BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014

Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya loose. mengurangi kadar air.

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN

Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc

Norma Pemeliharaan + (B)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kemudian diperkenalkan dibagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015

Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan

Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

TEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT. Ari Saraswati. Abstrak

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2011

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR. Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM.

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian

I.PENDAHULUAN. dan sebagian besar masyarakatnya hidup dengan cara bertani. Akan tetapi

! " # $ % % & # ' # " # ( % $ i

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA HASIL CRACKED MIXTURE pada ALAT PEMECAH BIJI (RIPPLE MILL) KELAPA SAWIT KAPASITAS 250 KG/JAM

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. (Handle Vereniging Amsterdam) dari negeri Belanda adalah salah satu unit usaha

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN.

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT

KARYA AKHIR SISTEM KERJA RIPPLE MILL TYPE RM 4000 PADA PROSES PEMECAHAN BIJI KELAPA SAWIT DI PTP. NUSANTARA II PABRIK KELAPA SAWIT PAGAR MERBAU OLEH:

Analisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu PTP Nusantara XIII (PERSERO)

KAJIAN PENGARUH PEMBUKAAN BLOWER DAMPER PADA DRY SEPARATION SYSTEM. Ahmad Mahfud ABSTRAK

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab III CUT Pilot Plant

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Oleh: Ridzky Nanda Seminar Tugas Akhir

II. TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

IV. KONDISI UMUM PKS PAGAR MERBAU

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tugas dan Tanggung Jawab Tiap-Tiap Jabatan pada Struktur. Organisasi. Menurut data bagian kantor Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, DESA PENGADAN KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Perusahaan PT. Multimas Nabati Asahan adalah salah satu perusahaan swasta berbadan hukum perseroan terbatas dan termasuk dalam Wilmar Group. PT. Multimas Nabati Asahan terdiri dari unit pengolahan minyak sawit kasar (Dept. Refinery), unit pengolahan inti sawit (Dept. Palm kernel Plant), dan unit pengolahan kelapa sawit (Dept. PKS) yang dikelola secara terpisah. PT. Multimas Nabati Asahan terletak di Kuala Tanjung Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Asahan. Sebelah barat berbatasan dengan PT. Inalum, sebelah timur berbatasan dengan PT. Bakrie Plantation, sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Alay. PT. Multimas Nabati Asahan awalnya hanya mendirikan satu Plant Refinery dengan kapasitas 1500 ton perhari dan mulai berproduksi pada 9 September 1996. Untuk mengantisipasi permintaan pasar yang terus meningkat maka pada tahun 1999, PT. Multimas Nabati Asahan mendirikan plant kedua dengan kapasitas 1000 ton perhari. Plant Refinery ini terdiri dari beberapa stasiun, yaitu, refined deodorized palm oil, refined bleached deodorized stearin, refined bleached deodorized olein, dan palm fatty acid destilat. Bahan baku yang berupa Crude Palm Oil (CPO) yang dipasok dari berbagai supplier untuk bahan baku produksi ternyata belum dapat memenuhi kapasitas produksi perusahaan. Maka untuk memenuhi kapasitas produksi, PT.

Multimas Nabati Asahan mendirikan pabrik kelapa sawit (PKS) yang berlokasi di areal perusahaan itu sendiri. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Multimas Nabati Asahan didirikan tahun 2004. Pembangunan pabrik dimulai tahun 2004 dengan kapasitas 60 mt. ffb/hr dan selesai pembangunan tahun 2005. Oktober 2005 pabrik mulai beroperasi sebagai langkah awal, dilakukan trial run, pemanasan perlahan-lahan, individual tes, dan pembersihan. 3.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha PKS PT. Multimas Nabati Asahan bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit kasar (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Palm Kernel). Kelapa sawit yang diolah termasuk dalam varietas dura dan tenera berasal dari perkebunan rakyat. Hasil sampingan proses pengolahan kelapa sawit seperti serat, cangkang dan serat tandan kosong digunakan untuk bahan bakar boiler. PKS PT. Multimas Nabati Asahan memiliki kapasitas olah 1200 mt. ffb/days. Konsep pengolahan kelapa sawit yang diterapkan masih tetap pada tahapan proses seperti perebusan, pembantingan, pengepresan, pemurnian minyak dan pemisahaan inti sawit. Pemasaran hasil produksi PKS PT. Multimas Nabati Asahan dikelola oleh Kantor Pusat (Main Office) yang berada di kawasan PT. Multimas Nabati Asahan. Hasil produksi dikirimkan langsung ke unit pengolahan Crude Palm Oil (CPO) dan unit pengolahan inti sawit (palm kernel). Jadi CPO dan inti sawit yang

dihasilkan, diolah kembali oleh perusahaan itu sendiri menjadi minyak goreng dan minyak inti pada unit pengolahan yang berbeda. 3.3. Organisasi dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi Struktur organisasi PKS PT. Multimas Nabati Asahan akan ditunjukkan pada Gambar 2.1. Jenis struktur organisasi yang digunakan adalah struktur organisasi campuran antara struktur organisasi lini dan fungsional. Struktur organisasi lini adalah suatu struktur organisasi di mana wewenang dan kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di bawahnya menurut garis vertikal. Sedangkan struktur organisasi fungsional adalah struktur organisasi di mana organisasi diatur berdasarkan pengelompokan aktivitas dan tugas yang sama untuk membentuk unit-unit kerja seperti produksi, operasi, pemasaran, keuangan, personalia, dan sebagainya yang memiliki fungsi yang terspesialisasi. Spesialisasi di sini akan memberikan efisiensi kerja yang lebih tinggi lagi. Disebut juga fungsional karena suatu bagian dapat berhubungan dengan anggota maupun kepala bagian secara langsung. Dari Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa struktur organisasi perusahaan ini mengharuskan kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di bawahnya menurut garis vertikal. Selain itu, dilakukan juga pengelompokan secara terpisah yang didasarkan pada fungsi yang berbeda dari masing-masing aktivitas. Sebagai contoh, bagian maintenance dibuat terpisah dengan bagian laboratorium. Atau bagian proses tidak disatukan dengan bagian

logistik. Hal ini menunjukkan bahwa tiap-tiap bagian dibuat terpisah berdasarkan fungsinya masing-masing, karena urusan proses berbeda dengan urusan logistik dan ruang lingkup maintenance berbeda dengan ruang lingkup yang ada pada laboratorium. Factory Coordinator Mill Head Mills Head (Dept. PKS) Mill Head Keterangan : Hubungan lini Hubungan onal Ass. Mills Spv. Sortasi Spv. Maintenace Spv. Proses Spv. Logistik Ass Spv Ass Spv Ass Spv. Mekanik Ass Spv. Teknis Ass Spv. Shift I Ass Spv. Shift II Ass Spv Foreman Foreman Foreman Foreman Foreman Foreman Foreman QC Foreman Effluent Operator Operator Operator Operator Operator Operator - Sample boy - Analis - Sample boy - Analis Gambar 2.1. Struktur Organisasi PKS PT. Multimas Nabati Asahan Dari sisi kebijakan, kebijakan yang berasal pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di bawahnya menurut garis vertikal. Sebagai contoh, supervisi Maintenance akan bertanggung jawab dalam melaksanakan segala kebijakan yang berasal dari asisten milling. Atau asisten supervisi mekanik dan asisten supervisi teknis yang melaksanakan tugas yang diberikan oleh supervisi maintenance. Begitu pula, supervisi proses yang berhak untuk melimpahkan kebijakan-kebijakan yang ditetapkannya untuk dilaksanakan oleh asisten supervisi proses.

2.3.2. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Tenaga kerja yang berkerja di PKS PT. Multimas Nabati Asahan berjumlah 113 orang yang terdiri dari staff, non staff (karyawan SKU B, Karyawan SKU H) ditambahkan dengan karyawan kontraktor yang berasal dari pusat jasa tenaga kerja swasta yang ada di sekitar lokasi perusahaan. Adapun rincian jumlah keseluruhan tenaga kerja di PKS PT. Multimas Nabati Asahan pada saat ini dapat dilihat pada Tabel 2.1. Jam kerja yang diberlakukan bagi setiap karyawan adalah dengan pembagian jam kerja menjadi 2 shift selama 7 hari kerja dalam seminggu kecuali hari minggu yaitu sebagai berikut: 1. Shift I : Pukul 08.00 WIB 16.00 WIB 2. Shift II : Pukul 16.00 WIB 00.00 WIB 3. Minggu : Pukul 16.00 WIB 00.00 WIB Karyawan di bagian kantor masa kerja selama 6 hari kerja dalam seminggu kecuali hari minggu dengan jam kerja kantor adalah sebagai berikut : 1. Senin - Kamis Pukul 08.00 WIB 12.00 WIB Pukul 12.00 WIB 14.00 WIB Pukul 14.00 WIB 16.30 WIB : Jam Kerja : Jam Istirahat : Jam Kerja setelah Istirahat 2. Sabtu Pukul 08.00 WIB 13.00 WIB : Jam Kerja

Tabel 2.1. Tenaga Kerja PKS PT. Multimas Nabati Asahan No Jabatan Orang 1 Mills Head 1 2 Asisten Mills 1 3 Supervisor 4 4 Asisten Supervisor 6 5 Foreman 8 6 Operator 47 7 Teknisi 14 8 Analis 4 9 Sampel Boy 5 10 Kontraktor 23 Total 113 Sumber : PKS PT. Multimas Nabati Asahan 2.3.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya Upah yang diberikan oleh PT. Multimas Nabati Asahan kepada karyawan adalah di atas Upah Minimum Regional (UMR) sesuai dengan peraturan pemerintah. Tenaga kerja yang berkerja di PT. Multimas Nabati Asahan terdiri dari 90 orang karyawan yang berasal dari rekrutmen perusahaan dan 23 orang yang berasal dari kontraktor. Pemberian upah pada setiap pekerja kontrak dilakukan oleh pihak perusahaan kontraktor sendiri. Sistem pengupahan yang berlaku untuk karyawan PT. Multimas Nabati Asahan, yaitu: 1. Pekerja dapat menerima langsung seluruh upah selama satu bulan bekerja secara langsung (dalam sekali pembayaran).

2. Pekerja dapat manerima seluruh upah selama satu bulan kerja dalam dua tahap pembayaran, yaitu pada minggu ke dua dalam setiap bulannya, pekerja dapat menerima setengah dari upah pokok ditambah dengan overtime dan dikurangi dengan pajak penghasilan. PT. Multimas Nabati Asahan menyediakan beberapa fasilitas yang dibutuhkan guna meningkatkan kesejahteraan dari karyawan. Fasilitas-fasilitas yang diberikan berupa: 1. Pemberian tunjangan hari raya, bonus tahunan. 2. Pendaftaran asuransi seperti Jamsostek dan asuransi lainnya. 3. Pelayanan kesehatan di rumah sakit yang telah ditunjuk oleh perusahaaan. 4. Tersedianya sarana transportasi untuk para karyawan. 3.4. Standar Mutu Produk dan Bahan Baku Standar mutu produk yang dihasilkan PKS PT. Multimas Nabati Asahan, yaitu: FFA CPO : < 3,00 % Kadar air CPO : < 0,18 % Kadar kotoran CPO : < 0,015 % FFA Kernel : < 1,00 % Kadar air Kernel : < 7,00 % Kadar kotoran Kernel : < 7,00 % Broken Kernel : 14,00 %

Bahan baku yang digunakan di PKS PT. Multimas Nabati Asahan adalah kelapa sawit yang berasal dari perkebunan rakyat. Kelapa sawit milik perkebunan rakyat termasuk dalam varietas dura dan tenera. Tenera merupakan hasil persilangan antara dura dengan pesifera. Berdasarkan ketebalan cangkang dan daging buah varietas dura dan tenera dapat dibedakan. Dura memiliki tebal cangkang 2-8 mm, tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar cangkang, daging buah realtif tipis 35-50 % terhadap buah, inti besar dan rendemen minyak 16-18 %. Sedangkan tenera memiliki tebal cangkang sangat tipis 0,5-4 mm, daging buah sangat tebal 60-96 %, terdapat lingkaran serabut disekeliling cangkang, dan rendemen minyak 22-24 %. Bahan penolong yang digunakan di PKS PT. Multimas Nabati Asahan adalah air dan Kalsium Karbonat (CaCO 3 ). Penggunaan air yang tinggi menyebabkan pemilihan lokasi pembangunan pabrik selalu dicari yang potensi airnya cukup memadai. Air sangat diperlukan untuk proses pengolahan sebagai sumber uap dan air panas. utama uap yang dihasilkan di boiler digunakan sebagai pembangkit listrik, proses perebusan, dan proses pelumatan. utama air panas adalah memudahkan proses pemurnian minyak sawit. Sedangkan Kalsium Karbonat digunakan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang dengan memanfaatkan perbedaan berat jenis di claybath. 3.5. Proses Produksi Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit kasar dan inti sawit di PKS PT. Multimas Nabati Asahan secara garis besar dibagi atas 6

tahapan produksi, yaitu: penerimaan buah, perebusan, pembantingan, pelumatan dan pengepresan, pengolahan biji dan pemurnian minyak sawit. 2.5.1. Penerimaan Buah Hasil pemanenan tandan buah sawit (TBS) dari perkebunan rakyat diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk. Lalu dilakukan penimbangan untuk mengetahui jumlah TBS yang diterima. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan jembatan timbang. Berat bersih TBS yang diterima didapat dengan menghitung selisih antara berat truk beserta isinya dengan berat truk dalam keadaan kosong. Kemudian TBS dibawa ke stasiun sortasi. TBS disortir untuk mengetahui kematangan buah. Hal ini dilakukan karena buah milik perkebunan rakyat memiliki varietas dan tingkat kematangan yang berbeda-beda. Tingkat kematangan TBS yang diterima di pabrik seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.2. Selesai disortir, TBS kemudian dimasukkan ke dalam loading ramp dengan menggunakan loader untuk memudahkan pengisian ke dalam lori. Lantai loading ramp dibuat dari plate baja dengan kemiringan 27 0 dan mempunyai 52 pintu. Pintu dari setiap ruangan dibuka secara mekanis dengan menggunakan tenaga hidrolik. Adapun cara kerja pengisian lori adalah: 1. Pintu loading ramp dibuka satu persatu supaya TBS dapat masuk ke dalam lori. Satu unit lori berkapasitas sekitar 10,5 mt TBS. 2. Lori yang sudah penuh ditarik dan diposisikan dengan menggunakan capstan, sling belt, transfer carriage, canti lever dan loader ke dalam sterilizer.

Tabel 2.2. Derajat Kematangan Tandan Buah Sawit Fraksi Derajat Kematangan Brondolan 00 Sangat Mentah Tidak ada brondolan lepas 0 Mentah 12,5 % dari permukaan luar 1 Kurang Matang 12,5%-25% dari permukaan luar 2 Matang I 25%-50% dari permukaan luar 3 Matang II 50%-75% dari permukaan luar 4 Lewat Matang 75%-100% dari permukaan luar 5 Sangat Matang Buah dalam ikut membrondol Sumber: PKS PT. Multimas Nabati Asahan 2.5.2. Perebusan (Sterilizing) Perebusan dilakukan dengan menggunakan Sterilizer. Sterilizer adalah bejana uap tekan untuk merebus TBS dengan menggunakan uap dari BPV (Back Pressure Vessel). tiap Sterilizer adalah 6 lori dengan tekanan kerja 3,5 kg/cm 2 dan temperatur 120 140 0 C. Proses perebusan berlangsung 76 menit. Sistem perebusan yang digunakan sistem perebusan tiga puncak. Grafik perebusan dengan menggunakan sistem tiga puncak adalah seperti pada Gambar 2.2.

3 7 2,5 2 6 8 1,5 1 2 3 4 5 Tekanan (bar 0,5 0 1 5 16 18 32 34 45 70 76 (Menit) Gambar 2.2. Grafik Sistem Perebusan Tiga Puncak Keterangan gambar: 1. Buang udara : 5 menit 2. Menaikkan tekanan sampai 1,5 bar : 11 menit 3. Buang steam : 2 menit 4. Menaikkan tekanan sampai 2,2 bar : 14 menit 5. Buang steam : 2 menit 6. Menaikkan tekanan sampai 2,8 bar : 11 menit 7. Merebus pada tekanan 2,8 bar : 25 menit 8. Buang steam : 6 menit Tujuan dari proses perebusan adalah: 1. Merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan FFA. 2. Menguraikan kadar air dalam buah. 3. Mengkoagulasikan protein sehingga memudahkan pemisahan minyak.

4. Menghidrolisa zat-zat karbohidrat yang berada sebagai koloid di dalam protoplasma menjadi glukosa yang dapat larut dan menghasilkan tekanan osmotis yang membantu memecahkan dinding sel sehingga minyaknya dapat keluar. 5. Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pelumatan (digesting). 6. Mempermudah proses pembantingan (threshing). 2.5.3. Pembantingan (Threshing) Pembantingan bertujuan untuk melepaskan buah dari tandan (bunch). Pembantingan dilakukan dengan menggunakan 3 unit thresher. Jenis thresher yang digunakan adalah thresher with shaft yang memiliki striper. Cara kerja thresher adalah berputar dengan kecepatan 23-25 rpm, kemudian TBS ikut berputar dan terangkat hingga jatuh terbanting. Dengan proses ini terjadi berulang-ulang maka buah lepas dari tandan. Pembantingan pertama dilakukan di thresher pertama dan kedua. Buah yang terlepas jatuh ke under thresser conveyor melalui kisi-kisi thresher untuk diangkut ke proses pelumatan (digesting). Sedangkan tandan terdorong keluar dan jatuh ke empty bunch scrapper untuk diangkut ke crusher. Crusher berfungsi mencabik janjangan untuk memperkecil losses buah sawit. Tandan yang telah tercabik kemudian masuk ke thresher ketiga untuk dibanting kembali. Tandan kosong yang terdorong keluar jatuh empty bunch scrapper untuk diangkut ke empty bunch press.

2.5.4. Pelumatan (Digesting) dan Pengepresan (Pressing) Pelumatan (digesting) bertujuan untuk melumatkan buah hingga hancur dan terpisah dari biji (nut). Sedangkan pengepresan (pressing) bertujuan untuk menekan daging buah yang hancur hingga keluar minyak. Pelumatan dilakukan dengan menggunakan digester. Jenis digester yang digunakan vertical digester. Digester adalah bejana silinder yang di dalamnya terdapat pisau-pisau pengaduk (stirring arms) sebanyak enam tingkat yang terikat pada poros dan digerakkan oleh motor listrik. Cara kerja digester adalah buah yang masuk ke dalam digester akan dilumatkan oleh pisau-pisau (long arm dan short arm) yang berputar. Setelah dilumatkan kemudian didorong keluar oleh pisau pendorong (expeller arm) menuju proses pengepresan. Untuk memudahkan proses pelumatan digester dialirkan uap dan air panas agar temperatur buah tetap 90-95 0 C. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam digesting adalah : 1. Pengisian digester harus penuh atau ¾. 2. Kebocoran minyak dihindari. 3. Frekuensi pengadukan yang tidak terlalu tinggi sehingga minyak tidak banyak tergenang. 4. Perawatan terhadap keran-keran dan pisau-pisau digester. Proses pengepresan bertujuan untuk memisahkan minyak dari daging buah. Pengepresan dilakukan secara kontinu dengan menggunakan twin screw press. Proses pemisahan terjadi akibat putaran dari worm screw yang memiliki perbedaan ruang antar screw untuk mendesak daging buah hancur ke arah adjusting cone. Dan akibat tekanan dari sisi lain yang diberikan pada cone guide

maka aliran itu akan tertahan di adjusting cone. Worm screw berada di dalam press cage yang memiliki 32000 lubang ( = 4 mm) di seluruh dinding agar minyak dapat keluar dan melalui oil outlet akan dialirkan ke oil gutter. Dan celah yang terbentuk antara adjusting cone dan press cage adalah 6 mm. Ukuran ini didapat pada saat mesin tidak sedang beroperasi. 2.5.5. Pengolahan Biji (Kernel Plant) Pengolahan biji bertujuan untuk memperoleh inti sawit yang sesuai dengan standar mutu produk yang ditetapkan. Pengolahan biji terdiri dari beberapa proses sebagai berikut: 1. Penguraian cake Penguraian cake bertujuan untuk memudahkan pemisahan biji dari serat. Penguraian cake dilakukan dengan menggunakan cake breaker conveyor. Cara kerja cake breaker conveyor adalah mengurai cake dengan cara berputar sambil mendorong cake untuk dipisahkan antara biji dan serabut di depericarper. Cake breaker conveyor terdiri dari talang yang berisi pedal-pedal yang melekat pada poros. Di dalam talang dilakukan pemanasan dengan injeksi uap sehingga cake akan menjadi kering dan mudah terurai. 2. Pemisahan biji dari serat dan kotoran Pemisahan biji dari serat dilakukan dengan menggunakan depericarper. depericarper berfungsi untuk memisahkan biji dari serat. Depericarper terdiri kolom pemisah (separating coloumn) dan nut polishing drum. Cake yang telah terurai masuk kedalam separating coloumn. Pemisahan yang terjadi di separating

coloumn dikarenakan oleh daya hisapan blower. Biji yang berat jenisnya lebih besar jatuh ke dalam nut polishing drum, sedangkan serat kering terhisap ke dalam fibre cyclone kemudian jatuh ke fuel conveyor melalui air lock. Pemisahan biji dari gumpalan serat dan kotoran dilakukan menggunakan nut polishing drum. Biji akan terpisah karena putaran polishing drum dengan kecepatan 32 rpm yang memliki striper dan lubang diseluruh dinding. Sehingga selama biji melewati polishing drum, gumpalan serat dan kotoran akan terpisah dan biji akan jatuh ke nut botom cross conveyor. Pemisahan biji kosong dari gumpalan serat dan kotoran seperti batu atau kayu dilakukan dengan menggunakan destoner system. Destoner system terdiri dari kolom pemisah (separating coloumn) dan shell cyclone. Pemisahan yang terjadi di separating coloumn dikarenakan perbedaan berat jenis dan daya hisapan blower. Batu akan jatuh ke tempat penampungan, gumpalan serat akan jatuh ke cake breaker conveyor dan biji kosong akan masuk ke shell hopper melalui air lock. 3. Pengeraman biji Biji dari nut botom cross conveyor diangkut ke top wet nut conveyor dengan menggunakan nut elevator. Proses penyebaran biji-biji yang masuk ke nut silo dilakukan menggunakan top wet nut conveyor. Lalu dilakukan proese pengeraman biji di nut silo. Pengeraman bertujuan untuk mengurangi kadar air agar inti sawit mudah terlepas dari cangkangnya. Prinsip kerja nut silo adalah menggunakan udara panas dialirkan melalui elemen panas untuk mengurangi kadar air. Pengeraman dilakukan hingga kadar air dalam biji ± 9%. nut silo

dilengkapi dengan fibrating feeders, kegunaannya adalah untuk mengatur biji yang akan masuk ke pemecah biji (ripple mill). 4. Pemecahan biji Pemecahan biji dilakukan dengan menggunakan ripple mill. Pemecahan biji bertujuan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang. Ripple mill terdiri dari rotaring rotor dan stationary plate (ripple pad). Rotating rotor berfungsi sebagai alat pemecah, sedangkan stationary plate berfungsi sebagai landasan biji. Rotating rotor terdiri dari 30 batang rotor (riplle bar) yang terbuat dari high carbon steel. Dimana, 15 batang dipasang di bagian dalam dan 15 batang lagi di bagian luar. Stationary plate (ripple pad) merupakan plate bergerigi tajam dan terbuat dari high carbon steel. 5. Pemisahan inti sawit dari biji pecah, cangkang pecah dan kotoran Pemisahan inti sawit dari cangkang dilakukan dengan menggunakan Light Tenera Dust Separating (LTDS). Inti sawit dan cangkang dari ripple mill diangkut dengan cracked mixture elevator ke LTDS. Di LTDS inti sawit, cangkang ringan dan kotoran seperti debu dipisahkan berdasarkan berat jenis dengan menggunakan daya hembusan LTDS fan. Di mana pecahan cangkang ringan dan kotoran ringan akan terdorong masuk ke dalam shell hopper dan inti sawit akan jatuh ke vibrating grade melalui air lock. Di vibrating grade dilakukan pemisahan inti sawit dari biji pecah berdasarkan besar partikel dengan menggunakan getaran. Dimana biji pecah akan tertahan dan jatuh ke nut botom cross conveyor. Sedangkan inti sawit dan cangkang pecah lolos dan jatuh ke claybath melalui talang.

6. Pemisahan inti sawit dari cangkang pecah Pemisahan inti sawit dari pecahan cangkang dilakukan dengan menggunakan claybath. Prinsip kerja Claybath adalah menggunakan kalsium karbonat (CaCO 3 ) dan pelarut air untuk memisahkan inti sawit dari pecahan cangkang berdasarkan perbedaan berat jenis. Campuran kalsium karbonat memiliki berat jenis 1,13-1,15. Karena berat jenis inti sawit lebih kecil dibandingkan campuran kalsium karbonat dan berat jenis cangkang pecah lebih besar dari campuran kalsium karbonat, maka inti sawit akan terapung dan masuk ke vibrating screen kernel. Sedangkan cangkang pecah akan tenggelam dan masuk ke vibrating screen shell. Inti sawit akan dibawa ke kernel silo melalui wet kernel conveyor lalu wet kernel elevator dan top wet kernel conveyor. menuju kernel silo. Sedangkan cangkang pecah akan dibawa ke shell hopper menggunakan wet shell conveyor. 7. Pengeringan Kernel Pengeringan inti sawit dilakukan di kernel silo. Prinsip kerja kernel silo adalah menghembuskan udara panas ke dalam silo dengan menggunakan fan. Temperatur udara yang dihembuskan ke bagian atas, tengah dan bawah silo berbeda-beda. Untuk masing-masing bagian secara berurutan yaitu: 60-70 0 C, 50-60 0 C, dan 40-50 0 C. Pengeringan selama ±7 jam dengan pemberian panas yang kontinu diharapkan akan mengurangi kadar air hingga 6-7%. Kemudian inti sawit dihembuskan ke kernel bunker dengan menggunakan pneumatic transport untuk disimpan sebelum dilakukan pengiriman ke PK Plant.

2.5.6. Pemurnian Minyak (Clarification) Pemurnian minyak bertujuan untuk memperoleh minyak sawit kasar yang sesuai dengan standar mutu produk yang ditetapkan. Pemurnian minyak terdiri dari beberapa proses sebagai berikut: 1. Pemisahan minyak dari sludge dan pasir Pemisahan minyak dari sludge dan pasir dilakukan dengan menggunakan modifikasi sandtrap tank. Prinsip kerja sandtrap tank adalah tangki berbentuk silinder yang pada bagian dasarnya berbentuk kerucut. nya untuk mengendapkan pasir dan sludge yang terkandung di dalam minyak kasar. Sandtrap tank yang telah dimodifikasi ini terdiri dari tiga ruang yaitu: - Ruang pertama : untuk penampungan minyak kasar dari oil gutter. - Ruang kedua : merupakan ruang pemisahan. Minyak yang mempunyai berat jenis lebih kecil dari sludge dan pasir akan berada dibagian paling atas akan dialirkan ke vibrating screen, sedangkan sludge dan pasir yang mempunyai berat jenis lebih besar dari pada minyak akan masuk ke ruang ketiga melalui lubang bawah pemisah. - Ruang ketiga : ruang penampungan sludge sebelum dialirkan ke reclaimed tank 2 lalu dialirkan ke oil tank untuk diendapkan dipanaskan kembali. Sludge memiliki berat jenis lebih kecil dari pasir berada dibagian atas. Sedangkan pasir berada pada dasar tangki yang akan keluar melalui lubang kecil didasar tangki dan dialirkan ke sludge pit melalui parit.

2. Penyaringan minyak Penyaringan minyak dilakukan dengan menggunakan vibrating screen. nya adalah untuk menyaring kotoran-kotoran berupa serat-serat atau kotoran lainnya dari minyak. Vibrating screen terdiri dari dua buah saringan kawat dengan ukuran saringan atas 20 mesh dan saringan bawah 40 mesh. Bendabenda padat berupa cake yang disaring pada saringan ini dikembalikan ke fruit elevator untuk diproses kembali. Sedangkan minyak dari vibrating screen ditampung dalam tangki minyak kasar (crude oil tank). 3. Pemanasan minyak Pemanasan minyak bertujuan untuk memudahkan proses pemisahan di sand cyclone dan mengendapkan kotoran. Pemanasan minyak dilakukan dengan menggunakan tangki minyak kasar (crude oil tank). Cara kerja Crude Oil Tank adalah melakukan penambahan panas dengan injeksi uap. Temperatur yang diharapkan 90-95 0 C. 4. Pemisahan minyak dari partikel padat Minyak dari partikel padat dilakukan dengan menggunakan sand cyclone dan decanter. Cara kerja sand cyclone adalah menggunakan prinsip gaya sentrifugal dan tekanan rendah karena adanya perputaran untuk memisahkan materi berdasarkan perbedaan massa jenis, ukuran, dan bentuk. Aliran fluida akan diinjeksikan melalui pipa input. Karena bentuk kerucut cyclone akan menginduksikan aliran fluida untuk berputar menciptakan vortex. Partikel dengan ukuran atau kerapatan yang lebih besar akan didorong ke arah luar vortex. Gaya gravitasi menyebabkan partikel padat jatuh ke sisi kerucut menuju tempat

pengeluaran menuju sludge pit. Partikel dengan ukuran atau kerapatan yang lebih kecil keluar melalui bagian atas cyclone melalui pusat yang bertekanan rendah menuju sludge distribution 1. Input bagi decanter adalah minyak yang ada di sludge distribustion 1 dengan tujuan untuk memisahkan minyak dari slurry. Cara kerja decanter adalah memisahkan slurry menjadi tiga fasa seperti dua diantaranya cairan tak dapat tercampur dan berbeda massa jenisnya serta fasa padat. Dua cairan yang tak dapat dicampur akan dialirkan ke sludge drain tank lalu ke reclaimed tank 1 untuk diendapkan kembali. Sedangkan fasa padat dialirkan ke sludge pit. 5. Pemurnian minyak Input dari pemurnian minyak ini adalah minyak yang dialirkan ke oil tank yang merupakan hasil pengendapan di reclaimed tank 1 dan 2. Pemurnian minyak dilakukan dengan menggunakan oil purifier dengan tujuan untuk mengurangi kadar air hingga 0,3 0,4 %, kadar kotoran hingga 0,01 0,15 % dan temperatur 90-95 0 C. 6. Pengeringan minyak Pengeringan minyak dilakukan dengan menggunakan vacum dryer. Vacum dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air hingga 0,1 0,15 % dan kadar kotoran hingga 0,013-0,015 %. Prinsip kerja vacum dryer adalah minyak dari oil purifier di pompa ke dalam tangki umpan (float tank), dalam tangki umpan ini terdapat sebuah pelampung baja berbentuk kumparan tirus (taper spindle) yang berfungsi sebagai katup/kran otomatis menjaga kestabilan hampa didalam tabung pengering secara terus menerus.

Bagian dalam atas tabung hampa udara terdapat enam buah spray nozzle yang menyemprotkan minyak pada permukaan pelat deflektor yang berbentuk pilem tipis. Minyak yang keluar dari spray nozzle berbentuk pancaran halus (spray) dan kabut, kemudian jatuh secara gravitasi dan membentur pelat deflektor sehingga terjadi pengkabutan yang kedua kali. Selagi minyak berbentuk kabut kandungan air akan mudah menguap dan dihisap keluar oleh pompa hampa udara. Minyak yang telah dikeringkan selanjutnya jatuh ke dasar tabung pengering dan langsung dihisap dengan pompa ke bulk storage tank (BST). Vacum dryer juga dilengkapi dengan sebuah level kontrol yang dihubungkan ke dalam tabung hampa udara. Berfungsi untuk mengontrol ketinggian level minyak. Minyak yang di umpan ke dalam tabung hampa udara jika kurang dari minyak yang dihisap keluar, level kontrol ini otomatis membuka katupnya sehingga minyak re-sirkulasi kembali ke tabung melalui pipa by-pass. 7. Penampungan minyak sawit kasar (CPO) Penampungan minyak sawit kasar (CPO) sebelum pengiriman ke Dept. Refinery dilakukan di storage tank (ST). CPO harus selalu dipanaskan dengan cara dipasang pipa pemanas dengan uap dan temperatur di dalamnya diatur 50 55 0 C agar minyak tidak membeku dan untuk menghindarkan kenaikan kadar FFA. 8. Penampungan sludge Penampungan sludge hasil pemisahan dan endapan di stasiun klarifikasi ditampung di sludge pit. Sludge ini akan dialirkan ke fat pit untuk diendapkan. Air kondesat dari condensat pit juga dialirkan ke fat pit untuk diendapkan. Sludge hasil endapan dialirkan ke collect tank dan endapan dialirkan ke colling pond.

9. Pengambilan minyak kembali Penampungan ini bertujuan untuk mengambil minyak kembali karena kadar minyak yang masih terkandung 0,1-0,3 % didalam sludge. Minyak yang berada dibagian atas akan dipompakan ke sludge distribution 2 lalu dipompakan kembali ke sludge separator untuk memperoleh minyak dan memperkecil oil losses. Minyak akan dipompakan ke reclaimed tank 1 sedangkan buangan dari hasil pemisahan akan dialirkan ke colling pond. 3.6. Mesin dan Peralatan 2.6.1. Mesin Produksi Mesin produksi adalah semua peralatan yang memerlukan penggerak, yang digunakan dalam proses produksi. Adapun mesin produksi yang ada di PKS PT. Multimas Nabati Asahan untuk tiap stasiunnya adalah sebagai berikut. a. Stasiun Penerimaan 1. Loading Ramp c.w Hydrolic System : Tempat penimbunan sementara dan pemindahan TBS ke lori : 3 unit (24 pintu, 14 pintu, 14 pintu) Ukuran : p = 10200 mm, l = 5300 mm, kemiringan = 27 0 : 146 ton TBS Elektromotor : Daya (55 kw ) b. Stasiun Perebusan 1. Capstan : Menarik lori dengan tali sling yang dililitkan di bollard

Model : 4 unit : Flender Ukuran Head : d = 610 mm Line Pull : 20 lbs Bollard rate : 300.000 lbs Elektromotor : Daya (5,5 hp ; 20 rpm) 2. Transfer Carriage : Memindahkan lori dari satu rail track ke rail track lainnya : 2 unit : 2 lori/angkut Elektromotor : Daya (11kw; 23 A; 1450 rpm; 380 v) 3. Condesate Pump Model Flow : Memompakan air kondensat dari sterilizer ke fat fit : 2 unit : 3 N6 : 22 m 3 /jam Elektromotor : Daya(11 kw ; 2950 rpm) 4. Sterilizer : Merebus buah untuk menonaktifkan enzim lipase yang menyebabkan naiknya asam lemak bebas, memudahkan lepasnya buah dari tandannya, melunakkan daging buah dan mengurangi kadar air Tipe : 2100 OXP

Ukuran : 2 unit : p = 3300 mm, d = 1200 mm, tebal = 16mm Tekanan Kerja: 3,0 kg/cm 2 Tekanan Uji : 6,5 kg/cm 2 : 6 lori/siklus c. Stasiun Pembantingan 1. Cage Tippler : Menuangkan TBS masak dari lori ke hopper : 2 unit : 1 lori/siklus Elektromotor : Daya (3 hp ; 5 A ; 940 rpm ; 380 v) 2. Fruit Bunch Scrapper : Mengangkut TBS masak dari hopper ke auto feeder : 2 line : 60 ton/ jam Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 3. Thresher Jenis Ukuran Kecepatan : Melepaskan atau memisahkan buah dari janjangan : Tresher with shaft : 3 unit : p = 4000 mm, d = 2000 mm : 23-25 rpm : 60 ton TBS/jam

Elektromotor : Daya (11kw; 23A; 1450 rpm; 380 v) 4. Under Thresher Conveyor Type Ukuran : Mengangkut buah dari thresher ke bottom cross conveyor : screw : 3 unit : d = 537 mm : 26 mc/ h Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 5. Empty Bunch Conveyor To Crusher Type : Mengangkut janjangan dari thresher ke crusher. : screpper : 1 line : 26 mc/ h Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 6. Bunch Crusher : Mencabik-cabik janjangan : 1 unit Ukuran Roda : 310 mm Dimensi : 2050 mm; 1000 mm; 1380 mm : 6 ton/jam Elektromotor : Daya (30 kw ; 35 rpm) 7. Horizontal Empty Bunch Scrapper : Mengangkut janjangan dari thresher ke F.B. Hopper.

Type : screpper : 1 line : 26 mc/ h Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 8. Bottom Cross Conveyor : Mengangkut buah dari under thresher conveyor ke fruit elevator Type Ukuran : screw : 1 line : d = 537 mm : 26 mc/ h Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm) d. Stasiun Pengepresan 1. Fruit Bunch Elevator : Mengangkut buah dari bottom cross conveyor ke top cross conveyor : 2 line : 30 ton/ jam Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 2. Top Cross Conveyor Type : Mendistribusikan buah dari fruit elevator ke digester : screw : 2 line

Ukuran : d = 537 mm : 26 mc/ h Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 3. Digester : Untuk melumatkan buah hingga hancur Model : LD 3500 Ukuran Berat Kecepatan Volume : 5 unit : t = 3200 mm, d = 1200 mm : 5500 kg : 10-15 rpm : 3500 l Tekanan uap : 3,5 kg/cm 2 Elektromotor : Daya (30 pk) Buatan/ Tahun: Malaysia/ 2005 4. Twin Screw Press Ukuran : Untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) : 5 unit : p = 5150 mm, l = 1560 mm : 15-18 ton/jam Elektromotor : Daya (30 kw; 45 A; 1460 rpm; 380 v) Buatan/ Tahun: Malaysia/ 2005

e. Stasiun Pengolahan Biji 1. Cake Breaker Conveyor Type Ukuran : Untuk mengeringkan dan mengurai cake : screw : 1 unit : p = 17000 mm, d = 537 mm : 26 mc/ h Elektromotor : Daya (5,5 kw; 29 rpm) 2. Depericarper - Separating Coloumn Ukuran : Ruang pemisah antara serat dan biji : 1 unit : t = 17000 mm, d = 1270 mm Electro blower: Daya (11kw; 23A; 1450 rpm; 380 v) Buatan/ Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia/ 2000 - Nut Polyshing Drum Ukuran Kecepatan : Untuk membersihkan serat yang melekat pada biji : 1 unit : p = 7480 mm, d = 1270 mm : 32 rpm : 6 ton/jam Elektromotor : Daya (11kw; 23A; 1450 rpm; 380 v) Buatan/ Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia/ 2000

3. Wet Nut Conveyor : Mendistribusikan biji dari nut polyshing drum ke destoner system Type Ukuran : screw : 1 unit : d = 537 mm : 26 mc/ h Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 4. Destoner System Ukuran : Untuk memisahkan biji dari batu, dan biji kosong : 1 unit : t = 17000 mm, d = 700 mm Electro blower: Daya (11kw; 23A; 1450 rpm; 380 v) 5. Nut Grading Drum Ukuran Kecepatan : Untuk memisahkan biji menurut besar diameternya : 1 unit : p = 1570 mm, d = 700 mm : 1420 rpm : 16 ton/jam Elektromotor : Daya (4 kw; 9,4 A; 940 rpm; 380 v) Buatan/ Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia/ 2000 6. Ripple Mill : Untuk memecahkan biji

Kecepatan : 2 unit : 1440 rpm : 3 ton/jam Elektromotor : Daya ( 15 hp; 22,6 A; 2935 rpm; 380 v) Merk : Teco Elec dan Mech 7. Craked Mixture Conveyor : Mendistribusikan craked mixture dari ripple mill ke craked mixture elevator Type Ukuran : screw : 1 line : d = 537 mm : 26 mc/ h Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 8. Craked Mixture Elevator : Mengangkut biji dari craked mixture Conveyor ke LTDS 1 : 1 line : 6 ton/ jam Elektromotor : Daya (5,5 kw; 29 rpm) 9. Light Tenera Dust Separating (LTDS) Ukuran : Memisahkan inti sawit utuh dari pecahan cangkang : 1 unit : p = 14700 mm, d = 700 mm : 14300 m 3 /jam

Electro fan : Daya (11 kw; 23A; 1450 rpm; 380 v) 10.Claybath : Memisahkan inti sawit dari pecahan cangkang : 2 unit Buatan/ Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia/ 2000 - Pump Elektromotor: Daya ( 10 kw; 15,33 A; 1440 rpm; 380 v) - Screening Ukuran : p = 1070 mm, d = 700 mm 11.Wet Kernel Conveyor : Mendistribusikan inti sawit dari hydrocyclone ke wet kernel elevator Type Ukuran : screw : 1 line : d = 537 mm : 26 mc/ h Elektromotor: Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 12.Wet Kernel Elevator : Mengangkut inti sawit dari wet kernel conveyor ke kernel distribution conveyor : 1 line : 6 ton/ jam Elektromotor: Daya (5,5 kw ; 29 rpm)

13.Top Wet Kernel Conveyor Type Ukuran : Mendistribusikan inti sawit dari ke kernel silo : screw : 1 line : d = 537 mm : 26 mc/ h Elektromotor: Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 14.Dry Wet Kernel Conveyor : Mendistribusikan inti sawit dari dry kernel ke kernel transport fan Type Ukuran : screw : 1 line : d = 537 mm : 26 mc/ h Elektromotor: Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 15.Kernel Transport Fan : Mendistribusikan inti sawit dari kernel silo ke kernel bunker : 1 unit : 26 mc/ h Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm) 16.Fibre Shell Conveyor Type : Mendistribusikan fibre, shell dari hopper ke boiler. : screw

Ukuran : 1 unit : d = 537 mm : 26 mc/ h Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm) f. Stasiun Pemurnian Minyak 1. Vibrating Screen Model Ukuran Penggerak : Menyaring serat dan kotoran dari minyak kasar : VS70 : 2 unit : d = 1800 mm : 1500 rpm(2 seperasi) Elektromotor : Daya (5,5 pk; 3 fasa; 50 Hz; 380 v) Buatan/ Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia/ 2000 2. Sentrifusi Minyak (Oil Purifier) Ukuran Kecepatan : Memurnikan minyak yang berasal dari oil tank : 2 unit : t = 700 mm, d = 400 mm : 1450 rpm : 6 ton /jam Buatan/ Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia/ 2000 3. Purifier Feed Pump : Memompakan minyak dari oil purifier ke vacum drier : 2 unit

Model Flow : 3 N6 : 22 m 3 /jam Elektromotor : Daya(11 kw ; 2950 rpm) 4. Pengeringan Minyak (Vacum Drier) : Mengurangi kadar air dalam minyak : 1 unit : 9 ton /jam Elektromotor : Daya (15 kw; 22,5 A; 1440 rpm; 380 v) 5. Dried Oil Pump Model Speed Flow : Memompakan minyak dari vacum drier ke storage tank. : 1 unit : SK : 2825 rpm : 27 m 3 /jam Elektromotor : Daya(1,1 kw) 6. Sand Cyclone : Memisahkan partikel padat : 3 unit : 30 ton /jam Elektromotor : Daya (15 kw; 22,5 A; 1440 rpm; 380 v) 7. Precleaner Pump : Memompakan minyak dari COT ke sand cyclone : 2 unit

Model Speed Flow : SK : 2825 rpm : 27 m 3 /jam Elektromotor : Daya(11 KW) 8. Decanter : Memisahkan fasa cair dan padat : 2 unit : 20-30 ton TBS /jam Kecepatan bowl Max. : 3500 rpm Elektromotor : Daya (60 kw) Berat kotor : 6400 kg Buatan/ Tahun: Malaysia/ 2007 9. Sludge Centrifuge Separator : Memisahkan minyak dari sludge : 2 unit : 10 ton /jam Elektromotor : Daya (15 kw; 22,5 A; 1400 rpm; 380 v) Buatan/ Tahun: Malaysia/ 2007 10.Reclaimed Oil Pump : Memompakan minyak dari collect tank ke centrifugal separator : 2 unit

Model Speed Flow : SK : 2825 rpm : 27 m 3 /jam Elektromotor : Daya(11 kw) 2.6.2. Peralatan (Equipment) Peralatan produksi adalah semua peralatan yang tidak memerlukan penggerak yang digunakan dalam proses produksi. Adapun penjelasan mengenai peralatan produksi yang ada di PKS PT. Multimas Nabati Asahan untuk tiap stasiun adalah sebagai berikut. a. Stasiun Penerimaan 1. Jembatan Timbang : Menimbang berat TBS yang diangkut dengan truk. : 50 ton 2. Lori : Pengangkut TBS dari Loading Ramp ke sterilizer dan cage tippler : 10,5 ton TBS 3. Rail Track : Landasan jalur lori dan canti lever

b. Stasiun Perebusan 1. Trolley/canti lever : Landasan jalur lori yang menghubungkan mesin sterilizer dengan rail track 2. Back Pressure Vessel (BPV) : Menampung steam yang akan didistribusikan ke seluruh proses c. Stasiun Pengepresan 1. Oil Gutter : Talang minyak yang akan di proses di sand trap tank 2. Sand Trap Tank : Memisahakan minyak dengan pasir e. Stasiun Pengolahan Biji 1. Nut Silo : Tempat pengeraman biji yang akan di pecah 2. Kernel Silo : Memanaskan kernel untuk mengurangi kadar airnya 3. Kernel Bunker : Tempat penyimpanan sementara kernel yang akan dikirim 4. Shell Hopper : Tempat penyimpanan cangkang 5. Fibre Hopper : Tempat penyimpanan serabut

f. Stasiun Pemurnian Minyak 1. Crude Oil Tank : Menampung minyak yang akan dialirkan ke CS tank 2. Sludge Distribution 1 dan 2 : Memanaskan, mengencerkan dan mengendapkan sludge 3. Oil Tank : Menampung minyak dari reclaimed tank 1 dan 2 4. Sludge Drain Tank : Menampung sludge yang akan diolah kembali di purifier 5. Hot Water Tank : Menampung air panas dari dearator tank 2.7. Utilitas Yang dimaksud utilitas disini adalah merupakan unit pembantu produksi yang tidak terlibat secara langsung sebagai bahan baku, tetapi penunjang proses agar produksi dapat berjalan lancar. Utilitas yang terdapat pada PKS PT. Multimas Nabati Asahan antara lain sebagai berikut: 1. Unit Pemeliharaan Agar tercapai keadaan produksi yang maksimal sesuai dengan yang direncanakan maka perlu dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga peralatan pabrik dengan mengadakan perbaikan atau pergantian yang diperlukan.

PKS PT. Multimas Nabati Asahan menetapkan program pemeliharaan seperti General Maintenance dan Preventif Maintenance secara harian, mingguan, bulanan dan tahunan agar pabrik dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Pemeliharaan yang dilakukan unit ini mencakup pemeliharaan mesin dan peralatan pabrik, instalasi listrik, pemeliharaan unit pengolahan limbah, serta penyediaan dan perawatan suku cadang pabrik. 2. Laboratorium Laboratorium berfungsi untuk menetapkan mutu produk akhir maupun hasil dari setiap stasiun kerja. Selain hasil proses tersebut juga dianalisa kadar rendemen CPO dan inti sawit sebagai informasi untuk mengevaluasi kinerja pemasok. Analisa-analisa yang dilakukan di laboratorium PKS PT. Multimas Nabati Asahan antara lain meliputi : a. Analisa terhadap kualitas produk Analisa ini meliputi pemeriksaan terhadap persentasi FFA, air, kotoran, Dobi, Qarotene yang terkandung dalam CPO dan pemeriksaan terhadap persentasi air, kotoran, inti pecah, FFA, dan kandungan minyak dalam inti sawit. b. Analisa terhadap oil losses dan kernel losses Analisa ini meliputi pemeriksaan persentasi minyak yang masih terkandung dalam air kondensat sterilizer, tandan kosong, ampas proses pengepresan, biji, sludge centrifuge. Dan pemeriksaan persentasi kernel yang ada di cyclone fibre, shell hopper.

c. Analisa terhadap Ekstraksi Analisa ini meliputi perhitungan terhadap persentasi dari rata-rata ekstraksi minyak, rata-rata ekstraksi minyak, efisiensi ektraksi minyak, efisiensi ekstraksi kernel. 3. Unit Penanganan Limbah Sistem penanganan limbah cair (waste) yang dihasilkan dari proses produksi PKS PT. Multimas Nabati Asahan dapat dilihat pada Gambar 2.3. 2.8. Safety and Fire Protection Safety and Fire Protection yang ada di PKS PT. Multimas Nabati Asahan didukung oleh sarana dan prasarana yang disediakan oleh perusahaan. Adapun sarana dan prasarana tersebut antara lain: 1. Keamanan Petugas keamanan bekerja secara bergantian yang dibagi atas 3 shift dalam waktu 24 jam. Kegiatan keamanannya dilaksanakan oleh Satuan Pengaman (Satpam). 2. Keselamatan Kegiatan keselamatan kerja dilengkapi peralatan kerja pendukung yang minimal seperti sarung tangan, kaca mata pelindung, baju pelindung kimia, sepatu boot karet, sepatu safety, penutup telinga dan helm. Untuk kegiatan penanggulangan bahaya kebakaran perusahaan juga melengkapinya dengan peralatan kerja pendukung seperti; racun api, mesin pompa dan penyemprot air.

3. Kondisi Lingkungan Kerja Potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja berhubungan dengan gangguan terhadap kebisingan (noise) terdapat area kerja. PKS PT. Multimas Nabati Asahan sebenarnya telah memiliki kebijakan dalam hal safety terhadap bahaya. Namun, pelaksanaannya belum maksimal karena para pekerja belum seluruhnya yang mematuhi kebijakan yang telah dibuat. Kemungkinan terjadinya potensi kebisingan adalah di stasiun boiler dan sebagian besar pada departemen produksi. Kesadaran para pekerja akan pentingnya kebijakan yang dibuat masih sangat rendah. Sama halnya dengan sistem manajemen yang belum maksimal dalam mensosialisasikan pentingnya kebijakan yang telah dibuat.

Jalur gas 4 5 9 10 16 15 19 6 8 12 7 11 13 14 3 2 1 18 KETERANGAN GAMBAR 1. COOLING POND 960 M 3 2. MIXING/ACIDIVICATION POND I 1200 M 3 3. MIXING/ACIDIVICATION POND II 1200 M 3 4. NETRALIZATION / RETENTION POND 3280 M 3 5. ANAEROBIC DIGESTER I 1300 M 3 6. ANAEROBIC DIGESTER II 1300 M 3 7. ANAEROBIC DIGESTER III 1300 M 3 8. PREMARY CLARIFIER 250 M 3 9. ANAEROBIC DIGESTER IV 800 M 3 10. ANAEROBIC DIGESTER V 800 M 3 11. ANAEROBIC DIGESTER VI 800 M 3 12. SECONDARY CLARIFIER 250 M 3 13. TERTIARY CLARIFIER 250 M 3 14. MINI POND 15. FISH POND 1250 M 3 16. BLOWER MECHINE 17. FAT PIT TANK 18. SLURRY POND 1650 M 3 19.POLISHING POND 2650 M 3 17 Gambar 2.3. Sistem Penanganan Limbah PKS PT. Multimas Nabati Asahan