LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER. Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesenian pada dasarnya adalah salah satu cara seseorang memasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MATA PELAJARAN : Seni Teater JENJANG PENDIDIKAN : Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

Standar Kompetensi Guru SI/SK Kompetensi Guru Mapel KD Indikator Esensial

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

Pengembangan Model Pembelajaran Proses Kreatif Berteater

LAMPIRAN RENCANA PROGRAM PENGAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cintya Iftinan, 2014 Manfaat Hasil Belajar Costume Performing Art Sebagai Kesiapan Menjadi Costume D esigner

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu

BENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH ABSTRAK

BAB V PENUTUP. kebaikan serta mengandung nilai-nilai ajaran Islam. Teater Wadas

RENCANA PEMBELAJARAN. Written by Checked by Approved by valid date. Muhammad Azhari, M.Pd. Tim Verifikasi Prof. Waspodo, Ph.D.

SILABUS PEMBELAJARAN

MAPEL SENI BUDAYA TEATER K13

ARTIKEL KARYA SENI PROSES PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA GONG BAGI SISWA KELAS XII AP 1 SMK PGRI PAYANANG

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. pertunjukan yang mewakili kesukaan pada lagu-lagu lama, memilih naskah

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa. dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wayang orang atau wayang wong dalam bahasa Jawa-nya yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. properti, tata rias, facepainting, body painting, penataan rambut Ratu Jahat. dapat disimpulkan sebagai berikut:

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Teknik

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, pengalaman, kreatifitas imajinasi manusia, sampai pada penelaahan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor penentu kelulusan ujian nasional. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri.

SILABUS PEMBELAJARAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. zaman/waktu. Baik itu seni bahasa atau sastra, seni gerak (acting), seni rias

BAB VIII TATA BUSANA. STANDAR KOMPETENSI: Mampu memahami Hakikat Tata Busana

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila

HASIL KESEPAKATAN TEMU TEKNIS FESTIVAL TEATER KE-XX TINGKAT SMA/MA/SMK SE-JAWA TIMUR BULAN BAHASA DAN SASTRA 2016

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA. Kata Kunci : Metode Bermain Peran dan Pemeranan Drama

SILABUS PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia : SDN. 12 Sungai Lareh Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. The House of Bernarda Alba (La Casa De Bernarda Alba) karya Federico

3. Karakteristik tari

TEKNIK PENYUTRADARAAN DRAMA MUSIKAL ABU DZAR AL GHIFARI KARYA AGUNG WASKITO SUTRADARA WELLY SURYANDOKO. Welly Suryandoko

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Drama merupakan gambaran kehidupan sosial dan budaya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI PROSES PRODUKSI KULIAH DRAMA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNDIKSHA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: keterampilan

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV KOMPOSISI PENTAS. STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui hakikat Komposisi Pentas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Zenith

Kemampuan Mengekspresikan Dialog Para Tokoh dalam Pementasan Drama Oleh Peserta Didik Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Kwandang OLEH. Anak Agung B.

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 2 )

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MAPEL SENI BUDAYA TEATER K13

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. drama dapat digolongkan menjadi dua, yaitu part text, artinya yang ditulis dalam teks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

Transkripsi:

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP 197201232005011001 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA 2014

1

DAFTAR ISI Lembar Pengesahan... 1 Latar Belakang... 4 Nama Kegiatan... 4 Tujuan Kegiatan... 4 Pelaksanaan Kegiatan... 4 Bentuk Kegiatan... 4 Peserta Kegiatan... 4 Konsep Kekaryaan... 4 Penutup... 6 Daftar Pustaka... 6 Lampiran Foto... 7 2

Karnaval Tata Busana Teater Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unsyiah Banda Aceh, 10 Desember 2014 A. Latar Belakang Teater atau Drama merupakan seni yang kompleks mengeksplorasi intensitas seniman dalam bentuk emosi dan spektakel (setiap benda yang ada di atas panggung, termasuk aktor, seting, cahaya, proferti, rias dan tata busana). Tata busana adalah seni pakaian dan segala perlengkapan yang menyertai untuk menggambarkan tokoh. Tata busana termasuk segala asesoris seperti topi, sepatu, syal, kalung, gelang, dan segala unsur yang melekat pada pakaian. Tata busana dalam teater memiliki peranan penting untuk menggambarkan tokoh. Pada era teater primitif, busana yang dipakai berasal dari bahan-bahan alami, seperti tumbuhan, kulit binatang, dan batu-batuan untuk asesoris. Ketika manusia menemukan tekstil dengan teknologi pengolahan yang tinggi, maka busana berkembang menjadi lebih baik. Fungsi penting busana dalam teater adalah untuk menggambarkan karakter tokoh. Perbedaan karakter dalam busana dapat ditampilkan melalui model, bentuk, warna, motif, dan garis yang diciptakan. Melalui busana, penonton terbantu dalam menangkap karakter yang berbeda dari setiap tokoh. Contohnya, tokoh seorang pelajar yang pendiam, rajin, dan alim, busananya cenderung rapi, sederhana, dan tanpa asesoris yang berlebihan. Sebaliknya, tokoh seorang pelajar yang bandel, brutal, dan sering membuat onar, busananya dilengkapi asesoris dan cara pemakaiannya seenaknya tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan sekolah. Beranjak dari pemahaman tersebut, maka penulis mengambil inisiatif untuk mengimplementasikan gagasan dari proses pembelajaran drama di kelas menjadi satu wujud seni pertunjukan karnaval tata busana. Karnaval ini dimaksudkan sebagai media ekspresi bagi mahasiswa sekaligus menjadi pembelajaran penting dalam memahami teater. 3

B. Nama Kegiatan Nama kegiatan ini adalah Karnaval Tata Busana Teater Mahasiswa PBSI FKIP 2014-2015 C. Tujuan Kegiatan Tujuan Kegiatan ini adalah: 1. Menggalakkan kreativitas mahasiswa di bidang drama 2. Mengoptimalkan keseriusan mahasiswa dalam berlatih drama. 3. Mengembangkan potensi mahasiswa yang berbakat di tata busana bidang teater. 4. Menumbuhkan jiwa solidaritas mahasiswa 5. Menyediakan wahana apresiasi drama di kalangan mahasiswa, khususnya Mahasiwa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. D. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan ini telah dilaksanakan pada : Hari/ tanggal : Sabtu dan Minggu, 10 Desember 2014 Pukul : 08.30 WIB s.d. 10.00 Tempat : KampusFKIP Unsyiah E. Bentuk Kegiatan Karnaval tata busana teater F. Peserta Karnaval tata busana teater ini disajikan oleh mahasiswa peserta kuliah Drama yang mengambil mata kuliah pada semester Ganjil 2013-2014. Adapun penonton yang hadir berasal dari unsur umum, mahasiswa, dan dosen. G. Konsep Kekaryaan Sebagaimana telah dijelaskan dalam latar belakang bahwa tata busana adalah seni pakaian dan segala perlengkapan yang menyertai untuk menggambarkan tokoh. Tata busana termasuk segala asesoris seperti topi, sepatu, syal, kalung, gelang, dan segala unsur yang melekat pada pakaian. Tata busana dalam teater memiliki peranan penting untuk menggambarkan tokoh. Pada era teater primitif, busana yang dipakai berasal dari bahan-bahan alami, seperti tumbuhan, kulit binatang, dan batu-batuan untuk asesoris. Ketika manusia menemukan tekstil dengan teknologi pengolahan yang tinggi, maka busana ber-kembang menjadi lebih baik (Santoso, dkk., 2011: 360). Tata busana dalam panggung berguna untuk menandakan karakter dari seorang tokoh. Tetapi dalam perwujudannya, tata busana mesti memperhatikan bentuk, warna, dan konsep warna secara keseluruhan. Di samping itu, tak kalah pentingnya adalah koordinasi dengan penata gerak, penata rias, penata artistik, penata cahaya, pemain, dan sutradara. Koordinasi tersebut penting manfaatnya karena semua diarahkan untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu keberhasilan suatu pementasan teater. Tata busana memiliki fungsi untuk mengidentifikasi peiode saat lakon itu dilaksanakan. Perlu diingat bahwa dalam pementasan suatu lakon, cerita memiliki latar waktu dan tempat. Tata busana atau kostum dapat membantu untuk memvisualkan zaman atau periode waktu tertentu dari cerita yang terkandung dalam 4

naskah. Misalnya, periode tahun 40-an, 60-an, 80-an, atau 2000-an, tentu memiliki trend busana yang berbeda-beda. Dengan melihat model busana yang dipakai aktor dapat diidentifikasikan pada masa apakah cerita itu ber-langsung. Tata busana juga dapat menunjukkan asal usul dan status sosial tertentu. Dari busana yang dipakai seorang aktor dapat diketahui peran apa yang dimainkan aktor tersebut. Misalnya, seorang pembantu, majikan, polisi, tentara, guru, kyai, orang Jawa, Irian, Belanda, dan sebagainya dapat diketahui lewat busana yang dipakainya. Di samping itu, lewat busana yang dipakai juga dapat menunjukkan usia peran yang dimainkan seorang aktor. Misalnya, seorang lelaki tua, lelaki muda, perempuan tua, perempuan muda, dan seterusnya dapat dibantu dengan tata busana, di samping tata rias, gerak, akting, dan sebagainya. Dalam kaitannya dengan tipe atau gaya pementasan, tata busa juga dapat mengekspresikan gaya pementasan yang hendak diciptakan di atas panggung. Gaya realis, simbolis, absurd, dramatik, surealis, komedi, karikatur, dan seterusnya, peran tata busana sangat penting. Oleh karena itu, penata busana harus selalu berkoordinasi dengan sutradara dan melihat latihan, di samping mempelajari naskah. Untuk mewujudkan apa yang dijelaskan di atas, dapat dilakukan melalaui klasifikasi busana yang banyak dipraktikkan dalam proses pementasan. Misalnya, pakaian dasar, pakaian kaki, pakaian tubuh, pakaian kepala, dan kostum pelengkap. Klasifikasi yang lain dikemukakan beberapa pendapat bahwa busana dapat dikelompokkan menjadi: busana sehari-hari, busana tradisional, busana fantasi, busana sejarah, dan lain-lain. (baca: Endraswara, 2011; Santoso, 2011). Bebera upaya yang harus dilakukan seorang penata busana atau kostum, untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, adalah sebagai berikut. 1) Mempelajari naskah untuk menggali segala hal yang berhubungan dengan tata busa. 2) Mengadakan riset kepustakaan untuk membuat busana yang bagaimana yang sesuai dengan kebutuhan pe-mentasan. 3) Berkoordinasi dengan sutradara dan tim proses lainnya. 4) Mendesain busana masing-masing peran di atas gambar dan mengonsultasikan kepada sutradara, untuk mendapatkan persetujuannya. 5) Mengujicobakan busana yang sudah dirancang dan dibuatnya pada saat latihan, untuk mendapatkan kesempurnaan. Secara garis besar berikut beberapa fungsi tata busana dalam teater. 1) Fungsi Tata Busana dalam Teater Busana yang dipakai manusia beraneka ragam bentuk dan fungsinya. Fungsi busana dalam kehidupan sehari-hari untuk melindungi tubuh, mencitrakan kesopanan, dan memenuhi hasrat manusia akan keindahan. Busana dalam teater memiliki fungsi yang lebih kompleks, yaitu. Mencitrakan keindahan penampilan Membedakan satu pemain dengan pemain yang lain Menggambarkan karakter tokoh Memberikan efek gerak pemain Memberikan efek dramatik 2). Mencitrakan Keindahan Penampilan Manusia memiliki hasrat untuk mengungkapkan rasa keindahan dalam berbagai aspek kehidupan. Tata busana dalam teater berfungsi sebagai bentuk ekspresi untuk tampil lebih indah dari penampilan seharihari. Pementasan teater 5

adalah suatu tontonan yang mengandung aspek keindahan. Pada era teater primitif, hasrat untuk tampil berbeda dan lebih indah dari tampilan sehari-hari telah muncul. Busana pementesan teater dibuat secara khusus dan dilengkapi dengan asesoris sesuai kebutuhan pemensan. Teater di Inggris pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth (1580 1640), memakai busana sehari-hari yang dibuat lebih indah dengan mengaplikasikan perhiasan dan penambahan bahanbahan yang mahal dan mewah. 3). Membedakan Satu Pemain Dengan Pemain Yang Lain Pementasan teater menampilkan tokoh yang bermacam-macam karakter dan latar belakang sosialnya. Penonton membutuhkan suatu penampilan yang berbedabeda antara satu tokoh dengan tokoh yang lain. Busana menjadi salah satu tanda penting untuk membedakan satu tokoh dengan tokoh yang lain. Penampilan busana yang berbeda akan menunjukkan ciri khusus seorang tokoh, sehingga penonton mampu mengidentifikasikan tokoh dengan mudah J. Penutup Akhirnya menjadi maklumlah kita ketika seseorang berbicara tentang teater maka ia akan membicarakan semua elemen yang ada di dalamnya. Berbicara teater tidak hanya berbicara naskah atau sutradara yang merajut proses atau aktor terkenal yang ikut terlibat di dalamnya. Berbicara teater adalah berbicara tentang semua hal yang ada di dalamnya. Hal itu akan menyangkut soal cerita, konsep, ketersampaian cerita, tata rias dan busana, tata panggung dan cahaya, bahkan penonton yang hadir di dalamnya. Demikian laporan kegiatan ini disusun sebagai laporan pertanggungjawaban karya seni pertunjukan pelaksanaan kegiatan Karnaval Tata Busana. Daftar Pustaka Endraswara, Suwardi. 2011. Metode Pembelajaran Drama. Yogyakarta: CAPS. Waluyo, Herman J. 2001. Drama Teori dan Pengajarannya.Yogyakarta: PT. Hanindita Graha Widia. Santoso, Eko. dkk. 2008. Seni Teater Jilid 1 untuk SMK. Pembinaan Sekolah. Jakarta Direktorat... 2008. Seni Teater Jilid 2 untuk SMK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Satoto, Soediro. 2012. Analisis Drama dan Teater. Yogyakarta: Ombak. 6

Lampiran Foto Kegiatan Karnaval Tata Busana Teater 1. Persiapan di Gedung FKIP 2. Keliling Seputar Kampus Unsyiah 7

8

3. Mejeng bareng di gedung AAC Dayan Dawood 9