak batasan sekaligus kreativitas dalam penataan ruang,