BAB VI HASIL PERANCANGAN. simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257.
|
|
- Yuliana Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB VI HASIL PERANCANGAN Revitalisasi kawasan wisata makam Kartini ini berlandaskan pada konsep simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257. Nilai-nilai Islam yang terkandung dalam disain akan mengarahkan pengunjung ke dalam sebuah pensucian diri. Simbolisme ini diterapkan sebagai wujud rasa peduli akan jasa dan pengorbanan R.A Kartini, sehingga kegigihan dan perjuangannya dapat diwariskan di masa depan. Hasil perancangan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 6.1. Tapak Kawasan Revitalisasi dari kawasan wisata makam Kartini ini memunculkan simbolisme gelap menuju terang (Minazh zhulumati ilan nur). Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain adalah sebagai berikut: `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 204
2 a. Suasana Kawasan Sesuai konsep yang digunakan yaitu simbolisme gelap menuju terang, kawasan wisata makam Kartini memunculkan suatu suasana kawasan yang memiliki gradasi yang dimulai dari gaya arsitektur kolonial menuju gaya arsitektur indis hingga arsitektur jawa. Suasana gelap ini terlihat pada koridor yang diletakkan dalam bangunan galeri Kartini. warna kuning pekat pada bangunan galeri Kartini menghasilkan gelap. Vegetasi yang rindang juga dimunculkan pada awal bangunan untuk menciptakan efek gelap. Adanya selasar juga memberikan kesan lorong, sehingga efek gelap semakin terasa. Gambar 6.1 : Suasana Kawasan `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 205
3 Kesan semi tertutup terlihat pada bangunan tingkat kedua yaitu tempat pendidikan ketrampilan, yang mana koridor berada di luar bangunan. Warna kuning agak pekat ini digunakan sebagai perwujudan gradasi menuju terang. Vegetasi yang di munculkan tidak terlalu lebat sebagai transisi menuju terang. Bangunan makam terletak paling atas dibuat terbuka untuk menciptakan kesan terang. Warna bangunan yang digunakan adalah kuning lebih muda dibandingkan pada bangunan tingkat kedua, sehingga gradasi kawasan akan lebih terasa. b. Fungsi Bangunan Kawasan ini memiliki tiga fungsi bangunan utama yang menyimbolkan proses kehidupan manusia menuju sang khalik. Proses kehidupan manusia ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu masa kecil (bermain), masa remaja (pencarian jati diri), dan masa tua (pensucian diri). Masa bermain ini diwujudkan sebagai Galeri, masa pencarian jati diri diwujudkan sebagai tempat pendidikan ketrampilan yang meliputi seni batik, seni ukir, dan seni tari serta masa pensucian diri diwujudkan sebagai makam. Adanya proses kehidupan ini menciptakan suatu proses perubahan yang disimbolkan sebagai gelap menuju terang. Gambar 6.2 : Fungsi Bangunan `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 206
4 c. Gaya Bangunan Hasil perancangan gaya bangunan ini dimulai dari gaya arsitektur Indis, percampuran Indis - Jawa hingga aritektur Jawa. Simbolisme gelap menuju terang ini diwujudkan dengan mengacu pada sejarah pada masa penjajahan Belanda. Bangunan dimulai dari gaya arsitektur kolonial menuju kearsitekturan nusantara. Arsitektur nusantara dianggap sebagai simbol kemerdekaan, sebab Indonesia memiliki ciri-ciri gaya arsitektur tersendiri yang membedakan suatu Negara. Adanya bangunan bergradasi gaya arsitektur kolonial hingga arsitektur nusantara yang kental ini memperkuat simbol gelap menuju terang. `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 207
5 Gambar 6.3 : Gaya Bangunan `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 208
6 Sirkulasi Kawasan Gambar 6.4 : Sirkulasi Kawasan Sirkulasi kawasan yang dihasilkan adalah linier. Alur sirkulasi ini dimulai dari main entrance yang melewati seluruh bangunan, sehingga proses simbolisme gelap menuju terang dapat dirasakan. Adanya perbedaan ketinggian ini juga memberikan kesan kesakrakalan yang mendukung dalam proses penyimbolisasian gelap menuju terang. `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 209
7 Zoning Kawasan Kawasan wisata makam Kartini memiliki zoning yang berimplikasi pada simbolisme gelap menuju terang proses kehidupan manusia. Penzoningan tersebut antara lain sebagai berikut: a. Masa kecil (masa bermain) Masa bermain ini diwujudkan adanya Galeri Kartini yang berisikan replika peninggalan Kartini dan karya-karya masyarakat rembang yang layak untuk dipamerkan. Galeri berfungsi sebagai tempat pamer, sedikit aktifitas yang dilakukan dalam bangunan ini sehingga dapat disimbolkan sebagai masa bermain b. Masa remaja (masa pencarian jati diri) Tempat pendidikan ketrampilan ini disimbolkan sebagai masa pencarian jati diri. Banyak aktifitas yang dilakukan terkait dengan kebudayaan masyarakat Rembang diantaranya yaitu mengukir, menari, dan membatik. c. Masa tua (masa pensucian diri) Masa pensucian diri ini diwujudkan dengan bangunan makam Kartini. Adanya makam ini mendorong ingatan manusian akan kematian, sehingga akan menjadikan pengunjung lebih takwa terhadap Allah SWT. Gambar 6.5 : Penzoningan Kawasan `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 210
8 Tiap-tiap zona memiliki ketinggian elevasi untuk menghasilkan kesan kesakralan.perbedaan ketinggian ini akan mendukung proses pensimbolisasian gelap menuju terang Vegetasi Kawasan Gambar 6.6 : Vegetasai Kawasan Vegetasi pada kawasan wisata makam Kartini menggunakan tiga fungsi, yaitu vegetasi sebagai peneduh (pemberi efek gelap), vegetasi sebagai penghias, dan vegetasi sebagai pengarah. Penataan vegetasi sebagai peneduh (pemberi efek gelap) ini meiliki gradasi yang dimulai dari awal bangunan dan semakin terang pada paling atas bangunan. Gradasi penataan vegetasai ini sesuai dengan konsep simbolisme gelap menuju terang. `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 211
9 6.2. Bangunan Utama Revitalisasi kawasan wisata makam Kartini ini menerapkan simbolisme gelap menuju terang. Hasil rancangan dengan menyimbolkan sejarah pada masa Kartini hingga masa menuju kemerdekaan merupakan salah satu wujud penghargaan akan jasa-jasa R.A Kartini. Perbedaan ketinggian bangunan ini juga memberikan simbol proses kehidupan manusia yang dimulai dari ma sa kecil (bermain), masa remaja (pencarian jati diri), dan masa tua (pensucian diri). Penerapan dalam simbolisasi pada bangunan adalah sebagai berikut: Galeri Kartini Gambar 6.7 : Galeri Kartini `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 212
10 Galeri ini menyerap gaya arsitektur Belanda pada waktu pertama kali masuk Negara Indonesia. Bangunan ini menyerupai benteng dan bergaya eropa. Kolom dan dinding yang berukuran besar yang mencirikan arsitektur kolonial. Gambar 6.8 : Interior Galeri Kartini `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 213
11 Warna yang digunakan adalah warna kuning pekat dengan tujuan untuk memuliakan Kartini atas jasa-jasa beliau. Warna kuning ini dipilih karena memiliki makna kemuliaan cinta serta pengertian yang mendalam dalam hubungan antar manusia. Kuning melambangkan kelincahan. Kelincahan ini dimaksudkan menyerap dari sifat dan karakter Kartini yang meskipun beliau dipingit namun tetap memperjuangkan persamaan hak atau gender. Gambar 6.9 : Sirkulasi Galeri Kartini Seperti halnya ciri umum pada bangunan kolonial bahwa koridor masuk langsung terhubung dengan koridor luar. Sirkulasi ini diterapkan dengan maksud untuk memberikan kesan gelap, sebab jalan utama kawasan ini melewati ruangan galeri. Memasuki ruangan galeri terdapat patung Kartini yang dimaksudkan sebagai ucapan penyambutan selamat datang bagi para pengunjung. Galeri ini `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 214
12 berisi replika museum kartini dan karya yang dihasilkan dari tempat pendidikan ketrampilan. Galeri Kartini terletak pada elevasi paling bawah bangunan sebagai simbol masa kecil(masa bermain). Bangunan dibuat tertutup dan dibelah oleh koridor utama untuk menciptakan kesan gelap. Galeri ini berisi tentang segala hal yang terkait tentang Kartini dan karya-karya budaya masyarakat Rembang Tempat Pendidikan Ketrampilan Bangunan ini merupakan bangunan yang bergaya indis. Gaya indis dipilih karena Kartini hidup dimasa itu. Pencampuran gaya indis dan arsitektur nusantara ini dilakukan untuk menciptakan kesan masa transisi menuju perubahan atau sebuah kemerdekaan. Bangunan ini dibuat setengah terbuka untuk mewujudkan gradasi gelap menuju terang. Kesetangah terbukaannya ini dapat dilihat dari koridor yang tidak melewati dalam bangunan. Hasil rancangan dari masingmasing tempat pendidikan ketrampilan ini dijelaskan sebagai berikut: Ruang Seni Ukir Percampuran antara gaya indis dan gaya arsitektur nusantara dimaksudkan sebagai masa transisi menuju sebuah perubahan atau kemerdekaan. Bangunan sudah menggunakan bentukan bukaan yang lebar karena kondisi iklim Indonesia yang panas. Kolom besar dipertahankan sebagai karakter dari kolonial Belanda. `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 215
13 Gambar 6.10 : Ruang Ukir Atap joglo yang dikombinasikan dengan bangunan gaya indis memperkuat konsep simbolisme gelap menuju terang. Elemen ukir dimasukkan sebagai identitas fungsi bangunan. Perpaduan dua unsur gaya arsitektur menjadikan bangunan tersebut modern, serta dengan ditambahkannya elemen-elemen gaya modern menjadikan bangunan ini tidak lekang oleh waktu. Karakter ruang ukir diwujudkan oleh pengolahan tekstur dinding serta pola plafon dan lantai yang melengkung. Gaya arsitektur indis pada interior tampak pada jendela dan benangan pada plafon yang bergaya kolonial. `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 216
14 Gambar 6.10 : Interior Ruang Ukir `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 217
15 Ruang Seni Tari Ciri dan gaya yang digunakan sama halnya dengan ruang ukir, yang membedakan hanya bentuk identitas bangunan. Bentuk identitas dari ruang seni tari ini menyerap dari gerak tari yang berarti dinamis sehingga elemen yang digunakan pun dinamis yang berbentuk lengkung yang berulang. Gambar 6.11: Ruang Tari Ruang ini dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu sebagai pengunjung sementara dan anggota yang telah mengikuti program pelatihan. Ruangan dikelilingi oleh cermin untuk memantau gerak tari yang dilakukan. Elemen lengkung dimasukkan untuk mempertegas karakter seni tari yang dinamis, selain itu juga menyerasikan bentukan antara fasade dengan interior. `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 218
16 Gambar 6.12: Interior Ruang Tari `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 219
17 Ruang Seni Batik Bentuk dan gaya bangunan juga sama seperti ruang seni ukir dan ruang seni tari. Identitas bentuk bangunan ini ditunjukkan pada elemen batik yang diterapkan dalam bangunan. Gambar 6.13 : Ruang Batik `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 220
18 Bentuk dan gaya bangunan juga sama seperti ruang seni batik dan ruang seni tari. Identitas bentuk bangunan ini ditunjukkan pada elemen batik yang diterapkan dalam bangunan. Gambar 6.14 : Interior Ruang Batik `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 221
19 Makam Kartini Makam Kartini mengalami perubahan pada atap yaitu menjadi atap tajuk tiga. Atap ini dirasa sesuai dengan konsep bangunan yaitu menuju proses pensucian diri. Perubahan juga tampak pada kolom yang dibuat dengan mengombinasikan bentukan lama dengan bentukan modern, sehingga bangunan tidak terlihat kuno. Gambar 6.15 : Makam Kartini `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 222
20 6.3. Bangunan Penunjang Ruang Administrasi Kantor pengelola dibuat berbeda dengan tempat pendidikan ketrampilan. Hal ini dikarenakan kantor pengelola berada pada zona tempat pendidikan ketrampilan ini agar fungsi bangunan dapat dibedakan. Bangunan dibuat lebih kontemporer, namun tetap ada unsur dari gaya bangunan indis. Gambar 6.16 : Kantor Pengelola `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 223
21 Musholla Atap Musholla ini dibuat Tajuk, sebab terletak pada paling atasa bangunan atau dekat dengan Makam Kartini. Atap Tajuk ini memiliki makna bahwa puncak tertinggi adalah Allah. Kolom besar juga dimasukkan sebagai bentuk penyerasian dengan bangunan sebelumnya. Gambar 6.17 : Musholla `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 224
22 Ruang Juru Kunci Ruang juru kunci memiliki sebuah pendopo yang dapat digunakan bagi pengunjung yang beristirahat. Atapa tajuk dibuat dengan maksud menyerasikan dengan bangunan musholla dan makam kartini. Gambar 6.18 : Ruang Juru Kunci (Sumber : Hasil Rancangan, 2011) `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 225
23 Gazebo Gambar 6.19 : Gazebo (Sumber : Hasil Rancangan, 2011) Pengolahan bentuk atap tajuk dan joglo diterapkan pada gazebo dengan tujuan untuk memberikan kesan kontemporer. Ditambahkannya dengan elemenelemen yang bergaya modern menjadikan gazebo ini bergaya kekinian Retail Retail ini terletak pada dua tingkatan yang terhubung pada tingkatan pertama dan tingkatan paling atas. Oleh sebab itu retail dibentuk menjadi dua unsur gaya arsitektur. Pada tingkatan pertama bangunan bergaya kolonial dan yang pada tingkatan atas bergaya Jawa Kontemporer. Dua bentuk gaya arsitektur tersebut akan menjadikan keselarasan antar bangunan. `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 226
24 Gambar 6.20 : Retail (Sumber : Hasil Rancangan, 2011) 6.4. Utilitas Sistem Penyediaan Air Bersih Sistem penyediaan air bersih ini mengambil dari danau yang berada pada sekitar kawasan. Danau ini berasal dari mata air gunung. Air dari danau dipompa dan ditampung pada tendon dan kemudian disebarkan ke seluruh bangunan. `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 227
25 Sistem Pembuangan Air Kotor Gambar 6.21 : Sistem Penyediaan Air Bersih (Sumber : Hasil Rancangan, 2011) Sistem pembuangan air kotor yang ada pada bangunan ini dilakukan sebagai berikut: Gambar 6.22 : Sistem Pembuangan Air Kotor (Sumber : Hasil Rancangan, 2011) `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 228
26 Gambar 6.23 : Sistem Plumbing (Sumber : Hasil Rancangan, 2011) `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 229
27 Sistem Elektrikal Elektrikal Telepon Gambar 6.24 : Sistem Elektrikal (Sumber : Hasil Rancangan, 2011) `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 230
28 Kelistrikan pada kawasan wisata makam Kartini ini berawal dari PLN yang disebarkan keseluruh panel pada bangunan. Sebagai cadangan saat terjadi pemadaman listrik, sebagian listrik disimpan kedalam Genset Detail Arsitektural Karakter dari suatu bangunan akan terlihat dengan adanya penanda pada bangunan. Penanda tersebut dapat berupa elemen-elemen yang memiliki karakter pada fungsi yang diwadahi. Revitalisasi kawasan wisata makam Kartini menggunakan elemen-elemen yang sesuai dengan fungsi yang diwadahi. Pada bangunan seni ukir terdapat elemen ukir pada interest sebagai pembentuk karakter fungsi ruang seni ukir. Ruang seni tari menggunakan elemen-elemen lengkung yang berulang dengan maksud menciptakan unsur dinamis seperti halnya gerak pada tari. Sama halnya dengan ruang pada seni batik diberikan motif batik pada interest sebagai penunjuk ruang seni batik. `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 231
29 Gambar 6.25 : Detail Arsitektural (Sumber : Hasil Rancangan, 2011) `Revitalisasi Kawasan Wisata Makam Kartini 232
BAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Rancangan 5.1.1. Dasar Pemikiran Konsep Kawasan wisata makam Kartini merupakan salah satu obyek wisata yang memiliki nilai historis serta spiritualitas, pasalnya terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Obyek. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sejarah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obyek Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sejarah dan kebudayaan. Di setiap provinsi memiliki sejarah dan kebudayaannya masingmasing, sehingga menciptakan
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan wisata budaya dan karapan sapi Madura di sini mengintegrasikan antara tema regionalisme, karakter umum orang Madura (jujur, terbuka dan tegas) dan wawasan keislaman sebagai
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa
BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Sentral wisata kerajinan rakyat merupakan rancangan objek arsitektur dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi utamanya menyediakan
Lebih terperinciBAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang
BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Kabupaten Pamekasan paling berpotensi untuk membangun sentra batik di Madura. Sentra batik di pamekasan ini merupakan kawasan yang berfungsi
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep Combined Metaphore Reyog dan wawasan keislaman akan menghasilkan
BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Pusat Wisata Budaya Ponorogo yang mengintegrasikan antara konsep Combined Metaphore Reyog dan wawasan keislaman akan menghasilkan perancangan yang lebih spesifik dan
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini memakai konsep Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Pusat Pengembangan Seni Karawitan ini merupakan sebuah sarana edukasi yang mewadahi fungsi utama pengembangan berupa pendidikan dan pelatihan seni karawitan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN Perancangan revitalisasi kawasan wisata makam Kartini ini dilakukan dengan menggunakan berbagai macam penelitian serta pengumpulan data dari pemerintah dan masyarakat sekitar
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan
BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,
BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu
153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep
BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep Representasi Citra High Tech Architecture yang berkaitan erat dengan aspek teknologi kekinian atau modernisasi. konsep
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya
165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya yang telah dijelaskan, sebuah hasil yang menjawab permasalahan dalam suatu perancangan melalui
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Perancangan Wisata Bahari Di Pantai Boom Tuban ini merupakan sebuah rancangan arsitektur yang didasarkan oleh tema Extending Tradition khususnya yaitu dari
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet ini dibagi menjadi 3 yaitu bangunan primer, sekunder dan penunjang yang kemudian membentuk zoning sesuai fungsi,
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Perancangan Hasil perancangan Museum Sejarah dan Budaya di Blitar adalah penerapan konsep arsitektur candi Penataran. Konsep dasar ini dicapai dengan cara mengambil filosofi
Lebih terperincisesuatu yang bergerak atau berkembang kreatif menemukan bentuk visualisasinya dan memiliki ekspresi -ekspresi bebas ekspresif.
Institut Disain Yogyakarata bab V 73 BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INSTITUT DISAIN YOGYAKARTA 5. Konsep Bangunan Institut Disain 5.1. Konsep Filosofi Bangunan Konsep filosofi dari bangunan Institut
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik
BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan merupakan proses pengambilan keputusan dalam melakukan desain pengembangan kawasan Agrowisata berdasarkan analisis perancangan. Konsep perancangan tersebut di
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan PAUD dengan menggunakan tema geometri ini merupakan perancagan yang memberikan bentuk dan pengaruh pada proses belajar pada anak. Oleh karena itu adanya faktor penunjang
Lebih terperinciBAB V. KONSEP PERANCANGAN
BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan juga tarian Swan Lake, maka tahap berikutnya adalah menerapkan
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Setelah mendapatkan data yang mencukupi tentang sekolah ballet dan juga tarian, maka tahap berikutnya adalah menerapkan konsep guna menjawab permasalahan desain
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan merupakan aplikasi dari konsep ekowisata pada pengembangan kawasan agrowisata sondokoro yang meliputi bebera aspek, diantaranya: 6.1. Dasar Pengembangan Dasar
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Perancangan kawasan terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam perancangan kawasan yaitu dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan tema reinterpreting yaitu menginterpretasikan ulang terhadap nilai-nilai yang terdapat dalam
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. HasilPerancanganTapak 6.1.1 Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak Pada PerancanganPusat Industri Jajanan di Sanan Kota Malang ini mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar
Lebih terperinciBab 6. Hasil Perancangan. bertemakan historicism ini mengambil dari nilai kandungan dalam surat Yunus
Bab 6 Hasil Perancangan 6.1. Dasar Perancangan Hasil perancangan Pusat Kerajinan Batik Pesisiran Banyuwangi yang bertemakan historicism ini mengambil dari nilai kandungan dalam surat Yunus ayat 92. Maka
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini
BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)
Lebih terperinciBAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin
BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat pembudidayaan dan wisata penangkaran buaya dirancang berangkat dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin menurun. Hal
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and
BAB 3 METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and Exhibition Center di Kota Batu ini menggunakan penelitian dengan metode analisis dan sintesis. Metode tersebut
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Kompleks kawasan smart masjid terbagi atas beberapa massa yang terdiri dari bangunan masjid, penitipan anak, kantin dan bussiness center. Dalam penataan
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-
BAB 6 HASIL PERANCANGAN A. Hasil Rancangan Kawasan Konsep yang digunakan dalam perancangan Griya Seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re- Inventing Tradition
Lebih terperinciBAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep perancangan sebuah tapak secara luas, hal ini ditujukan untuk mendefinisikan wujud Padepokan Pencak Silat yang akan dibangun. Konsep makro yang
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian
BAB VI HASIL RANCANGAN Hasil perancangan yang menggunakan konsep dasar dari prinsip teritorial yaitu privasi, kebutuhan, kepemilikan, pertahanan, dan identitas diaplikasikan dalam perancangan tapak dan
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Perancangan kembali kawasan wisata pantai Camplong, Sampang menggunakan racangan arsitektur yang bertema rekontekstualisasi arsitektur nusantara dengan penerapan
Lebih terperinciBAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur
BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Taman Pintar dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang publik yang semakin menurun, salah satunya adalah Taman Senaputra di kota Malang. Seperti
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perancangan Kegiatan Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama mahasiswa Universitas Bina Nusantara, adalah sebagai
Lebih terperinciBAB III KONSEP. Konsep edukasi pada redisain galeri Saptohoedojo ini ditekankan pada
BAB III KONSEP 3.1. KONSEP EDUKASI PADA BANGUNAN Konsep edukasi pada redisain galeri Saptohoedojo ini ditekankan pada pengadaan space I ruang yang memungkinkan pengunjung memahami betul bagaimana sebuah
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep lagu blues Everyday I Have Blues, menerapkan nilai serta karakter lagu
BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Pusat Seni Musik Blues di Kota Malang ini menggunakan konsep lagu blues Everyday I Have Blues, menerapkan nilai serta karakter lagu tersebut dengan memasukkan tiap
Lebih terperinci4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN
4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain
Lebih terperinciPEREMAJAAN PASAR BRINGHARJO YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA-1
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PEREMAJAAN PASAR BRINGHARJO YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA-1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1)
Lebih terperinciPusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya
JURNAL edimensi ARSITEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 1 Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya Gladwin Sogo Fanrensen, Esti Asih Nurdiah Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Desaian Kawasan Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, yaitu konsep perancangan yang mengambil dari sistem sirkulasi
Lebih terperinciBAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan
BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT 6.1. Fungsi Bangunan Fungsi dari bangunan Student Apartment ini sendiri direncanakan sebagai tempat untuk mewadahi suatu hunian yang dikhususkan
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN.
BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep yang digunakan dalam perancangan museum olah raga ini adalah Metafora dari Gerakan Shalat, dimana konsep ini merupakan hasil penggabungan antara: Nilai gerakan shalat, yaitu:
Lebih terperinciBABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut:
BABV ADAPTIVE RE-USE Dengan melihat kondisi eksisting Omah Dhuwur Gallery pada Bab III dan analisa program pada Bab IV, maka pembahasan-pembahasan tersebut di atas digunakan sebagai dasar pertimbangan
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada
Lebih terperinci3.6. Analisa Program Kegiatan Sifat Kegiatan Konsep Rancangan Konsep Perancangan Tapak Konsep Tata Ruang 75
2.1.4. Persyaratan Museum 12 2.1.5. Standar Fasilitas Museum Internasional 13 2.1.6. Kajian Teoritis 15 2.1.7. Literatur Museum 26 2.2. Potensi Museum Sonobudoyo Terkait Pariwisata di Yogyakarta 27 2.3.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERANCANGAN. kabupaten Kudus (Kompilasi Data, 1999/ /2019).
BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1. Analisis Kawasan Berdasarkan pola perwilayahan Jawa Tengah yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wiayah Propinsi Jawa Tengah (Perda Propinsi Jawa Tengah No. 48 Tahun 1992),
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center menggunakan tema Metafora Intangible Libasuttaqwa. Yang diperoleh dari hasil analisis yang kemudian disimpulkan(sintesis).
Lebih terperinciBAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik
BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang
Lebih terperinciBAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA
BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan
Lebih terperinciBAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN
BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN 4.1 Property size, KDB, KLB Lantai 1 Zona Seni lukis Sanggar lukis anak 108,2 sanggar lukis remaja 65,9 sanggar lukis dewasa 82,3 Ruang komunal 111,6 Ruang tunggu orang
Lebih terperinciBAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai
BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1. Rancangan Tapak Hasil akhir dari rancangan mengacu pada konsep yang telah ada. Dengan demikian rancangan yang dihasilkan tidak jauh berbeda dari konsep yang telah dibuat. Konsep
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar
BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar tradisional di Kabupaten Jember menggunakan konsep extending tradisional. Pada bab-bab sebelumnya telah dijelaskan
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN V.1 Strategi Karena batasan luas yang besar maka pengembangan kawasan kerajinan gerabah membutuhkan pembagian pengembangan menjadi
Lebih terperinciBAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep
BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Ponorogo adalah berupa kombinasi bentuk pada Tari Reyog dan karakter tokoh
BAB V KONSEP PERANCANGAN 1.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Wisata Budaya Ponorogo adalah berupa kombinasi bentuk pada Tari Reyog dan karakter tokoh penari
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Penjelasan konsep dibagi menjadi dua bagian yaitu: A. Konsep Tapak yang meliputi: a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi b. Sirkulasi e. Orientasi c. Lingkungan f. Skyline
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Untuk memudahkan dan mengarahkan spesifikasi perancangan bangunan
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Untuk memudahkan dan mengarahkan spesifikasi perancangan bangunan dilakukan usaha-usaha yang dapat memaksimalkan pengerjaan dan perancangan Pusat Peragaan Ilmu
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Dalam penentuan ide perancangan Kawasan wisata pantai Camplong menggunakan ayat Al-Qur an Surat Al-Baqarah Ayat 11: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka
Lebih terperinci1. ASPEK PENAMPAKAN SIMBOL KULTURAL
1. ASPEK PENAMPAKAN SIMBOL KULTURAL SIMBOL LANGGAM JAWA GAMBAR 1 GAMBAR 2 GAMBAR 3 GAMBAR 5 SIMBOL DESIGN YANG PERTAMA INI MENGGUNAKAN LANGGAM JAWA YANG SAYA LETAKKAN DI FRAME JENDELA GAMBAR 1 GAMBAR 6
Lebih terperinciBAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan
BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah
Lebih terperinciBAB 6 HASIL RANCANGAN
BAB 6 HASIL RANCANGAN Perancangan Komplek Pesantren Modern di Bugul Kidul Pasuruan ini menerapkan konsep Geometri Islami, dengan membuat modul gabungan antara lingkaran dengan kotak. kemudian dari modul
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari
Lebih terperinci4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS
BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS Beberapa pertimbangan yang muncul ketika hendak mendesain kasus ini adalah bahwa ini adalah sebuah bangunan publik yang berada di konteks urban. Proyek
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP PERANCANGAN
BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan
Lebih terperinciAsrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Pengembangan Seni Rupa Kontemporer di Kota Malang ini menggunakan
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam Perancangan Pusat Pengembangan Seni Rupa Kontemporer di Kota Malang ini menggunakan berbagai penelitian dan juga pengumpulan data dari
Lebih terperinciBABV LAPORAN PERANCANGAN. D C o H, B. Gb.79 Zoning Site plan. Ruang tapak mempertahankan bentuk kontur yang dipadukan dengan
iro konsultan.'..isitektur i antar antan ogyakatta BABV LAPORAN PERANCANGAN 5.1 Site plan Tapak dibagi kedalam beberapa Zona bangunan, yaitu : a. Zona kantor b. Zona terapi c. Zona resto dan cafe d. Zona
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Kabupaten Bangkalan ini merupakan sebuah rancangan arsitektur yang memadahi
BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Taman Wisata Budaya dan Seni Madura Bangkalan di Kabupaten Bangkalan ini merupakan sebuah rancangan arsitektur yang memadahi kebudayaan dan kesenian Madura Bangkalan,
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. perancangan ialah merupakan metode dalam sebuah perancangan. Yang hal ini bisa
BAB III METODE PERANCANGAN Mengembangkan, menciptakan, dan menentukan konsep dan teori dalam perancangan ialah merupakan metode dalam sebuah perancangan. Yang hal ini bisa diuraikan dengan mengumpulkan
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP Konsep Bentuk Bangunan Neo Vernakular
BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Bentuk Bangunan 4.1.1 Neo Vernakular Vernakular berarti bahasa setempat, arsitektur vernakular di sosialisasi dengan arsitektur tradisional, kata tradisi dalam bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
112 5.1 Konsep Kawasan BAB V KONSEP PERANCANGAN Gambar 5.1: Kondisi eksisting kawasan Sumber: Google erth, 2011 Keterangan: 1: Landasan penerbangan dan pendaratan pesawat di masa mendatang 2: Tapak 3:
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek
BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide perancangan Gua Lowo merupakan obyek wisata alam yang berada di pegunungan dengan dikelilingi hutan jati yang luas. Udara yang sejuk dengan aroma jati yang khas, serta
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka
BAB III METODELOGI PERANCANGAN Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka kajian yang diuraikan dalam beberapa tahap, antara lain: 3.1 Pencarian Ide / Gagasan Tahapan kajian yang
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil Perancangan Galeri Seni Dwi Matra di Batu merupakan aplikasi dari
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Penerapan Konsep Perancangan Hasil Perancangan Galeri Seni Dwi Matra di Batu merupakan aplikasi dari proses melanjutkan atau mencari keberlanjutan sebuah tradisi dengan cara
Lebih terperinciby NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD
by NURI DZIHN P_3204100019 Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD Kurangnya minat warga untuk belajar dan mengetahui tentang budaya asli mereka khususnya generasi muda. Jawa Timur memiliki budaya
Lebih terperinciTEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG
TEMA DAN KONSEP T E M A Trend dalam berpakaian dari tahun ke tahun akan TEMA terus berputar, dan akan berkembang lagi seiring berjalannya waktu eksplorasi tentang suatu pergerakan progressive yang selalu
Lebih terperinciBAGIAN 6 EVALUASI PERANCANGAN
BAGIAN 6 EVALUASI PERANCANGAN Berdasarkan hasil evaluasi akhir, museum pendidikan dan mainan anak Kolong Tangga rancangan, perlu ditambahkan dan ditingkatkan kualitasnya agar dapat menjadi referensi yang
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan Konsep Perancangan Museum Sejarah Singosari pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa Kertanegara
Lebih terperinciBAB 3: TINJAUAN TEMA
BAB 3: TINJAUAN TEMA 3.1. Pengertian Umum Arsitektur Kontemporer Bersumber dari blog AMI (Arsitektur Muda Indonesia http://wahana-arsitekturindonesia.blogspot.co.id/2009/05/arsitektur-kontemporer.html)
Lebih terperinciV. KONSEP PENGEMBANGAN
84 V. KONSEP PENGEMBANGAN 5.1. Pengembangan Wisata Sebagaimana telah tercantum dalam Perda Provinsi DI Yogyakarta No 11 tahun 2005 tentang pengelolaan Kawasan Cagar Budaya (KCB) dan Benda Cagar Budaya
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Terminal Patria ini menggunakan Tema Hi-Tech Architecture, yang memiliki sifat dinamis dengan fungsinya yang mewadahi kegiatan-kegitan mobilitas tinggi. Progresif karena
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 IdePerancangan Ide perancangan muncul karena melihat potensi kebudayaan di Madura yang memiliki tempat yang kurang layak untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan tersebut.
Lebih terperinciKondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Tapak Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan
Lebih terperinci